,. ,' .
HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN
TRANSAKSlONAL DAN SIKAP KOPERA TlF
DENGAN KINERJA GURU SMK SW AST A
TELADAN MEDAN
TES iS
"DC4~
'Uau.(£
7){~ecld;(. :.~~,t,,_.-;. S .:t.k S t~- ~'U.v~ M-e~,!~
ffo'!..:v.
11t 49t•J.t•:.•.,
Put<! ~P'tiJ.. ~ '/4411- S'! : ~ dL " 4~ l4C ·'% 4 -' <- "P uuU.;{.(/} ,z~
Oleh :
:<l t na
·----
lVIanuihtno-- ·· ~· lVIanuihtno-- ·--..::.::....l ··. L.~
; 06 l1 8f!1
intn
HUBUNGAN KEPEMlMPINAN
TRANSAKSIONAL DAN SIKAP KOPERA TIF
DENGAN KINERJA GURU SMK SWASTA
TELADAN MEDAN
Disusun dan Diajukan Oleb
Ratna Manullang
NIM:06118811007
Telah Dipertahankan d i Depan Panitia Ujian Tesis
Pada T anggal 03 September 2009 d an Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Menyetujui :
Tim Pembimbing
...
Prof. Dr. Belferik Manulfang
NIP.: 130518778
Medan, 03 Septem ber 2009
PERSETUJUAN DEW AN PE.NGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
No NAMA
1.
2
3
Prof. Dr. Belferik ManuUaog
NIP.:130518778
(Ketua)
Prof. Dr. Simao, M.Pd.
NIP.: 130879744
(Sekretaris)
(Anggota)
4
P rof. Amrin Saragih, MA.,Ph.D.
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besamya penulis sampaikan kepada Tuhan Bapa
pengasih dan penyayang. yang te lah memberikan pengetahuan. petunjuk dan
kesehatan kepada penulis sehingga tesis ini dapat se lesai. Tes is ini ditulis untuk
memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh
gelar Magiste r Pendidikan dan sekaligus merupakan laporan hasil penelitian
dengan judul:". Hubungan Kepemimpinan Transaksional dan Sikap Kooperatif
dengan Kinerja Guru SMK Teladan Medan".
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan
keterbatasan. Oleh sebab itu dengan jujur dan tulus penulis membuka diri untuk
menerima saran yang bertujuan menyempurnakannya dan juga mengakui bahwa
tesis ini dapat diselesaikan berkat bimbingan yang diberikan o leh kedua bapak
pembimbing. Oleh sebab itu dengan jujur dan tulus penulis mcnyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai pembimping
pertama.
2. Bapak Pro f. Dr. Siman, M.Pd. Sebagai pembimbing ke dua.
3. Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M .Pd. sebagai Ketua
Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah
Pasca Satjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Yasarotodo Wau, M.Pd. sebagai Sekretaris Program
Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasaljana
Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan bantuan materi dalam penyelesaian tesis ini.
6. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan yang te lah memberikan dorongan untuk mengikuti pendidikan
dan memperoleh gelar magister.
7. Pe nghargaan dan terima kasih yang sangat pribadijuga pcnulis sampaikan kepada suami tercinta Drs. Panahatan
Si to !l~S, ST. dan putra-putri yang terus menerus memberikan
dorongan dan dukungan selama penulis mengikuti pendidikan
dan menyelesaian penulisan tesis ini.
Akhrinya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberi manfaat kepada
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan dunia pendidikan pada
khusus nya.
Medan, Juni 2009
Penulis,
RINGKASAN
Ratoa Manullang. NIM. 06118811007 Hubungan Kepcmimpinan Transaksional dan Sikap Kooperatif dengan Kinerja Guru SMK Teladan Medan, Juni 2009
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keberhasilan SMK Teladan menjadi suatu sekolah yang memiliki ISO sebagai salah satu indikator kinetja guru yang baik ditengah-tengah keterpurukan mutu pendidikan pada tingkat sekolah menengah di Indonesia, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan hubungan kepemimpinan transaksional dengan kinelja guru, hubungan sik.ap kooperatif dengan kinerja guru dan hubungan kepemimpinan transaksional dan sikap kooperatif secara bersama-sama dengan kinelja guru .
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional sesuai dengan sifatnya yang ingin melihat hubungan antar variabel penelitian. Menggunakan seluruh guru
SMK
Teladan Medan yang jumlahnya sebanyak 71 orang sebagai populasi penelitia, dan mengambil sebanyak 30 orang guru sebagai sample penelitian yang ditetapkan dengan menggunakan Nomogram Hary_ King. Untuk mengumpulkan data digunakan angket meliputi ; angket untuk menjaring data variabel kinerja guru yang memiliki koefisien reliabilitas r11 sebesar 0,96 , angket untuk menjaring data variabel kepemimpinan transaksional dengan koefis ien reliabilitas rll sebesar 0,89 dan angket untuk menjaring data variabel s ikap kooperatif dengan koefisien reliabilit(ls rll sebesar 0,85. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan persamaan korelasi product moment, regresi sederhana, regresi ganda, korelasi parsial dan uji -t. ·Berdasarkan hasil perhitungan ternyata hipotesis : (1) yang menyatakan terdapat hubungan positif yang berarti kepemimpina n transaksiona l dengan kinelja guru dapat ditcrima sesuai dengan harga koefisien korelasinya yaitu sebesar r = 0,81 dan t hitung
>
t tabel yaitu 7,27 > 2,05 dengan dk = 28 pada taraf kepercayaan a = 0,05, (2) yang menyatakan terdapat hubungan positif yang berarti sikap Kooperatif dengan kinetja guru dapat diterima sesuai dengan harga koefisien korelasinya yaitu sebesar r=
0, 79 dan t hitung > t label. yaitu 6,85 >2,05 dengan dk = 28 pada taraf kepercayaan a = 0,05, (3) yang menyatakan terdapat hubungan positif yang berarti kepemimpinan transaksional secara bersama-sama dengan kinerja guru dapat diterima sesuai dengan harga koefisien korelasinya sebesar R = 0,43 atau R2 = 0,66 dengan dk = 28 pada taraf kepercayaan
a
= 0,05, memberikan sumbangan efektif sebesar 65,99% , ini memberi arti bahwa 65,99 o/o kinerja guru SMK Teladan Medan dapat dijelaskan dengan kepemimpinan transaksional kepala sekolah dan sikap kooperatif guru"
yang dijelaskan melalui persamaan Y = 0,99
+
0,44 Xt + 1,33 X2...
ABSTRACT
Ratna Manullang. NIM. 06118811007. The relationship of the Transactional Leadership and the Cooperative Attitude with the Performance Teacher of Teladan Senior Vocational School at the Medan City, Thesis, Medan, Graduate Program, Sa tate University of Medan. June 2009
This research was backgrounded by fact the Teladan Senior Vocational School has ISO standardization and good quality of the output in issues o f the bad qwality education in Indonesia. This research was aimed to discovering whether there were relationships between the transactional leadership with the perfonnance of teacher, the cooperative attitude with the perfonnance of teacher, and then the transactional leadership and the cooperative attitude together with the perfonnance teacher of the Teladan Senior Vocational School at Medan city.
This study was a descriptive correlational research to observe the relationships of the research variables. The population was amounting 71 teachers and sample
wai
30 peoples taken from population by using Nomogram Hary King sampling technique. The instrument used to collect the datas were questionnaires for all of the datas. The coefficien~ reliability of the ferfonnance questionnaire rll = 0,96, the coefficient reliability of the transactional leadership questionnaire rJJ= 0,89 and the coefficient reliability of the cooperative attitude questionnaire r11= 0,85. Data was analized by using product moment correlation, s imple regression, multipel regression, and partial correlation and t- test.The result ofhypotesses testing indicated that (I) there was a significant relationship between the transactional leadership and the teacher perfonnance proved by correlation coefficient r = 0,81 and t eount > t table= 7,27 > 2,05 at the level of significance
a
= 0,05, (2) there was a significant relationship between the cooperat ive and the teacher perfonnance proved by correlation coefficient r = 0, 79 and t count > t table "" 6,85 > 2,05 at the level of significancea
=
0,05, (3) there was a significant relationship between the transactional leadership and the cooperative attitude together with the performance of teacher. This shown by correlation coeffic ient of R=
0,43 or R 2 = 0,66 with degree of freedom = 27 at the level of significancea
= 0,05. The effelcti ve contribution is 65,99 % it means that 65,99 pcrfonnance of the teacher could be explained with the variables of transactional leadership and cooperative attitude together through"
DAFfARISI
Hal
ABSTRAK .... ... .. ... ... ... ... . ... ... .. . .. ... .. ... . . ... i
KATA PENGANTAR ... . ... ... ... .. .... . iii" DAFfAR ISI. ... .. ... ... ... .... ... . .. . ...
v
DAFfAR TABEL ... .... ... . .. . ... . .. ... ... ... vii
DAFfAR GAMDAR .. ... ... .. ... ... .... viii
DAFfAR LAMPIRAN ... - ... ix
BABI.PENDAHULUAN A.
Latar
Belaka ng Masalah ... l B. ldentifilcasi Masalah ... 6C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah. ... 7
E. Tujuan Pene litian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB ll. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teoritis ... 9
B . Penelitian yang Relevan ... :.l9 C. Kerangka Berpikir ... 20
D. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB lll. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Te mpat Penelitian ... 23
B. Metodologi Penelitian ... 23
C. Sumber Data ... 24
D. Variabel dan Definisi Operasional Pe nelitian ... 24
E. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data Penelitian ... ... 25
v
~ ·
F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 28
G. Teknik Anal isis Data ... .3 1 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 37
I. Deskripsi Data Kinelja Guru ... 3 7 2. Deskripsi Data Kepemimpinan Transaksional ... .38
3. Deskripsi Data Sikap Kooperatif ... .39
1.
Uji Normalitas Data ... .412. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Sederhana ... .42
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 43
1. Hubungan Kepemimpinan Transaksional dengan Kinelja Guru ... - ... 44
2. Hubungan Sikap Kooperatif dengan Kinelja Guru ... .46
3. Hubungan Kepemimpinan Transaksional dan Sikap Kooperatif Secara Bersama-sama dengan Kinerja Guru ... .47
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
E. Keterbatasan Peneltian ... , ... 53
BAB V. SIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... , ... 54
B. lmplikasi. ... 55
C. Saran ... 56
DAFfAR PUSTAKA ... ... 58
DAFfAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 : Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru ... 26
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Jnstrumen Kepemimpinan Transaksional... ... 27
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Sikap Kooperatif... ... 28
Tabe14.1 : Distribusi Frekuensi Data Kinerja Guru ... .37
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Data Kepemimpinan Transaksional.. ... : ... .38
· Tftbel 4.3 : Distribusi Frekuensi Data Slkap Kooperatif... ... .40
Tabel ~ .4 : Ringkasan Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors ... .41
Tabel 4 .5 : Ringkasan Analisis Regresi Variabe l Kepemimpinan Transaksional dengan Kinerja Guru ... 42
Tabel 4.6 : Ringkasan Analisis Regresi Variabel Sikap Kooperatif dengan Kinerja Guru ... ; ... 43
Tabe14.7: Matrik Korelasi Antara Variabel Xt, X2 dan ¥ ... .48
Tabel4.8: Ringkasan Hasil Analisis Regresi Variabel Kepemimpinan Transaksional dengan Kinelja Guru ... .44
Tabel4.9 : Ringkasan Hasil Uji Koefisien Kore1asi Hubungan Kepemimpinan Transaksional dengan Kinelja Guru. ... .45
Tabe1 4.10: Ringkasan Hasil Ana lis is Regresi Variabel Sikap Kooperatif dengan Kinerja Guru ... .46
Tabel 4.11: Ringkasan Hasil Uji Koofisien Korelasi Hubungan Sikap Kooperatif dengan Kinerja Guru ... 47
Tabel4.12: Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda Variabel Kepemimpinan Transaksional dan Sikap Kooperatif Seeara Bcrsama-sama dengan Kinetja Guru ... .48
Tabe1 4.l3: Ringkasan Hasil Perhitungan Sumbangan Re1atif dan Sumbangan Efektif ... 49
Tabel 4.17: Ringkasan Hasil Analisis Kore1asi Parsial ... 50
[image:10.532.29.473.59.594.2]DAFI'AR GAMBAR
Hal Garnbar 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional... ... l 5 Gambar 3.1 Rancangan penelitian hubungan antar variabel
bebas dengan variabel terikat.. ... 23
Garnbar 4.1 Histogram Kinerja. ... 38
Gambar 4.2 Histogram Kepemimpinan Transaksiona1.. ... 39
Gambar 4.3 Histogram Sikap Kooperatip Guru ... .40
[image:11.532.30.473.76.621.2]DAFfAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Surat Mohon Kesediaan Mengisi Angk.et Uji Coba ... 60
Lampiran 2 Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... ... 61
Lampiran 3 Perhitungan Uji Coba lnstrumen ... 65
Lampiran 4 Surat Mohon Kesediaan Mengisi Angket ... 79
Lampiran 7 : Menghitung Interval ke1as (k), Range (r), Panjang ke1as (p), MFan ( Me),Median (Md), Modus (Mo}, Standar Deviasi (SD}, dan Range (R) data hasil pene1itian ... 86
Lampiran 8 : Pengujian Nonnalitas Sebaran Sumber Data ... : ... .. : ... ... 96
Lampiran 9 : Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Linieritas, dan Kebe rartian Persamaan Regresi Kinerja guru (Y) ... 98
Lamp iran 10 : Perhitungan Koefisien Korelasi Antara Kinelja Guru (Y) dengan Kepemimpinan Transaksional {X1) ... : ... 109
Lampiran 11 : Perhitungan Koefisien Kore1as i Antara Kinctja Guru (Y) Dcngan Sikap Kooperatif (X2) ...•... 111
Lampiran 12: Perhitungan Koefisien Kore1asi Antara Kepemimpinan Transaksiona1 (XI) dengan Sik.ap Kooperatif( X2) ... 113
Lampiran 13 : Perhitungan Persamaan Regresi Ganda, Uji Ke1inieran dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 115
Lampiran 14: Perhitungan Kore1asi Ganda. ... l20
Lampiran 15: Perhitungan Koefisien Kore1asi Parsial ... l21
Lampiran 16 : Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif ... l 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BeJakang Masalah
Akhir-akhir ini Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia metalui media
televisi dan papan iklan yang ditempatkan di beberapa sekolah berupaya menarik minat
eaton peserta didik sekotah lanjutan tingkat atas untuk memilib Sekolah Menengah
Kejuruan ( SMK ). lsi ildan tersebut sangat menarik. dimana dinyatakan tulusan SMK
memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan Sekolah Menengah Umum (SMU):
.
.Sampai sejauh mana efektifitas iklan ini untuk mempengaruhi minat eaton siswa perlu
dipertanyakan, karena secara umum masyarakat mengetahui bahwa lulusan SMK Ekonomi
Bisnis maupun SMK Teknologi belum memiliki kemampuan kerja sesuai harapan dunia
usaha dan industri seita kurang kompeten untuk memenangkan persaingan seleks.i
penerimaan mahasiswa baru di pendidikan tinggi negeri, sementara iklan ini berisikan setain
siap mcmasuki dunia usaha dan dunia industri tutusan SMK.juga siap memasuki pendidikan
tinggi. Setama ini SMK bukanlah sekotah favorit bagi eaton anak didik, karena pada
umumnya eaton siswa SMK merupakan siswa yang kurang berprcstasi di bidang akademis,
nilai N.E.M atau U.A.N. rarat-rata rendah dan datang dari latar belakang ekonomi orang
tua kategori rendah.
Sebenamya pemerintah mengetahui dan menyadari secara pasti bahwa tingkat
kompetensi lulusan SMK masih jauh dari harapan karena tingkat kesejahteraan guru masih
rendah dan keterdukungan sarana bclajar mengajar, terutama sarana belajar yang berkaitan
pemerintah yang sekarang belum terlihat adanya upaya serius untuk memperhatikan dunia
pendidikan. Anggaran pendidikan pada APBN tahun 2008 secara nila i malah menurun dari
tahun anggaran 2007 sekalipun secara angka besamya nail<. dimana pada tahun 2008
anggaran pendidikan sebesar 12% dari APBN .
Jika dianalisa apa yang melatarbelakangi adanya iklan ini, maka salah satu
penyebabnya adalah karena di masa mendatang biaya pendidikan di tingkat pendidikan
tinggi akan semakin mahal akibatnya akan semakin banyak lulusan SMU yang tidak mampu
melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan tinggi dan akan menganW.r,
.
.
~ ehing g aangka pengangguran akan meningkat. Tentu saJa meningkatnya jumlah pengangguran akan
menimbulkan berbagai masalah sosial.
Di kota Medan terdapat SMK negeri .sebanyak 12 sekolah dan SMK swasta
sebanyak 96 sekolah, ini menunjukkan SMK swasta jauh lebih banyak. Lima tahun terakhir
teljadi penurunan jumlah siswa SMK swasta di kota Medan rata-rata sekitar 4 % per tahun (Dinas.Pendidikan Kota Medan 2007). Faktor penyebab menurunnya jumlah siswa ini belum
diketahui secara pasti, akan tetapi diduga salah satu penyebabnya ada lah akibat kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap kcmampuan SMK. Kompas (2008) memberitakan karena
rendahnya daya adaptasi lulusan memenuhi tuntutan pasar ada 4.5 16. 100 orang
pengangguran di Indonesia hingga Februari 2008 yang terdiri dari lulusan SMU dan SMK.
Tentu saja iklan tersebut menimbulkan tanda tanya besar bagi masyarakat.
SMK baik program keahlian bisnis ekonomi maupun teknologi sangat membutuhkan
peralatan praktek yang digunakan untuk membentuk keterampilan kerja. Untuk SMK
Teknologi harga per unit peralatan cukup tinggi, dapat mcncapai j utaan rupiah bahkan ada
yang mencapai ratusan juta rupiah per satuan peralatan . Selain membeli alat da n bahan
praktek dana yang diperoleh melalui uang sekolah juga digunakan untuk membayar honor
guru, pegawai dan kepala sekolah, ini mensyaratkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan di
SMK Teknologi sangat dibutuhkan dana yang besar, padahal uang sekolah yang dikenakan
kepada siswa tidak besar, tahun 2008 rata- rata Rp. 75.000, per bulan . Wajar saja jika
kebanyakan SMK Teknologi belum mampu memberikan kesejahteraan kepada guru
sehingga kineljanya rendah.
Terbatasnya pengetahuan kepala sekolah tentang mode l kepemimpinan
mengakibatkan fungsi sekolah semakin tidak maksimal, karena kepala sckolah tidak mampu
memilih kebijakan yang dapat mendorong semangat kerja guru, menggalang kerja sama dan
kebersamaan, membina komunikasi, serta yang paling utama tidak mampu memberi
penghargaan material melalui peningkatan upah kepada guru yang berkinerja baik atau
. .
menurunkan honor guru yang kurang berkinerja.
Peran guru di kelas dalam proses belajar sampai saat ini bclum dapat diabaikan,
terutama di sekolah yang memepersiapkan sumbcrdaya manusia yang siap kerja seperti
SMK, karena selain sebagai pemberi motivasi dan fasilitator pembelajaran, guru j uga
merupakan master kcrja atau person yang mcmiliki keahlian . Oleh sebab itu salah satu
faktor yang mendukung keberhasilan SMK. adalah kinerja guru. Ada bcrbagai faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja guru, yang paling dominan diantaranya adalah kesejahteraannya
dan kepemimpinan kepala sekolah.
Sebaiknya guru SMK harus mendapat kesejahteraan yang lebih tinggi dari guru SMU
agar mereka tetap termotivasi , mau menjaga kebersamaan atau bersikap kooperatif,
sehingga tidak menggunakan keahliannya untuk bekerja sampingan dan menomorduakan
•
tugasnya sebagai guru . Sedangkan melalui kepemimpinan kepala sekolah diharapkanterciptanya kepuasan dan iklim kerja yang menyenangkan. Kenyataan yang ada saat in.i
adalah honorarium guru SMK swasta rata-rata Rp 20.000,- per jam per bulan. Berarti untuk
memperoleh honor satu juta rupiah saja seorang guru harus mengajar 50 jam per minggu
menggalang kebersamaan dan membina komunikasi, tidak memiliki ketegasan dalam
mengambil keputusan yang dianggapnya sangat penting terutama yang te rkait d engan
kesejahteraan karena segala sesuatu yang terkait dengan uang harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari pemilik. Sikap yang demikian akan menurunkan k inerja guru dan
akan beketja seadanya.
Menurut Sudjana ( 1989 :16 ) prestasi ketja sebagai basil kerja guru yang terbaik
antara lain ditunjukkan melalui adanya persiapan dan perencanaan mengajar, melakukan
birnbingan siswa, dan menggunakan alat bantu pengaja ran, selalu membina komunikasi
dengan siswa dll, sehingga guru mampu memberikan kepuasan, mampu mendorong
perubahan perilaku dan memberikan.keuntungan kepada siswa atas biaya pendidikan yang
telah dikeluarkannya .
Secara fakta dalam suatu konflik sekalipun diperlukan sikap koperatif misalnya
dalam persaingan tender, peserta harus sama- sama mendaftar dan melakukan penawaran
agar terpenuhi korumnya . Apalagi dalam satu tim ketja untuk tuj uan yang sama, jika s ikap
ini tidak ada maka kekuatan kurang maksimal sehingga pencapaian tuj uan tidak optimal.
Sikap koopcratif merupakan keinginan dan kemauan seseorang untuk secara bersama-sama
dengan orang lain melakukan upaya memecahkan persoalan melalui sumbangan pemikiran
.
maupun material. Akan tetapi ketika kehidupan terasa terhimpit sikap tidak ikut serta
dan tidak mau tahu akan menonjol ( tidak koperatif ).
·> Jika guru memiliki jati d iri maka ketika kesejahteraan atau kebutuhan sandang, pangan
dan papannya tidak terpenuhi dia akan mengundurkan diri dan mencari pekeljaan lain yang
dapat memberi kesejateraan, bukan tetap berada dalam tim, melakukannya, tetapi tanpa
diiringi keseriusan, tidak mau berketja sama dan kurang memiliki tanggungjawab.
Kenyataan yang ada sekarang tidak demikian karena bagaimana bertahan hidup lebih
diutamakan sehingga kebanyakan guru berdiri di depan kelas tanpa persiapan mengajar,
kurang memperhatil\:an siswa, dan kurang mendukung rencana ketja sekolah.
Robbins (1993 : 45 ) mengingatkan, suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha- usaha individu memberikan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah input individu tersebut. Penggunaan tim yang kompak menciptakan potensi bagi suatu organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan dalam input.
Kepala SMK Swasta sebagai pemimpin dan manajer umumnya akan berhadapan dengan kondisi seperti dije laskan di atas, oleh sebab itu untuk menahkodai sekolah yang
sarat dengan berbagai masalah ini diperlukan pemimpin yang _memiliki pengetahuan
tentang model kepemimpinan. Kepala SMK. harus pintar berhitung, mampu menggalang kerja sama , mampu memotivasi , menciptakan ildim kerja yang menyenangkan, mempertahankan kela ngsungan komunikasi, mampu memberi penghargaan, mampu memberi hukuman dan mampu meyakinkan pemilik sekolah karena sekolah swasta merupakan badan usaha yang mengharapkan keuntungan atau kebijak.an pemilik kebanyakan lebih berorientasi pada keuntungan daripada mutu lulusan. Dalam kondisi seperti dijelaskan di atas diperlukan kepemimpinan transaksional.
Menurut Komariah dan Triatna ( 2008 : 75 ) kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang di emban bawahan. Pemimpin adalah seseorang yang mendesain pekerj aan beserta mekanismenya, dan staf adalah scseorang yang • melak.sanakan tugas sesuai kemampuan dan keahlian, sesuai diterapkan ditengah tengah staf yang belum matang, dan menekankan pada pelaksanaan tugas untuk mendapatkan insentif bukan pada aktualisasi diri. Oleh karena itu, kepemimpinan transaksional dihadapkan pada orang-orang yang ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dari segi sandang , papan dan pangan.
..
sehingga total siswa menjadi 2262 orang. Sekolah ini te lah roemiliki sertifi kat ISO 9001
-2000, memiliki kelas intemasional dan memiliki kerjasama de ngan industri luar negeri seperti Malaysia dan Thailand. Telah berulang kali mendapat bantuan peralatan dari
pemerintah Republik Indonesia dan dari negara lain seperti Swis. Guru - guru yang
mengajar berusia rata-rata 35 tahun dengan Jatar belakang pendidikan sarjana. Masalah yang dihadapi sekolah selama ini pada dasamya sama dengan sekolah swasta lainnya, yaitu hanya
mengandalkan dana yang diperolah dari siswa atau
uang
sekolah yang jumlahnya sangatterbatas, saat ini Rp. 120.000 per bulan per siswa sehinga sangat terbatas untuk
melaksanakan pendidikan yang menghasilkan siswa yang siap memasuki dunia ketja.
Namun demikian lulusan sekolah ini banyak yang bekerja sebagai teknisi, guru maupun
sarjana teknik. Karenanya sekolah ini sangat cocok digunakan sebagai subjek penelitian
untuk mengetahui hubungan kepemimpinan traksaksional dan sikap koperatif dengan kinerja guru.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa melalui kepemimpinan
transaksional kepala sckolah dan sikap koperatif guru akan mampu dihasilkan kinerja guru
yang tinggi. Karenanya perlu dilakukan penelitian sehingga dapat dijelaskan bagaimana
kepemimpinan transaksional dan sikap koperatif dapat meningkatkan prestasi kerja guru.
Juga akan ditelusuri apa yang sudah dan belum dilaksanakan dalam upaya peningkatan
• k.inerja guru melalui kepemimpinaan transaksional dan peningkatan sikap koperatif pada
masa yang akan datang
B.
ldentifikasi MasalahBerdasarakan uraian pada Jatar belakang masalah yang telah dijelaskan di alas dapat
diidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut : (l) apakah ada hubungan yang berarti
komunikasi antar komunitas sekolah dengan kiinerja guru ? (4) apakah ada
hubungan yang berarti suasana kelja dengan kinelja? (5) apakah ada hubunga n yang berarti
kepuasan kerja dengan kinerja ?(6) Apakah terdapat hubungan yang berarti kepemimpinan
transaksional dengan kinerja guru? (7) apakah ada hubungan yang berarti sikap koperatif dengan kinelja guru? (8) apakah ada hubungan yang berarti antara kepemirnpinan transaksional dan silcap koperatifsecara bersama-sama dengan kinelja guru.?
C. Pembatasao Masalah
Dari sej umlah masalah yang teridentifikasi. ada beberapa masalah ·yang paling
berkaitan de ngan fak.tor penyebab belum mampunya SMK menghasilkan lulusan yang
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Masalah tersebut adalah
kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru, karena kedua faktor ini merupakan penentu
kinerja guru yang berkaitan langsung dengan kondisi pengalaman belajar yang dapat
diberikan guru di sekolah dan pada akhirnya bermuara ke peneapaian tujuan sekolah. Oleh
sebab itu perlu diteliti hubungan kepemimpinan transaksional kepala sekolah dan s ikap
kooperatif guru dengan kinerja guru, baik
seeara
terpisah maupun seeara bersama-sama,karena kepemimpinan transaksional merupakan
.
model kepemimpina n yang mampumenjawab keinginan bawahan atas pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sikap koperatif
me rupakan sikap yang mampu mendukung guru untuk menyelesaikan tugasnya.
D. Perumusao Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah dalam penclitian ini dapat
..
dUumnuskansebagaiberikut:
l. Apakah terdapat hubungan positif yang berarti kepemimpinan transaksional dengan
.,
...
3.Apakah terdapat hubungan positif yang berarti antara kepemimpinan transaksional dan sikap koperatif secara bersama-sama dengan kinerja guru SMK swasta Te ladan Medan ?
E. Tujuan Penelitia o
Pene litian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menjelaskan:
1. Hubungan kepemimpinan transaksional dengan kinerja guru SMK Swasta Teladan
Medan.
2. Hubungan sikap koperatif dengan kinerja guru SMK. Sw!lStl Teladan Medan 3. Hubungan antara kepemimpinan transaksional dan sikap koperatif secara bersama-sama
dengan kinerja guru SMK Swasta Teladan.
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data dan infonnasi yang dapat dipergunakan untuk menguji kebenaran hubungan variabel kepemimpinan transaksiona l dan sikap koperatif dengan variabel kinerja guru, sehingga penelitian ini akan memberi manfaat antara lain
1.. Dapat memperkaya pengetahuan, secara khusus da lam bidang kajian administrasi pendidikan yang berhubungan dengan kepemimpinan transaksional, sikap koperatif , dan kinerja.
2. Dapat menjadi bahan informasi baru bagi pengambil kebijakan di SMK dan bagi dinas pendidikan dalam rangka peningkatan kinerja dan profesionalisme guru, terutama kinerja guru SMK Swasta Teladan Medan.
BABY
SlMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pene litian yang diltiukan terbukti bahwa
kepemimpinan transaksional kepala sekolah dan sikap kooperatif guru, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai hubungan positif yang berarti dengan
kinerja guru. Oleh sebab itu, berdasarkan basil perhitungan dan pengujian hipotesis dapat ditarik bebera ~ k es i mp i~ n sebagai berikut :
P ertama ; Kepemiinpinan transaksional kepala sekolah meiliki hubungan positif
yang berarti dengan lcinerja guru SMK Teladan Medan. Hasil perhitungan menunjukkan besamya kekuatan hubungan tersebut melalui besar koefisien korelasi, dan persamaan garis
regresi hubungan antara kedua variabel. Hal ini memberi arti bahwa sema.kin tinggi
penerapan kepemimpinan transaksional oleh kepala sekolah akan semalcin meningkatkan
kinerja guru SMK Teladan Medan
Ke d ua; Sikap kooperatif guru mempunyai hubungan positif yang berarti dengan kinelja guru SMK Teladan Medan. Hasil perhitungan menunjukkan besarnya kekuatan
hubungan tersebut yang diperlihatkan oleh besamya kocfisien korelasi dan persamaan garis
regresi hubungan antara kedua variabel. Hal ini memberi arti bahwa semakin tinggi sikap
kooperatif guru maka ak:an semakin meningkatkan kinelja guru S MK Teladan Medan
Ke tiga; Kepemimpinan transaksional kepala sekolah dan sikap kooperatif guru
secara bersama-sama mempunyai hubungan positif yang berarti dengan kinerja guru SMK
Teladan Medan. Bersamya hubungan ketiga variabel tersebut diperlihatkan oleh besarnya
kooefisien korelasi, persamaan garis regresi ketiga variabel serta besar sumbangan e fektif
penerapan kepemimpinan transaksional oleh kepala sekolah dan semakin tinggi sikap
kooperatif guru maka akan semakin meningkatkan kinerja guru SMK Teladan Medan
Berdasarkan analisis korelasi parsial d idapatkan hubungan satu variabel bebas
dengan variabel terikat jika diterapkan secara sendiri-sendiri dengan cara . mengontrol
variabel bebas la innya menunjukkan hubungan positif yang berarti. Dengan kata lain
hubungan antara kepemimpinan transaksional kepala sekolah dengan kinerja guru temyata
positif yang berarti saat variabel sikap kooperatif guru dikontrol. Demikian juga de ngan
sikap kooperatif guru secara sendiri memiliki hubungan positif yang berarti dengan kinerja
. . guru manakala· . variabel kepemimpinan transaksional dikontrol. Dengan demikian
kepemimpinan transaksional dan sikap kooperatif guru baik secara bersama- sama maupun
secara sendiri-sendiri memiliki hubungan positifyang berarti
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis j uga diketahui bahwa salah satu dari dua
variabel bebas, yakni kepemimpinan transaksional baik secara sendiri maupun bersama-sama
merupakan variabel yang memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap kinerja guru
SMK Teladan Medan. Ini memberi arti bahwa untuk meningkatkan kinerja guru SMK
Teladan medan dapat dilakukan dengan meningkatkan fre kuensi penerapan kepemimpinan
transaksional oleh kepala sekolah, kemudian diikuti mendorong sikap kooperatif guru.
B. l mplikasi H asil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat disampaikan implikasinya sebagai berikut :
Perta ma : Upaya meningkatkan kepemimpinan transaksional
Untuk meningkatkan kepemimpinan traksaksional kepala sekolah dalam rangka
peningkatan kinerj a guru, kepala sekolah harus lebih banyak membekali pengetahuannya
melalui buku-buku tentang kepemimpinan transaksional, mengikuti pelatihan
kepemimpinan, seminar dan lokakarya, serta lebih memperhatikan perubahan -perubahan
keinginan guru.
..
Kedua : Upaya meningkatk.an s ikap kooperatif guru
Untuk meningkatkan s ikap kooperatif guru dalam rangka meningkatkan kine rjanya
kepala sekolah harus mengupayakan kegiatan berbentuk kebersamaan seperti arisan keluarga
guru dan pegawai, koperasi dan ikatao sosial di sekolah sehingga guru akan merasakan
manfaat kerja sama dan akan menumbuhkan sikap kebersamaannya. Dalam pelaksanaan
tugas-tugas tertentu jika perlu dapat dibentuk satuan tugas yang terdiri dari beberapa orang
guru yang harus beketja sama dalam menyelesaik.an pekerjaan tersebut. Mendorong agar
setiap guru untuk bersikap mengharhai keberadaan seseorang baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota kelompok dan diperlakukan dengan sikap ikhlas, adil dan masuk akal. Guru
harus d idorong untuk bersedia memberikan pendapat, pemi.kiran, dan pengalaman , serta
sating tukar/ kaji pengetahuan dan pengalaman yang relevan, mcndorong guru agar berperan
aktifuntuk menyumbangkan pendapat, gagasan, pemikiran dan pengalaman, serta mengi.kut
sertakan guru berperan atau terlibat langsung dalam setiap kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi.
C. Saran
Untuk lebih me ningkatkan kinerja guru dapat disampaikan beb~rapa saran sebagai
berikut:
Kepala seko lah sebagai kreator dan motivator harus mampu melihat dan mau
mendengar keinginan bawahan, mau belajar untuk menciptakan perubahan - perubahan
penerapan strategi kepemimpinan sehingga mampu menetapkan strategi kepemimpinan yang
bagaimana yang paling tepat diterapkan untuk guru yang bcragam tipenya. Meningkatkan
frekuensi dan kebenaran penerapan kepemimpinan transaksional oleh kepala sekolah oleh
tanggungjawab guru, serta proscdur pelaksanaan pekerjaan ketika dilakukan transaksi antara kepala sekolah denga guru.
Hendaknya guru memiliki kepekaan yang tinggi terhadap tanggungjawab dan kemauan untuk menerima perubahan serta berani menyampaikan keinginannya · sehingga dalam menyepakati tugas dan penghargaan atau hukuman yang .akan diperoleh pada saat transaksi dilakukan tidak ada yang menang scpihak.
Sekalipun transaksi yang dilakukan adalah antara kepala sekolah dengan masing-masing guru ( tidak secara menyeluruh) atau dengan kata lain menuntut tanggungjawab dan resiko oleh ma5ing-masing guru scbaiknya guru tetap melalcukan kerjasama dengan guru lainnya bahkan dengan kepala sekolah sebagai pemberi transaksi karena kerja sama yang dilakukan oleh semua pihak akan memudahkan pencapaian tujuan atau target.
Untuk mengetahui kebenaran data yang diberikan oleh guru melalui angket pengumpul data ~rlu dilakukan observasi. Observasi ini sekaligus dimaks u~kan untuk melihat apakah kepemimpinan yang diterapkan adalah kepemimpinan traksaksional dan apakah sikap kopertif guru benar sesuai dengan jawabannya .
DAFfAR PUSTAKA
Arik:unto ( 1996). pengelo/aan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif.Jakarta : Raja Grapindo Persada
Arikunto (2003). Pedoman Penelitian Suatu Pendekatan Statistik. Jaka rta : Bina
Aksara
Batten,T.R.(l979). Manusia do/am Pengembangan Masyarakat, Jakarta: YIS
Jim,B.(2003). Transaf ormatinal and Transactional Leadership in Virtual and Physical Environments. Penelitian, Internet: Sgr.sagepub.com.
Diakses tgl i O September 2008 puku116.40 WIB
Crawford,MK.L.dan Richeas,C.(200S)Leadership and Teams In Educational Managifmenl. Terjemahan oleh Erick Dibyo Wibowo.Jakarta: Grasindo
Hamalik (2002).Pendidikan Guru Berdasarkan Pendelratan Kompelensi.
Jakarta:Bumi Aksara
Harlan Kompas ( 2008). 4,5 juta Pengangguran di indonesia hingga Februari
2008. Harian kompas tg1, 28 Agustus 2008. Jakarta tgl. 15 Juni 2008 pukul 20.30. WlB
Harsey dan Blanchard (1998). Manajemen Perilaku Organisasi. Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga
Gibson, Invanceivich ( 1988). Organisasi : Behavior Structure Proses.
Terjemahan oleh Djoerban Wahid, Jakarta : Bina Aksara
Johnson,C.E. (I986).Lead On. Singapore : Kobrey press
Komariah.A. dan Triatna C. ( 2008). Visio.nary Leadership Menuju Selwlah
Efoktif. Jakarta :Bumi Aksara
Kompas (2008). Kepem impinan Abad 21 . Internet: www. Kompas.com, diakses tgl. 15 Juni 2008 pukul 20.30. WIB
Kompas (2008) .. 4,5 jut a Pengangguran di Indonesia, Berita, Jakarta : harian
Kompas tgl 28 Agustus 2008)
Kowes dan Pasner (2004). Leadership The Challenge. Terjemahan o lch
Syahrial. Bandung: Erlangga
Mulyasa,E (2007)M enj adi Guru Propesional.Bandung : PT. Remaja Rosdakaya Papu, J. ( 2000).Team Work. Internet :www.C.Psikologi.com. diakses tgl 15
•
Jhon,P.D.(2004). TransformaJional and Transactinalleadership Predictors of The 'Stimulant Determinants to Creativity in Organisational Work Environ Ments. Laporan penelitian, Internet: www.ejkm.com. Diakses tgl 10
September 2008 pukul16.00 WIB
Purwanto (2001 ).Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta: Gunung Mulia
Rivai (2005). Kiat Memimpin dalam Abad ke 21. Jakarta : Raja Grafmdo Robbins (l993) .0rganization Behavior. New Jersey : Printice Hall, lnc.Intemet
Edition
Ruki (2002).Sistem Manajemen Kinerja, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sahertian (l 994).Profil Pendidikan Profesional. Yogjakarta: Andi Offset
Sahertian, P.A. ( 1994) Prinsip dan Telcnik Supervisi Pendidikan, Surabaya : Usaha Offset Printing
Samosir, W.(2000). Hubungan Pengetahuan Manjemen dan kemampuan bekerjasama Dengan Prestasi Kerja Kepala Sekolah Di Tapanuli Utara.
Tesis. Jakarta : UNJ
Sanaky,A.H(2003). Keterampilan Memimpin. Internet:
www.Sanaky.Comlmaterilk.eterampilan memimpin.pdf, diakses tgl. 27 Mei 2008 pukull6.30 WIB.
Saragih, J.S. (2001).Persepsi Guru SMAK BP K Penabur Jakarta Terhadap Kepemimpinan, komunikasi dan Kerjasama.
Internet:www.digilib.itb.ac.id, diakses tgl.27 Mei 2008 pukul 16.00 WIB
Sudjana,N.( l989).Dasar-Dasar Proses Be/ajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Sudjana ( 2002 ). Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiono (2008). Metode Penelitian : Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan
R
&D ,
Jakarata : AlfabedThoha (200l).Perilaku Organisasi. Jakarta-:-Persada
Timpe,D. A dan Peter,O.C(l993).Kinerja. Terjemahan oleh Sofian Jakarta : Gramedia
Tim YIS (l 995).Latihan yang Partisipatif. Solo: YIS
Wahyosumijo (2007). Kepemimpinan Kepala Selrolah, Tinjauan Teoritik dan Permasa/ahannyar lakarta: Raja Grafindo
Wayne dan Miskil ( 1991 ). Educational Administration Theory, Research and Practice. New York : Random House
... ~ .
. ,
.