• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Pemanfaatan Perpustakaan Melalui Reward di SMA Negeri 1 Pringsurat Kabupaten Temanggung T2 942014703 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Pemanfaatan Perpustakaan Melalui Reward di SMA Negeri 1 Pringsurat Kabupaten Temanggung T2 942014703 BAB II"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber

Belajar

Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan suatu bagian penting dari komponen pendidikan yang keberadaannya tidak dapa dipisahkan dari lingkungan sekolah.

Dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan Basuki (1991) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan pendidikan pada umumnya. Perpustakaan juga diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Basuki:1994).

(2)

12

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kegiatan pokok dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan Prasekolah, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah diantaranya adalah peningkatan penyediaan penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk buku dan alat peraga pendidikan, perpustakaan dan laboratorium bagi sekolah negeri dan swasta secara bertahap.

Suryana (1997:1) mengemukakan bahwa, “Perpustakaan sekolah adalah sebuah ruangan atau gedung yang berisi buku–buku dan bahan lainnya yang disusun secara sistematis”. Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah selain sebagai tempat untuk menyimpan koleksi juga secara aktif menjadi sumber informasi bagi penggunanya. Sedangkan menurut Surachman (2007:2) pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada Kepala Sekolah, yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan.

(3)

13

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang merupakan bagian internal dari sekolah yang menjadi sumber dan sarana belajar untuk membantu dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

2.1.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Sebagai sarana dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar perpustakaan sekolah juga memiliki tujuan, fungsi dan manfaat yang cukup besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

2.1.1.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah

(4)

14

bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Kemudian Sutarno (2006) “tujuan perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiaa membaca dan berbudaya tinggi”. selanjutnya Rachmad (2007) menyatakan bahwa perpustakaan sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah menjadi tempat yang menyediakan berbagai ilmu pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan kurikulum sehingga menjadi tempat dimana para siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan kebiasaan positif lainnya serta menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi mereka.

2.1.1.2. Fungsi Perpustakaan sekolah

(5)

15

bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan), (d) pusat belajar mandiri siswa.

Sedangkan Kurniati (2007:9) berpendapat secara garis besar tugas dan fungsi perpustakaan adalah : (a) Sebagai pusat belajar mengajar, perpustakaan sekolah membantu program pendidikan pada umumnya serta sesuai tujuan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi. Bagi guru perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan, (b) membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran dikelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan, (c) mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri, (d) membantu anak mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya, (e) membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan kemudian anak mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya, (f) perpustkaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan fiksi, (g) perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid.

(6)

16

a) Fungsi Edukatif

Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku baik fiksi maupun non fiksi. Adanya buku tersebut membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok.

b) Fungsi Informatif

Perpustakaan yang menyediakan bahan-bahan baik buku maupun bukan buku seperti majalah, bulletin, surat kabar, kliping, peta, bahan-bahan cetak, CD, dan kaset. Semua ini akan memberikan informasi yang diperlukan oleh siswa.

c) Fungsi Tanggung Jawab Administratif

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah meliputi pengelolaan koleksi, sirkulasi, keanggotaan dan sebagainya, dimana setiap ada pinjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh petugas perpustakaan.

d) Fungsi Riset

Perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru dapat mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang perlukan.

e) Fungsi Rekreatif

(7)

17

buku-buku, novel, roman, majalah, surat kabar dan sebagainya.

Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat bahwa seharusnya perpustakaan menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan hanya menjadi srana pelengkap bagi keberadaan sebuah sekolah.

2.1.2 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang artinya guna atau faedah, yang mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses atau perbuatan memanfaatkan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002) disebutkan bahwa pemanfaatan memiliki makna “proses, cara atau perbuatan memanfaatkan”. Pengertian di atas menekankan bahwa pemanfaatan adalah tindakan yang sengaja dilakukan oleh individu untuk mendapatkan faedah atau manfaat. Lebih lanjut Poerwadarminto (2002:125) pemanfaatan adalah suatu kegiatan, proses, cara atau perbuatan menjadikan suatu yang ada menjadi bermanfaat. Sedangkan kemanfaatan itu sendiri menurut Chin dan Todd (1995) kemanfaatan dapat berupa kemanfaatan suatu faktor seperti pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan meningkatkan kinerja pekerjaan.

