• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Inklusi SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T2 942013001 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Inklusi SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T2 942013001 BAB V"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai “Evaluasi Pelaksanaan

Program Inklusi di SD Negeri Klero 02 Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang”, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen

context, bahwa pelaksanaan program inklusi

disekolah ini adanya penunjukan dari dinas.

Sekolah sudah mempunyai ijin dan pedoman

dalam melaksanakan program inklusi.

Sekolah telah bekerjasama dengan lembaga

lain yang terkait. Populasi yang dilayani

sudah sesuai dengan Permendiknas No.

70/2009 pasal 3 ayat 1, dimana ABK yang

dimaksud adalah anak dengan kebutuhan

khusus dalam kategori ringan hingga sedang

serta bisa ditangani oleh sekolah.

2. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen

input, menunjukkan ketersediaan sarpras

secara umum sudah memenuhi kebutuhan

semua siswa. Namun ketersediaan sarpras

khusus bagi ABK belum memadai. Kurikulum

(2)

90

peserta didik. Pelatihan khusus bagi guru

yang ada di sekolah belum merata. Sekolah

juga belum memiliki GPK yang sesuai dengan

kompetensinya.

3. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen

process, Kompetensi guru cukup memadai

dalam menangani ABK, penanganan

diberikan secara individual. Pembiayaan

pelaksanaan program di sekolah masih

diambil dari alokasi dana BOS. Selain itu

belum ada monitoring lebih lanjut dari dinas

terkait.

4. Berdasarkan evaluasi terhadap komponen

product, dampak dari pelaksanaan program

terletak pada perkembangan prestasi ABK.

Perkembangan akademik dan non akademik

ABK cukup baik. Sementara, jumlah ABK

yang terlayani tergolong variatif dan semua

ABK dilayani sekolah dengan menyesuaikan

terhadap keadaan dan kemampuan sekolah.

5. Pendukung pelaksanaan program inklusi

yaitu antusias masyarakat sekitar yang

mempunyai ABK menyekolahkan anaknya di

SD Negeri Klero 02. Selain pendukung masih

banyak faktor penghambat dalam

(3)

91

yaitu belum ada GPK yang sesuai dengan

kompetensi, keterbatasan guru dalam

menangani ABK, kesadaran orang tua

mengenai program inklusi, sarpras yang

kurang memadai bagi ABK, pendanaan,

monitoring dan evaluasi dari dinas.

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat

untuk menambah pengetahuan tentang evaluasi

program inklusi. Saran yang dapat diberikan

dalam pelaksanaan program pendidikan inklusif di

SD Negeri Klero 02 adalah sebagai berikut:

1. Guru dan kepala sekolah perlu mengikuti kegiatan diklat dalam penanganan ABK,

pelatihan khusus dan sejenisnya. Saling

berbagi pengalaman dengan guru lain baik

dalam perencanaan pembelajaran,

penanganan ABK, dan evaluasi.

2. Sekolah perlu melibatkan dan bekerja sama

dengan orang tua ABK dalam hal

penyampaian evaluasi, perkembangan atau

pencapaian prestasi ABK baik di kelas

maupun di luar kelas. Dengan demikian,

orang tua bisa berkontribusi terhadap

(4)

92

untuk memperoleh bantuan dana dan sarpras

khusus bagi ABK.

3. Dinas perlu melakukan monitoring dan

evaluasi secara seksama dan berkelanjutan

terhadap pelaksanaan program inklusi.

Program yang sudah direncanakan apakah

sudah sesuai tujuan. Selanjutnya dinas

pendidikan dapat membuat kebijakan

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Sekolah diharapkan untuk menerapkan kebijakan yang jelas mengenai tugas-tugas pokok guru BK sehingga tidak melibatkan guru BK dalam setiap operasional sekolah dan

adalah dengan menata kelembagaan sekolah, melibatkan seluruh stakeholders sekolah baik itu guru, siswa, orangtua, komite sekolah, dan masyarakat dalam pengembangan sekolah, dan

Bagi pengawas sekolah, disarankan untuk memberikan motivasi kepada kepala sekolah dan guru agar guru – guru tidak hanya aktif dalam mengajar saja namun guru –

Pada kegiatan perencanaan tindakan peneliti dan guru kelas sudah berlatih bersama (coaching) mengenai kesulitan dalam menyampaikan materi. Akan tetapi peneliti berperan

4.Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat membedakan antara pengungkit, bidang miring, katrol dan roda dengan benar.. Pesawat sedehana yang dibedakan berdasarkan

1) Mengamati sarana dan prasarana sekolah yang ada , yaitu ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, ruang ketrampilan, ruang tata usaha, kamar

6 memperoleh data bahwa evaluasi peran kepala sekolah meningkatkan kualitas guru dan evaluasi peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sudah berjalan

Penelitian Rohmah (2014), dengan judul ”Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru”, menghasilkan: Komunikasi dan kerjasama kepala sekolah dalam