• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 4 BANDA ACEH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 4 BANDA ACEH."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KATAPENGANTAR

Alharndulillah segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan karena atas rahrnat karunia dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Seiring dengan itu tidak lupa shalawat berangkaikan salam ke haribaan junjungan manusia tauladan Nabi Besar Muhammad SAW.

Tesis yang berjudul "Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar bahasa lnggris di SMA Negeri 4 Banda Aceh" ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.

Da\am proses penu\isan tesis ini, penu\is dengan segala keterbatasannya telah banyak mendapat sumbangan pemikiran dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompu\, M.Pd , selaku pemb1mbing I dan Bapak. Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, rnembimbing terutama motivasi secara terns menerus kepada penulis agar dapat segera menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd., Bapak Dr. Berlin Sibarani, M.Pd., dan Bapak Dr. Busmin Guming, M.Pd, setaku·nara sumber dan penguji yang telah banyak memberikan masukan dan araban dalam penyelesaian dan penyempumaan tesis ini.

(2)

4. Seluruh Bapakllbu dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan serta kesempatan dan fasilitas belajar selama mengikuti perkuliahan.

5. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Banda Aceh, yang telah memberikan ijin meneliti di sekolah yang beliau pimpin. Guru-Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 4 khususnya lbu Kiki, lbu Wina dan lbu Hayria atas kesabaran dan waktunya berdiskusi pada saat penulis mendesain dan melaksanakan penelitian di kelas yang mereka bimbing. 6. Seluruh rekan mahasiswa khususnya Program Studi Teknologi

Pendidikan angkatan VIII kelas regular yang tidak henti-hentinya memberi semangat, sating berbagi suka dan duka serta tetap setia memberi dukungan dan keljasamanya. Dan tak terlupa Bapak Prof. Dr. Bahrein. T. S dan lbu Rosnani Sahardin (Dosen FKIP bahasa Inggris UNSYlAH) yang telah banyak memberikan dukungan baik semangat maupun buku-buku sumber yang dibutuhkan serta waktu yang disediakan untuk berdiskusi.

7. Ayah dari ketiga amanah Allah yang telah menumbuhkan gagasan dan memberi peluang melanjutkan studi kejenjang pasca sarajana, dan putra yang penuh pengertian Haekal Muhammad, dua putri kecil yang selalu sabar tercuri waktunya Hilali Nabila dan Halida Najla yang selalu menjadi motivator utama sehingga penulis dapat mengikuti dan menyelesaikan studi.

8. Seluruh keluarga terutama mama kecil, Hj. Susilawati,SH, M.Hum, yang senantiasa memberikan dukungan moral, materi dan doa restu kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Akhimya penulis berharap kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal keb~ikan

(3)

Semoga tesis ini dapat bennanfaat dan mdapat menambah khasanah berpikir untuk bermusahabah diri bagi yang membacanya, dan secara khusus bagi dunia pendidikan yang lebih baik nantinya.

Medan, Februari 2009 Penulis,

(4)

ABSTRACT

Melvita, Santi : The Effect of Learning Strategy and Learning Style on the English Senior Students' Achievement in Banda Aceh City.

A Thesis, Medan, Post Graduate Program of the State University of Medan , 2009.

The objectives of this study are to investigate whether the students'achievement of English taught by using Directed Reading Thinking Activity is higher than those students which are taught by using Known-Want to Know-Learned strategy. This study is also to investigate whether the result of English Learning of the students with the auditory learning style is higher than those students with visual learning style and the kinestetic learning style. Finally this study want to find out whether there is significant interaction between learning strategy and learning style toward the students'achievement.

The population in this study is the students of senior High School in Banda Aceh in the XII semester, while the sample of this study was four classes of the XII semester which were taken by cluster random sampling. The method of this research was quasy -experiment with 2 x 3 factorial design; the data were analysed by means of statistical analysis by applying 2 x 3 ANOVA. The students'learning style was measured by a test that is made and adapted from "Fire-Up Learning: An Accelerated Learning Action Guide", a book wrote by Madden, T. L, "Quantum Teaching : Quantum Learning Practice in the Classroom", wrote by De Porter, B, "Quantum Teaching. Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas", wrote by De Porter, "Born to be a Genius", by Gunawan, and also Interactive CD"Learning How to Learn". The achievement of the student in learning English was measured by using a 40 multiple choice item with 5 options, with the realibity 0.899 based on Spearman Brown formula

(5)

ABSTRAK

Melvita, Santi : Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terbadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA di Kota Banda Aceb. Tesis. Medan: Program Pasca Satjana Universitas Negeri Medan, 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasH belajar bahasa lnggris siswa yang diajar dengan strategi Directed Reading Strategy Thinking Activity lebih tinggi dari hasil belajar bahasa lnggris siswa yang diajar dengan

strategi Known-Want to know-Learned, dan mengetahui apakah hasil belajar

bahasa lnggris siswa dengan kecenderungan gaya belajar visual lebih tinggi dari hasil belajar gaya belajar siswa dengan kecenderungan gaya belajar auditori dan hasil belajar siswa dengan kecenderungan gaya belajar kinestetik, serta mengetahui apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 4 di Kota Banda Aceh, sedangkan sampel diambil sebanyak empat (kelas) secara

cluster random sampling. Penelitian ini dilakukan pada semester V Tahun

Ajaran 2007/2008. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 3, teknik analisis data menggunakan ANA VA 2x3. Gaya belajar siswa diukur dengan menggunakan tes gaya belajar dengan berpedoman kepada buku "Fire-Up Learning: An Accelerated Learning Action Guide", karangan Madden, T. L, buku "Quantum Teaching: Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas", karangan De Porter, B, buku "Quantum Teaching. Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas", karangan De Porter, B dan buku "Born to be a Genius", karangan Gunawan, A.S serta kaset CD Interaktif "Learning How to Learn". Tes hasil belajar bahasa lnggris menggunakan tes, berbentuk pilihan ganda dengan 5

option sebanyak 40 butir dan memiliki reliabilitas 0,899 dengan menggunakan

rumus Spearman Brown.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity memiliki hasil

belajar bahasa lnggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi Known-Want to know-Learned. Hal ini

ditunjukkan oleh F hitung

=

9,90 > Ftabet

=

3,92 pada taraf signifikansi a =0,05.

