• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA

BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Departemen Pendidikan Sejarah

Oleh:

Fury Ismaya 090605

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Fury Ismaya (0906905)

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI

WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Dr. Nana Supriatna. M.Ed

NIP. 19611014 198601 1 001

Pembimbing II

Moch. Eryk Kamsori. S.Pd

NIP. 19690430 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah

(3)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Agus Mulyana, M.Hum

NIP. 19660808 199103 1 002

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Oleh Fury Ismaya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Sejarah

Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial

©Fury Ismaya 2015

(4)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(5)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai peran seorang tokoh bernama Alice Paul dalam pergerakan suffrage atau pergerakan menuntut hak suara bagi wanita di Amerika Serikat. Permasalahan dalam penelitian ini ialah mengenai bagaimana latar belakang dari tokoh tersebut sehingga ia menjadi seorang aktifis suffrage, hal-hal yang ia lakukan dalam pergerakannya, serta dampak dari pergerakannya terhadap kehidupan kaum wanita di negara tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode historis. Dalam metode historis terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Dalam mengkaji permasalahan penulis menggunakan pendekatan interdisipliner, dengan meminjam konsep-konsep dari ilmu sosiologi, politik dan psikologi. Sejak kemerdekaannya Amerika Serikat tidak memberikan hak suara bagi kaum wanita. Padahal Negara tersebut sangat menjunjung tinggi kebebasan dan hak individu warganya. Pergerakan suffrage di Amerika Serikat sebenarnya telah ada sejak pertengahan abad ke-19. Akan tetapi gerakan tersebut tidak mendapatkan hasil yang signifikan, hingga memasuki awal abad ke-20. Alice Paul mulai aktif dalam pergerakan suffrage pada tahun 1900-an. Metode pergerakannya dinilai sangat militan, karena itu ia seringkali mendapat kritikan dari masyarakat maupun dari sesama aktifis suffrage disana. Akan tetap metode pergerakannya telah memberikan kemenangan bagi gerakan suffrage di Negara tersebut.

(6)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACTION

This research is about the role of who named Alice Paul in suffrage movement in the United State. The problem in this research is how the background of her life and her society until she become a suffragist, everything she did in her movement, and the impact of her movement for the women in United State. The method of this research is historical method. The steps of this method is include heuristic, critic, interpretation and historiography. To investigate the problem of this research the author used interdisciplinary approachment. She used a concepts of sociology, politic, and psychology. Since the independence day United State didn’t give woman right to vote, whereas they are really hold in the high esteem about the liberty and individual right of their citizen. That matter is attached in their declaration of independence. The suffrage movement had been existed in the United State since in the middle of 19thcentury, but the movement doesn’t have any significant result until early of 20th century. Alice Paul begin active in the suffrage movement is in early 20th century. The method of her movement is assessed very militant, so she often obtained critical from the people and the other suffragist. But her movement was gave the victory to the suffrage movement at the state.

(7)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.6 Teori Psikologi Sosial ... 32

2.7 Penelitian Terdahulu ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 persiapan Penelitian ... 43

3.1.1 Penentuan Dan Pengajuan Tema Penelitian ... 43

3.1.2 Penyusunan Rencana Penelitian ... 44

3.1.3 Proses Bimbingan ... 45

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 45

3.2.1 Heuristik Atau Pengumpulan Sumber ... 45

3.2.2 Kritik ... 47

3.2.2.1 Kritik Eksternal ... 47

3.2.2.2 Kritik Internal ... 48

3.2.3 Interpretasi Atau Penafsiran ... 49

3.2.3.1 Pendekatan ... 50

3.2.4 Historiografi ... 55

(8)

v Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1 Latar Belakang pergerakan Alice Paul ... 60

4.1.1Kehidupan Perempuan Amerika Serikat ... 60

4.1.1.1 kehidupan Perempuan Amerika Serikat Pada Masa Revolusi ... 64

4.1.2 Perkembangan Gerakan Suffrage di Amerika Serikat ... 68

4.1.2.1 Periode Awal ... 69

4.1.2.2 Perode Persatuan ... 74

4.1.2.2.1 Masa Sebelum Perang Saudara ... 74

4.1.2.2.2 Masa Setelah Perang Saudara ... 80

4.1.3 Latar Belakang kehidupan Alice Paul ... 85

4.1.3.1 Kehidupan Masa Kecil ... 85

4.1.3.2 Kehidupan Di Inggris ... 89

4.2 Tindakan Alice Paul Dalam Pergerakan Suffrage ... 92

4.2.1 Bergabung Dengan NAWSA ... 92

4.2.1.1 Parade di Washington ... 94

4.2.1.2 keretakan Dengan NAWSA ... 97

4..2.2 The Congressional Union For Woman Suffrage ... 101

4.2.2.1 Menggandeng Partai Penguasa ... 105

4.2.2.2 Parade mengelilingi Amerika Serikat ... 106

4.2.3 National Woman Party (NWP) ... 108

4.2.3.1 Piket, Ditangkap Dan Dipenjara ... 113

4.2.3.1.1 Piket ... 113

4.2.3.1.2 Ditangkap Dan Dipenjara ... 118

4.3 Dampak pergerakan Alice Paul ... 123

4.3.1 Amandemen Ke-19 ... 123

4.3.2 Dampak Amandemen Ke-19 Bagi Perempuan Di Amerika Serikat ... 126

4.3.2.1 Dampak Dalam Bidang politik ... 127

4.3.2.2 Dampak Dalam Bidang Sosial ... 127

4.3.2.3 Dampak Dalam Bidang Ekonomi ... 128

4.3.2.4 Dampak Dalam Bidang Pendidikan ... 128

(9)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi DAFTAR TABEL

(10)

vii Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 ... 87

Gambar 4.2 ... 96

Gambar 4.3 ... 108

Gambar 4.4 ... 111

Gambar 4.5 ... 113

Gambar 4.6 ... 115

Gambar 4.7 ... 117

Gambar 4.8 ... 120

Gambar 4.9 ... 122

(11)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Amerika Serikat merupakan negara federasi yang pemerintahannya

berdasarkan konstitusi dan menganut sistem demokrasi perwakilan. Negara

tersebut merdeka pada 4 Juli 1776. Awalnya negara itu terbentuk dari tiga belas

koloni Inggris yaitu Virginia, Maryland, New York, New Jersey, Georgia,

Pennsylvania, Connecticut, Delaware, Massachusetts, New Hampshire, South

Carorila, North Carolina, dan Rhode Island. Ketigabelas koloni tersebut

mencerminkan asal-usul yang beragam.

Dalam naskah deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat yang ditulis

Thomas Jeferson sangat mengutamakan kebebasan dan hak (Gonick, 2008: 80).

Berikut ini merupakan kutipan dari naskah tersebut:

“Bahwasanya kami perpegang teguh kepada kebenaran ini dengan suatu keyakinan bahwa semua manusia diciptakan dalam kadaan sederajat, mereka diberkati oleh Pencipta-Nya hak asasi yang tidak dapat diganggu gugat, bahwa diatara hak-hak asasi itu ialah hak untuk hidup, hak untuk merdeka, dan hak mencari kebahagiaan...” (Morris, 1986: 1215).

Dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat diatas dapat diartikan

bahwa yang dimaksud dengan semua umat manusia ialah tanpa

membeda-bedakan ras, kekayaan atau bahkan jenis kelamin. Namun dalam deklarasi yang

menyerukan “semua manusia diciptakan sederajat” menggunakan kata men yang

berarti laki-laki. Hal ini semakin menegaskan bahwa dalam kehidupan politik

perempuan selalu menjadi pengecualian bahkan mereka percaya bahwa hanya

laki-lakilah yang bisa mengambil keputusan secara logis dan rasional. Pertanyaan

yang timbul ialah, jika hanya laki-laki yang menjadi warga negara dan perempuan

(12)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada awal kemerdekaannya negara itu tidak memberikan hak suara pada

perempuan, yang menurut penulis tidak sesuai dengan makna naskah

deklarasinya. Selain itu hal ini menjadi sangat janggal, karena jauh sebelum

deklarasi kemerdekaan itu telah terlebih dahulu lahir sebuah konsensus mengenai

hak asasi yaitu Magna Charta di Inggris yang memaknai hak azasi manusia lebih

penting dari kedaulatan raja. Seharusnya bagi negara yang mengusung demokrasi

dan kebebasan sebagai landasan negaranya isu mengenai perempuan pasti akan

menjadi perhatian, karena pada dasarnya hak asasi itu dimiliki oleh setiap manusia

termasuk juga perempuan.

Tidak diberikannya hak suara pada kaum perempuan di Amerika Serikat

itu menandakan bahwa kaum perempuan dianggap kaum yang termarginal.

Pandangan masyarakat terhadap perempuan disana pada masa itu dibentuk karena

berbagai faktor, diantaranya budaya kaum victorian Inggris yang menganggap

bahwa seorang perempuan itu harus bersikap halus, lemah lembut, anggun dan

penurut. Pada masa itu banyak orangtua mendidik anak perempuannya dengan

kriteria tersebut dengan tujuan agar mendapatkan suami yang baik. Hal tersebut

menjadi pendidikan formal bagi kaum perempuan di abaikan. Maka dapat diambil

kesimpulan bahwa tujuan seorang perempuan ialah untuk membina rumah tangga

dan hal itu tidak memerlukan pendidikan yang tinggi (Fakih, 1999: 35). Selain itu

pengaruh agama juga sangatlah kuat, doktrin-doktrin kristen yang pada saat itu

lebih menghendaki kepatuhan perempuan atas laki-laki membuat ruang gerak

perempuan sangat sempit sehingga menghalangi perempuan untuk

mengembangkan dirinya. Hal-hal mengenai pandangan sosial masyarakat

terhadap kaum perempuan, doktrin-doktrin agama dan kebijakan pemerintah

dengan tidak memberikan hak suara bagi perempuan sangatlah berbeda dengan

ide-ide kebebasan dan demokrasi yang diusung oleh Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat sendiri perjuangan kaum perempuan untuk

mendapatkan hak suaranya atau yang lebih dikenal dengan gerakan suffrage telah

(13)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak begitu mendapat kemajuan. Hal itu disebabkan karena pergerakan

perempuan ini terpecah dan tidak terkonsolidasi dengan baik, yakni selain ada

organisasi perempuan yang memperjuangkan emansipasi ada juga organisasi

perempuan yang anti emansipasi (Buechler, 1990: 18). Pergerakan perempuan ini

terpecah hingga tahun 1860’an. Gerakan suffrage di Amerika Serikat di

persatukan kembali dalam organisasi NAWSA. Tahun 1867 dipimpin oleh Susan

B. Anthony dan Elizabeth C. Stanton yang mendirikan National American Woman

Suffrage Association (NAWSA) (Agustina, 2010: 128). Dengan adanya NAWSA

pergerakan perempuan semakin berkembang. Banyak anggota NAWSA yang

terus melakukan tekanan-tekanan terhadap negara untuk melakukan referendum.

Namun hal itu belum dapat memberikan kemajuan yang signifikan bagi

pergerakan suffrage, hal ini berdasarkan ungkapan Flexner dalam Evans (1994:

27-28) yaitu:

Kampanye-kampanye lokal ini memberikan pengaruh positif karena melibatkan dan mendidik ribuan perempuan maupun generasi baru, serta mendirikan persekutuan-persekutuan lokal. Namun sebagai strategi, pengalaman membuktikan bahwa kampanye-kampanye ditingkat negara memang lemah. Antara tahun 1870 hingga 1910, empat ratus delapan puluh kampanye hanya menghasilkan tujuh belas referendum dan hanya dua diantaranya dianggap sebagai kemenangan bagi perjuangan hak pilih perempuan...”

Pada awal abad ke-20 pergerakan suffrage di Amerika Serikat mulai

memasuki babak baru, hal ini terispirasi oleh keberhasilan pergerakan perempuan

di Inggris yang menuntut agar perempuan dapat duduk di parlemen. Saat itu

keberhasilan organisasi WSPU (Woman’s Social political Union) sangat

mengisnpirasi para aktifis perempuan di Amerika Serikat. Dengan kembalinya

seorang tokoh bernama Alice Paul ke Amerika Serikat pada tahun 1910 dan

memimpin pergerakan suffrage disana hingga dikeluarkannya amandemen ke-19

mengenai kesetaraan hak.

Alice Paul adalah aktifis suffrage yang memimpin perjuangan untuk

(14)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lahir pada 11 januari 1885 di Moorestown, New Jersey Amerika Serikat. Ia

dibesarkan dalam lingkungan keluarga Quaker dan dibesarkan dengan pendidikan

religius serta komitmen yang kuat untuk ide-ide progresif (Commire, 2001: 392).

Dia mulai menjadi aktifis suffrage ialah ketika ia tinggal di Inggris pada tahun

1907. Dia pindah ke Birmingham, Inggris untuk berkerja di dinas Sosial. Ketika

di Inggris ia bertemu dengan Cristabel Pankhurst putri dari Emmeline Pankhusrt

yang merupakan aktifis suffrage yang militan di Inggris, yang tergabung dalam

Woman’s Social political Union (WSPU). Ia pun bergabung dengan WSPU.

Karena cara perjuangan WSPU yang militan membuat para anggota WSPU sering

kali ditangkap oleh polisi. Ia kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1910 sebagai

seorang aktifis suffrage dengan ide “pergerakan militan membawa kesuksesan.”

Pada tahun 1912 tokoh ini bergabung dengan NAWSA (National American

Woman Suffrage Association). Selama bergabung dengan NAWSA dia

menerapkan cara-cara yang militan dalam pergerakannya. Seringkali ia ditangkap

polisi dan masuk penjara. Dia juga melakukan aksi mogok makan yang menyiksa

dirinya sendiri. Alice Paul mengalami beberapa perselisihan dengan presiden

NAWSA saat itu Carrie Chapman Catt mengenai cara-cara mereka

memperjuangkan hak suara bagi wanita. Pada tahun 1915 presiden NAWSA

mengagas rencana “Winning Plan: Grassroot” sebagai upaya mendapatkan

dukungan dari kaum perempuan di negara itu. Namun pergerakan dengan Strategi

Grassroot ini kurang mendapatkan hasil yang signifikan (Boyer, 1990: 772).

Karena itulah Alice Paul kemudian keluar dari NAWSA dan membentuk

organisasi lain bersama sahabatnya Lucy Burn yang sesuai dengan ideologinya

bernama National Woman Party (NWP). Dia membentuk organisasi ini sesuai

dengan Ideologinya mengenai pergerakan yang militan dan progresif. Berdasarkan

pengalamannya di Inggris bersama keluarga Pankhusrt menunjukan bahwa

pergerakan yang militan dan progresif memberikan dampak yang besar bagi

(15)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pergerakan yang militan dan progresif dibandingkan dengan pergerakan yang

moderat.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat ditemukan kesenjangan yaitu

mengenai landasan negara Amerika Serikat yang tertuang dalam naskah deklarasi

kemerdekaannya yang mengutamakan kebabasan hak-hak bagi seluruh manusia.

