• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar 376/UN.40.FPEB.I.PL/2012

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI

SE-KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

RINI RIZKI SETIAWATI

0807108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN

EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Oleh

Rini Rizki Setiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Rini Rizki Setiawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN

EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Bandung, Februari 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kusnendi, MS. Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si.

NIP. 19600122 198403 1 003 NIP. 19641203 199302 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM.

(4)

ABSTRAK

Rini Rizki Setiawati (0807108). “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kota Bandung”. Di bawah bimbingan Dr. Kusnendi, MS dan Dr. A. Jajang W Mahri M.Si

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri Kota Bandung.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey. Sampel yang digunakan sebanyak 43 guru ekonomi SMA Negeri se-Kota Bandung dengan tekhik analisis data menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan analisis data menggunakan

Methode Succesive Interval (MSI) dan uji analisis jalur dengan program SPSS 11.5.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah termasuk pada kategori tinggi, motivasi kerja guru berada pada kategori tinggi dan kinerja mengajar pada kategori tinggi. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pada sub-struktur 1 variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Sedangkan pada sub-struktur 2, gaya kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru dan motivasi kerja juga mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru..

(5)

ii

ABSTRACT

Rini Rizki Setiawati (0807108). “Effect of Principal Leadership Style and Motivation Work on Teaching and Teacher Performance Teacher Lesson In Economics High School District as Bandung”

Under the guidance of Dr. Kusnendi, MS. and Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si.

The study was conducted to determine the influence of the principal's leadership style and motivation of teachers to teach economics teacher performance on economic subjects in high schools in Bandung.

In this study, the target object of research subjects are economics teacher in high schools Bandung. The method used in this research is the survey method. The samples used were 43 economics teacher taken by proportionate stratified random sampling. Data collection techniques by using a questionnaire as a data collection tool and data analysis using the Methode Succesive Interval (MSI) and the test program path analysis with SPSS 11.5.

The results of this study indicate that the principal's leadership style included in the high category, motivation of teachers at the high category and teaching performance in the high category. Principal's leadership style has a positive and significant impact on work motivation, The principal's leadership style has a positive and significant impact on the performance of teachers, and motivation also has a positive and significant effect on the performance of teachers to teach. And together the principal's leadership style and motivation have a positive and significant impact on teacher performance.

(6)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 ManfaatPenelitian ... 10

1.3.2.1 Manfaat Praktis ... 10

1.3.2.2 Manfaat Teoritis ... 10

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Kinerja Individu ... ... 11

2.1.1.1 Konsep Kinerja ... 11

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja ... 13

2.1.1.3 Model-Model Kinerja ... 16

2.1.2 Kinerja Guru ... 18

2.1.2.1 Konsep Kinerja Guru ... 18

2.1.2.2 Penilaian Kinerja Guru ... 19

2.1.2.3 Pengukuran Kinerja Guru... 29

2.1.3 Kepemimpinan ... 31

2.1.3.1 Konsep Kepemimpinan ... 31

2.1.3.2 Perilaku Kepemimpinan ... 32

2.1.3.3 Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 35

2.1.3.4 Fungsi dan Peranan Kepala Sekolah ... 36

2.1.4 Motivasi Kerja ... 42

2.1.4.1 Konsep Motivasi Kerja ... 42

2.1.4.2 Teori-teori Motivasi ... 43

2.1.4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi ... 50

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 52

2.2 Kerangka Pemikiran ... 54

2.2.1 Keterkaitan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja ... 55

(7)

x

2.2.3 Keterkaitan antara Motivasi Kerja dengan Motivasi Kerja ... 58

2.3 Hipotesis ... 62

BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 64

3.1 Objek Penelitian ... 64

3.2 Metode Penelitian... 64

3.3 Populasi dan Sampel ... 65

3.3.1 Populasi ... 65

3.3.2 Sampel ... 66

3.4 Operasionalisasi Variabel... 66

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 68

3.6 Instrumen Penelitian... 69

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian... 71

3.7.1 Uji Validitas ... 71

3.7.2 Uji Reabilitas ... 73

3.8 Uji Multikolinieritas ... 74

3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 75

3.9.1 Teknik Analisis Data ... 75

3.9.2 Pengujian Hipotesis ... 83

3.9.2.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 83

3.9.2.2 Pengujian Hipotesis secara Simultan Uji F ... 84

3.9.2.3 Pengujian Hipotesis secara Parsial Uji t ... 84

3.9.2.4 Pengujian Overall Model Fit dengan Statistic Q dan atau W ... 86

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 87

4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 87

4.2 Deskripsi Umum Responden... 90

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 90

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 91

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Bekerja ... 92

4.3 Analisis Instrumen Penelitian ... 93

4.3.1 Uji Validitas ... 93

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 94

4.4 Uji Multikolinieritas ... 95

4.5 Deskripsi Variabel Penelitian ... 96

4.5.1 Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 97

4.5.2 Variabel Motivasi Kerja (X2) ... 101

4.5.3 Variabel Kinerja Mengajar (Y) ... 105

4.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 109

4.6.1 Analisis Path Sub-struktur 1 ... 110

4.6.2 Analisis Path Sub-struktur 2 ... 114

4.6.3 Uji Kesesuaian Model (Overall Model Fit) ... 118

4.6.4 Dekomposisi Pengaruh Antarvariabel ... 119

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

(8)

