PENGEHBANGAN KEHAHPUAN HELAKSANAKAN KEGIATM BELAJAR HENGAJAR
BAGI DOSEN PEGAHAI NEGERI SIPIL YANG DIPEKERJAKAN
PADA UNIVERSITAS MOHAMMADIYAH PALEHBANG
SELAHA TAHDN 1987 - 1992
TESI S
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Maglster Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Disusun Oleh :
Nama : HERMAN SERI NIM : 9032199
PROGRAM PASCA SARJANA
IKIP BANDUNG
IDISETUJUI DAN DISYAHKAN PEMBIMBING
Prof. Dr. H. Supandi
( Pembimbing I )
Program Pasca Sarjana IKIP Bandung
A B S T R A K
Judul penelitian ini adalah,"Pengembangan Kemampuan Melaksanakan Kegiatan Belajar Bagi Dosen Pegawai Negeri
Sipil Yang Dipekerjakan Pada Universitas Muhammadiyah Palem
bang Selama Tahun 1987-1992". Dari judul tersebut, yang
menjadi obyek penelitian disini adalah proses pengembangan yang dilakukan terhadap Dosen Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan (PNSD) pada Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pengembangan Dosen PNSD disini, dalam kaitannya dengan salah satu tugas pokok yang diembannya di perguruan tingggi,
yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Untuk melaksa nakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, minimal harus menguasai materi perkuliahan, metodologi pengajaran, dan
sikap yang baik sebagai guru (dosen).
Dalam upaya pengembangan dosen ada dua faktor yang paling menentukan yaitu faktor lembaga (Institusional) dan faktor dosen itu sendiri (Individual). Betapapun lembaga berupaya untuk mengembangkan kemampuan dosen tanpa
disertai oleh kemauan dan upaya dari dosen untuk
mengembangkan diri maka hasilnya tidak akan maksimal. Begitu pula sebaliknya walaupun doseTfT^ada kemauan dan kemampuan
untuk berkembang tanpa diiringi oleh upaya lembaga yang
memberikan kemungkinan untuk berkembang maka keinginan dan kemauan tersebut tidak akan menjadi kenyataan.
Bagi Dosen PNSD pada Universitas Muhammadiyah Palembang
ada dua lembaga -yang bertanggungjawab dalam upaya pengem
bangan kemampuan tersebut, yaitu Kopertis Wilayah II sebagai
wakil pemerintah yang memberi bantuan dan Universitas
Muhammadiyah Palembang yang diberi bantuan.
Kopertis Wilayah II telah melaksanakan pengembangan Dosen PNSD yang ada di wilayahnya, termasuk di Universitas
Muhammadiyah Palembang. Upaya tersebut dilakukan dengan
melaksanakan kegiatan: Latihan Pra Jabatan, Penataran,
Pengiriman Dosen ke Program Pasca Sarjana dan Doktor, Semi
nar, Pengadaan Buku dan Prasarana, dan Ceramah agama.
Hambatan yang dialami oleh Kopertis Wilayah II dalam
upaya pengembangan kemampuan Dosen PNSD ini adalah dalam hal
tenaga ahli, dana, dan peningkatan kemampuan bahasa Inggris para dosen PNSD. Untuk mengatasi dana dan tenaga ahli,
Kopertis Wilayah II selalu menjalin kerjasama dengan lembaga
yang relevan seperti Universitas Sriwijaya (UNSRI).
Sedang-kan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, Kopertis
Wilayah II sedang menjajagi kerja sama dengan Universitas Sriwijaya yang telah memiliki lembaga bahasa dan Akademi
Bahasa Asing (ABA) Methodis Palembang yang mempunyai ahli
dalam bidang tersebut. Meskipun demikian, upaya peningkatan
kemampuan Bahasa Inggris tersebut belum terlaksana, karena
keterbatasan dana.
Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai lembaga yang
diberi bantuan juga telah meningkatkan kemampuan dosen
yang
ada di lingkungannya, termasuk dosen PNSD. Upaya tersebut
dilakukan dengan melaksanakan kegiatan: Pengangkatan Dosen
Tetap, Pengiriman dosen ke Program Pasca Sarjana dan Doktor,
Penataran, Seminar, Kuliah Umum (Studium General),
Pemagan-gan profesi, Peningkatan Fungsi Perpustakaan, Pencangkokan, dan Ceramah Agama. Hambatan yang dialami pada umumnya adalah terbatasnya dana, walaupun demikian Fakultas Hukum sudah lebih mampu dalam masalah ini. Masalah lainnya adalah belum
adanya koordinasi untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam penguasaan bahasa Inggris, hal ini dapat dilihat adanya
fakultas (Hukum) yang sudah melaksanakan kursus bahasa
Inggris sedangkan fakultas lainnya belum. Di samping itu
buku-buku
di perpustakaan masih kurang, baik
judul
maupun
eksemplarnya.
Dosen PNSD sebagai individu, secara umum telah berupaya
meningkatkan kemampuannya, khususnya dalam melaksanakan
pendidikan dan pengajaran. Upaya tersebut dilakukan dengan
melaksanakan kegiatan: Belajar secara mandiri, Minta Bimbin-gan Dosen Senior, mengikuti seminar, penataran dan pertemuan
ilmiah lainnya, Studi ke Program Pasca Sarjana dan Doktor,
dan
Mengunjungi
Perpustakaan.
Meskipun
demikian
tingkat
upaya mereka bervariasi, antara raj in, sedang dan kurang.
Dapat pula dicatat bahwa baik upaya institusional maupun upaya individual lebih menekankan pada upaya pengua
saan disiplin ilmu dari pada metodologi pengajaran, walaupun
upaya kedua itu sudah ada. Padahal dosen PNSD di Universitas
Muhammadiyah Palembang umumnya lulusan fakultas non
dikan, kecuali dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu pen
didikan (FKIP). Dalam memberikan penilaian terhadap hasil
observasi kelas peneliti mengklsifikasikan pada 3 kategori,
yaitu baik, sedang, dan kurang. Dari observasi kelas dan
dilengkapi dengan wawancara didapatkan bahwa 2 orang dosen yang dapat dikategorikan baik dalam mengajar, 6 orang
sedang dan 2 orang kurang. Penilaian tersebut didasarkan
pada kemampuan mereka dalam: mempersiapkan '-perkuliahan,
merumuskan tujuan pengajaran, memilih materi atau bahan
perkuliahan, melaksanakan proses belajar mengajar, komunika-si dan interakkomunika-si dengan mahakomunika-siswa, mengorganisakomunika-si pengajaran
dan mengevaluasi pengajaran.
Daftar Isi
Halaman Judul
Halaman Persetujuan dan Pengesahan
ii
Kata Pengantar • •.