Siswa dengan kecenderungan gaya belajar auditori memiliki hasH belajar bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dengan kecenderungan gaya belajar visual dan siswa dengan kecenderungan gaya belajar kinestetik. Hal ini ditunjukkan oleh F bituog = 7,82 > F tabct = 3,92 pada taraf signifikansi a

=

0,05. Dan dengan dk (2) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung

=

7,12 > Ftabel

=

3,92 pada taraf signifikansi a=0,05. Uji perbandingan ganda dilakukan untuk membandingkan antar sel. Uji lanjut menggunakan Uji Scheffe membuktikan bahwa siswa yang menggunakan strategi pembelajaran

Directed Reading Thinking Activity memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi

(6)
(7)

A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN

Pendidikan nasional saat ini cenderung menganut paradigma dominasi, yang berpusat pada

guru

yang mendominasi, buku paket dan baju seragam, standardisasi, serta tempat belajar sebatas kelas. Sedangkan dunia sekarang sedang berubah menuju orientasi pada murid, murid bebas memilih

sesuai

minat, dan sumber ilmu adalah perpustakaan, lokasi belajar adalah

jagat

raya serta individual. Sekolah bukanlah tempat yang menyeramkan, dan

guru

lebih berfungsi sebagai fasilitator di kelas (Dana..Yaya,

2006:14).

Tidak mengherankan jika pendidikan nasional dinilai banyak kalangan bukan hanya tidak berhasil meningkatkan kecerdasan dan keterampitan anak didik, tetapi juga gagal dalam membentuk karakter dan kepribadian. Messwati

(2006: 18)

mengindikasikan penyebab rendahnya motu pendidikan kita adalah kesenjangan antara wacana dan praksis pendidikan. Institusi pendidikan mestinya menjadi ruang bagi para calon agen perubahan untuk menumbuhkan karakter, tanggung jawab, kemandirian berpikir dan bersikap, inovasi dan kreatifitas. Situasi ini tidak akan pernah tercapai selama pendidikan masih jadi alat kekuasaan negara. Siswa diajar untuk patuh

dan

berpikir

tungga.J.

(8)

suasana belajar yang memerdekakan anak untuk mengembangkan potensi dirinya.

Silberman (2000:xi) mengemukakan pendapat yang hampir sen~

bahwa pembelajaran saat ini disadari benar oleh para praktisi pendidikan khususnya para guru yang mengajar siswa di kelas menengab merasakan kekecewaan yang amat sangat atas basil belajar yang dicapai siswa. Materi yang diajarkan tidak dapat terserap sebanyak yang diharapkan oleb para guru, materi tersebut

tidak

banyak. dapat menetap dalam alam pikiran mereka. Materi yang berupa infonnasi yang sesungguhnya bisa dipraktekkan, sangat sedikit yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran guru ak.an pentingnya pembelajaran aktif yang melibatkan siswa dengan teknik-teknik tertentu, di antaranya dengan membentuk semangat saling bekerja sama antara siswa, dan penelusuran sikap, pengetahuan dan pengalaman belajar siswa. Siswa dengan beragam Jatar beJak.ang, bukan hanya dari jenis kelamin atau suku, tetapi juga dari cara belajar yang menjadi kesukaan mereka (gaya belajar) haruslah menjadi prioritas perhatian para guru dalam proses pembelajaran. ·

Dalam pandangan Susilo seperti yang dipaparkannya dalam rubrik Humaniora Didaktika Kompas 4 September 2006, permasalahan utama pendidikan di Indonesia sesungguhnya terletak pada agen perubahan utatna proses pendidikan, yaitu guru. Guru adalah sosok yang paling bertanggung jawab daJam proses pembelajaran di kelas dan proses pentransferan ilmu kepada siswanya. Mantan menteri pendidikan dan "ebudayaan Fuad Hasan berpendapat sen~ menurutnya sebaik apapun kurikulum jika tidak didukung guru yang berkualitas maka semua akan sia-sia. Sebaliknya jika kurikulum yang kurang baik tetapi didukung guru yang berkualitas maka kekurangan tersebut dapat ditopang oleh si guru.

(9)

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan fonnal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Slamet (2006:5) menetjemahkan tuntutan dari undang-undang ini lebih sebagai faktor pendorong bagi guru agar memiliki keingin tabuan, keterbukaan pada kemungkinan-kemungkinan barn,

dan

prioritas pada fasilitasi kemerdekaan dan kreativitas dalam mencari jawaban atau pengetahuan baru terlepas dari jawaban tersebut benar atau salah atau pengetahuan baru yang dimaksud belum dapat digunakan, serta pendekatan yang diwarnai oleh eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Lebih lanjut Slamet menuturkan salah satu sub kompetensi dari Kompetensi Pedagogik yang harus dimiliki oleh guru sebagai pendidik dan agen pembelajaran adalah merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telab dikembangkan, merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas, dan melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatU: inovatit: efektif dan menyenangkan.

