• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Hernia Inguinalis Pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode 2005-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Hernia Inguinalis Pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode 2005-2015"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Aiken JJ, Oldham KT. Chapter 338: Inguinal hernias. In: Kleigman RM, Stanton BF, St. Geme JW, Schor NF, Behrman RE, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011. Hal. 1362–1368.

2. Karnadihardja, W. Dinding Perut, Hernia, Retroperitoneum, Omentum. Buku Ajar Ilmu Bedah,edisi ke 2: Jakarta; 2004. Hal. 519-540.

3. John T Jenkins, Patrick J.O’dwyer. Clinical Review: Inguinal Hernias. 2008. Available From:

April 2016].

4. Chris Tanto, Iskandar Raharjdo Budianto. Hernia Anak, Kapita Selekta Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Media Aesculopius; 2014.

5. the incidence

of inguinal hernia and associated risk factors of incarceration in pediatric inguinal hernia: a nation-wide longitudinal population-based

study.

6. Cincinnati Childrens Hospital. Health Topics of Inguinal Hernia. Ohio; 2013. Available from:

March 2016].

7. The British Hernia Centre. Inguinal; Umbilical Hernias in Infancy and Childhood(PaediatricHernia), 2016. Available from:

8. Hidayat, A. Aziz Alimul. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Erlangga PT Gelora Aksara Pratama. Edisi 3. Jakarta; 2008.

9. Shochat Stephen. Hernia Inguinalis. Dalam : Behrman, Kliegman, Arvin (ed). Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol. 2 ed.15. Jakarta: 2000. Halaman: 1372-1375.

(2)

24

11. Sjamsuhidayat, R. Dinding Perut, Hernia, Retroperitoneum, dan Omentum, Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC; 2004. Halaman: 519-537.

12. Schwartz, S.I. Hernia Dinding Abdomen. Dalam: Chandranata, Linda., ed. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC; 2000. Halaman: 509–517

13. Snell, R.S. Abdomen: Bagian I Dinding Abdomen. Dalam: Hartanto, Huriawati, ed. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC; 2006. Halaman: 147–200.

14. Richard l. Drake. Inguinal Hernias. Gray’s anatomy for students, 3th edition. Canada: Elsevier Churchill Livingstone; 2015. Halaman: 299-302.

15. Edward passaro, jr. Groin and Abdominal Hernias. Fundamental of surgery. Bab 13, hal. 97-105. Available from:

[ Accessed 1 April 2016]

16. Suvera MS, Damor PB, Patel SV. Surgery for inguinal hernia in pediatric age. Int J Res Med Sci 2013;1:112-5. Available from:

17. Sunarso, S., 2013. Variabel Kelas Sosial, Umur dan Jenis Kelamin Penutur Dalam Penelitian Sosiolinguistik. Available at:

http://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/1936. [Accessed 8 Juni 2015].

18. Fitzpatrick, P., 2008. Teori Kelompok Bungkam Bedasarkan Penelitian Cheris Kramarae. Dalam: West, R., Turner, L.H. (Eds.) Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Selemba Humanika, 200.

19. Arthur C. Guyton, John E. Hall. Physiologic Anatomy of the Male Sexual Organs. (ed). Guyton and Hall Medical Physiology, 12th ed. United State: Elsevier Health Sciences; 2012. Hal. 973.

20. Girl, M.K., Mantu, F.M. Cermin Dunia Kedokteran. 1993. Hernia Inguinalis Lateralis pada Anak-anak. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Jakarta; 1992. Hal. 51– 55.

21. Andre Hebra, MD. Pediatric Hernias: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Available from:

(3)

25

22. Javad Ghoroubi, Farid Imanzadeh, Shahnam Askarpour. Clinical Review: ten years study of inguinal hernia in children. 2008. Journal of Surgery Pakistan (International). Available From:

http://jsp.org.pk/Issues/JSP%2013-4%20October%20-%20December%202008/Javad%20Ghoroub.pdf. [Accessed 24 April 2016].

23. Pediatric Surgery on Inguinal Hernia. Available from:

[Accessed 28 march 2016 ]

24. American college of surgeons. Groin Hernia: Inguinal And Femoral Hernia. Available from:

[Accessed 1 April 2016]

25. thepediatricinguinalcanal: Systematic review of the embryology and surface anatomy. Available from:

26. Arnold G. Coran,Anthony Caldamone,N. Scott Adzick,Thomas M. Krummel,Jean-Martin Laberge,Robert Shamberger. Congenital Defects of the Abdominal Wall. Pediatric Surgery, Volume 2, halaman 973-986, Chapter 75.

27. Peter Mattei. Inguinal Hernia and Hydrocele. Fundamentals Of Pediatric Surgery. New York. Chapter 85, halaman 663-676

28. Sastroasmoro, S. dan Ismail, S. (1995). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta. BinarupaAksara..

29. Bland, Kirby I. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York. WB Saunders Company. 2002. Halaman: 795-801

30. Hay, W.W., Hayward, A.R., Levin, M.Y., Sondheimer, J.M. Current Pediatric Diagnosis and Treatment. 16th ed. Singapore: Mc. GRAW-Hill; 2003. 627-628.

31. Merenstein, GB. Kaplan, David W. Rosenberg, Adam A. editor. Setiawan, liana. Soegiarto, Bertha, 2001. Buku Pegangan Pediatric. edisi 17: Jakarta: Widya Medika

(4)

26

33. Quintas ML, Rodrigues CJ, Yoo JH, Rodrigues Junior AJ. Age related changes in the elastic fiber system of the interfoveolar ligament.Revista do Hospital das Clínicas. 2000;55(3):83–86.

34. Simons MP, Aufenacker T, Bay-Nielsen M, et al. European Hernia Society guidelines on the treatment of inguinal hernia in adult patients.Hernia. 2009;13(4):343–403.

(5)

11

BAB 3

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA

3.1. Kerangka Teori Penelitian

Kerangka teori penelitian ini adalah untuk menggambarkan seluruh tinjauan pustaka mengenai karakteristik antara kelompok usia ketahui hernia, jenis kelamin dan lokasi sisi hernia dengan penderita hernia inguinalis pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2005-2015 dalam bentuk skema sehingga seluruh landasan penelitian dapat tergambar dengan jelas.

Gambar 3.1. Kerangka Teori Penyakit Hernia Inguinalis Pada Anak

(6)

12

3.2. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik antara kelompok usia ketahui hernia, jenis kelamin dan lokasi sisi hernia dengan

penderita hernia inguinalis pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2005-2015

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 3.2. Kerangka Konsep  KELOMPOK UMUR

DIKETAHUI HERNIA  JENIS KELAMIN  LOKASI SISI HERNIA

(7)

13

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian 4.1.1. Jenis Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi serta distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu. Penelitian cross sectional

dilakukan dengan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat yang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik penyakit hernia inguinalis pada anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2. Tempat dan Waktu penelitian 4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan karena rumah sakit ini adalah rumah sakit pendidikan dan juga merupakan rumah sakit rujukan yang dimiliki data rekam medis yang baik.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 sampai dengan Desember 2016, yang mencakup penelusuran kepustakaan, pembacaan proposal, pengumpulan dan pengolahan data, serta pembacaan hasil penelitian.

4.3. Populasi Dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian

(8)

14

4.3.2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan seluruh pasien anak hernia inguinalis di RSUP Haji Adam MalikMedan periode 2005 sehingga tahun 2015.

4.4. Kriteria Inklusi Dan Kriteria Eksklusi 4.4.1. Kriteria Inklusi

Data rekam medis penderita yang sudah didiagnosis hernia inguinalis pada anak yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2005-2015.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Data mengenai penyakit hernia inguinalis dari Januari 2005 sampai Desember 2015 di RSUP Haji Adam Malik dikumpul dari data sekunder yaitu rekam medis. Setelah selesai, penelitiakan mendapatkan surat selesai penelitian dari RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.6. Variabel dan Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikutnya:

1. Hernia inguinalis merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

2. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini mencakup kelompok umur diketahui hernia, jenis kelamin, dan lokasi sisi hernia.

a. Kelompok umur diketahui hernia dihitung dalam tahun menurut ulang tahun terakhir. Perhitungan berdasarkan kalender Masehi, dan dibagi berdasarkan kelompok umur.17

Alat ukur : Melakukan pengumpulan data pada rekam medis Cara ukur : Observasi

Skala ukur : Ordinal

(9)

15

3) lebih 1 tahun - 5 tahun ( Balita ) 4) lebih 5 tahun - 12 tahun ( Anak ) 5) lebih 12 tahun - 18 tahun ( Remaja )

3. Jenis kelamin adalah kategori biologis, pria dan wanita yang mempunyai kromosom XX bagi wanita dan XY bagi pria.18

Alat ukur : Melakukan pengumpulan data pada rekam medis Cara ukur : Analisis data sekunder rekam medis

Skala ukur : Nominal

Kategori : Jenis kelamin dikategorikan menjadi: 1) Laki-laki

2) Perempuan

4. Lokasi sisi hernia adalah tempat di tubuh badan yang timbulnya hernia inguinalis seperti disisi kanan, sisi kiri dan sisi bilateral pada penderita. 16

Alat ukur : Melakukan pengumpulan data pada rekam medis Cara ukur : Analisis data sekunder rekam medis

Skala ukur : Nominal

Kategori : Lokasi sisi hernia dikelompokkan menjadi kategori: 1) Sisi kanan

2) Sisi kiri 3) Sisi bilateral

4.7. Pengolahan Dan Analisis Data

(10)

16

4.8. Rencana Penelitian Tabel 4.1 Rencana Penelitian

NO KETERANGAN MARET-MEI

5 Pembacaan hasil penelitian

4.9. Ethical Clearance

(11)

17

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan pada 26 September – 15 November 2016 di RSUP Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A dan sesuai dengan SK Menkes RI No. HK.02.02/MENKES/390/2014 tanggal 17 Oktober 2014. RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2 Karakteristik Sampel

Data yang dikumpulkan dari rekam medis adalah sebanyak 500 penderita hernia inginalis anak yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Medan periode 2005-2015. Sebanyak 155 subjek dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga sampel pada penelitian ini sebanyak 345 subjek dengan menderita hernia inguinalis pada anak yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

(12)

18

pada tahun 2010-2014, didapati bilangkan paling terbanyak yaitu 140 penderita. Pada tahun 2015, bilangan kasus paling rendah dengan 16 orang penderita dilaporkan menderita penyakit Hernia Inguinalis di RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1.2.1 Distribusi Penderita Hernia Inguinalis Anak Berdasarkan, Jenis Kelamin, Kelompok Umur Diketahui Hernia Dan Lokasi Sisi Hernia,

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 201 58.3 laki-laki yaitu sebanyak 201 orang (58.3%), sedangkan 144 orang (41.7%) adalah perempuan. Rasio perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 1.4:1

Tabel 5.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Diketahui

Umur diketahui Frekuensi (n) Persentase (%)

(13)

19

Tabel 5.3 Karakteristik Sampel Berdasarkan Lokasi Sisi Hernia Inguinalis Lokasi sisi hernia Frekuensi (n) Persentase (%)

Dextra (kanan) 247 71.6 pada sisi dextra (kanan) yaitu sebanyak 247 penderita (71,6 %).

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan manggunakkan data sekunder rekam medis di RSUP Haji Adam Malik, Medan dari tahun 2005-2015, diperoleh mengenai karakteristik penyakit hernia inguinalis pada anak. Data-data tersebut akan digunakan sebagai dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini dan dijabarkan sebagai berikut.

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa penyakit hernia inguinalis sering diderita oleh laki-laki yaitu sebanyak 201 orang (67,8%), sedangkan bilangan perempuan adalah 144 orang (32,2%), dimana sekitar 1.4:1. Hal yang sama dilaporkan oleh Dr,Mukesh S. Suvera (2013) dalam penelitiannya di mana daripada 58 anak yang menderita hernia inguinalis, 51 (87.9%) laki-laki dan 7 (12.1%) merupakan perempuan, dimana rasio adalah 7:1 16

(14)

20

Dari tabel 5.2., diperoleh data penderita hernia inguinalis anak paling terbanyak dijumpai pada kelompok balita yaitu umur 1-5 tahun sebanyak 140 penderita (40,6%), hal ini mungkin karena pertentangan orang tua untuk operasi pada anak mereka. Tambahan pula, menunjukkan bahwa mayoritas hernia inguinalis muncul pada awal kehidupan, kenyataan yang harus meningkatkan perhatian orang, orang tua, dokter anak dan ahli bedah tentang kondisi umum dan mudah dikelola ini jika diobati pada saat awal yaitu sebelum terjadinya

obstruction,strangulation or incarceration. Penderita perempuan tidak dilaporkan hernia hingga 2 tahun kelompok umur dan dilaporkan terlambat, yang dapat menjelaskan tentang latar belakang sosial masyarakat kita yang tidak akan hadir untuk menerima penatalaksanaan awalan.

Menurut Hidayati (2009), di Indonesia diperkirakan 102 ribu anak menderita penyakit hernia. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas usia penderita selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 150.214 penderita.8 Dan hasil yang didapati dalam penelitian ini adalah sama dengan menurut penelitian Dr. Mukesh S Suvera (2013) di India penderita hernia terbanyak pada anak adalah pada usia 2-6 tahun.16 Tetapi menurut shochat (2000), sekitar 50% akan muncul sebelum umur 1 tahun dan lebih sering pada usia 6 bulan, kebanyakan muncul pada umur 6 bulan.9

Tambahan pula, menurut penelitian dan juga teori, penyakit hernia inguinalis ini terjadi terbanyak pada kelompok umur diantara neonatus (0 hari -28 hari) dan balita (1-5 tahun) tetapi dalam penelitian ini terdapat juga penderita pada kelompok anak (5-12 tahun) dan remaja (12-18 tahun).1,8,16 Hal ini dapat menunjukkan bahawa pengurangan pengetahuan oleh ibu bapa mengenai penyakit hernia inguinalis yang diderita oleh anak-anak mereka.

(15)

21

disebabkan oleh penurunan testis ke skrotum didahului pada sebelah kiri sewaktu bayi dalam kandungan kehamilan tetapi testis disisi kanan akan turun setelah 6 bulan bayi lahir. Oleh karena itu, kejadian hernia disisi kanan lebih banyak dan sering dibanding dengan sisi kiri. Hernia inguinalis yang bersisi bilateral terjadi disebabkan oleh peritoneum masuk ke dalam skrotum kiri sewaktu bayi masih dalam kandungan karena terjadi gangguan penutupan prosesus vaginalis dan dilanjuti dengan hernia kedua setelah bayi lahir yang akan terjadi pada sisi kanan.Tambahan pula, bayi yang menderita dengan hernia inguinalis disisi kiri akan turut menderita hernia disisi kanan. 9 Dan hasil penelitian ini sama dengan penelitian Dr. Mukesh S. Suvera dari India, menyatakan bahwa 73% penderita hernia inguinalis anak adalah bersisi dextra (kanan), 23% sisi sinister (kiri) dan paling sedikit adalah 4% sisi bilateral.16 Persentase kejadian hernia inguinalis menurut lokasi sisi dalam penelitian ini sama dengan persentase yang dinyatakan oleh The British Hernia Centre (2014), dari British yaitu dengan lokasi sisi di bagian kanan 60%, sisi kiri 25% dan sisi bilateral 15%.7 Selain itu, pada penelitian ini terdapat penderita hernia inguinalis yang mempunyai lokasi sisi hernia jenis bilateral dengan keadaan muncul benjolan pada lipatan paha didahului pada sisi kiri dan seterusnya muncul disebelah lipatan paha yang sebelah kanan. Tambahan pula, penderita hernia inguinalis yang berlokasi sisi bilateral, munculnya benjolan yang kedua pada lipatan paha disebabkan inkomplit tatalaksana oleh pasien tersendiri. Selain itu, penderita hernia inguinalis pada sisi bilateral adalah kebanyakkan perempuan yaitu dengan jumlah 34 orang (10.7%), penelitian ini sama dengan penelitian dilakukan oleh Javad (2008) yaitu sisi bilateral adalah sisi hernia paling umum pada perempuan.22

(16)

22

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dari data yang diperoleh dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Penderita yang kelompok umur 1-5 tahun lebih banyak dirawat hernia

inguinalis yaitu sebanyak 140 penderita (40.6 %).

2. Berdasarkan jenis kelamin penderita penyakit hernia inguinalis pada anak yang dirawat adalah laki-laki yaitu sebanyak 201 orang (58.3%).

3. Lokasi penderita hernia inguinalis anak di RSUP H Adam Malik Medan paling sering adalah pada sisi kanan yaitu sebanyak 247 penderita (71,6 %).

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak. Adapun saran tersebut, yaitu :

1. Perlunya penyebaran informasi kepada golongan orang tua tentang hernia inguinalis dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan hernia inguinalis. 2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut, terutama untuk mengetahui faktor

risiko yang lain yang dapat mempengaruhi,tingkat ketahanan hidup penderita hernia inguinalis dalam upaya menilai prognosis dan mencapai strategi penatalaksanaan terbaik pada kasus hernia inguinalis pada anak.

3. Penelitian yang lebih lanjut disarankan dengan mengetahui pengaruh umur diketahui hernia dengan keterlambatan diagnosa dan penatalaksanaan terhadap penderita anak hernia inguinalis dan juga mempunyai jurnal yang menjelaskan informasi tersebut.

(17)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hernia

2.1.1. Definisi Hernia

Hernia (Latin) merupakan penonjolan bagian organ atau jaringan melalui lobang abnormal.10 Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskolo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.11

2.2. Hernia Inguinalis

2.2.1. Etiologi Hernia Inguinalis

(18)

6

didalam rigi urogenital di retroperitoneum, turun ke daerah cincin dalam pada sekitar umur kehamilan 28 hingga 36 minggu. Penurunan testis melalui kanalis inguinalis diatur oleh hormon androgen dan faktor mekanis (meningkatkan tekanan abdomen), testis turun kedalam skrotum pada umur kehamilan 29 minggu. Setiap testis turun melalui kanalis inguinalis eksterna ke prosesus vaginalis.1Ovarium juga turun kedalam pelvis dari rigi urogenital tetapi tidak keluar dari rongga abdomen. Bagian kranial gubernakulum berdiferensiasi menjadi ligamentum ovarii, dan bagian inferior gubernakulum menjadi ligamentum teres uteri, yang masuk melalui cincin dalam, ke dalam labia mayor, prosesus vaginalis pada anak wanita meluas kedalam labia mayor melalui kanalis inguinalis, yang juga dikenal sebagai kanal nuck. Selama beberapa minggu terakhir kehamilan atau segera setelah, lapisan prosesus vaginalis secara normal berfusi bersama dan berobliterasi masuk ke dalam saluran inguinal di sekitar cincin interna. Kegagalan obliterasi mengakibatkan berbagai anomali inguinal. Kegagalan total obliterasi akan menghasilkan hernia inguinalis total. Obliterasi distal dengan bagian distal patensi akan menghasilkan hernia inguinalis lateralis.1

2.2.2. Klasifikasi Hernia Inguinalis

2.2.2.1. Hernia Inguinalis Direk (Medialis)

Hernia inguinalis direk terjadi sekitar 15% dari semua hernia inguinalis. Kantong hernia inguinalis direk menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior kanalis inguinais medial terhadap arteria, dan vena epigastrika inferior, karena adanya tendo conjunctivus (tendo gabungan insersio musculus obliquus internus abdominis dan musculus transversus abdominis) yang kuat, hernia ini biasanya hanya merupakan penonjolan biasa, oleh karena itu leher kantong hernia lebar.13

(19)

7

2.2.2.2. Hernia Inguinalis Indirek (Lateralis)

Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis, dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis ekternus. Apabila hernia inguinalis lateralis berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada dalam muskulus kremaster terlatak anteromedial terhadap vas deferen dan struktur lain dalam funikulus spermatikus. Pada anak hernia inguinalis lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum.1

Hernia inguinalis indirek (lateralis) merupakan bentuk hernia yang paling sering ditemukan dan diduga mempunyai penyebab kongenital. Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yangterletak di sebelah lateral vasa epigastric inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar dari rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus.14

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.15

(20)

8

.

GAMBAR 2.1. : PerbedaanHernia InguinalisDirek Dan Indirek9

2.2.3. Manifestasi Klinis Hernia Inguinalis 2.2.3.1. Gejala Klinis

Gejala klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Gejala yang muncul biasanya berupa adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.11 Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia inguinalis lateralis (indirect). 60% dari kasus

hernia inguinalis biasanya biasanya ada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10%

bilateral.7

2.2.3.2. Tanda Klinis

(21)

9

Tabel 2.1. Persentase Kejadian Hernia Inguinalis Indirek Menurut Lokasi Sisi

Kanan 60%

Kiri 25%

Kedua sisi 15%

SUMBER:(The British Hernia Centre) 7

GAMBAR 2.2. : INDIRECT INGUINAL DAN DIRECT INGUINAL HERNIAS 14

2.2.4. Penatalaksaan Hernia Inguinalis 2.2.4.1. Pengobatan Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip pengobatan hernia adalah herniotomi. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.11

2.2.5. Prognosis Hernia Inguinalis

(22)

10

perbaikan. Morbiditas biasanya sekunder baik untuk hilang diagnosis hernia atau komplikasi yang berhubungan dengan manajemen penyakit.9

(23)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hernia inguinalis merupakan suatu kondisi yang paling umum dan membutuhkan pembedahan dalam praktek pediatrik.1 Hernia inguinalis merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan di bagian ingunalis.2

Berdasarkan laporan WHO dari data NHS, melaporkan bahwa pada tahun 2001-2002 ada sekitar 70.000 operasi hernia inguinal telah dilakukan di Inggris dan melibatkan 0,14% dari populasi, dan membutuhkan lebih dari 100.000 NHS rumah sakit tempat tidur hari. Dari prosedur ini, 62.969 adalah untuk perbaikan hernia primer dan 4939 adalah untuk perbaikan hernia berulang.3

Insiden hernia merupakan antara insiden yang paling sering terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 dimana sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan setiap tahun. Bedasarkan survey yang dilakukan di AmerikaSerikat Hernia Inguinalis merupakan penyakit peringkat kelima di AS. Hernia inguinalis merupakan satu penyebab dari masalah bedah yang paling sering dijumpai pada masa bayi dan anak.4

Di Amerika Serikat, perkiraan berdasarkan data cross-sectional ditunjukkan bahwa sekitar 700.000 perbaikan hernia inguinalis yang dilakukan pada tahun 1993. Hernia Inguinalis di sisi kanan adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pria dan wanita,dimana sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis. Angka kejadian Hernia inguinalis lateralis di Amerika dapat di mungkinkan dapat terjadi karena anomali congenital.5

(24)

2

Menurut kejadian hernia di Cicinnati Children’s Hospital, Ohio, hernia inguinalis terjadi secara tidak langsung pada bayi dan anak-anak belum diketahui, Insiden hernia terjadi di sisikanan berkisar antara 1-5%. 60% peningkatan risiko hernia inguinalis pada bayi prematur, dengan tingkat kejadian 2% pada wanita dan 7-30% pada laki-laki. Sekitar5% daripada semua laki-laki mempunyai hernia selama hidup mereka.6

Bayi prematur mempunyai insiden hernia inguinalis lateralis lebih tinggi. Sampai dengan 7% anak laki-laki yang dilahirkan kurang dari 30 minggu usia kehamilan menderita hernia inguinalis lateralis tetapi hanya 0,6% bayi laki-laki yang lahir lebih dari 36 minggu usia kehamilan. Tambahan pula, sekitar 20% lebih besar insiden hernia pada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1.000-1.500 gr dengan bayi-bayi yang lebih berat badan.7

Di Indonesia, hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus. Menurut data di Jawa Tengah, mayoritas penderita selama bulan Januari - Desember 2007 diperkirakan 425 penderita dan menurut data mayoritas usia penderita selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 150.214 penderita.8

Hernia inguinalis merupakan keadaan yang paling lazim dan penyakit ini membutuhkan pembedahan pada usia anak. Insiden hernia inguinalis pada anak belum ditegakkan tetapi antara 10 hingga 20 daripada 1.000 kelahiran hidup di temui terjangkit penyakit ini. Rasio antara anak laki-laki dan wanita adalah 4:1. Sekitar 50% daripada kasus akan muncul sebelum umur 1 tahun, tetapi kebanyakkan akan muncul pada umur 6 bulan.Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia inguinalis lateralis (indirect). 60% dari kasus hernia inguinalis biasanya biasanya ada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% bilateral.7

(25)

3

testis. Testis berkembang dalam perut dan di sekitar minggu kedua puluh lapan hingga minggu ketiga puluh enam kehamilan, testis turun ke dalam skrotum. Dalam perkembangan testis melalui dinding perut, testis melewati kanalis inguinalis. Setelah testis mencapai skrotum, pembukaan belakang harus menutup. Kegagalan untuk menutup memadai hasil dalam hernia dengan pembukaan tersisa di dinding perut pada saat ini.9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah karakteristik penyakit hernia inguinalis pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2005-2015.”

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Karakteristik penyakit hernia inguinalis pada Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2005-2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik penderita hernia inguinalis berdasarkan kelompok umur diketahui hernia.

2. Mengetahui karakteristik penderita hernia inguinalis berdasarkan jenis kelamin.

(26)

4

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.4.1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kesadaran dan tambahan informasi kepada masyarakat awam tentang hernia inguinalis pada anak.

1.4.2. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan peneliti dalam bidang penelitian.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya berhubungan dengan hernia inguinalis pada anak di masa akan datang.

1.4.4. Bagi Rumah Sakit

(27)

ii

ABSTRAK

Latar Belakang : Hernia inguinalis merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan di bagian ingunalis. Hernia inguinalis dapat terjadi pada bayi dan anak karena 99% adalah anomali kongenital. Pada bayi yang sudah lahir, kanalis inguinalis sudah menutup, namun beberapa hal kanalis masih terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka akan menutup pada usia 2 bulan. Bila terbuka terus (tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis kongenital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyakit hernia inguinalis pada anak di RSUP Haji Adam malik Medan dari tahun 2005-2015.

Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien hernia inguinalis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Hasil : Dari 345 penderita penyakit hernia inguinalis di RSUP Haji Adam Malik Medan dari tahun 2005-2015, hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang menderita hernia inguinalis adalah sebanyak 201 orang (58.3%), dan kelompok umur yang terbanyak menderita adalah antara 1-5 tahun yaitu sebanyak 140 orang (40,6%). Lokasi sisi hernia inguinalis terbanyak adalah sisi dextra (kanan) sebanyak 247 orang (71,6%).

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin yang tertinggi dijumpai pada hernia inguinalis adalah laki-laki, kelompok umur tertinggi dijumpai pada kelompok umur 1-5 tahun dan mayoritasnya penderita hernia inguinalis menderita hernia pada sisi dextra (kanan).

(28)

iii

ABSTRACT

Introduction: An inguinal hernia is a protrusion or protrusion of the contents of a cavity through a defect or weak parts of the cavity wall concerned at the ingunalis. Inguinal hernias can occur in infants and children because 99% is a congenital anomaly. In infants who were born, the inguinal canal has been shut down, but a few things still open canal. Under normal circumstances, the open canal will close at 2 months of age.When open continuously (not experiencing obliteration) will arise congenital inguinal hernia. This study aims to investigate the characteristics of inguinal hernia in children in Haji Adam Malik Hospital Medan from 2005-2015.

Method:The method used in this study is an analytic study with cross sectional study approach. The data used is secondary data taken from the medical records of inguinal hernia patients at the General Hospital Haji Adam Malik.

Results : Of the 345 patients with inguinal hernia in General Hospital Haji Adam Malik from 2005-2015, the results showed that men who suffer from an inguinal hernia is as many as 234 people (67.8%), and age groups that suffer most are between 1-5 years as many as 140 people (40.6%). Most inguinal hernias side location is the dextra (right) as many as 247 people (71.6%).

Conclusion: The results showed that the highest gender found in inguinal hernia is a male, the highest age group was found in the age group 1-5 years and the majority of patients suffering from hernia inguinal hernia on the dextra (right).

(29)

KARAKTERISTIK PENYAKIT HERNIA INGUINALIS PADA

ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM

MALIK MEDAN PERIODE 2005 – 2015

OLEH :

GOKULLSHAUTRI A/L SINALTHAN

130100417

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(30)

KARAKTERISTIK PENYAKIT HERNIA INGUINALIS PADA

ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM

MALIK MEDAN PERIODE 2005 – 2015

SKRIPSI

“Skripsi Ini Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran”

OLEH :

GOKULLSHAUTRI A/L SINALTHAN

130100417

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(31)
(32)

ii

ABSTRAK

Latar Belakang : Hernia inguinalis merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan di bagian ingunalis. Hernia inguinalis dapat terjadi pada bayi dan anak karena 99% adalah anomali kongenital. Pada bayi yang sudah lahir, kanalis inguinalis sudah menutup, namun beberapa hal kanalis masih terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka akan menutup pada usia 2 bulan. Bila terbuka terus (tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis kongenital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyakit hernia inguinalis pada anak di RSUP Haji Adam malik Medan dari tahun 2005-2015.

Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien hernia inguinalis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Hasil : Dari 345 penderita penyakit hernia inguinalis di RSUP Haji Adam Malik Medan dari tahun 2005-2015, hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki yang menderita hernia inguinalis adalah sebanyak 201 orang (58.3%), dan kelompok umur yang terbanyak menderita adalah antara 1-5 tahun yaitu sebanyak 140 orang (40,6%). Lokasi sisi hernia inguinalis terbanyak adalah sisi dextra (kanan) sebanyak 247 orang (71,6%).

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin yang tertinggi dijumpai pada hernia inguinalis adalah laki-laki, kelompok umur tertinggi dijumpai pada kelompok umur 1-5 tahun dan mayoritasnya penderita hernia inguinalis menderita hernia pada sisi dextra (kanan).

(33)

iii

ABSTRACT

Introduction: An inguinal hernia is a protrusion or protrusion of the contents of a cavity through a defect or weak parts of the cavity wall concerned at the ingunalis. Inguinal hernias can occur in infants and children because 99% is a congenital anomaly. In infants who were born, the inguinal canal has been shut down, but a few things still open canal. Under normal circumstances, the open canal will close at 2 months of age.When open continuously (not experiencing obliteration) will arise congenital inguinal hernia. This study aims to investigate the characteristics of inguinal hernia in children in Haji Adam Malik Hospital Medan from 2005-2015.

Method:The method used in this study is an analytic study with cross sectional study approach. The data used is secondary data taken from the medical records of inguinal hernia patients at the General Hospital Haji Adam Malik.

Results : Of the 345 patients with inguinal hernia in General Hospital Haji Adam Malik from 2005-2015, the results showed that men who suffer from an inguinal hernia is as many as 234 people (67.8%), and age groups that suffer most are between 1-5 years as many as 140 people (40.6%). Most inguinal hernias side location is the dextra (right) as many as 247 people (71.6%).

Conclusion: The results showed that the highest gender found in inguinal hernia is a male, the highest age group was found in the age group 1-5 years and the majority of patients suffering from hernia inguinal hernia on the dextra (right).

(34)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis hasil penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul ” Karakteristik Hernia Inguinalis Pada Anak Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Periode 2005-2015”.

Dalam penyelesaian karya tulis hasil penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. dr. ALDY SAFRUDDIN RAMBE, Sp.S. (K.), selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. ERJAN FIKRI ,M.Ked (Surg), Sp.B-KBA, selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada saya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Dr. RAKA JATI PRASETYA, M.Ked (An), Sp.An, selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah memberi banyak arahan dan menguruskan tatabahasa kepada saya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Dr. MUHAMMAD RUSDA, M.Ked, Sp.OG (K). selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

(35)

v

6. Dr. RUSDIANA, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

7. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis.

8. Terima kasih sebanyak-banyaknya saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, Ibunda tercinta, Vanitha money Pon. Ramakrishanan Pillai, Ayahanda tercinta, Sinalthan Perumal, yang telah memberi dukungan penuh dan semangant tiada henti kepada saya dalam menyelesaikan tahap-tahap pendidikan, khususnya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini

9. Abang kandung saya, Shivaraaju Sinalthan yang selalu membantu dan mendukung dalam proses pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

10. Rekan seperjuangan satu kelompok dosen pembimbing, rekan-rekan FK USU angkatan 2013, serta senior-senior yang turut memberi motivasi dan dukungan dalam proses penelitian ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis hasil penelitian ini.

Medan, 8 Desember 2014

Dengan hormat saya,

(36)

vi

2.2.2. Klasifikasi Hernia Inguinalis. ... 6

2.2.3. Manifestasi Klinis Hernia Inguinalis ... 8

(37)

vii

2.2.5. Prognosis Hernia Inguinalis ... 9

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS. ... 11

3.1. Kerangka Teori Penelitian ... 11

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 12

4.4. Kriteria Inklusi Dan Kriteria Eksklusi ... 14

4.4.1. Kriteria Inklusi ... 14

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 14

4.6. Variabel Dan Definisi Operasional ... 14

4.7. Pengolahan Dan Analisa Data ... 15

4.8. Rencana Penelitian ... 16

4.9. Ethical Clearance ... 16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 17

5.1. Hasil Penelitian ... 17

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 17

(38)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.2. Persentase Kejadian Hernia Persentase Kejadian

Hernia Inguinalis Indirek Menurut Lokasi Sisi 9

Tabel 4.1 Rencana Penelitian 16

Tabel 5.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 18 Tabel 5.2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Diketahui 18 Tabel 5.3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Lokasi Sisi Hernia

(39)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Perbedaan Hernia Inguinalis Direk Dan Indirek 8

Gambar 2.2 Indirect Inguinal Dan Direct Inguinal Hernias 9

Gambar 3.1 Kerangka Teori Penyakit Hernia Inguinalis Pada

Anak 11

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Gambaran Karakteristik Penyakit Hernia Inguinalis Pada Anak Penyakit Hernia Inguinalis Pada Anak

(40)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Awal Dari Kampus

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Awal Dari Rumah Sakit

Lampiran 4 Surat Ethical Clearance

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Dari Kampus

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Litbang

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Di Rs.Adam Malik

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Di Rawat Jalan

Lampiran 9 Data Output Spss

(41)

xi

DAFTAR SINGKATAN

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Teori Penyakit Hernia Inguinalis Pada Anak
Gambar 3.2. Kerangka Konsep
Tabel 4.1 Rencana Penelitian
Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
+4

Referensi

Dokumen terkait

KARAKTERISTIK PENDERITA RINOSINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN

Dari survey awal yang peneliti lakukan, didapati 980 kunjungan pasien rinosinusitis yang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.. Banyaknya kasus rinosinusitis

GAMBARAN KARAKTERISTIK ANAK YANG MENDERITA PENYAKIT INVAGINASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK.. MEDAN

polip hidung di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2014. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan keluhan pada pasien

Data penderita yang menderita asfiksia neonatorum dikumpulkan dari rekam medis pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan dari tahun 2010 hingga

Lampiran 4.SuratIzinPenelitian Dari RSUP Haji Adam Malik

Dinding Perut, Hernia, Retroperitoneum, dan Omentum, Buku Ajar Ilmu Bedah.. Hernia

Berdasarkan hasil penelitian ini, karakteristik pasien rawat inap fibrilasi atrium di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2015 sebanyak 91 pasien (89,2%) menderita gagal