4.7.2 Motivasi Kerja (X2) ... 124

4.7.3 Kinerja Mengajar Guru (Y)... 126

4.7.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Motivasi Kerja (X2) ... 127

4.7.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar (Y) ... 129

4.7.6 Pengaruh Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Mengajar (Y) ... 131

4.7.7 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Mengajar (Y) ... 132

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 136

5.1 Kesimpulan ... 136

5.2 Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA………. 141 LAMPIRAN

(9)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi

SMA Negeri Kota Bandung Tahun 2010/2011 ... 3

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 52

Tabel 3.1 Jumlah Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri Se-Kota Bandung ... 65

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 67

Tabel 3.3 Skor Jawaban Skala Likert ... 71

Tabel 4.1 Banyak Sekolah dan Jenis Sekolah Negeri dan Swasta Di Kota Bandung Tahun 2010/2011 ... 88

Tabel 4.2 Profil Sekolah ... 89

Tabel 4.3 Alamat Asal Responden ... 90

Tabel 4.4 Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 91

Tabel 4.5 Penyebaran Responden Berdasarkan Usia ... 91

Tabel 4.6 Penyebaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 92

Tabel 4.7 Jumlah Item Angket ... 93

Tabel 4.8 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 94

Tabel 4.9 Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 95

Tabel 4.10 Nilai VIF & Tolerance ... 96

Tabel 4.11 Deskripsi Skor Pencapaian Gaya Kepemimpinan Kepala sekolah (X1) ... 97

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 98

Tabel 4.13 Gambaran Tingkat Ketercapaian Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Berdasarkan Setiap Dimensi ... 99

Tabel 4.14 Deskripsi Skor Pencapaian Motivasi Kerja (X2) ... 101

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Motivasi Kerja ... 103

Tabel 4.16 Gambaran Tingkat Ketercapaian Motivasi Berdasarkan Setiap Dimensi ... 103

Tabel 4.17 Deskripsi Skor Pencapaian Kinerja Guru (Y) ... 105

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Kinerja Guru ... 107

Tabel 4.19 Gambaran Tingkat Ketercapaian Kinerja Guru Berdasarkan Setiap Dimensi ... 107

Tabel 4.20 Matriks Korelasi antar Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen ... 110

Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Sub Struktur 1 ... 110

Tabel 4.22 R2 Sub-struktur 1 ... 112

Tabel 4.23 Error Variabel Sub-struktur 1 ... 112

Tabel 4.24 Matriks Korelasi Antar Variabel Eksogen dengan Variabel Endogen ... 113

Tabel 4.25 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Sub Struktur 2 ... 114

Tabel 4.26 R2 Sub-struktur 2 ... 116

Tabel 4.27 Hasil Uji F ... 117

Tabel 4.28 Error Variabel Sub-struktur 2... 117

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut

Sustermeister ... 15

Gambar 2.2 Tahapan Umum Kegiatan Pembelajaran ... 24

Gambar 2.3 Orientasi Perilaku Kepemimpinan Model Hersey dan Blanchard.. 34

Gambar 2.4 Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja dari Gibson ... 57

Gambar 2.5 Teori Harapan Vroom ... 60

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir ... 62

Gambar 3.1 Hubungan Kausal Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen ... 78

Gambar 3.2 Diagram Analisis Jalur Sub Struktur 1 ... 79

Gambar 3.3 Diagram Analisis Jalur Sub Struktur 2 ... 79

Gambar 4.1 Diagram Analisis Jalur Model Sub-struktur 1 ... 113

Gambar 4.2 Diagram Analisis Jalur Model Sub-struktur 2 ... 118

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan senantiasa menjadi bagian yang strategis dalam pencapaian kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa ini. Maka dari itu indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

Bagi negara Indonesia, pendidikan merupakan aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Karena pendidikan menunjukkan kunci keberhasilan suatu negara untuk mampu bersaing dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian, seluruh sumber daya manusia harus mampu mengembangkan dirinya lebih lanjut untuk memaksimalkan kualitas diri dan potensi yang dimilikinya.

(12)

2

Kinerja guru yang berorientasi kepada proses menekankan kepada serangkaian aktifitas yang terdiri dari kegiatan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Kinerja guru yang baik serta situasi dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan mampu mendorong motivasi dan minat siswa untuk belajar lebih baik lagi, sehingga akan meningkatkan prestasi siswa. Hal ini berarti, pendidikan yang baik dan unggul tetap akan bergantung pada kondisi mutu

guru.

Mutu pendidikan akan tercapai apabila komponen yang terdapat dalam meningkatkan mutu pendidikan memenuhi syarat tertentu. Komponen yang berperan dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya adalah tenaga pendidik yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan bertanggung jawab. Tenaga pendidik mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik, karena itu tenaga pendidik yang profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga menghasilkan siswa yang lebih bermutu.

(13)

3

Seperti yang terjadi pada 27 SMA Negeri di Kota Bandung, setelah dirata-ratakan, banyak SMA Negeri di Kota Bandung yang nilai ujiannya dibawah rata-rata. Berikut ini nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) mata pelajaran ekonomi pada SMA Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2010/2011:

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung

Tahun Ajaran 2010/2011

Nama Sekolah Tahun Ajaran Sekolah dengan Nilai

UAN dibawah

Rata-Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

(14)

4

Secara keseluruhan ada 13 sekolah atau dapat dikatakan setengah dari jumlah SMA Negeri yang ada di Kota Bandung yang nilai ujiannya dibawah rata-rata. Jumlah sekolah dengan nilai ujian dibawah rata-rata ini tergolong masih banyak, hal ini diindikasikan dari kinerja guru yang masih kurang optimal dalam mengajar, yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.

