• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR DIRJEN BELMAWA DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR DIRJEN BELMAWA DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN"

Copied!
415
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Dengan demikian, sejak tahun 2015 Ditjen Belmawa berkewajiban membuat laporan kinerja sebagaimana diatur dalam Undang-undang, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menpan & Reformasi dan Birokrasi di atas.

LAKIN Satuan Kerja Ditjen Belmawa Tahun 2017 menyajikan capaian kinerja program pembelajaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Belmawa Tahun 2015-2019. Sejalan dengan implementasi reformasi birokrasi, Ditjen Belmawa telah meningkatkan akuntabilitas kinerja, di antaranya melalui penajaman indikator kinerja dan melakukan evaluasi atas capaian kinerja Tahun 2016. Direktorat Jenderal Belmawa juga senantiasa melaksanakan secara konsisten sistem pengendalian kegiatan melalui fungsi pemantauan dan evaluasi.

LAKIN ini disusun dengan mengacu pada indikator kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Ditjen Belmawa Tahun 2015-2019 serta berdasarkan pada prinsip transparansi dan akuntabilitas supaya berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang kinerja Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini, disampaikan ucapan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan sehingga LAKIN Ditjen Belmawa Tahun 2017 dapat diselesaikan. Semoga LAKIN ini bermanfaat bagi pengembangan program-program pembelajaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu di masa yang akan datang.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LAKIN) Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Tahun 2016. Penyusunan LAKIN ini dalam rangka memenuhi kewajiban yang diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Sejak 20 Oktober 2014, Direktorat Jenderal Pen-didikan Tinggi Kementerian PenPen-didikan dan Kebuda-yaan (Ditjen Dikti Kemdikbud) bergabung dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek), menjadi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Secara formal, penggabungan dua instansi ini terjadi pada tanggal 23 Januari 2015 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Perubahan nomenklatur tersebut berdampak pada perubahan struktur organisasi Kemenristekdikti.

Selanjutnya, pada tanggal 12 Juni 2015 terbit Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Salah satu pasal dalam Peraturan Menteri Ristekdikti tersebut mengamanatkan pembentukan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Bel mawa) dengan tugas menyelenggarakan peru musan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembela jaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu.

Jakarta, Desember 2017 Direktur Jenderal,

Intan Ahmad

PENGANTAR

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR III

DAFTAR ISI IV

DAFTAR TABEL VI

DAFTAR GAMBAR X

IKHTISAR EKSEKUTIF XIV

VISI DAN MISI XVII

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum - 2

B. Dasar Hukum - 3

C. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan - 4

D. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi - 4

1. Sekretariat Direktorat Jenderal - 4

2. Direktorat Pembelajaran - 6

3. Direktorat Kemahasiswaan - 7

4. Direktorat Penjaminan Mutu - 7

E. Permasalahan Utama yang sedang Dihadapi Organisasi - 8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Tujuan Strategis - 12

B. Sasaran Strategis - 12

C. Rencana Kinerja Program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan - 12 D. Rencana Kinerja Kegiatan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan - 14 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan - 14

2. Direktorat Pembelajaran - 15

3. Direktorat Kemahasiswaan - 16

(5)

A. Kinerja Program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan - 20

1. Capaian Kinerja - 20

2. Realisasi Anggaran - 62

B. Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan - 64

1. Capaian Kinerja - 64

2. Realisasi Anggaran - 127

C. Kinerja Kegiatan Direktorat Pembelajaran - 128

1. Capaian Kinerja - 128

2. Realisasi Anggaran - 172

D. Kinerja Kegiatan Direktorat Kemahasiswaan - 173

1. Capaian Kinerja - 173

2. Realisasi Anggaran - 212

E. Kinerja Kegiatan Direktorat Penjaminan Mutu - 213

1. Capaian Kinerja - 213

2. Realisasi Anggaran - 284

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016

LAMPIRAN - 291

BAB IV

PENUTUP

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Matrik Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ditjen Belmawa 2015-2019 13

Tabel 2.2. Target Kinerja Program Tahun 2017 13

Tabel 2.3. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Sekretariat Ditjen Belmawa 14

Tabel 2.4. Sasaran dan Target Kinerja Kegiatan Sekretariat Ditjen Belmawa 14

Tabel 2.5 Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Pembelajaran 15

Tabel 2.6. Sasaran dan Target Kinerja Kegiatan Direktorat Pembelajaran 15

Tabel 2.7. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kemahasiswaan 16

Tabel 2.8. Sasaran dan Target Kinerja Kegiatan Direktorat Kemahasiswaan 16

Tabel 2.9. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Penjaminan Mutu 17

Tabel 2.10. Sasaran dan Target Kinerja Kegiatan Direktorat Penjaminan Mutu 17

Tabel 3.1 Capaian Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi 21

Tabel 3.2 Tabel Capaian APK 22

Tabel 3.3 Perhitungan APK 2012–2017 menggunakan format alternatif 23

Tabel 3.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) di Asia Tenggara 23

Tabel 3.5 Target dan Realisasi Penerima Beasiswa Bidikmisi 24

Tabel 3.6 Data Penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) 26

Tabel 3.7 Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Adik Papua dan 3T 26

Tabel 3.8 Capaian IKP Jumlah Mahasiswa yang Berwirausaha 28

Tabel 3.9 Karakteristik umum program pembinaan kewirausahaan terintegrasi 34

Tabel 3.10 Rincian Peserta Kegiatan Kewirausahaan 34

Tabel 3.11 Capaian IKP Persentase Mahasiswa bersertfikasi Kompetensi dan profesi 35

Tabel 3.12 Rekap Total Peserta dan lulusan uji kompetensi 36

Tabel 3.13 Persentase Kelulusan Uji Kompetensi Enam Profesi Tahun 2017 37

Tabel 3.14 Data Akreditasi Program Studi 39

Tabel 3.15 Capaian IKP Persentase prodi terakreditasi minimal B 40

Tabel 3.16 Capaian IKP Persentase Lulusan yang langsung bekerja 43

Tabel 3.17 Capaian Persentase perguruan tinggi yang menerapkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi 47

Tabel 3.18 Capaian IKP Jumlah mahasiswa berprestasi 48

Tabel 3.19 Jumlah peroleh medali dan Jumlah Peserta kompetisi tingkat nasional tahun 2017 49

Tabel 3.20 Capaian IKP Persentase mahasiswa lulus PPG 55

Tabel 3.21 Peserta ujian dan lulusan PPG tahun 2017 56

Tabel 3.23 Tabel Capaian LPTK yang Meningkat Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Akademik 58

Tabel 3.24 PT Penerima Hibah Revitalisasi LPTK Tahun 2017 (Kelanjutan Tahun 2016) 61

Tabel 3.25 Rincian, Sasaran Kegiatan, dan Indikator Kinerja Kegiatan Setditjen Belmawa 64

Tabel 3.26 Rincian Sasaran Kegiatan Sistem Informasi SNMPTN dan SBMPTN 64

Tabel 3.27 Rekapitulasi Hasil Seleksi Peserta Pendaftar SNMPTN 2017 67

Tabel 3.28 Statistik Peserta Berdasarkan 68

Tabel 3.29 Statistik Peserta Ujian Keterampilan 69

Tabel 3.30 Statistik Perbandingan Peserta 69

Tabel 3.31. Rincian Sasaran Kegiatan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 71

Tabel 3.32 Program Kegiatan Sumber Dana PHLN Di Lingkungan Ditjen Belmawa Tahun 2017 72

Tabel 3.33 Rincian Sasaran Kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 103

Tabel 3.34 Rencana Kerja Subbagian Perencanaan 104

Tabel 3.35 Tabel Revisi DIPA Satker Dit. Pembelajaran dan Kemahasiswaan Tahun 2017 * 104

(7)

Tabel 3.37 Rencana Kerja Subbagian Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan 107

Tabel 3.38 Jumlah Publikasi pada Laman Belmawa Januari-Desember 2017 * 109

Tabel 3.39 Jumlah Pengunjung Laman Belmawa Januari-Desember 2017 110

Tabel 3.40 Daftar Rubrikasi Majalah Bahana Belmawa Volume 2 Nomor 1 111

Tabel 3.41 Daftar Rubrikasi Majalah Bahana Belmawa Volume 2 Nomor 2 112

Tabel 3.42 Matriks Strategi Komunikasi Publik Direktorat Pembelajaran 114

Tabel 3.43 Matriks Strategi Komunikasi Publik Direktorat Kemahasiswaan 114

Tabel 3.44 Matriks Strategi Komunikasi Publik Direktorat Penjaminan Mutu 115

Tabel 3.45 Rekapituasi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 118

Tabel 3.46 Rekapituasi Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 119

Tabel 3.47 Rekapitulasi Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan: 119

Tabel 3.48 Rekapitulasi Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Ditjen Belmawa 119

