• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Produksi Jamu Bubuk Otomatis T1 612011058 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Produksi Jamu Bubuk Otomatis T1 612011058 BAB IV"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasikan

beserta analisis dari hasil pengujian. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui

perkembangan dari perancangan sistem yang sudah dibahas pada BAB III serta untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dari spesifikasi yang telah diajukan.

4.1. Pengujian Sensor Suhu

Pada pengujian sensor suhu untuk sistem ini menggunakan kompor gas,

Thermocouple Type-K, dan modul MAX6675. Modul MAX6675 ini digunakan

untuk menguatkan output dari Chromel dan Alumel yang terdapat pada

Thermocouple dan juga untuk mengkonversi suhu secara serial dari Thermocouple.

Suhu yang dihasilkan oleh Infrared Laser Thermometer Fluke 568 akan

dibandingkan dengan keluaran dari sensor suhu Thermocouple.

Kompor sebagai pemanas dihidupkan dan mulai memanaskan ruangan

pemanas dari suhu ruangan sampai dengan suhu 90o C, pada pengujian ini penulis

menggunakan suhu ruangan lab skripsi yaitu 31o C, kemudian suhu dibaca oleh

sensor suhu Thermocouple kemudian dikonversi oleh modul IC MAX6675

dengan komunikasi serial dan didapat perbedaan suhu maksimal sebesar 1,6o C

dari data yang terukur oleh Infrared Laser Thermometer Type-K 568, hal ini bisa

terjadi karena disebabkan oleh keakuratan Infrared Laser Thermometer Type-K

568 lebih tinggi dibandingkan dengan keakuratan sensor suhu Thermocouple

K degan modul MAX6675. Keakuratan Infrared Laser Thermometer

Type-K 568 adalah 1o C sedangkan untuk keakuratan Thermocouple Type-K dengan

modul MAX6675 adalah sebesar 1.5o C. Perbedaan pengukuran yang dihasilkan

sensor suhu Thermocouple Type-K dengan Infrared Laser Thermometer Type-K

(2)

30

Tabel 4.1.

Perbandingan Pengukuran Suhu

waktu (menit)

Suhu yang terukur Thermocouple Type-K (oC)

Suhu yang terukur Infrared Laser Thermometer Type-K 568 (oC)

Ralat

Thermocouple Type-K disesuaikan, dengan menggunakan rumus :

� =

��� � �

(4.1)

Dengan X : suhu yang diinginkan (oC)

Nilai ADC : read ADC pada mikrokontroler

Z : pembagi, atau nilai yang akan dicari

Misalkan kita menginginkan suhu awal (suhu ruangan) yang terukur pada

Thermocouple adalah 31o C dan ADC mikrokontroler adalah 126, maka :

=

= ,

Nilai 4.06 inilah yang digunakan program untuk merubah nilai ADC

(3)

31 4.2. Pengujian Adanya Api

Pada pengujian adanya api ini menggunakan sensor api yaitu UV Tron dan

kompor. Kompor sebagai sumber api dinyalakan maka UV Tron akan medeteksi

ada tidaknya api. Pada pengujian ini penulis menggunakan penggaris untuk

mengukur jarak antara UV Tron dengan sumber api yaitu kompor.

Ada tidaknya api pada saat UV Tron mendeteksi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Jarak UV Tron dengan Kompor

Dari hasil pengujian ada tidaknya api yang dilakukan tidak didapatkan tidak

adanya api, dikarenakan UV Tron dapat mendeteksi api hingga 5 meter.

4.3. Pengujian Tampilan LCD 20 x 4

Pada pengujian tampilan LCD digunakan sebuah LCD berkarakter 20 × 4.

LCD disini berfungsi untuk menampilkan data input yang akan di inputkan oleh

user. User bisa memilih untuk lama pemrosesan memasak jamu 1 jam, 2 jam, atau

Jarak

Percobaan 1

Percobaan 2

(4)

32

3 jam. User dapat memilih dengan menekan switch button yang tersedia. LCD ini

juga berfungsi untuk menampilkan lama pemrosesan yang telah user pilih, waktu

dan tanggal saat ini, suhu, dan derajat buka keran gas menggunakan servo.

Berikut adalah tampilan LCD 20 × 4 dari hasil pengujian :

Gambar 4.1. Tampilan utama LCD pada alat

Gambar 4.1. di atas menampilkan tampilan utama ketika pertama kali alat ini hidup. User bisa memilih lama pemrosesan 1 jam, 2 jam, atau 3 jam terlebih dahulu

dengan menekan switch button yang telah tersedia.

Gambar 4.2. Tampilan ketika alat sedang melakukan lama pemrosesan 1 jam

Pada Gambar 4.2. di atas adalah tampilan yang dihasilkan ketika user menekan switch button lama pemrosesan 1 jam yang mana sistem ini sedang

(5)

33 4.4. Pengujian Relay dan Motor AC

Pengujian Relay 5 Volt ini untuk melihat seberapa cepat respon Motor AC,

ketika Relay 5 Volt mendapatkan inputan dari mikrokontroler dan ketika inputan

dari mikrokontroler terhenti.

Tabel 4.3. Hasil pengujian Relay 5 Volt

Relay Waktu yang di perlukan Motor AC

Percobaan ke-1 Hidup 00:00 detik

Mati 07:78 detik

Percobaan ke-2 Hidup 00:00 detik

Mati 07:67 detik

Percobaan ke-3 Hidup 00:00 detik

Mati 07:32 detik

Percobaan ke-4 Hidup 00:00 detik

Mati 07:27 detik

Percobaan ke-5 Hidup 00:00 detik

Mati 07:16 detik

Dari hasil pengujian Relay 5 Volt yang di dapatkan menunjukkan bahwa

Relay dapat bekerja dengan tepat waktu sesuai dengan signal input dari

mikrokontroler. Dan pada Motor AC, sewaktu Relay on Motor langsung aktif dan

ketika Relay off Motor membutuhkan waktu untuk dapat berhenti. Dari pengujian

yang di dapatkan di atas, pada detik ke 7 Relay off dan lama waktu yang di

butuhkan oleh Motor AC untuk berhenti paling lama adalah 78 miliseconds dan

yang paling cepat adalah 16 miliseconds.

4.5. Pengujian RTC (Real Time Clock)

Pengujian nilai RTC yang dihasilkan ini adalah untuk menguji pembacaan

nilai RTC terhadap waktu yang ada di laptop.

(6)

34

Tabel 4.4. Hasil Pengujian RTC (Real Time Clock).

Terdapat perbedaan selisih 23 detik atau 24 detik antara laptop dan RTC.

4.6. Pengujian rpm(rotasi per menit) Pengaduk

Pada pengujian rpm pengaduk ini di gunakan pengaduk berbahan besi

dengan 2 sirip pengaduk. Pengaduk memiliki tinggi 88 cm, dengan sirip

pengaduk pertama memiliki lebar 28 cm, dan lebar sirip pengaduk ke dua adalah

60 cm. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan ketepatan rpm (rotasi per

menit) pengaduk yang di gunakan pada alat ini.

Hasil pengujian rpm (rotasi per menit) dapat di lihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian rpm (rotasi per menit) Pengaduk

Hasil pengujian tidak sama dengan spesifikasi alat dikarenakan pulley yang

terpasang pada Motor AC berdiameter tidak 7 cm, tetapi 7,5 cm, dan pulley pada

gear box berdiameter 11,6 cm. Hal ini yang menyebabkan rpm (rotasi per menit)

dari pengaduk tidak 14 rpm.

Laptop RTC Selisih

percobaan waktu (menit) rpm (rotasi per menit) pengaduk

1 1 15 rad/s

2 1 15 rad/s

3 1 15 rad/s

4 1 15 rad/s

(7)

35

Pulley dengan diameter 7,5 cm tidak terdapat di pasaran pada umumnya di

karenakan ukurannya yang tanggung. Dan bila menggunakan pulley berdiameter

7,5 cm yang terpasang pada Motor AC, pulley yang terpasang pada gear box

seharusnya berdiameter 12,5 cm agar mendapatkan rpm (rotasi per menit) 14 rpm

pada pengaduk. Pulley yang berdiameter 12,5 cm juga tidak terdapat di pasaran

pada umumnya, karena ukurannya yang juga tanggung.

Hal ini dapat di perhitungkan menggunakan perhitungan yang terdapat pada

BAB III. Perhitungan sebagai berikut :

Diketahui : D1 = pulley pada Motor AC = 7,5 cm

masuk pada gear box yang telah di pasang pulley adalah 905,172 rpm. Rpm (rotasi

per menit) pada pengaduk dapat di perhitungkan dengan perhitungan sebagai

berikut :

Rasio � � � = � � �� �

= � ,

, �

(8)

36

, � = � � �

� = � � �

Dengan perhitungan di atas di dapatkan bahwa perbedaan diameter pulley

dapat mempengaruhi rpm (rotasi per menit) dari pengaduk.

4.7. Pengujian Alat

Pada pengujian ini alat akan diuji berdasarkan waktu yang telah di tentukan,

waktu yang telah di tentukan adalah 1 jam, 2 jam, atau 3 jam lama pemrosesan.

Hasil pengujian lama pemrosesan dapat di lihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Tabel Hasil Pengujian Alat

Lama Pemrosesan Hasil Pemrosesan

semakin lama semakin mengecil. Karena api yang semakin lama semakin mengecil

maka suhu dalam pemrosesan 1 jam tidak mencukupi dalam pemrosesan 1 jam.

Lama pemrosesan 1 jam membutuhkan suhu dari 75 oC hingga 85 oC.

Pada lama pemrosesan 2 jam dan 3 jam, jamu sudah menjadi serbuk, dimana

pada pemrosesan 2 jam dan 3 jam ini sudah memenuhi suhu yang sesuai dan api

yang sesuai.

Berikut adalah hasil yang di dapatkan pada pengujian alat pada proses 1

(9)

37 1. Proses 1 Jam

Gambar 4.3. Jamu jahe ketika awal mulai proses 1 jam

Gambar 4.3. di atas adalah jamu jahe ketika awal mulai proses

memasak selama 1 jam. Jahe masih berbentuk cairan.

(10)

38

Gambar 4.4. di atas adalah jamu jahe ketika di pertengahan proses

memasak selama 1 jam. Pada pertengahan proses memasak 1 jam ini,

terlihat jamu jahe sudah mulai mengental.

Gambar 4.5. Jamu jahe ketika akhir dari proses 1 jam

Gambar 4.5. di atas adalah jamu jahe ketika akhir dari proses

memasak selama 1 jam. Pada akhir proses memasak selama 1 jam ini,

jamu jahe tidak berhasil menjadi serbuk di karenakan api kompor

mengecil yang mengakibatkan suhu dalam memasak turun.

2. Proses 2 Jam

(11)

39

Gambar 4.6. di atas adalah ketika jamu jahe pada awal proses 2

jam. Jamu jahe masih berupa cairan.

Gambar 4.7. Jamu jahe ketika pertengahan proses 2 jam

Gambar 4.7. di atas adalah ketika jamu jahe di tengah proses

memasak 2 jam. Jamu jahe sudah mulai terlihat mengental.

Gambar 4.8. Jamu jahe ketika akhir proses 2 jam

Gambar 4.8. di atas adalah ketika jamu jahe di akhir proses

(12)

40 3. Proses 3 Jam

Gambar 4.9. Jamu jahe ketika awal proses 3 jam

Gambar 4.9. di atas adalah kondisi jamu jahe ketika di awal

mulai proses memasak selama 3 jam. Jamu jahe masih berbentuk

cairan.

(13)

41

Gambar 4.10. di atas adalah kondisi jamu jahe ketika di

pertengah proses memasak 3 jam. Jamu jahe sudah mulai mengental.

Gambar 4.11. Jamu jahe ketika akhir proses 3 jam

Gambar 4.11. di atas adalah hasil dari proses memasak selama 3

Gambar

Tabel 4.1. Perbandingan Pengukuran Suhu
Tabel 4.3. Hasil pengujian Relay 5 Volt
Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian rpm (rotasi per menit) Pengaduk
Tabel 4.6. Tabel Hasil Pengujian Alat
+6

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunia- Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat suku Bunga

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal kerja pada KP-RI Karya Husada tahun buku 2009-2012 dan untuk mengetahui besarnya tingkat

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel jumlah tanggungan keluarga, jam kerja, jarak tempuh melaut, dan musim mempunyai pengaruh yang

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Hasil regresi dengan model spatial lag with fixed effect, menunjukkan bahwa dengan adanya pertimbangan aspek spasial tersebut, dana perimbangan secara

• Kontribusi low HOSR dikarenakan permintaan HO dari Source Cell ke Neighbour Cell dalam satu BSC banyak yang Fail. • Check HO fail to the adjacent Cell

Airud, maka dengan ini kami mengundang saudara untuk hadir dalam acara pembuktian kualifikasi sesuai.. jadwal