Guru perlu mengembangkan diri dan menggali potensi yang dimilikinya. Salah satu ciri keberhasilan sekolah dengan paradigma masyarakat adalah prestasi yang dicapai peserta didik setiap tahunnya. Sekolah yang dinilai baik dan dianggap berkualitas bila mampu menghasilkan siswa yang berprestasi yang tinggi dari kegiatan belajar mengajar tersebut.

Kualitas keberhasilan pendidikan dan lulusan seringkali dipandang tergantung kepada peran dan mutu guru dalam pengelolaan komponen-komponen pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu perencanaan kegiatan pembelajaran yang matang, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang komunikatif dan kegiatan penilaian yang mampu mengukur tingkat pemahaman siswa. Dengan komponen-komponen yang terstruktur demikian maka akan meningkatkan kemampuan dan meningkatkan potensi peserta didik.

(15)

5

guru mengajar seadanya, tanpa persiapan yang matang, tanpa pelaksanaan pembelajaran yang mampu memotivasi siswa dan tanpa bersemangat tinggi.

Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai faktor penentu keberhasilan mutu pendidikan, karena guru langsung bersinggungan dengan peserta didik dalam memberikan bimbingan. Untuk itu kinerja guru harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervisi, memberikan insentif, memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karir, meningkatkan kemampuan, gaya kepemimpinan yang baik dan upaya-upaya lainnya yang relevan.

Kinerja guru yang baik tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemicu peningkatan kompetensi, motivasi, dan kinerja guru itu sendiri. Sekolah yang efektif ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah yang efektif pula yang handal dalam memimpin sekolahnya.

(16)

6

Kemampuan seorang kepala sekolah dalam memimpin akan sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Menurut Yukl dalam (Caswa, 2008:31) mengatakan bahwa kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya diharapkan memiliki kemampuan untuk menggerakkan, memberi motivasi, dan mempengaruhi orang-orang (para guru) agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.

Tinggi rendahnya motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dapat dicapai oleh seorang guru. Seorang guru dikatakan memiliki motivasi kerja yang tinggi apabila merasa puas terhadap pekerjaannya, memiliki motivasi dan rasa tanggung jawab dan disiplin sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan mudah dan dapat tercapai apa yang menjadi tujuannya.

Untuk mampu mendorong siswa belajar lebih aktif, sehingga mampu menciptakan visi dan misi sekolah, serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai tujuan yang telah ditetapkan, maka motivasi kerja guru perlu ditingkatkan. Guru yang mempunyai tingkat motivasi yang rendah mereka tidak dapat menyelesaikan tugas pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan hasil yang baik, sehingga keadaan ini akan menimbulkan hambatan dalam pencapaian hasil pekerjaan atau akan mempengaruhi efektivitas kerja guru.

(17)

7

alat media yang digunakan dan mempersiapkan alat apa yang akan digunakan untuk proses evaluasi belajar.

Setiap guru pada dasarnya memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kemampuan yang dimiliki setiap guru berbeda, tingkat motivasinya, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi.

Dari hal tersebut diatas mengindikasikan bahwa kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik masih belum terlalu tinggi, kualitas diri yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan diri, dinilai belum terlalu tinggi.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan, maupun anak didik. Salah satu faktor yang berpengaruh pada kinerja guru, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah merupakan suatu proses kerja dimana kepala sekolah harus dapat membantu dalam peningkatan mutu guru, membantu guru dalam mengahadapi permasalahan dan dapat menempatkan posisi yang tepat agar guru merasa senang sehingga potensinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan sekolah yang ditetapkan.

(18)

8

sehingga seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, begitu pula dengan organisasi sekolah, kepala sekolah selaku pemimpin harus dapat memotivasi guru supaya kinerja guru menjadi lebih baik, dan tujuan pendidikan akan tercapai.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengakaji lebih lanjut permasalahan ini dalam bentuk penelitian dan mengambil judul. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi di SMA

Negeri se-Kota Bandung”

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian merupakan pokok yang menjadi inti dalam penelitian dan suatu usaha merumuskan pokok-pokok dan batas-batas permasalahan yang dijadikan fokus dalam penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung?

(19)

9

3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung?

4. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung?

5. Bagaimana gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Dengan berpijak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Gambaran gaya kepemimpinan kepala sekolah motivasi kerja guru dan kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung.

2. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung.

3. Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung.

4. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru ekonomi di SMA Negeri se-Kota Bandung.

(20)

10

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat secara teoritis

a. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pemberian motivasi kerja serta kinerja mengajar guru produktif.

b. Untuk mengembangkan wawasan mengenai pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi serta pengaruhnya terhadap kinerja mengajar guru produktif pada jenjang pendidikan menengah yaitu SMA.

1.3.2.2 Manfaat secara praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut sekitar penelitian sejenis dan sebagai bahan pertimbangan penelitian sejenis.

b. Menambah wawasan mengenai ilmu kependidikan dan memberikan pengalaman dengan terjun secara langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian tentang model kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru serta kinerja mengajar guru.