Hernowo (2006:85) menyimpulkan kompetensi atau perilaku guru yang harus dimiliki oleh seorang guru apapun bidang ilmu yang diajarkannya, dalam upayanya dapat mencapai tujuan yang diharapkan, haruslah kreatif. Guru diibaratkan seorang dirigen dalam sebuah orkestra yang megah, dan untuk itu salah satu syaratnya adalah menata pentas atau kelasnya menjadi komunitas belajar yang 5angat aktif dan bersemangat untuk belajar serta membangun landasan yang kukuh dengan memfokuskan pada tujuan atau yang diistilahkannya dengan Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK).

(10)

tingkat SMA berlandaskan pada empat komponen, yaitu reading, speaking, livtening, writing (Anonimous, 1994:2). Diantara komponen ini reading (membaca) memiliki implikasi yang paling kompeten dalam membentuk

peserta

didik menjadi manusia yang berilmu pengetahuan dan menguasai teknologi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sisi lain juga menuntut masyarakat yang gemar membaca Proses belajar yang efektif antara lain juga dilakukan melalui membaca. Dengan membaca, terutama buku yang memitiki

arti

yang penting bagi seora.ng individu, seseorang dapat memperoleh informasi dan pengetahuan sekaligus dapat mengembangkan daya imajinasi

dan

daya pikir dari informasi yang diperolehnya. Cristopher Morley seorang penulis dari Amerika seperti yang dipaparkan Kompas dalam rubrik

Ragam

(2006:46) melukiskan hal

ini

dengan illustrasi peristiwa ketika seseorang menjual sebuah buku kepada orang lain, orang tersebut tidak hanya menjual sebuah benda seberat 12 ons yang terdiri atas kertas, tinta, dan lem, tetapi berarti ia juga telah menjual sebuah hidup

barn

untuk si pembeli.

Nunan (1991:82) bahkan berpendapat "and it is clear that in a lesson which is ostensibly labelled 'reading', opportunities exist for learners to develop their other language skills as well". Dengan kegiatan belajar yang disebut belajar membaca, siswa memiliki kesempatan mengembangkan

keterampilan yang lain. Bahkan

Hernowo (2005:40)

berpendapat

bahwa

lewat

kegiatan membaca buku, seseorang akan dapat 'mengolahragakan' otaknya. Disamping otak akan sehat, lewat kegiatan membaca seseorang dapat pula meniperkaya dirinya dengan berbagai macam

ragam

kata.
(11)

melalui dua proses yaitu gabungan proses perseptual dan kognitif (Rahim. 2005:3).

Bahasa lnggris sebagai bahasa intemasional digunakan sebagai alat komunikasi secara intemasional, segala kegiatan yang bersifat intemasional seperti seminar, kongres. konferensi, dan perdagangan dunia. llmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari Barat juga disampaikan dengan Bahasa Inggris. Dengan kata lain bahasa Inggris berfungsi sebagai sarana untuk menyerap, memahami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Bahasa Inggris merupakan babasa asing yang mendunia dan tetap akan diperlakukan baik untuk bisa membaca teks berbahasa Inggris di Perguruan Tinggi ditambah lagi untuk mencari kerja Berdasarkan pengamatan British Institute seperti yang dikemukakan di liputan khusus Kompas 29 Agustus 2006, lulusan SMA di Indonesia saat ini tidak mampu lagi berkomunikasi dalam bahasa Inggris disebabkan pe~aran Bahasa lnggris di sekolah lebih ditekankan pada pengetahuan tentang bahasa Inggris, bukan pada keterampilan bahasa Inggris. Mariam Kartikatresni, Business Manager The British Institute, selanjutnya berpendapat untuk menjadi abli dalam menggunakan bahasa, terutama belajar menggunakan bahasa Inggris dibutuhkan keterampilan praktis (keterampilan berbahasa) yaitu mampu betbicara, dan mengungkapkan pendapat dan pikirannya Seseorang dapat dinyatakan terampil berbahasa jika ia terampil dalam empat bidang. yaitu bemicara, mendengarkan, membaca dan menulis.

(12)

tersebut guru-guru bahasa lnggris SMAIMA

di

kota Banda Aceh masih menggunakan strategi pembelajaran membaca yang relatif seragam. Hal ini dapat tergambar dari hasil wawancara yang dilakukan ke

para

peserta didik dan beberapa guru yang menggunakan strategi pembelajaran yang dimulai dengan siswa membaca tanpa tahu mengapa ia hams memahami teks tersebut dan mengapa informasi yang terdapat dalam satu teks penting untuk diketahui. Dengan kata lain siswa tidak menyadari manfaat yang diperolehnya

dari

wacana yang dibacanya. Minat dan semangat siswa untuk

aktif

menggali informasi yang terdapat dalam teks berfokus

bukan

pada

tujuan tetapi kegiatan membaca yang dilakukan siswa praktis hanya disebabkan oleh instruksi guru yang meminta siswanya membaca dan kemudian menggali informasi (memahami) teks tersebut.

