• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN

GERAK KATA HEIAN NIDAN DALAM PEMBELAJARAN KARATE

DI SMP NEGERI 1 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Olahraga Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

MUHAMAD FAJAR 1001480

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual

Terhadap Penguasaan Gerak Kata

Heian

Nidan

dalam Pembelajaran Karate di

SMP Negeri 1 Bandung

Oleh Muhamad Fajar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

© Muhamad Fajar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

MUHAMAD FAJAR

PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN

GERAK KATA HEIAN NIDAN DALAM PEMBELAJARAN KARATE DI SMP

NEGERI 1 BANDUNG

Disetujui dan Disahkan Oleh,

Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda S, M.Pd

NIP.195806201986011002

Pembimbing II

Sufyar Mudjianto, M.Pd

NIP.197503222008011005

Mengetahui,

(4)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd

(5)

ABSTRAK

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nama: Muhamad Fajar. NIM: 1001480. Judul: Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung. Pembimbing I Drs. Andi Suntoda S, M.Pd dan Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis mengenai pembelajaran karate khususnya kata. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah media audio visual berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan gerak kata heian nidan dalam pembelajaran karate di SMP Negeri 1 Bandung?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen, dengan desain penelitian posttest-only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karate di SMP negeri 1 Bandung. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kriteria penilaian kata berdasarkan penilaian kata WKF. Berdasarkan pengolahan data, media audio visual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan gerak kata heian nidan sehingga pembelajaran karate khususnya kata heian nidan dapat dilakukan dengan menggunakan media audio visual maupun konvensional atau dengan menggabungkan media audio visual maupun konvensional.

(6)

ABSTRAK

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Name: Muhamad Fajar. NIM: 1001480. Title: Effect of application of audio-visual media to the motion control of the kata Heian nidan in learning karate in Junior High School 1 Bandung. Supervisor I Drs. Andi Suntoda S, M Ed and Advisor II Sufyar Mudjianto, M.Pd. Studies Program of Physical Education and Recreation Health. Faculty of Physical Education and Health. Indonesia University of Education.

Problems studied in this research is motivated by the writer's observation about learning karate particular kata’s. The problems of this study whether audio-visual media significantly influence the motion control of the Heian nidan in learning karate at SMP Negeri 1 Bandung?. The method used is the experimental method, the posttest-only control design. Objects in this study were all students who take karate extracurricular activities in SMP Negeri 1 Bandung. The sampling technique using saturated sampling. The research instrument used was a test criteria based WKF kata assessment. Based on the results of the study, no significant effect on the motion

heian nidan, so that learning karate in particular Heian nidan kata’s, can be done by using audio-visual media and conventional or by combining audio-visual and conventional.

(7)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Pembatasan Masalah ... 8

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 8

F. Definisi Istilah... ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Definisi pembelajaran ... 10

B. Proses Belajar Mengajar... ... 13

C. Hasil Belajar... ... 13

D. Definisi Gerak Motorik... ... 16

E. Definisi Media... ... 17

F. Media Pembelajaran... ... 18

1. Pengertian Media Audio... ... 18

2. Pengertian Media Visual... ... 19

(8)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Peranan Media Pembelajaran dalam Penjas... ... 20

H. Jenis-jenis Media Audio Visual... ... 20

1. Media Audio Visual Gerak... ... 20

a. Film... ... 21

b. Video... ... 21

c. Televisi... ... 21

2. Media Audio Visual Diam... ... 23

a. Film bingkai suara (sound slides)... ... 23

b. Film rangkai suara... ... 23

I. Karakteristik Media Audio Visual... ... 24

J. Definisi Karate... ... 25

L. Pertandingan Karate... ... 31

1. Kumite... ... 31

2. Kata... ... 31

M. Luas Lapangan... ... 32

N. Peralatan Dalam Pertandingan Karate... .... 32

O. Kriteria Penilaian Kata... ... 33

P. Kerangka Pemikiran... ... 34

Q. Hipotesis Penelitian... ... 37

(9)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain dan Prosedur Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 42

D. Instrumen Penelitian ... 43

E. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan Hasil Data... ... 52

C. Pengolahan dan Analisis Data... ... 53

1. Hasil Perhitungan rata-rata dan simpangan baku... ... 53

2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas... ... 54

3. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas... ... 54

4. Hasil Pengujian Uji Kesamaan Dua rata-rata (satu pihak)... .... 55

D. Diskusi Penemuan... ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

(10)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel

3.1 Kisi-kisi Intrumen Penilaian Keterampilan Kata Heian Nidan... 45

4.1 Hasil perhitungan rata-rata dan simpangan baku ... 53

4.2 Hasil perhitungan uji normalitas ... 54

4.3 Hasil penghitungan uji homogenitas ... 55

4.4 Hasil perhitungan uji hipotesis (uji kesamaan dua rata-rata satu pihak) .. 55

Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 39

(11)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

A. Gerakan Kata Heian Nidan

B. Jadwal Penelitian

C. Data Observasi Posttest Kelompok Eksperimen D. Data Observasi Posttest Kelompok Kontrol E. Data Siswa Penelitian

F. Uji Normalitas G. Uji Homogenitas

H. Uji Signifikansi Menggunakan Uji Kesamaan Rata-rata (Satu Pihak)

I. Surat Permohonan Izin Mengadakan Riset Penelitian di SMP Negeri 1 Bandung

J. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Riset Penelitian di SMP Negeri 1 Bandung

K. Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi

(12)

1

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berawal saat seorang bayi baru lahir dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan sebuah proses yang sangat panjang untuk menuju kehidupan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam bahasa Yunani, pendidikan berasal dari kata pedagogi yang dapat diartikan sebagai ilmu atau seni membimbing anak.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses mentransfer ilmu dari generasi satu ke generasi lainnya. Tujuan pendidikan itu sendiri untuk membuat kita lebih baik

dalam segala aspek kehidupan. Ada pepatah mengatakan mensana incorpore sano

yang artinya dalam tubuh yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat. Mewujudkan pepatah tersebut dapat dengan berbagai cara. Salah satunya dengan pendidikan yaitu Pendidikan jasmani.

(13)

2

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Sedangkan pengertian Aktivitas jasmani menurut Abduljabar (2010, hlm. 3) mengatakan bahwa :

Aktivitas jasmani adalah segala bentuk kegiatan jasmani. Aktivitas Jasmani sangat mudah dikenali sebagai padanan kata lain gerak badan, yang pada masa penjajahan Jepang, dikenal dengan nama Taiso. Aktivitas Jasmani atau gerak badan disebut juga dengan istilah human movement, yang arti dalam bahasa Indonesianya gerak insan atau gerak manusiawi. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani.

Jadi dapat dikatakan aktivitas jasmani merupakan gerak yang dilakukan oleh

manusia. Ilmu fisiologi dalam olahraga harus diterapkan dalam melakukan aktivitas jasmani ini untuk menghindari cedera yang diakibatkan oleh kerja tubuh yang tidak semestinya. Aktivitas jasmani dapat dipilih menurut tujuan yang ingin dicapai dan disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Pendidikan Jasmani menurut Mahendra (2009, hlm. 3) adalah “Proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik

dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.”

Dapat diartikan pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang melibatkan gerak dari tubuh manusia itu sendiri sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Pendidikan Jasmani, dalam perkembangannya, sangat dipengaruhi oleh sistem budaya dan keadaan lingkungan dimana pendidikan jasmani berada.

(14)

3

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistem yang dalam pelaksanaannya harus dipahami sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari semua kesatuan dan kegiatan pendidikan.‟

Selaras dengan pendidikan nasional, terdapat 3 ranah yang menjadi tujuan pendidikan Jasmani yaitu Tujuan Psikomotor, Kognitif dan Afektif. Pendidikan

jasmani merupakan salah satu alat dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan jasmani, perlu adanya suatu cara untuk melaksanakannya. Berdasarkan ruang lingkup pendidikan jasmani, dapat dilihat banyaknya alat-alat yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Dengan pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat terpacu pertumbuhan jasmaninya seperti bertambahnya tinggi dan berat badan, melancarkan perkembangan sistem peredaran darah, pencernaan, pernafasan dan persyarafan, serta meningkatkan kesegaran jasmani. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk menanamkan nilai-nilai afektif seperti disiplin, kerja sama, sportivitas dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut ditanamkan kepada siswa melalui aktifitas-aktifitas jasmani yang sesuai. Misalnya menanamkan nilai kerja sama melalui olahraga beregu dan menanamkan nilai keberanian melalui olahraga beladiri. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang memakai aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan bukan prestasi dalam cabang olahraga, akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pengembangan prestasi bagi siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dalam cabang olahraga tertentu. Pengembangan minat dan bakat siswa di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Banyak sekali jenis cabang olahraga yang dapat dijadikan kegiatan ektrakurikuler. Salah satunya yang paling umum dan hampir dimiliki oleh semua

(15)

4

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Karatedo menurut Suntoda dan Alif (2012, hlm. 10) :

Kara = kosong,cakrawala, Te = tangan atau seluruh bagian tubuh yang mempunyai kemampuan, Do = jalan. Dengan demikian Karate-do dapat diartikan sebagai suatu taktik yang memungkinkan seseorang membela diri dengan tangan kosong tanpa senjata.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan karate merupakan beladiri yang memanfaatkan tangan kosong berupa pukulan, tangkisan dan tendangan untuk melindungi diri. Perkembangan karate di Indonesia saat ini sudah sangat luas bahkan perkembangannya sudah masuk ke dalam pendidikan jasmani di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari kompetensi dasar yang mengharuskan siswa untuk mempraktikkan

variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan olahraga beladiri lanjutan dengan koordinasi yang baik serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan dan percaya diri.

Karate itu sendiri terdiri dari 3 unsur utama yaitu. Kihon atau dasar, Kata atau rangkaian gerakan jurus dan Kumite atau pertarungan.Tahapan pembelajaran Karate dimulai dari kihon atau dasar, selanjutnya rangkaian jurus atau Kata.

Kata menurut Sagitarius (2008, hlm. 108)

Merupakan bentuk rangkaian yang terdiri dari serangan dan tangkisan. Kata dalam istilah kita adalah jurus, dalam Karate bersifat baku yaitu gerakan dan alur gerakan (embusen) sudah ditetapkan sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi sesuai dengan keinginan kita.

Di dalam Karate terdapat 5 kata dasar. Kata dasar pertama yang dipelajari oleh seorang karateka pemula adalah Kata Heian Shodan atau dalam bahasa Indonesianya

(16)

5

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dewasa ini, perkembangan karate di Indonesia sangat pesat. Terlihat dari banyaknya generasi muda Indonesia yang belajar Karate. Dari zaman dahulu hingga sekarang pembelajaran Karate khususnya Kata menggunakan metode konvensional dimana guru sebagai instruktur berdiri di depan murid murid. Demonstrasi atau

peragaan dari seorang guru karate sangat penting sekali untuk menunjang ketercapaian pembelajaran. Dalam peragaan murid akan melihat peragaan gerak dari guru karate sebagai tujuan ketercapaian tugas gerak yang akan dipelajari. Seiring perkembangan zaman, banyak Instruktur Karate yang berlisensi sabuk hitam tapi kurang mumpuni dalam hal penguasaan gerak Kata. Hal tersebut berdampak kurang baik bagi murid murid yang diajarnya.

Di sekolah, baik swasta maupun negeri banyak yang memasukkan Karate sebagai aktivitas ekstrakurikuler di sekolah tersebut, salah satunya di SMP Negeri 1 Bandung yang memiliki ekstrakurikuler Karate.

Dari hasil pengamatan, observasi dan hasil wawancara penulis dengan guru Karate SMP Negeri 1 Bandung, pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung kurang efektif, dikarenakan:

1. Kurangnya kompetensi pengajar dalam pembelajaran Kata

2. Kurangnya memanfaatkan media dalam Pembelajaran Kata

3. Kurangnya penguasaan gerak Kata dasar Karate Heian Nidan

4. Kurangnya memanfaatkan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran Menurut buku Belajar Pembelajaran Penjas (Juliantine dkk:2010), salah satu cara mengatasi masalah diatas adalah dengan penggunaan Media. Media merupakan alat bantu untuk merangsang siswa untuk belajar. Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar, sejalan pendapat tersebut, R. Rahardjo (1984, hlm. 48) dalam Juliantine dkk (2012, hlm. 97) menjelaskan bahwa „media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyaluran ingin diteruskan kepada sasaran atau

(17)

6

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan media tersebut dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran Karate, misalnya gerak lambat suatu tugas gerak, menampilkan gerakan yang sukar dan berbahaya sehingga para siswa dapat dengan jelas mengamati dan diharapkan dapat menerapkan atau melakukan gerakannya dengan baik.

Salah satu dari jenis media adalah “Media Audio Visual”. Media Audio Visual merupakan media yang paling lengkap, yaitu menggunakan kemampuan audio dan visual.

Menurut Rohani (1997, hlm. 97-98) dikutip dari Dede (2013, hlm. 5):

Media audio visual adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film bergerak.

Berdasarkan anggapan yang lebih modern, media ini mempunyai kemampuan yang lebih luas dari hanya sekedar alat bantu. Dengan alat bantu media audio visual, siswa akan dapat melihat berulang-ulang gerakan yang sama tanpa menurunkan kualitas gerakan tersebut.

Menurut R. Rahardjo (1984, hlm. 51) dikutip dari Juliantine dkk (2010, hlm. 98) secara lebih rinci mengemukakan kemampuan tersebut sebagai berikut:

1. Membuat kongkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah.

2. Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.

3. Menampilkan objek yang terlalu besar, misalnya lapangan bola, lapangan basket, dan sebagainya

4. Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion 5. Memungkinkan siswa berinteraksi dengan lingkungannya

6. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa

(18)

7

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar

9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan

10. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak, mengatasi batasan waktu dan ruang, dan mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa

Hal tersebut senada dengan yang diutarakan oleh Ibrahim (1982, hlm. 12) dikutip dari Reandy (2013, hlm. 9) bahwa fungsi dan peranan media audio visual dalam pembelajaran antara lain:

1. Dapat menghindari terjadinya verbalisme 2. Membangkitkan minat dan motivasi 3. Menarik perhatian

4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran 5. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar

Berdasarkan kriteria media audio visual, dalam penelitian ini peneliti menggunakan media video Kata Heian Nidan mewakili dari media audio visual.

Berdasar latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menerapkan Media Audio Visual dalam pembelajaran Karate terhadap penguasaan gerak Kata Heian Nidan. Maka Judul yang diambil oleh penulis adalah “Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan dalam Pembelajaran Karate

di SMP Negeri 1 Bandung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah

Apakah Media Audio Visual berpengaruh terhadap penguasaan gerak kata

Heian nidan dalam pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung?

(19)

8

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Untuk mengetahui Pengaruh penerapan Media Audio Visual terhadap penguasaan gerak kata Heian nidan dalam pembelajaran Karate di SMP Negeri

1 Bandung

D. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari interpretasi yang salah dan sebagai pembatasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, maka perlu kiranya peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:

1. Variabel Bebas adalah Penggunaan Media Audio Visual

2. Variabel terikat adalah Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan

3. Permasalahan yang akan diteliti adalah apakah penerapan Media Audio Visual

berpengaruh terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung?

4. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Beladiri Karate di SMP Negeri 1 Bandung yang berjumlah 20 orang

5. Sampel yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu menggunakan semua populasi sebagai sampel

6. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilan kata berdasarkan kriteria penilaian kata menurut WKF (World Karate Federation) rule of competition (2011:29)

7. Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Bandung

E. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, mencakup :

1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan metode untuk mengembangkan

(20)

9

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar dan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pikiran untuk bahan pengajaran karate di ekstrakurikuler karate di SMP Negeri 1 Bandung.

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan bagi guru Karate tentang penggunaan media pembelajaran khususnya untuk

menyampaikan materi Kata Heian Nidan Karate agar memperoleh hasil yang lebih baik.

F. Definisi Istilah

1. Pembelajaran menurut Husdarta (2000, hlm. 119) dalam Reandy (2013, hlm. 10) yaitu “Pembelajaran adalah suatu cara yang dipakai oleh guru yang diberikan kepada siswa untuk aktif dibimbing oleh gurunya dalam proses belajar, guru cenderung berperan sebagai fasilitator dan monitor agar siswa mau untuk diajak

belajar.”

2. Media menurut R. Rahardjo (1984, hlm. 48) dalam Juliantine dkk (2012, hlm. 97)

“Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyaluran ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan”

3. Media Audio Visual menurut Rohani (1997) dalam Dede (2013, hlm. 5)‟Media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsure gambar yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film bergerak‟ 4. Karatedo menurut Suntoda dan Alif (2012, hlm. 10)”Kara = kosong,cakrawala,

Te = tangan atau seluruh bagian tubuh yang mempunyai kemampuan, Do = jalan. Dengan demikian Karate-do dapat diartikan sebagai suatu taktik yang memungkinkan seseorang membela diri dengan tangan kosong tanpa senjata.” 5. Karate menurut Sagitarius (2010, hlm. 1)“Karate adalah seni beladiri yang berasal

(21)

10

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata kanji “Kara” yang artinya kosong dan “Te” yang artinya tangan. Jadi dapat diartikan Karate adalah seni beladiri tangan kosong”

6. Kata menurut Sagitarius (2010, hlm. 108)“Kata merupakan bentuk rangkaian yang terdiri dari serangan dan tangkisan. Kata dalam istilah kita adalah jurus,

dalam Karate bersifat baku yaitu gerakan dan alur gerakan (embusen) sudah ditetapkan sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi sesuai dengan

(22)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

III. Metode Penelitian

A. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dan digunakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang diperlukan dan disesuaikan dengan permasalahan yang akan diteliti. Sugiyono (2013, hlm. 6) mengatakan bahwa

“Metode Penelitian Pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.”

Terdapat beberapa jenis metode penelitian yang biasa digunakan untuk mengungkap suatu permasalahan tergantung masalah yang akan dikaji. Metode tersebut adalah metode historis, deskriptif dan eksperimen. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu mengadakan kegiatan percobaan

terhadap variabel-variabel yang diteliti untuk mendapatkan suatu hasil. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 11) mengatakan bahwa “Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment

(perlakuan) tertentu.”

(23)

39

Kedua kelompok tersebut menjalani perlakuan sesuai dengan program pembelajaran yang telah disusun oleh penulis.

Berdasarkan uraian tersebut, secara spesifik penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan hasil belajar penguasaan gerak kata

heian nidan dengan menggunakan Media Audio Visual dan tanpa Media Audio Visual yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bandung.

B. Desain dan Prosedur Penelitian

Desain Penelitian ini merupakan rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai persiapan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Desain Posttest- Only Control Design. Sugiyono (2012, hlm. 112) menggambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Desain Penelitian Posttest Only Control Design (Sugiyono 2012 :112)

Dalam desain ini terdapat dua kelompok dipilih secara random. Pengaruh tretment dianalisis dengan uji beda, dengan menggunakan statistik t-test. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Keterangan :

R : Kelompok eksperimen dan kontrol

O2 : tes akhir (post test) kelompok eksperimen O4 : tes akhir (post test) kelompok kontrol

R

X1

O2

(24)

40

X1 : treatment kelompok eksperimen X2 : treatment kelompok kontrol

Kelompok eksperimen : dengan tretment media audio visual Kelompok kontrol : tanpa media audio visual/ konvensional

Prosedur Penelitian dalam upaya pengambilan data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan sampel dari populasi

2. Membagi sampel menjadi 2 kelompok, Satu kelompok diberi perlakuan Audio Visual dan kelompok lainnya diberi perlakuan tanpa Audio Visual sebagai kelompok kontrol

3. Melakukan tes akhir (posttest) setelah diberi perlakuan

4. Membandingkan perbedaan hasil perlakuan Audio Visual dan tanpa Audio Visual

(25)

41

Gambaran prosedur penelitian :

Gambar 3.2

Langkah – Langkah Penelitian (Sugiyono 2012:70)

POPULASI

KELOMPOK B

(KONTROL)

KONVENSIONAL KELOMPOK A

(TREATMENT)

MEDIA AUDIO VISUAL

KESIMPULAN ANALISIS DATA PENGOLAHAN DATA

TES AKHIR

(26)

42

Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut diatas dari sebelum penelitan sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahapan I

a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian

b. Menentukan tempat yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian c. Membuat surat izin penelitian

d. Menentukan sampel penelitian

e. Menentukan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Tahapan II

a. Memberikan dasar-dasar karate pada sampel

b. Memberikan perlakuan pada sampel penelitan yaitu dengan menerapkan media audio visual pada kelompok tretment dan model konvensional pada kelompok kontrol

c. Memberikan post test pada sampel penelitian untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar terhadap materi yang disampaikan setelah diberikan perlakuan

3. Tahapan III

a. Mengolah dan menganalisis data hasil post test

b. Menganalisis hasil penelitian

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan bagian penting dari sebuah penelitian. Populasi menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) mengatakan bahwa “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(27)

43

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.”

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Karate di SMP Negeri 1 Bandung. Yang berjumlah 20 orang. Sampling jenuh dipakai dalam penelitian ini karena populasi kurang dari 30 orang. Sampel dari penelitian ini adalah semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Karate di SMP Negeri 1 Bandung yang berjumlah 20 orang. Sampel yang telah ditentukan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok treatment dan kelompok kontrol masing masing 10 orang per kelompok. Pembagian kelompok dilakukan

setelah tes awal dilakukan kemudian dilakukan penyusunan ranking dan penjodohan dengan tujuan membentuk yang lebih homogen secara kualitas dan kuantitas.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian merupakan suatu alat ukur untuk mengamati variabel dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes rangkaian gerak kata heian nidan berdasarkan kriteria penilaian kata WKF sebagai alat pengumpul datanya. Intrumen ini dikutip dari skripsi Muhammad Nur Alif dengan judul Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Kata (2012, hlm. 48). Instrumen ini sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kualitas gerakan kata heian nidan dirumuskan dalam kisi kisi berikut :

1. Kriteria Penilaian

a. Bentuk Kuda-kuda Zenkutsu Dachi

1. Berat badan berada dikaki depan 2. Kaki belakang lurus

(28)

44

Kokutsu Dachi

4. Berat badan bertumpu di kaki belakang

5. Kaki depan dan belakang berada dalam satu garis lurus b. Bentuk Pukulan

1. Kepalan tangan rapat tidak berongga 2. Bentuk lengan lurus ke arah sasaran 3. Posisi badan tegak menghadap ke depan

4. Posisi tangan yang tidak aktif berada di atas pinggang 5. Pukulan bertenaga

c. Bentuk Tangkisan Gedan Barai

1. Tangan lurus satu kepal di atas lutut kaki depan Age Uke

2. Posisi tangan menangkis di atas kepala

3. Lengan ditekuk 90’

Uchi Uke

4. Tangkisan dari dalam dengan tangan ditekuk 90’ Jodan Yoko Uke

5. Tangkisan ke samping atas dan samping bawah 6. Kedua lengan ditekuk 90’

Soto Uke

7. Bentuk tangan rapat terbuka dengan jempol ditekuk

8. Lengan ditekuk 90’

d. Keseragaman Gerak

1. Tidak mendahului teman satu regunya ketika menampilkan kata

2. Kesamaan ritme gerak

3. Kembali ke posisi awal pada saat selesai menampilkan kata

(29)

45

e. Tendangan

Tendangan Mae Geri

1. Lutut diangkat rata-rata air membentuk sudut 90’ dengan kaki tumpuan 2. Kaki lurus ke depan dengan perkenaan ujung kaki

3. Kaki tumpuan rapat ke lantai Tendangan Yoko Geri

4. Kaki lurus dengan perkenaan pisau kaki 5. Kaki tumpuan rapat ke lantai

2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Keterampilan Kata

KRITERIA PENILAIAN KATA NILAI

A. Bentuk kuda kuda

Zenkutsu Dachi

1. Berat badan berada di kaki depan 1

2. Kaki belakang lurus 1

3. Kaki depan dan belakang tidak ada satu garis 1 Kokutsu Dachi

4. Berat badan tertumpu di kaki belakang 1

5. Kaki depan dan belakang berada pada satu garis

1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria A 5

B. Bentuk Pukulan

1. Kepalan tangan rapat tidak berongga 1

2. Bentuk lengan lurus ke arah sasaran 1

3. Posisi badan tegap menghadap ke depan 1

(30)

46

pinggang

5. Pukulan bertenaga (power pukulan) 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria B 5

C. Bentuk Tangkisan

Gedan Barai

1. Tangan lurus satu kepal di atas lutut kaki depan 1

Age Uke

2. Posisi tangan menangkis di atas kepala 1

3. Lengan ditekuk 90’ 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria C 8

D. Keseragaman gerak

(31)

47

5. Ekspresi saat menampilkan kata 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria D 5

E. Tendangan Tendangan Mae Geri

1. Lutut di angkat rata-rata air membentuk sudut 90’ dengan kaki tumpuan

1

2. Kaki lurus ke depan dengan perkenaan ujung kaki

1

3. Kaki tumpuan rapat ke lantai 1

Tendangan Yoko Geri

4. Kaki lurus dengan perkenaan pisau kaki 1 5. Kaki tumpuan rapat ke lantai 1

Jumlah Skor Ketercapaian Kriteria E 5

TOTAL SKOR 28

E. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian. Tujuan analisis data untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan.

1. Menghitung Rata- Rata (Mean)

Menghitung skor rata-rata sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

=

= skor rata-rata yang dicari

(32)

48

2. Simpangan Baku (Standar Deviation)

Simpangan baku (standar deviation) adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan rata-ratanya. Simbol simpangan baku populasi (σ atau σn) sedangkan simbol simpangan baku untuk sampel (s, sd, atau σn-1)

Rumus untuk kelompok kecil :

S =

Penulis menggunakan uji normalitas untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji normalitas liliefors. Langkah kerja uji normalitas liliefors. Langkah-langkah uji normalitas liliefors dalam Abduljabar (2010, hlm. 256) adalah sebagai berikut :

1. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

2. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi 3. Mencari Luas Zi pada tabel Z

4. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas daerah.

5. S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n

6. Hasil pengurangan F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi) 7. Mencari data atau nilai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai L0 8. Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

(33)

49

b. Jika L0≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal 9. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt

10. Membuat kesimpulan

Uji normalitas menggunakan bantuan Microsoft office excel

4. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas kesamaan dua varians adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah Fh > Ft, maka H0 menyatakan varians homogen ditolak dalam hal lainnya diterima.

Rumus Uji Statistik yang digunakan adalah :

F = atau F =

Langkah- langkah uji homogenitas kesamaan dua varians : 1. Inventarisasi data

2. Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat 3. Membuat hipotesis statistik

4. Mencari Fhitung

5. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis 6. Membandingkan Fhitung dan Ftabel

7. Kesimpulan

5. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut :

(34)

50

c. Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul d. Berikan kesimpulan

e. Menentukan ρ (ρ-value)

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan

dalam penelitian diterima atau tidak. Untuk pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t bertujuan untuk mengetahui perbedaan dari 2 rata- rata dari data yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan.

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan Uji t Statistik uji yang digunakan adalah

t =

dengan s = sgab =

Keterangan :

= Rata - rata skor pretes kelas eksperimen = Rata – rata skor pretes kelas kontrol

= Simpangan baku kelas eksperimen

= Simpangan baku kelas kontrol

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dk =

dan peluang ( ). H0 diterima jika < t < dan H0 ditolak untuk nilai t

lainnya.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka kriteria pengujiannya adalah :

(35)

51

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan media audio visual terhadap penguasaan gerak kata heian nidan dalam pembelajaran karate di SMP Negeri 1 Bandung

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan media audio visual

(36)

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Media audio visual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan gerak kata heian nidan dalam pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Jadi, dapat disimpulkan bahwa media audio visual dan tanpa media audio visual (metode konvensional) tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap penguasaan gerak kata heian nidan dalam pembelajaran karate di SMP Negeri 1 Bandung sehingga pembelajaran karate dapat dilakukan dengan menggunakan media audio visual maupun tanpa menggunakan media audio visual atau dengan menggabungkan media audio visual dan konvensional agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

B. SARAN

1. Media Audio Visual sangat baik digunakan untuk memberikan contoh kepada siswa jika seorang guru Karate atau guru Penjas merasa kurang dalam mencontohkan gerakan Kata

(37)

60

3. Media Audio Visual dapat digunakan oleh seorang guru Penjas disaat pembelajaran Beladiri karena akan lebih menarik bagi siswa

4. Guru sebagai pengajar harus mengkoreksi gerak siswa dengan media audio visual supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai

5. Media audio visual dapat menjadi selingan dalam pembelajaran beladiri untuk melihat contoh gerakan yang benar selain dari guru tersebut 6. Diharapkan media audio visual yang akan ditampilkan memiliki kualitas

(38)

61

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Abduljabar (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Abduljabar dan Darajat (2010). Modul Statistika dalam Pembelajaran Penjas. Bandung:

Jurusan POR FPOK UPI

Arsyad (2013). Media Pembelajaran. Bandung: Rajawali Press

Juliantine, Tite dkk (2012). Belajar Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI Lutan (2005). Teori Perkembangan Motorik. Bandung: Pasca Sarjana UPI Mahendra (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI Sagitarius (2010). Modul Karate. Bandung : FPOK UPI

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suntoda, Andi dan Muhamad Nur Alif (2012). Pembelajaran Karate. Bandung: FPOK UPI Tarigan, Beltasar (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu

Faal Olahraga. Bandung: Eidos

Juliantine, Tite dkk (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung. FPOK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

WKF Rule of competition, (2009) Wikipedia Indonesia, Google

SUMBER SKRIPSI :

Muhammad Nur Alif (2013). “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran Karate Nomor Kata”(Studi Eksperimen Mahasiswa PJKR UPI Pada perkuliahan Pembelajaran Karate Tahun (2012/2013)

(39)

62

Muhamad Fajar, 2014

Pengaruh Penerapan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Gerak Kata Heian Nidan Dalam Pembelajaran Karate di SMP Negeri 1 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dede Rahmat (2013). “Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang Di SMAN 1 Tanjungsari .”

Shoffa Asykari (2013). “Penerapan Alat Bantu Audio Visual Dalam Pembelajaran Pencak Silat Seni Paleredan Siswa Kelas X di SMA Negeri 4 Bandung.”

Reandy Trinanda (2013). Pengaruh penerapan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan

Gambar

Gambar 3.1  Desain Penelitian Posttest Only Control Design
Gambaran prosedur penelitian :
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Keterampilan Kata

Referensi

Dokumen terkait

Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Pertanian

Penilaian PORTOF OLIO (Implementasi Kurikulum 2004) Bandung : Rosda Karya. Syambasri Munaf,

Sahabat MQ dalam dalam penjaringan Dewan Pimpinan Cabang PDIP/ DPC PDIP kabupaten Sleman/ Sri Purnomo dan Yuni Sutya Rahayu terpilih secara aklamasi sebagai

Sahabat MQ/ Para pemimpin Lebanon dan Turki/ kemarin mengecam Israel dan menuduh negara Yahudi tersebut/ mengancam perdamaian/ serta menyeru masyarakat internasional agar

Penjual ikan basah dengan gejala penyakit kulit terbanyak adalah penjual ikan dengan umur terbanyak 36-65 tahun yaitu sebanyak 14 orang (29,2%) diikuti dengan tingkat pendidikan

Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu: Model media interaktif bagaimana yang dapat menerapkan pendekatan pembelajaran tuntas pada pembelajaran bahasa Inggris

Secara umum penelitian ini telah terbukti memberikan dukungan yang signifikan terhadap konsep maupun temuan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa orientasi

Oleh karena itu, hipotesis awal yang menyatakan bahwa faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis secara simultan/bersama-sama berpengaruh