• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI DOSEN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIPEKERJAKAN PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG SELAMA TAHUN 1987 - 1992.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI DOSEN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIPEKERJAKAN PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG SELAMA TAHUN 1987 - 1992."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEHBANGAN KEHAHPUAN HELAKSANAKAN KEGIATM BELAJAR HENGAJAR

BAGI DOSEN PEGAHAI NEGERI SIPIL YANG DIPEKERJAKAN

PADA UNIVERSITAS MOHAMMADIYAH PALEHBANG

SELAHA TAHDN 1987 - 1992

TESI S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Maglster Pendidikan

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : HERMAN SERI NIM : 9032199

PROGRAM PASCA SARJANA

IKIP BANDUNG

(2)

IDISETUJUI DAN DISYAHKAN PEMBIMBING

Prof. Dr. H. Supandi

( Pembimbing I )

Program Pasca Sarjana IKIP Bandung

(3)

A B S T R A K

Judul penelitian ini adalah,"Pengembangan Kemampuan Melaksanakan Kegiatan Belajar Bagi Dosen Pegawai Negeri

Sipil Yang Dipekerjakan Pada Universitas Muhammadiyah Palem

bang Selama Tahun 1987-1992". Dari judul tersebut, yang

menjadi obyek penelitian disini adalah proses pengembangan yang dilakukan terhadap Dosen Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan (PNSD) pada Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pengembangan Dosen PNSD disini, dalam kaitannya dengan salah satu tugas pokok yang diembannya di perguruan tingggi,

yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Untuk melaksa nakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, minimal harus menguasai materi perkuliahan, metodologi pengajaran, dan

sikap yang baik sebagai guru (dosen).

Dalam upaya pengembangan dosen ada dua faktor yang paling menentukan yaitu faktor lembaga (Institusional) dan faktor dosen itu sendiri (Individual). Betapapun lembaga berupaya untuk mengembangkan kemampuan dosen tanpa

disertai oleh kemauan dan upaya dari dosen untuk

mengembangkan diri maka hasilnya tidak akan maksimal. Begitu pula sebaliknya walaupun doseTfT^ada kemauan dan kemampuan

untuk berkembang tanpa diiringi oleh upaya lembaga yang

memberikan kemungkinan untuk berkembang maka keinginan dan kemauan tersebut tidak akan menjadi kenyataan.

(4)

Bagi Dosen PNSD pada Universitas Muhammadiyah Palembang

ada dua lembaga -yang bertanggungjawab dalam upaya pengem

bangan kemampuan tersebut, yaitu Kopertis Wilayah II sebagai

wakil pemerintah yang memberi bantuan dan Universitas

Muhammadiyah Palembang yang diberi bantuan.

Kopertis Wilayah II telah melaksanakan pengembangan Dosen PNSD yang ada di wilayahnya, termasuk di Universitas

Muhammadiyah Palembang. Upaya tersebut dilakukan dengan

melaksanakan kegiatan: Latihan Pra Jabatan, Penataran,

Pengiriman Dosen ke Program Pasca Sarjana dan Doktor, Semi

nar, Pengadaan Buku dan Prasarana, dan Ceramah agama.

Hambatan yang dialami oleh Kopertis Wilayah II dalam

upaya pengembangan kemampuan Dosen PNSD ini adalah dalam hal

tenaga ahli, dana, dan peningkatan kemampuan bahasa Inggris para dosen PNSD. Untuk mengatasi dana dan tenaga ahli,

Kopertis Wilayah II selalu menjalin kerjasama dengan lembaga

yang relevan seperti Universitas Sriwijaya (UNSRI).

Sedang-kan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, Kopertis

Wilayah II sedang menjajagi kerja sama dengan Universitas Sriwijaya yang telah memiliki lembaga bahasa dan Akademi

Bahasa Asing (ABA) Methodis Palembang yang mempunyai ahli

dalam bidang tersebut. Meskipun demikian, upaya peningkatan

kemampuan Bahasa Inggris tersebut belum terlaksana, karena

keterbatasan dana.

Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai lembaga yang

diberi bantuan juga telah meningkatkan kemampuan dosen

yang

(5)

ada di lingkungannya, termasuk dosen PNSD. Upaya tersebut

dilakukan dengan melaksanakan kegiatan: Pengangkatan Dosen

Tetap, Pengiriman dosen ke Program Pasca Sarjana dan Doktor,

Penataran, Seminar, Kuliah Umum (Studium General),

Pemagan-gan profesi, Peningkatan Fungsi Perpustakaan, Pencangkokan, dan Ceramah Agama. Hambatan yang dialami pada umumnya adalah terbatasnya dana, walaupun demikian Fakultas Hukum sudah lebih mampu dalam masalah ini. Masalah lainnya adalah belum

adanya koordinasi untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam penguasaan bahasa Inggris, hal ini dapat dilihat adanya

fakultas (Hukum) yang sudah melaksanakan kursus bahasa

Inggris sedangkan fakultas lainnya belum. Di samping itu

buku-buku

di perpustakaan masih kurang, baik

judul

maupun

eksemplarnya.

Dosen PNSD sebagai individu, secara umum telah berupaya

meningkatkan kemampuannya, khususnya dalam melaksanakan

pendidikan dan pengajaran. Upaya tersebut dilakukan dengan

melaksanakan kegiatan: Belajar secara mandiri, Minta Bimbin-gan Dosen Senior, mengikuti seminar, penataran dan pertemuan

ilmiah lainnya, Studi ke Program Pasca Sarjana dan Doktor,

dan

Mengunjungi

Perpustakaan.

Meskipun

demikian

tingkat

upaya mereka bervariasi, antara raj in, sedang dan kurang.

Dapat pula dicatat bahwa baik upaya institusional maupun upaya individual lebih menekankan pada upaya pengua

saan disiplin ilmu dari pada metodologi pengajaran, walaupun

upaya kedua itu sudah ada. Padahal dosen PNSD di Universitas

Muhammadiyah Palembang umumnya lulusan fakultas non

(6)

dikan, kecuali dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu pen

didikan (FKIP). Dalam memberikan penilaian terhadap hasil

observasi kelas peneliti mengklsifikasikan pada 3 kategori,

yaitu baik, sedang, dan kurang. Dari observasi kelas dan

dilengkapi dengan wawancara didapatkan bahwa 2 orang dosen yang dapat dikategorikan baik dalam mengajar, 6 orang

sedang dan 2 orang kurang. Penilaian tersebut didasarkan

pada kemampuan mereka dalam: mempersiapkan '-perkuliahan,

merumuskan tujuan pengajaran, memilih materi atau bahan

perkuliahan, melaksanakan proses belajar mengajar, komunika-si dan interakkomunika-si dengan mahakomunika-siswa, mengorganisakomunika-si pengajaran

dan mengevaluasi pengajaran.

(7)

Daftar Isi

Halaman Judul

Halaman Persetujuan dan Pengesahan

ii

Kata Pengantar • •.

Ucapan Terimakasih

Abstrak

IX

Daftar Isi

x m

Daftar Tabel dan Gambar

xvii

Bab I. Pendahuluan ,

A. Latar Belakang Masalah !

B. Identifikasi Masalah

8

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 19

D. Tujuan Penelitian

22

E. Manfaat Penelitian

24

F. Kerangka Penelitian

25

Ba.b II . Tinjauan Teoritis

27

A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Perguruan

Ting-61 27

B. Pengaruh Dosen Terhadap Manasiswa

30

C. Profesi Dosen dan Tugas Pokok yang Diembannya 33

D. Pengembangan Merupakan Fungsi Administrasi

Personel 37

E. Dosen Sebagai Unsur Utama Dalam Proses Bela

jar

Mengajar

42

(8)