Siswa mencoba menjawab pertanyaan berdasarkan teks yang diberikan. Jika terdapat gambar atau beberapa kata kunci, guru lebih cenderung mengabaikannya atau meminta siswa

secara

sambil lalu memperbatikan gambar yang ada atau mengartikan kata-kata kunci dengan mencarinya di kamus. Interaksi siswa sebagai

pembaca

dengan penulis teks berbahasa lnggris dengan

beragam

jenisnya praktis hanya sebatas kelas, meskipun pada Kurikulwn Berbasis Kompetensi pemusatan pengajaran

pemahaman bacaan berkonsentrasi

pada

pembiasaan

betbagai

jenis

tekslbacaan sesuai dengan kultur penutur aslinya dengan cara memahami dan merespon makna teks fungsional pendek dalam konteks kehidupan sehari-hari, · serta mengakses ilmu pengetahuan seyogyanya

dilakukan

pula di luar kelas.
(13)

berbagai jenis/struktur teks. Proses pemahaman bacaan berlangsung monoton dengan kegiatan meneneljemahkan kata-kata sulit berdasarkan kamus atau infonnasi guru dan menjawab pertanyaan teks . Yang membedakannya hanya pada kegiatan tambahan yang mengharuskan siswa mengindentifikasi jenis teks berdasarkan generic structure (struktur teks) masing-masing teks. Tak heran jika mereka nanti melanjutkan pendidikan di bangku kuliah mereka tak mampu memenuhi tuntutan pembelajaran mata kuliah Bahasa lnggris yang menuntut mereka telah siap dengan keterampilan membaca dan memahaml buku-buku teks berbahasa lnggris yang berkaitan dengan bidang ilmu yang digelutinya.

Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Wiratno (2003:4) menyimpulkan basil yang hampir sama.

Urutan kegiatan sebagaimana fenomena seperti yang dipaparkan di atas menggambadcan ketidaksesuaian tuntutan pembelajaran yang dapat memenuhi paradigma pendidikan berorientasi siswa yang memberi kesempatan pada siswa untuk bebas memilih sesuai minatnya. Keharusan memahami teks yang terdapat di dalam buku teks membuat siswa kurang benninat dan tidak merasa perlu memperdalam kiatnya dalam memahami teks berbahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Bahasa lnggris siswa SMAN 4 Kelas Xll Tahun Ajaran 2007/2008 pada Tabell berikut ini.

No.

1. 2. 3.

4.

5.

[image:13.516.110.472.255.584.2]

6.

Tabell. Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas Xll SMAN 4 Banda Aceb

Kelas Nilai Rata-Rata Reading Nilai Rata-Rata

Comprehension Babasalnggris

XI I-lA 1 75 80

XII-IA2 70 75

XI I-IA3 70 70

XII-lA 4 70 70

XI 1-IA

5

65 70
(14)

7. XI I -IA7

60

60

8.

XI l-IAS

60

65

9. XI I-IA9

65

65

Untuk meningkatkan minat siswa, Nunan (1991:167) berpendapat bahwa daJam pengajaran baha~ dianjurkan untuk mengakomodir gaya beJajar dan strategi pilihan dalam kelas agar dapat meningkatkan kepuasan dan hasil

yang dicapai siswa. Hal ini juga didukung oleh Mariam Kartikatresni, Business Manager The British Institute, dalam rubrik Liputan Khusus Kompas dengan judul "The British Institute dan Pelajaran Bahasa lnggris", seyogyanya guru menyadari bahwa kemampuan dan cara anak menyerap ilmu tidaklah sama,

ada

yang

harus

sambil mendengarkan musik, dengan melihat, meraba atau mengucapkan. Pendapat ini senada dengan yang dipaparkan Rahim (2005:6) guru yang mengajarkan untuk berbagai tujuan, menggunakan metode yang berbeda-beda, bahan pelajaran dan pengelompokan pola-pola untuk memfokuskan pada kebutuhan individu, minat, dan gaya belajar.

Metodo\ogi o\eh Nunan (1991:2) didefenisikan sebagai pemilihan dan pentahapan tugas belajar dan kegiatan belajar. Metodologi berkaitan dengan menjawab pertanyaan bagaimana. Aspek penting dari metodologi adalah pengembangan rutinitas pengajaran, materi dan tugas-tugas yang digunakan di dalam kelas. Sementara strategi adalah proses mental yang digunakan oleh si belajar untuk melakukan proses belajar dan menggunakannya untuk menguasai bahasa target. Lebih lanjut ditegaskan lagi perlunya strategi dalam

upaya

lebih memahami dengan jelas si pembaca dan hakikat kegiatan membaca, dan reaksi sehubungan dengan tugas membaca, serta untuk melihat bagaimana si pembaca mengatasi tugas membaca serta memecahkan permasalahannya
(15)

dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks.

Di dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca. Pada dasarnya, strategi membaca menggambarkan tiga model utama strategi membaca, strategi bottom-up (bawa-atas ), top-down ( atas-bawah ), electic (campuran), ataupun interaktif . Strategi Pembelajaran yang berorientasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang selama ini digunakan oleh guru-guru

bahasa

lnggris di kota Banda Aceh adalah salah satu dari strategi yang ada. Strategi Known-Want to know-Learned (KWL) memberikan peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca (Sumarni, 2006:55). Strategi pembelajaran pemahaman bacaan KWL yang selama ini digunakan oleh guru-guru

bahasa

lnggris di kota Banda Aceh diduga masih belum efek:tif karena para guru masih belum memahami pentingnya memaparkan tujuan membaca teks atau materi untuk menggugah perhatian dan minat siswa serta melibatkan siswa dalam memahami bacaan dengan kegiatan menerjemahkan kata atau ka.limat. Guru terfokus pada pembiasaan dengan berbagai macam genre Genis)

teks dan kurang memberikan kesempatan pada siswa suatu peran aktif yang

seyogyanya

dapat

digugah dengan mengaktifkan minat

dan

perhatian siswa

terlebih dahulu pada kegiatan sebelum membaca. Strategi KWL pada dasarnya melibatkan tiga langkah utama yang memberi jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.
(16)

kehidupan sehari-hari. Siswa menjadi pasif dan tidak memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya mengenai apa yang mereka ketahui. Strategi KWL terlampau banyak melibatkan araban guru dalam memahami bacaan. Padahal disisi lain, lulusan SMA seyogyanya diharapkan dapat menguasai tingkat literasi informational sehubungan dengan tingkat standar kompetensi yang harus dimiliki. Pada tingkat informational siswa diharapkan dapat mengakses pengetahuan dengan bahasanya. Standar Kompetensi khususnya aspek Membaca siswa kelas XII Semester I adalah memahami makna teks fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk narrrative, explanation,

dan

discussion dalam konteks kehidupan sehari-hari

dan

kompetensi untuk mengakses ilmu pengetahuan. Standar Kompetensi Dasar Membaca diharapkan dapat membantu siswa kelas XII tingkat SMA mengakses ilmu pengetahuan dan nantinya dapat pula membantu siswa jika telah lulus SMA untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dalam merespon makna teks fungsional pendek seperti banner (spanduk:), poster, atau

pamphlet, baik resmi maupun tak resmi yang menggunakan ragam bahasa

tulis secara akurat, \ancar dan berterima dalam kontek.s kehidupan sebari-hari serta dapat pula mengakses ilmu pengetahuan.

(17)

dengan cara melibatkan mereka secara intelektual dengan mengajak siswa berpikir, serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara dengan cara melibatkan siswa dengan teks melalui prediksi atau pemikiran siswa dan membuktikannya ketika siswa membaca. Strategi DRTA yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diduga dapat lebih mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memahami materi bacaan dan dapat pula menarik minat dan perhatian siswa melalui peranan guru sebagai motivator yang kreatif dalam upayanya meningkatkan motivasi siswa. Salah satu caranya dengan mempetjelas tujuan yang ingin dicapai. dengan semakin jelas tujuan pembelajaran dan pentingnya informasi dari materi bacaan, maka motivasi dan minat siswa akan semakin kuat. Membangkitkan minat siswa akan dapat ditumbuhkan jika ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya.

Prinsip penting yang tidak boleh terabaikan adalah saat guru menjalankan salah satu peranannya, yaitu sebagai pembimbing, guru, dituntut menyadari bahwa siswa adalab individu yang unik, siswa dengan keunikannya sebagai individu yang sedang berkembang memiliki perbedaan. misalnya gaya dan kebiasaan belajar siswa. Setiap individu adalah unik dengan gaya belajar yang berbeda satu sama lain. Semiawan (2002:46) berpendapat keunggulan potensial yang muncul berdasarkan keunikan dan keragaman individu akan memperoleh peluang lebih luas untuk terwujud karena adanya kecocokan pengalaman belajar dan bakat, dan hal ini akan mengantarkan tercapainya kemampuan intelektual yang secara substansial lebih tinggi, bahkan mencapai keunggulan.

(18)

tertulis (visual), dan mengerjakan tes juga secara tertulis (visual). Karena haoya meogguoakao satu gaya belajar saja, akibatoya timbul ma..alah. Madden (2000: 129) mengemukakan babwa salah satu cara agar seseorang membuka potensi otak untuk memasukkan informasi kedalam otak adalah deogan memasukkan informasi melalui gaya belajarnya sendiri.

Konsep pentingnya guru melakukan proses pembelajaran dengan berbasiskan otak merupakan asumsi dasar pengembangan proses pembelajaran yang memperhatikan keunikan tiap individu. Seperti yang dipaparkan oleh Gunawan (2004:6) apabila setiap anak didik dapat dimotivasi dengan tepat

dan

diajar dengan cara yang benar, cara yang menghargai keunikan mereka. maka mereka semua dapat mencapai suatu basil pembelajaran yang maksimal.

Dasar

metode ini lahir dari upaya peningkatan basil proses pembelajaran dengan rangkaian pendekatan praktis yang menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan. pikiran, metakognisi, gaya belajar, multiple intelligence, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya.
(19)

B. ldentifikasi Masalah

(20)

C. Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah diatas menunjukkan banyaknya pertanyaan yang perlu dijawab sehubungan dengan strategi pembelajaran Bahasa Inggris. Keterbatasan ruang lingkup lokasi, subjek penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian menyebabkan penelitian ini dibatasai pada ruang lingkup :

1. Hasil Belajar pemahaman bacaan berbahasa Inggris dalam ranah kognitif dengan materi pelajaran Bahasa Inggris pada kelas 12 Tahun Ajaran 2007/2008 di SMAN 4 Banda Aceh

2. Strategi Pembelajaran dalam penelitian ini hanya menggunakan strategi pembelajaran DRTA dan strategi pembelajaran KWL dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

3. Gaya Bel~ar dikategorikan atas kategori visual, auditori, dan kinestetik.

4. Materi pelajaran Bahasa Inggris didasarkan pada Kurikulum 2004, untuk mata pelajaran Bahasa lnggris di kelas 12 semester ganjil, dengan ruang lingkup pokok bahasan Keterampilan Membaca.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka masalah-masalah pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah basil belajar bahasa lnggris dalam pembelajaran pemahaman bacaan antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemahaman bacaan Directed Reading Thinking Activity (DRTA) lebih tinggi dati siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Known-Want to blow- Learned ( KWL }

?

(21)

3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap ha')il belajar baha~ Tnggris siswa SMA Negeri 4 BandaAceh?

E. Tujuao Penelitiao

Penelitian

ini

secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran pengaruh aplikasi strategi pembelajaran pemahaman dan gaya belajar terbadap basil belajar pemahaman bacaan berbahasa Inggris siswa Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetabui :

1.

Hasil

belajar Bahasa Inggris siSwa yang melalui

proses

pembelajaran pemahaman bacaan dengan strategi pemahaman bacaan Directed Reading Thinking Activity (DRTA) lebih tinggi dari basil belajar Bahasa lnggris siswa yang melalui

proses

pembelajaran pemahaman bacaan dengan strategi pemahaman bacaan Known-Want to know-Learned (KWL).

2. Perbedaan hasil belajar bahasa Inggris pada siswa yang memiliki kecenderungan gaya be\ajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar visual

3. Interaksi antara strategi pemahaman bacaan dan kecendrungan gaya belajar terhadap basil belajar Bahasa lnggris.

F.~nfaatPenetitian

(22)

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru Bahasa Inggris sebagai strategi pembelajaran alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Inggris dan juga memberikan gambaran bagi

guru

tentang efektivitas aplikasi strategi pembelajaran altematif dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa lnggris

serta

memberikan gambaran bagi

guru

tentang efektivitas aplikasi strategi pembel~aran DRTA
(23)

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulao

Berdasarkan analisis data, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, secara keseluruhan basil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran DRT A lebih baik daripada basil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran KWL.

Kedua, terdapat perbedaan basil belajar bahasa lnggris antara siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, vuditori dan kinestetik. Pada siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual tidak terdapat petbedaan yang sigoifikan dengan siswa yang memiliki kecendrungan gaya belajar auditori terhadap basil belajar bahasa lnggrisnya. Kecenderungan gaya belajar visual dan auditori lebib baik basil belajar bahasa lnggrisnya dari siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik.

(24)

kecenderungan gaya belajar auditori lehih efektif hila diajarkan dengan strategi pernbelajaran DRTA.

Hasil pengujian statistik memhuktikan ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan kecenderungan gaya belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar bahasa Inggris dipengaruhi oleb strategi pemhelajaran dan kecenderungan gaya belajar siswa.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan hahwa strategi pembelajaran DRTA memberikan basil belajar yang lebih tinggi hila dibandingkan dengan strategi pembelajaran KWL dalam pelajaran bahasa lnggris. Hal ini berarti strategi pembelajaran DRTA cukup efektif untuk meningkat basil belajar hahasa Inggris siswa. Hal ini dapat dimengerti karena melalui penerapan strategi pernbelajaran yang tepatdapat meningkatkan minat, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang berdampak pula pada keberbasilan dan ketercapaian tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Salah satu tujuan utam pembelajaran bahasa lnggris khususnya keterampilan memahami hacaan teks bacaan berbahasa Inggris adalah meningkatnya keterampilan siswa berinteraksi dengan pesan tertulis yang disampaikan oleh si pengarang dalam berbagai bentuk teks tertulis, baik jenis teks narrative, discussion ataupun explanation yang dengan sendirinya akan rnenggiring siswa nantinya pada keterampilan yang dituntut pada saat mereka berada pada jenjang pendidikan yang lehih tinggi maupun di kehidupannya sehari-sehari.

(25)

siswa merasa lebih percaya diri untuk aktif terlibat bukan hanya menghabiskan waktu untuk mencari kata-kata sulit dalam kamus dan menjawab pertanyaan bacaan tanpa menyadari tujuan dari topik atau jenis teks yang telah mereka pelajari dan menjadi sebuah pengetahuan tambahan yang akan tersimpan bersama dengan pengetahuan sebelumnya.

Mengandalkan guru dan kamus dalam memahami bacaan teks berbahasa Inggris dengan berbagai jenis teks hanya akan menciptakan suasana belajar yang tidak menyenangkan bagi siswa. Siswa hanya duduk pasif sibuk dengan kamus, kurang berk.omunikasi dengan ternan sekelasnya maupun guru. Guru sebaiknya harus lebih memperhatikan, membimbing, jika siswa masih terikat dan tidak mersa bebas mengemukakan prediksinya. Dengan demikian siswa akan merasa lebih memegang peranan dan bebas menentukan basil pemikirannya sendiri tanpa merasa khawatir melakukan kesalahan.

(26)

suasana pembelajaran yang memicu curah pendapat atu diskusi maka akan sulit bagi mereka untuk mengambil keputusan.

Strategi KWL yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajara visual juga menghasilkan basil belajar yang cukup tinggi. Hal ini berarti bahwa bahwa strategi KWL adalah cocok dalam pembelajaran bahasa lnggris bagi siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual. Karena memang gaya belajar visual yang lebih peduli pada apa yang mereka lihat dan penuh energi akan cepat mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka lihat, karena mereka bukan tipe yang harus menganalisis secara teliti sebelum mengambil keputusan , melainkan tipe pengambil keputusan dengan resiko tinggi. Guru sebaiknya memvisualisasikan keadaan saat menjelaskan agar mereka dapat melihat apa yang sedang dijelaskan. Guru sebaiknya juga berusaha menyeimbangkan energi mereka, bukan meminta mereka diam atau menganggap mereka tidak sopan jika mereka sekali waktu menyela pembicaraan karena mereka memang suka bergerak cepat dan berbicara dalam nada tinggi.

(27)

Perbedaan gaya belajar siswa menuntut guru untuk mengetahui dan memahaminya sehingga dapat mendesain strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa yang akan diajarnya meskipun sulit untuk mendesain strategi pembelajaran yang sesuai untuk seluruh gaya belajar. Jika kecenderungan gaya belajar dari siswa di kelas tersebut tidak ada yang mendominasi maka dia dapat mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran secara bergantian.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi diatas, maka diajukan saran sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa dan guru, disarankan untuk melakukan tes gaya belajar.

2.

Bagi guru bahasa lnggris disarankan untuk memperhatikan gaya belajarnya sendiri untuk dapat menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan siswa yang mungkin memiliki kecenderungan gaya belajar yang berbeda dan menghindari kecenderungan guru untuk mengikuti gaya belajarnya terhadap siswa yang memiliki gaya belajar yang berbeda.

3. Disarankan kepada guru bahasa Inggris agar dapat menerapakan strategi pembelajaran DRTA dan strategi KWL untuk pembelajaran bahasa Inggris.

· 4. Bagi guru yang mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa, disarankan untuk menggunakan strategi DRTA kepada siswa yang khususnya memiliki kecenderungan gaya belajar auditori.

(28)

6. Penelitian ini hanya melihat hasil belajar bahasa Inggris aspek kognitif, maka disarankan kepada peneliti lanjutan untuk melihat basil belajar bahsa Inggris sampai pada aspek psikomotor.

7. Disarankan kepada pemangku kepentingan di Dinas Pendidikan untuk memberdayakan guru-guru bahasa lnggris yang telah menyelesaikan program Pasaca Sarjana Teknologi Pendidikan dalam memdesain dan mmengembangkan kurikulum di daerah.

(29)

6. Penelitian ini hanya melihat hasil belajar bahasa Inggris aspek kognitif, maka disarankan kepada peneliti lanjutan untuk melihat basil belajar bahsa Inggris sampai pada aspek psikomotor.

7. Disarankan kepada pemangku kepentingan di Dinas Pendidikan untuk memberdayakan guru-guru bahasa lnggris yang telah menyelesaikan program Pasaca Sarjana Teknologi Pendidikan dalam memdesain dan mmengembangkan kurikulum di daerah.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous (2005). Panduan Ma1eri Ujian Sekolah. Tahun Pelajaran 2004/2005.SMAIMA. Kurikulum 1994 Bahasa Inggris. Jakarta: Depdiknas Balitbang Pusat Penilaian Pendidikan .

Anonimous (2005). Learning How to Learn. Belajar Bagaimana Seharusnya Be/ajar. CD Interaktif: Seri Manajemen Pembelajaran 1. TRUSCO A-fultimediu.

Anonimous. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA, MA., SMA.LB, SMK dan MAK. Jakarta : Eko Jaya.

Arends, R.I. (2004). Learning to Teach. Sixth Edition. New York : Me

Graw-Hill

Companies.

Bailey, M.K. dan Allwright, D. (1991). Focus on the Language Classroom. An Introduction to Classroom Research for Language Teachers. New York : Cambridge University Press.

Broughton, et.al. (1978). Teaching English as a Second Language. London : Routledge and Kegan Paul

Brown, H. D. (2001). Teachin* by Principles. An Interactive Approach to Language Pedagogy. 2° Ed. New Jersey : Prentice Hall.

Buzan, T. (2002). Gunakan Kepala Anda: Teknik Berpikir, Belajar, dan membangunkan Otak. Alih Bahasa: Toni Rinaldo. Jakarta: Pustaka Delapratasa.

Cooper,M. (2004). Illustrated Dictionary of Education. New Delhi : Lotus Press.

Day, R.R dan Park, J. (2005). Developing Reading Comprehension Questions. http:/ /nflrc.hawai i .edu/rfl

De Porter, B. et al. (2006). Quantum Teaching. Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari. Bandung : Kaifa.

(31)

Djiwandono, M.S. ( 1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung : ITB Djuharie, 0. S. (2005). Communicative Interactive English for the Second

Grade of Senior High School 2. Untuk SMA Kelas XI. Semester 1 & 2. Bandung: Yama Widya.

Driscoll, M.P (1994). Psychology of Learningfor Instruction. Boston: Allyn and Bacon.

Grasha, F.A (1994). Teaching with Style : The Integration of Teaching m1d Learning Styles in the Classroom. File://0:\Cek'Dar\grasha.htm

06/06/2007.

Gagne, R.M., dan Briggs L.J. (1979). Principles of Instroction Design. New York : Holt, Rinehalt and Winston.

Gagne, R. M, & Briggs L. J, & Wager, W.W. (1992). Principles of Instructional Design. New York : Holt, Rinehalt and Winston

Given, K.B. (2002). Brain-Based Teaching. Merancang Kegiatan Belajar-Mengajar yang Melibatkan Otak Emosional, Sosia/, Kognitif, Kinestetis, dan Rejlektif. Penerjemah : Lala Herawati Dharma. Jakarta : Kaifa.

Gredler, M.E. (1986). Belajar dan Membel~arkan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Gulo, W. (2005). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Grasindo

Gunawan, A.S. (2003). Born to be a Genius. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gunawan, A.S. (2004). Genius Learning Strategy : Petunjuk Praktis untuk menerapakan Accelerated Learning. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Harmer, J. (2001). The Practice of English Language Teaching. Edinburgh: Pearson Education.

(32)

Hemowo. (2004). Mengubah Sekolah: Catalan-Catalan Ringan Berbasiskan Pengalaman. Bandung : Mizan Learning Center.

Hemowo. (2005). Bu Slim dan Pak Bil. Kisah tentang Kiprah Guru Multiple Intelligences di Sekolah. Bandung : Mizan Learning Center.

Hemowo. (2005). Mengikat Makna Sehari-hari: Bagaimana Mengubah Behan Membaca dan Menu/is menjadi Kegiatan yang Ringan-Menyenangkan. Bandung : Mizan Learning Center.

Hemowo. (2005). Quantum Reading : Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung : Mizan Learning Center.

Hemowo. (2006). Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Kreatif Bandung : Mizan Learning Center.

Irianto, A. (1988). Statistik Pendidikan. Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Teoaga Pendidikan. Joyce, B dan Weil, M. (1996). Models of Teaching. 5th. Boston : Allyn and

Bacon.

Kral, T. (1993). Activities for Teaching Reading. Selected Articles from the Creative English Teaching Forum Classroom 1989-1993 Activities.

Madden, T. L. (2002). Fire-Up Learning: An Accelerated Learning Action Guide. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Majid, A. (2005). Perencanaan Pembelajaran. Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mc.Neil, J.D. (1992). Reading Comprehension: New Directions for Classroom Practice.3rd Edition. USA : Harper Collins Publishers. Messwati, Kompas. 4 Juni, 2006. Rubrik Ragam, him. 16.

(33)

Mulyasa, E. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, lmplementasi, dan Inovasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, R. (2003). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Be/ajar terhadap Kemampuan Membaca Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pasca Saljana UNIMED MEDAN

Nor, M. et.al. (2005). Statistics Made Simple. Second Edition. Kuala Lumpur Malaysia : Research Centre.

Nunan, D. (1991). Language Teaching IVethodology. A Textbook for Teachers. United State of America: Prentice Hall.

Nurdin, S. (2005). lt--fodel Pembelajaran yang 1Wemperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Quantum Teaching.

Nuttal, C. (1988). Practical Language Teaching: Teaching Reading Skills in a Foreign Language. Oxford: Heinemann International.

Omaggio, A. C. ( 1986). Teaching Language in Context : Profiency-Oriented Instruction. United State of America : Heinle and Heinle.

Oxford, R.L. (1990). Language Learning Strategies : What Every Teacher Should Know. United State of America : Heinle dan Heinle .

Prawiradilaga, D. S. (2007). Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Rahim, F. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Ramly, A.T (2002). Pumping Talent. Jakarta : Pustaka Inti Jaya.

Ramly dan Triyulianti (2005). Pumping Teacher. Jakarta : Pustaka Inti Jaya Rahmat, J. (2005). Be/ajar Cerdas: Be/ajar Berbasiskan Otak. Bandung:

Mizan Learning Center.

(34)

Reigeluth, M.C (1999). Instructional-Design Theories and Models. Volume Il A New Paradigm of Instructional Theory. London : Lawrence Erlbaum Associates.

Reutzel, R.D & Cooter, R.B. ( 1992). Teaching Children to Read: from Basals to Books. New York : Macmilan Publishing.

Sally,et.al (2005). Oxford Advanced Learner's Dictionary. 7th Edition. London: Oxford University.

Sanjaya, Wina (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Semiawan, C. (2002). Belajar dan Permbelajaran dalam Taraf Usia Dini (Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenhallindo

Silberman, Mel. (2000). Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Boston: Temple University.

Slamet:, P.H. (2006). Kompetensi Guru dan Dosen. Seminar Nasional Sertifikasi dan Profesionalisme Guru dan Dosen. 7 Nopember 2006, Auditorium-UNIMED.

Soedarso. (2004). Speed Reading. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sofa. (2008). Strategi Pembelajaran Membaca. File://G:\Lili\CARI ILMU ON LINE BORNEO. htm 26/02/2009.

Suparman, Atwi. (1987). Desain Instruksional. Jakarta : P AU dan DIKTI DIKBUD

Susilo. 4 September, 2006. Rubrik Humaniora Didaktika. Kompas, him. 14 .

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Pene/itian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

(35)

Ur, Penny (1996). A Course in Language Teaching : Practice and Theory. Cambridge, New York : Press Syndicate of the University of Cambridge.

Gambar

Tabell. Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas Xll SMAN 4 Banda Aceb

Referensi

Dokumen terkait

Hanya sebagian kecil guru yang mampu menyusun dan membuat sendiri RPP: (2) pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh guru SD Negeri 45 Banda Aceh telah dilakukan dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel kompetensi guru mempunyai pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri 14 Kota Banda Aceh dengan

Perencanaan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di Madrasah Aliyah Darul ‘Ulum Kota Banda Aceh telah dilakukan oleh guru-guru dengan

kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam KTSP, guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan materi pembelajaran yang akan disampaikan di

Berdasarkan hasil observasi di SDN 32 Banda Aceh dalam proses pembelajaran selama ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak aktif dan kurang memperhatikan saat

Simpulan penelitian ini adalah kompetensi guru di SDN 2 Banda Aceh dalam perencanaan pembelajaran, sudah terlihat dari cara guru merencanakan dan menyusun Rencana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru pada SD Negeri 2 Banda Aceh sudah dikatakan baik,

PENERAPAN TEKNIK ELICITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERINTERAKSI BAHASA INGGRIS KELAS XI AGAMA MAN 1 BANDA ACEH Nurhasanah1 Guru Bahasa Inggris / MAN 1 Banda Aceh