Namun pada prakteknya sejak awal kemerdekaan Amerika Serikat peran

perempuan masih termarginalkan baik dalam bidang sosial, ekonomi maupun

politik. Selain itu kesenjangan yang kedua ialah mengingat bahwa perjuangan

kaum perempuan disana untuk mendapatkan kesetaraan hak terutama dalam

haknya berpolitik yakni hak suara telah dimulai sejak pertengahan Abad ke-19

namun mengapa hal tersebut baru dapat terwujud pada awal abad ke-20, ketika

seorang tokoh bernama Alice Paul mulai memimpin perjuangan untuk

mendapatkan hak suara bagi wanita disana.

Berdasarkan pada pemikiran diatas maka penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian ini. Perjuangan untuk memperoleh hak suara bagi wanita di

negara tersebut merupakan perjalanan yang panjang. Pergerakan tersebut mulai

berkembang sejak pertengahan abad ke 19, namun mengapa baru pada awal abad

ke-20 ketika seorang tokoh yang bernama Alice Paul muncul akhirnya pergerakan

tersebut mencapai tujuannya. Selain itu penulis menilai tokoh ini merupakan

tokoh yang sangat berperan penting dalam pergerakan hak suara perempuan di

Amerika Serikat, akan tetapi berdasarkan pra-penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis, masih sedikit kajian mengenai tokoh tersebut terutama dalam bentuk

skripsi. Maka dari itu penulis mencoba untuk mengungkapkan peranan Alice Paul

sebagai bagian dari perjuangan untuk memperoleh hak suara bagi wanita di

Amerika Serikat. Dengan demikian peneliti ingin membuat penelitian yang

berjudul “Peranan Alice Paul Dalam Memperoleh Hak Suara Bagi Wanita Di Amerika Serikat (1910-1920).”

Mengenai mengapa penulis memilih periode penelitiannya pada tahun

(16)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Amerika Serikat setelah ia kembali dari Inggris pada tahun 1910. Alice Paul

terus melakukan aksinya untuk memperoleh hak suara bagi wanita disana hingga

amandement ke-19 mengenai kesetaraan hak disahkan oleh pemerintah Amerika

Serikat pada 26 Agustus tahun 1920.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasi

permasalahan utama dalam penulisan skripsi ini adalah “ Bagaimana peranan

Alice paul dalam memperjuangkan hak suara untuk wanita di Amerika Serikat.”

Berdasarkan batasan masalah tersebut, untuk memudahkan dalam melakukan

penelitian dan mengarahkan dalam pembahasan maka penulis mengidentifikasi

rumusan masalah kedalam bentuk beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang Alice Paul memperjuangkan hak suara bagi wanita

di Amerika Serikat?

2. Bagaimana tindakan yang dilakukan Alice Paul dalam memperjuangkan hak

suara bagi wanita di Amerika Serikat?

3. Bagaimana dampak dari perjuangan Alice Paul bagi kehidupan sosial kaum

perempuan di Amerika Serikat?

1.3Tujuan Penelitian

Berdaraskan rumusan dan batasan masalah diatas maka tujuan dari

penelitian ini ialah:

1. Untuk mendeskripsikan latar belakang yang menyebabkan Alice Paul

memperjuangkan hak Suara bagi wanita di Amerika Serikat.

2. Untuk mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan Alice Paul dalam

memperjuangakan hak Suara wanita di Amerika Serikat.

3. Untuk mendeskripsikan dampak dari perjuangan Alice Paul dalam

memperjuangkan hak suara bagi wanita di Amerika Serikat terhadap kehidupan

sosial kaum perempuan Amerika Serikat.

1.4Manfaat Penelitian

(17)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menambah bahan referensi sejarah, khususnya dalam bidang peranan

perempuan dalam sejarah

2. Memberikan informasi mengenai gerakan perempuan di Amerika Serikat

3. Mempermudah dalam mempelajari dan menemukan literatur tentang

pergerakan wanita, khususnya di Amerika Serikat.

4. Dalam mata pelajaran sejarah tingkat SMA kajian ini dapat memperkaya dan

menunjang pemahaman siswa dalam menganalisis sejarah dunia yang

mempengaruhi sejarah Indonesia. Selain itu kajian ini juga diharapkan dapat

memperkaya dan menunjang pemahaman mahasiswa Sejarah dalam mata

kuliah Sejarah Peradaban Barat, khususnya kajian mengenai sejarah Amerika

dan mata kulian Sejarah Sosial mengenai peranan perempuan dalam sejarah.

1.5Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode historis yaitu proses menguji dan

menganalisis secara kritis mengenai peninggalan masa lampau berdasarkan data

yang telah diperoleh dan dikumpulkan. Metode historis ini bertujuan untuk

merekonstruksi kejadian masa lampau secara sistematis. Metode historis memiliki

beberapa langkah yang harus dilakukan agar proses menguji dan menganlisis

fakta dapat tercapai (Ismaun, 2007: 35). Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Heuristik (pengumpulan data), yaitu tahap mencari data dari beberapa sumber

seperti buku, majalah, internet dan lain-lain. Pengumpulan data atau dalam

penelitian ini sumber dilakukan melalui penelitian kepustakaan. Hal ini

disesuaikan dengan sifat penelitian skripsi ini, yakni penelitian literatur.

2. kritik, yaitu tahap menguji keabsahan sumber. Sumber yang telah terkumpul

diuji keaslian (otentisitas) dan kesahihannya (kredibilitas), melalui kritik

ekstern dan intern, dengan cara menguraikan dan mengecek silang data (cross

(18)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang paling dapat dipercaya, sehingga diperoleh sumber yang keotentikan dan

kredibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Interpretasi (penafsiran) yaitu tahap analisis sejarah. Tahap ini bertujuan

melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber

sejarah dan bersama-sama dengan teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu

interpretasi yang menyeluruh.

4. Historiografi, merupakan penyusunan sejarah yang didahului oleh penelitian

(analisis) terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu. Penyusunan ini disusun

dengan selalu memperhatikan aspek kronologis, sehingga muncul hubungan

antara fakta-fakta yang ada, tersaji dengan utuh, dan berkesinambungan,

kemudian disajikan dalam bentuk tulisan.

1.6Struktur Organisasi Skripsi

Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yang satu dengan

yang lainnya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Maka untuk

memudahkan pembahasan dalam skripsi ini perlu disusun sistematika pembahasan

sebagai berikut:

Bab I pendahuluan pada bab ini, berisi mengenai uraian secara terperinci

mengenai latar belakang masalah penulisan yang menjadi alasan penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang ditujukan sebagai bahan penulisan proposal,

ditunjukan dari rumusan masalah yang diuraikan dalam beberapa pertanyaan

penelitian, serta mengenai metode penulisan dan sistematika dalam penyusunan

skripsi.

Bab II kajian pustaka, pada bab ini penulis menjelaskan topik-topik

permasalahan yang terdapat dalam penelitian, dengan mengacu kepada suatu

(19)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menjadi bahan acuan untuk membantu menerangkan temuan-temuan

penelitian.

Bab III metode penelitian, dalam bab ini penulis menguraikan mengenai

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Lebih lanjut lagi, dalam bab

ini penulis menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam

menyelesaikan penelitian yang berisi langkah-langkah dimulai dari persiapan

sampai dengan langkah terakhir dalam penyelesaian penelitian ini.