Ucapan Terimakasih
Abstrak
IX
Daftar Isi
x m
Daftar Tabel dan Gambar
xvii
Bab I. Pendahuluan ,
A. Latar Belakang Masalah !
B. Identifikasi Masalah
8
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 19
D. Tujuan Penelitian
22
E. Manfaat Penelitian
24
F. Kerangka Penelitian
25
Ba.b II . Tinjauan Teoritis
27
A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Perguruan
Ting-61 27
B. Pengaruh Dosen Terhadap Manasiswa
30
C. Profesi Dosen dan Tugas Pokok yang Diembannya 33
D. Pengembangan Merupakan Fungsi AdministrasiPersonel 37
E. Dosen Sebagai Unsur Utama Dalam Proses Bela
jar
Mengajar
42
F. Hasil Penelitian Sebelumnya
46
G. Rangkuman Tinjauan Teoritis dan Hasil Penelitian Sebelumnya 50
Bab III. Prosedur Penelitian
56
A. Metode Penelitian
56
B. Unit Analisis Data dan Sampel Penelitian .... 59
C Teknik Pengumpulan Data
60
D. Pelaksanaan Penelitian
61
E. Prosedur Analisis Data
63
F. Signifikansi Hasil Penelitian
65
Bab IV. Temuan dan Analisis Penelitian
69
A. Pengembangan Dosen PNSD Oleh Kopertis
Wila-yah IJ
69
1. Pengembangan Dosen melalui Latihan Pra
Ja-batan 7n
2. Pengembangan Dosen melalui Penataran
76
3. Pengembangan Dosen melalui studi ke Prog
ram Pasca Sarjana gi
4. Pengembangan Dosen melalui Kegiatan
Semi-nar 86
5. Pengembangan Dosen dengan Mengadakan Buku
dan Prasarana
go
6. Pembinaan Mental Melalui Ceramah Agama ... 94
B. Pengembangan Dosen PNSD Oleh Universitas
i
hammadiyah Palembang Q~
Of
1. Pengembangan Dengan Pengangkatan Dosen
Te-tap
99
2. Pengembangan Dengan Studi Pasca Sarjana.. 103
3. Pengembangan Dosen Melalui Penataran
107
4. Pengembangan Dosen Melalui Seminar
m
5. Pengembangan Dosen Melalui Studium General
(Kuliah Umum)
n7
6. Pengembangan Dosen Melalui Magang
120
7. Pengembangan Dosen Dengan Melengkapi Per
pustakaan
8. Pengembangan Dosen Melalui Pencangkokan . 127
9. Pembinaan Mental Melalui Ceramah Agama .. 132
C. Pengembangan Dosen PNSD Secara Individual .. 136
1. Pengembangan Dengan Membaca Mandiri
136
2. Pengembangan Melalui Bimbingan Dosen Seni
or
141
3. Pengembangan Dengan Mengikuti Seminar, Pe
nataran, dan Pertemuan Ilmiah Lainnya
. . 144. Pengembangan Dengan Mengikuti Program Pas
ca Sarjana , „„
148
5. Pengembangan Dengan Mengunjungi Perpusta
kaan
153
D. Performans Dosen PNSD Dalam Melaksanakan
giatan Belajar Mengajar 157
1. Persiapan 258
2. Tujuan Pengajaran 16i
3. Materi atau Bahan Kuliah 162
4. Proses Belajar Mengajar 164
5. Pengorganisasian (Setting) 166
6. Komunikasi dan Interaksi 168
7. Evaluasi 16g
Bab V. Kesimpulan dan Saran
1?2
A. Kesimpulan 172
B . Saran .. „„
Daftar Kepustakaan
180
Lampiran-lampiran.
- Riwayat Hidup jq3
- Matrik Hasil Penelitian 184
- SK Izin Penelitian dari IKIP Bandung 188 - SK Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah
Palembang 189
Daftar Tabel Dan Gambar
1. Rasio Dosen dan Mahasiswa Universitas Muhammadi
yah Palembang
2. Rasio Dosen Tetap dan Mahasiswa Universitas
Muham-Madiyah Palembang
3. Keadaan Pendidikan Tertinggi Dosen
Universitas
Muhammadiyah Palembang
4. Keadaan Jabatan Dosen Universitas Muhammadiyah
Palembang
5. Keadaan Golongan Dosen PNSD
6. Tahun Pengangkatan Dosen PNSD
7. Kerangka Penelitian
8. Jadwal Observasi Unjuk Kerja Mengaj
X V 11
13
14 16 17 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini
bangsa
Indonesia
sedang
memasuki
awal
Pembangunan
Jangka
Panjang Tahap II
atau
lebih
dikenal
dengan singkatan PJPT II. Dalam masa tersebut bangsa
Indo
nesia
sedang
berusaha untuk
mewujudkan
kondisi
tinggal
landas, dimana masyarakat Indonesia mencapai suatu
kemakmu-ran .
Dalam GBHN 1993 dijelaskan bahwa pembangunan nasional
bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur
yang merata materil dan spirituil berdasarkan, Pancasila dan
Undang-Undang
Dasar
1345
dalam
wadah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
yang merdeka, berdaulat,
bersatu
dan
berkedaulatan
rakyat
dalam suasana
perikehidupan
bangsa
yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Kalau
dalam masa Pembangunan Jangka Panjang
Tahap
I
penekanannya
adalah pada pendayagunaan sumber
daya
alam,
maka pada pembangunan jangka panjang tahap II
penekanannya
adalah
pada
pendayagunaan sumber daya
manusia.
Hal
ini
karena
disadari bahwa sumber daya alam ada
batasnya,
se-dangkan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
mengelo-la dan tr.emanfaatkan sumber daya amengelo-lam tanpa merusaknya.
prasarana, sumber daya alam dan sebagainya. Salah satu unsur yang penting dalam pelaksanaan pembangunan adalah
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Seperti
dike-mukakan Hasan Walinono (1991:12) :
Karena manusia merupakan kekuatan utama pembangunan maka
dengan demikian sistem dan mutu pendidikan akan menentukan
tingkat keberhasilan pembangunan. Hanya dengan sistem dan
mutu pendidikan yang baik dapat ditingkatkan kualitas
manusia dan kualitas masyarakat.
Dari kutipan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan. Untuk melaksanakan pembangunan diperlukan manusia-manusia yang
berkualitas. Penyediaan manusia yang berkualitas tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan. Dalam penger
tian yang lebih luas pendidikan mencakup pendidikan itu
sendiri, pengajaran dan latihan. Sasaran pendidikan adalah
perubahan sikap, sasaran pengajaran adalah penguasaan ilmu pengetahuan, dan sasaran latihan yaitu meningkatnya ketram-pilan. Jadi manusia yang berkualitas mempunyai ilmu penge
tahuan, menguasai ketrampilan dan memiliki sikap yang baik. Supaya kegiatan pendidikan terarah, sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan pembangunan, maka pemerintah telah
merumuskan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang
No. 2. Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa:
"Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
dan kebangsaan".
Dengan kriteria manusia Indonesia seutuhnya tersebut, dapat
diyakini bahwa usaha pembangunan dalam mewujudkan kondisi
tinggal landas dapat diwujudkan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah telah melaksanakan suatu sistem pendidikan
nasional, yaitu satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Dilihat dari jenjang pendidikan, sistem pendidikan nasional terdiri dari sub sistem pendidikan: pendidikan pra
sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidi kan tinggi. Keempat sub sistem pendidikan tersebut saling melengkapi dan berkelanjutan dalam rangka mencapai tujuan
sistem pendidikan nasional.
Perguruan tinggi sebagai sub sistem pendidikan nasional
dituntut untuk ikut merealisasikan pencapaian tujuan pen didikan nasional tersebut. Perguruan tinggi diharapkan
untuk dapat menghasilkan sarjana yang berkualitas tinggi untuk mengisi kegiatan pembangunan. Para sarjana diharapkan
menjadi tulang punggung pembangunan karena penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka diharapkan
menjadi contoh, penggerak dan pendorong bagi masyarakat
dalam pembangunan.
Untuk mencetak sarjana yang berkualitas tinggi seperti yang diharapkan diatas tidak terlepas dari peranan pergu
berkualitas-lah
yang
dapat
berperan
mencetak
sarjana-sarjana
yang
berkualitas tinggi.
Banyak komponen yang berkontribusi terhadap kualitas perguruan tinggi. Seperti dikemukakan oleh Yayat R (1987:
18):
"... dan
komponen pendidikan
yang umumnya
terdapat
pada
setiap organisasi adalah:
1) Personal pendidikan yang terdiri dari peserta didik, te
naga mti kependidikan, dan tenaga penunjang kependidikan
<.) Sarana dan prasarana: yang meliputi kurikulum, buku media pendidikan, serta bangunan dan perlengkapannya".
Kalau
kutipan tersebut diterjemahkan ke situasi
perguruan
tinggi, komponen-komponen tersebut, yang saling berkaitandalam
menopang
suatu perguruan tinggi
adalah
mahasiswa,
dosen atau tenaga pengajar, tenaga administrasi, kurikulum,
buku-buku, media pendidikan, serta bangunan dan
perlengka
pannya.
Dari sekian banyak faktor yang terkait untuk berdiri
dan berlanjutnya suatu perguruan tinggi, faktor sumber daya
manusia merupakan faktor yang terpenting. Hal inidikarena-kan manusialah.yang mengelola faktor-faktor lainnya.
Beta-papun sempurnanya kurikulum, lengkapnya perpustakaan dan
laboratorium,
tinggi dan permanennya gedung kuliah,
serta
menunjangnya faktor lain, tanpa dikelola oleh
manusia-manusia
yang
berkualitas, tentulah
tidak
akan
mencapai
hasil
yang
maksimal. Adapun unsur
manusia
di
perguruan
tinggi tersebut diantaranya: rektor dan
para
pembantunya,
Para dekan dan pembantunya, tenaga pengajar atau dosen dan
me-rupakan salah satu sumber daya manusia yang mempunyai
pe-ranan yang dominan dalam pendidikan dan pengajaran,
khusus-nya
proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
Hal
ini
dikarenakan
tenaga
pengajar
terlibat
langsung
dalam
berinteraksi dengan mahasiswa. Sedangkan
proses
belajar
mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan.
Sehubun-gan
dengan itu menurut Basri Hasanudin (1989:352),
"Dalam
rangka
pengembangan pendidikan
tinggi,
modal pertama dan
sebelum yang
lainnya ialah
kualifikasi
pendidikan
para
tenaga pengajar". Penjelasan
senada dikemukakan oleh Elisa
Lexi
Kalumata(1988) dalam tesisnya,"Meskipun
keberhasilan
upaya
pendidikan
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor,
baik
eksternal
maupun internal namun yang dominan adalah
dosen
(guru)". Sedangkan Hartono Kasmadi (dalam Mimbar Pendidikan
no. 1 Tahun 1990:13) mengatakan bahwa:
"Apapun yang diperbaharui pada gilirannya faktor
kemampuan
dosenlah yang banyak menentukan. Karena itu upaya Z l
bangkan kemampuan
dosen melalui
program berencana
baik
an lanyak" ^ ^ **"* inforff'al *erlu memperoleh perhati
Dari ketiga penjelasan di atas kiranya tidaklah
berlebihan
kalau
dikatakan
bahwa
dosen
atau
tenaga
pengajar
di
Perguruan tinggi merupakan ujung tombak dalam mencapai misi
Perguruan
tinggi, yaitu yang disebut Tri
Darma
Perguruan
Tinggi:
pendidikan
dan
pengajaran,
penelitian,
dan
pengabdian pada masyarakat. Melalui kegiatan pendidikan dan
Pengajaran
perguruan
tinggi meneruskan
ilmu
pengetahuan
tinggi mengembangkan ilmu pengetahuan, dan melalui kegiatan
Pengabdian pada Masyarakat perguruan tinggi menerapkan ilmu
pengetahuan. (Daud Yusuf dalam Soekisno Hadikoemoro, 1982).
Mengingat begitu dominannya faktor sumber daya manusia
atau
personel,
khususnya
tenaga
pengajar
di
perguruan
tinggi,
maka langkah yang tepat adalah
meningkatkan
atau
mengembangkan
kemampuan
profesional
tenaga
pengajar
tersebut. Kemampuan profesional yang dimaksud adalahkemampuan
yang dituntut oleh suatu profesi yang dalam
hal
ini profesi dosen untuk melaksanakan tugas yang
diembankan
kepadanya.
Ada
beberapa hasil kajian
yang
pada
intinya
mengaou kepada pentingnya upaya pengembangan profesional
ini,
seperti
dikemukakan
oleh
Mohammad
Fakry
Gaffar
(1987),"Ijazah
formal tidak ada artinya tanpa on
the
job
training dan program pengembangan sumber daya manusia, agar
menjadi
tenaga yang benar-benar
profesional".
Penjelasan
lain
yang intinya sama dikemukakan oleh Elisa Lexi
Kaluma-ta
(1988) yang mengatakan bahwa,"Untuk raenjalankan
fungsi
perguruan tinggi sebagaimana diamanatkan dalam Tri Darma
Perguruan
Tinggi
diperlukan tenaga-tenaga
akademik
yang
memiliki
kemampuan
profesional
yang
ditumbuhkembangkan
terus
menerus". Sedangkan menurut Francis
(dalam
Stordahl
1981) mengatakan:
"Pembinaan
dosen sebagai suatu proses
institusional
yang
ditujukan ke arah modifikasi sikap, ketrampilan, dan
peri-laku para dosen, menuju ke kompetensi dan efektivitas
yang
lebih
tinggi
dalam
memenuhi
kebutuhan
para
mahasiswa,
kebutuhan dosen sendiri, dan kebutuhan institusi.
(Soekisno
Kemampuan profesional seorang dosen diharapkan sesuai
dengan tugas-tugasnya, bukan saja mengajar akan tetapi
lebih luas lagi yaitu melaksanakan misi Tri Darma Perguruan
Tinggi,
yakni pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan
Pengabdian
pada masyarakat. Dalam penelitian
ini,
dari
ketiga aspek Tri Darma Perguruan Tinggi tersebut,
aspek
Pendidikan
dan pengajaran yang akan dijadikan
salah satu
fokus penelitian, khususnya kegiatan belajar mengajar.
Hal
ini dikarenakan pendidikan dan pengajaran
berhubungan
langsung dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan proses belajar mengajar tersebut merupakan
inti
dari kegiatan pendidikan. Disamping itu karena terlalu luas
garapan kalau ketiga aspek tersebut dijadikan obyek peneli
tian sedangkan peneliti terikat pada waktu dan dana.
Mengingat
begitu
strategisnya peranan dosen dalam
suatu perguruan tinggi pada umumnya, khususnya dalam melak
sanakan pendidikan dan pengajaran, dan begitu pentingnya
upaya
pengembangan
dosen
untuk
meningkatkan
kemampuan
mereka dalam melaksanakan tugas , maka fokus penelitian ini
adalah sebagai berikut:
sejauh mana dosen
telah mampu
melaksanakan pendidikan dan pengajaran, khususnya kegiatan
belajar mengajar,
bagaimana upaya yang dilakukan
untuk
mengembangkan
kemampuan mereka,
pihak-pihak mana
yang
terlibat dalam pengembangan tersebut, faktor-faktor apakah
Penghambat pengembangan dan hal-hal lain yang berhubungan
B. Identifikasi Masalah
Di satu sisi ada keinginan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi , di sisi lain terdapat berbagai keter-batasan untuk mencapai keinginan tersebut. Menurut
Djoe-hari :
"dari hasil Raker Rektor dan Kopertis seluruh Indonesia ada tujuh isu pokok yang belum dipecahkan dan menjadi permasalahan dasar di perguruan tinggi. Ketujuh permasalahan tersebut adalah mengenai kuantitas, kualitas, relevansi, pemerataan, produktivitas, dinamika sistem dan masa depan. Disamping permasalahan pokok dan umum tersebut, masalah khusus yang masih relevan di berbagai PTS adalah masalah kelembagaan, akademi dan dana".(Inggridwati Kurnia, 1989).
Kalau diperhatikan beberapa permasalahan pokok di atas berkaitan erat dengan tenaga pengajar tersebut, seperti
masalah kualitas pendidikan, produktivitas pendidikan,
masalah akademi dan sebagainya. Dengan demikian pengemban gan profesional tenaga pengajar merupakan salah satu
langkah yang strategis untuk mengatasi sebagian permasala han perguruan tinggi tersebut.
Di samping itu, ada alasan-alasan lain, mengapa pengem bangan profesional tenaga pengajar perguruan tinggi begitu
dituntut saat ini. Pertama, karena ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang pesat, sehingga kalau
tenaga pengajar tidak meningkatkan kemampuannya dikhawatir-kan tenaga pengajar tersebut akan ketinggalan zaman, aki-batnya materi yang disampaikan kepada mahasiswa sudah
sebagai
tenaga pengajar jarang sekali dosen tersebut
siap
dalam penguasaan ilmu yang akan diajarkannya, hal inidikarenakan
tidak
mungkin semua materi
yang
diterimanya
selama di SI dapat diserap. Ketiga, profesi sebagai dosentidak
begitu
dipersiapkan secara khusus,
berbeda
dengan
guru sekolah menengah dan sekolah dasar yang memang diper
siapkan melalui IKIP, program diploma dan dulunya SPG.
Seperti dijelaskan Soekisno Hadikoemoro (1982:3):
"Semua lulusan perguruan tinggi, kecuali lulusan fakul tas Keguruan atau Fakultas Ilmu Pendidikan atau Sekolah
Tmggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau Institut
Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP), pada umumnya tidak dipersiapkan
dengan pengetahuan untuk dapat memainkan peran sebagaiguru".
Kalau dihubungkan dengan manajeman personel, yang sa
lah satu fungsinya yaitu pengadaan(recruitment), maka dalam
pengadaan personel, seharusnya dipersiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat menjalankan tugas yang diberikan
kepadanya. Selanjutnya, fungsi manajemen
personel
lainnya
yaitu fungsi pengembangan (development). Jadi personel yangsudah diadakan tadi perlu dikembangkan terus menerus. Kalau
fungsi rekrutmen dan pengembangan tersebut tidak
berjalan,
maka akan menimbulkan masalah dalam organisasi, yang dalamistilah manajemen disebut missmanajement.
Penelitian ini pada dasarnya berlandaskan pada masalah
tersebut.
Pergurruan
Tinggi
Muhammadiyah
sebagai
ajang
penelitian ini, yang kondisinya sebagai yang dikemukakan di
bawah ini.
satu perguruan tinggi s„asta (PTS) yang ada dJ ^
^ ^
bang, ibukota propinsi Su„,t.ra Selatan. Perguruan tinggi
tersebut yang dijadikan lokasi peneUtian ini. Universitas
nuha^adiyah Palembang didirikan tahun 1979 dan hingga kini
— ilik! ena* fakultas, yaitu Fakultas Huku„,
Fakultas
Ekono.i,Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, dan Fakultas
Keguruan dan ll„u Pendidikan (FKIP) serta Fakultas
Ushulud-<iin. Pada awal berdirinya ha»pir sebagian besar tenaga
Pengajarnya direkrut dari Universitas Sriwijaya (UHSRI),
perguruan tinggi negeri yang ada di kota Pale.bang.
DisaW-ing
itu juga ada yang direkrut dari instansi-instansi lain
yang relevan seperti IAIH, Depdikbud, Depag, Perta«ina,
Pusri dan sebagainya.
Adapun
„engenai
keadaan
dosen
Universitas
MuhaMadiyah Palembang, baik kualitas .aupun kuantitasnya,
secara berturut-turut akan diuraikan di bawah ini.
Rasio Dosen
dan Mahasiswa Universitas Muha.»adiyah
Pale,-bang, keadaan tahun 1992/1993.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fakultas Hukum Ekonomi Teknik FKIP Pertanian Ushuluddin
I J u m 1 a h
Dosen 135 86 65 79 94 37 496 Mahasiswa 2.590 2.082 771 1.623 870 95 8.031 Rasi
u
19 24 12 21 9 3 1:16Sumber. Laporan hari jadi ke 13 dan Wisuda Sarjana ke 9
Universitas Muhammadiyah
Palembang
b&rJana ke 9
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Nomor 141/D/Q/1989 tanggal 26 Januari 1989 tentang
Pedoman
Evaluasi
dan
Akreditasi
PTS di
Indonesia,
antara
lain
disebutkan
bahwa untuk PTS yang berstatus disanakan
rasio
•'dosen .-mahasiswa" adalah 1:20 untuk bidang sosial dan
1:15
untuk bidang eksakta. (Wahjoetomo, 1993:35).Kalau data dalam tabel di atas dihubungkan dengan ke
putusan
Dirjen
Dikti tersebut, maka
yang sudah
memenuhi
standar tersebut adalah fakultas: Hukum, Teknik,
Pertanian
dan
Ushuluddin. Sedangkan untuk fakultas Ekonomi dan
FKIP
belum mencapai standar rasio tersebut.
Selanjutnya
akan
dilihat rasio antara
dosen
tetap
dengan mahasiswa pada universitas Muhammadiyah Palembang.
Rasio
Dosen Tetap dan Mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah
Palembang. Keadaan Tahun 1992/1993.No. : Fakultas Dosen
: Mahasiswa Rasio
1. Hukum 62 2.590
1:42
2. : Ekonomi 17 : 2.082 1:122
3. Tehnik 32
771 1:24
4 . FKIP 56
1.623 1:29
5. Pertanian 27
870 1:32
6. Ushuluddin 3
95 1:32
J u m 1 a h 197 8.031
1:4!
,
Sumber: Diolah dari keadaan dosen dan mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Palembang 1992/1993.
Menurut
Keputusan
Dirjen
Dikti
No.
141/D/Q/1989,
mengenai
akreditasi,
memuat
pemilikan
dosen
tetap
di
Universitas,
untuk bidang ilmu-ilmu sosial
rasionya
1:30
Setelah
memperhatikan data dalam tabel di
atas
dan
mempedomani Keputusan Dirjen Dikti tersebut, maka dapat
di-ambil
suatu
pengertian
bahwa fakultas:
Hukum, Ekonomi,
Ushuluddin, Pertanian dan FKIP bidang sosial, belum
menca
pai standar tersebut. Hanya fakultas Teknik dan FKIP bidang
Eksakta yang sudah memenuhi standar tersebut.Dosen tetap ini terdiri dari dua kelompok yaitu
dosen
PNSD
(Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan)
merupakan
dosen
bantuan
pemerintah (melalui Kopertis) dan
dosen
yayasan,
yaitu
yang diangkat oleh yayasan Universitas
Muhammadiyah
Palembang.
Baik jumlah dosen tetap maupun dosen secara
keseluruhan perlu dibandingkan dengan jumlah mahasiswa, hal
ini dikarenakan menyangkut layanan dosen terhadap mahasiswa.
Besar
kecilnya
rasio dosen dan mahasiswa
berkaitan
erat
dengan
efisiensi
dan
efektivitas
layanan
terhadap
mahasiswa, khususnya dalam proses belajar mengajar.
Kalau dua tabel di atas berhubungan dengan kuantitas
dosen,
maka selanjutnya yang berhubungan
dengan
kualitas
dosen, baik dilihat dari segi jenjang pendidikan
tertinggi
maupun pengalaman akademik sebagai dosen . Dilihat darisegi
kwalifikasi
ilmu, maka yang dijadikan
acuan
adalah
pendidikan
tertinggi dosen. Sedangkan pengalaman
akademik
dilihat dari keadaan golongan. Berikut ini akan dikemukakan
keadaan pendidikan tertinggi dosen Universitas Muhammadiyah
No. •• Pendidikan : FH : FE : FT
:FKIP: FP : FU : Jml
1. 2. 3. 4. : Sarjana(Sl) Magister(S2). Doktor(S3) Lain-lain :115 : 13 : 4 : 3 : 77 8 . 1 55 6 3 1 .
: 72 : 4 : 2 : 1 : 69 19 6 : 31 2 1 3 : _J : 419 52 17 8 J u m 1 a h 135 : 86 : 65 : 79 : 94 : 37 : 496 1
Sumber: Diolah dari hasil studi dokumentasi terhadap keada
an dosen fakultas di lingkungan Universitas
Muham
madiyah Palembang Tahun 1992/1993.
Tingkat
pendidikan
menunjukkan kualitas
dari
segi
keilmuan.
Menurut
Sudjana (1991:189)
dalam
makalahnya
mengatakan bahwa:
Dalin/Dr«id*hagi k"alJtas.ada*ah wajar jika seorang dosen
5*k ?gu,
ndah
Den*antongi
ijazah S2
dalam
bidang
yang
ba^fUPT?n pe^ruan tinggi. Adalah tidak bisa ditunda lag!
oagi PTS untuk segera memiliki dosen dengan persyaratan
"SlSSlS8.™}Si agar 5#ak laSi ada yang «EiESkE
luius bD menjadi guru SD .Selanjutnya
hal yang hampir senada dikemukakan oleh
Wah-joetomo (1993:15):
ii'S?JI«? Kang bw-i-SaS m?n*aJar P«da Program SI seharusnya
minimal
berpendidikan
S2.
Pemerintah
menentukan
bahwa
sampai
pada
akhir Pelita V, bagi perguruan
tinggi
harus
sudah memiliki dosen tetap berpendidikan minima? S2
seku-rang-kurangnya
35% dari jumlah dosen yang
dipersyaratkan
sehin2!£
TSara !>^tahap ketentuan itu akan
ditingkatkan,"
sehingga
pada
akhirnya semua (100%) pengajar
SI
minimal
harus berpendidikan S2. ai
Kalau
diperhatikan tabel di atas, dosen
Universitas
Muhammadiyah
Palembang yang berpendidikan S2 dan
S3
baru
mencapai
15%.
Itupun semuanya dosen UNSRI,
baik
sebagai
dosen tetap maupun sebagai dosen honorer.
mengajar,
ukurannya adalah jabatan, pangkat dan
golongan.
Untuk hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut di
bawah ini:
No Jbt Pkt Gol : FH : FE : FT :FKIP: FP
FU : Jul PM : Ilia: 54
PMtl: Illb: 21 Pnt : IIIc: 17 PT1 : Hid: 14 Pbn : IVa : 14 PbTl: IVb : 10 PUM : IVc : 4
PUMd: IVd :
-PU : IVe : 1
J u m l a h :135
: 44 : 28 : 33 : 31 : 10 :
: 15 12 9 17 7 :
: 3 : 5 9 : 18 8 :
: 10 9 4 11 6 :
: • 6 17 8 3 :
: 2 . 6 . 6 : 2 :
: 2 1 3 1 :
: 14 : 1 : - : - : - :
- - - - : - ;
86 65 : 79 : 94 : 37
200 81 60 54 48 26 11 15 1 496
Sumber: Diolah dari hasil studi dokumentasi pada
fakultas-fakultas di lingkungan Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Berdasarkan pada Surat Keputusan (SK) Dirjen Dikti No.
141/D/Q/1989 memuat persyaratan minimal yang harus
dimi-liki
oleh jurusan dalam mengasuh satu program studi,
ber-gantung pada bentuk perguruan tinggi, status, dan bidangstudi yang dikelola. Persyaratan minimal tersebut
diantara-nya, Universitas /Institut berstatus disamakan, maka syarat
minimalnya 10 orang tenaga ahli yang terdiri dari 1 lektor
kepala, 1 lektor, 2 lektor madya dan 4 asisten, serta 1
guru besar.
sedangkan
dari
tabel
di atas,
angka
tersebut
dipenuhi
apabila
digaburigkan
seluruh
tenaga ahli
yang
di
semua
fakultas dalam satu Universitas. Di samping itu tenaga ahli
yang ada umumnya adalah dosen Universitas Sriwijaya.Dengan memperhatikan keadaan kualitas dan kuantitas
dosen
Universitas
Muhammadiyah Palembang
di
atas,
maka
langkah yang diperlukan
adalah
pengembangan, baik
secara
kwalitas maupun kwantitas.
Yang menjadi subyek penelitian disini adalah dosen
PNSD. Ada beberapa alasan sehingga dosen PNSD yang
dijadi
kan subyek penelitian. Alasan tersebut adalah karena
dosen
PNSD sebagai dosen tetap sehingga pusat perhatiannya adalah
pada
tugas
pokoknya
yaitu
di
Universitas
Muhammadiyah
Palembang.
Disamping
itu kalau dilihat
dari
segi
usia,
pengalaman
kerja, golongan dan kepangkatan, memang
membu-tuhkan
pengembangan-pengembangan.
Sedangkan
dosen
tetap
yang diangkat oleh yayasan sebagian besar juga dosen dari Universitas Sriwijaya Palembang, Institut Agama Islam
Negeri
(IAIN) Raden Fatah Palembang, dan lembaga
lainnya,
sehingga pembinaannya dilakukan oleh lembaga asal mereka.Di samping itu juga mereka tergolong senior. Itu pula
yang
menjadi
alasan
sehingga
mereka
tidak
dijadikan
subyek
penelitian.
i r u :
\Golongan
Fakultas^
Ilia IHb IIIc Hid JumlahHukum 6 2 5 1 14
Ekonomi 13 13
Teknik 15 15
Pertanian 13 4 17
FKIP 18 5 2 25
Jumlah 65 11 7 1 84
Sumber: Daftar nama dosen PNSD Kopertis Wilayah II Tahun
1992.
Setelah memperhatikan tabel diatas dapat difahami bahwa se
bagian besar atau atau 77% dosen PNSD masih golongan Ilia,
13% golongan IHb, 8% golongan IIIc, dan 1% golongan Hid. Uraian sebelumnya mengatakan bahwa keadaan golongan merupakan indikator dari kesenioran dalam pengalaman akademik. Semakin tinggi golongan mencerminkan pengalaman seorang dosen dalam melaksanakan tugasnya, sehingga diasumsikan bahwa semakin tinggi pula tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimilikinya, sehingga akan semakin baik performans mereka dalam melaksanakan
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Untuk melihat kemampuan Dosen PNSD dalam menata karir
mereka, terutama dari segi kepangkatan, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara keadaan golongan,
jabatan, dan pangkat, dengan tahun pengangkatan mereka se
bagai pegawai negeri. Dilihat dari tahun pengangkatan, dan keadaan golongan dosen PNSD, maka dapat diambil suatu pe
yang seharusnya. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan
go
longan dan tahun. pengangkatan dosen PNSD, dapat dilihat ta
bel berikut:
\Golongan
Ilia I H b
1
Thn DiangkatN IIIc Hid Jumlah
1980-1984 3 1
5
1985 3 2 4
- 9
1986 10 8 - - 18
1987 20
-- - 20
1988 7 - - - 7
1989 6
-- - 6
1990-1991 19 -
-- 19
Jumlah 65 11 7 1 84
Sumber: Daftar nama dosen PNSD Kopertis Wilayah II.
Dari tabel diatas dapat diambil suatu pengertian bahwasanya
pada umumnya dosen PNSD tersebut belum dapat naik golongan sebagaimana kesempatan yang ada. Seperti dosen PNSD yangdiangkat tahun 1985 masih ada yang golongan Ilia sebanyak 3
orang, tahun 1986 ada 10 orang, tahun 1987 ada 20 orang dan
seterusnya. Begitu pula dengan yang sudah naik golongan
belum dapat dikatakan naik golongan sebagaimana mestinya.
Hal ini kalau dihubungkan dengan kesempatan yang ada yaknitenaga pengajar dapat naik golongan dua tahun sekali apabila dapat memenuhi persyaratan kredit yang telah
ditentukan. Sedangkan jumlah kredit tersebut dapat dipenuhi
dengan
melakukan
kegiatan
pendidikan
dan
pengajaran,
penelitian dan pegabdian pada masyarakat, serta kegiatanpendukung lainnya. Dengan demikian keterlambatan ini kemungkinan bisa disebabkan karena kekurangmampuan dosen yang bersangkutan dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut atau karena terlalu sibuk dengan pekerjaan di
luar tugas pokok. Disamping itu apabila dilihat dari jenjang pendidikannya seluruh dosen PNSD tersebut masih lulusan SI pada hal mereka mengajar pada jenjang SI juga. Jadi belum ada yang lulusan S2, walaupun sudah ada 16 orang
yang sedang mengikuti jenjang S2. Selain itu bila dilihat
dari pengalaman mereka relatif masih baru, dan dari segi
usianya relatif masih muda.
Meskipun kwalitas dan kwantitas dosen PNSD belum
memenuhi persyaratan Universitas Muhammadiyah Palembang
mengharapkan agar dosen PNSD tersebut memberikan
kontri-businya pada lembaga tersebut. Hal ini dikarenakan dengan
adanya bantuan dosen PNSD dari pemerintah berarti pihak yayasan sudah menghemat biaya dalam upaya mengadakan dosen
tetap. Disamping itu hampir sebagian besar Dosen PNSD
menjabat sebagai tenaga administratif seperti Pembantu
Rektor, Pembantu Dekan, Ketua Jurusan, Kepala BAAK dan jabatan-jabatan penting lainnya. Dengan demikian pengem bangan dosen PNSD sangat dibutuhkan (diperlukan) bagi
perkembangan Universitas Muhammadiyah Palembang di masa
mendatang. Sehubungan dengan hal itu, timbul permasalahan,
Muhamna-diyah Palembang.
Dalam upaya pengembangan dosen PNSD ini ada dua lembaga
yang terkait yaitu Kopertis Wilayah II sebagai wakil peme
rintah dan Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai
pe-nyelengara Perguruan Tinggi Swasta. Oleh karena itu dalam
penelitian ini, peneliti ingin melihat pengembangan dosen
PNSD pada Universitas Muhammadiyah Palembang selama tahun
1987-1992, baik upaya yang dilakukan oleh Kopertis wilayah
II sebagai wakil pemerintah yang memberi bantuan, pihak
Uiversitas Muhammadiyah sebagai penerima bantuan, maupun
upaya mandiri yang dilakukan oleh dosen PNSD tersebut.
Disamping itu penulis ingin melihat performans atau unjuk kerja dosen PNSD dalam melaksanakan pendidikan dan penga
jaran, khususnya dalam melaksanakan proses belajar menga
jar, sebagai hasil dari upaya pengembangan.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Setelah memperhatikan latar belakang masalah dan
iden-tifikasi masalah di atas, maka yang dijadikan permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana upaya pengembangan kemampuan melaksanaka kegiatan belajar mengajar bagi Dosen Pegawai Negeri Sipil yang Dipe
kerjakan (PNSD) Pada Universitas Muhammadiyah Palembang se
lama tahun 1987-1992 ?
Dari rumusan masalah yang masih bersifat umum tersebut
jawa-bannya didapatkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana upayji Kopertis Wilayah II untuk mengembangkan
kemampuan Dosen PNSD dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar selama tahun 1987-1992 ?
a. Jenis kegiatan apa yang dilakukan oleh Kopertis Wilayah
II untuk mengembangkan kemampuan Dosen PNSD dalam melak sanakan kegiatan belajar mengajar ?
b. Apakah frekuensi kegiatan tersebut sudah memungkinkan
bagi Dosen PNSD untuk berkembang secara maksimal ?
c. Kendala apa yang dihadapi oleh Kopertis Wilayah II dalam
upaya pengembangan Dosen PNSD ?
d. Upaya apa yang dilakukan Kopertis wilayah II untuk meng
atasi kendala tersebut ?
e. Siapa saja yang terlibat dalam upaya pengembangan dosen
PNSD tersebut ?
2. Bagaimana upaya Universitas Muhammadiyah Palembang untuk
mengembangkan kemampuan Dosen PNSD dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama tahun 1987-1992 ?
a. Kegiatan apakah yang dilakukan oleh Universitas Muhamma
diyah Palembang untuk mengembangkan kemampuan Dosen PNSD
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar ?
b. Apakah frekuensi kegiatan tersebut sudah memungkinkan
bagi Dosen PNSD untuk berkembang secara maksimal ?
c. Kendala apa yang dihadapi oleh Universitas Muhammadiyah
Palembang dalam pengembangan dosen PNSD ?
d. Upaya apa yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Palem
e. Siapa saja yang terlibat dalam melakukan pengembangan
Dosen PNSD tersebut ?
3. Bagaimana upaya individual Dosen PNSD pada Universitas Muhammadiyah Palembang untuk mengembangkan kemampuan me reka dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama
tahun 1987-1992 ?
a. Adakah motivasi Dosen PNSD untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar ?
b. Kegiatan apa yang dilakukan Dosen PNSD untuk mengembang
kan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar ?
c. Kendala apa yang dihadapi Dosen PNSD untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan belajar me
ngajar ?
d. Upaya apa yang dilakukan Dosen PNSD untuk mengatasi ken
dala tersebut ?
4. Bagaimana performans atau unjuk kerja Dosen PNSD pada
Universitas Muhammadiyah Palembang dalam melaksanakan
Kegiatan Belajar Mengajar ?
a. Bagaimanakah performans Dosen PNSD dalam mempersiapkan perkuliahan ?
b. Bagaimanakah performans Dosen PNSD dalam melaksanakan
Kegiatan Belajar Mengajar ?
c. Bagaimanakah performans Dosen PNSD dalam melaksanakan
evaluasi pengajaran ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini relevan dengan permasalahan dan
pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini terdiri dari
tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
upaya pengembangan kemampuan Dosen PNSD pada Universitas
Muhammadiyah Palembang dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar selama tahun 1987-1992. 2. Tujuan Khusus
Sesuai dengan pertanyaan penelitian, tujuan khusus
penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan dan menganalisis upaya Kopertis wilayah
II untuk mengembangkan kemampuan Dosen PNSD dalam melak sanakan kegiatan belajar mengajar selama tahun 1987-1992
1) Bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Kopertis wilayah
II Palembang.
2) Frekuensi pengembangan yang dilakukan oleh Kopertis wi
layah II Palembang.
3) Kendala yang dihadapi oleh Kopertis wilayah II dalam upaya pengembangan.
4) Upaya Kopertis wilayah II untuk mengatasi kendala ter
sebut .
5) Pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pengembangan ter
sebut .
Muhammadiyah Palembang untuk
mengembangkan
kemampuan
Dosen PNSD dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
selama tahun 1987-1992.
1) Bentuk pengembangan yang dilakukan oleh Universitas
Mu
hammadiyah Palembang.
2) Frekuensi
pengembangan yang dilakukan oleh
Universitas
Muhammadiyah Palembang.3) Kendala yang dihadapi oleh Universitas Muhammadiyah
Pa
lembang dalam upaya pengembangan tersebut.4) Upaya Universitas Muhammadiyah Palembang untuk mengatasi
kendala tersebut.
5) Pihak yang terlibat dalam upaya pengembangan tersebut.
c. Mendeskripsikan dan menganalisis upaya Individual
Dosen
PNSD pada Universitas Muhammadiyah
Palembang untuk
me
ngembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar selama tahun 1987-1992.
1) Bentuk pengembangan yang dilakukan oleh dosen PNSD.
2) Frekuensi pengembangan yang dilakukan oleh Dosen PNSD. 3) Motivasi Dosen PNSD untuk mengembangkan diri.4) Kendala yang dihadapi oleh Dosen PNSD dalam
mengembang
kan diri.
d. Mendeskripsikan dan menganalisis performans Dosen
PNSD
pada Universitas Muhammadiyah Palembang dalam melaksana
kan Kegiatan Belajar Mengajar.
1) Performans dalam mempersiapkan perkuliahan.
2) Performans dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dilihat dari dua segi yaitu se
gi teoritis dan segi praktis.
1. Segi Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan,
menemukan dan mengaplikasikan ilmu Administrasi Pendidikan,
khususnya Administrasi Personil. Hal ini sesuai dengan
fo
kus penelitian yaitu pengembangan dosen atau tenaga
penga
jar di perguruan tinggi. Masalah pengembangan personel, da
lam hal ini pengembangan dosen merupakan salah satu
fungsi
dari Administrasi personel.
2. Secara Praktis
Melalui
penelitian
ini
diharapkan
hasilnya
dapat
menjadi
bahan masukan bagi lembaga pendidikan
tinggi
dan
lembaga terkait serta dosen PNSD, khususnya di
Universitas
Muhammadiyah Palembang. Bagi lembaga perguruan tinggi
akan
menjadi bahan pertimbangan untuk merencanakan
pengembangan
dosen guna
menghasilkan dosen yang kompeten dan
profesio
nal. Sedangkan
bagi dosen PNSD akan merupakan umpan
balik
dan informasi untuk mengembangkan diri sehingga lebih
kom
peten dan profesional dalam melaksanakan tugas. Dosen
yang
kompeten dan profesional akan
berdampak positip bagi
per-kembangan perguruan tinggi pada umumnya dan bagi
mahasiswa
F. Kerangka Penelitian
Dari permasalahan yang diuraikan di atas dapat dibuat
suatu paradigma atau kerangka penelitian seperti berikut:
*-» Upaya PTS (UMP) "^ Upaya Kopertis Wilavah TT
I
Pengembangan Dosen PNSD: 1. Materi 2. Metode 3. Sikap ->T
Upaya Individu Dosen PNSD ^ 1 Persiapan\
Performans Dosen Dim Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar/
Evaluasi PBMSecara umum pengembangan dosen dapat dilakukan melalui upaya individual dan institusional. Bagi Dosen Pegawai
Negeri Sipil Dipekerjakan (PNSD) ada dua lembaga yang punya
kewajiban untuk melaksanakan pengembangan yaitu UniversitasMuhammadiyah Palembang sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang
diberi bantuan dan Kopertis Wilayah II sebagai wakilpemerintah
yang
memberi
bantuan.
Disamping
upaya
yang
dilakukan
oleh
lembaga
(institusional),
faktor
dosen
sebagai
individu pun
(upaya individual)
sangat
penting,
sebab
betapapun kuatnya upaya lembaga untuk
mengembangkan
kemampuan
dosen,
tanpa
disertai
kemauan
dosen
untuk
Begitu pula sebaliknya, walaupun dosen ada kemauan dan
kemampuan untuk mengembangkan diri, tanpa disertai oleh
lembaga untuk menyediakan sarana pengembangan,
tentulah
keinginan tersebut tidak akan menjadi kenyataan.
Pada intinya ada tiga aspek pengembangan yang
diso-roti bagi dosen PNSD yaitu materi pengajaran, metode menga
jar, dan sikap sebagai dosen, dimana ketiga aspek tersebut
sangat penting untuk melaksanakan
tugas pokok seorang
dosen yaitu melaksanakan pendidikan dan pengajaran, khusus
nya kegiatan belajar mengajar,
salah satu aspek dari Tri
Darma Perguruan Tinggi. Kemampuan melaksanakan Tri Darma
Perguruan Tinggi dalam arti luas secara baik merupakan
indikasi dosen yang kompeten dan profesional. Karena begitu
luasnya ruang lingkup Tri Darma Perguruan Tinggi, maka
dalam penelitian ini fokus
masalahnya ditekankan pada
aspek pertama dari Tri Darma
Perguruan Tinggi, yaitu
Pendidikan dan pengajaran,
khususnya kegiatan
belajar
BAB III
~PROSEDUR PENELITIAN
Bab III Prosedur Penelitian, berturut-turut akan menguraikan tentang: Metode Penelitian, Unit Analisis Data
dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Pelaksanaan
Penelitian, Prosedur Analisis Data, dan Signifikansi Hasil
Penelitian.
A. Metode Penelitian
Tujuan pokok dari penelitian ini adalah
mendeskripsi-kan dan menganalisis upaya pengembangan yang dilakukan
terhadap dosen PNSD (Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan)
pada Universitas Muhammadiyah Palembang. Dengan kata lain
bertujuan untuk memperoleh pemahaman (verstehen) dan peng
ertian (understanding) tentang suatu peristiwa atau peri
laku manusia yang berperan serta dalam pengembangan dosen
PNSD tersebut. Untuk mencapai tujuan semacam itu maka
penelitian ini paling cocok menggunakan pendekatan
kualitatif (lihat Cook dan Reichardt, 1982:10); atau Bogdan
dan Biklen, 1982:31).
Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode
etnografik, metode fenomenologis atau metode naturalistik.
Pendekatan atau metode penelitian semacam ini mempunyai karakteristik, antara lain: a) data diambil langsung dari
setting alami, b) penentuan sampel secara purposive, c) peneliti sebagai instrumen pokok, d) Lebih menekankan pada proses dari pada produk sehingga bersifat deskriftif anali-tik, e) analisis data secara induktif atau interpretasi
bersifat idiografik, dan f) mengutamakan makna di balik data (Bogdan dan Biklen, 1982: 27-29; Lincoln dan Guba,
1985: 39-42; Nasution, 1988: 9-12; Sudjana dan Ibrahim, 1989:197-200). Dengan demikian kaarakteristik-karakteristik
itulah yang dijadikan acuan bagi seluruh proses penelitian
ini.
Dengan karakteristik pertama, peneliti sendiri mengga-li data atau informasi secara langsung dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan suatu " perlakuan"
(treatment) seperti pada penelitian eksperimen.
Maksud pendekatan semacam ini adalah agar dapat diperoleh
suatu gambaran tentang fenomena sosial yang dinamakan kegiatan pengembangan, sebagaimana adanya. Hal ini sesuai dengan anjuran Philips (1967:17) yang mengatakan bahwa "Approaches to be used in studying social phenomena should be closely related and referred to the real condition where the phenomena exist".
Karakteristik kedua mengisyaratkan bahwa pengambilan sampel harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan
demikian jumlah sampel tergantung pada pertimbangan keleng-kapan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988: 32-33) menjelaskan bahwa untuk memperoleh informasi
"redundancy", ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa
dengan menggunaRan responden selanjutnya boleh di-katakan
tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.
Dengan kata lain sampel dianggap memadai apabila sudah
ditemukan pola tertentu dari informasi yang dikumpulkan.
Sebagaimana dijelaskan di atas, pengambilan data penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti, dengan kata lain "the researcher is the key instument through wich all data are collected an interpreted" (Williams, 1984:4). Karakteristik ini menempatkan peneliti sebagai instrumen
utama dalam penelitian kualitatif. Rasional dari karakter
istik ini adalah karenaa manusia (peneliti) mempunyai adaptabilitas yang tinggi, senantiasa dapat menyesuaikan
diri dengan situasi yang berubah-ubah, dan dapat senantiasa
memperhalus pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data yang terinci dan mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. (Nasution, 1988:54-55).
Karakteristik berikutnya berimplikasi bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata dari pada angka-angka, dan hasil
analisis-nyapun berupa uraian (Miles dan Huberman, 1984:15). Jadi laporan penelitian kualitatif kaya dengan deskripsi dan penjelasan tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus penelitian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam pene
litian kualitatif sama sekali bebas dari laporan yang
Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa sampel penelitian
kualitatif tidak didasarkan atas pertimbangan statistik,
tetapi berdasarkan ketuntasan informasi yang diperlukan.
Oleh karena itu analisis dalam penelitian ini bukan
bertu-juan untuk memperoleh generalisasi, tetapi data dianalisis
secara induktif untuk dicari "keajegan" atau polanya; untuk
selanjutnya dicari makna dari pola tersebut. Dengan demiki
an hasil penelitian ini bersifat idiografik, lebih mement-ingkan makna dalam konteks ruang dan waktu.
B. Unit Analisis Data Dan Sampel Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengembangan Dosen Pegawai
Negeri Sipil Yang Dipekerjakan (PNSD) pada Universitas
Muhammadiyah Palembang. Dengan demikian unit analisis
penelitian ini bersifat institusional dan individual dalam
arti yang menjadi fokus kajian adalah organisasi atau
lembaga-lembaga yang terkait dalam upaya pengembangan dosen PNSD tersebut dan atas nama individu dosen yang bersangku
tan .
Dalam penelitian kualitatif, jumlah sampel bukanlah
menjadi kriteria utama; tetapi lebih kepada sejauhmana
sampel dapat memberikan informasi sebanyak mungkin sesuai
dengan tujuan penelitian. Untuk itu pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposif
(purposive sampling). Sesuai dengan tujuan penelitian, maka
a.
Dosen Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan
pada Uni
versitas Muhammadiyah Palembang.
b. Para Dekan Fakultas di lingkungan Universitas Muhammadi
yah Palembang.
c
Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang,
yang dalam
hal ini diwakili oleh Pembantu Rektor I.d.
Koordinator
Kopertis Wilayah II, yang dalam
hal
ini
diwakili oleh Sub-bag. Bimbingan.Untuk sampel dosen PNSD diambil dua nara sumber ( 1
laki-laki dan 1 perempuan) dari setiap fakultas yang ada di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Palembang
sehingga
jumlahnya 10 orang (5 laki-laki dan 5 perempuan). Sedangkan
fakultas Ushuluddin tidak ada sampelnya,
karena memang
belum ada dosen PNSD.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
peneli
tian ini adalah: Wawancara, observasi dan studi
dokumenta-si.
Ketiga teknik
tersebut digunakan
untuk memperoleh
informasi yang saling menunjang atau melengkapi tentang
pengembangan dosen PNSD di lingkungan Universitas
Muhamma
diyah Palembang. Adapun instrumen penelitiannya adalah diri
peneliti sendiri (human instrumen).
Dalam wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawanca
ra
dengan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
terbuka.
Pedoman ini dimaksudkan untuk menjaga agar wawancara dapat
berlangsung tetap pada konteks permasalahan penelitian. Untuk melengkapi informasi dari wawancara tadi, dan sekaligus untuk melakukan recheck atau triangulasi, maka dilakukan pula observasi dan studi dokumentasi dengan melihat peristiwa-peristiwa dan catatan-catatan atau lapo ran tentang pelaksanaan pengembangan yang dilakukan oleh unit analisis penelitian.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982: 73-74), "keberhasilan
suatu penelitian naturalistik atau kualitatif sangat ter-gantung kepada ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti melengkapi diri dengan buku cata
tan. Buku catatan tersebut digunakan agar dapat mencatat hasil wawancara selengkap mungkin.
D. Pelaksanaan Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempu nyai batas-batas yang tegas, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi: 1) tahap orientasi, 2) tahap eksplorasi, dan 3) tahap membercheck (Lincoln dan Guba, 1985: 235-236; Nasution, 1988: 33). Untuk itu penelitian ini mengikuti prosedur tersebut.
1. Tahap Orientasi
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
lengkap dan jelas mengenai masalah yang hendak diteliti.
fokus penelitian berikut narasumbernya. Tahap ini dilaksa
nakan dari bulan April sampai Nopember 1992.
Pada tahap ini peneliti melakukan kunjungan secara
informal ke Universitas Muhammadiyah Palembang dan KOPERTIS Wilayah II Palembang sebagai lokasi penelitian guna
menjajagi lapangan dan mencari informasi awal untuk
menentukan permasalahan atau fokus penelitian. Selama itu
pula peneliti, dengan pengarahan dan bantuan dari dosen
pembimbing, menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk dijadikan arahan kerja pada tahap berikutnya.
2. Tahap Eksplorasi
Tahap ini dapat disebut sebagai penelitian yang
se-sungguhnya, yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tahap ini dilaksa
nakan setelah diberi rekomendasi atau izin penelitian dari
instansi yang berwenang, yakni mulai dari bulan Desember
1992 sampai Pebruari 1993.
Pengumpulan data atau informasi dilakukan melalui
wawancara dengan para nara sumber yang representatif seba
gaimana telah ditentukan pada sub-bab 2 di atas. Wawancara
dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagaimana terlampir (lihat lampiran) agar pembicaraan dapat berlangsung tera
rah, tetap pada konteks yang menjadi fokus penelitian.
Selain itu untuk melengkapi data yang terkumpul sekaligus
untuk mengecek atau triangulasi, peneliti melakukan obser
atau informasi selengkap mungkin digunakan buku catatan.
Dalam tahap ini juga dilakukan analisis dengan cara mereduksi data atau informasi, yakni dengan menyeleksi catatan lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang pen ting secara lebih sistematis agar dapat ditemukan tema atau polanya. Dengan cara ini dapat mempermudah peneliti untuk mempertajam gambaran tentang fokus penelitian.
3. Tahap Member Check
Tahap ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari
informasi-informasi yang telah dikumpulkan, agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya. Pengecekan informasi ini
dilakukan setiap kali peneliti selesai wawancara, yakni
dengan mengkonfirmasikan kembali catatan-catatan hasil
wawancara. Selain itu, setelah catatan lapangan tersebut
diketik dengan komputer, beberapa hari kemudian hasilnya dimintakan koreksi dari nara sumber yang bersangkutan.
Untuk lebih memantapkan lagi dilakukan pula observasi dan
studi dokumentasi serta triangulasi kepada responden maupun
nara sumber lain yang berkompeten. Dengan demikian waktu
pelaksanaan member check ini dilakukan seiring dengan tahap eksplorasi.
E. Prosedur Analisis Data
Untuk memahami dan memberikan makna kepada data yang
dikumpulkan maka dilakukan anlisis dan interpretasi. Dalam penelitian kualitatif ini, analisis dilakukan secara terus
menerus, semenjak data awal dikumpulkan sampai penelitian
berakhir. Selanj~utnya interpretasi atau penafsiran dilaku
kan dengan mengacu kepada rujukan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.
Kegiatan analisis data dilakukan dengan mengikuti
prosedur sebagaimana disarankan oleh Nasution (1988:129-130) dan Miles & Huberman (1984:21) sebagai berikut: (1)
reduksi data, (2) "display" data, dan (3) mengambil kesim-pulan dan verifikasi.
Reduksi data dilakukan dengan meringkas kembali cata-tan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal yang pokok atau penting, yang berkaitan erat dengan permasalahan pengemban gan yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya hal-hal pokok tadi dirangkum dalam susunan yang lebih sistematis sehingga dapat dengan mudah diketahui tema atau polanya. Untuk memudahkan melihat pola ini maka rangkuman tadi disajikan dalam bentuk matriks hasil penelitian. Dari pola yang tampak dalam display data itu selanjutnya dapat dita-rik suatu kesimpulan sehingga data yang dikumpulkan mempun yai makna.
Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa proses analisis ini dilakukan semenjak data awal dikumpulkan. Oleh karena itu kesimpulan yang ditarik pada awalnya bersifat sangat tentatif atau kabur. Untuk memantapkan kesimpulan tersebut agar lebih "grounded" maka verifikasi dilakukan sepanjang
menjamin
tingkat
kepercayaan hasil
penelitian,
sehingga
prosesnya
berlangsung sejalan dengan member check,
trian
gulasi dan "audit trail".
F. Signifikansi Hasil Penelitian
Tingkat
kebermaknaan proses maupun produk
suatu
penelitian kualitatif tergantung pada: a) kredibilitas
(validitas
internal), 2) transferabilitas
(validitas
eksternal),
c) dependabilitas (reliabilitas), dan
d)
konfirmabilitas (obyektivitas). (Nasution, 1988:
114-124;
Muhadjir, 1990: 150-159). Untuk
itu
penelitian
ini diusahakan dapat memenuhi kriteria-kriteria terse
but.
1. Kredibilitas
Kredibilitas
merupakan ukuran tentang kebenaran
data
yang dikumpulkan, yang dalam penelitian kuantitatif disebut
validitas internal. Kredibilitas dalam penelitian
kualita
tif
menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan
konsep
yang
ada pada responden atau nara sumber.
Untuk
mencapai
hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan, antara lain:
a.
Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan
men-bandingkannya dengan data dari sumber lain. Seperti
diketa-hui nara sumber penelitian ini adalah dosen PNSD
(Pegawai
Negeri
Sipil Dipekerjakan) pada
Universitas
Muhammadiyah
Palembang dan pejabat-pejabat yang terlibat dalam
kegiatan
data atau informasi dari seorang nara sumber, sekaligus
dilakukan pula pengecekan data atau informasi dari nara
sumber lain. Misalnya pada waktu wawancara untuk menggali
informasi dari pada Rektor, sekaligus pula digunakan untuk mengecek kebenaran informasi dari para dekan atau dosen
PNSD.
b. Pembicaraan dengan kolega (peer debriefing).
Dalam hal ini peneliti membahas catatan-catatan lapangan dengan kolega di Jurusan Administrasi Pendidikan
FKIP Uiversitas Muhammadiyah Palembang yang tidak
berkepen-tingan dengan penelitian ini, sehingga dapat memberikan pandangan-pandangannya yang netral atau obyektif. Pembica
raan ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih tajam, yang menantang tingkat
keper-cayaan hasil penelitian.
c. Penggunaan bahan referensi, yakni dengan menggunakan
hasil catatan. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh
gambaran yang lengkap tentang informasi yang diberikan oleh
nara sumber sekaligus dapat memahami konteks
pembicaraannya, sehingga kemungkian kekeliruan dapat
diperkecil.
d. Mengadakan member check, yakni pada setiap akhir wawan
cara dilakukan konfirmasi dengan nara sumber sehingga
apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila ada
kekurangan
dapat
ditambah dengan informasi
baru.
Dengan
demikian data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan
oleh nara sumber.
2. Transferabilitas
Kriteria ini dalam penelitian kuantitatif disebut dengan validitas eksernal, yakni hingga manakah hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi
lain. Dengan kata lain transferabilitas ini berkaitan dengan generalisasi. Menurut Nasution (1988: 118), bagi
peneliti kualitatif, transferability bergantung pada sipe-makai, yakni hingga manakah hasil penelitian itu dapat
mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu. Oleh karena itu transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada para pemakai. Apabila pemakai melihat ada situasi yang identik dengan permasalahan pengembangan yang dibahas dalam penelitian ini, maka pemakai dipersilahkan mengapli-kasikannya.
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Pengertian dependabilitas sejajar dengan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif, yang dimaksudkan untuk memba-has konsistensi suatu hasil penelitian. Dalam hal ini
dependabilitas menguji apakah penelitian ini dapat diulangi
atau direplikasi dengan menemukan hasil yang sama. Sedang kan konfirmabilitas berkenaan dengan obyektivitas hasil
penelitian.
Seperti diketahui situasi sosial pada hakekatnya
bersifat unik dan tidak dapat direkontruksi sepenuhnya
seperti semula. Oleh karena itu sangat sulit untuk mengukur
konsistensi
hasil
penelitian
tentang
pengembangan
ini.
Untuk
itu
guna menjaga kebenaran dan
obyektivitas
hasil
penelitian ini dilakukan "audit trail", yakni dengan melak
ukan pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
dila-porkan
memang demikian kejadiannya. Untuk kepentingan
ini
dilakukan antara lain:
a.
Mencatat selengkap mungkin hasil
wawancara,
observasi
maupun studi dokumentasi sebagai data mentah untuk kepentingan analisis selanjutnnya;
b.
Menyusun
hasil analisis dengan
cara
menyeleksi
data
mentah
di atas, kemudian merangkum
atau
menyususnnya
kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis;
c. Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai hasil sintesa
data; dan
d.
Melaporkan
seluruh proses penelitian, dari
sejak
pra
survey dan penyusunan disain sampai pengolahan datasebagaimana digambarkan dalam laporan penelitian ini.
Demikianlah
beberapa
ketentuan
dan
cara-cara
yang
telah
digunakan dalam pelaksanaan penelitian
ini.
Dengan
demikian kebermaknaan data yang terkumpul sudah
selayaknya
terbatas
dalam
penelitian ini.
Batas-batas
kebermaknaan
tersebut
dapat
dilampaui atau berlaku pula
pada
lingkup
yang lain, tetapi tetap tergantung kepada kesamaan
situasi
^^w*iv
iU ^
L^vJ!^^'
?
a s
32*
BAB. V
KESIHPULAH DAM SARAH
A. Kesimpulan
Hasil penelitin didapat nelalui kegiatan yang
berpedonan kepada prosedur penelitian. Kenudian hasil
penelitian tersebut dianalisa dengan berpedonan kepada
landasan teori, naka didapatkan suatu kesinpulan unun
di bawah ini.
Pengenbangan nerupakan upaya untuk neningkatkan
kenanpuan Dosen Pegawai Negeri Sipil yang
Dipeker-jakan (PNSD) pada Universitas Muhannadiyah Palenbang
dengan tujuan agar dosen tersebut nanpu nelaksanakan
tugasnya sebagai dosen, khususnya dalan nelaksanakan
kegiatan belajar nengajar.
Pengenbangan Dosen Pegawai Negeri Sipil yang
Dipekerjakan pada Universitas Muhannadiy