(8)

18

siswa dalam memanfaatkan segala fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan sekolah untuk mendukung proses kemajuan belajarnya. Kemanfaatan yang didapat dari pemanfaatan perpustakaan sekolah bisa berupa mempermudah siswa dalam mencari referensi belajarnya, lebih efektif dalam belajar karena semua fasilitas dan informasi sudah disediakan dan dapat dicari di perpustakaan, sehingga mampu meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut.

Indikator pemanfaatan perpustakaan, Komariah (2009) adalah frekuaensi seseorang memanfaatakan perpustakaan dan tujuan dia memanfaatkan perpustakaan. lebih lanjut menurut Agustin (2003), bahwa indikator dalam pemanfaatan perpustakaan diantaranya frekuensi dan intensitas. Dari pernyataan di atas dapat ditarik pengertian bahwa kualitas penggunaan perpustakaan dapat dilihat dari frekuensi pemanfaatan perpustakaan, intensitas pemanfaatan perpustakaan, dan motif atau tujuan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan, dalam hal ini perpustakaan sekolah.

Menurut Handoko dalam Handayani (2007 : 28) dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

(9)

19

(c). Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu

b. Faktor eksternal yang meliputi: (1). Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan informasinya oleh mahasiswa, (2). Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu keterampilan pustakawan dalam melayani mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan mereka dalam memberikan layanan, (3). Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses koleksi perpustakaan.

Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan beberapa cara yaitu membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan berbagai jenis koleksi yang ada di perpustakaan.

(10)

20

yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan melalui kepuasan pengguna. Didalam sebuah organisasi atau penyedia jasa informasi mempunyai tujuan untuk memberikan kepuasan pengguna dalam pelayanan produk atau jasa yang diberikan kepada pengguna. Di dalam perpustakaan, kepuasan pengguna merupakan aspek terpenting dalam pengolahan perpustakaan karena dengan kepuasan pengguna tersebut perpustakaan akan mengetahui nilai kelayakan pada informasi yang diberikan. “ costumer satisfaction is the costumer’s overall feeling of contentment with a costumer interaction. Costumer satisfaction recognizes the difference between

costumer expectations and costumer perception” ( Harris,

2003).

(11)

21

lalu untuk mengkonsumsi produk, (c) pengalaman dari orang lain dalam menceritakan produk, (d) komunikasi melalui iklan dan pemasaran.

2.2.

Perpustakaan Sekolah Ideal

Perpustakaan sekolah yang baik dan memuaskan bagi para pengguna bersifat relatif, tetapi bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan sama sekali. Relatif ini disebabkan oleh kondisi dari masing – masing sekolah.

Perpustakaan sekolah mempunyai peran penting dalam membuka cakrawala masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Oleh karena itu, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan elektronik.

Perpustakaan yang ideal harus berpedoman pada Standar Nasional Perpustakaan. Dalam Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab II pasal 11 ayat 1 dijelaskan bahwa standar nasional perpustkaan terdiri dari : Standar koleksi perpustakaan, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan dan standar pengelolaan.

2.2.1. Standar Koleksi Perpustakaan Sekolah

(12)

22

a. buku (buku teks, buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi dan buku biografi); b. terbitan berkala (majalah, surat kabar);

c. Audiovisual;

d. layanan teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan untuk jumlah koleksi perpustakaan sekolah :

a. Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan format sekurang-kurangnya :

1) buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per peserta didik

2) buku panduan pendidik 1 eksemplar per mata pelajaran per guru bidang studi

3) buku pengayaan dengan perbandingan 70% nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.000 judul, 7 sampai 12 rombongan belajar umlah buku sebanyak 1.500 judul, 13 sampai 18 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul.

(13)

23

c. Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah dan tiga judul surat kabar.

2.2.2.Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan Sekolah

Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011 standar sarana dan prasarana perpustakaan meliputi:

a. Gedung/ruang

- Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar seluas 112 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 168 M2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M2, 19 sampai 27 rombongan belajar seluas 280 M2. Lebar minimal ruang perpustakaan 5 M2.

- Pengaturan ruang secara teknis mengikuti ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah(SMA/MA).

b. Area

Gedung/ruang perpustakaan sekurang-kurangnya meliputi: area koleksi, area baca, area kerja, dan area multimedia.

c. Sarana

(14)

24

rak majalah (1 buah), rak surat Kabar (1 buah), meja baca (15 buah), kursi baca (30 buah), kursi kerja (3 buah), meja kerja (3 buah), lemari katalog (1 buah), lLemari (2 buah), papan pengumuman (1 buah), meja sirkulasi (1 buah), majalah dinding (1 buah), rak buku referensi (2 buah), perangkat komputer dan mejanya untuk keperluan administrasi (1 buah), perangkat komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk keperluan pemustaka (2 buah), perangkat komputer, meja dan fasilitas katalog publik online untuk keperluan pemustaka (1 buah), TV (1 buah), pemutar VCD/DVD (1 buah), tempat sampah (3 buah), jam dinding (2 buah).

d. Lokasi perpustakaan

Lokasi perpustakaan berada di pusat kegiatan pembelajaran dan mudah dilihat serta mudah dijangkau oleh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.

2.2.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah

a. Jam buka perpustakaan

Perpustakaan menyediakan layanan kepada pemustaka sekurang-kurangnya delapan jam per hari kerja.

b. Jenis layanan perpustakaan

(15)

25

c. Program wajib kunjung perpustakaan

Sekolah memiliki program wajib kunjung perpustakaan sekurang-kurangnya satu jam pelajaran/kelas/minggu.

d. Program iiterasi informasi

Perpustakaan memiliki program Iiterasi informasi sekurang-kurangnya empat kali setahun untuk setiap tingkatan kelas.

e. Promosi perpustakaan

Perpustakaan melakukan promosi perpustakaan sekurang-kurangnya dalam bentuk: brosur/selebaran, daftar buku baru, majalah dinding perpustakaan, lomba yang berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan.

f. Laporan kegiatan layanan (statistik)

Perpustakaan membuat laporan kegiatan layanan perpustakaan (statistik) sekurang – kurangnya berupa laporan bulanan dan laporan tahunan.

g. Kerjasama perpustakaan

Perpustakaan melakukan pengembangan perpustakaan dengan cara mengadakan kerjasama dengan: perpustakaan sekolah lain, perpustakaan umum, komite sekolah, lembaga yang berkaitan dengan pendidikan.

h. Integrasi dengan kurikulum

(16)

26

kegiatan mendorong kegemaran membaca melalui: lomba sinopsis, gelar wicara (talk show)

tentang buku, lomba mengarang berbagai bentuk tulisan (puisi, prosa, esai).

2) Pembelajaran bidang studi di perpustakaan di bawah asuhan guru dan pustakawan.

3) Pengajaran program Iiterasi informasi.

4) Terlibat dalam merencanakan perangkat pembelajaran.

5) Membantu guru mengakses dan mendayagunakan informasi publik.

6) Menyelenggarakan kegiatan membaca buku elektronik.

7) Membantu guru mengidentifikasi materi pengajaran.

8) Membantu guru mengidentifikasi sumber rujukan dan referensi materi pengajaran

Menurut Darmono dalam pelaksanaannya, kegiatan pelayanan perpustakaan harus memperhatikan asas layanan sebagai berikut:

a. Selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan.

(17)

27

c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi layanan. Peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berlanjut dengan baik.

Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik.

2.2.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah

Jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah Perpustakaan dikelola oleh tenaga perpustakaan sekurang-kurangnya 1 orang. Bila perpustakaaan sekolah/madrasah memiliki lebih dari enam rombongan belajar, maka sekolah diwajibkan memiliki tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya 2 orang. Kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan. Gaji tenaga perpustakaan tidak tetap minimal setara dengan upah minimum regional (UMR).

(18)

28 2.2.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah/madrasah memiliki visi, misi dan kebijakan pengembangan (strategis) yang dituangkan secara tertulis dan disyahkan oleh kepala sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah seyogyanya melaksanakan fungsi manajemen sebagai dasar pengelolaannya, yaitu :

a. Perencanaan perpustakaan meliputi : visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan

b. Pengorganisasian meliputi: struktur organisasi, sumber daya manusia, bahan pustaka, tempat/ruang perpustakaan, dan mekanisme kerja perpustakaan

c. Pelaksanaan meliputi: layanan teknis dan layanan baca

d. Pengendalian meliputi: pengawasan dan pelaporan.

(19)

29

pelengkap untuk memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual; (4) Fungsi riset atau penelitian, koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

2.3.

Reward (Penghargaan)

2.3.1. Definisi Penghargaan

Maslow (dalam Wantah, 2005) mengatakan bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan pokok yang mendorong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya. Penghargaan adalah unsure disiplin yang sangat penting dalam mengambangkan diri dan tingkah laku anak. Seseorang akan terus berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan disipin apabila pelaksanaan disiplin itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang kemudian mendapatkan penghargaan.

(20)

30

disini tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam artian mendidik siswa dalam bertingkah laku yang baik.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa penghargaan adalah suatu hal yang positif yang diperoleh anak karena anak telah mempu menunjukkan perbuatan atau pekerjaan yang baik. Pemberiaan penghargaan kepada anak dapat meningkatkan rasa percaya diri dan anak akan memiliki kecenderungan untuk terus berupaya melakukan kegiatan dan kerja yang baik serta akan melakukan aktivitas sesuai aturan yang berlaku.

2.3.2. Fungsi Penghargaan

Purwanto (2006) menjelaskan bahwa

penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi kedisiplinannya. Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan aturan yang berlaku.

Wantah (2005) mengemukakan fungsi dari

pemberian penghargaan adalah sebagai berikut. 1) Penghargaan mempunyai nilai mendidik.

(21)

31

2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak untuk mengulangi atau mempertahankan yang disetujui secara social. Pengalaman anak mendapat penghargaan yang menyenangkan akan memperkuat motivasi anak untuk bertingkah laku yang baik. Dengan adanya penghargaan anak akan berusaha sedenikian rupa untuk berperilaku lenih baik agar mendapatkan penghargaan.

3) Penghargaan berfungsi memperkuat perilaku yang disetujui secara sosioal. Apabila anak berperilaku sesuai yang diharapkan secara berkesinambungan dan konsisten, ketika perilaku itu dihargai, anak akan merasa bangga. Kebanggan itu akan menjamin anak untuk terus mengulangi dan bahkan meningkatkan kualitas perilaku tersebut.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pemberian penghargaan dapat dapat memberikan kepuasan kepada anak, kepuasan tersebut akan mendorong motivasi kepada anak untuk terus melakukan hal-hal yang baik bahkan meningkatkan kualitas perilaku tersebut.

2.3.3. Macam-Macam Penghargaan

Indrakusuma (2001) menjelaskan macam-macam bentuk penghargaan antara lain: pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda penghargaan.

1) Pujian

Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali, dan sebagainya. Selain berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda, misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol),dengan menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan, dan sebagainya.

2) Penghormatan

(22)

32

teman dan orang tuanya. Misalnya pada acara pembagian raport diumumkan dan ditampilkan siswa yang memperoleh rangking terbaik. Kedua, penghormatan dalam bentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan seuatu. Misalnya, siswa yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya.

3) Hadiah

Hadiah adalah penghargaan dalam bentuk barang. Penghargaan yang berbentuk barang ini yang disebut penghargaan materiil. Hadiah dalam bentuk barang ini dapat terdiri dari alat-alat sekolah (pensil, penggaris, buku pelajaran, kaos, permainan, juga bias berupa uang).

4) Tanda penghargaan

Jika hadiah adalah penghargaan yang berupa barang, tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut. Tanda penghargaan dinilai dari segi kesan dan nilai kenangannya. Penghargaan ini disebut juga penghargaan simbolis. Penghargaan simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat surat tanda jasa, sertifikat, piala, dan sebagainya.

Purwanto (2006) memberikan pendapat tentang macam-macam penghargaan antara lain:

1) Guru mengangguk-angguk sebagai suatu tanda senang dan membenarkan jawaban yang berikan oleh siswa.

2) guru memberikan kata-kata menggembirakan (pujian)

3) penghargaan dapat berupa pekerjaan. Misalnya siswa diberikan soal yang sulit untuk dikerjakan karena soal yang mudah berhasil dikerjakan. 4) Penghargaan yang ditujukan kepada seluruh

kelas, misalnya bernyanyi atau berwisata bersama

5) Penghargaan dapat berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak, missal pensil, buku,dan benda menarik lainya.

(23)

33

membuat siswa senang dan berusaha untuk berperilaku lebih baik.

2.3.4. Syarat-Syarat Penghargaan

Memberikan penghargaan bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya syarat yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan penghargaan. Purwanto (2006) menyebutkan syarat-syarat penghargaan adalah sebagai berikut:

1) Untuk memberikan penghargaan yang pedagogis, guru harus mengenal betul-betul siswanya

2) Penghargaan yang diberikan kepada siswa janganlah hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi siswa yang lain.

3) Penghargaan diberikan dengan hemat, artinya tidak terus menerus atau terlalu sering

4) Jangan member penghargaan dengan menjanjikan terlebih dahulu sebelum siswa menunjukkan prestasi kerjanya

5) Guru harus hati-hati dalam memberikan penghargaan, jangan sampai penghargaan yang diberikan dianggap sebagai upah dari jerih payah yng telah dilakukan siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, agar pemberian penghargaan dapat dilakukan dengan baik, maka guru harus memahami syarat-syarat pemberian penghargaan dengan baik. Dengan demikian kebermaknaan dari pemberian penghargaan tersebut akan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

2.3.5. Reward Dapat Meningkatkan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

(24)

34

perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ratnawati (2014) membuktikan bahwa maksimalisasi program reward mampu meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia kelas IV di Sekolah Dasar, dampak positifnya para siswa lebih aktif dan rajin ke perpustakaan untuk belajar dan meminjam buku. Hal tersebut menekankan dengan memaksimalkan program reward mulai dari memberikan penghargaan kepada pengunjung teraktif, memperbaikai fasilitas termasuk melengkapi koleksi perpustakaan, memperbaiki layanan perpustakaan. dangan perbaikan semacam itu ternyata berdampak positif dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Lebih lanjut Suwajiningsih (2012) pemberian

reward kepada siswa yang memanfaatkan

perpustakaan sebagai sumber belajar di MTs Negeri 2 Semarang terbukti mampu memotivasi siswa sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah pengunjung perpustakaan sekolah. Setyowulandari dan Suharso (2014) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pemberian reward dengan peningkatan minat kunjungan mahasiswa ke Perpustakaan Politeknik Semarang

Beberapa hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan memberikan stimulus berupa reward

(25)

35

lingkungan (dalam Nurhidayati, 2012). Teori behavior ini menjelaskan bahwa untuk membentuk tingkah laku atau karakter individu maka perlu dilakukan pengondisian, pengaturan lingkungan sedemikian rupa sehingga individu tersebut merasa tertarik ataupun larut dalam suatu sistem atau mekanisme yang dibentuk. Oleh karena kebiasaan yang dilakukan individu secara terus menerus akan terbentuk suatu tingkah laku, sikap atau karakter sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan stimulus berupa reward mampu memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu mampu mengubah tingkah laku atau kebiasaan siswa yang sebelumnya jarang memanfaatkan perpustakaan sekolah menjadi sering dan intensif memanfaatkan perpustakaan sekolah.

2.4.

Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati (2014) tentang Maksimalisasi Program

Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat

(26)

36

display buku, menjalin kerjasama dengan perpustakaan keliling, promosi perputakaan melalui

leaflet dan pameran buku baru, member motivasi dan

tugas kepada siswa, memberi reward, memberikan pelayanan lebih baik, program membaca maasl dan lomba madding, (3) dampak positif adalah para siswa lebih aktif dan rajin ke perpustakaan untuk belajar dan meminjam buku, prestasi siswa semakin meningkat.

Penelitian di atas menjelaskan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia dengan cara maksimalisasi program reward. Tindakan yang dilakukan meliputi memperbaiki kondisi perpustakaan sesuai dengan aspek-aspek standar perpustakaan ideal, memeberikan reward sebagai stimulus minat siswa dalam memanfatkan peputakaan. Upaya tersebut berhasil dibuktikan dengan meningkatnya jumlah kunjungan perpustakaan oleh siswa dan meningkatnya prestasi belajar siswa dengan mendapatkan nilai pelajaran Bahasa Indonesia di atas KKM.

(27)

37

Negeri Semarang tergolong dalam kategori baik, hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner dengan perolehan nilai 11% menyatakan sangat setuju, 48% menyatakan setuju, 38% menyatakan tidak setuju, dan 4% menyatakan sanat tidak setuju, (2) terdapat hubungan yang positif antara pemberian reward dengan peningkatan minat kunjungan mahasiswa ke perputakaan Politeknik Negeri Semarang. Hal ini terbukti dari hasil analisis statistik dengan korelasi

product moment diperoleh r hitung = 0.836 dan r tabel =

0.202, dengan sig 0.000.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada jenis penelitiannya. Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan memberikan kuesioner kepada responden, yang menyatakan bahwa mahasiswa paling banyak menyatakan setuju dengan adanya reward yaitu sebesar 48%. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa dengan reward mampu meningkatkan minat belajar siswa.

(28)

38

ini indikator yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah intensitas siswa datang ke perpustakaan, tujuan datang ke perpustakaan, fasilitas dan jenis koleksi perpustakaan, manfaat perpustakaan bagi siswa dan suasana perpustakaan. Untuk melihat hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa maka dilakukan uji korelasi sehingga diperoleh hasilnya adalah 53,44 %. Berdasarkan uji korelasi tersebut, maka terdapat hubungan yang kuat antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa. Selain itu, berdasarkan uji signifikansi terdapat hubungan yang signifikansi antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 3 Medan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

(29)

39

kelas. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan koefisien determinasinya adalah 0,415 artinya kontribusi yang dihasilkan oleh varian dari pemanfaatan koleksi perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 41,5 % .

2.5.

Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Peneliti yang lain maupun ahli pemograman komputer diharapkan dapat mengembangkan lagi desain sistem ini mengingat sistem ini belum mencangkupi penggunaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang sesuai dengan harapan akan membuat para pelanggan tidak terlepas dari kinerja karyawan bengkel AUTO

”Ada sedikit keseragaman (uniformity) dalam hubungannya dengan jumlah kategori jawaban, dan tidak ada keseragaman sama sekali mengenai jumlah pernyataan dalam mengukur suatu

[r]

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Tidak dalam pengawasan pengadilan tidak pailit kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak

Bengkulu akan mengadakan evaluasi ulang seluruh berkas perusahaan penawaran yang masuk. ke Panitia Pengadaan Barang