1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Hernia inguinalis merupakan suatu kondisi yang paling umum dan membutuhkan pembedahan dalam praktek pediatrik.1 Hernia inguinalis merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui suatu defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan di bagian ingunalis.2
Berdasarkan laporan WHO dari data NHS, melaporkan bahwa pada tahun 2001-2002 ada sekitar 70.000 operasi hernia inguinal telah dilakukan di Inggris dan melibatkan 0,14% dari populasi, dan membutuhkan lebih dari 100.000 NHS rumah sakit tempat tidur hari. Dari prosedur ini, 62.969 adalah untuk perbaikan hernia primer dan 4939 adalah untuk perbaikan hernia berulang.3
Insiden hernia merupakan antara insiden yang paling sering terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 dimana sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan setiap tahun. Bedasarkan survey yang dilakukan di AmerikaSerikat Hernia Inguinalis merupakan penyakit peringkat kelima di AS. Hernia inguinalis merupakan satu penyebab dari masalah bedah yang paling sering dijumpai pada masa bayi dan anak.4
Di Amerika Serikat, perkiraan berdasarkan data cross-sectional ditunjukkan bahwa sekitar 700.000 perbaikan hernia inguinalis yang dilakukan pada tahun 1993. Hernia Inguinalis di sisi kanan adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pria dan wanita,dimana sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis. Angka kejadian Hernia inguinalis lateralis di Amerika dapat di mungkinkan dapat terjadi karena anomali congenital.5
Suatu survey nasional dari praktek umum, meliputi sekitar 1% dari populasi Inggris dan Wales tahun 1991-1992, menemukan bahwa sekitar 95% dari orang
yang datang ke fasilitas pelayanan primer dengan hernia inguinalis adalah laki-laki.Sebuah jumlah yang sama dari perbaikan hernia inguinalis yang dilakukan dalam pengaturan kesehatan publik di Inggris pada tahun 2002-2003.3
2
Menurut kejadian hernia di Cicinnati Children’s Hospital, Ohio, hernia inguinalis terjadi secara tidak langsung pada bayi dan anak-anak belum diketahui, Insiden hernia terjadi di sisikanan berkisar antara 1-5%. 60% peningkatan risiko hernia inguinalis pada bayi prematur, dengan tingkat kejadian 2% pada wanita dan 7-30% pada laki-laki. Sekitar5% daripada semua laki-laki mempunyai hernia selama hidup mereka.6
Bayi prematur mempunyai insiden hernia inguinalis lateralis lebih tinggi. Sampai dengan 7% anak laki-laki yang dilahirkan kurang dari 30 minggu usia
kehamilan menderita hernia inguinalis lateralis tetapi hanya 0,6% bayi laki-laki yang lahir lebih dari 36 minggu usia kehamilan. Tambahan pula, sekitar 20% lebih besar insiden hernia pada bayi prematur dengan berat badan kurang dari 1.000-1.500 gr dengan bayi-bayi yang lebih berat badan.7
Di Indonesia, hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus. Menurut data di Jawa Tengah, mayoritas penderita selama bulan Januari - Desember 2007 diperkirakan 425 penderita dan menurut data mayoritas usia penderita selama Januari-Desember 2007 berkisar antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211 penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 150.214 penderita.8
Hernia inguinalis merupakan keadaan yang paling lazim dan penyakit ini membutuhkan pembedahan pada usia anak. Insiden hernia inguinalis pada anak belum ditegakkan tetapi antara 10 hingga 20 daripada 1.000 kelahiran hidup di temui terjangkit penyakit ini. Rasio antara anak laki-laki dan wanita adalah 4:1. Sekitar 50% daripada kasus akan muncul sebelum umur 1 tahun, tetapi kebanyakkan akan muncul pada umur 6 bulan.Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia inguinalis lateralis (indirect). 60% dari kasus hernia inguinalis biasanya biasanya ada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% bilateral.7
Pada bayi prematur insiden hernia inguinalis secara substansial meningkat,
hingga 30%. Lebih daripada 10% daripada kasus, anggota keluarga lainnya juga telah memiliki hernia pada saat lahir atau pada masa bayi. Terjadinya hernia inguinalis pada anak laki adalah terkait dengan pengembangan dan turunnya
3
testis. Testis berkembang dalam perut dan di sekitar minggu kedua puluh lapan hingga minggu ketiga puluh enam kehamilan, testis turun ke dalam skrotum. Dalam perkembangan testis melalui dinding perut, testis melewati kanalis inguinalis. Setelah testis mencapai skrotum, pembukaan belakang harus menutup. Kegagalan untuk menutup memadai hasil dalam hernia dengan pembukaan tersisa di dinding perut pada saat ini.9
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah karakteristik penyakit hernia inguinalis pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode 2005-2015.”
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karakteristik penyakit hernia inguinalis pada Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2005-2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik penderita hernia inguinalis berdasarkan kelompok umur diketahui hernia.
2. Mengetahui karakteristik penderita hernia inguinalis berdasarkan jenis kelamin.
3. Mengetahui karakteristik penderita hernia inguinalis berdasarkan lokasi sisi hernia.
4
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1.4.1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kesadaran dan tambahan informasi kepada masyarakat awam tentang hernia inguinalis pada anak.
1.4.2. Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan peneliti dalam bidang
penelitian.
1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya berhubungan dengan hernia inguinalis pada anak di masa akan datang.
1.4.4. Bagi Rumah Sakit
Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak RSUP Haji Adam Malik tentang karakteristik kelompok umur ketahui hernia, jenis kelamin dan lokasi sisi hernia dengan penderita hernia inguinalis pada anak.