Tabel 3.49 PT Tujun Sosialisasi Perjalanan Dinas Luar Negeri (PDLN) 120

Tabel 3.50 PT Peserta Workshop Aktivasi Layanan Konektivitas-Akses Jaringan IdREN 121

Tabel 3.51 Rincian Sasaran Kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 122

Tabel 3.52 Rekapitulasi Jumlah Surat Masuk dan Surat keluar Sekretariat Dirjen Belmawa Tahun 2017 122 Tabel 3.53 Rekapitulasi Jumlah Surat Masuk dan Surat Keluar Sekretariat Sesditjen Belmawa Tahun 2017 122 Tabel 3.54 Rincian Sasaran Kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I. 124

Tabel 3.56 Rincian Sasaran Kegiatan Layanan Perkantoran 126

Tabel 3.55 Hasil Pengadaan Barang/Jasa BMN Tahun 2017 Ditjen Belmawa 126

Tabel 3.57 Rincian DIPA Setditjen Belmawa Tahun 2017 127

Tabel 3.58 Capaian Kinerja Direktorat Pembelajaran Tahun 2017 128

Tabel 3.59 Target Capaian Sasaran Kegiatan Perguruan Tinggi yang Menerapkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi 129 Tabel 3.60 Data realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Perguruan Tinggi yang Menerapkan SNPT 131 Tabel 3.61 Data realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Dokumen Standar Mutu Pendidikan Akademik 135 Tabel 3.62 Data Target Sasaran Kegiatan Mahasiswa Mengikuti Program Transfer Kredit Tahun 2017 136

Tabel 3.63 Data Rincian Program Transfer Kredit tahun 2017 137

Tabel 3.64 Capaian Program 2015 – 2017: 138

Tabel 3.65 Data Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Mahasiswa yang mengikuti Program Transfer Kredit 138 Tabel 3.66. Data Target Sasaran Kegiatan Dosen mengikuti pelatihan pembelajaran (berorientasi KKNI) 139 Tabel 3.67 Realisasi Dosen yang mengikuti kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis KKNI 140

Tabel 3.68 Jadwal pelayanan Penyetaraan Ijazah 143

Tabel 3.69 Data realisasi Jumlah layanan penyetaraan Ijazah Luar Negeri tahun 2017 dan Prosentase capaian kinerja 143

Tabel 3.70 Data Jumlah laporan dugaan penyalahgunaan Ijazah Palsu Tahun 2017. 145

Tabel 3.71 Data Jumlah layanan pencegahan Ijazah palsu 146

Tabel 3.72 Data Target Indikator Kinerja Kegiatan jumlah pogram studi yang menyelenggarakan RPL 147 Tabel 3.73 Data Realisasi Indikantor Kinerja Kegiatan jumlah pogram studi yang menyelenggarakan RPL 148

Tabel 3.74 Data Perguruan Tinggi Penerima Hibah Revitalisasi LPTK Tahun 2017. 151

Tabel 3.75 Data Perguruan Tinggi penerima hibah sasaran monev Revitalisasi LPTK Tahun 2017 152 Tabel 3.76 Data Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Perguruan Tinggi Revitalisasi LPTK tahun 2017 152 Tabel 3.77 Data Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Perguruan Tinggi yang melaksanakan Lesson Study 155 Tabel 3.78 Data Jumlah Perguruan Tinggi yang menerima Program Hibah General Education tahun 2017 157 Tabel 3.79 Data Perguruan Tinggi penerima Hibah Implementasi General Education tahun 2017 (14 Perguruan Tinggi) 157 Tabel 3.80 Data Perguruan Tinggi penerima hibah pengkajian dan pengembangan General Education Tahun 2017 158 Tabel 3.81 Data Target Sasaran Kegiatan Pendidik dan calon pendidik mengikuti Pendidikan Profesi Guru. 159 Tabel 3.82 Data Perkembangan Peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari tahun 2015 s.d. 2017 161

(8)

Tabel 3.83 Data realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Pendidik dan calon pendidik 161 Tabel 3.84 Data Jumlah Perguruan Tinggi yang menjadi sasaran Monitoring dan Evaluasi PPG 163 Tabel 3.85 Data Target Sasaran Kegiatan Program Studi mengembangkan Joint Curriculum Tahun 2017 164 Tabel 3.86 Data realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Program Studi Joint Curriculum Tahun 2017 164 Tabel 3.87 Data Target Sasaran Perguruan Tinggi menerapkan pembelajaran khusus dan Difabel Tahun 2017 166 Tabel 3.88 Data Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Perguruan Tinggi menerapkan pembelajaran khusus 167 Tabel 3.89 Data Target Sasaran Kegiatan Jumlah Mata kuliah PT dengan Pendidikan Jarak Jauh Tahun 2017 168 Tabel 3.90 Data realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Mata kuliah Jarak Jauh Tahun 2017 170

Tabel 3.91 Realisasi Anggaran Direktorat Pembelajaran Tahun 2017 172

Tabel 3.92 Kinerja Peningkatan Layanan Kemahasiswaan dan Penyiapan Karir 173

Tabel 3.93 Indikator Kinerja Mahasiswa penerima bantuan Bidikmisi 173

Tabel 3.94 Perbandingan realisasi Bidikmisi 2015-2017 175

Tabel 3.95 Indikator Kinerja Mahasiswa penerima beasiswa Adik 176

Tabel 3.96 Perbandingan realisasi ADik 2015-2017 178

Tabel 3.97 Kinerja Kegiatan Mahasiswa penerima beasiswa dan bantuan PPA 179

Tabel 3.98 Kinerja Mahasiswa penerima beasiswa Prestasi 180

Tabel 3.99 Kinerja Jumlah mahasiswa mulai berwirausaha 181

Tabel 3.100 Indikator Kinerja Mahasiswa mengikuti kompetisi bidang penalaran dan kreativitas 182

Tabel 3.101 Daftar Peserta NUDC 2017 183

Tabel 3.102 Mawapres Program Sarjana 183

Tabel 3.103 Mawapres Program Diploma 183

Tabel 3.104 Kinerja Mahasiswa mengikuti kompetisi bidang minat dan bakat 187

Tabel 3.105 Jadwal Pelaksanaan MTQ Mahasiswa Nasional XV Tahun 2017 188

Tabel 3.106 Kinerja organisasi mahasiswa melaksanakan program pemberdayaan 192

Tabel 3.107 Materi, Topik, Metode dan Durasi LKMM 196

Tabel 3.108 Kinerja Peningkatan Layanan Kemahasiswaan dan Penyiapan Karir 199

Tabel 3.109 Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan NO.212/B/SK/2017 tanggal 22 Mei 2017 201

Tabel3. 110 Kinerja Layanan sistem informasi pendidikan dan dunia kerja (SIndikker) 204

Tabel 3.111 Realisasi Anggaran Direktorat Kemahasiswaan 212

Tabel 3.112 Target Kinerja Kegiatan Direktorat Penjaminan Mutu 213

Tabel 3.113 Rincian Indikator Kinerja Kegiatan Program studi menerapkan SPMI 214

Tabel 1.114 Data Akreditasi Program Studi Per Maret 2017 215

Tabel 3.115 Rincian Indikator Kinerja Kegiatan Instrumen Uji Kompetensi 218

Tabel 3.116 Rincian Indikator Kinerja Kegiatan Mahasiswa Mengikuti Uji Kompetensi 225

Tabel 3.117 Rekap Total Peserta dan lulusan uji kompetensi 225

Tabel 3.118 Persentase Kelulusan Uji Kompetensi Enam Profesi Tahun 2017 225

Tabel 3.119 Jumlah peserta tes profesi dokter 226

Tabel 3.120 Peserta Uji Kompetensi Dokter Gigi pada tahun 2017 229

Tabel 3.121 Kelulusan UKMP2DG 230

Tabel 3.122 Peserta Uji Kompetensi D-3 Kebidanan 231

Tabel 3.123 Peserta Uji Kompetensi D-3 Keperawatan 231

Tabel 3.124 Peserta Uji Kompetensi Ners 231

Tabel 3.125 Jumlah CBT dan Peserta Try Out 235

Tabel 3.126 Peserta Uji Kompetensi D-IV Keperawatan 235

Tabel 3.127 Peserta Uji Kompetensi D-IV Kebidanan 235

Tabel 3.128 Daftar Kelulusan Prodi D-IV Kebidanan 236

Tabel 3.129 Daftar Kelulusan Prodi D-IV Keperawatan 236

Tabel 3.130 Peserta Uji Kompetensi Guru 237

Tabel 3.131 Rincian Indikator Kinerja Kegiatan Instrumen Kompetensi lulusan 239

Tabel 3.132 Rincian Indikator Kinerja Kegiatan program studi yang dibina menjadi Prodi unggul 240 Tabel 3.133 Rekapitulasi Rincian Indikator Kinerja Kegiatan Program Studi Dibina Menjadi Prodi Unggul 241 Tabel 3.134 Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Studi Mengikuti Nurturing SPMI Tahun 2017-2019 242 Tabel 3.135 Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Studi Mengikuti Nurturing SPMI Tahun 2017-2019 242 Tabel 3.136 Jumlah jumlah peserta dan perguruan tinggi yang mendapatkan Lokakarya Penyusunan Dokumen SPMI 243

(9)

Tabel 3.137 Jumlah program studi yang mendapatkan nurturing SPMI 244

Tabel 3.138 Penyelenggaraan Lokakarya AMI tahun 2017 247

Tabel 3.139 Perguruan Tinggi Mendapatkan Pendampingan AMI 249

Tabel 3.140 Tema Pembahasan dan Uraian Penjelasan 251

Tabel 3.141 Seminar Budaya Mutu Kepada Pimpinan Perguruan Tinggi 2017 252

Tabel 3.142 Kehadiran Peserta dan PT Seminar Budaya Mutu Kepada Pimpinan PT 252

Tabel 3.143 Daftar Nama Tim Pengembang SPMI tahun 2017 257

Tabel 3.144 Rincian Indikator Kinerja Kegiatan Program Studi Penyelenggara Uji Kompetensi 257

Tabel 3.145 Rincian Indikator Kinerja Program Studi Menerima Revitalisasi Penguatan Mutu 259

Tabel 3.146 Realisasi dan Target Prodi program asuh yang menuju Program Studi Unggul 261

Tabel 3.147 Daftar Jumlah Perguruan Tinggi Asuh dan Program Studi Asuh 261

Tabel 3.148 PT Asuh, PT Asuhan, dan Program Studi yang Diasuh 262

Tabel 3.149 Jadwal Kegiatan Program Asuh PT Unggul dan Program Penguatan Kopertis 272

Tabel 3.150 Target Program Penguatan Kopertis TA 2017 280

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Capaian IPK Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi 25

Gambar 3.2. Pekerjaan Lulusan Bidik Misi 25

Gambar 3.4 Data Lulusan Adik Papua dan 3T 26

Gambar 3.5 Berapa Profil Lulusan Adik Papua dan 3 T 27

Gambar 3.6 Manfaat Kegiatan Studium Generale Kewirausahaan 30

Gambar 3.7 Materi yang Bermanfaat Meningkatkan Jiwa Wirausaha 30

Gambar 3.8 Dampak (Outcome) Kegiatan Studium Generale Kewirausahaan 30

Gambar 3.9 Manfaat Kegiatan PBBT bagi Peserta 31

Gambar 3.10 Manfaat PBBT bagi Perguruan Tinggi 31

Gambar 3.11 Tujuan Kegiatan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia 32

Gambar 3.12 Manfaat Kegiatan KBMI 32

Gambar 3.13 Dampak (outcome) Pelaksanaan PBBT 33

Gambar 3.14 Manfaat dan Tujuan Kegiatan Ekspo Kewirausahaan 33

Gambar 3.15 Kegiatan Pasca-Ekspo Kewirausahaan 33

Gambar 3.16 Agenda Ekspo Kewirausahaan yang Bermanfaat 33

Gambar 3.17 Dampak (Outcome) Kegiatan Ekspo Kewirausahaan 34

Gambar 3.16. Foto Kegiatan Penutupan Ekspo Kewirausahaan 2017 34

Gambar 3.17 Jumlah Kumulatif Peserta Uji Kompetensi 2015 - 2017 39

Gambar 3.18 Persentase Kululusan Uji Kompetensi 2015 - 2017 39

Gambar 3.19 Sebaran Peringkat Akreditasi Prodi 40

Gambar 3.20 Perbandingan waktu tunggu lulusan tahun 2015 dan 2016 43

Gambar 3.21 Perbandingan waktu tunggu PTN an PTS tahun 2017 44

Gambar 3.22 PT yang Menerapkan SN DIKTI 47

Gambar 3.22a Alur Sistem Seleksi 53

Gambar 3.22b Alur Sistem Seleksi Calon Mahasiswa PPG dalam Jabatan 54

gambar 3.23 Peluncuran SNMPTN-SBMPTN tahun 2017 65

gambar 3.25 Konferensi pers tentang Peluncuran SNMPTN dan SBMPTN tahun 2017 66

Gambar 3.24 Deskripsi Proyek IDB 7 in 1 74

Gambar 3.25 Target output IDB 7 in 1 Tahun 2017 74

Gambar 3.27 Laporan Kemajuan PIU IDB 7 in 1 75

Gambar 3.26 Alokasi anggaran Proyek IDB 7 in 1 75

Gambar 3.29 Penyerapan Pinjaman IDB dan SFD 76

Gambar 3.28 Penyerapan Loan IDB dan SFD 76

Gambar 3.30 Laporan Kemajuan Pembangunan Fisik IDB 77

Gambar 3.31 Laporan Kemajuan Pembangunan Fisik IDB 77

Gambar 3.32 Laporan Kemajuan Pembangunan Fisik SFD 78

Gambar 3.33 Laporan Kemajuan Jasa Konsultan IDB dan SFD 78

Gambar 3.34 Laporan Kemajuan Jasa Konsultan IDB dan SFD 78

Gambar 3.35 Dokumentasi Kemajuan proyek PIU Unsrat 79

Gambar 3.36 Dokumentasi Kemajuan Proyek PIU UNG 79

Gambar 3.38 Dokumentasi Kemajuan Proyek PIU UNLAM 80

Gambar 3.37 Dokumentasi Kemajuan Proyek PIU UNTAN 80

Gambar 3.39 Dokumentasi Kemajuan Proyek PIU UNY (Zona 1) 81

Gambar 3.40 Dokumentasi Kemajuan Proyek PIU UNESA 81

Gambar 3.41 Deskripsi Proyek IDB 3 in 1 83

(11)

Gambar 3.43 Kemajuan Kontraktor IDB 3 in 1 84

Gambar 3.44 Kemajuan Pekerjaan Infrastruktur Tambahan IDB 3 in 1 84

Gambar 3.45 Tujuan Pengembangan Proyek IDB 3 in 1 85

Gambar 3.46 Target dan Realisasi Pengembangan Kurikulum IDB 3 in 1 85

Gambar 3.48 Realisasi Anggaran IDB 3 in 1 tahun 2017 86

Gambar 3.47 Target dan Realisasi Soft Program IDB 3 in 1 86

Gambar 3.49 Rumah Gedung Sakit Univeritas Sebelas Maret 87

Gambar 3.50 Gedung IMERI Universitas Indonesia 87

Gambar 3.52 Gedung Rumah Sakit Universitas Padjajaran 88

Gambar 3.51 Gedung Rumah Sakit Universitas Andalas 88

Gambar 3.53 Rangkaian Bukti Kemajuan Proyek IDB Unpad 89

Gambar 3.54 Data Proyek JICA ITB 90

Gambar 3.56 Pengembangan Pusat JICA ITB 91

Gambar 3.57 Kemajuan Proyek JICA ITB 92

Gambar 3.60 Total Realisasi JICA UI tahun 2017 95

Gambar 3.61 Kemajuan Proyek JICA UI hingga Desember 2017 95

Gambar 3.62 Kemajuan Proyek JICA UI hingga Desember 2017 (2) 96

Gambar 3.63 Capaian Fisik JICA UNHAS hingga Desember 2017 96

Gambar 3.64 Realisasi JICA UNHAS 97

Gambar 3.67 Realisasi DIPA 2017 JICA UNHAS 97

Gambar 3.67 Realisasi Anggaran Proyek PEDP 100

Gambar 3.68 Capaian Indikator Output PEDP 2017 100

Gambar 3.70 Deskripsi Proyek IDB UNP 101

Gambar 3.71 Rrealisasi Anggaran dan Capaian Fisik IDB UNP 101

Gambar 3.72 Rincian Fisik Gedung IDB UNP 102

Gambar 3.73 Rencana Tahun 2018 IDB UNP 102

Gambar 3.74 Sesditjen Belmawa memberikan laporan pada pertemuan dengan para Rektor Se-Indonesia 103

Gambar 3.75 Rapat Penelaahan Tahun Anggaran 2018 dengan Biro Perencanaan 105

Gambar 3.76 Sampul Laporan Kegiatan Monitoring 106

Gambar 3.77 Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap mahasiswa penerima beasiswa ADik 106

Gambar 3.78 Persiapan pengisian kuisioner Monev di Kopertis 1 Medan 106

Gambar 3.79 Mahasiswa bidikmisi mengisi kuisioner Monev di Poltek Medan 107

gambar 3.80 Kasubbag pemantauan dan Evaluasi Ditjen Belmawa mewawancarai langsung mahasiswa PPG 107 Gambar 3.81 Tim sekretariat Ditjen Belmawa melakukan rekapitulasi dan penginputan data monev lapangan. 107

Gambar 3.82 Tampilan Website Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan design terbaru 109