(21)

64

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian. Dalam penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Kinerja Guru (Y) sebagai variabel dependen. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Kerja (X2) sebagai variabel independen. Subjek penelitiannya adalah guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri Se-Kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang digunakan untuk meneliti sesuatu sehingga dapat diambil kesimpulan. Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sugiyono (2010:3) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

(22)

65

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) mengemukakan bahwa “populasi

adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri Se-Kota Bandung, khususnya yaitu SMA Negeri yang mengalami penurunan nilai rata-rata Ujian Nasional. Berikut adalah tabel yang menyajikan jumlah guru mata pelajaran ekonomi se-Kota Bandung.

Tabel 3.1

Jumlah Guru Mata Pelajaran Ekonomi Se-Kota Bandung

No Nama Sekolah Jumlah

(23)

66

3.3.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dikarenakan jumlah guru mata pelajaran ekonomi di Kota Bandung kurang dari seratus yaitu hanya berjumlah 43 orang. Maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 43 orang guru ekonomi.

Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010: 124) mengatakan bahwa “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

3.4 Operasional Variabel

(24)

67

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Adalah kemampuan kepala sekolah dalam menggerakkan, mengarahkan, dan sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

(Wahyudi, 2009 : 120).

Pola perilaku berorientasi kepada tugas dan berorientasi kepada hubungan 2. Menjelaskan Tanggung Jawab

Pekerjaan

3. Monitoring atau Pengawasan Kerja

1. Memberi Dukungan Kerja 2. Mengembangkan Sumber

Daya Manusia

3. Memberikan Pengakuan

Ordinal

Motivasi Kerja

Adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

(Hasibuan, 2008 : 95)

Dimensinya menggunakan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.

(Hasibuan, 2008)

Kebutuhan Fisiologis

1. Kebutuhan dasar sehari-hari (makan, minum, pakaian) 2. Fasilitas perumahan dan lain

fasilitas lainnya

3. Kebutuhan akan kesehatan.

Ordinal

Kebutuhan Akan Rasa Aman

1. Kebutuhan rasa aman dalam bekerja

2. Jaminan keselamatan kerja 3. Status pekerjaan yang jelas 4. Tunjangan pensiun dan hari

tua

Ordinal

Kebutuhan Sosial 1. Perasaan dimiliki oleh kelompok

2. Kebutuhan untuk diterima dalam kelompok

3. Kebutuhan untuk berinteraksi 4. Kebutuhan akan persahabatan

Ordinal

Kebutuhan akan Penghargaan

1. Penghargaan dari sekolah atas prestasi kerja yang dicapai 2. Penghargaan dari atasan

(kepala sekolah)

3. Penghargaan dari sesama rekan kerja

Ordinal

(25)

68

Aktualisasi meningkatkan kemampuan profesional cara menghasilkan sesuatu (prestasi). Kinerja organisasi berkaitan dengan daya unjuk kerja mencapai tujuan dan hasil yang digunakan.

(N. Fattah, 2003:46)

Dimensi kinerja yang digunakan adalah dimensi kerja guru dari Direktorat Tenaga Kependidikan yang

mencakup perencanaan

Skor merencanakan pembelajaran guru dengan skala Likert yaitu:

1. Merumuskan tujuan

Skor melaksanakan pembelajaran guru dengan skala Likert yaitu:

1. Memulai pembelajaran.

Skor mengevaluasi pembelajaran guru dengan skala Likert yaitu:

1. Melaksanakan Evaluasi

2. Tindak Lanjut Terhadap Hasil Evaluasi

Ordinal

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(26)

69

Adapun kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Menurut Riduwan (2010:27), angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√ ).

Variabel yang diukur dengan kuesioner adalah Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Motivasi Kerja (X2) dan Kinerja Mengajar (Y). b. Studi dokumentasi, yaitu studi untuk mencari data mengenai hal-hal atau

variabel berupa dokumen-dokumen yang ada pada objek penelitian, seperti laporan-laporan, catatan-catatan, arsip, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, terutama yang berkaitan dengan kondisi objek penelitian. Dalam penelitian ini studi dokumentasinya adalah daftar guru-guru mata pelajaran ekonomi se-Kota Bandung.

3.6 Instrumen Penelitian

(27)

70

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi (2006:151) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kinerja mengajar guru ekonomi.

b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu seluruh guru mata pelajaran ekonomi dari tiap-tiap sekolah.

c. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan alternative jawaban untuk jenis jawaban yang sifatnya tertutup. Jenis instrument yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang disertai alternative jawaban yang sudah disediakan.

f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.

g. Menyebarkan angket

h. Mengelola dan menganalisis angket.

(28)

71

sudah ditentukan secara spesifik oleh peneliti. Ukuran skala penelitian ini dalam bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata. Berikut adalah ketentuan skala yang digunakannya.

Tabel 3.3

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SL = Selalu 5

SR = Sering 4

KD = Kadang-kadang 3

JR = Jarang 2

TP = Tidak Pernah 1

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang memiliki validitas rendah. Dalam uji validitas ini menggunakan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total corelation). Menurut Azwar dalam Kusnendi (2008:95), korelasi item-total dikoreksi digunakan jika jumlah item yang diuji relatif kecil yaitu kurang dari 30. Item dalam setiap variabel dalam penelitian ini kurang dari 30 sehingga menggunakan metode tersebut.

(29)

72

(3.1)

Keterangan :

r hitung = Koefisen korelasi antara variabel X dan Y

ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden penelitian ΣY = Jumlah skortotal seluruh item dari keseluruhan responden n = Jumlah responden penelitian

Kemudian dilakukan uji validitas internal setiap item. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

(3.2)

(Kusnendi,2008:95)

Keterangan:

ri-itd = koefisien item total dikoreksi = koefisien korelasi item-total

si =simpangan baku skor setiap item

sx = simpangan baku skor total

Untuk mengetahui item yang memiliki validitas yang memadai, menurut Azwar dalam Kusnendi (2008:96) para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidanya sebuah item. Dalam penelitian ini, batas minimal yang diambil adalah 0,30. Artinya jika koefisien item total dikoreksi sebesar 0,30 atau lebih dinyatakan valid sedangkan apabila dibawah 0,30 item dinyatakan tidak valid dan akan didrop dari kuesioner penelitian.

(30)

73

3.7.2 Uji Reabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen (Test of reliability) untuk mengetahui apakah data yang telah dihasilkan dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas menggunakan koefisien realibilitas Cronbach alpha. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat realibilitas memadai jika koefisien alpha Croncbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Kusnendi, 2005:97).

Menurut Rianse dalam Sumiati (2011:69) langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana:

Si = varians skor tiap-tiap item

∑Xi2 = jumlah kuadrat item Xi (∑Xi)2 = jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

2) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Dimana:

∑Si = jumlah varians semua item

(31)

74

Dimana:

St = varians total

∑Xi2 = jumlah kuadrat X total (∑ Xi)2 = jumlah X total dikuadratkan

N = jumlah responden

4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus:

Dimana:

r11 = nilai reliabilitas

∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians total

k = jumlah item

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan distribusi tabel (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11 > r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11 < r tabel berarti tidak reliabel.

3.8 Uji Multikolinieritas

Menurut Hair dkk dalam Kusnendi (2007:51), “Multikolinearitas

(32)

75

yang sempurna, eksak, perfectly predicted atau singularity”. Sedangkan menurut

Yana (2010:141), “Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen”.

Dalam mengaplikasikan analisis jalur (Path Analysis), menurut Kusnendi (2007:160): “Ada satu asumsi klasik yang tidak dapat dilanggar dalam

mengaplikasikan analisis jalur, yaitu asumsi multikolinearitas. Pelanggaran terhadap asumsi ini akan menjadikan hasil estimasi parameter model kurang dapat dipercaya”.

Kusnendi (2007:52) memberikan alasan mengapa asumsi multikolinearitas dalam analisis jalur ini tidak dapat dilanggar karena apabila sampelnya memiliki masalah multikolinearitas maka akan menghasilkan matriks non positive definitife, artinya parameter model yang tidak dapat diestmasi, dan keluaran dalam bentuk diagram, gagal ditampilkan atau jika parameter model dapat diestimasi dan keluaran diagram jalur berhasil ditampilkan, tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya. Uji multikolinearitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap koefesien determinan matriks kovaransi atau matriks korelasi data sampel. Jika koefesien determinan matriks kovariansi atau matriks korelasi tersebut sangat kecil atau mendekati nol mengindikasikan terdapat masalah multikolinearitas dalam (Kusnendi, 2008:160).

3.9 Tekhnik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.9.1 Tekhnik Analisis Data

(33)

76

maupun kinerja guru (Y). Sehingga data ordinal tersebut kemudian ditransformasikan menjadi data interval. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2011: 30) mengatakan bahwa “transformasi data ordinal menjadi data interval

gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametik yang mana data setidaknya berskala interval”. Data ordinal ditransformasikan menjadi data

interval melalui Method of Successive Interval (MSI). Berikut adalah langkah-langkah dalam mentransformasikannya.

1. Perhatikan setiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.

2. Menghitung frekuensi untuk masing-masing kategori jawaban responden pada setiap item yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 berapa orang yang menjawabnya. 3. Menghitung proporsi (P) yaitu setiap ferkuensi dibagi dengan banyaknya

responden.

4. Menentukan nilai Proporsi Kumulatif (PK) yaitu menjumlahkan proporsi yang diperoleh secara berurutan perkolom skor.

5. Menentukan batas nilai Z yang diperoleh dari tabel distribusi normal baku untuk setiap pilihan jawaban.

6. Menentukan milai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku.

7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut: SV =

(34)

77

Y = SV + dimana K = 1 +

Setelah mentransformasikan data ordinal ke data interval, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis penelitian. Dimana penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:140) mengatakan bahwa “model

path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model ini membicarakan tentang pola hubungan sebab akibat.” Secara

matematis, hubungan diantara variabel yang menjadi fokus penelitian ini dapat diformulasikan ke dalam model persamaan strukturalnya sebagai berikut:

X2 = F (X1) Y = F (X1, X2)

Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:

X2= ρx2x1X1 + e1 Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + e2

Keterangan:

Y = Kinerja Guru ρ = Koefisien jalur

X1 = Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X2 = Motivasi Kerja

(35)

78

Berikut adalah prosedur analisis jalur (Path Analysis) dalam penelitian ini. 1. Merumuskan persamaan struktural dan meragakannya dalam bentuk

diagram jalur. Berdasarkan kerangka pemikiran, hubungan kausal antara variabel dependen dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Hubungan Kausal Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Dari diagram tersebut diketahui bahwa persamaan struktural dalam penelitian ini terdiri dari dua sub struktural yaitu:

a. Persamaan sub-struktur 1 yang menjelaskan hubungan kausal antara gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap motivasi (X2). Persamaannya adalah:

X2 = ρx2x1 X1 + e1 Keterangan :

X2 = motivasi

X1 = gaya kepemimpinan kepala sekolah

ei = faktor residual

ρYX2 ρYX1

e1

e2

ρX2X1 X1

X2

(36)

79

Gambar 3.2

Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 1

b. Persamaan sub-struktur 2 yang menjelaskan hubungan kausal gaya kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y). Persamaannya adalah:

Y = X2 = ρYx1X1 + ei Keterangan :

Y = kinerja guru

X1 = gaya kepemimpinan kepala sekolah X2 = Motivasi Kerja

ei = faktor residual

Gambar 3.3

Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 2

2. Menghitung koefisien jalur

Sedangkan untuk menghitung koefisien jalur dapat didasarkan pada koefisien regresi, koefisien korelasi, atau koefisien determinasi multipel.

ρYX

ρYX e2 X1

X2

Y e1

ρ X2X1 X1

(37)

80

Perhitungan koefisien jalur atas dasar koefisien regresi, yaitu: (Kusnendi, 2008: 154)

1. Merumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap. 2. Menghitung koefisien korelasi antarvariabel penelitian dengan rumus:

3. Nyatakan koefisien korelasi antarvariabel penelitian tersebut dalam sebuah matriks korelasi (R):

4. Menghitung determinasi matriks korelasi R antarvariabel penyebab untuk menentukan ada tidaknya problem multikolinieritas dalam data sampel. 5. Mengidentifikasi model atau sub-struktur yang akan dihitung koefisien

jalurnya dan rumuskan persamaan strukturalnya.

6. Mengidentifikasi matriks korelasi antarvariabel penyebab yang sesuai dengan sub-sturktur atau model yang akan diuji.

Y X1 X2 X3 …. Xk

1 rYX1 rYX2 rYX3 …. rYXk

1 rX1X2 rX1X3 …. rX1Xk

R = 1 rX2X3 …. rX2Xk

1 …. rX3Xk

….

(38)

81

7. Menghitung matriks invers korelasi antarvariabel penyebab untuk setiap model yang akan diuji dengan rumus:

Dimana ρYiXk menunjukkan koefisien jalur, Ri-1 adalah matriks invers

korelasi antar variabel eksogen dalam model yang dianalisis, dan r YiXk koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.

8. Menghitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji dengan rumus:

Dimana:

= koefisien jalur

= matriks invers korelasi antarvariabel eksogen dalam model yang dianalisis

= koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis

(39)

82

10.Menghitung pemgaruh langsung dan tidak langsung

Untuk mencari pengaruh langsung dan tidak langsung dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

 Besarnya pengaruh langsung (DE) variabel eksogen k terhadap variabel endogen i dinyatakan oleh persamaan:

DEik = (ρik) (ρik) = (ρik)2

Besarnya DE variabel Xk terhadap X2 adalah (ρx2xk)2 dan besarnya DE variabel Xk terhadap Y adalah (ρyxk)2

 Pengaruh tidak langsung (IE) dari satu variabel eksogen terhadap variasi endogen dapat dinyatakan oleh persamaan:

IEik = (ρik) (rik) (ρik)

rik = koefisien korelasi (zero order correlation) antara variabel eksogen. Besarnya IE variabel Xk terhadap variabel endogen Y melalui variabel X2 adalah (ρyxk) (ρyx2).

11.Menghitung pengaruh total (TE) dari satu variabel eksogen terhadap variabel endogen.

TEikk = DEik + IEik =

(40)

83

3.9.2 Pengujian Hipotesis

3.9.2.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ( ) menunjukkan besarnya pengaruh

secara bersama atau serempak variabel eksogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

= besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis

= koefisien korelasi (zero order correlation) K = variabel eksogen

Y = variabel endogen

Nilai (R2) berkisar antara 0-1 (0<R2<1), dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika R2semakin mendekati angka 1 maka hubungan antar variabel eksogen

dengan variabel endogen semakin erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

(41)

84

3.9.2.2 Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Pengujian F statistika untuk mengetahui pengaruh bersama dari variabel-variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Nilai F dapat diperoleh melalui rumus:

F =

(Kusnendi, 2008: 155) Uji secara simultan (keseluruhan) hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

Ho : yx3 = yx2 = yx1 = 0 Ha : yx3 = yx2 = yx1 0

Untuk melakukan pengujian signifikansi, dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 11.5, dengan kriteria uji signifikansinya:

a. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≤ Sig] maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig] maka H0 ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

3.9.2.3 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

(42)

85

statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah dengan rumus sebagai berikut:

Dimana ρYiXI menunjukkan koefisien jalur antara variabel eksogen

terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis, SE menunjukkan standar error koefisien jalur yang diperoleh untuk model yang dianalisis, n adalah ukuran sampel, k adalah banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis dan Ckk menunjukkan elemen matriks invers korelasi variabel penyebab untuk model yang dianalisis. Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut.

H0 : RYiXI = 0 : Secara individual Xk tidak berpengaruh terhadap Yi Hi : RYiXI > 0 : Secara individual Xk berpengaruh positif terhadap Yi, H1 : RYiXI < 0 : Secara individual Xk berpengaruh negatif terhadap Yi. Karena model atau hipotesis penelitian yang akan diuji melalui analisis jalur adalah model yang telah mendapat justifikasi teori yang kuat dan hasil-hasil penelitian yang relevan maka pengujian individual dalam format analisis jalur sifatnya akan merupakan uji satu arah (direksional).

Adapun kriteria uji t ini dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

ti =

(43)

86

a. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sigatau [0.05 ≤ Sig] maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig] maka H0 ditolak dan Haditerima, artinya signifikan.

3.9.2.4 Pengujian Overall Model Fit dengan Statistic Q dan atau W

Shumacker & Lomax (Kusnendi, 2008: 156), melakukan pengujian overall model fit dengan statistic Q dan atau W dengan rumus sebagai berikut:

Dimana R2m menunjukkan koefisien variasi terjelaskan seluruh model,

dan M menunjukkan koefisien variasi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji. Koefisien R2m dan M dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukkan model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q < 1, maka untuk menentukan fit tidaknya model statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:

W = -(n-d) loge (Q) = -(n-d) ln (Q)

Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan (df) yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.

Q = 1 – R2m 1 – M

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan uji hipotesis pada bab sebelumnya yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja serta pengaruhnya pada kinerja mengajar guru ekonomi, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri Kota Bandung termasuk dalam kategori tinggi namun lebih efektif kepada berorientasi tugas. Motivasi kerja guru ekonomi berada pada kategori tinggi. Dan adapun kinerja mengajar guru ekonomi termasuk kategori yang tinggi.

2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. Artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan kepala sekolah, maka motivasi kerja guru ekonomi akan semakin meningkat. Besarnya peningkatan gaya kepemimpinan kepala sekolah sama dengan peningkatan motivasi kerjanya.

3. Gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru ekonomi. Artinya, ketika gaya kepemimpinan kepala sekolah tinggi, maka kinerja mengajar guru akan tinggi, tetapi bila gaya kepemimpinan rendah maka kinerja mengajar guru pun akan rendah. 4. Motivasi kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja mengajar guru.

(45)

137

mengajar guru juga akan tinggi, tetapi apabila motivasi kerjanya rendah maka kinerja mengajarnya pun akan menurun.

5. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru. Artinya, ketika gaya kepemimipnan kepala sekolah dan motivasi kerja guru ekonomi tinggi maka kinerja mengajar guru pun akan tinggi atau meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, untuk meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru ekonomi serta kinerja mengajar guru ekonomi SMA Negeri se-Kota Bandung, berikut adalah saran yang diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi pihak terkait :

1. Bagi kepala sekolah

Adapun saran bagi kepala sekolah, selaku pemimpin organisasi yang menjalankan kepemimpinan pada institusi sekolah adalah sebagai berikut:

(46)

138

b. Dengan gaya kepemimpinan yang tinggi, maka dapat dipertahankan dan secara kontinyu dilanjutkan untuk meningkatkan kemampuan mengelola sekolah lebih baik lagi.

c. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan kesejahteraan guru, baik itu masalah finansial maupun kepuasan akan batin berupa penghargaan atas prestasi kerja, pelayanan konsultasi kerja dan kenyamanan pelaksanaan tugas. Dengan diperhatikannya kesejahteraan guru, guru akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi dalam kerja.

2. Bagi guru ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data primer di lapangan, secara keseluruhan baik motivasi dan kinerja mengajar guru SMA Negeri Kota Bandung sudah sangat baik dan memperlihatkan kinerja guru yang sudah meningkat, namun penulis juga ingin menambahkan saran sebagai berikut:

a. Guru mengembangkan kemampuan dengan mengikuti diklat dan program pengembangan guru serta memperbaharui pengetahuan dengan selalu meng-up date berita atau gejala ekonomi yang dapat dijadikan rujukan pengajaran di kelas karena perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berkembang semakin pesat.

(47)

139

karena hal tersebut berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

c. Dalam hal kinerja mengajar, kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi perlu ditingkatkan. Guru harus mampu mempersiapkan dan menyampaikan materi secara baik sesuai dengan analisis kemampuan siswa. Memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan dan menutup pelajaran dengan memberikan kesimpulan di akhir pelajaran, supaya siswa memahami betul pelajaran yang diikutinya.

3. Bagi sekolah

Saran bagi pihak sekolah adalah sebagai berikut:

a. Sekolah terus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada guru ekonomi untuk mengembangkan diri dengan cara mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan, seminar dan workshop serta pelatihan profesi lainnya secara berkesinambungan.

b. Sekolah melakukan monitoring kerja terhadap semua guru supaya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat terlaksana secara baik. c. Sekolah menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan

(48)

140

4. Bagi peneliti selanjutnya

Adapun saran yang penulis ajukan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Perlu diadakannya penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain di luar gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja yang dapat mempengaruhi kinerja guru seperti iklim organisasi, kompensasi ataupun lainnya.

b. Ada baiknya dimasa yang akan datang, penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah serta motivasi kerja yang dilakukan oleh guru sebagai upaya peningkatan profesional guru dalam mengajar.

(49)

141

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2005). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Afdeldi Putra. (2010). Kontribusi Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru. Tesis Magister UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Akhmad Sudrajat. (2008). Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah.

[online]. Tersedia :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/profesionalisme kepemimpinan-kepala-sekolah/ [9 Agustus 2012]

Alice Tjandralila R. (2004). Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur [Online], No.03 / Th.III / Desember 2004: 1-21. Tersedia : http://www.bpkpenabur.or.id/files/hal 01-21 [21 Oktober 2012]

A. Jajang W. Mahri. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Pengaruhnya terhadap Kompetensi, Motivasi, dan Kepuasan Kerja Guru serta Implikasinya terhadap Kinerja Guru (Penelitian pada Sekolah Menengah Kejuruan di Jawa Barat) . Disertasi Doktor UNPAD Bandung : tidak diterbitkan.

Caswa. (2008). “Analisis Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru di Lingkungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten”. Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No.1 April 2008 : 29-33.

Dadang Sukirman dan Mamad Kasmad. (2006). Pembelajaran Mikro. Bandung : UPI Press

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.

E. Mulyasa. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. E. Mulyasa. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya. Fikri. (2008). Pengaruh Tipe Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap

Motivasi Kerja Pegawai Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.Jurnal

(50)

142

Gibson, James. L., John M. Ivancevich, and James H. Donnelly. (2010).

Organiztion Behaviour-Structure-Process, 7Ed, Erwin Homewood. Boston. Hamzah B. Uno. (2008). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendarto. (2009). “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Wanareja Kabupaten Cilacap”. Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No.2, September 2009:1-19.

Indrafachrudi. (2006). Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

I. Wayan Semueil. (2011). “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru SMK Negeri Manado”. Jurnal Pendidikan Tekhnologi dan Kejuruan, Vol.2, No.2, September 2011:83-97.

Kartono, Kartini. (2010). Pemimpin dan Kepemimpinan. Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?. Jakarta : Rajawali Pers.

Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup

Sampel dengan LISREL. Bandung. Alfabeta.

Lyndani Amellya. (2008). Hubungan Kompetensi Profesional dan Motivasi Dengan Kinerja Guru Ekonomi Di SMA Negeri Se-Kabupaten Sumedang.

Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan

Malayu S. P. Hasibuan. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Malayu S. P. Hasibuan. (2008). Organisasi dan Motivasi :Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Maman Ukas. (2004). Manajemen. Bandung: Agini.

Mangkunegara. (2010). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Refika Aditama. Martinis Yamin dan Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung

Persada (GP Press).

(51)

143

Moh. Uzer Usman. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad As’ad. (1999). Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.

Mulyanto dan Dyah Widayati . (2010). “Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Ekonomi.

Nanang Fattah. (2003). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nursada, Alhabsji dan Musadieq. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja, Gaya Kepemimpinan Situasional dan disiplin kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis [Online], Vol. 6,

No.2, September 2008:108-115. Tersedia :

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6208108115. [21 Oktober 2012] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rahman dkk. (2006). Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung : Alqaprint Jatinangor.

Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2011) Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Saifuddin Azwar. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar Maju.

Siti Nur Khomsah. (2011). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Karanganyer Kebumen. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Slamet Riyadi. (2011). Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan

Manufaktur di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan

(52)

144

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/download/18243/1 8111&ei. [21 Oktober 2012]

Suci Nur Fajriani. (2010). Pengaruh Kepemimpinan kepala Sekolah dan Pengeruhnya terhadapKinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Lembang. Skripsi UPI Bandung : tidak diterbitkan. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Untung Widodo. (2006). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Bawahan (studi Empiris Pada perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang). Jurnal Ekonomi [Online]. Vol.1, No.2,

Desember 2006 : 92-108. Tersedia :

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/120692108. [21 Oktober 2012. Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Edisi Ketiga, Jakarta : Rajawali Pers.

Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar.

Bandung : Alfabeta.

Wahyusumidjo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Perasada.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(53)

145

---. (---). Teori Motivasi Vroom. [online]. Tersedia di http://www.scribd.com/doc/55856877/32/Teori-Motivasi-Vroom-1964 [20 Januari 2012]

Gambar

Tabel 1.1  Nilai Rata-rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi
Tabel 3.1 Jumlah Guru Mata Pelajaran Ekonomi Se-Kota Bandung
Tabel 3.2  Operasional Variabel
Tabel 3.3 Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian pembangunan Aptimas dapat disimpulkan bahwa telah diimplementasikan sebuah aplikasi manajemen penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Bulan adalah satelit alami yang dimiliki oleh bumi yang bersama bumi mengelilingi matahari, sedangkan satelit palapa, satelit b1, dan sebagainya adalah satelit buatan manusia

Untuk mengetahui keakuratan dari Algoritma BPNN, dari hasil prediksi algoritma BPNN diharapkan dapat diperoleh model terbaik untuk prediksi kecepatan angin

Hasil pengujian data keuangan dan data ratio keuangan masing-masing usaha kecil dan menengah yang telah di- training dengan menggunakan parameter yang telah

Pada acara yang dilaksanakan dirumah atau gedung/tempat lain yaitu Acara Lamaran, Pengajian, serangkaian adat dan Acara Akad Nikah dan Resepsi di Rumah

sunnah adalah seperti witir, shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat khusuf, dan shalat istisqa.  Shalat nafilah : selain

4.2 Perubahan Sikap Warga Belajar Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pelatihan Tata Rias Pengantin Sunda Putri di LPK Tisaga Caterias ...154.. Surat Keputusan Direktur Program

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sibling rivalry yang terjadi pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin, faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya