• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PROYEK KONSTRUKSI PENANGANAN BANJIR SUNGAI CIPUNTEN AGUNG HILIR KECAMATAN LABUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PROYEK KONSTRUKSI PENANGANAN BANJIR SUNGAI CIPUNTEN AGUNG HILIR KECAMATAN LABUAN "

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PROYEK KONSTRUKSI PENANGANAN BANJIR SUNGAI CIPUNTEN AGUNG HILIR KECAMATAN LABUAN

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T)

Disusun Oleh:

YUSUP PRIYATNO 3336170019

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2022

(2)

ii

(3)
(4)

iv PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Penerapan Manajemen Risiko di Proyek Konstruksi Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan”. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa tanpa doa, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Skripsi ini, sangatlah sulit bagi Penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT atas kemudahan serta rasa sabar yang telah diberikan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

2. Suryadi sebagai Ayah yang selalu mendoakan dan mendukung setiap keputusan yang saya jalani.

3. Ratiem sebagai Ibu yang selalu mendoakan dan memberikan kata-kata semangat untuk anak-anaknya.

4. Alm. Wijaya Kusuma dan Mahesa Muhaimin selaku Adik yang selalu memberikan doa dan semangat.

5. Dr. Subekti, ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.

6. Ir. Andi Maddeppungeng, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan Penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

7. Siti Asyiah, S.Pd., MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan Penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

8. Dwi Novi Setiawati, S.T., MT selaku Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan Penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

9. Dwi Esti Intari, ST., M.Sc selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan

(5)

v

waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan Penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

10. Pihak Dinas PUPR Provinsi Banten yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan untuk menyusun Skripsi ini.

11. Seluruh Dosen Teknik Sipil FT Untirta yang telah memberikan pengajaran yang luar biasa selama saya kuliah di Untirta.

12. Keluarga besar Teknik Sipil angkatan 2017 yang telah memberikan dukungan serta lingkungan yang baik.

13. Sahabat kontrakan yang telah memberikan semangat dalam berjuang bersama selama perkuliahan.

14. Shinta Octavianti yang telah memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan Skripsi.

15. Keluarga besar LAZ HARFA Perwakilan Pandeglang yang telah memberikan doa, dukungan serta lingkungan yang baik.

16. Seluruh pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Skripsi yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata, Penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini membawa manfaat bagi para pembaca dan pengembangan ilmu.

Cilegon, 29 Juni 2022

Penulis

(6)

vi

ANALISIS PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PROYEK KONSTRUKSI PENANGANAN BANJIR SUNGAI CIPUNTEN AGUNG

HILIR KECAMATAN LABUAN Yusup Priyatno

INTISARI

Suatu proyek konstruksi pasti memiliki target waktu pengerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Namun, pada kenyataannya masih saja ada hal yang menghambat pengerjaan proyek tersebut. Salah satu penyebab terjadinya keterlambatan dalam proyek ialah adanya kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja konstruksi akibat tidak diterapkannya K3 dan Manajemen Risiko.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah telah diterapkan sistem K3 pada proyek konstruksi, untuk mengetahui hubungan penerapan sistem K3 dan penerapan manajemen risiko di proyek konstruksi, serta untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi penerapan sistem K3 dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi. Penelitian dilakukan pada proyek Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan. Metode yang digunakan adalah dengan menyebarkan kuesioner yang selanjutnya akan diisi oleh responden yang terlibat dalam proyek tersebut dibagian K3.

Analisa data menggunakan software SPSS v.20 untuk melakukan pengujian analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem K3 telah diterapkan pada proyek sebesar 64,8 %, hasil uji–F secara simultan diperoleh nilai Fhitung >Ftabel (4,325 > 4,210) sehingga adanya hubungan antara penerapan sistem K3 dengan penerapan manajemen risiko. Hasil analisa: Y = 66,602 + 5,118 X1 – 0,699 X2 – 6,995 X4 + 3,543 X7 + 0,702 X9 – 1,629 X12 + 6,053 X13 – 6,092 X18.

Dari hasil analisis didapatkan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap penerapan sistem K3 dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi yaitu telah dipasang rambu/tanda/informasi mengenai proyek di sekitar lokasi proyek dengan nilai 6,053 dan variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap penerapan sistem K3 dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi yaitu telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka didalam proyek untuk mencegah terjatuhnya pekerja dengan niai koefisien 0,699.

Kata kunci: Proyek konstruksi, K3, manajemen risiko, analisis regresi.

(7)

vii

ANALYSIS OF APPLICATION OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH SYSTEM AND IMPLEMENTATION OF RISK MANAGEMENT IN

THE CIPUNTEN AGUNG HILIR RIVER FLOOD MANAGEMENT CONSTRUCTION PROJECT, LABUAN SUB-DISTRICT

Yusup Priyatno

ABSTRACT

A constructin project must have a target time of work that must be completedquickly and precisely. However, in reality there are still things that hinder the work of the project. One of the causes of delays in projects is work accidents that occur to construction workers due to not implementing OHS and risk management. This study aims to determine whether the OHS system has been implemented in construction projects, to determine the relationship between the application of the OHS system and the application of risk management in construction projects, and to determine the dominant factors that influence the implementation of the OHS system and the application of risk management in construction projects. The research was conducted on the Cipunten Agung Hilir River Flood Management project, Labuan District. The method used is by distributing questionnaires which will then be filled ot by respondents who are involved in the project in the OHS section.

Data analysis using SPSS v.20 software o test multiple linear regression analysis.

The results showed that the OHS system had been applied to the project by 64,8%, the results of the F-test simultaneously obtained he value of Fcount >Ftable (4,325

> 4,210) so that there was a relationship between the application of the OHS system and the application of risk management. Result of analysi : Y = 66,602 + 5,118 X1 – 0,699 X2 – 6,995 X4 + 3,543 X7 + 0,702 X9 – 1,629 X12 + 6,053 X13 – 6,092 X18.