Bab IV pembahasan, pada bab ini dibahas menganai peranan Alice Paul

dalam upaya memperoleh hak suara bagi wanita di Amerika serikat. Pembahasan

bab ini meliputi, keadaan sosial-politik wanita di Amerika Serikat pada akhir abad

ke-19 yang menjadi latar belakang munculnya gerakan suffrage di Amerika

Serikat. Kemudian dilanjutkan dengan latar belakang dari Alice Paul yang

menyebabkan dia menjadi seorang aktivis suffrage di negara tersebut. Selanjutnya

pembahasan mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan Alice Paul dalam upaya

memperoleh hak suara bagi wanita di Amerika Serikat. Setelah itu pembahasan

mengenai hasil dari tindakan-tindakannya serta dampaknya bagi wanita Amerika

Serikat pada masa itu dan pada masa mendatang.

Bab V kesimpulan pada bab terakhir ini penulis menuangkan kesimpulan

dari hasil pembahasan, yang berisi interpretasi penulis terhadap kajian yang

menjadi bahan penelitiannya disertai dengan analisis penulis dalam membuat

sebuah kesimpulan atas jawaban-jawaban rumusan masalah yang ada. Selain itu,

dalam bab ini juga terdapat saran atau rekomendasi dari penulis yang diajukan

(20)
(21)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai metode penelitian yang

digunakan untuk mengkaji permasalahan dalam penulisan skripsi ini yaitu

mengenai “Peranan Alice Paul Dalam Memperoleh Hak Suara Bagi Wanita Di Amerika Serikat (1910-1920)”. Metode yang digunakan ialah metode historis atau

metode sejarah, karena bahan dan informasi yang dikaji oleh penulis merupakan

rekaman dari kejadian atau pristiwa di masa lampau. Teknik penelitiannya ialah

studi literatur, dan menggunakan pendekatan interdisipliner hal tersebut karena

penulis menggunakan konsep-konsep dari ilmu lain selain sejarah yaitu politik

dan sosiologi.

Metode historis menurut Gottschalk (2008: 39) ialah proses menguji dan

menganalisis secara kritis rekaman peninggalan masa lampau, rekonstruksi yang

imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan

menempuh proses historiografi. Metode historis atau metode sejarah menurut

Ismaun (2005: 34) ialah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau

peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan

data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah.

Menurut Sjamsuddin (2007: 85-190) terdapat langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam metode historis, yaitu: Heuristik, Kritik, Interpretasi dan

Historiografi. Berikut ini ialah penjelasan mengenai langkah-langkah tersebut:

a. Heuristik atau pengumpulan sumber merupakan kegiatan mencari dan

mengumpulkan sumber atau data-data yang berkaitan dengan tema penelitian,

data atau sumber sejarah itu dapat berupa lisan atau tulisan.

b. Kritik, merupakan kegiatan untuk menilai sumber-sumber sejarah yang telah

didapatkan pada proses heuristik. Tujuan dari tahapan kritik ini ialah untuk

menguji kebenaran dan ketepanan sumber tersebut. Dalam tahapan kritik

terdapat dua langkah yang harus dilakukan. Pertama kritik eksternal untuk

(22)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ialah kritik internal, yaitu menguji sumber berdasarkan aspek isi dari sumber

tersebut.

c. Interpretasi, merupakan tahap selanjutanya dari metode historis. Interperetasi

adalah kegiatan menafsirkan sumber-sumber sejarah yang diperoleh dengan

teori-teori dan konsep-konsep sehingga memberikan makna terhadap sumber

tersebut sehingga membentuk pokok pikiran sebagai kerangka berfikir dalam

menyusun skripsi ini.

d. Historiografi, merupakan tahapan terakhir dalam metode historis yaitu

merupakan kegiatan penulisan sejarah. Tahapan ini meliputi kegiatan

penafsiran, penjelasan dan penyajian, ketiga kegiatan tersebut bukan

merupakan kegiatan yang terpisah melainkan kegiatan yang pelaksanaannya

dilakukan secara bersamaan.

Dalam upaya mengumpulkan sumber dan data untuk keperluan

penyusunan skripsi ini, penulis melakukan teknik penelitian studi literatur. Yaitu

penelitian dengan menggunakan cara meneliti dan mengkaji buku-buku atau

literatur yang berhubungan dengan tema penelitian. Dalam skripsi ini tema

penelitiannya ialah mengenai pergerakan perempuan di Amerika Serikat yakni

Peranan Alice Paul dalam memperoleh hak suara perempuan di Amerika Serikat

(1910-1920).

3.1 Persiapan Penelitian

Persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan penulis dalam menyusun

skripsi ini. Pada tahap ini pertama-tama penulis menentukan tema penelitian,

kemudian menyusun rencana penelitian hingga ke proses bimbingan, berikut ini

merupakan pemaparan dari tahap-tahap persiapan penelitian.

3.1.1 Penentuan Dan Pengajuan Tema Penelitian

Menentukan tema penelitian merupakan langkah pertama penulis dalam

menyusun skripsi ini. tema yang dipilih penulis ialah mengenai pergerakan

feminisme di Amerika Serikat tepatnya mengenai pergerakan menuntut hak pilih

untuk perempuan atau Suffrage. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan

(23)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alice Paul ialah seorang aktifis perempuan di Amerika Serikat yang

memperjuangkan hak-hak perempuan terutama ialah hak untuk memilih dan

dipilih atau hak suara. Alasan kenapa penulis tertarik untuk mengkaji tema

tersebut ialah karena Alice Paul itu sendiri merupakan tokoh pejuang perempuan

yang pada zamannya berjuang dengan cara yang tidak biasa. Ia dalam

perjuangannya banyak sekali mendapat kritikan dan penolakan keras baik itu dari

pemerintah maupun dari rekan-rekan sesama aktifis perempuan. Akan tetapi

pergerakannya ini menghasilkan sebuah amandemen yang mampu merubah

kehidupan kaum perempuan di Amerika Serikat.

Setelah menentukan tema penulis mengajukan judul penelitiannya kepada

Tim Pertimbangan Penelitian Skripsi (TPPS). Setelah mendapatkan persetujuan

dari pihak TPPS, selanjutnya, peneliti menyusun rancangan penelitian berupa

proposal penelitian.

3.1.2 Penyusunan Rencana Penelitian

Langkah selanjutnya setelah menentukan tema penelitian dan mengajukan

tema tersebut kepada TPPS, ialah menyusun rencana penelitian atau proposal

penelitian. Adapun subtansi dalam proposal penelitian tersebut ialah:

1. Judul

2. Latar Belakang Masalah Penelitian

3. Rumusan Masalah

4. Tujuan Penelitian

5. Manfaat Penelitian

6. Kajian Pustaka

7. Metode Penelitian

8. Sistematika Penulisan

9. Daftar Pustaka

Proposal penelitian tersebut kemudian dipaparkan di hadapan tim

pertimbangan penelitian skripsi dan calon pembimbing dalam kegiatan seminar

proposal pada tanggal 12 Novemver 2013 di Laboratorium Jurusan Pendidikan

(24)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1.3 Proses Bimbingan

Setelah proposal penelitian disetujui oleh pihak TPPS dan calon

pembimbing maka penulis mendapatkan SK penelitian dengan nomor

012/TPPS/JPS/PEM/2013. Kemudian melanjutkan penelitiannya ke proses

bimbingan dengan Pembimbing I ialah Dr. Nana Supriatna, M.Ed dan

Pembimbing II Moch. Eryk Kamsori, S.Pd. proses bimbingan ini dilakukan secara

bertahap dan berkelanjutan. Dalam proses bimbingan ini penulis mendapat saran,

arahan serta masukan dari kedua pembimbing dalam proses penyusunan skirpsi

ini. setiap hasil kerja yang dilakukan penulis akan dikonsultasikan kepada para

pembimbing dan hasilnya akan dicatatan dalam lembar frekuensi bimbingan.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini penulis melaksanakan penelitiannya sesuai dengan metode

historis yang telah di paparkan sebelumnya.

3.2.1 Heuristik Atau Pengumpulan Sumber

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tahapan heuristik merupakan

tahapan dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah. karena teknik penelitian

yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini ialah teknik studi literatur

sehingga penulis hanya menggunakan sumber tulisan dalam penyususnan skripsi

ini.

Dalam tahapan heuristik ini penulis melakukan pengumpulan data dengan

cara mengunjungi perpustakaan-perpustakaan yang ada di indonesia dan juga

mencari berbagai sumber dengan membelinya di toko-toko buku online maupun

ke toko-toko buku yang ada di sekitar wilayah kota bandung, selain itu peneliti

juga mencari sumber dengan menggunakan fasilitas internet seperti Browsing dan

mengunjungi berbagai website yang dinilai dapat membantu penelitian skripsi

penulis.

Pertama penulis mengunjungi perpustakaan Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI). Di perpustakaan ini penulis menemukan cukup banyak sumber

(25)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku-buku mengenai sejarah Amerika Serikat dan encyclopedia perempuan serta

buku-buku mengenai feminisme dan konsep demokrasi. Berikut ini merupakan

beberapa buku yang didapat penulis di perpustakaan UPI Women in World

History: A Biography Ensiklopedia Volume 12 karya comire (2001), The

Enduring Vision - A History Of American People Volume 2: From1865 karya

Boyer (1990), Democracy In America karya De Tocqueville (1956). Selanjutnya

ialah penulis mengunjungi American Corner yang berada di perpustakaan Institut

Teknologi Bandung (ITB). Di perpustakaan ini penulis menemukan satu buku

yang dapat menjadi sumber referensi penulis dalam menyusun skripsi ini yaitu, Women’s Movemen in the United State: Woman Suffrage, Equal Right And

Beyond yang ditulis oleh Buechler (1990). Selanjutnya peneliti mengunjungi

perpustakaan Universitas Indonesia (UI), disini penulis mendapatkan cukup

banyak sumber skripsi dan juga buku. Selain itu penulis juga mengunjungi

Perpustakaan Batoe Api di Jatinangor Sumedang, kemudian perpustakaan CSIS di

jakarta dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) serta perpustakaan

KAA di jalan Asia-Afrika Bandung.

Selain mencari sumber buku di perpustakaan peneliti juga mencari sumber

dengan membelinya di toko-toko buku baik itu toko buku online maupun toko

buku yang berada di sekitar kota bandung dan mendapatkan beberapa buku. Buku

yang didapat penulis dari toko buku diantaranya ialah Lahir untuk kebebasan jilid

I dan II karya Evans (1994) dan Alice Paul Equality For Women (Lives Of

American Womens) karya Lunardini (2013) dibeli penulis melalui aplikasi Google

Play Book. Selain itu penulis juga cukup banyak mendapatkan buku-buku lain

yang dinilai relevan dengan penelitian penulis dalam bentuk e-book. Misalnya

seperti buku Alice Paul And The American Suffrage Campaign yang ditulis oleh

Katherine H. Adams dan Michael L. Keene (2008) dan Woman Suffrage In

America yang ditulis oleh Elizabeth Frost-Knappman dan Kathryn Cullen-DuPot

(2005).

Dengan menggunakan media internet penulis juga mendapatkan banyak

(26)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

resmi organisasi Alice Paul fondations yaitu http://www.alicepaul.org/, website

resmi United State Liblary of Congres yaitu http://www.loc.gov/. Selain itu

penulis juga mengunjungi sebuah website yang dikembangkan oleh University of

California yang bernama Calisphere, yaitu http://www.cdlib.org/. Dalam website

tersebut penulis mendapatkan sebuah e-book yang dapat didownload yang

berjudul Conversations with Alice Paul: Woman Suffrage and the Equal Rights

Amendment. Buku tersebut merupakan hasil dari wawancara Amelia R. Fry

dengan Alice Paul pada tahun 1976.

3.2.2 Kritik

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan

langkah-langkah dalam metode historis, ialah setelah melakukan heuristik adalah

melakukan kritik. Tujuan dari kritik ialah untuk menyaring sumber-sumber yang

telah didapatkan agar didapat sumber yang terpercaya, dan relevan dengan tema

penelitian ini. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tahapan kritik terbagi

menjadi dua yaitu, ktitik eksternal dan internal.

3.2.2.1Kritik Eksternal

Kritik Ekternal ialah melakukan telaah terhadap aspek luar dari sumber

tersebut, seperti misalnya siapa yang menulisnya, apa tujuannya dan sebagainya.

Kritik ektsternal memiliki tujuan untuk meminimalisiir unsur subjektifitas yang

terdapat pada sumber sejarah.

Penulis melakukan kritik eksternal pada buku yang berjudul Conversations

With Alice Paul: Woman Suffrage And the Equal Rights Amendmentyang ditulis

oleh Amelia R. Fry (1976). Buku tersebut penulis dapatkan dengan cara

mendowloadnya dalam bentuk PDF di sebuah situs yang dikembangkan oleh

University Of California yang bernama Calisphere. Buku tersebut disusun

berdasarkan sebuah proyek di University of California yaitu Suffrage Oral History

Project. Amelia R. Fry merupakan seorang wartawan di Amerika Seikat. Ia

pernah bekerja sebagai reporter dari suburban daily newspaper dari tahun 1966

(27)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

University of Illinois. Ia mendapat gelar B.A dalam Phsychology and English di

University of Oklahomadan gelar M.A dalam Educational pshychology and

English di University of Illinois. Dia memimpin beberapa seri wawancara dalam

Suffrage Oral History Project di University of California. selain dengan Alice

Paul dia juga mewawancarai Mabel Vernon. Berdasarkan latar belakang

penulisnya, buku ini penulis anggap dapat digunakan sebagai sumber. Buku ini

berbahasa Inggris, karena itu untuk memahami isinya penulis perlu untuk

menerjemahkanya terlebih dahulu. Karena buku ini merupakan sebuah transkrip

dari hasil wawancara, maka penulis memerlukan waktu yang cukup lama untuk

memahami maksudnya. Karena seperti halnya sebuah transkrip wawancara,

sehingga buku tersebut berisi seperti sebuah naskah atau dialog antara dua orang.

Penulis menganggap buku tersebut sebagai sumber primer dalam penelitian ini,

karena buku tersebut berisi percakapan dengan Alice Paul, mengenai

perjalanannya selama ia menjadi aktifis Suffrage. Ia merupakan subjek dari

penelitian penulis. Namun karena buku tersebut merupakan hasil wawancara,

sehingga yang dipaparkanya pun berdasarkan sudut pandang dari tokoh tersebut.

Sementara untuk sumber-sumber lainnya penulis tidak melakukan kritik eksternal,

karena sumber lainya yang penulis dapatkan tergolong kepada sumber sekunder

berupa buku-buku, karya ilmiah seperti skripsi serta artikel-artikel dari internet.

3.2.2.2Kritik Internal

Kritik internal merupakan tahapan selanjutnya dalam proses kritik. Kritik

internal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya ialah melakukan uji kredibilitas

terhadap sumber dengan mempertimbangkan aspek isinya.

Penulis membandingkan isi dari sumber satu dengan yang lainnya. Penulis

membandingkan isi dari buku Alice Paul And The American Suffrage Campaign

yang ditulis oleh Adamas dan Keene (2008) dengan buku Alice Paul Equality For

Women (Lives Of American Womens) yang ditulis oleh Lunardini (2013). Kedua

buku tersebut sama-sama menuliskan mengenai perjuangan Alice Paul dalam

memperoleh hak pilih bagi wanita, namun dengan sudut pandang yang berbeda.

(28)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paul dalam pergerakannya. Penulis buku itu mengkomparasikan latar belakang

Alice paul yang berasal dari kaum Quaker dengan strategi yang digunakan oleh

tokoh tersebut dalam memperjuangkan hak suara perempuan. Buku tersebut juga

membandingkan Alice Paul dengan Gandhi yang percaya bahwa perlawan tanpa

kekerasan merupakan jalan terbaik dalam mencapai kemenangan. Dalam buku

tersebut juga dijelaskan mengani konsep militansi yang dijalankan oleh Alice Paul

dalam pergerakannya. Sementara buku yang ditulis oleh Lunardini (2013) lebih

memfokuskan kajiannya terhadap perjalanan hidup Alice Paul. Ruang lingkup

buku tersebut ialah ketia Paul berada di Inggris dan mulai tertarik pada pergerakan

hak perepuan (Suffrage) hingga ia berhasil meloloskan amandemen ke-19 sebagai

kemenangan dari gerakan suffrage di Amerika Serikat. Kedua buku tersebut

sama-sama menggambarkan sosok tokoh ini sebagai gadis dengan pemikiran yang

progresif dan militan.

Setelah melalui proses kritik internal ini diharapkan sumber yang

didapatkan merupakan data yang valid. Yang kemudian dapat digunakan sebagai

bahan dari penulisan skripsi ini.

3.2.3 Interpretasi atau Penafsiran

Setelah melalui proses heuristik dan kritik, langkah selanjutnya ialah

melakukan interpretasi atau penafsiran. Sjamsudin (2007) mengatakan bahwa

ketika sejarawan menulis, disadari atau tidak, mereka berpegangan pada salah satu

atau kombinasi dari beberapa filsafat sejarah yang menjadi dasar penafsirannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan filsafat deterministik untuk

menafsirkan fakta-fakta dalam skripsi ini. Filsafat sejarah deterministik menolak

semua penyebab yang berdasarkan kebebasan manusia. Artinya sejarah manusia

ditentukan oleh kekuatan yang berada diluar dirinya. Tenaga yang berada diluar

diri manusia bisa berasal dari faktor-faktor geografis, etnologi, faktor lingkungan

budaya seperti sisten sosial atau ekonomi.

Permasalahan yang di kaji dalam skripsi ini juga dilatarbelakangi oleh

keadaan diluar diri manusia, yaitu keadaan budaya atau sistem sosial. Alice Paul

(29)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Amerika Serikat pada masa itu, dimana kaum perempuan dianggap sebagai

golongan yang inferior dan termarginalkan. dari berbagai macam penafsiran yang

termasuk kedalam filsafat deterministik, penulis menggunakan penafsiran sintetis.

Penafsiran sintetis percaya bahwa ada banyak faktor penggerak sejarah.

penafsiran ini menekankan bahwa sebuah fase dalam periode perkembangan

sejarah tidak dapat ditentukan oleh satu sebab tunggal. Sebuah perkembangan dan

jalannya sejarah ini pada hakikatnya digerakan oleh beberapa faktor dan tenaga

secara bersama-sama dan sebagai penggerak utama tetap adalah manusia.

Penafsiran ini dipilih karena peran Alice Paul dalam pergerakan suffrage dilatar

belakangi oleh berbagai faktor. Selain itu selama ia memimpin pergerakan

tersebut, strategi serta taktik yang ia gunakan dipengaruhi oleh berbagai faktor

pendukung lainnya seperti keadaan sosial, politik, dan budaya yang berlaku di

Amerika Serikat pada masa itu.

3.2.3.1 Pendekatan

Dalam melakukan interpretasi penulis menggunakan pendekatan

interdisipliner. Pendekatan interdisipliner ialah pendekatan dalam memecahkan

suatu masalah dengan menggunakan tinjauan dari berbagai sudut pandang ilmu

serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Yang dimaksud dengan

ilmu-ilmu serumpun ialah karena selain menggunakan ilmu sejarah sebagai

acauan utama untuk mengkaji permasalahan ini, penulis juga menggunakan

konsep-konsep dari displin ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, politik dan

ilmu psikologi. Dalam ilmu sosiologi penulis mengambil konsep gender,

feminisme dan emansipasi. dalam ilmu politik penulis menggunakan konsep

demokrasi dan hak suara untuk mempertajam analisis peremasalahan yang di kaji.

Serta dengan ilmu psikologi penulis meminjam teori psikologi sosial.

Konsep Gender yang digunakan oleh penulis, ialah karena penelitian

mengenai peran Alice Paul ini memiliki akar permasalahan dari pembagian

gender. Pembagian gender merupakan hasil konstruksi masyarakat terhadaip sifat

dan peran yang cocok terhadap dua jenis kelamin. Untuk memahami dirinya

(30)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

munculah sebuah manifestasi maskulin untuk laki-laki dan feminim untuk

perempuan. Dari pembagian gender tersebut berkembang menjadi pembagian

peran yang cocok untuk kedua sifat tersebut. Misalnya laki-laki berperan sebagai

pemimpin, mencari nafkah dan bekerja, sedangkan perempuan mengurus rumah,

mengasuh anak dan membuat makanan. Seiring berjalannya waktu pembagian

peran gender ini menjadi seolah-olah merupakan kodrat. Sementara masyarakat

semakin berkembang, pembagian gender ini pun menjadi semakin kompleks tidak

hanya meliputi pembagian peran tetapi meliputi ruang lingkup. Sehingga terjadi

pemisahan ruang lingkup anatar laki-laki dan perempuan, seperti apa yang boleh

di lakukan laki-laki dan tidak boleh dilakukan perempuan begitupun sebaliknya,

atau dimana seharusnya perempuan berada dan dimana seharusnya laki-laki

berada. Tanpa disadari dampak dari pembagian gender ini ternyata telah

memperkecil peran serta ruang lingkup salah satu pihak yaitu kaum perempuan

dalam masyarakat. Hal tersebut itulah yang kemudian disebut sebagai

ketidakadilan gender yang menurut penafsiran penulis merupakan akar dari

permasalahan ini.

Konsep emansipasi dapat diartikan sebagai upaya untuk meraih kesetaraan

hak dan kedudukan sosial di masyarakat. tujuan emansipasi ialah untuk meraih

kesetaraan antara kaum perempuan dan laki-laki. Emansipasi akan dilakukan jika

seorang atau sekelompok individu merasa tidak sepakat akan peran yang ia harus

mainkan dan situasi ia rasa merugikan dalam masyarakat, maka ia akan berusaha

membebaskan diri dan menuuntut agar ia dapat mengatur kehidupannya sesuai

dengan yang ia kehendaki serta menuntut hak-haknya sebagai manusia.

Emansipasi biasaya selalu di kaitkan dengan kaum perempuan, namun

sesungguhnya tidak hanya kaum perempuan yang melakukan emansipasi tetapi

kaum laki-laki pun dapat melakukan emansipasi. Hanya saja, emanispasi

merupakan bentuk perlawanan akibat dari ketidakadilan gender yang terjadi di

masyarakat, dan sebagian besar yang menerima ketidakadilan gender tersebut

(31)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketidakadilan dalam peran yang mereka jalankan melakukan emansipasi untuk

meraih kesetaraan dengan kaum laki-laki.

Penulis menafsirkan Pergerakan Alice Paul merupakan sebuah upaya

emansipasi kaum perempuan dalam menuntut persamaan hak dan kedudukan

sosial mereka di masyarakat. ia menyadari bahwa sebagai manusia perempuan

juga memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Peran yang telah diberikan

kepada perempuan oleh masyarakat selama ini memang telah membatasi ruang

gerak perempuan. Namun hak-hak kaum perempuan sebagai manusia tidak berarti

hilang karena perannya. Maka dari itulah Alice Paul berupaya untuk

mengembalikan hak-hak kaum perempuan yang tercabut karena pembagian peran

di masyarakat. Upaya emansipasi Alice Paul ini diwujudkan dalam perjuangannya

memperoleh hak suara bagi perempuan.

Konsep demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang segenap rakyat

turut serta memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Dalam demokrasi

kedaulatan rakyat menjai hal utama. Penulis menggunakan konsep demokrasi

dalam pendekatan untuk mengkasi permasalahan dalam penelitian ini, ialah

karena negara Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang menganut

sistem demokrasi, selain itu pergerakan Alice Paul dalam menuntut hak suara

yang merupakan hak kewarganegaraan, merupakan sebuah upaya untuk

mewujudkan demokrasi. Pada era modern, konsep demokrasi tidak hanya meliputi

bidang politik saya, tetapi juga bidang ekonomi, sosial dan HAM. Berdasarkan

konsep demokrasi, kajian mengenai parmasalahan ini merujuk pada konsep

demokrasi individualisme liberal. Yaitu menjelaskan demokrasi sebagai pelindung

manusia dari kesewenang-wenangan kekuasaan pemerintah dan pemerintah

sebagai pelindung kebebasan seluruh rakyat dari ancaman gangguan. Model

demokrasi ini menginginkan kesamaan universal bagi seluruh rakyat dan

kesamaan hak bagi seluruh rakyat dalam proses politik hal ini ditandai dengan

“satu orang satu suara.”

Keadaan dalam model demokrasi individualisme liberal inilah yang

(32)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sederajat dalam kemerdekaan dan hak-hak dasarnya. Amerika Sendiri

memang menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya. Namun

dikarenakan keadaan sosial budaya disana pemerintahnya tidak memberikan Hak

kewarganegaraan pada kaum perempuan, hal tersebut tentu merupakan sebuah

pelanggaran dalam sistem pemerintahan demokrasi. Dimana kedaulatan rakyat

menjadi hal yang utama dan harus dilindungi oleh negara, tetapi justru tidak

diberikan oleh negara.

Hak memberikan suara atau hak memilih merupakan hak setiap individu

atau warga negara yang pemenuhannya harus dijamin oleh negara. Hak untuk

memberikan suara atau memilih merupakan hak asasi subyektif dari setiap

individu yang tidak boleh diintervensi oleh siapapun, baik itu oleh negara maupun

oleh masyarakat. setiap warga negara bebas menggunakan hak pilihnya tanpa

takut akan ancaman dalam bentuk apapun. Salah satu perwujudan dari

pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yaitu

diberikan pengakuan kepada rakyat untuk berperan serta secara aktif dalam

menentukan wujud penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Dan sarana untuk

mewujudkannya ialah dengan pemilihan umum dimana rakyat memberikan

suaranya atau pilihannya. Hak pilih warga negara dalam pemilihan umum adalah

salah satu substansi terpenting dalam perkembangan demokrasi, sebagai bukti

adanya eksistensi dan kedaulatan yang dimiliki rakyat dalam pemerintahan.

Karena itulah penulis menggunakan konsep hak suara dalam kajian

penelitian ini untuk menjelaskan dan menganalisis hal yang diperjuangkan oleh

Alice Paul. Dalam sebuah sistem pemerintahan demokrasi pemenuhan hak suara

sangat penting sekali. Kaum perempuan di Amerika Serikat pada masa itu tidak

diberikan hak suara dikarenakan keadaaan sosial budaya yang menganggap

perempuan tidak cukup cakap untuk mengambil keputusan dikarenakan

sifat-sifatnya. Pemenuhan hak suara dalam masyarakat demokrasi merupakan hal yang

sangat penting, karena dengan dipenuhinya hak suara maka hal tersebut

melambangkan kedaulatan rakyat, kebebasan bernegara dan kesetaraan dalam

(33)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsep atau teori feminisme dan penelitian ini penulis gunakan untuk

mengkaji permasalahan dalam penelitian ini. teori feminisme mengkaji

permasalahan dengan pemecahan yang female centris. Feminisme muncul dilatar

belakangi oleh struktur sosial yang berlaku di masyarakat menimbulkan banyak

terjadi diskriminasi, berbagai penindasan terhadap kaum wanita bahkan

ketidaksetaraan gender. Landasan feminisme ialah ketika kaum wanita mendapat

intimidasi dari kaum laki-laki. Kenyataannya selama ini ada batas yang sangat

kuat dan jelas yang memperlihatkan dominasi kaum laki-laki di berbagai sektor

kehidupan, yang pada akhirnya mengecilkan peran yang dimiliki kaum

perempuan. Oleh karena itu, feminisme mempunyai asumsi dasar bahwa, akibat

perlakuan diskriminatif dan adanya marginalitas terhadap kaum perempuan dalam

memilih jalan hidupnya membuat adanya ketimpangan dalam hak asasi wanita

dan pria yang sangat tidak sebanding. Kajian mengenai peran Alice Paul ini

merupakan salah satu kajian feminisme, dimana kaum perempuan berusaha

melakukan emansipasi untuk melawan ketidak adilan gender dan perlakuan

diskriminatif yang terjadi padanya. Karena menggunakan kajian feminisme, maka

penulis mengkaji penelitian ini berdasarkan sudut pandang female centris, yaitu

permasalahan di kaji berdasarkan sudut pandang dari keadaan sosial, budaya

wanita dimana keadaan tersebut mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat

dan membongkar ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di masyarakat.

Kajian penulis mengenai pergerakan Suffrage yang dilakukan oleh Alice

Paul ini termasuk kedalam kajian feminisme liberal klasik yangmuncul pada abad

ke-18. Femnisme liberal klasik memperioritaskan hak lebih tinggi dari pada

kebaikan dan mengharapkan negara melindungi kebebasan sipil, seperti hak

kepemilikan, hak memilih, kebebasan untuk berbicara, kebebasan beragama dan

kebebasan untuk berorganisasi. John Mill salah satu pemikir feminisme liberal

klasik menekankan pentingnya perempua mengekspresikan keinginannya dan

berani meraih kebahagiaan yang mereka inginkan dan bukan berdasarkan apa

yang orang lain inginkan. Karena itu Hak pilih merupakan jalan keluar bagi

(34)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk membesakan perempuan dari penindasan peranan gender, dan upanya untuk

mewujudkan kesetaraan bagi perempuan dilakukan melalui pendekatan legalitas,

melalui jalur hukum dengan cara mereformasikan sistem yang ada.

Teori psikologi sosial digunakan untuk mengkaji bagaimana seorang tokoh

dapat merubah pandangan masyarakat. Bagaiman seorang individu dapat tampil

sebagai seorang pemimpin dalam kelompoknya. Berdasarkan kajian psikologi

sosial mengenai munculnya seorang individu yang berperan sebagai pemimpin

ialah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor dari dalam individu itu

sendiri seperti kecakapan, pengetahuan dam pengalamannya dinilai memiliki

kelebihan dari orang lain yang ada dalam kelompoknya. Yang kedua ialah karena

individu tersebut memang sering tampil dihadapan publik. Yang ketiga ialah

faktor keadaaan yang chaos atau kacau dimana menuntut untuk segeranya tampil

seorang pemimpin. Alice Paul ia telah terbiasa dididik dengan ide-ide kesetaraaan

dalam lingkungan keluarganya, selin itu saat dewasa ia bekerja dalam bidang

sosial sehingga dalam dirinya tumbuh kepedulian sosial yang sangat tinggi.

Meliha keadaan kaum perempuan di negaranya yang dianggap belum mendapat

kemerdekaan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka jika dilihat dalam sudut

pandang psikologi sosial tingkah laku Alice Paul ini termasuk kedalam pola

tingkah laku objektivisme, yaitu faktor lingkungan atau masyarakat yang

mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Dalam psikologi sosial juga terdapat aspek-aspek lain seperti identifikasi,

imitasi, sugesti, dan simpatik. Dalam memimpin gerakan suffrage alice Paul

selalu menerapkan kebijakan anti kekerasan namun dia juga menggunakan

strategi-strategi yang militan dalam pergerakannya, berbagai reaksi yang

ditunjukan oleh masyarakat terhadapnya, namun dari berbagai reaksi tersbut pada

akhirnya Alice Paul dapat meraih simpatik masyarakat melalui pergerakannya.

Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya anggota masyrakat yang bergabung

dengannya dalam organisasi NWP secara sukarela.

(35)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Historiografi merupakan tahapan terakhir dalam proses pelaksanaan

penelitian yang sesuai dengan metode historis. Pada tahapan ini penulis

melakukan historiografi atau penulisan sejarah dengan aturan-atauran yang

disesuaikan dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh UPI

tahun 2013. Dalam historiografi ini terdiri atas lima bab, yaitu bab I mengenai

pendahuluan, bab II mengenai kajian pustaka, bab II ialah mengenai metode

penelitian, bab IV merupakan pembahasan dan bab V merupakan kesimpulan dan

saran.

Untuk memudahkan dalam historiografi, dalam bab IV, penulis

membaginya kedalam beberapa sub-bab berdasarkan kronologi waktunya. Yaitu,

pada sub-bab pertama penulis membahas mengenai gambaran umum kehidupan

perempuan Amerika Serikat, kemudian perkembangan pergerakan perempuan di

Amerika Serikat, setelah itu penulis membahas mengenai peranan Alice Paul

(36)
(37)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi ini, yang berjudul

Peranan Alice Paul Dalam MemperolehHak Suara Bagi Wanita Di Amerika Serikat (1910-1920). Kesimpulan ini merujuk pada jawaban atas permasalahan

yang telah dikaji pada bab sebelumnya yang tertuang dalam rumusan masalah.

5.1 Kesimpulan

Secara umum penulis berkesimpulan bahwa sosok Alice Paul merupakan

sosok pemimpin gerakan suffrage yang berbeda dengan para pemimpin lainnya

pada masa itu, seperti Carrie Capman Catt atau Dr Anna Howard Shaw. Ia, berani

mengambil tindakan yang radikal tanpa menghiraukan pandangan subordinat

terhadap perempuan. Berkaitan dengan kesimpualan penelitian ini, penulis

merumuskan tiga hal yang merujuk pada permasalahan penelitian ini, yaitu:

Pertama, latar belakang Alice Paul memperjuangkan hak suara bagi wanita

di Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang

mengaplikasikan sistem demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Sistem

demokrasi sangat mengutamakan kebebasan dan hak dari rakyat. Karena itu dalam

proses pemilihan pemimpinnya juga harus melalui persetujuan rakyat. Hal

tersebut diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum, dengan kata lain dalam

sistem demokrasi kedaulatan rakyat merupakan hal yang sangat penting. Tentu

saja hal tersebut juga tertuang dalam naskah deklarasi kemerdekaan Amerika

Serikat Sendiri. Dalam naskah tersebut para bapak pendiri negara itu menyatakan

bahwa “We hold these truths to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalineable Right...”.

berdasarkan pernyataan tersebut, dapat terlihat bahwa Negara itu Mengakui

bahwa setiap manusia diciptakan sederajat dan telah di karuniai dengan hak azasi

yang tak tercabutkan. Penulis meyakini bahwa hak kewarganegaraan juga

merupakan bagian dari hak azasi tersebut, apalagi jika dikaitkan dengan sistem

(38)

Fury Ismaya, 2015

PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT (1910-1920)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kewarganegaraan juga termasuk hak suara atau hak untuk dipilih dan memilih.

Hak-hak tersebut seharusnya diberikan secara penuh bagi seluruh warga negara

dan merupakan tugas pemerintah untuk menjamin dan melindunginya. Namun

pada masa itu kehidupan sosial di Amerika Serikat sangat didominasi oleh kaum

laki-laki. Hal tersrbut dikarenakan oleh pembagian peran gender yang

memarginalkan kaum perempuan. Masyarakat Amerika Serikat percaya bahwa

peran perempuan ialah untuk mengurus rumah tangga, dan mengasuh anak.

karena itulah kegiatan perempuan pada masa itu hanya berada di sekitar rumah.

Selain itu pembagian peran pada masa itu yang seringkali menimbulkan bias

gender yang menyebabkan kesalahpahaman mengenai konsep gender dan jenis

kelamin. Jenis kelamin merupakan kodrat tuhan, berlangsung selamanya di segala

tempat dan waktu. Sementara gender merupakan sifat hasil dari rekonstruksi

sosial. Sehingga gender bersifat tidak tetap, dapat berubah dari masa-kemasa dan

berbeda-beda dalam setiap tempat. Masyarakat Amerika Serikat pada masa itu

sering kali menyamakan gender dengan jenis kelamin sehingga, seolah-olah

perempuan itu memang telah dikodtratkan untuk menjadi lemah-lembut, penurut

dan emosional. Karena itu masyarakat memberikan peran pada perempuan untuk

menegurus rumah tangga dan membesarkan anak. Masyarakat menganggap

perempuan tidak cocok untuk tampil di hadapan publik, berpartisipasi dalam

politik maupun mengambil keputusan dikarenakan sifat perempuan yang

emosional dan tidak rasional. Selain itu keadaaan perempuan disana juga sangat

dipengaruhi oleh adat istiadat Eropa, mengenai citra perempuan Victorian, yang

cantik, lemah-lembut, penurut dan anggun. Sehingga selain kegiatan rumah

tangga dan mengurus anak kegiatan lain yang cocok untuk perempuan ialah

mempercantik diri. Kehidupan beragama di masyarakat Amerika Serikat pada

masa itu juga semakin memperkecil peran perempuan. Agama kristen Protestan

yang berkembang disana sangat menuntut kepatuhan perempuan terhadap

suaminya. John Calvin menyatakan bahwa kepatuhan perempuan terhadap suami

Gambar

Gambar 4.1 .........................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 11/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian

That is, this model can explain the simultaneous influence of the factors of brand awareness, advertising awareness, perceived quality, brand usage, brand

a) Proses Isotermal : proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap. b) Proses Isokhorik : proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap c) Proses Isobarik :

Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson dapat diketahui bahwa sistem penagihan aktif yang dilakukan oleh KPP Pratama Manado sudah tergolong tidak efektif dengan

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa pada saat pencalonan saya tidak aktif dari jabatan sebagai pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota *)

Hasil akhir dari aplikasi ini adalah sistem yang menampilkan calon pembeli dengan menggunakan baju virtual yang melekat pada badannya sesuai dengan

Berdasarkan permasalahan penelitian yang berjudul “Penerapan strategi Self-management untuk meningkatkan penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas X MIA 3 SMA

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 BAB II - 84 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun.. berjalan dan