Gambar 3.83 Grafik Jumlah Pemberitaan Terkait Ditjen Belmawa di Media Tahun 2017 110

Gambar 3.84 Cover Bahana Belmawa Volume 2 Nomor 1 111

Gambar 3.85 Cover Bahana Belmawa Volume 2 Nomor 2 112

Gambar 3.86 Rekapitulasi Pengaduan Masyarakat Melalui Lapor.go.id Ditjen Belmawa 2017 113

Gambar 3.87 Tahapan pencapaian tujuan panduan strategi komunikasi publik 113

Gambar 3.88 Rapat Tim Ahli Komunikasi Publik ( 10-11 Oktober 2017 di Hotel Atlet Century Park) 115

Gambar 3.89 Rapat koordinasi dan merancang panduan strategi komunikasi publik 115

Gambar 3.90 Pengarahan Menristekdikti RI dalam Rapat Koordinasi Pimpinan PTN dan Kopertis seluruh Indonesia 118

gambar 3.91 Pelantikan pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Ditjen Belmawa 123

gambar 3.92 Penandatangan Surat Kuasa Penggunaan Gedung Merc-UI 124

(12)

Gambar 3.94. Buku Panduan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 133

Gambar 3.95. Buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) 134

Gambar 3.96 Direktur Pembelajaran (Paristiyanti Nurwardani) Memberikan Pengarahan pada kegiatan Bimtek KPT 135

Gambar 3.97 Tantangan globalisasi 135

Gambar 3.98 Mahasiswa UPI mengikuti program Transfer Kredit AIMS ke Prince of Songkla University, Thailand 138 Gambar 3.99 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan memberikan sambutan pada acara AIMS 138

Gambar 3.100 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan membuka acara SEAMEO MOOCS 138

Gambar 3.101 Dirjen Belmawa Berfoto bersama seluruh peserta dan perwakilan negara ASEAN 138

Gambar 3.102 Ditjen Belmawa menjadi Tuan Rumah Penyelenggaraan SEAMEO RIHED Governing-Board Meeting 139 Gambar 3.103 Unit Layanan Terpadu Kemristekdikti dan aktivitas pelayanan penyetaraan Ijazah Luar negeri 143

Gambar 3.104 Mekanisme Pengecekan Keabsahan Iajazah 144

Gambar 3.105 Konferensi Pers terkait dengan Penyalahgunaan Ijazah Palsu 146

Gambar 3.106 Skematik RPL untuk melanjutkan pendidikan formal (Tipe A) 148

Gambar 3.107 Laman pendaftaran RPL: rpl.ristekdikti.go.id 149

Gambar 3.108 Workshop Penerapan Program RPL di Perguruan Tinggi 149

Gambar 3.109 Peserta Program Hibah Revitalisasi LPTK 153

Gambar 3.110 Proses pembelajaran yang mewujudkan SCL melalui Lesson Study. 154

Gambar 3.111 Sekertaris Daerah mewakili Gubernur NTB 155 Gambar 3.112. Para Penggiat Lesson Study Indonesia dan JICA sekaligus Pembicara Utama pada 8th ICLS di UHS 155

Gambar 3.114 Grand Design Pembelajaran General Education 156

Gambar 3.113 Diskusi dan tanya jawab dalam Seminar Lesson Study pada 8th ICLS di UHS 156

Gambar 3.115 Kegiatan Bimtek Program Hibah General Education 2017 158

Gambar 3.116 Direktur Pembelajaran (Paristiyanti Nurwardani) sedang melakukan Monev 162

Gambar 3.117 Penyelenggaraan Workshop Joint Curriculum 165

Gambar 3.118 Buku Panduan Layanan Mahasiswa Disabilitas di Perguruan Tinggi 167

Gambar 3.119 Kepala Sub Direktorat Pendidikan Jarak Jauh (Dr. Ridwan) 169

Gambar 3.120 Pelatihan dan Bimbingan Teknis Penyusunan E-Materi PDITT 170

Gambar 3.121 Jumlah Mata Kuliah Pendidikan Jarak Jauh, Jumlah Mata Kuliah yang diselenggarakan dengan PJJ 170 Gambar 3.122 Penyerahan Buku Tabungan kepada Mahasiswa penerima Bidikmisi oleh Menristekdikti 174

Gambar 3.123 Kunjungan Menristekdikti ke rumah mahasiswa penerima Bidikmisi 174

Gambar 3.124 Menristekdikti dalam acara temu mahasiswa penerima Bidikmisi di Kupang 174

Gambar 3.125 Penyerahan buku oleh Menristekdikti kepada mahasiswa penerima Bidikmisi berprestasi 175

Gambar 3.126 Distribusi peraihan IPK mahasiswa Bidikmisi pada semester genap 2017 176

Gambar 3.127 Profil lulusan Bidikmisi 176

Gambar 3.128 Peserta ADik Papua dan Papua Barat bersama Menristekdikti 177

Gambar 3.129 Pembekalan ADik Papua dan Papua Barat oleh Direktur Kemahasiswaan 178

Gambar 3.130 Penyabutan Adik Papua dan Papua Barat oleh Kakak Angkatan di IPB 178

Gambar 3.131 Distribusi peraihan IPK mahasiswa ADik pada semester genap 2017. 178

Gambar 3.132 Jumlah mahasiswa ADik lulus sampai 2017. 178

Gambar 3.133 Peserta ADik Papua dan Barat yang lulus dari UHO 179

Gambar 3.134 Shoes cleaning 181

Gambar 3.135 ELITS Solution 3 in 1 Electronic Project and PCB (Printed Circuit Board) Design 181 Gambar 3.136 Starbann (stik bawang torbangun): Inovasi camilan stik Bawang yang disuplementasi torbangun 182

Gambar 3.137 Grand Final NUDC di Universitas PGRI Semarang 183

Gambar 3.138 Mahasiswa berprestasi tahun 2017 183

Gambar 3.139 Seleksi Nasional ON MIPA Tahun 2017 184

Gambar 3.140 Delegasi Indonesia pada Kontes Robot International – Trinity College 186

Gambar 3.142 Rangkaian Kegiatan MTQ Nasional 189

Gambar 3.140 Rangkaian Kegiatan Pembukaan Pomnas di Unhas Makasar 190

Gambar 3.144 Rangkaian Kegiatan Unversiade Taipe 2017 191

Gambar 3.145 Upacara Pembukaan Sukmalindo di Unnes Semarang 191

Gambar 3.146 Menkoppolkam dan Menristekdikti pada Pembukaan KKN Kebangsaan 194

Gambar 3.147 Aktivitas peserta KKN Kebangsaan sesuai Lokasi masing-masing 195

(13)

Gambar 3.149 Rangkaian Kegiatan PHBD 198

Gambar 3.150 Sosialisasi bantuan pengembangan pusat karir dan pusat karir lanjutan 200

Gambar 3.151 Seminar hasil pengembangan layanan pusat karir 200

Gambar 3.152 Sosialisasi dan Workshop Program Sindikker 2017 205

Gambar 3.153 Inter-Relasi Informasi Sindikker 205

Gambar 3.154 Relasi Mutu Institusi/Kelompok-Dunia Kerja 206

Gambar 3.155 Relasi Mutu Institusi/Kelompok-Dunia Kerja 206

Gambar 3.156 Informasi Dunia Kerja 207

Gambar 3.157 Relasi Mutu Institusi/Kelompok-Dunia Kerja Penyusunan Data dan Analisis Jurnal Program Sindikker 209 Gambar 3.158 Relasi Mutu Institusi/Kelompok-Dunia KerjaGambar Analisis AKreditasi Institusi PTN dan PTS 210

Gambar 3. 159 Foto Kegiatan Kajian Kebijakan Implementasi SPMI 215

Gambar 3.160 Photo Kegitan Kajian Kebijakan Implementasi SPMI 216

Gambar 3.161 Kegiatan Diseminasi Sistem Penjaminan Mutu Internal, AULA UNIVERSITAS BRAWIJYA, Malang 217

Gambar 3.162 Kegiatan Diseminasi SPMI SPMI 217

Gambar 3.163 BIMTEK SPMI 218

Gambar 3.164 Kegiatan Bimtek SPMI di Semarang 218

Gambar 3.165 Bimtek SPMI di Sorong Papua 218

Gambar 3.166 wilayah Timur di laksanakan di Kota Makassar tanggal 16 Oktober 2017 219

Gambar 3.167 wilayah Barat dilaksanakan di kota Batam 24–25 Oktober 2017 219

Gambar 3.168 PanelReview Nasional untuk Objective Structured Clinical Examination OSCE – UKMPPD 219

Gambar 3.169 Hasil Workshop Standard Setting dalam kelompok UKMPPD 220

Gambar 3.170 Workshop Standard Setting Uji Kompetensi, 2 Agustus 2017 220

Gambar 3.171 FGD Item Development dan Item Review Soal Uji Teori dan Uji Praktik Uji Kompetensi 221 Gambar 3.172 FGD Pembahasan Pengembangan Aplikasi Registrasi Online Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan 221

Gambar 3.174 Workshop penulisan soal Ukom 222

Gambar 3.173 Sosialisasi dan Workshop Sistem Pelaksanaan Uji Kompetensi 222

Gambar 3.176 Workshop dan Sosialisasi Sistem Pelaksanaan Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan 223

Gambar 3.175 Workshop penulisan Soal Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan 223

Gambar 3.177 PanelReview Nasional untuk Objective Structured Clinical Examination OSCE – UKMPPD 227

Gambar 3.179 Hasil Ukom 228

Gambar 3.178 FGD Pengembangan Aplikasi Monev Pelaksanaan Program Bimbingan Khusus UKMPPD 228

Gambar 3.180 FGD Item Development dan Item Review Soal Uji Teori dan Uji Praktik Uji Kompetensi 229 Gambar 3.181 FGD Pembahasan Seleksi Kelulusan UKMP2DG Periode IV Tahun 2017, Rabu, 15 Nopember 2017 230 Gambar 3.182 Bimbingan Retaker dan IPDG dengan Tingkat Kelulusan di Bawah 50% Uji Kompetensi 230 Gambar 3.183 Data pertumbuhan jumlah peserta uji kompetensi D-III Kebidanan, D-III Keperawatan dan Profesi Ners 231 Gambar 3.184 Peta trend jumlah mahasiswa yang ikut uji kompetensi D-III Kebidanan dari tahun 2015-2017. 232

Gambar 3.185 Data perbandingan kelulusan Periode Maret, Juli dan Oktober 2017 233

Gambar 3.186 Data perbandingan kelulusan Periode Maret, Juli dan Oktober 2017 233

Gambar 3.187 Data perbandingan prosentase kelulusan D-III Keperawatan, D-III Kebidanan, dan Profesi Ners 234

Gambar 3.188 Persentase Kululusan Uji Kompetensi 2013 - 2017 234

Gambar 3.189 Peserta lulus sertifikasi kompetensi 234

Gambar 3.190 Alur tahapan pengembangan soal uji pengetahuan 237

Gambar 3.191 Laman uji kompetensi 238

Gambar 3.192 Mekanisme Perubahan Nama Prodi 239

Gambar 3.193 FGD Pembahasan Rancangan Keputusan Menristekdikti tentang Nomenklatur Program Studi dan Gelar 240

Gambar 3.194 Presentasi Dokumen oleh peserta Lokakarya Penyusunan Dokumen SPMI 240

Gambar 3.195 Tiga belas Perguruan Tinggi Penerima Apresiasi SPMI Tahun 2017 254

(14)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Tekno lo gi dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas menyeleng-garakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembelajaran dan kemahasiswaan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen Belmawa menyelenggarakan fungsi: (a) perumusan kebijakan di bidang standar kualitas sistem pembelajaran dan kemahasiswaan; (b) perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang keterjangkauan layanan pendidikan tinggi dan penyelarasan dunia pendidikan dan dunia kerja; (c) perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan di bidang sistem penjaminan mutu internal pendidikan tinggi; (d) pengawasan dan pengendalian bidang pembelajaran dan kemahasiswaan; (e) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembelajaran dan kemahasiswaan; (f) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan; dan (g) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut telah dirumuskan Sasaran Strategis yakni meningkatnya kualitas pembelajaran, kemaha-siswaan, dan penjaminan mutu pendidikan tinggi. Sasaran Strategis tersebut dijabarkan dalam delapan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKP), yaitu: (1) Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, (2) Jumlah mahasiswa yang berwirausaha, (3) Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan pro fesi, (4) Persentase Program Studi terakreditasi

minimal B, (5) Persentase lulusan pendidikan tinggi yang langsung bekerja, (6) Persentase perguruan tinggi yang menerapkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, (7) Jumlah mahasiswa berprestasi, dan (8) Persentase mahasiswa yang lulus PPG

Pertama, pada IKP Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi, jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 capaian IKP sudah memenuhi target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 31,75% berhasil terealisasi sebesar 33,37%, dengan persentase capaian ki-ner ja sebesar 105%. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, realisasi IKP mengalami peningkatan. Pencapaian indikator kinerja tahun 2017 ini me-rupakan kesinambungan pelaksanaan program ta-hun-tahun sebelumnya. Keberhasilan pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi Kem-ristekdikti didukung melalui beberapa program dan kegiatan diantaranya: (1) Bidikmisi, (2) Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), dan (3) Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua dan Daerah 3T.

Kedua, pada IKP Jumlah Mahasiswa yang Ber-wira usaha, realisasi pencapaian melebihi target yang ditetapkan. Jumlah mahasiswa yang mela-kukan wirausaha tahun 2017 sebanyak 4.470 orang dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 3.000 orang, dengan pencapaian target sebesar 149%. Peningkatan pencapaian kinerja ini merupakan dampak sosialisasi program yang dila-kukan lebih gencar dari tahun sebelumnya dan juga

(15)

adanya dampak ikutan dari beberapa mahasiswa peserta yang sukses dalam pengelolaan bisnisnya. Pemerintah pun memberi dukungan penuh terhadap program pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi melalui program-program, seperti: yakni (a) Studium Generale Kewirausahaan (SGK), (b) Program Belajar Bekerja Terpadu (PBBT), (c) Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI), dan (d) Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI Expo).

Ketiga, pada IKP Persentase lulusan bersertifikat kompetensi, jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 tingkat capaian IKP ini belum memenuhi target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 65% terealisasi sebesar 55.07%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 84,72%. Sertifikat Kompetensi adalah dokumen pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/ atau memiliki prestasi di luar program studinya. Dengan sertifikat kompetensi yang terstandar, lulusan perguruan tinggi Indonesia memiliki daya saing untuk masuk dalam pasar kerja nasional, regional, ataupun internasional. Pada tahun 2017 pelaksanaan Uji Kompetensi dilakukan untuk lima tenaga kesehatan, yaitu: (a) mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter, (b) mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Gigi, (c) mahasiswa Pendidikan Profesi Ners, (d) mahasiswa D3 Kebidanan, (e) mahasiswa D3 Keperawatan dan (f) mahasiswa Profesi Pendidikan Guru (PPG).

Keempat, pada IKP persentase Prodi Terakreditasi minimal B, jumlah capaian Prodi unggul tahun 2017 sebesar 50,8% dari target yang ditetapkan sebesar 42%, dengan persentase capaian sebesar 121,42%. Secara akumulasi jumlah Prodi unggul meningkat setiap tahunnya. Upaya berkelanjutan dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas program studi dan perguruan tinggi yang memegang peranan penting sebagai komponen utama dalam sistem pembelajaran pendidikan tinggi. Program yang dilakukan dalam rangka meningkatkan Prodi berakreditasi unggul di antaranya, yaitu: pengembangan kurikulum pendidikan tinggi, (b) pelatihan Calon Pelatih SPMI, (c) Pelatihan Calon Pelatih Audit Internal, (d) pendampingan audit internal PTN Baru/PTS, dan (e) klinik layanan SPMI.

Kelima, pada IKP Persentase lulusan yang langsung bekerja, tahun 2017 target lulusan yang

langsung bekerja sebesar 65% dan realisasinya bary mencapai 63% dengan persentase capain sebesar 96,92%. Keberhasilan pencapaian indikator itu didukung oleh beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan, yakni: (a) Sistem Informasi Kebutuhan Dunia Kerja, (b) Sistem Pengembangan Pusat Karir (Career Centre), dan (c) Tracer Study. Persentase lulusan yang langsung bekerja merupakan indikator untuk mengukur tingkat penyerapan dunia kerja terhadap lulusan perguruan tinggi. Dalam rangka menunjang pelaksanaan program penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja, sangat diperlukan data lulusan agar perguruan tinggi dapat mempersiapkan calon lulusannya dengan lebih baik untuk bersaing di pasar kerja yang kompetitif.

Pada dokumen Rencana Strategis (renstra) 2015-2019 tercantum IKP Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaraan Pendidikan Akademik. Pada bulan Agustus dilakukan revisi Renstra, dengan pengubahan IKP Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaraan Pendidikan Akademik menjadi IKP Persentase Perguruan Tinggi yang Menerapkan Standar Nasional Perguruan Tinggi. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa rumusan IKP harus berorientasi kepada output, sedangkan IKP sebelumnya masih berorientasi pada input.

Keenam, pada IKP Persentase Perguruan Tinggi yang Menerapkan Standar Nasional Perguruan Tinggi, tahun 2017 capaian yang ditargetkan sebesar

75%, berhasil terealisasi sebesar 67,72%. Dengan

demikian persentase capaian kinerja pada tahun 2017 ini sebesar 90,29%. Persentase Perguruan Tinggi yang menerapkan Standard Nasional Pendidkan Tinggi” sebagai Indikator Kinerja Program dalam rangka mewujudkan tercapai Sasaran. Program “Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswa di perguruan tinggi. Persentase perguruan tinggi yang menerapkan SN Dikti menjadi tolok ukur kualitas PT di Indonesia. Standar nasional Pendidikan Tinggi meliputi: (a) standar kompetensi lulusan;
(b) standar isi pembelajaran;
(c) standar proses pembelajaran;
(d) standar penilaian pembelajaran;
(e) standar dosen dan tenaga kependi-dikan;
(f) standar sarana dan prasarana pembelajaran; (g) standar pengelolaan pembelajaran; dan (h) standar pembiayaan pembelajaran. 
Merujuk

(16)

pada Permenristekdikti tersebut jelas bahwa seluruh perguruan tinggi di Indonesia harus menjalankan standar minimal sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Standard Nasional Pendidikan Tinggi. Ideal-nya, dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki, PT tidak hanya berhenti pada upaya pemenuhan Standard Nasional Pendidikan Tinggi, tetapi di-arahkan pada target melampaui standard minimal sebagaimana yang tercantum dalam SN Dikti. Dengan demikian, kualitas PT tidak hanya unggul secara nasional, tetapi juga dapat bersaing dan diakui di tingkat Asean, Asia, dan dunia.

Ketujuh, Pada IKP Jumlah jumlah Mahasiswa berprestasi, pada tahun 2017 target adalah 3.500 mahasiswa, sementara realisasinya adalah 11.680 mahasiswa, dengan persentase capaiannya adalah sebesar 333,7%. Dengan demikian capaian 2017 sudah jauh melampaui target yang ditetapkan. Jumlah mahasiswa peraih prestasi tingkat nasional dan internasional merupakan indikator untuk me-ngukur kualitas dan kiprah civitas akademika atau sumber daya manusia perguruan tinggi di kancah nasional dan internasional dalam bentuk prestasi pada berbagai bidang ilmu baik sains, olah raga, dan seni. Perolehan emas tahun 2017 ini, di samping kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Belmawa, juga kegiatan yang dilakukan dan atau diikuti oleh beberapa perguruan tinggi pada tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan yang dilaksanakan Ditjen Belmawa, antara lain: (a) Pimnas, (b) Pomnas, (c) On-MIPA, (d) Debat Bahasa Inggris, (e) Kontes robot, (f) kontes bangunan dan jembatan, (g) kontes mobil hemat energi, (h) Sukmalindo, (i) POM Asean, dan Mapres.

Kedelapan, pada bulan Agustus 2017 dilakukan revisi Renstra berupa penyesuaian redaksi pada IKP Jumlah Calon Pendidik Mengikuti Pendidikan Profesi Guru menjadi “IKP persentase mahasiswa yang lulus pendidikan profesi guru”. Pada IKP persentase mahasiswa yang lulus pendidikan profesi guru, tahun 2017 capaian persentase sebesar 67,13% memenuhi target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 96% berhasil terealisasi sebesar 67,13%. Dengan demikian persentase capaian kinerja pada tahun 2017 ini sebesar 70%. Tujuan program PPG, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013 (sebagai pengganti Permendiknas No 8 Tahun 2009) adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan. Menurut UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program Sarjana yang mempersiapkan peserta memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian, program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non-Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru profesional setelah mereka memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik.

(17)

Tercapainya kualitas pembelajaran, kemahasis waan, dan penjaminan

mutu pendidikan tinggi yang ideal untuk menghasilkan insan paripurna

demi terwu judnya Indonesia berdaya saing tinggi.

1. Menghasilkan perumusan, pelaksanaan, dan pe ngendalian kebijakan pembelajaran, kemahasis wa an, dan penjaminan mutu pendidikan tinggi na sio nal;

2. Meningkatkan standar kualitas sistem pembela jaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu pen didikan tinggi nasional.

Tujuan Strategis

Tujuan strategis yang hendak dicapai oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiwaan adalah: “meningkatnya kualitas pembelajaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan insan yang unggul, terampil, bermoral, dan berdaya saing tinggi.”

Sasaran Strategis

Berdasarkan tujuan strategis tersebut dijabarkan sasaran strategis program dan sasaran strategis kegiatan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019.

Sasaran strategis program adalah “meningkatnya kualitas pembelajaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu pendidikan tinggi”. Selanjutnya, sasaran strategis kegiatan adalah:

a. Meningkatnya kualitas layanan pembelajaran;

b. Meningkatnya kualitas layanan kemahasiswaan dan penyiapan karier; c. Meningkatnya kualitas layanan penjaminan mutu pendidikan tinggi;

d. Meningkatnya kualitas manajemen program pembelajaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu pendidikan tinggi.

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

VISI

MISI

TUJUAN & SASARAN STRATEGIS

(18)
(19)

PENDAHULUAN

Laporan Kinerja

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(20)

Pada tahun 2030, Indonesia akan masuk ke dalam jajaran 7 negara dengan ekonomi terbesar, seiring dengan peningkatan jumlah kelas menengah baru dengan laju mencapai 300.000 jiwa per tahun.

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan pendidikan tinggi merupakan faktor penting dalam pembangunan Indonesia. Dengan kemajuan iptek, globalisasi, dan semakin bergesernya perekonomian dunia pada ekonomi berbasis pengetahuan, telah berdampak langsung terhadap meningkatnya daya saing global. Kemajuan pembangunan ini membu-tuhkan kualifikasi tenaga kerja yang semakin tinggi sehingga kebutuhan akan pendidikan tinggi terus meningkat.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), postur tenaga kerja Indonesia adalah pekerja lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah berjumlah sebesar 54 juta orang (47,1%) atau hampir setengah dari total pekerja sebesar 114,6 juta orang. Pekerja lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat sebesar 20,3 juta orang (17,7%), pekerja lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat sebesar 29,1 juta orang (25,4%). Jumlah paling rendah ditemui pada pekerja lulusan perguruan tinggi dimana lulusan sarjana berjumlah 8,2 juta orang (7,1%) dan lulusan diploma sejumlah 2,9 juta orang (2,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan tenaga kerja Indonesia masih rendah.

Indonesia memiliki potensi keunggulan di tengah masyarakat dunia, dikenal sebagai ‘Bonus Demografi’. Angka populasi penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta dan terus meningkat hingga 2035, sekitar 37% merupakan anak-anak dan remaja berusia 0 – 19 tahun, yang mana di masa yang akan datang akan menjadi ujung tombak bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan global.

Berdasarkan data proyeksi McKinsey Global Institute tahun 2012, Indonesia menempati posisi ke-16 sebagai negara dengan ekonomi terbesar. Pada tahun 2030, Indonesia akan masuk ke dalam jajaran 7 negara dengan ekonomi terbesar, seiring dengan peningkatan jumlah kelas menengah baru dengan laju mencapai 300.000 jiwa per tahun. Hal ini tentunya dengan syarat apabila Indonesia mampu membenahi dan menjamin pendidikan generasi mudanya hingga jenjang tertinggi.

Pendidikan tinggi di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terahir terus tumbuh dengan cukup signifikan. Pada akhir tahun 2017 jumlah mahasiswa di Indonesia telah mencapai lebih dari 7,4 juta orang. Meskipun pertumbuhan partisipasi pendidikan tinggi terus meningkat, namun secara relatif APK pendidikan tinggi di Indonesia tahun 2017 (33,6%) masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga (Malaysia 48%, Thailand 51%).

Dari sisi daya saing, Indonesia menempati posisi ke-34 dalam Global Competitiveness Report (GCR) tahun 2014-2015. Ini posisi terbaik Indonesia sejak 2010, karena ketika itu berada di posisi ke-44 dan sempat memburuk di tahun 2012-2013, karena Indonesia berada pada peringkat 50. Namun Indonesia masih berada di bawah Singapura (pe-ringkat ke-2), Malaysia (pe(pe-ringkat ke-20), bahkan Thailand (peringkat ke-31). Oleh karenanya, peran pen didikan tinggi sangat sentral dalam membangun daya saing bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan melalui peningkatan mutu pendidikan tinggi (lulusannya), kualitas, efek-tivitas riset, dan teknologi. Ini adalah salah satu tugas Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

(21)

Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 13 Tahun 2015 tentang Ren cana Strategis Kemristekdikti Tahun 2015-2019, Visi Kemristekdikti 2015-2019 adalah “Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa”, dengan misi:

1. Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pen-didikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas; dan

2. Meningkatkan kemampuan Iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi.

Salah satu Sasaran Strategis Kemristekdikti ada-lah meningkatnya kualitas pembelajaran dan kema-hasiswaan pendidikan tinggi. Tugas ini diemban langsung oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa). Secara subs tansial strategi kebijakan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan diarahkan un-tuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK), mahasiswa berkemampuan wirausaha, lulusan ber-sertifikat kompetensi, program studi terakreditas unggul, mahasiswa mendapat medali emas di kancah nasional dan internasional, lulusan yang langsung bekerja, peningkatan mutu LPTK, dan calon pendidik yang mengikuti pendidikan profesi guru.

