• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI Qs. Al HUJURAT AYAT 10 DAN 12 TENTANG MUJAHADAH ANNAFS, HUSNUDZAN DAN UKHUWAH SISWA KELAS X SMKN 4 PANGKALAN BUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI Qs. Al HUJURAT AYAT 10 DAN 12 TENTANG MUJAHADAH ANNAFS, HUSNUDZAN DAN UKHUWAH SISWA KELAS X SMKN 4 PANGKALAN BUN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI Qs. Al HUJURAT

AYAT 10 DAN 12 TENTANG MUJAHADAH ANNAFS, HUSNUDZAN DAN UKHUWAH SISWA KELAS X SMKN 4 PANGKALAN BUN

ARFIATUL ADAWIAH

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : aarfiatul@yahoo.com

ABSTRAK

Pada umumnya materi Akhlaq dipelajari siswa dengan mendengarkan ceramah dari guru, tanya jawab dan siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran hanya 40%. Selain itu hasil test formatif hanya 60% siswa yang tuntas dalam pembelajaran.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas x pada materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang mujahadah annafs, husnudazan dan ukhuwah di SMKN 4 Pangkalan Bun. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan subyek penelitian ini adalah siswa kelas x SMKN 4 Pangkalan Bun yang berjumlah 15 siswa,, tehnik pengumpulan data mengunakan pre-test dan post- test . Tehnik analisis data menggunakan rumus rata-rata nilai dan presentase ketuntasan belajar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang mujahadah annafs, husnudzan dan ukhuwah di kelas x SMKN 4 Pangkalan Bun. Hal tersebut dapat dilihat hasil belajar sebelum diterapkannya model problem based learning siswa yang tuntas hanya 60% sedangkan yang belum tuntas 40%, tetapi setelah diterapkan model problem based learning pada siklus I terdapat peningkatan dari 15 siswa yang tuntas 11 siswa (81,3%) dan yang belum tuntas 4 siswa (26,7%).

Setelah siklus II dilaksanakan hasil belajar siswa yang belum tuntas pada siklus II sudah mencapai ketuntasan bahkan nilainya diatas KKM. Ini menun jukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Based Learning, Hasil belajar, SMKN 4 Pangkalan Bun

PENDAHULUAN

(2)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan undang-undang tersebut Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana. Artinya proses Pendidikan di sekolah merupakan proses yang terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Proses Pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif serta proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian , dalam Pendidikan antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar dan pemeblajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga Pendidikan itu harus berorientasi pada siswa dan peserta didik harus dipandang sebagai seorang yang sedangberkembang dan memilki potensi.

Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.

Guru adalah merupakan salah satu komponen, dalam proses belajar mengajar guru merupakan pemegang peran yang sangat penting,. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, akan tetapi guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, efisien, kreatif ,dinamis dan menyenangkan.

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas- aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat tehnik-tehnik memimpin belajar bagi seluruh kelas, kelompok kecil, merangsang diskusi, debat dan mempraktekkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-

(3)

pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain.( Mel Silberman, Aktive Learning 101)

Hal ini berimplikasi pada kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal maka diperlukan sebuah interksi edukatif dalam proses pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai kajian keislaman , tetapi juga lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari . oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kompetensi peserta didik secara menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Materi Mujahadah annafs adalah materi Akhlaq ( perilaku) . Pada umumnya materi Akhlaq dipelajari siswa dengan mendengarkan ceramah dari guru, tanya jawab dan siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran hanya 40%. Selain itu hasil test formatif hanya 60% siswa yang tuntas dalam pembelajaran.

Menghadapi kondisi seperti ini saya sebagai guru tertarik untuk melakukan penelitianTindakan kelas dengan mengunankan atau menerapkan model PBL ( problem based learning) sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dengan mengunakan model pembelajaran PBL (problem based learning) pada materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang Mujahadah Annafs, Husnudzan dan Ukhuwah diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan yang berkesan dan bermakna. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam perilaku hidup sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan , maka saya sebagai guru melakukan penelitian Tindakan kelas dengan judul : Penerapan Model Problem Based Learning Dalam meningkatkan Hasil belajar Siswa Materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang Mujahadah Annafs, Husnudzan dan Ukhuwah Siswa Kelas X SMKN 4 Pangkalan Bun.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

(4)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x SMKN 4 Pangkalan Bun. Penenelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui PTK, guru dapat meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, dengan cara melakukan refleksi diri berupa upaya menganalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukkannya, kemudian merencanakan untuk proses perbaikan serta mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang telah disuunnya, dan diakhiri dengan melakukan refleksi.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian Tindakan, maka penelitian ini menggunakkan model penelitian Tindakan dari Kurt Lewin yaitu terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu : perencanaan (planning), Tindakan ( acting), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflecting)

Adapun prosedur Tindakan penelitian adalah sebagai berikut (1)Tahap perencanaan , (2) membuat jadwal penelitian, (3) menyusun RPP, (4) membuat lembar observasi, (5) menetapkan alat bantu, (5) merancang alat evaluasi.

Tahap pelaksanaan/Tindakan , Siswa dikondisikan untuk siap belajar, guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai dan melakukan apersepsi.

Pelaksanaan Tindakan dilakukan didalam kelas saat membaca, mencermati dan menelaah informasi serta mengisi lembar kerja

Tahap observasi dan evaluasi (1) Guru memantau situasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui lembar observasi dan memberikan evaluasi.

Tahap analisis dan refleksi

Melaksanakan analisis dan refleksi terhadap hasil penilaian dan pengamatan jika pada siklus I belum memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke siklus II.

Pendekatan penelitian

Dalam penelitian Tindakan kelas ini, peneliti mengunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala

(5)

yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Penggunaan pendekatan kualitatif, khususnya dalam penelitian Tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati menyatakan bahwa “ penelitian Tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uaraian kata-kata, dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk(Rochiati , 2008 :47). Lokasi penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SMKN 4 Pangkalan Bun. Beralamat di jalan H. Ahmad Saleh Lintas Pangakaln Bun – Kotawaringin Lama Km. 5 Adapun subyek penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas X Jurusan Multimedia (MM) SMKN 4 Pangakalan Bun yang berjumlah 15 siswa.

Teknik Pengumpukan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Hasil tes, tes dilaksanakan pada dua tahap yaitu tes awal (pre-test) yang digunakan untuk mengecek kemampuan pemahaman dan hasil belajar siswa, dan test akhir (post-test) dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum dan setelah diberikan tindakan. Dan pree test dan post test ini merupakan rangkaian yang memerlukan jawaban testi sebagai alat ukur dalam proses penilaian maupun evaluasi dan mempunyai peran penting untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan bakat atau kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam proses belajar tes digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar. (Kusmadi dan Nia Siti Sunariah 2014, 69-72)

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperolah data langsung dari tempat penelitian, meliputi foto-foto, data yang relevans sebagai penunjang penelitian.

Tehnik Analisis Data

Adapun tehnik analisis data yang dilakukan dalam penelitian adalah tes data Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X SMKN 4 Pangkalan Bun adalah 75. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II, serta peningkatan presentasi belajar maka digunakan rumus sebagai berikut :

(6)

a. Rata-rata Nilai X = ∑x

N Ket :

∑x = Nilai Siswa

N = Jumlah siswa. ( Amiruddin 2010,73) b. Persentase Ketuntasan Belajar KB = F x 100%

N Ket :

KB = Persentase Ketuntasan Belajar

F = jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 75 N = Jumlah seluruh siswa

Prosedur penelitian

Secara umum terdapat empat langkah kegiatan yang harus dilakukan peneliti.

Penelitian dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : Siklus I

Siklus pertama dalam penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :

Tahap (1)perencanaan, beberapa persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan siklus antara lain : Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang Mujahadah annafs ,Husnudzan dan Ukhuwah, dan mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukanpada setiap siklus Tindakan sesuai dengan ruang lingkup permasalah dalam pembelajaran.

Tahap(2) pelaksanaan, kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaransesuai dengan yang telah direncanakan. Berupa proses pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP pada materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang Mujahadah annafs ,Husnudzan dan Ukhuwah.

(7)

Berdasarka hasil analisis pada siklus I siswa belum semuanya memperoleh nilai diatas KKM maka akan diperbaiki pada siklus II.

Tahap(3) Refleksi

Pada tahap ini dikumpulkannya semua bentuk data yang memberikan informasi mengenai perkembangan proses pemebelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learninguntuk kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus I untuk dilaksanakan pada siklus II, hingga Tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.

Siklus II Perencanaan

Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahapan perencanaan adalah : Membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang Mujahadah annafs ,Husnudzan dan Ukhuwah, dan membuat alat evaluasi.

Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.Berupa proses pembelajaran sesuai RPP pada materi Qs. Al Hujurat ayat 10 dan 12 tentang Mujahadah annafs ,Husnudzan dan Ukhuwah.

Refleksi , pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan kelas ini, akan memperoleh hasil temuan setiap siklus yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian ini kemudian dideskripsikan, dianalisis dan direfleksikan untuk mengetahui kekurangan setiap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sehingga hasil temuan tersebut dapat diketahui kekurangan dari setiap pembelajaran yang disampaikan terhadap siswa dan membuat rencana pelaksanaan perbaikan yang dilakukan oleh guru.

Siklus I

Kegiatan awal dari siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 17 November 2022 berdasarkan hasil ketuntasan siswa belum maksimal, disebabkan selama ini guru masih banyak mengunakan metode ceramah dan tanya jawab saja.

(8)

Sehingga siswa kurang termotivasi aktif sehingga hasil belajar hanya 60% siswa yang mencapai KKM dan masih 40% siswa yang belum mencapai KKM.

Berdasarkan hasil diatas maka direncanakan suatu Tindakan dalam proses pembelajaran, dari Tindakan yang diberikan, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tindakan siklus I terdiri dari beberapa tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, Tindakan dan refleksi.

Tabel Hasil belajar siklus I

No Nama Siswa KKM Nilai

Keterangan Tuntas Tidak

tuntas

1 Arasit H 75 80 √

2 Benny Saputra 75 80 √

3 Dwi Aulia kusuma 75 100 √

4 Elsa Dewi Ayu 75 100 √

5 Fitri Yanti 75 80 √

6 HasbiAditia Pranata 75 80 √

7 Ika Intan Sari 75 100 √

8 Irelyviani Sebastian 75 100 √

9 Irfan 75 80 √

10 Julia Safitri 75 80 √

11 M. Randi 75 60 √

12 Maria sapi’i 75 100 √

(9)

13 M.Irgi Herliansyah 75 60 √

14 Oktoberi 75 60 √

15 Syahdi Ali Pandi 75 60 √

Jumlah 1.220

Rata-rata 81

Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2022 yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan dan refleksi.

Hasil siklus II dapat dilihat pada table berikut : Hasil belajar siklus II

No Nama Siswa KKM Nilai

Keterangan Tuntas Tidak

tuntas

1 Arasit H 75 80 √

2 Benny Saputra 75 80 √

3 Dwi Aulia kusuma 75 100 √

4 Elsa Dewi Ayu 75 100 √

5 Fitri Yanti 75 80 √

6 HasbiAditia Pranata 75 80 √

7 Ika Intan Sari 75 100 √

8 Irelyviani Sebastian 75 100 √

(10)

9 Irfan 75 80 √

10 Julia Safitri 75 80 √

11 M. Randi 75 80 √

12 Maria sapi’i 75 100 √

13 M.Irgi Herliansyah 75 80 √

14 Oktoberi 75 80 √

15 Syahdi Ali Pandi 75 80 √

Jumlah Nilai 1300

Rata-rata 87

Dari tabel diatas dapat dilihat 15 siswa (100 %) yang telah mencapai ketuntasan belajar dengan daya serap mencapai 86,7% . Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkat hasil belajar siswa dengan maksimal.

KESIMPULAN

Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal tersebut dapat dilihat hasil belajar sebelum diterapkannya model problem based learning siswa yang tuntas hanya 60% sedangkan yang belum tuntas 40%, tetapi setelah diterapkan model problem based learning pada siklus I terdapat peningkatan dari 15 siswa yang tuntas 11 siswa (81,3%) dan yang belum tuntas 4 siswa (26,7%). Setelah siklus II dilaksanakan hasil belajar 15 siswa (100%) sudah mencapai ketuntasan bahkan nilainya diatas KKM.

DAFTAR PUSTAKA

UU RI Nomor 20 Tahun 2003

Mel Silberman, Aktive Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:YAPPENDIS,2001)

Rochiati (dalam Kunandar, 2008 :47)

(11)

Kasmadi dan nia Siti Suriah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif(Bandung:Alfabeta 2014)

H. Zen Amiruddin, Statistik Pendidikan, (Yogyakarata: Teras, 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Gaya hidup berpengaruh secara parsial dan besar terhadap keputuasan masyarakat dalam belanja secara ol line menunjukkan

menyantapnya, dan mempunyai cita rasa yang khas makanan bakar, seperti terlihat pada gambar 1. Berdasarkan hasil survey di Daerah Banten menunjukkan bahwa pengrajin sate

PENGUMUMAN PEMENANG PELELANGAN UMUM PEKERJAAN PENGADAAN BIBIT TANAMAN PERKEBUNAN DINAS EKHUTANAN DAN PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2012.. Nomor : 14/ PBJ-ULP.MRS/ 32.L.14/ DAU/

Itu berarti skor ketuntasan siswa kelas IV hanya 34,5% dari batas minimal ketuntasan rata-rata kelas, yaitu 75% sedangkan sesudah diterapkan model Inkuiri Sosial menunjukkan

[r]

Proses dasar produksi tanaman adalah fotosintesis merupakan konversi bahan baku atau input produksi dengan bantuan energi radiasi matahari yang

Melalui observasi, peneliti melihat secara langsung bagaimana proses kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataannya tanpa ada rekayasa, selanjutnya melalui

Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan kawasan yang memiliki hutan dengan beberapa tipe perubahan penggunaan lahan akibat aktifitas manusia maupun proses