From the results of the analysis, it was found that the most dominant variable affecting the implementation of the application of risk management in construction projects is that signs/signs/imformation about the project have been installed around the project site with a value of 6,053 and the variable that has the least effect on the application of the OHS system and management application. The risk in construction projects is that a safety fence has been installed in an open space within the project to prevent the fall of workers with a coefficient value of 0,699.

Keywords: Construction project, OHS, risk management, regression analysis.

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

PRAKATA ... iv

INTISARI... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR ISTILAH ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Keaslian Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 6

2.2 Keterkaitan Penelitian ... 14

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Proyek Konstruksi ... 15

3.1.1 Definisi Proyek Konstruksi ... 15

3.1.2 Jenis Proyek Konstruksi ... 15

3.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 16

3.2.1 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 16

3.2.2 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 17

(9)

ix

3.2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 19

3.2.4 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 19

3.2.5 Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)... 20

3.2.6 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 20

3.2.7 Kecelakaan Kerja ... 21

3.3 Manajemen Risiko ... 21

3.3.1 Definisi Manajemen Risiko ... 21

3.3.2 Macam-macam Manajemen Risiko ... 24

3.3.3 Manfaat Manajemen Risiko... 25

3.3.4 Tujuan Manajemen Risiko... 26

3.3.5 Penilaian Tingkat Risiko ... 27

3.3.6 Identifikasi Risiko... 28

3.3.7 Analisa Risiko... 28

3.3.8 Evaluasi Risiko ... 29

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian ... 30

4.2 Metode Pengumpulan Data ... 30

4.2.1 Data Primer ... 31

4.2.2 Data Sekunder... 31

4.3 Metode Penelitian ... 32

4.4 Populasi dan Sampel ... 32

4.4.1 Populasi Penelitian ... 32

4.4.2 Sampel Penelitian ... 33

4.5 Validasi Pakar ... 33

4.6 Variabel Penelitian ... 34

4.7 Analisa Data ... 36

4.7.1 Uji Instrumen Penelitian ... 37

4.7.1.1 Uji Validitas ... 37

4.7.1.2 Uji Reliabilitas... 37

4.7.1.2 Uji Normalitas ... 38

4.8 Analisis Regresi ... 38

(10)

x

4.8.1 Rumus Analisis Regresi Sederhana ... 39

4.8.2 Rumus Uji Koefisien Korelasi ... 40

4.8.3 Rumus Uji Koefisien Determinasi ... 41

4.9 Uji Hipotesa ... 41

4.9.1 Uji t (Parsial) ... 41

4.9.2 Uji F ... 42

4.10 Bagan Alur Penelitian ... 43

4.11 Jadwal Penelitian ... 45

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Studi Kasus ... 46

5.2 Profil Responden ... 46

5.2.1 Karakteristik Responden... 47

5.3 Pengumpulan Data ... 51

5.3.1 Kuesioner Tahap Pertama (Pakar) ... 51

5.3.2 Kuesioner Tahap Kedua (Responden) ... 56

5.4 Analisa Data ... 60

5.4.1 Validitas dan Realibilitas ... 60

5.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 63

5.4.3 Analisis Regresi Linear ... 68

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

5.6 Validasi Akhir ... 78

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 80

6.2 Saran ... 81

6.2.1 Bagi Perusahaan ... 81

6.2.2 Bagi Perguruan Tinggi dan Akademisi ... 81

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian ... 4

Gambar 2.1 Flowchart Positioning Penelitian ... 14

Gambar 4.1 Garis Regresi Y karena Pengaruh X ... 39

Gambar 4.2 Bagan Alur Penelitian ... 45

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin ... 57

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarakan Pendidikan Terakhir ... 58

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarakan Lama Bekerja ... 59

Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarakan Usia ... 60

Gambar 5.5 Grafik Hasil Uji Normalitas ... 64

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 3.1 Penilaian Tingkat Resiko ... 27

Tabel 4.1 Variabel Bebas (X)... 34

Tabel 4.2 Variabel Terikat (Y) ... 35

Tabel 4.3 Batasan Koefisien Korelasi ... 41

Tabel 4.4 Jadwal Penelitian... 45

Tabel 5.1 Profil Responden ... 46

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarakan Pendidikan Terakhir ... 48

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 49

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarakan Usia ... 50

Tabel 5.6 Profil Pakar Untuk Validasi Awal (Kuesioner Tahap 1) ... 52

Tabel 5.7 Hasil Kuesioner Tahap 1 ... 52

Tabel 5.8 Variabel Tambahan dari Pakar ... 55

Tabel 5.9 Kuesioner Penelitian ... 56

Tabel 5.10 Pengujian Validitas Manajemen Risiko (Y) ... 61

Tabel 5.11 Pengujian Validitas K3 (X) ... 62

Tabel 5.12 Hasil Uji Reliabilitas variabelManajemen Risiko (Y) ... 63

Tabel 5.13 Hasil Uji Reliabilitas variabel K3 (X)... 63

Tabel 5.14 Uji Normalitas ... 64

Tabel 5.15 Uji Linearitas... 65

Tabel 5.16 Uji Korelasi Pearson ... 67

Tabel 5.17 Uji Heteroskedastisitas ... 68

Tabel 5.18 Uji Determinasi ... 69

Tabel 5.19 Uji-F ... 69

Tabel 5.20 Uji-t ... 70

Tabel 5.21 Kategori Penerapan ... 74

Tabel 5.22 Hasil Hipotesa ... 77

Tabel 5.23 Validasi Akhir (Pakar) ... 78

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Administrasi

Lampiran 2. Kuesioner Tahap I (Pakar) Lampiran 3. Kuesioner Tahap II (Responden) Lampiran 4. Tabel t, r dan f

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Lampiran 6. Tabel Correlation

Lampiran 7 Output SPSS Uji Linearitas Lampiran 8 Validasi Akhir (Pakar) Lampiran 9 Dokumentasi

(14)

xiv

DAFTAR ISTILAH

Lambang/Singkatan Arti Dari Keterangan

+ Kurang lebih

n Ukuran sampel/jumlah responden

N Ukuran populasi

e Presentase kelonggaran atau

derajat toleransi

X Variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

Y Variabel Manajemen Risiko

rXY Koefisien korelasi antara

variabel X dan Y

rtt koefisisien reliabilitas instrument

a Nilai konstanta

b Nilai koefisien regresi

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu proyek konstruksi pasti memiliki target waktu pengerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Namun, pada kenyataannya masih saja ada hal yang menghambat pengerjaan proyek tersebut. Salah satu penyebab terjadinya keterlambatan dalam proyek ialah adanya kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja konstruksi. Kecelakaan kerja, terutama pada proyek konstruksi dapat diminimalisir dengan manajemen risiko bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Indonesia merupakan negara dengan catatan kecelakaan kerja yang cukup tinggi.

Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat data kecelakaan akibat kerja dari tahun 2016 hingga 2019 semakin meningkat. Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Ketenagakerjaan bahkan mencatat telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 527.865 kasus, dimana 34% diantaranya adalah terjatuh dari ketinggian yang merupakan kecelakaan kerja di bidang konstruksi.

Pada tahun 2016 terdapat kecelakaan kerja sebanyak 101.368 jiwa/tahun. Pada tahun 2017 terdapat kecelakaan kerja sebanyak 123.041 jiwa/tahun. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu 173.415 jiwa/tahun.

Akan tetapi pada tahun 2019 mengalami penurunan yaitu sebanyak 130.041 jiwa/tahun. Dari data tersebut dapat menyimpulkan bahwa angka kecelakaan kerja mengalami kenaikan dan hanya mengalami penurunan pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020 setelah adanya masa pandemi covid-19 menjadi naik yaitu 177.000 kecelakaan. Bahwa dalam hal ini berdasarkan klaim yang diajukan kepada BPJS, yang berarti bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi karena tidak semua pekerja menjadi anggota BPJS.

Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 2 Tahun 2017 Pasal 59 Ayat 1 menyatakan bahwa dalam setiap penyelenggaraan jasa konstuksi, pengguna jasa dan penyedia jasa wajib memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan. Tujuan dan sasaran K3 yaitu terciptanya sistem K3 yang harus melibatkan seluruh elemen pekerja sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan

(16)

2

dan penyakit akibat kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.

Pasca dilanda bencana tsunami Selat Sunda tahun 2018 lalu, membuat kondisi Muara Cipunten Agung di wilayah Kecamatan Labuan mengalami pendangkalan.

Sehingga saat ini dilakukan normalisasi oleh Pemerintah, melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) Banten. Pada proyek penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan, dimana proyek ini berpotensi memiliki resiko kecelakaan kerja. Proyek ini dibangun dengan tahap pemancangan di bagian sisi sungai. Selain itu penggunaan alat-alat pada proyek penanganan banjir sungai tersebut juga dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. (Sumber: Data Proyek, 2022)

Memperhatikan hal tersebut, di lapangan masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi. Maka pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting untuk memberikan suasana lingkungan kerja yang aman dan dapat terhindar dari kecelakaan dan penyakit kerja. Tapi usaha yang dilakukan pemerintah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak akan berhasil tanpa adanya respon dari perusahaan dan para pekerjanya untuk mengatasi masalah tersebut. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Penerapan Manajemen Risiko di Proyek Konstruksi Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

a. Apakah sistem keselamatan dan kesehatan kerja telah di terapkan pada proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan?

b. Bagaimana hubungan penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan penerapan manajemen risiko di proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan?

(17)

3

c. Apa saja faktor dominan yang mempengaruhi penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengatahui apakah telah diterapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan.

b. Untuk mengetahui hubungan penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan penerapan manajemen risiko di proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan.

c. Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, proyek yang ditinjau yaitu proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan. Agar penulisan Tugas Akhir ini tidak menyimpang dari tujuan awal penulisan maka dilakukan pembatasan penelitian ini diantaranya adalah:

a. Penelitian dibatasi hanya pada bagian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

b. Analisis yang di identifikasi adalah manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi.

c. Peneliti tidak mengidentifikasi kecelakaan kerja.

d. Tinjauan yang dilakukan terhadap pelaksana konstruksi.

e. Responden penelitian berasal dari kontraktor diantaranya engineer, supervisor, dan para pekerja.

f. Populasi sampel kuesioner hanya 30 responden.

g. Pelaksanaan penelitian dilakukan setiap hari senin sampai hari rabu.

h. Metode pengumpulan data dengan cara kuesioner.

i. Analisis data dengan cara pemprograman computer SPSS for windows.

(18)

4

j. Proyek ini berada di Desa Teluk Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dengan peta lokasi sebagai berikut:

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian

(Sumber: Data Proyek. Diakses pada Tanggal 11 Januari 2021)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian tentang Analisis Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Penerapan Manajemen Risiko di Proyek Konstruksi Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan diharapkan memberikan manfaat khususnya untuk pelaksana proyek, pengusaha dan akademisi, yaitu:

a. Bagi Pelaksana Konstruksi

Sebagai referensi pengambilan keputusan dimasa yang akan mendatang khususnya pada penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi.

b. Bagi Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi sehingga dapat dijadikan masukan sebagai pertimbangan pemilihan supplier yang tepat untuk menentukan keberhasilan proyek dalam penerapan K3 dan manajemen risiko.

c. Bagi Mahasiswa

Memberikan sarana informasi tentang pentingnya mengetahui penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan penerapan manajemen risiko pada proyek konstruksi yang efektif, serta menambah pengalaman dalam merencanakan sistem K3 dan manajemen risiko yang efektif.

(19)

5 1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan penerapan manajemen risiko banyak diteliti pada proyek konstruksi gedung, pada kesempatan kali ini peneliti membahasnya pada proyek konstruksi penanganan banjir sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan, pembahasan pada penelitian ini mengambil referensi penelitian yang sudah ada dengan pertimbangan penerapan K3 dan manajemen risiko pada proyek konstruksi.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pada penelitian I Wayan Wiyasa pada tahun 2015 yang berjudul Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan Ciputra World Jakarta Bahwa berdasarkan dari penelitian ini teridentifikasi 78 resiko tinggi (high risk), terbanyak pada item pekerjaan pengoprasian Tower Crane, pemasangan besi kolom, balok dan dinding sebanyak 5 resiko dan 2 risiko diantaranya tergolong sangat tinggi (extreem risk), terdapat pada item pekerjaan pengecoran kolom dan item pekerjaan acian dinding luar sebanyak 1 risiko. Untuk mengurangi resiko pada pelaksanaan konstruksi perlu dilaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan resiko K3 kepada setiap tenaga kerja, memberlakukan sistem shift dan memberikan hari libur kepada pekerja secara bergantian, melakukan pengecekan kesehatan, mengendalikan lingkungan kerja yang berbahaya dan memiliki resiko tinggi.

Pada penelitian tentang Analisis Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pengembangan Bandara Internasional Juanda Terminal 2 Surabaya pada tahun 2017 oleh Reny Indrayani bahwa berdasarkan root cause analysis terhadap masalah keselamatan kerja yang menjadi prioritas, diketahui bahwa penyebab dasar yang dominan adalah dari faktor manusia yakni: kelelahan kerja akibat lembur, pekerja kurang pengalaman dan kurang pemahaman terhadap prosedur kerja, serta kurangnya kesadaran pekerja akan pentingnya penerapan K3 di tempat kerja.

Pada penelitian Rini Alfatiyah pada tahun 2017 yang berjudul Analisis Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Metode Hirarc pada Pekerjaan Seksi Casting bahwa berdasarkan implementasi Metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) di Seksi Casting PT.

XYZ unit Serpong untuk mencegah kecelakaan kerja dapat diketahui bahwa kategori tingkat risiko bahaya substansial sebanyak 60% yaitu proses core, LPDC dan cutting. Sedangkan kategori resiko bahaya acceptable sebanyak 40% yaitu proses shotblas dan grinding.

Pada penelitian tentang Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

(21)

7

pada Proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel dan Resort Petitenget oleh Anak Agung Bayu Dharma pada tahun 2017 bahwa faktor lingkungan (environment) cenderung berkontribusi paling besar sebagai penyebab kecelakaan pada pelaksanaan proyek yaitu sebesar 38%, faktor peralatan (equipment) sebesar 31%, manusia (people) sebesar 29% dan bahan (material) sebesar 25%. Melalui metode pengendalian resiko berdasarkan sumber resiko yang ada, pekerja diharapkan dapat mengenali potensi bahaya melalui sumbernya sehingga pekerja termotivasi untuk melakukan kegiatan pekerjaan dengan keadaan sehat dan aman.

Pada penelitian Siti Maisarah Lubis pada tahun 2017 yang berjudul Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Gedung (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Grand Jati Junction bahwa berdasarkan hasil analisis terdapat 5 potensi resiko dalam kategori high risk, yaitu masing- masing pada kegiatan penggalian, pemasangan bekisting, penurunan besi dan proses pembesian. Sedangkan potensi yang berada pada kategori medium risk berjumlah sebanyak 76 potensi resiko, dan kategori low risk sebanyak 5 potensi resiko.

Pada penelitian tentang Safety Management in Construction Projects oleh Yousif S. Saeed pada tahun 2017 bahwa berdasarkan dari hasil penelitian bahwa industry konstruksi memiliki jumlah korban jiwa dan cedera jangka panjang yang tinggi. Ini tidak dapat diterima dalam masyarakat modern dan juga membuat insdustri tidak efisien, dengan hari-hari hilang karena cedera. Penelitian ini menunjukan bahwa tingginya tingkat kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor-faktor, seperti perencanaan konstruksi yang buruk, kurangnya keselamatan dalam desain, pelatihan keselamatan yang tidak memadai, perilaku pekerja, resiko konstruksi keselamatan yang melekat dan kurangnya pengetahuan tentang aturan situs.

Pada penelitian Winda Purnama Tagueha pada tahun 2018 dengan judul Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Teknik UNSRAT) di dapat hasil bahwa manajemen resiko dan keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat keselamatan pekerja. Semakin diterapkannya keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek, maka manajemen

(22)

8 resiko semakin meningkat.

Pada penelitian tentang Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel dan Laboratorium Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika FT UNY oleh Bekti Wulandari pada tahun 2018 bahwa berdasarkan hasil K3 di laboratorium dan bengkel Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika FT UNY masih perlu ditingkatkan. Perencanaan K3 di tempat-tempat tersebut masih perlu ditingkatkan untuk mencapai keefektifan. Sementara itu, pelaksanaan K3 di laboratorium dan bengkel masih perlu ditingkatkan. Sedangkan evaluasi K3 di laboratorium dan bengkel perlu dilakukan secara terus menerus. Selain itu dapat disertakan pula bahwa faktor administrasi, pengawasan, dan peningkatan budaya K3 perlu dilakukan guna tercapainya Sistem Manajemen K3 yang sistematis.

Pada penelitian Arifa Nurina Nadhila pada tahun 2018 yang berjudul Analisa Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya bahwa berdasarkan hasil penelitian untuk memperkecil resiko bidang K3 Proyek maka pelaksana melakukan pengendalian resiko dengan cara engineering, administratif dan alat pelindung diri.

Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang memiliki kepatuhan 71,87% dari persyaratan K3 yang dibutuhkan.

Pada penelitian tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi di Bandung oleh Erni Kurniawati pada tahun 2018 bahwa berdasarkan hasil analisis terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Kota Bandung didapatkan hasil bahwa pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlangsung di Kota Bandung mengutamakan keselamatan dan mengingatkan pekerja dan masyarakat yang berada di luar proyek dengan cara pemasangan sign board keselamatan kerja, pemasangan rambu atau informasi mengenai proyek, pagar proyek atau larangan mendekati proyek, dan jalur penyelamatan untuk para pekerja didalam proyek. Hasil analisis terhadap kendala dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Kota Bandung didapatkan hasil bahwa kendala selama ini dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terjadi karena hambatan dari sisi pekerja.

(23)

9

Pada penelitian Ida Bagus Ngurah Purbawijaya pada tahun 2018 yang berjudul Identifikasi dan Penilaian Resiko pada Proyek Condelet Watu Jimbar Sanur bahwa berdasarkan dari hasil analisis dalam setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen risiko untuk menghindari kerugian atas kualitas proyek.

Penilaian risiko yang dilakukan meliputi identifikasi resiko, memahami kebutuhan atau mempertimbangkan resiko, menganalisis dampak dari resiko tersebut/evaluasi resiko.

Pada penelitian tentang The Safety Awareness of Construction Workers Regarding Workplace Health and Safety Standard oleh Pasha Nur Fauzinia pada tahun 2018 bahwa berdasarkan dari hasil analisis menunjukan bahwa tidak semua pekerja memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, mereka jarang kenakan pakaian pelindung bahkan untuk keamanan mereka sendiri.

Pada penelitian Sofiatul Muflihah pada tahun 2019 dengan judul Analisis Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Pemangunan Gedung di Semarang bahwa berdasarkan dari hasil analisis data ternyata penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dipengaruhi oleh kompetensi keahlian /keterampilan pekerja, kondisi (fisik, psikologis, dan fisiologis), pelatihan dan keterampilan, dan keadaan lingkungan kerja.

Pada penelitian tentang Study on Risk Management of Occupational Safety and Health in Sipli Construction oleh A. Ansilin Mazhila pada tahun 2019 bahwa berdasarkan dari hasil analisis dalam setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen resiko untuk menghindari kerugian atas kualitas proyek.

Penilaian risiko yang dilakukan meliputi: identifikasi resiko, memahami kebutuhan atau mempertimbangkan resiko, menganalisis dampak dari resiko tersebut/evaluasi resiko.

Pada penelitian Ismiyati Ranggi Sanggawuri pada tahun 2019 dengan judul Penerapan Manajemen Resiko pada Pembangunan Proyek Perpanjangan Dermaga log (Studi Kasus: Pelabuhan Dalam Tanjung Emas Semarang) bahwa berdasarkan dari hasil penelitian mengindikasikan lima resiko berkategori tinggi menurut persepsi penyedia jasa yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

(24)

10

Resiko tersebut, antara lain fenomena eksternal yang tidak terprediksi, seperti elevasi pasang surut yang melebihi rencana sehingga berdampak pada perubahan desain dan metode pelaksanaan. Kesimpulan penelitian ini antara lain bahwa penerapan manajemen resiko pelaksanaan proyek perpanjang dermaga log pada pelabuhan Tanjung Emas Semarang perlu diterapkan untuk meminimalkan keterlambatan dan mengurangi biaya tak terduga.

Pada penelitian tentang Implementasi Manajemen Resiko Sistem Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada Pembangunan Flyover Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara oleh Arif Rahman Hakim pada tahun 2017 bahwa berdasarkan dari hasil pengisian kuesioner diolah melalui indeks resiko, hasilnya yaitu pekerja jatuh dari ketinggian pada pekerjaan pembesian, bekisting, dan parapet mendapat hasil paling besar yaitu dengan skala 13,8 dan pada peringkat terbawah yaitu resiko pekerja terkena gangguan pernapasan akibat compressor pada pekerjaan marka jalan yaitu dengan skala 5,5. Pada analisa risk matrix terdapat 3 pekerjaan yang tergolong high risk yaitu pekerja jatuh dari ketinggian pada pekerjaan pembesian, bekisting, dan parapet, pekerja terkena sengatan listrik pada pekerjaan instalasi listrik, dan material terjatuh dari ketinggian dan menimpa pekerja saat erection.

(25)

11

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Hasil

1. Manajemen Resiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Ciputra World Jakarta (2015). I Wayan Wiyasa

1.Risiko-risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) apa saja yang teridentifikasi dan yang termasuk katagori

dominan(major risk)?

2. Bagaimana tidakan pengendalian

terhadap risiko yang tidak diharapkan (unexpected risk) pada pelaksanaan konstruksi proyek pembangunan Ciputra World Jakarta?

Mengetahui risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat terjadi pada kegiatan

proyek, mengetahui risiko dominan (major

risk) dan tindakan pengendalian terhadap

risiko yang tidak diharapkan

(unexpected risk) pada pembangunan Ciputra World Jakarta

Metode deskriptif kualitatif dan menggunakan program aplikasi SPSS 20 untuk mengolah data

Dari penelitian ini teridentifikasi 78 resiko tinggi (high risk), terbanyak pada item pekerjaan pengoprasian Tower Crane, pemasangan besi kolom, balok dan dinding sebanyak 5 resiko dan 2 risiko diantaranya tergolong sangat tinggi (extreem risk), terdapat pada item pekerjaan pengecoran kolom dan item pekerjaan acian dinding luar sebanyak 1 risiko.

Untuk mengurangi resiko pada pelaksanaan konstruksi perlu dilaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan resiko K3 kepada setiap tenaga kerja, memberlakukan sistem shift dan memberikan hari libur kepada pekerja secara bergantian, melakukan pengecekan kesehatan, mengendalikan lingkungan kerja yang berbahaya dan memiliki resiko tinggi.

2. Manajemen Resiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Jambu Luwuk Hotel dan Pesort Petitenget di Denpasar (2017).

Apa saja potensi- potensi bahaya dan risiko dominan yang terdapat pada proses pembangunan hotel serta apa tindakan pencegahan dalam mereduksi risiko tersebut?

Mengetahui potensi-potensi bahaya dan risiko dominan apa saja yang terdapat pada proses

pembangunan hotel serta memberikan tindakan

Metode deskriptif kualitatif dan menggunakan program aplikasi SPSS 20 untuk mengolah data

Faktor lingkungan (environment) cenderung berkontribusi paling besar sebagai penyebab kecelakaan pada pelaksanaan proyek yaitu sebesar 38%, faktor peralatan (equipment) sebesar 31%, manusia (people) sebesar 29%

dan bahan (material) sebesar 25%. Melalui metode pengendalian resiko berdasarkan sumber resiko yang ada, pekerja diharapkan dapat mengenali potensi bahaya melalui sumbernya sehingga pekerja termotivasi untuk melakukan kegiatan pekerjaan dengan keadaan sehat dan aman.

(26)

12

No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Hasil

Anak Agung Bayu Dharma

pencegahan dalam mereduksi risiko tersebut.

3. Manajemen Resiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus:

Pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Teknik Unsrat) Manado (2018). Winda Purnama Tagueha

a)Apakah pada proyek ini telah diterapkan sistem K3?

b) Apakah sistem K3 telah berjalan dengan baik pada pekerjaan pengecoran dan instalasi listrik?

c) Apakah hubungan kesehatan dan keselamatan kerja dan manajemen risiko?

a)Untuk mengetahui apakah pada proyek ini telah diterapkan sistem K3

b)Untuk

mengetahui apakah sistem K3 telah berjalan dengan baik pada pekerjaan pengecoran dan instalasi listrik c)Untuk mengetahui hubungan kesehatan dan keselamatan

kerja dan

manajemen risiko

Metode analisis korelasi dan analisis regresi dan menggunakan program excel untuk mengolah data

Manajemen resiko dan keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat keselamatan pekerja. Semakin diterapkannya keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek, maka manajemen resiko semakin meningkat.

4. Analisa Manajemen Resiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) pada

Pembangunan Gedung Fakultas

1. Apa resiko K3 yang mungkin terjadi pada proyek?

2.Berapa persen kepatuhan proyek terhadap standar

Untuk

mengidentifikasi resiko-resiko K3 yang dihadapi serta mengklasifikasi setiap resiko K3 yang menghambat kinerja

Menggunakan program SPSS 2.2

Untuk memperkecil resiko bidang K3 Proyek maka pelaksana melakukan pengendalian risiko dengan cara engineering, administratif dan alat pelindung diri.

Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang memiliki kepatuhan 71,87% dari persyaratan K3 yang dibutuhkan.

(27)

13

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2022)

No. Judul Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Hasil

Pertanian Universitas Brawijaya Malang (2018). Arifa Nurina Nadhila

penanganan resiko K3?

5. Kesadaran Keselamatan Pekerja Konstruksi Mengenaai Standar Kesehatan dan Keselamatan Tempat Kerja di Bandung (2018).

Pasha Nur

Fauzinia

Bagaimana kesadaran pekerja tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja?

Untuk

mengidentifikasi kesadaran pekerja konstruksi tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja.

Metode pendekatan kualitatif

Dari hasil analisis menunjukan bahwa tidak semua pekerja memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, mereka jarang kenakan pakaian pelindung bahkan untuk keamanan mereka sendiri.

6. Studi Tentang Manajemen Resiko

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di Silpi

Konstruksi India (2019). A. Ansilin Mazhila

Apa dampak dari dampak manajemen resiko terhadap proyek konstruksi dan bagaimana penilaian resiko pada proyek?

Untuk mengetahui dampak manajemen resiko terhadap proyek konstruksi dan penilaian resiko pada proyek

Metode deskriptif kualitatif

Dari hasil analisis dalam setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen risiko untuk menghindari kerugian atas kualitas proyek.

Penilaian risiko yang dilakukan meliputi: identifikasi resiko, memahami kebutuhan atau mempertimbangkan resiko, menganalisis dampak dari resiko tersebut/evaluasi resiko.

(28)

14 2.2 Keterkaitan Penelitian

Keterangan:

Penelitian yang berkaitan secara langsung Penelitian yang berkaitan secara tidak langsung

Gambar 2.1 Flowchart Positioning Penelitian Studi Skripsi Terhadap Penelitian Sebelumnya

(Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2022) I Wayan Wiyasa (2015)

“Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Ciputra World Jakarta”

Anak Agung Bayu Dharma (2017)

“Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan

Jambu Luwuk Hotel dan Resort Petitenget”

Winda Purnama Tagueha (2018)

“Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus:

Pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas

Teknik Unsrat)”

Arifa Nurina Nadhila (2018)

“Analisa Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada

Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya”

Yusup Priyatno (2022)

“Analisis Penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Penerapan Manajemen Risiko di Proyek Konstruksi Penanganan Banjir

Sungai Cipunten Agung Hilir Kecamatan Labuan”

A. Ansilin Mazhila (2019)

“Studi Tentang Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Silpi

Konstruksi”

Pasha Nur Fauzinia (2018)

“Kesadaran Keselamatan Pekerja Konstruksi Mengenai Standar

Kesehatan dan Keselamatan Tempat Kerja”

(29)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Proyek Konstruksi

3.1.1 Definisi Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi yaitu sekumpulan kegiatan terorganisasi yang mengubah sejumlah sumber daya menjadi satu atau lebih produk barang atau jasa benilai terukur dalam sistem satu siklus, dengan batasan waktu biaya dan kualitas yang ditetapkan melalui perjanjian, kegiatan yang dilakukan hanya satu kali dan umumnya dengan jangka waktu yang pendek. Tiga karakteristik proyek konstruksi adalah (Ervianto, 2005):

a. Proyek bersifat unik, proyek konstruksi dikatakan unik karena tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek hanya bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.

b. Membutuhkan sumber daya, setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya dalam penyelesaiannya, yaitu pekerja dan sesuatu seperti uang, mesin, metode, dan material.

c. Membutuhkan organisasi, setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat sejumlah individu dengan ragam keahlian, ketertarikan, kepribadian dan juga ketidakpastian.

3.1.2 Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan disiplin lain seperti teknik industry, mesin, elektro, geoteknik, maupun lansekap. Adapun jenis-jenis proyek konstruksi adalah sebagai berikut.

1. Proyek bangunan perumahan atau bangunan pemukiman (residential construction) adalah suatu proyek pembangunan perumahan atau pemukiman berdasarkan pada tahapan pembangunan yang serempak dengan penyediaan prasarana penunjang.Contohnya seperti jalan, air bersih, listrik dan lain sebagainya.

2. Konstruksi bangunan gedung (building construction) adalah tipe proyek

(30)

16

konstruksi yang paling banyak dikerjakan. Tipe konstruksi bangunan ini menitikberatkan pada pertimbangan konstruksi, teknologi praktis, dan pertimbangan pada peraturan.

3. Proyek konstruksi teknik sipil (heavy engineering construction) adalah proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun (built environment).

Biasanya pemilik proyek adalah pemerintah, baik pada tingkat nasional maupun daerah proyek ini elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan mengutamakan pelayanan masyarakat (public services). Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) umumnya proyek yang masuk jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat infrastruktur seperti proyek bendungan, proyek jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan, dan lain-lain. Jenis proyek ini umumnya berskala besar dan membutuhkan teknologi tinggi.

3.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3.2.1 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Menurut Mangkunegara, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.” (Alhamda dan Sriani, 2015)

Menurut Ridley, John 1983 “Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut”

(Djatmiko dan Riswan, 2016). Sedangkan ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu suatu upaya atau usaha untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja baik jasmaniah maupun rohaniah, serta bagi masyarakat dan lingkungan proyek agar tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur.

(31)

17

3.2.2 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki beberapa dasar hukum yang berfungsi untuk mengatur segala bentuk peraturan yang harus serta wajib ditaati oleh perusahaan maupun pekerja. Beberapa dasar hukum tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Undang-Undang No 1. Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang yang mengatur tentang keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

2. Undang-Undang No 28. Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 3. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pasal 87: mewajibkan setiap perusahaan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan dan pasal 190 tentang pemberian sanksi admininstratif.

4. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

5. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pasal 30 ayat (1): Untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang:

a. keteknikan, meliputi persyaratan keselamatan umum, konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan atau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan standar atau norma yang berlaku;

b. keamanan, keselamatan, dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan

(32)

18 peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung

7. Permen PU No. 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib melibatkan ahli K3 konstruksi dan pelaksanaan konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan petugas K3 konstruksi.

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.1 Tahun 1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut

10.Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pekerjaan pada ketinggian

11.Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-20/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan

12.Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-74/PPK/XII/2013 tentang Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Supervisi Perancah

13.SKB Menakertrans dan MenPU ke 174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan konstruksi

14.Surat edaran Dirjen Binwas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan Proyek Konstruksi

15.Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor pekerjaan proyek konstruksi.

3.2.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada dasarnya untuk mencegah dan menghindari para pekerja dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Ada beberapa pendapat dari para ahli dan peneliti mengenai tujuan dari Keselamatan

(33)

19 dan Kesehatan Kerja, diantaranya:

Darmiatun dan Tasrial (2015) menyebutkan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja sebagai berikut:

a. Membangun sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berkelanjutan.

b. Kecelakaan nihil.

c. Meningkatkan taraf kesehatan pekerja.

d. Berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan.

Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja menurut irzal, (2016) adalah:

a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

b. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.

c. Mencegah / mengurangi kematian.

d. Mencegah / mengurangi catat tetap.

e. Mengamankan material, konstruksi dan pemakaian.

f. Pemeliharaan bangunan, atal-alat kerja, mesin-mesin, instalasi.

g. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa menguras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.

Sedangkan tujuan K3 dari suatu organisasi menurut Djatmiko, (2016) adalah dengan pencapaian sasaran K3 seperti:

a. Membangun sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berkelanjutan.

b. Kecelakaan nihil.

c. Meningkatkan taraf kesehatan pekerja.

d. Berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan.

3.2.4 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kunci sebagai acuan kinerja dalam keamanan pekerjaan pada proyek konstruksi yang ingin melindungi para pekerjanya, personel yang ada dilapangan, seperti peraturan umum yang memberikan petunjuk bagaimana mengurangi kecelakaan dan memberikan perlindungan terhadap aset/properti. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi:

a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko (risk assessment and risk control) yang dapat diukur.

(34)

20

b. Pemenuhan terhadap peraturan, perundangan dan persyaratan lainnya.

c. Penentuan tujuan dan sasaran.

d. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus.

e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.

3.2.5 Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Organisasi K3 yang harus ada di perusahaan yaitu P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah jantung dari sukses sistem manajemen K3. P2K3 merupakan wadah kerjasama antara unsur pimpinan perusahaan dan tenaga kerja dalam menangani masalah K3 di perusahaan. (Pedoman pelatihan untuk manajer dan pekerja, modul lima). Manfaat dibentuknya P2K3 adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kerjasama bidang K3

b. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3 c. Forum komunikasi dalam bidang K3

d. Menciptakan tempat kerja yang nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja 3.2.6 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Kebijakan merupakan persyaratan utama dalam semua sistem manajemen seperti manajemen lingkungan, manajemen mutu dan lainnya. Kebijakan merupakan roh dari semua sistem, yang mampu memberikan spirit dan daya gerak untuk keberhasilan suatu usaha. Kebijakan K3 (OH&S Policy) merupakan perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang memuat visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja. Oleh karena itu, kebijakan K3 sangat penting dan menjadi landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan semua partikel yang ada dalam organisasi sehingga program K3 yang diinginkan dapat berhasil dengan baik. Tanpa adanya kebijakan yang dilandasi dengan komitmen yang kuat, apapun yang direncanakan tidak akan berhasil dengan baik. Begitu halnya dengan komitmen, tanpa komitmen dari semua unsur dalam organisasi, khususnya para pimpinan, pelaksanaan K3 tidak akan berjalan dengan baik. Komitmen bukan sekedar diucapkan atau dituangkan dalam tulisan dan instruksi, tetapi harus diwujudkan secara nyata dalam tindakan dan sikap sehari-hari.

(35)

21 3.2.7 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa tidak diinginkan yang menimbulkan terhadap manusia, kerugian terhadap proses kerja industri.

Kejadian kecelakaan kerja terjadi akibat serangkaian peristiwa atau faktor-faktor sebelumnya, dimana jika salah satu bagian dari peristiwa atau faktor-faktor tersebut dihilangkan maka kejadian kecelakaan tidak terjadi. Secara umum penyebab kecelakaan kerja digolongkan menjadi dua, yaitu unsafe action dan unsafe condition. Unsafe action adalah tindakan atau perbuatan manusia yang tidak mematuhi asas keselamatan, misalnya tidak menggunakan safety belt pada saat melakukan pekerjaan di ketinggian. Sedangkan unsafe condition adalah keadaan lingkungan tempat kerja yang kotor dan berantakan (Putra, 2017).

Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia dan faktor fisik. Faktor manusia yang tidak memenuhi keselamatan misalnya kelengahan, kecerobohan, mengantuk, kelelahan, dan sebagainya, sedangkan kondisi-kondisi lingkungan yang tidak aman misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin terbuka, dan sebagainya (Notoatmodjo, 1997).

3.3 Manajemen Risiko

3.3.1 Definisi Manajemen Risiko

Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan. Dalam manajemen proyek, yang dimaksud dengan manajemen risiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek. Manajemen proyek yang baik akan mampu memperbaiki keberhasilan proyek secara signifikan. Manajemen risiko bisa membawa pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik. Secara ilmiah risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitas dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi. Risiko = f (frekuensi kejadian, probabilitas, konsekuensi) Frekuensi risiko

(36)

22

dengan tingkat pengulangan yang tinggi akan memperbesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti perumusan di atas, karena itu risiko dapat dituliskan sebagai fungsi dari probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam probabilitas.

Nilai probabilitas adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah ada, berdasarkan nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak memiliki cukup pengalaman dalam menentukan probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus dilakukan dengan hati-hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya tidak banyak menyimpang. Nilai konsekuensi dapat diasumsikan dalam bentuk kompensasi biaya yang harus ditanggung atau dapat berupa tindakan penanggulangan dangan cara lain dengan biaya yang lebih rendah.

Menurut Siahaan (2007), menentukan langkah pertama untuk dapat melakukan manajemen risiko adalah mengetahui dengan pasti definisi risiko, karena jika seseorang tidak mengetahui yang dimaksud dengan risiko maka akan kesulitan dan mungkin tidak dapat melakukan manajemen risiko. Sedangkan menurut Darmiatub dan Tasrial, (2015), risiko adalah peluang atau kemungkinan bahwa seseorang atau sesuatu akan mengalami kerusakan atau terkena efek negatif kesehatan jika terpapar bahaya.

Manajemen risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik.

Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada.

1. Proses yang dilalui dalam manajemen risiko adalah:

a. Perencanaan manajemen risiko, pada perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk proyek.

b. Identifikasi risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin dan umumnya dihadapi oleh setiap pelaku bisnis.

c. Analisis risiko kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah

(37)

23

proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran yang digunakan dalam analisa kualitatif adalah Australian Standard/New Zealand Standard (AS/NZS).

d. Analisis risiko kuantitatif adalah proses identifikasi secara numerik probabilitas dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek.

e. Pengendalian dan monitoring risiko, langkah ini adalah proses mengawasi risiko yang sudah diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa, dan mengidentifikasi risiko baru, memastikan pelaksanaan risk management plan dan mengevaluasi keefektifanya dalam mengurangi risiko.

2. Pengendalian Risiko K3

Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam meminimalisir atau mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan yang dapat ditolerir. Cara pengendalian risiko dilakukan melalui:

a. Eliminasi, pada pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber bahaya (hazard).

b. Substitusi, dalam hal ini mengurangi resiko dari bahaya dengan cara mengganti proses, mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.

c. Engineering, dengan cara ini yaitu mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.

d. Administratif, dengan cara ini yaitu mengurangi risiko bahaya dengan cara melakukan pembuatan prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.

e. Alat Pelindung Diri (APD), dengan cara ini dapat mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan alat perlindungan diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety, coverall, kacamata keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

3. Sumber-sumber penyebab risiko dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.

(38)

24

b. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan.

c. Risiko operasional, adalah semua risiko yang tidak termasuk dari risiko keuangan. Risiko operasional disebabkan oleh beberapa faktor–faktor manusia, alam, dan teknologi.

3.3.2 Macam-macam Manajemen Risiko

Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak sekali faktor–

faktor ketidakpastian pada sebuah proyek yang tentunya dapat menghasilkan berbagai macam risiko. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu lain:

1. Risiko-risiko berdasarkan sifat, diantaranya adalah:

a. Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja diadakan, agar dilain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh: Risiko yang disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek, perjudian, menjual produk, dan sebagainya.

b. Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh: Risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan, diantaranya adalah:

a. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.

b. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulati yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnya, diantaranya adalah:

a. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.

Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagemen, dan sebagainya.

b. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Jika persamaan diferensial berbentuk = ( , ) , yaitu persamaan yang ruas kanannya dapat dinyatakan sebagai perkalian atau pembagian fungsi x dan fungsi y,

Pada sistem ini anak tidak juga diajarkan pada pembelajaran seperti sekolah lain, dan disini juga diberikan muatan pengetahuan tentang agama seperti mengaji,

Penelitian ini telah dilakukan pada 36 responden, dukungan ekologi perkembangan sosial yang dilakukan selama tahun 2017 di TK AR Rahman Bandar Lampung adalah:

Dengan ini saya mengajukan permohonan untuk dapat melanjukan studi program strata satu (S1) di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, dan berjanji

Yoka Raditya Ranu Prana, 2014, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Perencanaan Strategi ( Studi Kasus PT. Aneka Dharma Persada dan PT. Arena Reka Buana ), Skripsi, Jurusan

Berdasarkan kegiatan pengabdian yang telah berlangsung maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : (1) Kegiatan yang telah dilakukan adalah sosialisasi kegiatan,

Selain itu guru dituntut untuk terampil mendesain kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga dalam proses pembelajaran tidak semata-mata diarahkan siswa untuk

Bagian atap rumah tradisional Kampung Wana berada sekitar kurang lebih 6 meter dari permukaan tanah dan disangga oleh- tiang-tiang ( akheui ) yang berdiri dari tanah