• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Inggris

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Inggris "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK ELICITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERINTERAKSI BAHASA INGGRIS KELAS XI AGAMA

MAN 1 BANDA ACEH Nurhasanah1

Guru Bahasa Inggris / MAN 1 Banda Aceh

Diterima : 05 Juni 2021 Disetujui : 12 Juni 2021 Abstrak

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi bahasa inggris serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Inggris pada materi Text Invitation Letter siswa kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh. Teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Eliciting. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Prosedur penelitian terdiri dari pra penelitian, perencanaan siklus satu, pelaksanaan tindakan siklus satu, pengamatan siklus satu, refleksi siklus satu, perencanaan siklus dua, pelaksanaan tindakan siklus dua, pengamatan siklus dua dan refleksi siklus dua.

Teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument soal (tes tertulis). Data observasi dilakukan dengan melihat keaktifan siswa proses pembelajaran. Data dianalisis dengan cara statistik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari 36.84 % pada pra penelitian meningkat menjadi 65.78 % pada siklus I dan meningkat menjadi 92.10 % pada siklus II. Penerapan Teknik Eliciting dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi bahasa inggris serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh tahun pelajaran 2019/2020.

Kata kunci: Hasil Belajar, Teknik Eliciting, Bahasa Inggris, Text Invitation Letter.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik aktif maupun pasif telah menjadi salah satu tujuan dari pembelajaran bahasa Inggris, tidak hanya di lembaga formal tetapi juga di lembaga-lembaga non formal seperti tempat-tempat kursus. Bahkan kemampuan berinteraksi dalam bahasa Inggris telah menjadi salah satu syarat bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, S- 2, S-3 melalui beasiswa dan juga mereka yang ingin mendapatkan pekerjaan, khususnya di perusahaan- perusahaan swasta dalam dan luar negeri. Hal ini sesuai pula dengan acuan yang tercantum dalam kurikulum baik sekolah menengah pertama hingga menengah atas, bahwa setiap lulusan diharapkan mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, tertulis dan juga lisan. Namun apakah kenyataan sudah sesuai dengan harapan yang diinginkan?

Berdasarkan pengalaman seorang teman guru yang menyatakan bahwa setelah menggunakan bahasa Inggris di kelasnya sesuai dengan anjuran bahwa mengajar di kelas bahasa Inggris harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, namun guru ini merasa kecewa. Hal ini mungkin disebabkan bahasa Inggrisnya terlalu tinggi bagi anak-anak SMA/MA dan mungkin juga bicaranya terlalu cepat sehingga siswa tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh gurunya. Kalimat yang digunakan lebih banyak kalimat kompleks dan aksennya terlalu bagus untuk anak tingkat SMA/MA di wilayah Aceh.

Di samping itu juga, kemungkinan guru berbicara sangat cepat sehingga membuat anak sulit untuk mengikutinya. Guru juga biasanya cepat emosi saat anak tidak paham dan ujung-ujungnya meninggalkan anak dengan tugas-tugas atau latihan yang harus diselesaikan dan dikumpulkan dalam waktu yang tersisa.

(2)

Untuk menyelesaikan masalah seperti ini, akhirnya kebanyakan guru menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya berbicara bahasa Inggris di kelas karena siswa tidak mengerti walaupun guru telah berbicara sampai berbuih, apalagi jika siswa selalu menanyakan arti kata-kata kepada guru. Hal ini menyebabkan guru bahasa Inggris menganggap bahwa speaking menjadi skill yang sulit untuk diajarkan.

Selanjutnya, untuk skill ini guru hanya memberi contoh dialog yang ada dalam buku teks untuk dibaca atau kemudian disuruh menghafal dan mempraktekkannya di depan kelas. Jelas ini akan menghilangkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi karena siswa sudah menghafal sesuatu yang dia tidak paham untuk apa dia melakukan itu dan juga tidak natural. Sementara kita tahu bahwa bahasa bukan untuk dihafal tapi untuk digunakan sebagai alat berinteraksi dalam menyampaikan pesan.