Untuk itu, sebagai wujud pertanggungjawaban formal atas pelaksanaan kinerja pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasis-waan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Ins-tansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud dari mandat yang diemban.

Adapun maksud dan tujuan penyusunan LAKIP Ditjen Belmawa sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui capaian pelaksanaan program dan kegiatan guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi implementasi program kerja pada periode selanjutnya dengan berdasarkan pada perencanaan yang lebih baik;

b. Untuk memberikan penilaian terhadap pelaksa-naan program dan kegiatan;

c. Untuk memberikan rekomendasi terhadap pe lak-sanaan program, kegiatan, besera pengangga-rannya; dan

d. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen pelaksanaan progam dan kegiatan.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum pembentukan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dasar hukum pembangunan Iptek nasional dan pendidikan tinggi tercermin dalam pasal 28 C ayat (1) Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”

Selanjutnya tercermin dalam pasal 31 ayat (1), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) UUD yang menyebutkan bahwa (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang; (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran

(22)

pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; dan (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan manusia.

C. VISI DAN MISI DIREKTORAT

JENDERAL PEMBELAJARAN DAN

KEMAHASISWAAN

Dalam rangka melaksanakan agenda pemba-ngunan Rencana Pembapemba-ngunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 serta menja-lankan amanah sesuai visi dan misi Kemristekdikti, maka Direktorat Jenderal Pembela jaran dan Kema-hasiswaan menetapkan visi sebagai berikut:

“Tercapainya kualitas pembelajaran, kemaha­ siswa an, dan penjaminan mutu pendidikan tinggi yang ideal untuk menghasilkan insan paripurna demi terwujudnya Indonesia berdaya saing tinggi.”

Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kema-hasiswaan mengemban misi:

1. Menghasilkan perumusan, pelaksanaan, dan pe-ngendalian kebijakan pembelajaran, kemaha-siswaan, dan penjaminan mutu pendidikan tinggi nasional;

2. Meningkatkan standar kualitas sistem pembela-jaran, kemahasiswaan, dan penjaminan mutu pen didikan tinggi nasional.

D. TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN

STRUKTUR ORGANISASI

Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan ditetapkan pada pasal 98, pasal 99, dan pasal 100 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemristekdikti.

Tugas Pokok Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan adalah menyelenggarakan pe-rumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pem-belajaran dan kemahasiswaan. Dalam melaksanakan

tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan di bidang standar kualitas

sistem pembelajaran dan kemahasiswaan; 2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

keterjangkauan layanan pendidikan tinggi dan penyelarasan dunia pendidikan dan dunia kerja; 3. Perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan

kebija-kan di bidang sistem penjaminan mutu internal pendidikan tinggi;

4. Pengawasan dan pengendalian bidang pembela-jaran dan kemahasiswaan;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembelajaran dan kemahasiswaan;

6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan; dan

7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Struktur organisasi Ditjen Belmawa terdiri dari: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Pembelajaran; 3. Direktorat Kemahasiswaan; 4. Direktorat Penjaminan Mutu.

1. Sekretariat Direktorat Jenderal

Tugas:

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pem binaan, dan dukungan administrasi kepada se-lu ruh unit organisasi di Direktorat Jenderal Pem-belajaran dan Kemahasiswaan.

Fungsi:

a. penyiapan koordinasi kegiatan di Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan; b. penyiapan koordinasi penyusunan rencana

dan evaluasi program dan anggaran Di rek-torat Jenderal Pembelajaran dan Kemaha-siswaan;

c. penyiapan koordinasi dan penyusunan pe-raturan perundang-undangan serta pelak-sanaan advokasi hukum Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan;

d. penyiapan koordinasi dan penyusunan ba-han kerja sama dan layanan informasi; e. penyiapan pembinaan dan pemberian

du kungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, persuratan, kepegawaian, ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, dan

(23)

do-Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Struktur Organisasi

(24)

ku mentasi Direktorat Jenderal Pembela jaran dan Kemahasiswaan;

f. penyiapan pembinaan dan penataan orga-nisasi dan tata laksana Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan;

g. penyiapan penyelenggaraan pengelolaan ba rang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan

Direktur Jenderal.

Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas: a. Bagian Perencanaan dan Penganggaran

Mempunyai tugas melaksanakan penyiap-an bahpenyiap-an koordinasi penyusunpenyiap-an renca-na, pemantauan, dan evaluasi kegiatan dan anggaran, serta pengeloaan perbenda-haraan, dan pelaporan keuangan di Di rek-torat Jenderal Pembelajaran dan Kemaha-siswaan.

b. Bagian Hukum, Kerja Sama, dan Layanan Informasi

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum, serta penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kerja sama dan layanan informasi di Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. c. Bagian Umum

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepegawaian, organisasi, tata laksana, kerumahtanggaan, pengelolaan barang milik/kekayaan negara, layanan pengadaan barang/jasa, dan ketatausahaan di Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

d. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Direktorat Pembelajaran

Tugas:

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan standar kualitas sistem pembelajaran, fasilitasi, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembelajaran.

Fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang standar kualitas sistem pembelajaran pada pendidikan akademik, vokasi dan profesi, pembelajaran khusus, serta pengakuan kualifikasi;

b. fasilitasi pembelajaran pendidikan akademik, vokasi dan profesi, pembelajaran khusus, serta pengakuan kualifikasi;

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bidang pembelajaran pada pendidikan akademik, vokasi dan profesi, pembelajaran khusus, serta pengakuan kualifikasi;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembelajaran pada pendidikan akademik, vokasi dan profesi, pembelajaran khusus, serta pengakuan kualifikasi; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat.

Direktorat Pembelajaran terdiri atas: a. Subdirektorat Pendidikan Akademik

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan standar kualitas sistem pembelajaran, fasilitasi, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembelajaran pada pendidikan akademik. b. Subdirektorat Pendidikan Vokasi dan Profesi

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan sistem pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembelajaran pada pendidikan vokasi dan profesi.

c. Subdirektorat Pembelajaran Khusus

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pembelajaran pada pendidikan jarak jauh dan pendidikan khusus.

d. Subdirektorat Pengakuan Kualifikasi

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengakuan kualifikasi.

(25)

e. Subbagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan urusan per-su ratan, kepegawaian, keuangan, dan keru-mah tanggaan direktorat.

f. Kelompok Jabatan Fungsional

3. Direktorat Kemahasiswaan

Tugas:

Melaksanakan penyiapan perumusan kebi-jakan, fasilitasi, pengawasan dan pengen-dalian, serta pemantauan, evaluasi dan pe-la poran di bidang kemahasiswaan.

Fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penalaran dan kreativitas, kesejahteraan ma-ha siswa, kewirausama-haan, minat dan bakat, organisasi kemahasiswaan, serta penye la-rasan dunia kerja;

b. fasilitasi di bidang penalaran, kreativitas, ke se jahteraan mahasiswa, kewirausahaan, minat dan bakat, organisasi kemahasiswaan, serta penyelarasan dunia kerja;

c. pelaksanaan pengawasan penalaran, krea-tivitas, kewirausahaan, minat kemahasis-waan, serta penyelarasan dunia kerja; d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di

bi-dang penalaran, kreativitas, kesejahteraan mahasiswa, kewirausahaan, minat dan bakat, organisasi kemahasiswaan, serta penye -larasan dunia kerja; dan

e. pelaksanaan administrasi Direktorat.

Direktorat Kemahasiswaan terdiri atas: a. Subdirektorat Penalaran dan Kreativitas

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pe-nga wasan dan pengendalian, serta peman-tauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penalaran dan kreativitas.

b. Subdirektorat Kesejahteraan dan Kewirausa-haan

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pelak-sanaan pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesejahteraan dan kewirausahaan. c. Subdirektorat Minat, Bakat, dan Organisasi

Kemahasiswaan

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pe-ngawasan dan pengendalian, serta peman-tauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang minat, bakat, dan organisasi kemahasiswaan. d. Subdirektorat Penyelarasan Kebutuhan Kerja Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pe-nga wasan dan pengendalian, serta peman-tauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyelarasan kebutuhan kerja.

e. Subbagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan urusan per-su ratan, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan direktorat.

f. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Direktorat Penjaminan Mutu

Tugas:

Melaksanakan penyiapan perumusan kebi-jakan, fasilitasi, pengawasan dan pengen-dalian, serta pemantauan, evaluasi dan pe-laporan di bidang penjaminan mutu. Fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem penjaminan mutu pada pengem-bangan sistem mutu, penguatan mutu, dan kompetensi lulusan;

b. fasilitasi di bidang sistem penjaminan mutu pada pengembangan sistem mutu, penguatan mutu, dan kompetensi lulusan; c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian

di bidang sistem penjaminan mutu pada pengembangan sistem mutu, penguatan mutu, dan kompetensi lulusan;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang sistem penjaminan mutu pada pengembangan sistem mutu, penguatan mutu, dan kompetensi lulusan; dan

e. pelaksanaan administrasi Direktorat.

Direktorat Penjaminan Mutu terdiri atas: a. Subdirektorat Pengembangan Sistem Mutu

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pe-nga wasan dan pengendalian, serta peman-tauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan sistem mutu.

(26)

b. Subdirektorat Penguatan Mutu

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pelak-sanaan pengawasan dan pengendalian, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penguatan mutu.

c. Subdirektorat Kompetensi Lulusan

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, fasilitasi, pe ngawasan dan pengendalian, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kompetensi lulusan.

d. Subbagian Tata Usaha

Melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Direktorat. e. Kelompok Jabatan Fungsional

E. PERMASALAHAN UTAMA YANG

SEDANG DIHADAPI ORGANISASI

Program dan kegiatan prioritas pendidikan tinggi Direktorat Jenderal Belmawa periode 2015-2019, pada dasarnya merupakan pengembangan program dan kegiatan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Pendidikan Tinggi, Kemdikbud 2010-2014. Berdasarkan data capaian indikator kinerja utama periode 2010-2014 yang digunakan untuk mengukur keberhasilan/kegagalan Sasaran Strategis pendidikan tinggi dalam program pembelajaran dan kemahasiswaan dapat disimpulkan belum tercapai sepenuhnya, misalnya: realisasi APK 2014 hanya 29,15% dari target 30% dan persentase program studi berakreditasi minimal B pada tahun 2013 dan 2014.

Agar program dan kegiatan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan periode 2015-2019 dapat berjalan sesuai dengan yang diren ca-nakan dan memenuhi target sasaran yang ditetapkan, diperlukan gambaran permasalahan yang akan dihadapi diantaranya:

1. Rendahnya persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia, di mana secara relatif menunjukkan bahwa persentase APK pendidikan tinggi di Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Pada Renstra Kemristekdikti sampai tahun 2019,

APK PT ditargetkan sebesar 32,55%. Target APK tersebut sebenarnya masih termasuk target pencapaian yang masih rendah. Menurut Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Coope­ ration and Development – OECD) APK PT untuk negara berkembang minimal harus 36%. Selanjutnya, capaian APK-PT Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain, seperti Malaysia (30%), Filiphina (36%), Vietnam (30%), dan Thailand (53%) (http://data. worldbank.org/indicator/SE.TER.ENRR?name_ desc=false, diunduh 20 Novmeber 2017). Hal ini menunjukkan bahwa akses dan kesempatan untuk mengikuti pendidikan tinggi harus diting-katkan.

2. Mayoritas mahasiswa masih berorientasi menjadi job seeker (pencari kerja), bukan job creator (pem buka lapangan kerja/wirausahawan) se ba-gai profesi utama. Hal ini salah satunya dise-babkan kurangnya kreativitas, daya juang, dan kewirausahaan yang diterapkan sebagai bagian dari sistem pembelajaran dan kemahasiswaan di perguruan tinggi. Terlebih lagi masih ditemukan perguruan tinggi yang lebih fokus pada waktu ketepatan kelulusan mahasiswa dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dibandingkan kesiapan dalam menciptakan lapangan kerja;

3. Belum optimalnya kompetensi lulusan yang sesuai dengan bidang keahliannya dan kebu-tuhan industri kerja, yang diakui melalui ser-tifikasi lembaga profesi terkait. Kebutuhan tenaga terampil yang bersertifikat menjadi lebih penting saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), karena dalama era MEA untuk mendapatkan pekerjaan, tenaga terampil yang tidak bersertifikat akan lebih sulit bersaing dengan tenaga terampil bersertifikat. Tentunya, tenaga kerja terampil Indonesia harus bisa bersaing di lapangan kerja, baik di dalam dan di luar negeri dengan memiliki sertifikat profesi yang tidak hanya diakui di Indonesia tetapi juga diakui secara internasional. Sejak tahun 2014 Uji Kompetensi dan sertifikasi tenaga terampil baru dilakukan untuk profesi dokter dan tenaga kesehatan. Tahun 2016 bertambah satu profesi, yakni uji kompetensi guru. Untuk tenaga profesi lainnya seperti insinyur, akuntan, dan arsitek

(27)

belum dilakukan hingga sekarang;

4. Kualitas pendidikan tinggi masih belum me-madai, dilihat dalam konteks program studi yang menunjukkan masih banyak progam studi berakreditasi C dan bahkan belum terakreditasi. Data Ban-PT dan Forlap Dikti, 2 Desember 2016 (Paparan Menristek pada Rakernas Ditjen Belmawa, 4-5 Desember 2016) menunjukkan bahwa jumlah total prodi 24.638, dengan rincian prodi terakreditasi sejumlah 17.114 dan prodi yang belum terakreditasi sejumlah 7.524. Dari sejumlah prodi terakreditasi tersebut masih terdapat 6.932 prodi memperoleh akreditasi C. 5. Kurangnya prestasi mahasiswa dalam kegiatan

ilmiah serta bidang minat dan bakat (mengikuti kompetisi dalam bidang sains dan matematika, kreativitas, olahraga dan seni) di tingkat nasional maupun internasional;

6. Persentase lulusan yang langsung bekerja relatif rendah, mengingat angka pengangguran terdidik masih cukup tinggi. Hal itu mengindikasikan bahwa relevansi dan daya saing pendidikan tinggi masih rendah serta masih terjadinya ketidakselarasan antara perguruan tinggi dan dunia kerja. Pengangguran terdidik memberi indikasi bahwa program-program studi yang dikembangkan di perguruan tinggi mengalami kejenuhan karena peningkatan jumlah lulusan tidak sebanding dengan pertumbuhan pasar kerja. Bagi lulusan perguruan tinggi yang terserap di pasar kerja, sebagian besar (60%) bekerja di bidang pekerjaan yang termasuk kategori white collar jobs (manajer, profesional) yang menuntut keahlian/keterampilan tinggi dan penguasaan ilmu khusus (insinyur, dokter, guru). Namun, sebagian dari mereka (30%) juga ada yang

bekerja di bidang pekerjaan yang bersifat semi terampil (tenaga administrasi, sales) bahkan ada juga yang berketerampilan rendah sehingga harus bekerja di bagian produksi (blue collar jobs). Gejala ini memberi gambaran bahwa kurikulum yang dikembangkan di perguruan tinggi kurang relevan dan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha atau dunia industri; 7. Permasalahan lain terkait dengan sumber daya

pendidikan tinggi di Indonesia juga terjadi pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Terdapat permasalahan pokok pada pendidikan calon guru di LPTK. Masalah pertama adalah banyaknya jumlah LPTK dan masalah kedua adalah rendahnya mutu LPTK yang merupakan wahana untuk meningkatkan tenaga pendidik. Berdasarkan data, peminat untuk menjadi mahasiswa LPTK terus meningkat namun pada kenyataannya masih terdapat permasalahan pokok LPTK yang belum terpecahkan. Dengan demikian, calon guru lulusan LPTK ini dikhawatirkan memiliki kualitas yang tidak terjaga dengan baik. Kita ketahui bahwa guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik, pedagogik, serta secara profesional dapat diterima di lingkungan tempat guru bertugas, baik oleh siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan sebagainya. Karena itu, guru sebagai penyandang jabatan profesional harus disiapkan melalui program pendidikan guru yang dirancang berdasarkan standar kompetensi guru untuk menjamin lulusannya menjadi guru profesional.

(28)
(29)

PERENCANAAN

KINERJA

Laporan Kinerja

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Gambar

Gambar 1.1  Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Tabel 2.6. Sasaran dan Target Kinerja Kegiatan Direktorat Pembelajaran Sasaran Kegiatan/
Tabel 2.7. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kemahasiswaan Sasaran Program/
Tabel 2.9. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Penjaminan Mutu Sasaran Program/
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 1 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015 tentang Stanar Nasional Pendidikan

Populasi cengkeh terpilih di Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu merupakan keturunan populasi cengkeh tipe Zanzibar yang pernah ditanam di Cibinong, Bogor, sedangkan populasi

Perlakuan lepas sapih dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu yang pertama dengan melihat umur dari anak sapi tersebut, kedua dengan cara melihat bobot badan yang telah dicapai

 Sesuai dengan amanah Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No.44 tahun 2015 tentang Standar Pendidikan Tinggi pasal 55 ayat 1

Data yang diperoleh dari website Center for Public Mental Health (CPMH) Universitas Gadjah Mada ditemukan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan oleh

Menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Dosen adalah pendidik

Menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Dosen adalah

Selanjutnya dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan