• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP BRAND IMAGE HOTEL ASTON BRAGA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP BRAND IMAGE HOTEL ASTON BRAGA BANDUNG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iv

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GAMBAR………. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belaka g Masalah ………. 1

B. Ide tifikasi Masalah ……….. 6

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Kegu aa Pe elitia ………. 6

1) Kegu aa Teoritis ………. 7

2) Kegu aa Praktis ……… 7

E. Siste atika Pe ulisa ………. 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kualitas Pelaya a da Kepuasa Ko su e ……….. 14

B. Bra d I age ………. 21

C. Alur Kera gka Berpikir ……….. 27

(2)

B. Operasio alisasi Varia el ……….. 30

C. Su er Data ……… 35

D. Pe gu pula Data ………. 35

E. Populasi da Pe ga ila Sa pel ………. 35

F. Analisis Data ……… 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaa U u Hotel Asto Braga Ba du g ……….. 40

1) Sejarah Si gkat ……….. 40

2) Profil Fasilitas U u Hotel Asto Braga Ba du g ………. 41

3) Struktur Orga isasi ……… 44

4) Visi da Misi ……… 46

B. Karakteristik Respo de ………. 48

C. Kualitas Pelaya a ……….. 57

D. Bra d I age ……… 76

E. Pe garuh Kualitas Pelaya a thd Bra d I age ………. 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesi pula ……….. 92

B. Saran-sara ………. 93

DAFTAR PUSTAKA………. 96

LAMPIRAN

(3)

DAFTAR TABEL

TABEL Hal.

1 Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Th 2005-200 ……… 1

2 Hasil Poling Tamu Aston Braga Bandung Th 2008-200 ……….. 3

3 Ga ara Usia Respo de ………... 49

4 Je is Kela i Respo de ……… 50

5 Ga ara Pekerjaa Respo de ………. 51

6 Ga ara Status Respo de ……….. 53

7 Ga ara Asal Respo de ……… 54

8 Pe didika For al Respo de ……… 55

9 Pe dapata Per ula Respo de ……… 57

10 Frekue si Ku ju ga ke Hotel ………. 58

11 Keha dala Hotel dl Me eri I for asi ……….. 60

12 Keha dala Hotel dl Prosedur ………. 61

13 Kaha dala Me udahka Hal Tek is ………. 62

14 Respo thd Keluha Ta u ……….. 63

15 Respo thd Sara ……… 64

16 Respo thd Kritika ……….. 65

17 Ke a pua Ad i istrasi Petugas ……….. 66

18 Ke a pua Tek is Petugas ………. 67

19 Ke a pua Sosialisasi Petugas ………. 68

20 Kepedulia Petugas Hotel ……….. 69

21 Kera aha Petugas Hotel ……….. 70

[image:3.595.126.521.185.758.2]
(4)

22 Kenyamanan Fasilitas Ruang Tunggu (Lobby) ……… 72

23 Ke ya a a Fasilitas Eksekutif da Bis is ………. 73

24 Ke ya a a Fasilitas U u ……… 74

25 Rekapitulasi I dikator Kualitas Pelaya a ……….. 75

26 Subvariabel Kualitas Pelayanan ……….. 77

27 Ra a ga , I terval Skor, da Kesi pula Var Kualitas Pelaya a ………….. 78

28 Pa da ga Ta u thd Kelas Hotel ……….. 80

29 Pa da ga Ta u thd Kualitas Hotel ……… 81

30 Rasa Suka Ta u thd Hotel ……….. 82

31 Pa da ga Ta u thd Harga Hotel ………. 83

32 Pa da ga Ta u thd Lokasi Hotel ……… 84

33 Pa da ga Ta u thd Fasilitas Hotel ……… 85

34 Pa da ga Ta u thd Keu ika Ko dotel ……… 86

35 Pa da ga Ta u thd Keu ika Lokasi Jl Braga ……… 87

36 Rekapitulasi I dikator Bra d I age ……….. 88

37 Subvariabel Brand Image ……….. 90

(5)

DAFTAR GAMBAR

1 Customer Perception of Quality and Customer Satisfaction ……… 15

2 Perceived Service Quality ………. 16

3 Keunggulan Bersaing yang dapat Dipertahankan ……….. 20

4 Alur Kerangka Berpikir ……… 27

5 Peta Lokasi Aston Braga Bandung ………. 44

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Bandung, selain dikenal sebagai Ibukota Propinsi Jawa Barat, juga

dikenal akan keindahan alamnya, sehingga pemerintahan kolonial Belanda pernah

memberikan julukan sebagai Paris van Java. Dalam perkembangannya Bandung

telah menjadi kota jasa sekaligus kota kuliner. Keistimewaan ini menjadikan

Bandung sebagai salah satu kota tujuan utama para wisatawan, baik yang berasal

dari dalam negeri maupun mancanegara.

Data yang ditunjukkan oleh Dinas Pariwisata Kota Bandung

memperlihatkan adanya peningkatan kunjungan wisatawan yang cukup signifikan.

Tabel 1. Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Th. 2005-2008

WISATAWAN 2005 2006 2007 2008

Dalam Negeri 1.750.000 1.8/37.500 1.925.000 3.875.130

Mancanegara 87.000 91.350 81.997 59.214

J u m l a h 1.837.000 1.928.850 2.016.997 3.934.344

Sumber : Dinas Pariwisata kota Bandung, 2010

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ini tentunya akan memberi

dampak positif bagi perkembangan industri perhotelan di Bandung. Sehingga

(7)

berdirinya hotel-hotel baru, yang tentunya diikuti dengan persaingan yang juga

semakin ketat di antara hotel-hotel tersebut.

Hotel merupakan bagian integral dari usaha pariwisata yang disebutkan

sebagai suatu usaha akomodasi yang dikomersialkan dengan menyediakan

berbagai fasilitas, dimana Sales and Marketing Department merupakan

jantungnya karena sangat diandalkan untuk memperkenalkan produk perusahaan,

mencari relasi baru, dan memenangkan persaingan dengan para kompetitornya

guna mendukung kemajuan usaha hotel.

Hotel yang dijadikan objek bagi penelitian ini adalah Aston Braga Hotel

and Residence (ABHR) yang terletak di Jalan Braga no. 99-101, Bandung. Hotel

berbintang 4 ini telah sukses memperkenalkan tipe kondominium hotel (kondotel)

kepada pasar, terutama kalangan keluarga. Pemberian harga corporate yang tepat

telah dipasarkan dengan sangat baik oleh departemen Sales & Marketing sehingga

pengembangan link Aston Braga menjadi lebih luas dan memiliki landasan kuat di

Indonesia. Dilihat dari segmentasi pasar, Aston Braga telah memiliki kekuatan

dalam korporasi, pemerintahan, dan travel agent. Agar dapat melakukan penetrasi

segmen pasar yang lebih besar, haruslah dilakukan berbagai usaha yang tidak

menurunkan nilai jual hotel di mata konsumennya. Berbagai keterbatasan yang

ada, bisa ditutupi dengan bermacam macam bentuk pelayanan yang baik, seperti

penyediaan akomodasi ekstra yang meningkatkan kenyamanan para tamu. Target

ekspetasi untuk meningkatkan revenue dan peningkatan occupancy di Kota

Bandung pada tahun 2012 adalah pencapaian yang menjadi sasaran tersendiri bagi

(8)

Seperti yang diberitakan pada situs pariwisata virtualtourist.com, Hotel

Aston Braga Bandung menduduki peringkat 3 besar, dari hotel-hotel berbintang 3

dan 4 terpopuler di Kota Bandung. Demikian pula situs hotelscombined.com

menempatkan Hotel Aston Braga pada posisi 7 besar dari seluruh hotel berbintang

di kota Bandung. Untuk contohnya, berikut adalah tabel polling dari situs

tripadvisor.com mengenai review tamu yang telah menginap di Aston Braga,

[image:8.595.114.507.229.636.2]

berkisar dari tahun 2008-2009:

Tabel 2. Hasil Polling Tamu Aston Braga Bandung Th. 2008-2009

Star Rating Jumlah %

1 star 2 org 2 %

2 star 8 org 9 %

3 star 14 org 15%

4 star 52 org 57%

5 star 15 org 16%

Keterangan:

1 star : sangat buruk jumlah: 2 org 2 star : buruk jumlah: 8 org 3 star : standar jumlah: 14 org 4 star : baik jumlah: 52 org 5 star : sangat baik jumlah: 15 org

Tampilan fisik Aston Braga tidak terlalu extravagant, serta kamar

standarnya ditata minimalis dan tidak berlebihan, namun rupanya hal tersebut tak

menjadi penilaian pertimbangan utama bagi para tamunya. Ternyata faktor

(9)

bernilai bagi tamu, karena dengan itu mereka merasa nyaman dan diperhatikan.

Aston Braga seringkali menerima bookingan rombongan wisatawan sepanjang

tahun, baik dari dalam maupun luar negeri. Banyak dari tamu asing individual,

dari kedutaan, maupun pemerintahan yang akhirnya memutuskan untuk menjadi

long stayed guest di sana.

Kondisi yang terlihat memperlihatkan bahwa sebagian besar tamu yang

telah menginap memiliki kepuasan tinggi dengan memberi penilaian 4 & 5 star

(baik & sangat baik), mengindikasikan bahwa Hotel Aston Braga Bandung cukup

mapan dalam persaingan dan telah mempunyai citra atau brand image yang baik

di mata tamu. Hal ini tidak terjadi semata-mata tanpa koordinasi yang baik antar

departemennya, tetapi juga dikarenakan oleh salah satu keunggulan dari Aston

Braga sendiri, yakni kualitas pelayanan yang diberikan oleh para pegawai hotel.

Perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan

mengakibatkan konsumen merasa mendapatkan kepuasan, maka akan tercipta

loyalitas konsumen, dan sebaliknya (Kotler, 2002: 104). Hal ini juga berkaitan

erat dengan brand image yang tercipta di masyarakat. Brand image merupakan

aset bagi tiap perusahaan, karena dapat membangun kredibilitas masyarakat

terhadap brand yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam hal ini Aston Braga

sendiri telah berupaya sebaik baiknya dalam membangun citra positif guna

menampilkan brand image akan hotel yang baik dan terkenal tentunya.

Sebagaimana diutarakan Betchel (Trave Edisi Khusus: 1/2008/12), yang

mengemukakan merek sebagai berikut, “Merek (image) yang kuat sudah tentu

(10)

yang tidak terkenal.” Dengan meningkatnya popularitas merek, dalam hal ini

menyangkut nama Aston Braga Hotel and Residence, akan menjadi pertimbangan

tersendiri bagi para tamu yang memutuskan untuk menginap disana. Walaupun

masih merupakan indikasi, penjelasan di atas tentunya fenomena yang menarik

untuk diteliti. Pertanyaan yang melihat apakah dengan meningkatnya kualitas

pelayanan suatu hotel akan diikuti dengan kecenderungan perubahan brand image

di masyarakat, serta pengaruhnya terhadap loyalitas tamu dalam memilih hotel

tersebut, tentunya perlu dijawab. Karena itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang melihat secara lebih objektif tentang sejauh mana kualitas

pelayanan suatu hotel dapat mempengaruhi brand image hotel itu.

Para konsumen/tamu hotel pun perlu ditinjau pendapatnya tentang fakta

pelayanan yang dialaminya, yang sekaligus bisa memperlihatkan arah preferensi

tamu tersebut berkaitan dengan pilihannya di Hotel Aston Braga. Penelitian ini

juga berguna untuk melihat gambaran keunggulan Hotel Aston Braga dibanding

para pesaingnya sesama hotel berbintang 4, terutama pada wilayah yang sama.

Atas dasar kesemuanya itu, penulis memberi judul skripsi ini “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Brand Image Hotel Aston Braga Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diambil

pokok permasalahan sebagai berikut :

1) Bagaimana kualitas pelayanan di Hotel Aston Braga Bandung ?

(11)

3) Bagaimana kualitas pelayanan tersebut mempengaruhi brand image Hotel

Aston Braga Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Selaras dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1) Mengetahui kualitas pelayanan Hotel Aston Braga Bandung.

2) Mengetahui brand image Hotel Aston Braga Bandung.

3) Mengetahui bagaimana kualitas pelayanan tersebut mempengaruhi brand

image Hotel Aston Braga Bandung.

D. Kegunaan Penelitian

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan bagi

Program Studi Resort & Leisure yang bergerak di bidang perhotelan, berkaitan

dengan pencapaian brand image suatu hotel dan kondisi loyalitas konsumennya

dilihat dari pelayanan yang diberikan hotel tersebut.

2) Kegunaan Praktis

(12)

a. Objek penelitian, yaitu Aston Braga Hotel and Residence, sebagai salah satu

bahan masukkan dalam perumusan strategi pelayanan, meningkatkan

pencitraan dan daya saingnya di Kota Bandung.

b. Peneliti lain, yang memerlukan bahan literatur, bahan komparasi atau

peningkatan wawasan kepariwisataan, khususnya di bidang yang terkait

dengan perhotelan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Landasan teori ini merupakan kajian yang mengungkap berbagai teori yang

berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Menyajikan tentang metode penelitian yang digunakan, data yang diambil, teknik

(13)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mengungkap hasil-hasil penelitian beserta pembahasannya secara konprehensif

berdasarkan data, fakta dan hasil analisis penelitian yang telah teruji.

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Menyampaikan beberapa kesimpulan, dan juga rekomendasi objektif berdasarkan

(14)
(15)
(16)
(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian & Metode yang Digunakan

Penelitian ini bersifat studi kasus, yaitu suatu penelitian yang dilakukan

dalam ruang lingkup yang terbatas, namun secara mendalam. Sifat penelitian

studi kasus ini dalam analisisnya lebih mengarah pada kedalamannya dibanding

keluasannya (Rusidi, 2002 :42). Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kasus

di Hotel Aston Braga di Bandung.

Lebih lanjut, Rusidi mengungkapkan bahwa dalam upaya mencapai

perwujudan ilmu, penelitian studi kasus ini masuk dalam penelitian eksploratif,

yaitu penelitian tahap awal yang ditujukan untuk mencari/menggali

masalah-masalah dari suatu fenomena. Penelitian studi kasus umumnya dilakukan secara

descriptif analysis, di mana tidak dituntut pengajuan hipotesis untuk diuji

kebenarannya.

Deskriptif analitis, adalah metode yang bertujuan memberikan gambaran

secara akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari variabel yang diteliti untuk

kemudian dianalisa dan ditarik kesimpulan. Whitney (1960) berpendapat, metode

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian

deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang

berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang

hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta

(18)

Dalam analisisnya, selain menggunakan metode deskriptif, penelitian ini

juga dilengkapi dengan model-model statistika deskriptif seperti analisis regresi

dan korelasi, tabel-tabel, grafik-grafik, dll, Selain itu juga dilengkapi metode

narasi dan metode teknik skoring (Harun AlRasyid, 1994:52). Melalui metode

tersebut diharapkan bisa mengungkap jawaban terhadap masalah penelitian secara

objektif.

B. Operasionalisasi Variabel

Definisi Variabel

Penelitian yang dilakukan beserta variabel yang ada didasarkan pada

pendapat dari beberapa pakar. Untuk lebih jelasnya konsepsi dari variabel berikut

narasumbernya dirumuskan sebagai berikut:

(1) Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan bergantung pada lima dimensi pelayanan yang

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, yaitu reliability, responsiveness,

assurance, empathy, dan tangible (Zeithaml and Bitner, 2002:83-84). Reliability

menyangkut kemampuan untuk menyajikan pelayanan yang akurat dan

memuaskan, responsiveness menyangkut kesadaran untuk membantu tamu dan

menyediakan segala kebutuhannnya, assurance menyangkut jaminan akan akan

keselamatan dan pemenuhan kebutuhan tamu, empathy menyangkut kesopanan,

sikap menghargai dan bersahabat yang diperlihatkan terhadap tamu, sedangkan

(19)

(2) Brand Image

Keller dalam Martinez, Polo dan Chernatony (2008:108) menyatakan

bahwa brand image/ citra merek berhubungan dengan asosiasi ( atribut, manfaat,

dan sikap), kesukaan (favorability ), kekuatan ( strength) dan keunikan asosiasi

merek (uniqueness of brand associations).

Wilkie (2002) dalam Hsieh, Pan dan Setiono (2004:252) menyatakan

asosiasi merek berdasarkan prinsip kognitif dan psikologikal. Keller menjelaskan

bahwa atribut (attribute) merujuk kepada fitur deskriptif yang menjadi ciri suatu

produk atau jasa, manfaat (benefit) adalah nilai personal yang didapat konsumen

dari produk atau jasa, sedangkan sikap merek secara keseluruhan (overall brand

attribute) merupakan keseluruhan evaluasi konsumen terhadap produk.

Asosiasi merek harus disukai ( favorability of brand association), hal ini

terjadi jika perusahaan mampu menyampaikan asosiasi tersebut. Penyampaiannya

ditentukan oleh tiga faktor, yaitu kemampuan aktual atau potensial suatu produk,

prospek saat ini atau di masa yang akan datang untuk mengkomunikasikan

kinerja, dan keberlanjutan secara aktual akan kinerja yang dikomunikasikan.

Asosiasi merek yang kuat (strength of brand association) dapat dihasilkan

oleh kedalaman berfikir seseorang tentang informasi produk dan dihubungkan

dengan pengetahuan merek yang telah ada. Dua faktor yang dapat memperkuat

asosiasi dengan informasi adalah hubungan personal dan konsistensi dari

informasi yang disampaikan.

Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) dapat

(20)

dengan produk. Hal ini akan menjadi ciri khas yang membedakan satu perusahaan

dari perusahaan lainnya.

Variabel Subvariabel Indikator

Kualitas Pelayanan

( sumber: Zeithaml and

Bitner, 2002:83-84)

Reliability

Responsiveness

- Tingkat kehandalan memberi

informasi.

- Tingkat kehandalan petugas

dalam masalah prosedur.

- Tingkat kehandalan petugas

memudahkan hal teknis.

- Tingkat respon terhadap

keluhan tamu.

- Tingkat respon terhadap saran.

- Tingkat respon terhadap

(21)

Assurance

Empathy

Tangible

- Tingkat kemampuan

administrasi petugas.

- Tingkat kemampuan teknis

petugas.

- Tingkat kemampuan sosial

petugas.

- Tingkat kepedulian staf hotel.

- Tingkat keramahan staf hotel.

- Tingkat kesigapan melayani

kebutuhan tamu.

- Tingkat kenyamanan fasilitas

ruang tunggu (lobby).

- Tingkat kenyamanan fasilitas

eksekutif dan bisnis.

- Tingkat kenyamanan fasilitas

(22)

Brand Image/ Citra

Merek

(sumber: Keller dalam

Martinez, Polo dan

Chernatony, 2008:108)

Asociation

Favorability

Strenght

Uniqueness

- Tingkat pandangan tamu

terhadap kelas hotel.

- Tingkat pandangan tamu

terhadap kualitas hotel.

- Tingkat rasa suka tamu

terhadap hotel.

- Tingkat pandangan tamu

terhadap harga hotel.

- Tingkat pandangan tamu

terhadap lokasi hotel.

- Tingkat pandangan tamu

terhadap fasilitas hotel.

- Pandangan terhadap keunikan

kondotel.

- Pandangan terhadap keunikan

(23)

C. Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dan informan dengan

menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh

melalui studi pustaka, dari arsip-arsip Hotel Aston, Dinas Pariwisata Kota

Bandung, serta dinas-dinas atau instansi terkait lainnya.

D. Pengumpulan Data

Cara pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu dengan :

a. Menggunakan kuesioner, yang telah dipersiapkan.

b. Wawancara langsung kepada responden dan informan.

c. Observasi langsung, berdasarkan pengamatan di lapangan.

d. Studi Pustaka, berdasarkan literatur atau kearsipan yang ada.

E. Populasi & Pengambilan Sampel

Sebagai penelitian studi kasus, penelitian ini dilakukan terbatas pada

sebuah institusi, yaitu Hotel Aston Braga, yang berada di Jalan Braga Bandung.

Untuk pendalaman analisisnya, khususnya dalam melihat preferensi tamu

sehubungan dengan pilihannya terhadap Hotel Aston Braga, penelitian ini

menarik sampel dari para wisatawan yang menjadi tamu hotelnya. Sampel tamu

(24)

(sedapatnya pada saat penelitian) dari populasinya, yaitu seluruh tamu hotel pada

saat dilakukan penelitian. Pengambilan ukuran sampel ini berdasarkan pendapat

Sudjana (2002:35) yang menyatakan bahwa banyak peneliti umumnya sudah

merasa cukup dengan ukuran sampel 30 orang, khususnya dalam penelitian sosial.

Demikian pula mengingat ukuran populasi yang belum diketahui, dan tingkat

kesulitan mendapatkan tamu hotel yang mau menyediakan waktu untuk

diwawancarai, maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ternik sampling nonprobabilitas (tidak random/acak), yaitu accidental sampling.

Konsekuensi dari teknik sampling ini adalah kesimpulannya bersifat terbatas

hanya berlaku pada sampel pada saat penelitian, tidak dapat digeralisir untuk

seluruh tamu hotel dalam jangka panjang. Namun setidak-tidaknya penelitian ini

dapat memberikan indikasi objektif dan ilmiah yang dapat bermanfaat bagi pihak

hotel.

F. Analisis Data

(1) Untuk menjawab masalah penelitian yang pertama yaitu melihat kualitas

pelayanan terhadap para tamu hotel Aston Braga Bandung, akan dianalisis

secara deskriptif, yaitu dengan memberi uraian berdasarkan fakta pendapat

yang dikemukakan responden tamu hotel. Kesimpulan secara kualitatif dilihat

berdasarkan kemungkinan kesimpulannya dalam 5 kriteria, yaitu posisi

(25)

a) Sangat Baik

b) Baik

c) Kurang Baik

d) Tidak Baik

e) Sangat Tidak Baik

(2) Untuk menjawab masalah penelitian yang kedua, yaitu melihat bagaimana

posisi brand image Hotel Aston Braga Bandung menurut para konsumennya,

juga akan dianalisis secara deskriptif. Dalam analisisnya di dukung dengan

data-data dalam model tabel, grafik-grafik maupun diagram/chart.

Kesimpulan secara kualitatif dilihat berdasarkan kemungkinan kesimpulannya

dalam 5 kriteria, yaitu posisi brand image :

a) Bercitra Sangat Baik

b) Bercitra Baik

c) Bercitra Kurang Baik

d) Bercitra Tidak Baik

e) Bercitra Sangat Tidak Baik

(3) Untuk menjawab masalah penelitian yang ketiga, yaitu bagaimana kualitas

pelayanan yang dialami tamu hotel mempengaruhi brand image hotel Aston

Braga Bandung, akan diungkap secara statistika deskriptif, berupa gambaran

hasil analisis, dengan di dukung data-data dalam model tabel, grafik-grafik

maupun diagram/chart. Kajian analisisnya pun didukung melalui analisis

(26)

Analisis Regresi :

X b a

Yˆ 

a = Koefisien Intersep

b = Koefisien Regresi

X = Variabel Kualitas Pelayanan

Y = Variabel Brand Image

Nilai a dan b diperoleh melalui :

 

2 2

X

X

n

Y

X

XY

n

b

n

X

b

Y

X

b

Y

a

Untuk menguji hipotesis di atas perlu dihitung statistik

i b i s b t

 

 

2 2 . 1 r x s s ij y bi  

Kriteria penolakan H0 jika t hitung > t(,n-k-1) atau p-value < dari nilai =0,05

(27)

Analisis Korelasi :

 

 

2 2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

X = Variabel Kualitas Pelayanan

Y = Variabel Brand Image

n = Ukuran sampel

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap brand image dalam persepsi tamu hotel

secara kuantitatif dilihat melalui nilai koefisien determinasinya (KD):

KD = r2 x 100 %

Kriterianya adalah, semakin mendekati nilai 100 %, maka semakin besar

pengaruh kualitas pelayanan konsumen terhadap brand image, sebaliknya

(28)
(29)
(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pendapat responden tentang kualitas pelayanan yang diberikan pihak hotel

umumnya baik, sehubungan kualitas pelayanan ini sudah mencapai kondisi

yang diharapkan responden. Unsur yang paling mendukung terhadap baiknya

kualitas pelayanan tersebut berasal dari faktor reliability, yaitu kemampuan

untuk menyajikan pelayanan yang akurat dan memuaskan, seperti kehandalan

dalam memberi informasi, memudahkan beberapa prosedur tertentu, dan

hal-hal teknis lainnya.

2. Secara umum responden juga berpendapat bawa Hotel Aston Braga Bandung

sudah mempunyai brand image atau citra yang baik dari kondisi yang

diharapkan mereka. Unsur yang paling mendukung terhadap brand image

berasal dari faktor favorability atau kesukaan secara pribadi, sehingga

cenderung menjadi tamu yang loyal.

3. Hasil analisis statistika (regresi dan korelasi) menunjukkan baiknya dan

eratnya kualitas pelayanan dalam mempengaruhi brand image Hotel Aston

Braga Bandung. Nilai pengaruh yang cukup besar ini mengindikasikan cukup

pentingnya pihak manajemen hotel memprioritaskan aspek kualitas pelayanan,

(31)

B. Saran-saran

1. Berkaitan dengan dimensi pembentuk dari kualitas pelayanan yang terdiri

dari: reliabilitas, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible, walau

secara umum penilaian responden sudah baik, namun ada beberapa indikator

dari kualitas pelayanan ini yang perlu dibenahi, diantaranya pihak hotel dapat

lebih meningkatkan lagi responnya terhadap berbagai keluhan atau

ketidakpuasan para tamunya, sehubungan faktor ini memiliki nilai proporsi

terkecil dari semua indikator kualitas pelayanan. Solusinya diantaranya adalah

dengan mendengarkan dengan baik apa yang dikeluhkan tamu dan

menuliskannya dengan spesifik agar bisa segera ditanggulangi. Meminta

maaf dengan tulus juga akan membantu memperbaiki suasana tak

mengenakan yang mungkin tercipta, bahkan jika diperlukan, juga memberikan

service tambahan sebagai kompensasi akan ketidakpuasan yang dirasakan

tamu. Selain yang sudah disebutkan, berikut disertakan beberapa saran yang

mungkin berguna diterapkan oleh departemen personalia (HRD):

a. Mengadakan briefing dan pelatihan rutin tiap seminggu/ dua minggu

sekali mengenai standar operasional pelayanan. Disini pegawai dilatih

untuk menampilkan kualitas prima baik dalam memasang sikap ataupun

memberikan tanggapan saat tamu mengajukan complain. Termasuk

pelatihan cara menyampaikan salam yang benar disertai sikap bersahabat,

baik dalam bahasa Indonesia maupun internasional.

b. Manajer dalam tiap departemen sebaiknya melakukan pemantauan/

(32)

dibawahnya. Pastikan mereka mengerti dan menerapkan apa yang

dipelajari dalam pelatihan.

c. Jika terdapat kesalahan yang tidak disengaja, para manajer sebaiknya

memberikan pengarahan dengan cara yang bijak, sehingga pegawai hotel

dapat menerimanya dan belajar dari kesalahan tersebut tanpa merasa

tertekan. Sebaliknya apabila terdapat pegawai hotel yang sengaja berlaku

kurang sopan atau sengaja tak menerapkan standar operasional pelayanan

dengan seharusnya setelah mendapat teguran, atasannya wajib bertindak

tegas dengan memberikan sanksi.

2. Berkaitan dengan dimensi pembentuk brand image yang terdiri dari;

association, favorability, strength, dan uniqueness, secara umum responden

menilai Hotel Aston Braga Bandung sudah mempunyai brand image atau citra

yang baik. Namun dari semua indikator pembentuk brand image ini, yang

paling lemah kondisinya adalah penilaian terhadap harga atau tarif hotel.

Walau nilai persentase ini tidak kecil, namun tidak ada salahnya masalah

harga atau tarif hotel dipertimbangkan atau dievaluasi kembali oleh pengambil

kebijakan di hotel, dengan membandingkannya dengan para kompetitornya di

kota Bandung. Atau setidaknya jika hal tersebut sulit untuk dilakukan,

tingkatkanlah kualitas yang sebanding dengan tarif harga yang ada, bisa dari

faktor pelayanan ataupun fasilitas fisik. Berikut saran saran yang diberikan:

Faktor pelayanan:

a. Perekrutan pegawai yang lebih kompeten dilihat dari segi ability

(33)

b. Penanganan masalah teknis yang lebih sigap dan terorganisir, sehingga

tamu yang memiliki masalah akan mendapat kesan bahwa pegawai hotel

memiliki standar kualitas yang tinggi, setimpal dengan ekspetasi akan

biaya/ pengeluaran yang mereka berikan.

c. Meningkatkan kualitas penampilan, disiplin, dan kinerja kerja prima bagi

pegawai yang berinteraksi di depan tamu maupun di bagian operasional

maupun back office. Hal ini untuk menjaga agar citra baik brand image

hotel tetap terjaga, malah juga diharapkan semakin meningkat

kredibilitasnya dimata para tamunya.

Faktor kualitas fisik:

a. Menjaga kebersihan, kerapihan, dan meningkatkan nilai estetik tiap

interior ruangan yang dimiliki.

b. Meningkatkan kenyamanan kamar dan berbagai fasilitas umum, seperti

lobby, business center, relaxation center (spa, swimming pool, gym,dll),

restaurant, rest room, gift shop, dan parking area.

c. Menerapkan dekorasi yang tidak monoton namun juga tidak berlebihan,

guna menjaga mood para tamu, bahkan diharapkan dapat mengesankan

mereka.

3. Bagi para peneliti yang beminat melakukan penelitian sejenis, maka upaya

mengungkap faktor lain di luar kualitas pelayanan, yang juga mempengaruhi

brand image, merupakan tantangan menarik, dan tentu saja hal ini dapat

(34)
(35)
(36)

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, Harun. 1998. Statistika Sosial, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung.

Brass, J.L.2001. Community Tourism Assesment Handbook. Old Main Hill: Western Rural Development Center.

Guilford, J.P. 1997. Psychometric Methods. McGraw Hill Publishing Company Limited

Heskett, J.L., and WE Sasser Jr., and L.A. Schlesinger. 2001. The Service Profit Chain. New York: Free Press.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Cetakan XI. Jakarta: Nusa Indah.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.

M, Kuntoro, dkk. 1999. Analisa Keputusan. Bandung: Ganeca Exact.

Porter, Michael E. 2002. Competitive Advantages: Creating and Susutaining Superior Performance. New York: Pree Press.

Rangkuti, Freddy. 2008. The Power Of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rusidi. 2002. Pedoman Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPT Penerbitan Ikopin.

Sudjana. 2002. Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung: Tarsito.

(37)

Wiyanti, Setyo Hari. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana UI.

Yoeti, Oka A.1999. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Zeithaml, Valarie A, and Mary Jo Bitner .1996. Service Marketing. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

http://www.hotelscombined.com

http://jurnal-sdm.blogspot.com

http://www.tripadvisor.com

Gambar

TABEL
Tabel 2. Hasil Polling Tamu Aston Braga Bandung Th. 2008-2009

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian di PT PDP, dan dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan yaitu: (1) GKM berpengaruh terhadap kinerja karyawan; (2) GKM berpengaruh terhadap kepuasan

[r]

Group Formations 1 and 3 were for Learning Together implementation while Group Formation 2 was for Jigsaw implementation where each student was assigned to be

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Disusun oleh:

Trafik Telepon pada Sistem GSM (Global System Mobile) dengan.. Menggunakan

[r]

Study of effective factors on customers trust in electronic banking services: Case study Melli Bank in Ardabill City.. Interdisciplinary Journal of Comtemporary

Dengan menggunakan analisis regresi berganda inaka kita dapat mengetahui apakab ada hubungan korelasi antara faktor promosi dan personal selling dalam meningkatkan penjualan pada