• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB V PENUTUP A."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Penciptaan karya batik adalah hal yang menarik dan menjadi tantangan tersendiri dalam membuat motif batik retakan tanah ditengah banyaknya motif batik yang beragam. Batik yang ada di pasaran memiliki kekurangan, kelebihan dan ciri dari masing – masing batik. Tantangan yang muncul adalah ketika merancang motif batik sesuai dengan konsep yang diambil retakan tanah memiliki tujuan, diantaranya: (1) Sebagai bentuk media kritik sosial sekaligus ajakan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan. (2) Menciptakan sebuah karya kriya berupa motif batik dengan konsep retakan tanah yang dapat menarik perhatian masyarakat. Proses perwujudan menciptakan motif retakan tanah mengalami kesulitan, karena harus memperhatikan komposisi yang pas agar motif tidak terlihat kaku. Akan tetapi itu menjadi tantangan untuk membuat batik motif baru agar menjadi media seni kriya batik dan untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar serta menarik perhatian masyarakat.

Proses penciptaan karya batik banyak menemukan hal – hal baru dan beberapa kesulitan pada proses perwujudan. Penulis mendapatkan banyak manfaat dari penciptaan motif batik ini. Manfaat yang berkaitan langsung dengan informasi tentang bagaimana cara untuk menuangkan ide serta gagasan ke dalam bentuk karya seni busana batik. Menambah ilmu tentang bencana alam serta dampaknya. Menambah kreativitas dalam pembuatan suatu karya. Melatih kemampuan dalam pembuatan suatu karya.

Kesulitan yang dihadapi adalah proses pembatikan dan pewarnaan yang membutuhkan waktu yang lama dan teknik yang rumit. Sempat mengalami beberapa kali kegagalan dalam proses pewarnaan, menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga untuk penulis. Memberi wawasan baru melalui praktik secara langsung bagaimana teknik dan tahapan untuk

(2)

62

menghasilkan warna yang sesuai seperti keinginan. Kesulitan atau kendala tidak berhenti ditahap itu saja, pada saat tahap membuat pola dan menjahit menjadi tahap terberat untuk penulis. Mengalami beberapa kendala yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Seperti ukuran yang tidak sesuai, pecah pola yang sulit karena desain yang bisa dibilang cukup rumit, akibatnya ada beberapa bagian yang tidak sesuai seperti sketsa awal. Kemudian jahitan yang tidak lurus, mesin jahit yang seret karena bahan yang digunakan cukup tebal, lalu jarum mesin jahit patah dan masih banyak lagi.

Karya ini banyak membutuhkan keterampilan tangan untuk membuat detailnya, sehingga ketelitian dan kejelian sangat dibutuhkan. Beberapa temuan baru yang ada pada penciptaan karya batik ini sangat beragam seperti rancangan motif baru dari konsep retakan tanah, pemilihan material / kain yang dibuat dengan tangan, proses pembuatan yang hampiir 90% juga dikerjakan dengan tangan. Penciptaan motif batik retakan tanah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi karya – karya selanjutnya dan sumber referensi baru tentang motif batik retakan tanah. Karya kriya batik ini juga sebagai bentuk kepedulian dan kritikan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

B. Saran

Proses penciptaan karya kriya batik memerlukan suatu pemahaman dan pengkajian terhadap obyek yang ingin digali. Oleh sebab itu, metode pengumpulan data sangat penting diperlukan untuk mendasari penciptaan suatu karya. Motif batik ini mempresentasikan sebuah dampak . Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan iklim teropis yang mengakibatkan

(3)

63

ciri bentuk dari usaha ekonomi kreatif, juga sebagai bentuk media kritik sosial sekaligus ajakan kepada masyarakat untuk bisa lebih peduli lagi terhadap lingkungan. Dalam membuat suatu karya pasti mendapati suatu kendala. Seperti yang telah penulis jabarkan pada kesimpulan. Saat mengalami kendala penulis juga dituntut untuk menemukan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Seperti pada tahan pewarnaan sebaiknya membuat sample warna terlebih dahulu sebelum mencelup kain batik yang asli. Memperhatikan takaran atau resep warna secara detail juga mempengaruhi warna yang dihasilkan. Kemudia tahapan saat proses pencelupan warna, kebanyakan orang menganggap remeh bagian ini padahal bagian inilah yang sangat krusial dalam proses pembuatan batik.

Mulai dari mencelupkan kain terlebih dahulu ke dalam air agar pori-pori kain terbuka dan zat warna masuk secara merata atau tidak belang.

Kemudian ada beberapa warna napthol yang memang diharuskan untuk mencari takaran sendiri, contohnya warna hijau dan coklat. Untuk menghasilkan warna hijau proses pencelupan yang pertama yaitu menggunakan napthol soga91 yang dilarutkan dalam dua liter air dengan garam biru bb yang dilarutkan dalam satu liter air. Proses pencelupan kedua sama seperi proses pencelupan pertama, namun untuk proses yang kedua menggunakan napthol ASLB dengan garam biru b. Takaran air juga menentukan kepekatan warna batik. Semakin banyak air, semakin soft warna yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Selain kendala pada proses pewarnaan, penulis juga dihadapkan dengan kendala pada saat proses membuat pola dan menjahit busana. Pada saat membuat pola sangat perlu diperhatikan ukurannya, karena jika selisih satu senti saja akan sangat menyulitkan pada saat proses menjahit. Kemudian menyesuaikan jarum jahit sesuai ketebalan kain yang digunakan untuk menghindari jarum patah saat menjahit.

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, Wignyo, 2018. Buku “Manajemen Bencana: Pengantar dan Isu-Isu Strategis.” (2018:44), Jl. Sawo Raya No. 18, Jakarta 13220: Bumi Aksara,

dikutip pada tanggal 20 Juni 2022.

Dwi Bayu, AN, 2016. Buku ”Fenomena Iklim Global, Perubahan Iklim, dan Dampaknya di Indonesia.” (2016:44), Jl. Sendok, Karanggayam CT VIII, Caturtunggal, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, dikutip pada tanggal 20 Juni 2022.

Supriono, Primus, 2016. Buku “Ensiklopedia The Heritage of Batik - Identitas Pemersatu Kebanggan Bangsa.” (2016:2-3), Jl. Beo 38-40, D.I

Yogyakarta: Andi Yogyakarta, dikutip pada tanggal 20 Juni 2022.

Kramadibrata Kartini, 2014. Jurnal Ilmiah LIPI “REINDWARDTIA a Journal on Taxonomic Botany, Plant Sociology and Ecology.” Vol. 14(1): 1-248, Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta – Bogor KM. 46, Cibinong, Indonesia: Indonesian Institute of Sciences. ISSN 0034 – 365 X, dikutip pada tanggal 20 Desember 2022.

Magdalena Maria Nuning, 2015. CORAK Jurnal Seni Kriya “Metode Penciptaan Bidang Seni Rupa: Praktek Berbasis Penelitian (Practice Based Research) Karya Seni sebagai Produksi Pengetahuan dan Wacana. Vol. 4 No. 1, Jl.

Parangtritis KM 6, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Institut Seni Indonesia, dikutip pada tanggal 4 Januari 2023.

Lestari Dina, 2021. “Peradaban Batik Nilai dan Perkembangan”, Jl. Ir Joesoef Dalie No. 110, Kota Gorontalo: Ideas Publishing, dikutip pada tanggal 4 Januari 2023.

(5)

DAFTAR LAMAN

Muharrar Syakir, dan Veriyanti Sri, R, 2013:8. Jurnal Ilmiah Sangkareang “Karya Rupa Kolase Kain Flanel Dalam Bingkai.” (2013:8), D.I Yogyakarta:

file:///C:/Users/WINDOWS/Downloads/397-Article%20Text-688-1-10- 20211001.pdf , dikutip pada tanggal 8 Desember 2022.

Ricoeur, 2010. Jurnal Pengertian Interpretasi ”Pengertian Interpretasi Menrut Para Ahli dan Ilmuwan.” D.I Yogyakarta:

gramedia.com/literasi/pengertian-interpretasi/. dikutip pada tanggal 8 Desember 2022.

Referensi

Dokumen terkait

jalan bebas hambatan yang baru yang diharapkan akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi masih dalam tahap perencanaan. Sektor air bersih dan listrik yang sangat vital

Dalam penelitian ini akan dibuat beberapa formulasi sediaan emulgel dengan variasi konsentrasi minyak atsiri dan dilakukan uji aktivitas antioksidan sediaan emulgel minyak atsiri

Dalam perspektif ekoteologi Islam, yang dimaksud dengan orang-orang yang memiliki daya nalar memadai dalam ayat ini adalah orang-orang yang memiliki kesadaran lingkungan

10) Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi (PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah

Kepuasan kerja juga berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover (berpindah kerja), produktivitas, tingkat absensi, usia, faktor pekerjaan dan ukuran organisasi

Efek Toksik Tak Terbalikkan (Ireversibel) Kerusakan bersifat permanen Paparan berikutnya akan menyebabkan kerusakan yang sifatnya sama memungkinkan terjadinya akumulasi efek

Maseral vitrinit yang terdapat dalam batubara peringkat rendah dapat dengan mudah terhidrogenasi dan tercairkan, sedangkan batubara peringkat tinggi dalam proses pencairan

Kondisi domain kognitif awal peserta yang berada dalam level pemahaman (comprehension) teori SIG menunjukkan peserta telah pada level 2 pembelajaran SIG (pengetahuan à