F. Hasil Penelitian Sebelumnya

46

G. Rangkuman Tinjauan Teoritis dan Hasil Pene

litian Sebelumnya 50

Bab III. Prosedur Penelitian

56

A. Metode Penelitian

56

B. Unit Analisis Data dan Sampel Penelitian .... 59

C Teknik Pengumpulan Data

60

D. Pelaksanaan Penelitian

61

E. Prosedur Analisis Data

63

F. Signifikansi Hasil Penelitian

65

Bab IV. Temuan dan Analisis Penelitian

69

A. Pengembangan Dosen PNSD Oleh Kopertis

Wila-yah IJ

69

1. Pengembangan Dosen melalui Latihan Pra

Ja-batan 7n

2. Pengembangan Dosen melalui Penataran

76

3. Pengembangan Dosen melalui studi ke Prog

ram Pasca Sarjana gi

4. Pengembangan Dosen melalui Kegiatan

Semi-nar 86

5. Pengembangan Dosen dengan Mengadakan Buku

dan Prasarana

go

6. Pembinaan Mental Melalui Ceramah Agama ... 94

B. Pengembangan Dosen PNSD Oleh Universitas

(9)

i

hammadiyah Palembang Q~

Of

1. Pengembangan Dengan Pengangkatan Dosen

Te-tap

99

2. Pengembangan Dengan Studi Pasca Sarjana.. 103

3. Pengembangan Dosen Melalui Penataran

107

4. Pengembangan Dosen Melalui Seminar

m

5. Pengembangan Dosen Melalui Studium General

(Kuliah Umum)

n7

6. Pengembangan Dosen Melalui Magang

120

7. Pengembangan Dosen Dengan Melengkapi Per

pustakaan

8. Pengembangan Dosen Melalui Pencangkokan . 127

9. Pembinaan Mental Melalui Ceramah Agama .. 132

C. Pengembangan Dosen PNSD Secara Individual .. 136

1. Pengembangan Dengan Membaca Mandiri

136

2. Pengembangan Melalui Bimbingan Dosen Seni

or

141

3. Pengembangan Dengan Mengikuti Seminar, Pe

nataran, dan Pertemuan Ilmiah Lainnya

. . 14

4. Pengembangan Dengan Mengikuti Program Pas

ca Sarjana , „„

148

5. Pengembangan Dengan Mengunjungi Perpusta

kaan

153

D. Performans Dosen PNSD Dalam Melaksanakan

(10)

giatan Belajar Mengajar 157

1. Persiapan 258

2. Tujuan Pengajaran 16i

3. Materi atau Bahan Kuliah 162

4. Proses Belajar Mengajar 164

5. Pengorganisasian (Setting) 166

6. Komunikasi dan Interaksi 168

7. Evaluasi 16g

Bab V. Kesimpulan dan Saran

1?2

A. Kesimpulan 172

B . Saran .. „„

Daftar Kepustakaan

180

Lampiran-lampiran.

- Riwayat Hidup jq3

- Matrik Hasil Penelitian 184

- SK Izin Penelitian dari IKIP Bandung 188 - SK Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah

Palembang 189

(11)

Daftar Tabel Dan Gambar

1. Rasio Dosen dan Mahasiswa Universitas Muhammadi

yah Palembang

2. Rasio Dosen Tetap dan Mahasiswa Universitas

Muham-Madiyah Palembang

3. Keadaan Pendidikan Tertinggi Dosen

Universitas

Muhammadiyah Palembang

4. Keadaan Jabatan Dosen Universitas Muhammadiyah

Palembang

5. Keadaan Golongan Dosen PNSD

6. Tahun Pengangkatan Dosen PNSD

7. Kerangka Penelitian

8. Jadwal Observasi Unjuk Kerja Mengaj

X V 11

13

14 16 17 5

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa

ini

bangsa

Indonesia

sedang

memasuki

awal

Pembangunan

Jangka

Panjang Tahap II

atau

lebih

dikenal

dengan singkatan PJPT II. Dalam masa tersebut bangsa

Indo

nesia

sedang

berusaha untuk

mewujudkan

kondisi

tinggal

landas, dimana masyarakat Indonesia mencapai suatu

kemakmu-ran .

Dalam GBHN 1993 dijelaskan bahwa pembangunan nasional

bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur

yang merata materil dan spirituil berdasarkan, Pancasila dan

Undang-Undang

Dasar

1345

dalam

wadah

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia

yang merdeka, berdaulat,

bersatu

dan

berkedaulatan

rakyat

dalam suasana

perikehidupan

bangsa

yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan

pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Kalau

dalam masa Pembangunan Jangka Panjang

Tahap

I

penekanannya

adalah pada pendayagunaan sumber

daya

alam,

maka pada pembangunan jangka panjang tahap II

penekanannya

adalah

pada

pendayagunaan sumber daya

manusia.

Hal

ini

karena

disadari bahwa sumber daya alam ada

batasnya,

se-dangkan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

mengelo-la dan tr.emanfaatkan sumber daya amengelo-lam tanpa merusaknya.

(13)

prasarana, sumber daya alam dan sebagainya. Salah satu unsur yang penting dalam pelaksanaan pembangunan adalah

sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Seperti

dike-mukakan Hasan Walinono (1991:12) :

Karena manusia merupakan kekuatan utama pembangunan maka

dengan demikian sistem dan mutu pendidikan akan menentukan

tingkat keberhasilan pembangunan. Hanya dengan sistem dan

mutu pendidikan yang baik dapat ditingkatkan kualitas

manusia dan kualitas masyarakat.

Dari kutipan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan. Untuk melaksanakan pembangunan diperlukan manusia-manusia yang

berkualitas. Penyediaan manusia yang berkualitas tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan. Dalam penger

tian yang lebih luas pendidikan mencakup pendidikan itu

sendiri, pengajaran dan latihan. Sasaran pendidikan adalah

perubahan sikap, sasaran pengajaran adalah penguasaan ilmu pengetahuan, dan sasaran latihan yaitu meningkatnya ketram-pilan. Jadi manusia yang berkualitas mempunyai ilmu penge

tahuan, menguasai ketrampilan dan memiliki sikap yang baik. Supaya kegiatan pendidikan terarah, sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan pembangunan, maka pemerintah telah

merumuskan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang

No. 2. Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Pendidikan

Nasional dijelaskan bahwa:

"Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

(14)

dan kebangsaan".

Dengan kriteria manusia Indonesia seutuhnya tersebut, dapat

diyakini bahwa usaha pembangunan dalam mewujudkan kondisi

tinggal landas dapat diwujudkan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah telah melaksanakan suatu sistem pendidikan

nasional, yaitu satu keseluruhan yang terpadu dari semua

satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Dilihat dari jenjang pendidikan, sistem pendidikan nasional terdiri dari sub sistem pendidikan: pendidikan pra

sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidi kan tinggi. Keempat sub sistem pendidikan tersebut saling melengkapi dan berkelanjutan dalam rangka mencapai tujuan

sistem pendidikan nasional.

Perguruan tinggi sebagai sub sistem pendidikan nasional

dituntut untuk ikut merealisasikan pencapaian tujuan pen didikan nasional tersebut. Perguruan tinggi diharapkan

untuk dapat menghasilkan sarjana yang berkualitas tinggi untuk mengisi kegiatan pembangunan. Para sarjana diharapkan

menjadi tulang punggung pembangunan karena penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka diharapkan

menjadi contoh, penggerak dan pendorong bagi masyarakat

dalam pembangunan.

Untuk mencetak sarjana yang berkualitas tinggi seperti yang diharapkan diatas tidak terlepas dari peranan pergu

(15)

berkualitas-lah

yang

dapat

berperan

mencetak

sarjana-sarjana

yang

berkualitas tinggi.

Banyak komponen yang berkontribusi terhadap kualitas perguruan tinggi. Seperti dikemukakan oleh Yayat R (1987:

18):

"... dan

komponen pendidikan

yang umumnya

terdapat

pada

setiap organisasi adalah:

1) Personal pendidikan yang terdiri dari peserta didik, te

naga mti kependidikan, dan tenaga penunjang kependidikan

<.) Sarana dan prasarana: yang meliputi kurikulum, buku media pendidikan, serta bangunan dan perlengkapannya".

Kalau

kutipan tersebut diterjemahkan ke situasi

perguruan

tinggi, komponen-komponen tersebut, yang saling berkaitan

dalam

menopang

suatu perguruan tinggi

adalah

mahasiswa,

dosen atau tenaga pengajar, tenaga administrasi, kurikulum,

buku-buku, media pendidikan, serta bangunan dan

perlengka

pannya.

Dari sekian banyak faktor yang terkait untuk berdiri

dan berlanjutnya suatu perguruan tinggi, faktor sumber daya

manusia merupakan faktor yang terpenting. Hal ini

dikarena-kan manusialah.yang mengelola faktor-faktor lainnya.

Beta-papun sempurnanya kurikulum, lengkapnya perpustakaan dan

laboratorium,

tinggi dan permanennya gedung kuliah,

serta

menunjangnya faktor lain, tanpa dikelola oleh

manusia-manusia

yang

berkualitas, tentulah

tidak

akan

mencapai

hasil

yang

maksimal. Adapun unsur

manusia

di

perguruan

tinggi tersebut diantaranya: rektor dan

para

pembantunya,

Para dekan dan pembantunya, tenaga pengajar atau dosen dan

(16)

me-rupakan salah satu sumber daya manusia yang mempunyai

pe-ranan yang dominan dalam pendidikan dan pengajaran,

khusus-nya

proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

Hal

ini

dikarenakan

tenaga

pengajar

terlibat

langsung

dalam

berinteraksi dengan mahasiswa. Sedangkan

proses

belajar

mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan.

Sehubun-gan

dengan itu menurut Basri Hasanudin (1989:352),

"Dalam

rangka

pengembangan pendidikan

tinggi,

modal pertama dan

sebelum yang

lainnya ialah

kualifikasi

pendidikan

para

tenaga pengajar". Penjelasan

senada dikemukakan oleh Elisa

Lexi

Kalumata(1988) dalam tesisnya,"Meskipun

keberhasilan

upaya

pendidikan

dipengaruhi

oleh

faktor-faktor,

baik

eksternal

maupun internal namun yang dominan adalah

dosen

(guru)". Sedangkan Hartono Kasmadi (dalam Mimbar Pendidikan

no. 1 Tahun 1990:13) mengatakan bahwa:

"Apapun yang diperbaharui pada gilirannya faktor

kemampuan

dosenlah yang banyak menentukan. Karena itu upaya Z l

bangkan kemampuan

dosen melalui

program berencana

baik

an lanyak" ^ ^ **"* inforff'al *erlu memperoleh perhati

Dari ketiga penjelasan di atas kiranya tidaklah

berlebihan

kalau

dikatakan

bahwa

dosen

atau

tenaga

pengajar

di

Perguruan tinggi merupakan ujung tombak dalam mencapai misi

Perguruan

tinggi, yaitu yang disebut Tri

Darma

Perguruan

Tinggi:

pendidikan

dan

pengajaran,

penelitian,

dan

pengabdian pada masyarakat. Melalui kegiatan pendidikan dan

Pengajaran

perguruan

tinggi meneruskan

ilmu

pengetahuan

(17)

tinggi mengembangkan ilmu pengetahuan, dan melalui kegiatan

Pengabdian pada Masyarakat perguruan tinggi menerapkan ilmu

pengetahuan. (Daud Yusuf dalam Soekisno Hadikoemoro, 1982).

Mengingat begitu dominannya faktor sumber daya manusia

atau

personel,

khususnya

tenaga

pengajar

di

perguruan

tinggi,

maka langkah yang tepat adalah

meningkatkan

atau

mengembangkan

kemampuan

profesional

tenaga

pengajar

tersebut. Kemampuan profesional yang dimaksud adalah

kemampuan

yang dituntut oleh suatu profesi yang dalam

hal

ini profesi dosen untuk melaksanakan tugas yang

diembankan

kepadanya.

Ada

beberapa hasil kajian

yang

pada

intinya

mengaou kepada pentingnya upaya pengembangan profesional

ini,

seperti

dikemukakan

oleh

Mohammad

Fakry

Gaffar

(1987),"Ijazah

formal tidak ada artinya tanpa on

the

job

training dan program pengembangan sumber daya manusia, agar

menjadi

tenaga yang benar-benar

profesional".

Penjelasan

lain

yang intinya sama dikemukakan oleh Elisa Lexi

Kaluma-ta

(1988) yang mengatakan bahwa,"Untuk raenjalankan

fungsi

perguruan tinggi sebagaimana diamanatkan dalam Tri Darma

Perguruan

Tinggi

diperlukan tenaga-tenaga

akademik

yang

memiliki

kemampuan

profesional

yang

ditumbuhkembangkan

terus

menerus". Sedangkan menurut Francis

(dalam

Stordahl

1981) mengatakan:

"Pembinaan

dosen sebagai suatu proses

institusional

yang

ditujukan ke arah modifikasi sikap, ketrampilan, dan

peri-laku para dosen, menuju ke kompetensi dan efektivitas

yang

lebih

tinggi

dalam

memenuhi

kebutuhan

para

mahasiswa,

kebutuhan dosen sendiri, dan kebutuhan institusi.

(Soekisno

(18)

Kemampuan profesional seorang dosen diharapkan sesuai

dengan tugas-tugasnya, bukan saja mengajar akan tetapi

lebih luas lagi yaitu melaksanakan misi Tri Darma Perguruan

Tinggi,

yakni pendidikan dan pengajaran,

penelitian dan

Pengabdian

pada masyarakat. Dalam penelitian

ini,

dari

ketiga aspek Tri Darma Perguruan Tinggi tersebut,

aspek

Pendidikan

dan pengajaran yang akan dijadikan

salah satu

fokus penelitian, khususnya kegiatan belajar mengajar.

Hal

ini dikarenakan pendidikan dan pengajaran

berhubungan

langsung dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan proses belajar mengajar tersebut merupakan

inti

dari kegiatan pendidikan. Disamping itu karena terlalu luas

garapan kalau ketiga aspek tersebut dijadikan obyek peneli

tian sedangkan peneliti terikat pada waktu dan dana.

Mengingat

begitu

strategisnya peranan dosen dalam

suatu perguruan tinggi pada umumnya, khususnya dalam melak

sanakan pendidikan dan pengajaran, dan begitu pentingnya

upaya

pengembangan

dosen

untuk

meningkatkan

kemampuan

mereka dalam melaksanakan tugas , maka fokus penelitian ini

adalah sebagai berikut:

sejauh mana dosen

telah mampu

melaksanakan pendidikan dan pengajaran, khususnya kegiatan

belajar mengajar,

bagaimana upaya yang dilakukan

untuk

mengembangkan

kemampuan mereka,

pihak-pihak mana

yang

terlibat dalam pengembangan tersebut, faktor-faktor apakah

Penghambat pengembangan dan hal-hal lain yang berhubungan

(19)

B. Identifikasi Masalah

Di satu sisi ada keinginan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi , di sisi lain terdapat berbagai keter-batasan untuk mencapai keinginan tersebut. Menurut

Djoe-hari :

"dari hasil Raker Rektor dan Kopertis seluruh Indonesia ada tujuh isu pokok yang belum dipecahkan dan menjadi permasalahan dasar di perguruan tinggi. Ketujuh permasalahan tersebut adalah mengenai kuantitas, kualitas, relevansi, pemerataan, produktivitas, dinamika sistem dan masa depan. Disamping permasalahan pokok dan umum tersebut, masalah khusus yang masih relevan di berbagai PTS adalah masalah kelembagaan, akademi dan dana".(Inggridwati Kurnia, 1989).

Kalau diperhatikan beberapa permasalahan pokok di atas berkaitan erat dengan tenaga pengajar tersebut, seperti

masalah kualitas pendidikan, produktivitas pendidikan,

masalah akademi dan sebagainya. Dengan demikian pengemban gan profesional tenaga pengajar merupakan salah satu

langkah yang strategis untuk mengatasi sebagian permasala han perguruan tinggi tersebut.

Di samping itu, ada alasan-alasan lain, mengapa pengem bangan profesional tenaga pengajar perguruan tinggi begitu

dituntut saat ini. Pertama, karena ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang pesat, sehingga kalau

tenaga pengajar tidak meningkatkan kemampuannya dikhawatir-kan tenaga pengajar tersebut akan ketinggalan zaman, aki-batnya materi yang disampaikan kepada mahasiswa sudah

(20)

sebagai

tenaga pengajar jarang sekali dosen tersebut

siap

dalam penguasaan ilmu yang akan diajarkannya, hal ini

dikarenakan

tidak

mungkin semua materi

yang

diterimanya

selama di SI dapat diserap. Ketiga, profesi sebagai dosen

tidak

begitu

dipersiapkan secara khusus,

berbeda

dengan

guru sekolah menengah dan sekolah dasar yang memang diper

siapkan melalui IKIP, program diploma dan dulunya SPG.

Seperti dijelaskan Soekisno Hadikoemoro (1982:3):

"Semua lulusan perguruan tinggi, kecuali lulusan fakul tas Keguruan atau Fakultas Ilmu Pendidikan atau Sekolah

Tmggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau Institut

Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (IKIP), pada umumnya tidak dipersiapkan

dengan pengetahuan untuk dapat memainkan peran sebagai

guru".

Kalau dihubungkan dengan manajeman personel, yang sa

lah satu fungsinya yaitu pengadaan(recruitment), maka dalam

pengadaan personel, seharusnya dipersiapkan sedemikian

rupa sehingga dapat menjalankan tugas yang diberikan

kepadanya. Selanjutnya, fungsi manajemen

personel

lainnya

yaitu fungsi pengembangan (development). Jadi personel yang

sudah diadakan tadi perlu dikembangkan terus menerus. Kalau

fungsi rekrutmen dan pengembangan tersebut tidak

berjalan,

maka akan menimbulkan masalah dalam organisasi, yang dalam

istilah manajemen disebut missmanajement.

Penelitian ini pada dasarnya berlandaskan pada masalah

tersebut.

Pergurruan

Tinggi

Muhammadiyah

sebagai

ajang

penelitian ini, yang kondisinya sebagai yang dikemukakan di

bawah ini.