Tentu ini menjadi tugas berat bagi semua guru bahasa Inggris di semua instansi untuk mencarikan solusinya. Penulis setelah mengikuti beberapa kali pelatihan Classroom Language yang diselenggarakan oleh British Council (2008 & 2009) termasuk yang terakhir di Banda Aceh (2012), mendapat sedikit pencerahan dan masukan tentang penggunaan bahasa di kelas khususnya bagaimana menggunakan bahasa Inggris yang bermakna dan dapat dimengerti oleh anak di dalam kelas, dan juga melibatkan siswa dalam pembelajaran. Tidak hanya di awal pelajaran tapi juga di setiap kesempatan selama pembelajaran, guru bisa mengajak siswa untuk berinteraksi dalam bahasa Inggris yang dapat dipahami oleh siswa. Bahkan ketika mengatasi anak-anak yang bermasalahpun, guru masih bisa berbicara bahasa Inggris dan melibatkan siswa di dalamnya dan menjadikan masalah itu sebagai alat pembelajaran.

Di sini, guru tidak hanya mengajar berbicara untuk topik atau materi tertentu saja, tapi juga untuk hal-hal kecil yang diluar materi pelajaran, guru bisa menjadikan momen tersebut sebagai alat pembelajaran sehingga suasana bicara bahasa Inggris terasa lebih alami dan menarik. Bila ini terus dilakukan maka anak akan mendapat exposure atau paparan dari kata-kata, kalimat-kalimat, dan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang digunakan guru untuk kemudian terekam dalam memori siswa karena ada repeatition atau pengulangan.

Mungkin akan timbul pertanyaan, apakah ini bisa dan mudah untuk dilaksanakan? Tentu tidak mudah. Guru harus mampu mendesain kalimat-kalimat atau pertanyaan-pertanyaan yang singkat, sederhana, dan bermakna yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Untuk itu, guru membutuhkan waktu dan latihan serta persiapan yang maksimal sebelum masuk kelas. Guru juga harus bekerja keras dan kreatif dalam menyusun kalimat atau pertanyaan yang akan dibawa ke dalam kelas baik untuk pembuka pelajaran ataupun yang berhubungan dengan materi ajar, dan yang paling penting adalah bahwa guru harus memilki kesabaran dan tidak boleh cepat putus asa jika ternyata usaha pertama dan keduanya masih belum berhasil. Teknik yang digunakan untuk mendesain kalimat atau pertanyaan yang bermakna dan melibatkan siswa dalam pembicaraan ini dikenal dengan istilah “Eliciting”. Istilah ini akan dijelaskan lebih lanjut dan rinci pada bagian teori.

Beberapa penelitian yang menerapkan teknik Eliciting menunjukkan hasil yang efektif dimana siswa terbukti mampu berinteraksi di dalam kelas, baik dengan guru maupun dengan teman-temannya.

Beberapa artikel juga menyatakan tentang kelebihan-kelebihan dari teknik Eliciting dimana teknik ini menghasilkan Student-Centered-Learning, bukan Teacher-Centered-Learning. Tentu hal ini sangat sesuai dengan apa yang diinginkan dalam proses belajar mengajar di setiap jenjang pendidikan.

Oleh karena itu, berkenaan dengan persoalan-persoalan yang diuraikan di atas, penulis ingin melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dan memilih untuk menerapkan teknik Eliciting ini dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpartisipasi dalam interaksi kelas dengan judul “Penerapan Teknik Eliciting untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Berinteraksi Bahasa Inggris Kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2019/2020”.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan siswa pada pelajaran bahasa Inggris di kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh.

b. Untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada pelajaran bahasa Inggris di kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh.

c.

Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa Inggris

di kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh.

(3)

2. Metode Penelitian 2.1. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan sebuah metode agar hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana yang ditentukan. Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu ingin peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran di dalam kelas maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2009).

Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2005) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru degan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan- tindakan tersebut.

Penelitian tindakan kelas dilakukan tidak hanya dilakukan di ruang kelas, tetapi dimana saja tempatnya, yang penting terdapat sekelompok anak yang sedang belajar. Peristiwanya dapat terjadi di laboratorium, perpustakaan ataupun tempat kunjungan yaitu tempat dimana siswa sedang berkumpul untuk belajar yang hal yang sama dari guru atau fasilitator (Arikunto, 2009).

Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus ada 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan implementasi (tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus PTK yang akan dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2009) 2.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2019/2020. Siswa kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh berjumlah 38 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.

2.3. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh yang berada di Jalan Pocut Baren No.116 Desa Keuramat Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh. Dilaksanakan dilaksanakan mulai dari bulan September 2019 s/d November 2019 pada semester ganjil.

(4)

2.4. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data (instrumen) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Instrumen Tes

Tes evaluasi yang mengungkapkan hasil belajar siswa. Tes atau evaluasi dilakukan setelah akhir pembelajaran berupa tes dengan bentuk soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dengan 5 pilihan yang telah disesuaikan dengan indikator materi pembelajaran pada rencana pembelajaran.

2) Angket Respon Siswa

Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan teknik Eliciting dalam kegiatan pembelajaran. Angket ini berisi 15 pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran. Angket respon ini nantinya diisi oleh observer yaitu adalah rekan sejawat guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

2.5. Analisis Data

Analisis data dilaksanakan secara statistik deskriptif terhadap data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa. Sedangkan data kuantitatif berupa hasil tes siklus. Data observasi tidak semuanya dilaporkan tetapi direduksi dan diseleksi kemudian data yang mendukung dilaporkan sedangkan data yang tidak mendukung tidak dipakai.

Dari data tersebut akan dianalisis menggunakan rumus : 1. Rata-rata kelas

Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus menggunakan rumus sebagai berikut (Wardhani, 2007).

Nilai rata-rata =

2. Ketuntasan belajar secara klasikal

Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2011).

Tingkat ketuntasan belajar =

3. Pengolahan Angket Respon Siswa

Jawaban responden dapat berupa pernyataan sangat setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Kurang Setuju (KS) bernilai 2, Tidak Setuju (TS) bernilai 1. Data respon siswa diperoleh melalui angket, dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Secara sistematis persentase dari setiap respon siswa dapat ditulis:

% 100

siswa x

seluruh Jumlah

muncul yang

aspek tiap siswa respon Jumlah

Respon siswa dikatakan efektif jika jawaban siswa terhadap pertanyaan positif untuk setiap aspek yang direspon pada setiap komponen pembelajaran diperoleh persentase 70%.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian, guru memberikan pretes kepada siswa. Pretes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan teknik Eliciting dalam pembelajaran. Hasil pretes siswa sebelum penerapan teknik Eliciting dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Pretest Siswa

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 90

(5)

3 Rata-rata 62.89

4 Ketuntasan Klasikal 36.84%

Berdasarkan tabel 1 di atas, hasil pretes siswa yang dilakukan pada saat pra penelitian memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 36.84 %. Nilai terendah pada pretes adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 90. Nilai rata-rata pada pretes adalah 62.89. Setelah melakukan pretes, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus I.

3.2. Hasil Penelitian Siklus 1 a. Perencanaan

Kegiataan perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian yaitu: merancang silabus, merancang RPP, menyusun instrument tes, mendesain bahan ajar sesuai dengan materi, mendesain teknik pembelajaran yaitu teknik Eliciting.

b. Pelaksanaan

Penelitian siklus I yang telah di jelaskan pada Bab III di laksanakan sesuai perencanaan dengan melakukan tes pada tanggal 12 September 2019 yaitu pada pertemuan kedua. Setelah penerapan teknik Eliciting pada siklus I, siswa telah mengalami peningkatan kemampuan dalam berbahasa inggris, hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan teknik Eliciting pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 40

3 Jumlah siswa dengan nilai

mencapai KKM 25

4 Jumlah siswa yang nilai belum

mencapai KKM 13

5 Rata-rata 76,31

6 Ketuntasan Klasikal 65,78%

Berdasarkan tabel 2 di atas, dari 38 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Eliciting terdapat 25 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 13 siswa lagi belum mencapai ketuntasan nilai KKM. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu 100 dan nilai terendah adalah 40. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 65.78 % dengan nilai rata-rata 76.31. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti ingin melanjutkan penelitian pada siklus II dengan menggunakan teknik pembelajaran yang sama yaitu teknik Eliciting. Pada siklus II, peneliti mengharapkan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, sehingga persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan sesuai dengan indikator siklus II yang telah ditetapkan oleh peneliti.

c. Observasi

Dari angket respon siswa pada siklus I yang diisi oleh 38 orang siswa setelah mengikuti pembelajaran pada materi Text Invitation Letter dengan menggunakan teknik Eliciting, maka dapat disimpulkan bahwa respon siswa positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan teknik Eliciting pada materi Text Invitation Letter. Respon siswa dikatakan efektif jika jawaban siswa terhadap pertanyaan positif untuk tiap aspek yang direspon dan pada setiap komponen pembelajaran diperoleh persentase ≥ 70%.

(6)

d. Refleksi

Setelah siklus I selesai dilaksanakan beserta penilaian terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti ingin melakukan sebuah tindakan dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dan lebih mengerti mengenai materi yang sedang dipelajari sehingga hasil belajar yang diperoleh pada siklus II akan mengalami peningkatan. Tindakan yang ingin dilakukan peneliti pada siklus II yaitu:

a)

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari

b)

Memberikan motivasi kepada siswa yang tidak aktif dalam kelompok

c)

Memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelesaikan tugas individu yang diberikan kepadanya dengan baik

d)

Pengelolaan waktu lebih efektif agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3.3. Hasil Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan

Kegiataan perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah:

- Merancang silabus, merancang RPP, menyusun instrument tes, mendesain bahan ajar sesuai dengan materi, mendesain teknik pembelajaran yaitu teknik Eliciting.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari - Memberikan motivasi kepada siswa yang tidak aktif dalam kelompok dan menyelesaikan

tugas individu yang diberikan kepadanya dengan baik.

- Pengelolaan waktu lebih efektif agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Pelaksanaan

Penelitian siklus II yang telah di jelaskan pada Bab III di laksanakan sesuai perencanaan dengan melakukan tes pada tanggal 26 September 2019 yaitu pada pertemuan kedua. Setelah penerapan teknik Eliciting pada siklus II, siswa telah mengalami peningkatan kemampuan dalam berbahasa inggris, hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan teknik Eliciting pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 60

3 Jumlah siswa dengan nilai

mencapai KKM 35

4 Jumlah siswa yang nilai belum

mencapai KKM 3

5 Rata-rata 87,10

6 Ketuntasan Klasikal 92,10%

Berdasarkan tabel 3 di atas, dari 38 siswa terdapat 35 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai klasikal dan 3 siswa lagi belum mencapai ketuntasan klasikal. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada siklus II yaitu 100 dan nilai terendah adalah 60. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebesar 92.10 % dengan nilai rata-rata 87.10. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II, maka peneliti mencukupkan penelitian sampai pada siklus II, hal ini dilakukan karena siswa telah mencapai indikator ketuntasan yang harapkan oleh guru.

c. Observasi

Dari angket respon siswa pada siklus I yang diisi oleh 38 orang siswa setelah mengikuti pembelajaran pada materi Text Invitation Letter dengan menggunakan teknik Eliciting, maka dapat disimpulkan bahwa respon siswa positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan teknik Eliciting pada materi Text Invitation Letter.

(7)

d. Refleksi

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II, terlihat adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik setelah penerapan teknik Eliciting. Pada siklus II, siswa terlihat lebih memiliki keseriusan dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. selain itu, siswa yang mengikuti pembelajaran melakukan dengan aktif dan tertib yang baik, mereka tidak ribut pada saat proses pembelajaran berlangsung dan terlihat lebih bersemangat. Dalam hal ini, siswa yang mengikut tata tertib dalam proses pembelajaran tidak terlihat ada perbedaan antara siswa yang pintar maupun siswa yang kurang memiliki kemampuan dalam belajar, semua siswa terlihat antusias dalam melakukan pembelajaran.

3.4. Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan atas hasil tes belajar siswa yang dilanjutkan dengan refleksi pengamatan pada siklus tindakan. Berdasarkan hasil yang di peroleh dari pelaksanaan siklus I sampai ke siklus II maka dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan teknik Eliciting tepatnya pada materi Text Invitation Letter.

4.1.1. Hasil Belajar Siswa a. Hasil Belajar Siklus I

Dari analisis tabel 4.2 tentang hasil belajar siswa pada siklus I terlihat bahwa terdapat 25 orang siswa yang nilainya telah mencapai KKM Individual, dengan kata lain terdapat 25 orang siswa yang telah tuntas belajar, sedangkan 13 orang siswa lainnya memperoleh nilai pada siklus I masih di bawah KKM.

Pencapaian indikator ketuntasan yang diharapkan adalah (≥85%) dan yang didapatkan dari hasil persentase hanya 65.78 % dan ini dikatakan belum tuntas.

b. Hasil Belajar Siklus II

Dari analisis tabel 4.5 tentang hasil belajar siswa pada siklus I terlihat bahwa terdapat 35 orang siswa yang nilainya telah mencapai KKM Individual, dengan kata lain terdapat 35 orang siswa yang telah tuntas belajar, sedangkan 3 orang siswa lainnya memperoleh nilai pada siklus II masih di bawah KKM.

Pencapaian indikator ketuntasan yang diharapkan adalah (≥85%) dan yang didapatkan dari hasil persentase 92.10 % dan ini dikatakan tuntas. Untuk melihat peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I sampai siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 2. Perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II (Sumber: Hasil Penelitian pada MAN 1 Banda Aceh, 2019)

Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari Pra siklus ke Siklus I dan siklus I ke siklus II. Pada pra siklus sebelum penerapan teknik Eliciting hanya mampu memberikan persentase 36.84 %. Sedangkan pada siklus I setelah penerapan teknik Eliciting telah mampu memberikan persentase hasil belajar siswa yaitu sebesar 65.78 % dan telah mengalami peningkatan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Series1 36,84% 65,78% 92,10%

36,84%

65,78%

92,10%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

(8)

4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan teknik Eliciting kemampuan siswa dapat berinteraksi dalam berbahasa inggris.

2) Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 36.84 % pada pra penelitian meningkat menjadi 65.78 % pada siklus I dan meningkat menjadi 92.10 % pada siklus II.

3) Secara keseluruhan penerapan teknik Eliciting dapat meningkatkan kemampuan siswa dapat berinteraksi dalam berbahasa inggris serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas XI Agama MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2019/2020.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran yang ingin disampaikan adalah:

1.

Diharapkan kepada guru agar menggunakan teknik pembelajaran dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

2.

Perlu adanya pengarahan dari Kepala Madrasah kepada guru-guru bidang studi yang lain, untuk menggunakan tekni/metode/model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

5. Daftar Pustaka

[1] Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi).

Jakarta : Rineka Cipta.

[2] Arikunto, S., Suharjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara [3] Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widiya

[4] Darn, S. 2008. “Asking Questions”. The BBC and British Council.

http://www.teachingenglish.org.uk/articles/askingquestions. (Accessed on September 2018).

[5] Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

[6] Doff, A. 1998. Teaching English: A Training Course for Teachers. Cambridge: Cambridge University Press.

[7] Ersos, A. 2000. Six Games for EFL/ESL Classroom. http://www.teflgames.com/why.html.

(Accessed on September 2019).

[8] Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

[9] Lee, K. 1995. From Creative Games for the Language Class.

http://eca.state.gov/forum/vols/vol33/no1/P35.htm. (Accessed on September 2019).

[10] Wardhani, Igak dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

[11] Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

14 Bella Elpira, Pengaruh Penerapan Literasi Digital Terhadap Peningkatan Pembelajaran Siswa di SMP Negeri Banda Aceh, 2018. 15 Rengganis Sekar W, Literasi Digital dan Kontrol

Penerapan Metode Bermain Peran Role Playing Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas XII TKJ 2 SMK Negeri 2 Selong Tahun Pelajaran