1 PENDAHULUAN
Going concern adalah salah satu asumsi pendirian perusahaan. Artinya, perusahaan didirikan untuk jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengupayakan pertumbuhan perusahaannya. Sustainaible Growth sendiri adalah pertumbuhan yang terjadi tanpa harus membiayai pertumbuhan perusahaan dengan equity maupun liability. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan adalah kemampuan perusahaan memperoleh profit (profitabilitas).
Arsov & Naumoski, (2016) menyatakan bahwa profitabilitas yang semakin tinggi berpotensi meningkatkan laba ditahan sehingga dapat menurunkan penggunaan hutang. ROA sendiri digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam memeroleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Semakin besar ROA pada suatu perusahaan, semakin besar pula laba yang diperoleh. (Kristanto, 2012).
Mempertahankan suatu perusahaan bukan hal yang mudah, situasi ini tercermin dari kejadian sepanjang tahun 2019 dimana terdapat peningkatan sebesar 30,1% dibanding tahun 2018 dimana terdapat 425 perkara penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dan terdapat 114 perkara kepailitan (Susanto, 2019).
Pada penelitian Nasim & Irnama, (2015) menyatakan, kenaikan pertumbuhan yang terlalu cepat juga tinggi akan menyebabkan suatu modal kerja menjadi lebih tinggi, dan juga jika manajemen tidak mengevaluasi pertumbuhan suatu perusahaan, maka akan menjadikan kesulitan finansial perusahaan diakhirnya.
Penelitian dilakukan Gunawan & Leonnita (2015), menghasilkan temuan bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan (sustainable growth). Sebaliknya, pada penelitian Mukherjee & Sen (2018) menemukan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap sustainable growth. Penelitian Amouzesh et al., (2011) menghasilkan temuan bahwa profitabilitas memiliki hubungan dengan sustainable growth. Dengan demikian dapat disimpilkan bahwa terdapat hubungan kausal antara profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan Destikasai & Tandika, (2019) menghubungkan leverage dengan sustainable growth dimana leverage
2
berpengaruh positif terhadap sustainable growth. Demikian pula penelitian Rahim, (2017) menghasilkan hubungan yang positif antara financial leverage dengan sustainable growth.
Rasio leverage adalah rasio yang dipakai dalam mengukur seberapa besar perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Sebaiknya perusahaan harus bisa menyeimbangkan berapa hutang yang layak diambil serta sumber-sumber yang bisa digunakan dalam membayar hutang berasal dari mana. (Putri & Christiawan, 2014).
Leverage juga dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya, dengan demikian leverage juga mencerminkan tingkat resiko keuangan (Ruroh & Latifah, 2018).
Sejauh ini sudah banyak penelitian yang menggabungkan antara profitabilitas, leverage, dan juga sustainable growth dalam satu penelitian yang ada, tetapi masih jarang ditemukan peneltian yang menempatkan leverage sebagai variable moderasi. Menggunakan leverage sebagai variabel moderasi pada penelitian ini dikarenakan secara teoritis, semakin tinggi kebijakan hutang pada suatu perusahaan akan menimbulkan beban bunga hutang yang harus dibayar, sehingga profitabilitas menjadi semakin mengecil. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa leverage mampu mempengaruhi hubungan antara profitabilitas terhadap sustainaible growth. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh profitabilitas, terhadap sustainable growth dengan leverage sebagai variabel moderasi dengan objek penelitian bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2018-2020, dikarenakan pada perusahaan inilah yang paling banyak sehingga bisa mempresentasikan keadaan perusahaan-perusahaan lain yang ada di BEI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, pada sustainable growth melalui leverage sebagai variabel moderasi.
Penelitian ini juga bermanfaat antara lain: 1) bagi akademisi, diharapkan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan kajian dan analisis terhadap sustainable growth suatu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI; 2) bagi praktisi, diharapkan bisa memberikan masukan pemikiran strategi mengenai kajian keberlanjutan usaha suatu perusahaan.
3 KAJIAN PUSTAKA
Sustainable Growth
Menurut Higgins (1977), sustainable growth merupakan tolok ukur maksimum bagi perusahaan untuk menumbuhkan pendapatan perusahaannya tanpa mengurangi sumber daya keuangannya. Pada kombinasi elemen operasi perusahaan (profit margin dan efisiensi aset) dan elemen keuagan (struktur modal dan rasio retensi) menjadi satu ukuran pada suatu kinerja keuangan yang sangat berharga bagi setiap perusahaan. Konsep Sustainable Growth Rate diasumsikan bahwa suatu perusahaan tidak mengeluarkan modal baru, dengan sedikitnya laba ditahan dan hutang diinvestasikan pada aset. Aset ini akan membantu menambah penjualan, yang pada akhirnya bisa meningkatkan laba pada perusahaan (Higgins, 1981).
Menurut Saputro & Purwanto (2013), menentukan sebuah formulasi pada sumber daya keuangan dalam pengungkapan keterkaitan pada pertumbuhan penjualan, diasumsikan bahwa: (1) manajemen tak mampu ataupun tak mau dalam menjual saham barunya, (2) perusahaan ingin berkembang cepat yang dilihat dari kondisi pasar bila memungkinkan, (3) perusahaan mempunyai target pada kebijakan dividen maupun struktur modal yang dapat dipertahankan. Menurut Platt et al., (1995), Sustainable growth juga bisa diartikan sebagai tingkat dimana penjualan aset perusahaan dapat berkembang jika suatu perusahaan tidak akan menerbitkan saham barunya dan tetap bertahan pada struktur modal. Sehingga pada analisis sustanainble growth rate dapat mengenali target pada tingkat perkembangan yang berada pada tekanan maupun pertumbuhan yang tak terkendali dan menjadikan berkurangnya kinerja yang ideal. (Fonseka, Ramos, & Tian, 2012).
Profitabilitas
Menurut Kasmir (2012), profitabilitas adalah rasio yang mengukur suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada penjualan, aset maupun laba yang diukur menggunakan return on assest (ROA). Pengertian lainnya pada rasio profitabilitas sendiri adalah dengan mengukur efektivitas manajemen keseluruhan yang mengacu pada besar kecilnya keuntungan yang telah didapat dalam hubungannya dengan investasi maupun investasi. Semakin bagus rasio profitabilitas semakin bagus pula kesanggupan dalam meningkatkan keuntungan suatu perusahaan (Fahmi, 2011).
4 Leverage
Menurut Hartono (2013) leverage didefinisikan sebagai nilai buku keseluruhan hutang jangka panjang yang disebarkan dengan keseluruhan aktiva.
Leverage sendiri juga diketahui seberapa besar aset pada perusahaan telah diperoleh atau yang sudah didanai oleh hutang. Leverage pun diukur antara membagi total hutang dengan total aset. Arti lainnya dari leverage ialah mengukur seberapa besar suatu perusahaan dapat bertahan hanya dengan pembiayaan hutang. Karena jika penggunaan hutang terlalu besar maka dapat membahayakan suatu perusahaan dan perusahaan tersebut akan memasuki kategori hutang ekstrem, dimana perusahaan terbelit pada tingkat hutang yang terlalu tinggi serta akan susah dari terbebasnya beban tersebut (Fahmi, 2011).
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Profitabilitas terhadap Sustainable Growth
Gunawan & Leonnita (2015), menekankan bahwa alat yang sering digunakan investor dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah profitabilitas, dimana profitabilitas diperoleh dari pengurangan pendapatan pada beban yang ditanggung perusahaan selama satu periode. Dengan profit yang positif menjadikan tanda bahwa suatu perusahaan berada pada kondisi baik.
Beberapa penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa profitabilitas mempengaruhi sustainable growth, yang dimana perusahaan dengan profit yang tinggi dapat menambah laba yang ditahan, sehingga berguna bagi pertumbuhan perusahaan. Pada penelitiannya Mukherjee & Sen (2018) menemukan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap sustainable growth. Menurut penelitian (Amouzesh et al., 2011) profitabilitas memiliki hubungan dengan sustainable growth. Dengan pemikiran tersebut dan bukti empiris dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1: profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap sustainable growth.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Sustainable Growth dengan Leverage Sebagai Pemoderasi
Mery et al., (2017) mengatakan bahwa leverage tinggi dapat menyebabkan turunnya nilai pada perusahaan karena, perusahaan akan terlihat tidak sanggup membayarkan kewajibannya dalam menyejahterakan pemegang sahamnya. Namun
5
Febrianti (2012) mengatakan, jika hutang semakin banyak maka akan meningkatkan nilai suatu perusahaan, sebab biaya bunga hutang bisa mengurangi suatu pembiayaan pajak. Pada perusahaan dengan leverage rendah maka peluang pembagian dviden dari laba yang dihasilkan menjadi lebih besar, namun berpotensi mengurangi laba ditahan sehingga mengurangi sustainability growth perusahaan.
Pada penelitian yang dilakukan Sandra (2020), profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap leverage.Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Destikasai
& Tandika, (2019) yang menghubungkan antara pengaruh leverage terhadap sustainable growth dimana yang keduanya menghasilkan pengaruh positif terhadap sustainable growth. Pada penelitian Rahim (2017), telah menganalisis hubungan antara financial leverage, liquidity, dan assets efficiency terhadap sustainable growth, dan juga telah menghasilkan hubungan yang positif antara financial leverage dengan sustainable growth. Dengan pemikiran tersebut dan bukti empiris dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 :Leverage memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap sustainable growth.
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan jenis pendekatan kuantitatif dengan sustainable growth pada variabel dependen, profitabilitas, pada variabel independen, dan variabel moderasi yaitu leverage. Jenis data yang diteliti ini ialah data panel, kombinasi dari data cross section dan time series. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan
Profitabilitas (X1)
Sustainable Growth (Y)
Leverage (Z) H1
H2
6
tahunan perusahaan manufaktur dari tahun 2018-2020. Data yang digunakan berasal dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat diakses melalui www.idx.co.id.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI selama periode 2018-2020. Metode yang dipakai dalam pengumpulan sampel penelitian ini dengan cara purposive sampling. Proses pemilihan sampelnya dilandaskan pada kriteria yang sudah dilakukan antara lain:
Tabel 1. Pemilihan Sampel
No Kriteria Jumlah Perusahaan
1 Seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada tahun 2018-2020
171
2 Perusahaan yang tidak mempunyai kelengkapan data pada periode tahun 2018- 2020
(155)
3 Perusahaan yang tidak membagikan dividen pada periode tahun 2018-2020
(4)
4 Perusahaan yang menggunakan mata uang selain rupiah pada periode tahun 2018-2020
(3)
Jumlah sampel akhir 9
Tahun pengamatan 3
Jumlah Pengamatan 27
Definisi Operasional
Untuk mengetahui pengukuran variabel pada profitabilitas, sustainable growth, dan leverage penelitian ini yang menggunakan rasio sebagai berikut:
Tabel 2. Pengukuran Variabel
Variabel Indikator Skala Sumber
Sustainable Growth
Retention rate x ROE
=(1-DPR) x ROE
Rasio Higgins (1977)
Profitabilitas 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Rasio Hongli et al. (2019)
7 Leverage 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Rasio Fonseka et al. (2012)
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, variabel yang akan diuji terdiri dari variabel bebas yaitu profitabilitas, variabel terikat yaitu sustainable growth, dan variabel moderasi yaitu leverage. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan teknik regresi data panel. Analisis ini akan diolah dengan program E-views. Bentuk model persamaan penelitian ini yaitu:
Yit = ∝ +βn Xit + εit
Keterangan:
Y = Sustainable Growth
i = Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI t = Tahun 2018-2020
Xit = Profitabilitas
∝ = konstanta
βn = koefisien regresi n = jumlah periode εit = error
Langkah Pengujian
Pemilihan Model pada Regresi Data Panel Uji Chow
Chow test adalah pengujian untuk menentukan model apakah Pooled Least Square (PLS) ataukah Fixed Effect (FE) yang terbaik dan tepat yang digunakan dalam mengestimasi data panel. Jika peluang > f < 0,05 maka pada model FE lebih tepat dan baik daripada PLS. Jika hasil kebalikannya maka model PLS lebih bagus daripada FE
.
Uji Hausman
Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model FE atau RE yang paling tepat digunakan, yang dimana uji ini merupakan lanjutan dari chow test jika hasilnya menunjukkan bahwa FE adalah model terbaik.
Uji Kelayakan
8 Uji T
Pada uji yang dipakai ini untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan adanya variabel moderasi. Uji t juga dikerjakan dimana probabilitas < tingkat signifikansi maka Ha akan diterima, jika variabel bebasnya berpengaruh terhadap variabel terikat. Apabila probabilitas > tingkat signifikansi maka Ha ditolak, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat
Uji Koefisien Determinasi
Kesanggupan model pada alat ukur menjelaskan suatu variasi pada variabel terikat itu ada pada koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi yang begitu kecil akan memperlihatkan bahwa kemampuan variabel terikat terhadap variabel bebas terbatas dalam penjelasannya. Nilai koefisien determinasi yang mengarah dekat dengan satu menegaskan bahwa variabel terikat dapat memberikan hampir keseluruhan informasi yang diperlukan dalam membaca variasi variabel bebasnya.
PEMBAHASAN Uji Chow
Tabel 3. Uji Chow
Sumber: Hasil Output Eviews
Pada tabel di atas diketahui bahwa nilai prob. Cross-section F sebesar 0,0406 yang nilainya < 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa model Fixed Effect lebih tepat digunakan dibanding Common Effect.
Uji Hausman
Tabel 4. Uji Hausman
Sumber: Hasil Output Eviews Fixeed Effect (within) regression
Prob < F = 0,0406
Hausman FE, RE Prob < F = 0,0161
9
Pada tabel di atas diketahui bahwa nilai prob. Cross-section random sebesar 0,0161 yang nilainya < 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa model Fixed Effect.
lebih tepat digunakan dibanding Random Effect.
Uji T
Tabel 5. Uji T
Variable Coefficient Std. Error t-statistic Pro
C 6,831444 2,973220 2,297658 0,031
X 62,49903 15,41253 4,055079 0,0005
Z -6,103523 2,821319 -2,163358 0,0411
XZ 14,02227 16,00774 0,875968 0,3901
Sumber: Hasil Output Eviews
Berdasarkan hasil pada uji chou dan uji hausman, model Fixed Effect menjadi pilihan sebagai model terbaik dalam mengestimasi pengaruh profitabilitas terhadap sustainable growth dengan leverage sebagai variabel moderasi. Hasil estimasi fixed Effect menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap sustanainable growth dengan prob nya sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahannya 5%. Leverage sebagai variabel moderasi secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap sustainable growth dengan prob nya sebesar 0,041. Variabel interaksi yang dimana profitabilitas dengan leverage tidak berpengaruh terhadap sustainable growth dengan prob nya sebesar 0,39. Dapat disimpulkan bahwa hasil uji t adalah prediktor moderasi, dimana variabel ini hanya berperan sebagai variabel independen dalam model yang telah dibentuk.
Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan analisis regresi data panel yang sudah dilakukan, maka pembuktian H1 yang menyatakan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap sustainable growth diterima, dengan tingkat signifikansi 95% (∝ = 0,05) dengan angka signifikansi pada variabel profitabilitas sebesar 0,00 < 0,05 dan koefisien sebesar 62,49. Sehingga dapat disimpulkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap sustainable growth.
Berdasarkan tabel 5, maka pembuktian H2 yang menyatakan leverage memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap sustainable growth ditolak, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,39 > 0,05 dan koefisien sebesar 14,02. Sehingga dapat
10
disimpulkan leverage tidak dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap sustainable growth.
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 6. Uji Determinasi
R-squared 0,695793 Mean dependent var 10,18519
Adjusted R-squared 0,656114 S.D. dependent var 7,666295 S.E. of regression 4,495654 Akaike info criterion 5,980053 Sum squared resid 464,8509 Schwarz criterion 6,172029 Log likelihood -76,73072 Hannan-Quinn criter 6,037138 F-statistic 17,53547 Durbin-Watson stat 1,208395 Prob(F-statistic) 0,000004
Sumber: Hasil Output Eviews
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien determinasinya sebesar 0,656 atau sebesar 65,6% dari sustainable growth yang ditentukan oleh variabel profitabilitas dan leverage. Sedangkan sisanya sebesar 34,4% (100%-65,6%) ditentukan oleh variabel lainnya.
Uji Goodness of Fit
Dari tabel 5. dapat diketahui bahwa nilai prob (F-statistic) sebesar 0,000 yang nilainya < 0,05 atau dapat diketahui dan dilihat bahwa nilai F-statistic sebesar 17,535 > dari nilai F sehingga model regresi dikatakan layak dalam penelitian.
Model Regresi data Panel
Berdasarkan hasil pada tabel 6 di atas maka di dapat persamaan regresi liner berganda sebagai berikut ini:
Y = 6,831 + 62,499X1 + 14,022X1Z Y = Sustainable Growth
X1 = Profitabilitas Z = Leverage KESIMPULAN Simpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian adalah terbuktinya bahwa leverage tidak dapat memoderasi pengaruh dari profitabilitas terhadap sustainable growth pada perusahaan, penelitian ini menunjukkan bahwa
11
hutang yang ada tidak dapat digunakan dalam mengukur tingkat pertumbuhan suatu perusahaan. Di samping itu terdapat pengaruh yang signifikan dari profitabilitas terhadap sustainable growth yang artinya menunjukkan bahwa tingginya laba suatu perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Keterbatasan dan Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah literatur mengenai kajian pada kinerja keuangan dan pertumbuhan berkelanjutan khususnya perusahaan- perusahaan manufaktur, serta dapat memberikan sumbangsih pikiran-pikiran dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan profitabilitas, sustainable growth, dan leverage. Poin terpentingnya adalah tetap memperhatikan kondisi keuntungan dalam suatu perusahaan, agar dapat meningkatkan pertumbuhan suatu perusahaan.
Sebagai mana penelitian yang sudah ada, hasil dari penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, dalam hal sampel yang digunakan peneliti hanya pada perusahaan manufaktur saja, dan terbatasnya data laporan keuangan yang terdaftar di BEI yang diakses dari idx.co.id. Jika semakin banyak sampelnya dalam penelitian, akan memperluas pengamatan dalam penelitian, yang diharapkan hasilnya bisa lebih representatif.
Saran untuk peneliti selanjutnya bisa menggunakan variabel independen yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan manajemen laba yang berfungsi dalam memilih langkah tertentu untuk memeroleh laba pribadi. Bisa juga ditambahkan kebijakan dividen yang dapat diukur dengan DPR untuk melihat kemampuan perusahaan membayar dividen akan berpengaruh terhadap sustainable growth atau tidak. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan perusahaan selain perusahaan manufaktur, dan menggunakan tahun terbaru supaya penelitian yang dilakukan akan lebih relevan.