(21)

satu perguruan tinggi s„asta (PTS) yang ada dJ ^

^ ^

bang, ibukota propinsi Su„,t.ra Selatan. Perguruan tinggi

tersebut yang dijadikan lokasi peneUtian ini. Universitas

nuha^adiyah Palembang didirikan tahun 1979 dan hingga kini

— ilik! ena* fakultas, yaitu Fakultas Huku„,

Fakultas

Ekono.i,Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, dan Fakultas

Keguruan dan ll„u Pendidikan (FKIP) serta Fakultas

Ushulud-<iin. Pada awal berdirinya ha»pir sebagian besar tenaga

Pengajarnya direkrut dari Universitas Sriwijaya (UHSRI),

perguruan tinggi negeri yang ada di kota Pale.bang.

DisaW-ing

itu juga ada yang direkrut dari instansi-instansi lain

yang relevan seperti IAIH, Depdikbud, Depag, Perta«ina,

Pusri dan sebagainya.

Adapun

„engenai

keadaan

dosen

Universitas

MuhaMadiyah Palembang, baik kualitas .aupun kuantitasnya,

secara berturut-turut akan diuraikan di bawah ini.

Rasio Dosen

dan Mahasiswa Universitas Muha.»adiyah

Pale,-bang, keadaan tahun 1992/1993.

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fakultas Hukum Ekonomi Teknik FKIP Pertanian Ushuluddin

I J u m 1 a h

Dosen 135 86 65 79 94 37 496 Mahasiswa 2.590 2.082 771 1.623 870 95 8.031 Rasi

u

19 24 12 21 9 3 1:16

Sumber. Laporan hari jadi ke 13 dan Wisuda Sarjana ke 9

Universitas Muhammadiyah

Palembang

b&rJana ke 9

(22)

Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Nomor 141/D/Q/1989 tanggal 26 Januari 1989 tentang

Pedoman

Evaluasi

dan

Akreditasi

PTS di

Indonesia,

antara

lain

disebutkan

bahwa untuk PTS yang berstatus disanakan

rasio

•'dosen .-mahasiswa" adalah 1:20 untuk bidang sosial dan

1:15

untuk bidang eksakta. (Wahjoetomo, 1993:35).

Kalau data dalam tabel di atas dihubungkan dengan ke

putusan

Dirjen

Dikti tersebut, maka

yang sudah

memenuhi

standar tersebut adalah fakultas: Hukum, Teknik,

Pertanian

dan

Ushuluddin. Sedangkan untuk fakultas Ekonomi dan

FKIP

belum mencapai standar rasio tersebut.

Selanjutnya

akan

dilihat rasio antara

dosen

tetap

dengan mahasiswa pada universitas Muhammadiyah Palembang.

Rasio

Dosen Tetap dan Mahasiswa

Universitas

Muhammadiyah

Palembang. Keadaan Tahun 1992/1993.

No. : Fakultas Dosen

: Mahasiswa Rasio

1. Hukum 62 2.590

1:42

2. : Ekonomi 17 : 2.082 1:122

3. Tehnik 32

771 1:24

4 . FKIP 56

1.623 1:29

5. Pertanian 27

870 1:32

6. Ushuluddin 3

95 1:32

J u m 1 a h 197 8.031

1:4!

,

Sumber: Diolah dari keadaan dosen dan mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Palembang 1992/1993.

Menurut

Keputusan

Dirjen

Dikti

No.

141/D/Q/1989,

mengenai

akreditasi,

memuat

pemilikan

dosen

tetap

di

Universitas,

untuk bidang ilmu-ilmu sosial

rasionya

1:30

(23)

Setelah

memperhatikan data dalam tabel di

atas

dan

mempedomani Keputusan Dirjen Dikti tersebut, maka dapat

di-ambil

suatu

pengertian

bahwa fakultas:

Hukum, Ekonomi,

Ushuluddin, Pertanian dan FKIP bidang sosial, belum

menca

pai standar tersebut. Hanya fakultas Teknik dan FKIP bidang

Eksakta yang sudah memenuhi standar tersebut.

Dosen tetap ini terdiri dari dua kelompok yaitu

dosen

PNSD

(Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan)

merupakan

dosen

bantuan

pemerintah (melalui Kopertis) dan

dosen

yayasan,

yaitu

yang diangkat oleh yayasan Universitas

Muhammadiyah

Palembang.

Baik jumlah dosen tetap maupun dosen secara

keseluruhan perlu dibandingkan dengan jumlah mahasiswa, hal

ini dikarenakan menyangkut layanan dosen terhadap mahasiswa.

Besar

kecilnya

rasio dosen dan mahasiswa

berkaitan

erat

dengan

efisiensi

dan

efektivitas

layanan

terhadap

mahasiswa, khususnya dalam proses belajar mengajar.

Kalau dua tabel di atas berhubungan dengan kuantitas

dosen,

maka selanjutnya yang berhubungan

dengan

kualitas

dosen, baik dilihat dari segi jenjang pendidikan

tertinggi

maupun pengalaman akademik sebagai dosen . Dilihat dari

segi

kwalifikasi

ilmu, maka yang dijadikan

acuan

adalah

pendidikan

tertinggi dosen. Sedangkan pengalaman

akademik

dilihat dari keadaan golongan. Berikut ini akan dikemukakan

keadaan pendidikan tertinggi dosen Universitas Muhammadiyah

(24)

No. •• Pendidikan : FH : FE : FT

:FKIP: FP : FU : Jml

1. 2. 3. 4. : Sarjana(Sl) Magister(S2). Doktor(S3) Lain-lain :115 : 13 : 4 : 3 : 77 8 . 1 55 6 3 1 .

: 72 : 4 : 2 : 1 : 69 19 6 : 31 2 1 3 : _J : 419 52 17 8 J u m 1 a h 135 : 86 : 65 : 79 : 94 : 37 : 496 1

Sumber: Diolah dari hasil studi dokumentasi terhadap keada

an dosen fakultas di lingkungan Universitas

Muham

madiyah Palembang Tahun 1992/1993.

Tingkat

pendidikan

menunjukkan kualitas

dari

segi

keilmuan.

Menurut

Sudjana (1991:189)

dalam

makalahnya

mengatakan bahwa:

Dalin/Dr«id*hagi k"alJtas.ada*ah wajar jika seorang dosen

5*k ?gu,

ndah

Den*antongi

ijazah S2

dalam

bidang

yang

ba^fUPT?n pe^ruan tinggi. Adalah tidak bisa ditunda lag!

oagi PTS untuk segera memiliki dosen dengan persyaratan

"SlSSlS8.™}Si agar 5#ak laSi ada yang «EiESkE

luius bD menjadi guru SD .

Selanjutnya

hal yang hampir senada dikemukakan oleh

Wah-joetomo (1993:15):

ii'S?JI«? Kang bw-i-SaS m?n*aJar P«da Program SI seharusnya

minimal

berpendidikan

S2.

Pemerintah

menentukan

bahwa

sampai

pada

akhir Pelita V, bagi perguruan

tinggi

harus

sudah memiliki dosen tetap berpendidikan minima? S2

seku-rang-kurangnya

35% dari jumlah dosen yang

dipersyaratkan

sehin2!£

TSara !>^tahap ketentuan itu akan

ditingkatkan,"

sehingga

pada

akhirnya semua (100%) pengajar

SI

minimal

harus berpendidikan S2. ai

Kalau

diperhatikan tabel di atas, dosen

Universitas

Muhammadiyah

Palembang yang berpendidikan S2 dan

S3

baru

mencapai

15%.

Itupun semuanya dosen UNSRI,

baik

sebagai

dosen tetap maupun sebagai dosen honorer.

(25)

mengajar,

ukurannya adalah jabatan, pangkat dan

golongan.

Untuk hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut di

bawah ini:

No Jbt Pkt Gol : FH : FE : FT :FKIP: FP

FU : Jul PM : Ilia: 54

PMtl: Illb: 21 Pnt : IIIc: 17 PT1 : Hid: 14 Pbn : IVa : 14 PbTl: IVb : 10 PUM : IVc : 4

PUMd: IVd :

-PU : IVe : 1

J u m l a h :135

: 44 : 28 : 33 : 31 : 10 :

: 15 12 9 17 7 :

: 3 : 5 9 : 18 8 :

: 10 9 4 11 6 :

: 6 17 8 3 :

: 2 . 6 . 6 : 2 :

: 2 1 3 1 :

: 14 : 1 : - : - : - :

- - - - : - ;

86 65 : 79 : 94 : 37

200 81 60 54 48 26 11 15 1 496

Sumber: Diolah dari hasil studi dokumentasi pada

fakultas-fakultas di lingkungan Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Berdasarkan pada Surat Keputusan (SK) Dirjen Dikti No.

141/D/Q/1989 memuat persyaratan minimal yang harus

dimi-liki

oleh jurusan dalam mengasuh satu program studi,

ber-gantung pada bentuk perguruan tinggi, status, dan bidang

studi yang dikelola. Persyaratan minimal tersebut

diantara-nya, Universitas /Institut berstatus disamakan, maka syarat

minimalnya 10 orang tenaga ahli yang terdiri dari 1 lektor

kepala, 1 lektor, 2 lektor madya dan 4 asisten, serta 1

guru besar.

(26)

sedangkan

dari

tabel

di atas,

angka

tersebut

dipenuhi

apabila

digaburigkan

seluruh

tenaga ahli

yang

di

semua

fakultas dalam satu Universitas. Di samping itu tenaga ahli

yang ada umumnya adalah dosen Universitas Sriwijaya.

Dengan memperhatikan keadaan kualitas dan kuantitas

dosen

Universitas

Muhammadiyah Palembang

di

atas,

maka

langkah yang diperlukan

adalah

pengembangan, baik

secara

kwalitas maupun kwantitas.

Yang menjadi subyek penelitian disini adalah dosen

PNSD. Ada beberapa alasan sehingga dosen PNSD yang

dijadi

kan subyek penelitian. Alasan tersebut adalah karena

dosen

PNSD sebagai dosen tetap sehingga pusat perhatiannya adalah

pada

tugas

pokoknya

yaitu

di

Universitas

Muhammadiyah

Palembang.

Disamping

itu kalau dilihat

dari

segi

usia,

pengalaman

kerja, golongan dan kepangkatan, memang

membu-tuhkan

pengembangan-pengembangan.

Sedangkan

dosen

tetap

yang diangkat oleh yayasan sebagian besar juga dosen dari Universitas Sriwijaya Palembang, Institut Agama Islam

Negeri

(IAIN) Raden Fatah Palembang, dan lembaga

lainnya,

sehingga pembinaannya dilakukan oleh lembaga asal mereka.

Di samping itu juga mereka tergolong senior. Itu pula

yang

menjadi

alasan

sehingga

mereka

tidak

dijadikan

subyek

penelitian.

(27)

i r u :

\Golongan

Fakultas^

Ilia IHb IIIc Hid Jumlah

Hukum 6 2 5 1 14

Ekonomi 13 13

Teknik 15 15

Pertanian 13 4 17

FKIP 18 5 2 25

Jumlah 65 11 7 1 84

Sumber: Daftar nama dosen PNSD Kopertis Wilayah II Tahun

1992.

Setelah memperhatikan tabel diatas dapat difahami bahwa se

bagian besar atau atau 77% dosen PNSD masih golongan Ilia,

13% golongan IHb, 8% golongan IIIc, dan 1% golongan Hid. Uraian sebelumnya mengatakan bahwa keadaan golongan merupakan indikator dari kesenioran dalam pengalaman akademik. Semakin tinggi golongan mencerminkan pengalaman seorang dosen dalam melaksanakan tugasnya, sehingga diasumsikan bahwa semakin tinggi pula tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimilikinya, sehingga akan semakin baik performans mereka dalam melaksanakan

tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Untuk melihat kemampuan Dosen PNSD dalam menata karir

mereka, terutama dari segi kepangkatan, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara keadaan golongan,

jabatan, dan pangkat, dengan tahun pengangkatan mereka se

bagai pegawai negeri. Dilihat dari tahun pengangkatan, dan keadaan golongan dosen PNSD, maka dapat diambil suatu pe

(28)

yang seharusnya. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan

go

longan dan tahun. pengangkatan dosen PNSD, dapat dilihat ta

bel berikut:

\Golongan

Ilia I H b

1

Thn DiangkatN IIIc Hid Jumlah

1980-1984 3 1

5

1985 3 2 4

- 9

1986 10 8 - - 18

1987 20

-- - 20

1988 7 - - - 7

1989 6

-- - 6

1990-1991 19 -

-- 19

Jumlah 65 11 7 1 84

Sumber: Daftar nama dosen PNSD Kopertis Wilayah II.

Dari tabel diatas dapat diambil suatu pengertian bahwasanya

pada umumnya dosen PNSD tersebut belum dapat naik golongan sebagaimana kesempatan yang ada. Seperti dosen PNSD yang

diangkat tahun 1985 masih ada yang golongan Ilia sebanyak 3

orang, tahun 1986 ada 10 orang, tahun 1987 ada 20 orang dan

seterusnya. Begitu pula dengan yang sudah naik golongan

belum dapat dikatakan naik golongan sebagaimana mestinya.

Hal ini kalau dihubungkan dengan kesempatan yang ada yakni

tenaga pengajar dapat naik golongan dua tahun sekali apabila dapat memenuhi persyaratan kredit yang telah

ditentukan. Sedangkan jumlah kredit tersebut dapat dipenuhi

(29)

dengan

melakukan

kegiatan

pendidikan

dan

pengajaran,

penelitian dan pegabdian pada masyarakat, serta kegiatan

pendukung lainnya. Dengan demikian keterlambatan ini kemungkinan bisa disebabkan karena kekurangmampuan dosen yang bersangkutan dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut atau karena terlalu sibuk dengan pekerjaan di

luar tugas pokok. Disamping itu apabila dilihat dari jenjang pendidikannya seluruh dosen PNSD tersebut masih lulusan SI pada hal mereka mengajar pada jenjang SI juga. Jadi belum ada yang lulusan S2, walaupun sudah ada 16 orang

yang sedang mengikuti jenjang S2. Selain itu bila dilihat

dari pengalaman mereka relatif masih baru, dan dari segi

usianya relatif masih muda.

Meskipun kwalitas dan kwantitas dosen PNSD belum

memenuhi persyaratan Universitas Muhammadiyah Palembang

mengharapkan agar dosen PNSD tersebut memberikan

kontri-businya pada lembaga tersebut. Hal ini dikarenakan dengan

adanya bantuan dosen PNSD dari pemerintah berarti pihak yayasan sudah menghemat biaya dalam upaya mengadakan dosen

tetap. Disamping itu hampir sebagian besar Dosen PNSD

menjabat sebagai tenaga administratif seperti Pembantu

Rektor, Pembantu Dekan, Ketua Jurusan, Kepala BAAK dan jabatan-jabatan penting lainnya. Dengan demikian pengem bangan dosen PNSD sangat dibutuhkan (diperlukan) bagi

perkembangan Universitas Muhammadiyah Palembang di masa

mendatang. Sehubungan dengan hal itu, timbul permasalahan,

(30)

Muhamna-diyah Palembang.

Dalam upaya pengembangan dosen PNSD ini ada dua lembaga

yang terkait yaitu Kopertis Wilayah II sebagai wakil peme

rintah dan Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai

pe-nyelengara Perguruan Tinggi Swasta. Oleh karena itu dalam

penelitian ini, peneliti ingin melihat pengembangan dosen

PNSD pada Universitas Muhammadiyah Palembang selama tahun

1987-1992, baik upaya yang dilakukan oleh Kopertis wilayah

II sebagai wakil pemerintah yang memberi bantuan, pihak

Uiversitas Muhammadiyah sebagai penerima bantuan, maupun

upaya mandiri yang dilakukan oleh dosen PNSD tersebut.

Disamping itu penulis ingin melihat performans atau unjuk kerja dosen PNSD dalam melaksanakan pendidikan dan penga

jaran, khususnya dalam melaksanakan proses belajar menga

jar, sebagai hasil dari upaya pengembangan.

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Setelah memperhatikan latar belakang masalah dan

iden-tifikasi masalah di atas, maka yang dijadikan permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana upaya pengembangan kemampuan melaksanaka kegiatan belajar mengajar bagi Dosen Pegawai Negeri Sipil yang Dipe

kerjakan (PNSD) Pada Universitas Muhammadiyah Palembang se

lama tahun 1987-1992 ?

Dari rumusan masalah yang masih bersifat umum tersebut

(31)

jawa-bannya didapatkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana upayji Kopertis Wilayah II untuk mengembangkan

kemampuan Dosen PNSD dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar selama tahun 1987-1992 ?

a. Jenis kegiatan apa yang dilakukan oleh Kopertis Wilayah

II untuk mengembangkan kemampuan Dosen PNSD dalam melak sanakan kegiatan belajar mengajar ?

b. Apakah frekuensi kegiatan tersebut sudah memungkinkan

bagi Dosen PNSD untuk berkembang secara maksimal ?

c. Kendala apa yang dihadapi oleh Kopertis Wilayah II dalam

upaya pengembangan Dosen PNSD ?

d. Upaya apa yang dilakukan Kopertis wilayah II untuk meng

atasi kendala tersebut ?

e. Siapa saja yang terlibat dalam upaya pengembangan dosen

PNSD tersebut ?

2. Bagaimana upaya Universitas Muhammadiyah Palembang untuk

mengembangkan kemampuan Dosen PNSD dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama tahun 1987-1992 ?

a. Kegiatan apakah yang dilakukan oleh Universitas Muhamma

diyah Palembang untuk mengembangkan kemampuan Dosen PNSD

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar ?

b. Apakah frekuensi kegiatan tersebut sudah memungkinkan

bagi Dosen PNSD untuk berkembang secara maksimal ?

c. Kendala apa yang dihadapi oleh Universitas Muhammadiyah

Palembang dalam pengembangan dosen PNSD ?

d. Upaya apa yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Palem

(32)

e. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan pengembangan

Dosen PNSD tersebut ?

3. Bagaimana upaya individual Dosen PNSD pada Universitas Muhammadiyah Palembang untuk mengembangkan kemampuan me reka dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama

tahun 1987-1992 ?

a. Adakah motivasi Dosen PNSD untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar ?

b. Kegiatan apa yang dilakukan Dosen PNSD untuk mengembang

kan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar ?

c. Kendala apa yang dihadapi Dosen PNSD untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar me

ngajar ?

d. Upaya apa yang dilakukan Dosen PNSD untuk mengatasi ken

dala tersebut ?

4. Bagaimana performans atau unjuk kerja Dosen PNSD pada

Universitas Muhammadiyah Palembang dalam melaksanakan

Kegiatan Belajar Mengajar ?

a. Bagaimanakah performans Dosen PNSD dalam mempersiapkan perkuliahan ?

b. Bagaimanakah performans Dosen PNSD dalam melaksanakan

Kegiatan Belajar Mengajar ?

c. Bagaimanakah performans Dosen PNSD dalam melaksanakan

evaluasi pengajaran ?

(33)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini relevan dengan permasalahan dan

pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini terdiri dari

tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

upaya pengembangan kemampuan Dosen PNSD pada Universitas

Muhammadiyah Palembang dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar selama tahun 1987-1992. 2. Tujuan Khusus

Sesuai dengan pertanyaan penelitian, tujuan khusus

penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan dan menganalisis upaya Kopertis wilayah

II untuk mengembangkan kemampuan Dosen PNSD dalam melak sanakan kegiatan belajar mengajar selama tahun 1987-1992

1) Bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Kopertis wilayah

II Palembang.

2) Frekuensi pengembangan yang dilakukan oleh Kopertis wi

layah II Palembang.

3) Kendala yang dihadapi oleh Kopertis wilayah II dalam upaya pengembangan.

4) Upaya Kopertis wilayah II untuk mengatasi kendala ter

sebut .

5) Pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pengembangan ter

sebut .

(34)

Muhammadiyah Palembang untuk

mengembangkan

kemampuan

Dosen PNSD dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar

selama tahun 1987-1992.

1) Bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Universitas

Mu

hammadiyah Palembang.

2) Frekuensi

pengembangan yang dilakukan oleh

Universitas

Muhammadiyah Palembang.

3) Kendala yang dihadapi oleh Universitas Muhammadiyah

Pa

lembang dalam upaya pengembangan tersebut.

4) Upaya Universitas Muhammadiyah Palembang untuk mengatasi

kendala tersebut.

5) Pihak yang terlibat dalam upaya pengembangan tersebut.

c. Mendeskripsikan dan menganalisis upaya Individual

Dosen

PNSD pada Universitas Muhammadiyah

Palembang untuk

me

ngembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar selama tahun 1987-1992.

1) Bentuk pengembangan yang dilakukan oleh dosen PNSD.

2) Frekuensi pengembangan yang dilakukan oleh Dosen PNSD. 3) Motivasi Dosen PNSD untuk mengembangkan diri.

4) Kendala yang dihadapi oleh Dosen PNSD dalam

mengembang

kan diri.

d. Mendeskripsikan dan menganalisis performans Dosen

PNSD

pada Universitas Muhammadiyah Palembang dalam melaksana

kan Kegiatan Belajar Mengajar.

1) Performans dalam mempersiapkan perkuliahan.

2) Performans dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

(35)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilihat dari dua segi yaitu se

gi teoritis dan segi praktis.

1. Segi Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan,

menemukan dan mengaplikasikan ilmu Administrasi Pendidikan,

khususnya Administrasi Personil. Hal ini sesuai dengan

fo

kus penelitian yaitu pengembangan dosen atau tenaga

penga

jar di perguruan tinggi. Masalah pengembangan personel, da

lam hal ini pengembangan dosen merupakan salah satu

fungsi

dari Administrasi personel.

2. Secara Praktis

Melalui

penelitian

ini

diharapkan

hasilnya

dapat

menjadi

bahan masukan bagi lembaga pendidikan

tinggi

dan

lembaga terkait serta dosen PNSD, khususnya di

Universitas

Muhammadiyah Palembang. Bagi lembaga perguruan tinggi

akan

menjadi bahan pertimbangan untuk merencanakan

pengembangan

dosen guna

menghasilkan dosen yang kompeten dan

profesio

nal. Sedangkan

bagi dosen PNSD akan merupakan umpan

balik

dan informasi untuk mengembangkan diri sehingga lebih

kom

peten dan profesional dalam melaksanakan tugas. Dosen

yang

kompeten dan profesional akan

berdampak positip bagi

per-kembangan perguruan tinggi pada umumnya dan bagi

mahasiswa

(36)

F. Kerangka Penelitian

Dari permasalahan yang diuraikan di atas dapat dibuat

suatu paradigma atau kerangka penelitian seperti berikut:

*-» Upaya PTS (UMP) "^ Upaya Kopertis Wilavah TT

I

Pengembangan Dosen PNSD: 1. Materi 2. Metode 3. Sikap ->

T

Upaya Individu Dosen PNSD ^ 1 Persiapan

\

Performans Dosen Dim Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar

/

Evaluasi PBM

Secara umum pengembangan dosen dapat dilakukan melalui upaya individual dan institusional. Bagi Dosen Pegawai

Negeri Sipil Dipekerjakan (PNSD) ada dua lembaga yang punya

kewajiban untuk melaksanakan pengembangan yaitu Universitas

Muhammadiyah Palembang sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang

diberi bantuan dan Kopertis Wilayah II sebagai wakil

pemerintah

yang

memberi

bantuan.

Disamping

upaya

yang

dilakukan

oleh

lembaga

(institusional),

faktor

dosen

sebagai

individu pun

(upaya individual)

sangat

penting,

sebab

betapapun kuatnya upaya lembaga untuk

mengembangkan

kemampuan

dosen,

tanpa

disertai

kemauan

dosen

untuk

(37)

Begitu pula sebaliknya, walaupun dosen ada kemauan dan

kemampuan untuk mengembangkan diri, tanpa disertai oleh

lembaga untuk menyediakan sarana pengembangan,

tentulah

keinginan tersebut tidak akan menjadi kenyataan.

Pada intinya ada tiga aspek pengembangan yang

diso-roti bagi dosen PNSD yaitu materi pengajaran, metode menga

jar, dan sikap sebagai dosen, dimana ketiga aspek tersebut

sangat penting untuk melaksanakan

tugas pokok seorang

dosen yaitu melaksanakan pendidikan dan pengajaran, khusus

nya kegiatan belajar mengajar,

salah satu aspek dari Tri

Darma Perguruan Tinggi. Kemampuan melaksanakan Tri Darma

Perguruan Tinggi dalam arti luas secara baik merupakan

indikasi dosen yang kompeten dan profesional. Karena begitu

luasnya ruang lingkup Tri Darma Perguruan Tinggi, maka

dalam penelitian ini fokus

masalahnya ditekankan pada

aspek pertama dari Tri Darma

Perguruan Tinggi, yaitu

Pendidikan dan pengajaran,

khususnya kegiatan

belajar

(38)
(39)

BAB III

~PROSEDUR PENELITIAN

Bab III Prosedur Penelitian, berturut-turut akan menguraikan tentang: Metode Penelitian, Unit Analisis Data

dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Pelaksanaan

Penelitian, Prosedur Analisis Data, dan Signifikansi Hasil

Penelitian.

A. Metode Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah

mendeskripsi-kan dan menganalisis upaya pengembangan yang dilakukan

terhadap dosen PNSD (Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan)

pada Universitas Muhammadiyah Palembang. Dengan kata lain

bertujuan untuk memperoleh pemahaman (verstehen) dan peng

ertian (understanding) tentang suatu peristiwa atau peri

laku manusia yang berperan serta dalam pengembangan dosen

PNSD tersebut. Untuk mencapai tujuan semacam itu maka

penelitian ini paling cocok menggunakan pendekatan

kualitatif (lihat Cook dan Reichardt, 1982:10); atau Bogdan

dan Biklen, 1982:31).

Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode

etnografik, metode fenomenologis atau metode naturalistik.

Pendekatan atau metode penelitian semacam ini mempunyai karakteristik, antara lain: a) data diambil langsung dari

(40)

setting alami, b) penentuan sampel secara purposive, c) peneliti sebagai instrumen pokok, d) Lebih menekankan pada proses dari pada produk sehingga bersifat deskriftif anali-tik, e) analisis data secara induktif atau interpretasi

bersifat idiografik, dan f) mengutamakan makna di balik data (Bogdan dan Biklen, 1982: 27-29; Lincoln dan Guba,

1985: 39-42; Nasution, 1988: 9-12; Sudjana dan Ibrahim, 1989:197-200). Dengan demikian kaarakteristik-karakteristik

itulah yang dijadikan acuan bagi seluruh proses penelitian

ini.

Dengan karakteristik pertama, peneliti sendiri mengga-li data atau informasi secara langsung dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan suatu " perlakuan"

(treatment) seperti pada penelitian eksperimen.

Maksud pendekatan semacam ini adalah agar dapat diperoleh

suatu gambaran tentang fenomena sosial yang dinamakan kegiatan pengembangan, sebagaimana adanya. Hal ini sesuai dengan anjuran Philips (1967:17) yang mengatakan bahwa "Approaches to be used in studying social phenomena should be closely related and referred to the real condition where the phenomena exist".

Karakteristik kedua mengisyaratkan bahwa pengambilan sampel harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan

demikian jumlah sampel tergantung pada pertimbangan keleng-kapan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988: 32-33) menjelaskan bahwa untuk memperoleh informasi

(41)

"redundancy", ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa

dengan menggunaRan responden selanjutnya boleh di-katakan

tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.

Dengan kata lain sampel dianggap memadai apabila sudah

ditemukan pola tertentu dari informasi yang dikumpulkan.

Sebagaimana dijelaskan di atas, pengambilan data penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti, dengan kata lain "the researcher is the key instument through wich all data are collected an interpreted" (Williams, 1984:4). Karakteristik ini menempatkan peneliti sebagai instrumen

utama dalam penelitian kualitatif. Rasional dari karakter

istik ini adalah karenaa manusia (peneliti) mempunyai adaptabilitas yang tinggi, senantiasa dapat menyesuaikan

diri dengan situasi yang berubah-ubah, dan dapat senantiasa

memperhalus pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data yang terinci dan mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. (Nasution, 1988:54-55).

Karakteristik berikutnya berimplikasi bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata dari pada angka-angka, dan hasil

analisis-nyapun berupa uraian (Miles dan Huberman, 1984:15). Jadi laporan penelitian kualitatif kaya dengan deskripsi dan penjelasan tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus penelitian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam pene

litian kualitatif sama sekali bebas dari laporan yang

(42)

Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa sampel penelitian

kualitatif tidak didasarkan atas pertimbangan statistik,

tetapi berdasarkan ketuntasan informasi yang diperlukan.

Oleh karena itu analisis dalam penelitian ini bukan

bertu-juan untuk memperoleh generalisasi, tetapi data dianalisis

secara induktif untuk dicari "keajegan" atau polanya; untuk

selanjutnya dicari makna dari pola tersebut. Dengan demiki

an hasil penelitian ini bersifat idiografik, lebih mement-ingkan makna dalam konteks ruang dan waktu.

B. Unit Analisis Data Dan Sampel Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengembangan Dosen Pegawai

Negeri Sipil Yang Dipekerjakan (PNSD) pada Universitas

Muhammadiyah Palembang. Dengan demikian unit analisis

penelitian ini bersifat institusional dan individual dalam

arti yang menjadi fokus kajian adalah organisasi atau

lembaga-lembaga yang terkait dalam upaya pengembangan dosen PNSD tersebut dan atas nama individu dosen yang bersangku

tan .

Dalam penelitian kualitatif, jumlah sampel bukanlah

menjadi kriteria utama; tetapi lebih kepada sejauhmana

sampel dapat memberikan informasi sebanyak mungkin sesuai

dengan tujuan penelitian. Untuk itu pengambilan sampel

dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposif

(purposive sampling). Sesuai dengan tujuan penelitian, maka

(43)

a.

Dosen Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan

pada Uni

versitas Muhammadiyah Palembang.

b. Para Dekan Fakultas di lingkungan Universitas Muhammadi

yah Palembang.

c

Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang,

yang dalam

hal ini diwakili oleh Pembantu Rektor I.

d.

Koordinator

Kopertis Wilayah II, yang dalam

hal

ini

diwakili oleh Sub-bag. Bimbingan.

Untuk sampel dosen PNSD diambil dua nara sumber ( 1

laki-laki dan 1 perempuan) dari setiap fakultas yang ada di

lingkungan Universitas Muhammadiyah Palembang

sehingga

jumlahnya 10 orang (5 laki-laki dan 5 perempuan). Sedangkan

fakultas Ushuluddin tidak ada sampelnya,

karena memang

belum ada dosen PNSD.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

peneli

tian ini adalah: Wawancara, observasi dan studi

dokumenta-si.

Ketiga teknik

tersebut digunakan

untuk memperoleh

informasi yang saling menunjang atau melengkapi tentang

pengembangan dosen PNSD di lingkungan Universitas

Muhamma

diyah Palembang. Adapun instrumen penelitiannya adalah diri

peneliti sendiri (human instrumen).

Dalam wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawanca

ra

dengan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

terbuka.

Pedoman ini dimaksudkan untuk menjaga agar wawancara dapat

(44)

berlangsung tetap pada konteks permasalahan penelitian. Untuk melengkapi informasi dari wawancara tadi, dan sekaligus untuk melakukan recheck atau triangulasi, maka dilakukan pula observasi dan studi dokumentasi dengan melihat peristiwa-peristiwa dan catatan-catatan atau lapo ran tentang pelaksanaan pengembangan yang dilakukan oleh unit analisis penelitian.

Menurut Bogdan dan Biklen (1982: 73-74), "keberhasilan

suatu penelitian naturalistik atau kualitatif sangat ter-gantung kepada ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti melengkapi diri dengan buku cata

tan. Buku catatan tersebut digunakan agar dapat mencatat hasil wawancara selengkap mungkin.

D. Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempu nyai batas-batas yang tegas, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi: 1) tahap orientasi, 2) tahap eksplorasi, dan 3) tahap membercheck (Lincoln dan Guba, 1985: 235-236; Nasution, 1988: 33). Untuk itu penelitian ini mengikuti prosedur tersebut.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

lengkap dan jelas mengenai masalah yang hendak diteliti.

(45)

fokus penelitian berikut narasumbernya. Tahap ini dilaksa

nakan dari bulan April sampai Nopember 1992.

Pada tahap ini peneliti melakukan kunjungan secara

informal ke Universitas Muhammadiyah Palembang dan KOPERTIS Wilayah II Palembang sebagai lokasi penelitian guna

menjajagi lapangan dan mencari informasi awal untuk

menentukan permasalahan atau fokus penelitian. Selama itu

pula peneliti, dengan pengarahan dan bantuan dari dosen

pembimbing, menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk dijadikan arahan kerja pada tahap berikutnya.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini dapat disebut sebagai penelitian yang

se-sungguhnya, yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan

tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tahap ini dilaksa

nakan setelah diberi rekomendasi atau izin penelitian dari

instansi yang berwenang, yakni mulai dari bulan Desember

1992 sampai Pebruari 1993.

Pengumpulan data atau informasi dilakukan melalui

wawancara dengan para nara sumber yang representatif seba

gaimana telah ditentukan pada sub-bab 2 di atas. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagaimana terlampir (lihat lampiran) agar pembicaraan dapat berlangsung tera

rah, tetap pada konteks yang menjadi fokus penelitian.

Selain itu untuk melengkapi data yang terkumpul sekaligus

untuk mengecek atau triangulasi, peneliti melakukan obser

(46)

atau informasi selengkap mungkin digunakan buku catatan.

Dalam tahap ini juga dilakukan analisis dengan cara mereduksi data atau informasi, yakni dengan menyeleksi catatan lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang pen ting secara lebih sistematis agar dapat ditemukan tema atau polanya. Dengan cara ini dapat mempermudah peneliti untuk mempertajam gambaran tentang fokus penelitian.

3. Tahap Member Check

Tahap ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari

informasi-informasi yang telah dikumpulkan, agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya. Pengecekan informasi ini

dilakukan setiap kali peneliti selesai wawancara, yakni

dengan mengkonfirmasikan kembali catatan-catatan hasil

wawancara. Selain itu, setelah catatan lapangan tersebut

diketik dengan komputer, beberapa hari kemudian hasilnya dimintakan koreksi dari nara sumber yang bersangkutan.

Untuk lebih memantapkan lagi dilakukan pula observasi dan

studi dokumentasi serta triangulasi kepada responden maupun

nara sumber lain yang berkompeten. Dengan demikian waktu

pelaksanaan member check ini dilakukan seiring dengan tahap eksplorasi.

E. Prosedur Analisis Data

Untuk memahami dan memberikan makna kepada data yang

dikumpulkan maka dilakukan anlisis dan interpretasi. Dalam penelitian kualitatif ini, analisis dilakukan secara terus

(47)

menerus, semenjak data awal dikumpulkan sampai penelitian

berakhir. Selanj~utnya interpretasi atau penafsiran dilaku

kan dengan mengacu kepada rujukan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.

Kegiatan analisis data dilakukan dengan mengikuti

prosedur sebagaimana disarankan oleh Nasution (1988:129-130) dan Miles & Huberman (1984:21) sebagai berikut: (1)

reduksi data, (2) "display" data, dan (3) mengambil kesim-pulan dan verifikasi.

Reduksi data dilakukan dengan meringkas kembali cata-tan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal yang pokok atau penting, yang berkaitan erat dengan permasalahan pengemban gan yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya hal-hal pokok tadi dirangkum dalam susunan yang lebih sistematis sehingga dapat dengan mudah diketahui tema atau polanya. Untuk memudahkan melihat pola ini maka rangkuman tadi disajikan dalam bentuk matriks hasil penelitian. Dari pola yang tampak dalam display data itu selanjutnya dapat dita-rik suatu kesimpulan sehingga data yang dikumpulkan mempun yai makna.

Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa proses analisis ini dilakukan semenjak data awal dikumpulkan. Oleh karena itu kesimpulan yang ditarik pada awalnya bersifat sangat tentatif atau kabur. Untuk memantapkan kesimpulan tersebut agar lebih "grounded" maka verifikasi dilakukan sepanjang

(48)

menjamin

tingkat

kepercayaan hasil

penelitian,

sehingga

prosesnya

berlangsung sejalan dengan member check,

trian

gulasi dan "audit trail".

F. Signifikansi Hasil Penelitian

Tingkat

kebermaknaan proses maupun produk

suatu

penelitian kualitatif tergantung pada: a) kredibilitas

(validitas

internal), 2) transferabilitas

(validitas

eksternal),

c) dependabilitas (reliabilitas), dan

d)

konfirmabilitas (obyektivitas). (Nasution, 1988:

114-124;

Muhadjir, 1990: 150-159). Untuk

itu

penelitian

ini diusahakan dapat memenuhi kriteria-kriteria terse

but.

1. Kredibilitas

Kredibilitas

merupakan ukuran tentang kebenaran

data

yang dikumpulkan, yang dalam penelitian kuantitatif disebut

validitas internal. Kredibilitas dalam penelitian

kualita

tif

menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan

konsep

yang

ada pada responden atau nara sumber.

Untuk

mencapai

hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan, antara lain:

a.

Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan

men-bandingkannya dengan data dari sumber lain. Seperti

diketa-hui nara sumber penelitian ini adalah dosen PNSD

(Pegawai

Negeri

Sipil Dipekerjakan) pada

Universitas

Muhammadiyah

Palembang dan pejabat-pejabat yang terlibat dalam

kegiatan

(49)

data atau informasi dari seorang nara sumber, sekaligus

dilakukan pula pengecekan data atau informasi dari nara

sumber lain. Misalnya pada waktu wawancara untuk menggali

informasi dari pada Rektor, sekaligus pula digunakan untuk mengecek kebenaran informasi dari para dekan atau dosen

PNSD.

b. Pembicaraan dengan kolega (peer debriefing).

Dalam hal ini peneliti membahas catatan-catatan lapangan dengan kolega di Jurusan Administrasi Pendidikan

FKIP Uiversitas Muhammadiyah Palembang yang tidak

berkepen-tingan dengan penelitian ini, sehingga dapat memberikan pandangan-pandangannya yang netral atau obyektif. Pembica

raan ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan

pertanyaan-pertanyaan yang lebih tajam, yang menantang tingkat

keper-cayaan hasil penelitian.

c. Penggunaan bahan referensi, yakni dengan menggunakan

hasil catatan. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh

gambaran yang lengkap tentang informasi yang diberikan oleh

nara sumber sekaligus dapat memahami konteks

pembicaraannya, sehingga kemungkian kekeliruan dapat

diperkecil.

d. Mengadakan member check, yakni pada setiap akhir wawan

cara dilakukan konfirmasi dengan nara sumber sehingga

apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila ada

kekurangan

dapat

ditambah dengan informasi

baru.

Dengan

demikian data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan

oleh nara sumber.

(50)

2. Transferabilitas

Kriteria ini dalam penelitian kuantitatif disebut dengan validitas eksernal, yakni hingga manakah hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi

lain. Dengan kata lain transferabilitas ini berkaitan dengan generalisasi. Menurut Nasution (1988: 118), bagi

peneliti kualitatif, transferability bergantung pada sipe-makai, yakni hingga manakah hasil penelitian itu dapat

mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu. Oleh karena itu transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada para pemakai. Apabila pemakai melihat ada situasi yang identik dengan permasalahan pengembangan yang dibahas dalam penelitian ini, maka pemakai dipersilahkan mengapli-kasikannya.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Pengertian dependabilitas sejajar dengan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif, yang dimaksudkan untuk memba-has konsistensi suatu hasil penelitian. Dalam hal ini

dependabilitas menguji apakah penelitian ini dapat diulangi

atau direplikasi dengan menemukan hasil yang sama. Sedang kan konfirmabilitas berkenaan dengan obyektivitas hasil

penelitian.

Seperti diketahui situasi sosial pada hakekatnya

bersifat unik dan tidak dapat direkontruksi sepenuhnya

seperti semula. Oleh karena itu sangat sulit untuk mengukur

(51)

konsistensi

hasil

penelitian

tentang

pengembangan

ini.

Untuk

itu

guna menjaga kebenaran dan

obyektivitas

hasil

penelitian ini dilakukan "audit trail", yakni dengan melak

ukan pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang

dila-porkan

memang demikian kejadiannya. Untuk kepentingan

ini

dilakukan antara lain:

a.

Mencatat selengkap mungkin hasil

wawancara,

observasi

maupun studi dokumentasi sebagai data mentah untuk kepentingan analisis selanjutnnya;

b.

Menyusun

hasil analisis dengan

cara

menyeleksi

data

mentah

di atas, kemudian merangkum

atau

menyususnnya

kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis;

c. Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai hasil sintesa

data; dan

d.

Melaporkan

seluruh proses penelitian, dari

sejak

pra

survey dan penyusunan disain sampai pengolahan data

sebagaimana digambarkan dalam laporan penelitian ini.

Demikianlah

beberapa

ketentuan

dan

cara-cara

yang

telah

digunakan dalam pelaksanaan penelitian

ini.

Dengan

demikian kebermaknaan data yang terkumpul sudah

selayaknya

terbatas

dalam

penelitian ini.

Batas-batas

kebermaknaan

tersebut

dapat

dilampaui atau berlaku pula

pada

lingkup

yang lain, tetapi tetap tergantung kepada kesamaan

situasi

(52)

^^w*iv

iU ^

L^vJ!^^'

?

a s

32*

(53)

BAB. V

KESIHPULAH DAM SARAH

A. Kesimpulan

Hasil penelitin didapat nelalui kegiatan yang

berpedonan kepada prosedur penelitian. Kenudian hasil

penelitian tersebut dianalisa dengan berpedonan kepada

landasan teori, naka didapatkan suatu kesinpulan unun

di bawah ini.

Pengenbangan nerupakan upaya untuk neningkatkan

kenanpuan Dosen Pegawai Negeri Sipil yang

Dipeker-jakan (PNSD) pada Universitas Muhannadiyah Palenbang

dengan tujuan agar dosen tersebut nanpu nelaksanakan

tugasnya sebagai dosen, khususnya dalan nelaksanakan

kegiatan belajar nengajar.

Pengenbangan Dosen Pegawai Negeri Sipil yang

Dipekerjakan pada Universitas Muhannadiy

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara

Optimasi pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan perencanaan rute berdasarkan pada keseimbangan kapasitas setiap kendaraan dan timbulan sampah yang dikumpulkan

• Staf pengajar di STIKES Imelda Medan, tahun

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari nilai kecepatan kendaraan sebelum dan sesudah melewati rumble strips, mengetahui nilai gelombang kejut kendaraan pada ruas jalan

Tesis Pemahaman Akuntabilitas Dan Sistem Pengendalian Intern … Nurul Hasanah U... ADLN Perpustakaan

Gabing madilim, gabing malamig tamang tama ang burger para ditto, tuwang tuwa ako ng gabing iyon dahil nilibre na naman ako ni mama ng burger, okay na sana ang lahat, masayang

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh ekstrak bawang putih (Allium sativum L ) sebagai fungisida

Stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan setempat pada suatu pembuluh darah tertentu di otak yang sebelumnya sudah mengalami proses aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh