• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG PADA ANAK TUNARUNGU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG PADA ANAK TUNARUNGU."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PADA ANAK TUNARUNGU

(Studi Eksperimen Pada Siswa Tunarungu Kelas 2 SMALB Di SLB Al Masduki Tarogong Garut)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh : Nisa Fitria

0705446

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG

PADA ANAK TUNARUNGU

(Studi Eksperimen Pada Siswa Tunarungu Kelas 2 SMALB Di SLB Al Masduki Tarogong Garut)

Oleh

Nisa Fitria

Sebuah skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu pendidikan

@ Nisa Fitria

Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Variable penelitan ... 5

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG A. Metode Demonstrasi ... 11

(5)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Langkah-langkah Dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi . 14

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonsrasi Dalam Proses

Belajar Mengajar ... 14

B. Keterampilan Lukis Kerudung... .... 15

C. Konsep Dasar Ketunarunguan... 25

1. Pengertian Anak Tunarungu ... 25

2. Klasifikasi Tunarungu ... 25

3. Dampak Ketunarunguan... 27

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 31

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Tehnik Pengumpulan Data ... 34

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Uji Coba Instrumen ... 43

F. Tehnik Pengolahan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneltiian ... 48

1. Pengolahan Data ... 56

(6)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 62

B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN

(7)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Profil subjek penelitian ... 34

Tabel 3.2 Kriteria penilain untuk instrument penelitian ... 35

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... 46

Tabel 4.1 Skor Pretest………... 48

Tabel 4.2 Skor Postest ………... 49

(8)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 4.1 Skor Pretest dan Posttest pengetahuan nama alat dan bahan

untuk melukis kerudung ……….……… 50

Grafik 4.2 Skor Pretest dan Posttest kemampuan membuat canting sederhana… 51

Grafik 4.3 Skor Pretest dan Posttest kemampuan mencampur warna …………. 51

Grafik 4.4 Skor Pretest dan Posttest kemampuan membuat gradasi warna …… 52

Grafik 4.5 Skor Pretest dan Posttest kemampuan memasukkan pasta

sablon kedalam canting……… 52

Grafik 4.6 Skor Pretest dan Posttest kemampuan memasang kerudung

diatas polifoam ……… 53

Grafik 4.7 Skor Pretest dan Posttest kemampuan menggunting canting .. 53

Grafik 4.8 Skor Pretest dan Posttest kemampuan melukis batang

Tumbuhan ……….. 54

Grafik 4.9 Skor Pretest dan Posttest kemampuan melukis daun……….. 54

Grafik 4.10 Skor Pretest dan Posttest kemampuan melukis bunga……. 55

(9)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LUKIS KERUDUNG

PADA ANAK TUNARUNGU

(Studi Eksperimen Pada Siswa Tunarungu Kelas 2 SMALB

Di SLB Al Masduki Tarogong Garut)

(OLEH : NISA FITRIA (0705446)

Latar belakang dari penelitian ini adalah kurang efektifnya metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan vokasional. Berdasarkan hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal tersebut dengan menggunakan metode demonstrasi partisipatif sebagai metode alternative yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan vokasional dalam materi melukis kerudung.

Subjek penelitian dipilih dengan tehnik purposive dari total tiga kelas yang ada di SLB Al Masduki Tarogong Garut, dipilih kelas XII SMALB dengan jumlah subjek sebanyak 4 orang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain one group pretest

posttest. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :” penggunaan metode

demonstrasi partisipatif dapat meningkatkan keterampilan melukis kerudung pada anak tunarungu.”

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dengan menggunakan uji statistika non parametric, diperoleh Thitung = 10, Nilai uji wilcoxon pada tingkat signifikansi 0,05 dengan

jumlah N < 7 yaitu berjumlah 4 orang, maka diperoleh Ttabel = 0. Dengan demikian, Ho

ditolak karena Thitung > Ttabel, artinya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode demonstrasi partisipatif dapat meningkatkan keterampilan lukis kerudung pada anak tunarungu.

(10)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PARTICIPATORY DEMONSTRATION METHOD OF USE IMPROVING SKILLS FOR PAINTED VEIL

DEAF CHILDREN

(Experimental Study of Deaf Students In Class 2 SMALB In SLB Al Masduki Tarogong Garut)

(BY: NISA FITRIA (0705446)

The background of this research is the lack of effective instructional methods used in teaching vocational skills. Based on this, there should be research on the subject by using participatory demonstration method as an alternative method that can be used in learning vocational skills in painting materials hood.

Subjects selected by purposive technique of a total of three classes in the SLB Al Masduki Tarogong Garut, selected class XII SMALB the number of subjects by 4 people. The method used is the experimental method with the one-group pretest-posttest design. The hypothesis proposed in this study is: "the use of participatory demonstration method can improve painting skills in children with hearing veil."

Based on the results of hypothesis testing, using a non-parametric statistical test, obtained t = 10, Wilcoxon test value at the 0.05 significance level by the number N <7 which consists of 4 people, the obtained table = 0 Thus, Ho is rejected because t count> ttable, meaning that the hypothesis proposed in this study received. This demonstration shows that the use of participatory methods can improve the skills of painting a veil on deaf children.

(11)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan, khususnya keterampilkan kerja adalah sesuatu yang

sangat penting untuk dimiliki oleh manusia. Karena keterampilan sangat

diperlukan untuk menghadapi berbagai permasalahan hidup. Keterampilan

kerja bagi anak tunarungu juga sangat penting. Bagi manusia dewasa,

keterampilan yang dimiliki bisa menjadi sumber penghasilan sehingga

yang bersangkutan tidak tergantung kepada orang lain dan menjadi

manusia dewasa yang mandiri. Terlebih bagi anak tunarungu, keterampilan

kerja akan sangat membantu dalam kemandirian anak tunarungu setelah

dewasa.

Pengajaran keterampilan bagi anak berkebutuhan khusus , dalam hal

ini bagi anak tunarungu sangat penting dan bermanfaat karena dapat

berfungsi sebagai pembekalan kecakapan hidup. Kecakapan hidup inilah

yang nantinya akan membantu anak ketika dewasa kelak agar bisa mandiri

sesuai kemampuannya masing masing.Keterampilanmengandung aspek

kinerja kerajinan dan teknologis. Istilah kerajinan berangkat dari

kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan dasar

keterampilan psikomotor. Maka, keterampilan kerajinan berisi kerajinan

tangan membuat benda pakai dan atau benda fungsional.

Secara potensi, kemampuan intelektual anak tunarungu tidak

berbeda dengan anak mendengar pada umumnya. Namun kesulitan anak

dalam berkomunikasi dan berinteraksi membuat informasi yang dimiliki

menjadi sangat terbatas. Keterbatasan itulah yang membuat potensi

intelegensi tidak bisa terwujud dalam bentuk potensi aktual. Dengan

demikian, untuk mengajarkan keterampilan bagi anak tunarungu,

(12)

2

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki secara utuh. Untuk itulah pelajaran keterampilan bagi anak

tunarungu diberikan dengan metode demonstrasi.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan

peragaan untuk menjelaskan suatu materi atau untuk memperlihatkan cara

bekerja suatu proses dan langkah langkah kerja dari suatu alat atau

instrument. Dalam hal ini peran guru adalah sebagi demonstrator atau

orang yang memperagakan sesuatu. dengan demikian metode demonstrasi

sangat cocok untuk menjelaskan cara berlangsungnya suatu proses dan

urutan kejadian.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya

di SLB Al Masduki, pembelajaran keterampilan, khususnya keterampilan

lukis kerudung telah diberikan dengan menggunakan metode demonstrasi.

Namun demikian, untuk mengajarkan suatu keterampilan tersebut, tidaklah

cukup dengan hanya mengetahui rincian dari proses yang harus terjadi

saja, jika siswa tidak diberi porsi yang memadai untuk mencoba

keterampilan tersebut, maka kegiatan belajarpun akan kurang efektif.

Tshering (2013) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis atau tipe metode

demonstrasi yaitu:

a. Pure demonstration(only teacher will demonstrate and the learner are the mere spectator)

b. Demonstration with commentary(teacher will demonstrate and the learner will ask question)

c. Participative demonstration(both learner and teacher are involved)

Untuk itulah penulis berasumsi untuk mengembangkan metode

demonstrasi partisipatif yaitu metode yang melibatkan guru dan peserta

didik itu sendiri dalam mempraktekan suatu materi agar dapat dipahami

dan dilaksanakan. Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan

mental atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang

(13)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usaha yang bersangkutan. Dalam hal ini guru dan peserta didik dapat

berinteraksi langsung untuk mempraktekan suatu keterampilan tertentu

sehingga peserta didik mengalami langsung pembelajaran yang diberikan.

Berdasarkan kurikulum yang diterapkan di Sekolah luar biasa, porsi

pelajaran keterampilan khususnya keterampilan vokasional bagi siswa di

tingkat menengah dan atas lebih besar dibandingkan mata pelajaran

lainnya. Di beberapa sekolah luar biasa bagi tunarungu telah diajarkan

beberapa bidang keterampilan vokasional seperti keterampilan tata boga,

tata busana, komputer, otomatif dan lain sebagainya. Hal ini erat kaitannya

dengan kenyataan bahwa setelah siswa sekolah luar biasa lulus dari

sekolahnya, mereka secara otomatis akan kembali ke lingkungannya

masing masing dan menjadi bagian dari masyarakat. Dengan menjadi

bagian dari masyarakat, individu yang memiliki kebutuhan khusus dituntut

untuk bisa mandiri sesuai dengan kemampuannya masing masing. Maka

dari itu, keterampilan vokasional menjadi modal yang sangat penting bagi

mereka untuk menunjang kemandiriannya kelak setelah dewasa.

Mengingat bahwa pada tingkat SMALB, pemberian pelajaran

keterampilan harus mendapat porsi yang lebih banyak, Pembelajaran

melukis kerudung dapat diaplikasikan pada pelajaran Keterampilan

vokasional di tingkat SMALB kelas XI yaitu pada mata pelajaran tata

busana Adapun standar kompetensinya adalah; membuat hiasan pada busana, pada Kompetensi Dasar ; membuat hiasan pada busana dengan berbagai tehnik.Melalui metode demonstrasi partisipatif, peserta didik

dilibatkan pada tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pada dasarnya melukis dapat dilakukan pada media apa saja,

termasuk melukis diatas kain atau fabric painting. Tehnik ini lebih mudah

diaplikasikan karena tidak memerlukan alat yang mahal dan sulit dicari

juga hasil hiasannya dapat bertahan lama. Tehnik ini dapat diterapkan pada

(14)

4

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tehnik lukis kain diaplikasikan pada kerudung paris. Kerudung paris yang

dimaksud adalah kerudung segiempat dengan bahan kain paris yang relatif

tipis dan sangat popular di masyarakat.

Berjilbab adalah kewajiban bagi perempuan muslim. Berdasarkan

pengamatan penulis, perempuan yang menggunakan jilbab di Indonesia

khususnya di Jawa Barat cukup banyak. Perkembangan jenis dan ragam

jilbab terus berkembang sejalan dengan selera berbusana masyarakat. Hal

ini memberi peluang bagi para wiraswasta untuk mengembangkan jilbab

dengan berbagai jenis hiasan untuk memenuhi keinginan pasar yang masih

tinggi. Tehnik lukis kain pada kerudung atau jilbab dapat menjadi salah

satu alternatif untuk menghias kerudung dengan alat yang sederhana,

bahan yang mudah namun dengan keuntungan yang maksimal. Untuk

dapat melukis diatas kain tidak dibutuhkan alat dan bahan yang sulit

didapat. Alat dan bahan dapat dicari di toko sablon dan dengan harga yang

relatif murah. Hal ini dapat memberi peluang usaha bagi siswa tunarungu

untuk menunjang kemandiriannya di masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana metode demonstrasi partisipatif dapat diaplikasikan untuk

meningkatkan keterampilan menghias kerudung pada siswa tunarungu di

SLB Al Masduki Tarogong, Garut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang

teridentifikasi yaitu:

1.

Terbatasnya keterampilan yang dimiliki tunarungu

2. Terbatasnya lapangan pekerjaan bagi tunarungu mengakibatkan

banyak anak tunarungu yang menganggur atau bahkan lebih memilih

untuk beraktifitas di SLB meskipun mereka sudah lulus.

3. Kurang efektifnya metode yang digunakan guru dalam mengajar

(15)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah penggunaan metode demontrasi

partisipatif dapat meningkatkan keterampilan melukis kerudung pada anak

tunarungu?”

D. Batasan Masalah

Kain dapat dilukis dengan berbagai macam gambar, tetapi lukisan

pada kerudung biasanya hanya terfokus pada tema flora atau bunga

bungaan. Hal ini dikaitkan dengan sifat kerudung yang lebih feminis

karena dipakai oleh kaum perempuan. Namun demikian, lukisan dan jenis

bunga yang dilukis dapat sangat beragam dan dengan tehnik lukis yang

beragam pula, maka dari itu, peneliti membatasi permasalahan dalam

penelitian ini yaitu pada lukis kerudung bertema bungan dengan tehnik

garis dan titik. Maksudnya adalah semua lukisan yang diaplikasikan pada

kerudung pada hakikatnya hanya terdiri dari berbagai garis dan titik saja.

Bunga, daun dan batang tumbuhan yang dilukis diatas kerudung adalah

titik dan garis yang divariasikan menjadi bentuk bentuk tertentu sehingga

terdapat keserasian dan keindahan pada kerudung tersebut.

E. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan

metode demonstrasi partisipatif. Metode demontrasi adalah

metode yang digunakan dengan cara peragaan baik secara

langsung maupun tidak langsung.Metode demonstrasi

(16)

6

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan guru pada tiga tahap pelaksanaan pembelajaran yaitu tahap

persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses

terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan

tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan

dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya

(Syaiful, 2008:210).

Penggunaan metode demonstrasi partisipatif diharapkan

dapat membatu siswa untuk mendapatkan keterampilan secara

lebih nyata karena dengan metode ini, siswa dapat terlibat

langsung untuk merencanakan, melaksanakan dan

mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan metode demonstrasi partisipatif muncul

akibat penggunaan strategi belajar partisipatif. Kegiatan

pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya

pendidik untuk mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian kegiatan partisipatif

mengandung arti ikut sertanya peserta didik di dalam

pembelajaran partisipatif. Keikutsertaan peserta didik itu

diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu:

perencanaan, pelaksanaan program, penilaian kegiatan

pembelajaran.

Menurut Knowles (1997:42) dalam Sihombing (2006:23)

partisipasi berarti keterlibatan dalam hal :

1) Proses pengambilan keputusan (decision making)

2) Menentukan tujuan (goal)

3) Keuntungan dan konsekuensi (benefits and consequency)

4) Evaluasi (evaluation)

(17)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan

lukis kerudung. Keterampilan lukis kerudung yang dimaksud

adalah keterampilan menghias kerudung dengan tehik lukis

kain atau fabric painting.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Metode Demontrasi Partisipatif

Metode demontrasi adalah salah satu metode dalam mengajar

yaitu dengan cara memperagakan materi yang diberikan kepada

siswa. Dalam penelitian ini, demonstrasi yang dilakukan adalah

demonstrasi partisipatif yang diperagakan secara langsung. Metode

ini memungkinkan siswa secara aktif ikut berpartisipasi dalam

kegiatan belajar dan mencoba sendiri tehnik yang diajarkan oleh

guru sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan materi dapat

dikuasai secara lebih baik.

b. Keterampilan Lukis Kerudung

Keterampilan adalah kemampuan khusus untuk

memanipulasi alat, ide, serta keinginan dalam melakukan suatu

kegiatan yang berguna bagi dirinya sendiri dan banyak orang

(Arifin Dan Sirojudin,1998;1).

Keterampilan menurut Sumaatmadja (1994;84) dibagi

menjadi empat bagian; secara garis besar, keterampilan dapat

dibedakan menjadi keterampilan motorik (motoric skill) ,

keterampilan intelektual (intellectual skill), keterampilan social

(social skill) dan keterampilan kecakapan hidup(life skill).

Keterampilan lukis kerudung adalah keterampilan untuk

menghias kerudung dengan tehnik lukis kain. Tehnik lukis kain

(18)

8

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

busana dengan memanfaatkan pasta dan tinta sablon. Pasta dan

tinta sablon yang digunakan adalah pasta dan tinta khusus untuk

sablon pada bahan kain sehingga lukisan yang dihasilkan dapat

melekat dan bertahan lama pada kerudung yang dilukis.

Kegiatan melukis kerudung dapat dibagi menjadi tiga tahap

yaitu:

1) Tahap persiapkan, meliputi :

a) Mempersiapkan alat untuk melukis, terdiri dari; gunting,

selotip, plastik segitiga, jarum pentul, polifoam untuk alas

melukis.

b) Mempersiapkan bahan yaitu;

 cat sablon warna warni.

 kerudung paris yang akan dilukis.

c) Menyiapkan kerudung yang akan dilukis dengan

menggelarnya diatas polifoam, lalu kuatkan menggunakan

jarum pentul.

2) Tahap pelaksanaan, yaitu tahap pelaksanaan melukis kerudung

dengan melukis dua sisi menyudut pada kerudung, kegiatan

melukis kerudung meliputi:

a) Membuat batang tumbuhan melintang disepanjang sisi

kerudung.

b) Membuat daun disepanjang batang tumbuhan dengan

mengoleskan canting (plastik segitiga).

c) Membuat bunga berselang seling diantara daun dan batang

tumbuhan. Bunga yang dibuat adalah bunga aster yang

bentuk dan warnanya sederhana dan relatif mudah dilukis.

d) Lakukan kegiatan tersebut pada dua sisi kerudung yang

menyudut dengan mengarah ke dua sisi yang berbeda.

Pada sudut antara dua gambar tersebut dapat digambar

(19)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Tahap penyelesaian, yaitu dengan membeberkan hasil lukisan

dan membiarkannya sampai mengering. Kering sentuh kira

kira 30 menit. Kering sempurna kira kira 2 jam.

Dalam penelitian ini, keterampilan yang dinilai meliputi dua

ranah yaitu:

1. Ranah pengetahuan, meliputi pengetahuan mengenai alat

dan bahan untuk melukis kerudung beserta fungsinya

masing masing.

2. Ranah psikomotor, meliputi kemampuan untuk:

1) Mempersiapkan kerudung yang akan dilukis

2) Membuat plastic segitiga

3) Membuat cat sablon warna warni

4) Membuat tiga gradasi warna

5) Mengisi canting dengan pasta sablon

6) Menggunting canting

7) Melukis batang tumbuhan pada kerudung

8) Melukis daun berselang seling pada kerudung

9) Melukis bunga berselang seling pada kerudung

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penggunaan metode demonstrasi partisipatif dalam kegiatan

pembelajaran keterampilan lukis kerudung bagi anak tunarungu di

tingkat SMALB.

2. Manfaat

a. Secara Praktis

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi guru dalam pemilihan metode pembalajaran

(20)

10

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Tehnik lukis kain yang digunakan dalam menghias kerudung

ini juga dapat diaplikasikan pada bahan lain seperti taplak,

mukena, baju, sarung bantal, dan lain sebagainya.

b. Secara Teoritis

1) Memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi tentang

penggunaan metode demonstrasi partisipatif dalam

pembelajaran keterampilan menghias kerudung.

2) Memberi acuan kepada guru untuk mengembangkan

kemampuan tehnik lukis kain dengan tema yang bisa

divariasikan melalui metode demonstrasi yang partisipatif.

c. Manfaat Bagi Peneliti

1) Penulis sebagai peneliti memperoleh pengalaman baru dalam

menyatukan pengetahuan teoritis berdasarkan hasil yang

diperoleh di lapangan

2) Memberi kesempatan kepada penulis untuk menumbuhkan

(21)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendeketan

kuantitatif. Menurut Sugiono (2010: 14):

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitiatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh

penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran keterampilan lukis

kerudung pada anak tunarungu. Adapun metode yang digunakan adalah

metode eksperimen, penggunaan metode eksperimen bertujuan untuk

mendemonstrasikan adanya jalanan sebab akibat antara variabel bebas

dengan variabel terikat.

Sugiyono (2008:72) berpendapat bahwa : “Metode penelitian

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan”. Adapun

design eksperimen yang digunakan adalah one group pretest posttes. Yaitu

desain penelitian yang dilakukan dengan menganalisi perlakuan atau

treatment melalui skor yang diperoleh dari pelaksanaan pretest dan post test.

Tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan signifikan antara hasil test

awal dan test akhir pada kelompok eksperimen. Dari hasil test awal dan tes

akhir tersebut dapat terlihat berpengaruh atau tidaknya perlakuan

(treatment) yang telah diberikan. Adapun desain penelitian yang digunakan

(22)

32

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

One Group Pretest Posttest

Kelompok pretest perlakuan posttest

eksperimen O1 X O2

keterangan:

O1 : tes awal

X : perlakuan

O2: tes akhir

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan subjek penelitian yaitu di SLB Al Masduki,

Tarogong, Garut.

2. Melakukan pretest (O1) pada subjek penelitian untuk

mengetahui kemampuan peserta didik tunarungu dalam

menghias busana, sebelum subjek diberikan perlakukan

(treatment)

3. Melakukan treatmen (X) atau perlakukan pada subjek

penelitian, yaitu memberikan pembelajaran keterampilan

vokasional. Treatment yang diberikan berupa pembelajaran

lukis kerudung menggunakan metode demontrasi partisipatif.

Langkah langkah pelaksanaan treatment kepada subjek

penelitian yaitu:

a. Guru memulai kegiatan belajar dengan mendiskusikan

tujuan belajar yang akan dicapai dan merancang

kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.

b. Siswa diminta untuk mengutarakan pendapat dan

menyepakati tujuan belajar dan kegiatan belajar yang

akan dilaksanakan.

c. Guru dan siswa memdiskusikan alat dan bahan dalam

(23)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Guru memperagakan cara melukis kerudung sesuai

indikator yang telah ditetapkan bersama pada proses

sebelumnya.

e. Siswa difasilitasi untuk mengeksplorasi kegiatan

belajar melukis kerudung.

f. Siswa memperagakan cara melukis kerudung sesuai

indikator yang telah ditetapkan bersama pada proses

sebelumnya.

g. Pada setiap indikator, siswa bersama sama

mengevaluasi hasil pekerjaannya dan mendiskusikan

kesalahan kesalahan yang dilakukan bersama untuk

kemudian dicari solusi untuk setiap kesalahan yang

telah dibuat. Dengan demikian, siswa dapat mencari

solusi untuk setiap permasalahan yang timbul dalam

kegiatan belajar dengan menilai sendiri hasil kerjanya

dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi.

h. Guru menilai hasil pekerjaan siswa dengan

memberikan skor sesuai kriteria penilaian yang telah

ditetapkan dengan mempertimbangkan pendapat siswa

mengenai hasil kerjanya masing masing.

4. Melakukan posttest (O2) pada subjek penelitian untuk

mengetahui kemampuan melukis kerudung pada peserta didik

tunarungu setelah diberikan perlakukan (treatment)

5. Membandingkan O1 dan O2 untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang timbul setelah perlakukan diberikan jika

(24)

34

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan tehnik

purfosive, yaitu penentuan subjek dengan pertimbangan tertentu dalam

menentukan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran

keterampilan menghias kerudung dengan tehnik lukis kain.

Berdasarkan pada teknik purfosive, dari tiga kelas yang ada di

tingkat SMALB, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah

peserta didik tunarungukelas XI SMALB Al Masduki Tarogong Garut

dengan jumlah subjek empat orang.

Berikut adalah profil subjek penelitian:

Tabel 3.

Profil Subjek Penelitian

Nama Tempat Tanggal

Lahir

Jenis

Kelamin Alamat

Derajat Kehilangan Pendengaran

Sri Rahayu Garut, 09 juni 1997 Perempuan Kp.Dukuh 80 dB

Heti Rohaeti Garut, 08 Juli 1994 Perempuan Kp.Babakan

Jaksi

79 dB

Anisa Fitriyanti Garut, 26 juli 1996 Perempuan Kp.Dukuh 35 dB

Wulan Wahyuni Garut, 12 Oktober

1995

Perempuan Kp.Babakan 75 dB

C. Teknik Pengumpulan data

1) Bentuk teknik pengumpulan data

Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui tehnik tes, yaitu

tes kinerja yang terdiri dari pretest dan posttes. Pretest dilakukan

untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam hal melukis

(25)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik setelah diberikan pembelajaran mengenai melukis kain. Adapun

test kinerja yang dimaksud meliputi:

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

kegiatan melukis kain, dalam hal ini adalah kerudung paris

polos dengan warna yang disesuaikan.

b. Membuat cat sablon warna warni dengan tehnik mencampur

warna.

c. Membuat tiga gradasi warna.

d. Membuat canting sederhana dari plastic tebal.

e. Mengisi canting dengan pasta sablon.

f. Mempersiapkan kerudung yang akan dilukis.

g. Menggunting canting.

h. Membuat lukisan batang tumbuhan pada dua sisi kerudung

berupa garis panjang yang sedikit bergelombang.

i. Membuat lukisan daun disekitar batang tumbuhan. Daun

digambar dengan memperhatikan unsur kerapihan dan

keserasian dengan jarak antar daun yang disesuaikan.

j. Membuat lukisan bunga disekitar batang dan daun yang telah

dilukis sebelumnya. Bunga yang dilukis adalah bunga aster

dengan jumlah mahkota bunga sekitar enam sampai delapan

buah menggunakan warna yang sesuai untuk bunga kemudian

diberi putik di tengahnya.

2) Kriteria penilaian

Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

kempuan dalam aspek persiapan melukis dan pelaksanaan melukis.

Adapun kriteria penilaian dalam penelian ini adalah:

Tabel 3.2

(26)

36

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No SOAL Aspek yang

dinilai

Nilai

3 2 1

1 Menyebutkan

nama dan dengan benar 3 jenis alat

Jika siswa menyebutkan dengan benar 2 jenis alat dengan benar 5 bahan dengan benar 1 bahan

Pengetahuan tentang Kegunaan masing masing alat dan bahan untuk

kerudung lukis

Jika siswa menyebutkan dengan benar >5 kegunaan alat alat atau bahan

(27)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Merekatkan

ujung plastik

Jika plastik direkatkan dengan rapi dan kuat berlubang di sisi runcingnya

Jika canting dibuat rapi tetapi terdapat lubang kecil di sisi runcingnya

Jika canting tidak rapi dan terdapat lubang

Jika pasta yang digunakan

Jika pasta yang digunakan

Jika jumlah cat kurang pekat

Jika jumlah cat yang kurang pekat lebih sedikit dari jumlah cat yang lebih pekat

dicampur tidak didalam plastik

Jika warna yang dihasilkan

Jika warna yang

(28)

38

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sesuai dengan

pekat dari warna yang dintohkan

4 Membuat

gradasi warna

Menakar jumlah pasta

Jika pasta yang digunakan

Jika pasta yang digunakan

Jika cat sablon yang digunakan perbandingan jumlahnya konsisten untuk setiap gradasi

Jika cat sablon yang

Jika cat sablon yang digunakan

Jika warna yang dihasilkan terlihat jelas tiga buah gradasinya

Jika warna yang dihasilkan

Jika sisa canting yang tidak terisi

Jika sisa canting yang

(29)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilipat kecil tidak ada pasta sablon yang keluar dari sisi canting

jika canting terisi penuh setelah direkatkan atau tidak ada pasta sablon ada pasta sablon yang keluar dari sisi canting pada jarak yang konsisten >2 buah jarum pentul terlalu rapat atau terlalu jarang buah untuk satu sisi

Jika siswa hanya menggunakan 2 buah jarum pentul

(30)

40

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang telah 7 Menggunting

canting

Posisi lukisan Diberikan jika siswa melukis cm dari tepian kerudung

Bentuk lukisan Diberikan jika siswa melukis

Diberikan jika siswa melukis

(31)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu batang

tumbuhan dengan bentuk yang agak bergelombang seperti riak air yang tenang pada posisi dan bentuk yang pada posisi dan bentuk yang rapi dan tidak terdapat goresan

Posisi daun Diberikan jika siswa melukis daun pada posisi dan jarak yang konsisten daun pada posisi dan jarak yang tidak konsisten

(32)

42

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ukuran kurang tepat dan tidak konsisten Lukisan yang

diahsilkan

Diberikan jika lukisan rapi dan tidak terdapat atau benda lain

10 Melukis bunga berselang seling diatas kerudung

Posisibunga Diberikan jika siswa melukis bunga pada posisi dan jarak yang konsisten

Diberikan jika posisi dan jarak yang tidak konsisten Bentuk lukisan Diberikan jika

(33)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Variasi jenis

bunga

Diberikan jika siswa melukis 2 jenis bunga dengan bentuk dan warna yang berbeda melukis 1 jenis bunga

Lukisan yang dihasilkan

Diberikan jika lukisan rapi dan tidak terdapat atau benda lain

D. Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan

data pada suatu penelitian Arikunto (2002 : 194). Instrumen atau alat bantu

yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pembelajaran yang kemudian

disusun dalam bentuk (RPP) pelajaran Mata Pelajaran Keterampilan

Vokasional untuk kelas XI SMALB B dengan materi menghias busana

menggunakan tehnik lukis kain (fabric painting).

E. Uji Coba Instrumen

Agar data yang diperoleh valid, maka instrumen yang digunakan

dalam penelitianpun harus valid. Suatu instrumen atau alat tes diketahui

valid atau tidak diketahui melalui uji coba. Dan selanjutnya hasil uji coba

tersebut diolah dan dianalisis. Berdasarkan hasil data analisis akan

diketahui apakah instrumen atau alat tes yang telah disusun sudah dapat

dipakai atau harus ada perbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan dalam

penelitian. Pelaksanaan uji coba insrtumen dalam penelitian ini

dilaksanakan di SLB Al Masduki garut, yaitu pada peserta didik yang

(34)

44

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tujuan pengujian instrumen penelitian ini adalah untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat atau insrumen

yang digunakan dalam penelitian terhadap konsep yang akan

dinilai, Anderson (Sugiyono, 2008 : 121) menyebutkan ” instrumen

yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Untuk mengetahui ketepatan instrumen materi

pembelajaran membordir, maka digunakan validitas isi dengan

teknik pendapat ahli (judgment). Validitas dengan teknik penilaian

dari para ahli ini dilakukan untuk menentukan apakah instrumen

yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran dan sasaran yang

akan dinilai. Proses validasinya yaitu membandingkan isi

instrumen dengan kurukulum dan tujuan pengajaran, kemudian

dilakukan penilaian oleh para ahli sebanyak tiga orang. Data yang

sudah terkumpul dinilai validitasnya menggunakan prosentase

dengan rumus:

Ket: ∑ⁿ : Jumlah cocok

∑ N : Jumlah penilai guru mata pelajaran

P : Persentase

Setelah diadakan uji validitas, dan hasil judgment terhadap tiga

orang guru keterampilan yang berasal dari sekolah yang berbeda,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Menyebutkan alat dan bahan untuk melukis kerudung beserta

(35)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Membuatcanting sederhana dari plastik tebaldiperoleh hasil

sebanyak 100%

c. Membuat pasta sablon warna warni dengan tehnik mencampur

warnadiperoleh hasil sebanyak 100%

d. Membuat tiga gradasi warna diperoleh hasil sebanyak 100%

e. Mengisicanting dengan pasta sablon warna warni diperoleh

hasil sebanyak 100%

f. Memasangkerudung diatas polifoam diperoleh hasil sebanyak

100%

g. Menggunting ujung canting diperoleh hasil sebanyak 100%

h. Melukisbatang tumbuhan diatas kerudung diperoleh hasil

sebanyak 100%

i. Melukisdaunpadabatang tumbuhan diperoleh hasil sebanyak

100%

j. Melukisbunga berselang seling diatas kerudung diperoleh hasil

sebanyak 100%

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.

”Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”

(Arikunto. 2008 : 86). Reliabilitas yang diukur adalah realitas

stabilitas tes dengan menggunakan internal konsistensi yang

dilakukan dengan percobaan instrumen sekali saja, kemudian data

yang diperoleh dianalisis dengan rumus Spearman Brown.

(Arikunto, S. 2006 : 180)

(36)

46

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

r11 =reliabilitas instrument

r1/21/2 = rxyindeks korelasi antara dua belahan instrument

Sebelum data dimasukkan ke dalam rumus diatas, terlebih

dahulu menghitung indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Rumus yang digunakan yaitu :

(Arikunto, S. 2006 : 183)

Keterangan :

rxy = koofisien korelasi X dan Y

X = skor belahan awal

Y =skor belahan akhir

N = jumlah sampel

Kriteria reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Arikunto,

2002), dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas

Nilai r Interpretasi

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1, 000 Sangat tinggi

∑ ∑ ∑

(37)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui nilai koefisien

reliabilititas untuk instumen yang diajukan adalah sebesar 0,82 (sangat

tinggi).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diatas, maka

instrumen tidak perlu direvisi atau dibuang. Dengan demikian,

instrumen tes yang telah dibuat dapat dipakai sebagai pengumpul data

dalam penelitian ini.

F. Tehnik pengolahan data

Dalam penelitian ini data yang telah didapat diolah dan dianalisis

dengan menggunakan statistik nonparametik, dikarenakan jumlah sampel

yang terbatas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Natawidjaya (1988 : 62),

yang menyatakan bahwa: “Kadang-kadang kita melakukan penelitian

dengan menggunakan sampel terbatas jumlahnya, sehingga tidak dapat

menggunakan pengolahan data statistik parametik, untuk itu

dikembangkan pengolahan data dengan statistik nonparametik.”

Data yang telah didapat akan dianalisis menggunakan uji

Wilxocon, karena uji ini dapat digunakan untuk penelitian yang datanya

berpasangan dengan sampel terbatas, selain itu uji Wilxocon tidak

memerlukan uji normalitas. Tujuan diadakannya analisis data adalah untuk

menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diimplementasikan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data

adalah sebagai berikut:

a. Menskor pretest dan posttest

b. Mentabulasikan skor pretest dan posttest

c. Menghitung selisih (d) pretest dan posttest

d. Membuat rank tanpa memperhatikan tandanya, jika terjadi

(38)

48

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mengelompokkan rangking yang bertanda positif (+) dan

negatif (-) kedalam tabel

f. Menjumlahkan semua rank bertanda positif (+) dan negatif

(-)

g. Untuk jumlah rank yang didapat, maka jumlah yang paling

kecil dari kedua kelompok rank untuk menetapkan tanda

(T)

h. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T pada

tabel nilai kritis dalam uji wilxocon.

i. Melakukan uji hipotesis.

Kriteria pengambilan keputusan, sebagai berikut :

H0 ditolak : Thitung≤ Ttabel

(39)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data keseluruhan dari hasil penelitian mengenai penggunaan

metode demonstrasi partisipatif dalam meningkatkan keterampilan lukis kerudung

bagi anak tunarungu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode

demonstrasi partisipatif dapat meningkatkan keterampialn lukis kerudung bagi

anak tunarungu. Terbukti dengan nilai posttest subjek penelitian yang meningkat

rata rata dua kali lipat. Subjek AF mengalami peningkatan skor sebesar 47 poin

dari selumnya hanya mendapat skor pretest 44 menjadi skor 91 pada posttest.

Subjek SR juga mengalami peningkatan sebesar 44 poin dari sebelumnya

mendapatkan nilai 48 pada pretest menjadi 92 pada posttest. Subjek WW juga

mengalami peningkatan nilai sebesar 52 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai

49 pada pretest menjadi 101 pada posttest. Demikian juga dengan subjek HR yang

mengalami peningkatan 47 poin dari sebelumnya mendapatkan nilai 41 pada

pretest menjadi 88 pada posttest

Penggunaan metode demonstrasi partisipatif memungkinkan siswa terlibat

dalam tiga tahap kegiatan belajar yaitu dalam perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi sehingga tidak hanya keterampilan yang diajarkan dapat tersampaikan

namun juga terjadi proses pertukaran pengetahuan dan keterampilan antar siswa

yang dapat memberi efek positif bagi peningkatan keterampilan siswa itu sendiri.

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk guru dalam

pembelajaran, khususnya mengenai metode demonstrasi partisipatif sebagai

metode alternatif yang dapat diaplikasikan dalam pelajaran keterampilan.

(40)

63

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode ini dalam mata

pelajaran lain sehingga materi pelajaran yang sifatnya praktik seperti pada mata

pelajaran keterampilan tata boga, keterampilan computer, keterampilan

menjahit, pendidikan jasmani, seni budaya, maupun pada pelajaran IPA dapat

diberikan dengan lebih bermakna dan utuh bagi siswa, bukan hanya siswa

tunarungu, tetapi siswa lain baik yang memiliki hendaya perkembangan

maupun tidak.

(41)

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Iline, C.S.(2013). “Impacts of the Demonstration Method in the Teaching

and Learning of Hearing Impaired Children”. IOSR Journal Of

Humanities And Social Science (IOSR-JHSS). 12,(1), 48-54.

Indira(2010). Buku Besar Menggambar. Jakarta: Erlangga For Kids.

J.J Hasibuan dan Mujiono.(1993), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

Kamus Bahasa Indonesia Online[tersedia online: www.KamusBahasaIndonesia.org]

Pusat,Menang (2012), Konsep Dasar BKPBI.Bandung : PPPPTK TK PLB.

Sadjaah, Edja dan Sukarja, Dardjo (1996). Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan

Irama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadja’ah, E. (2003). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran

Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika.

Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.

Sahman, Humar(1993). Mengenali Dunia Seni Rupa, Semarang: IKIP Semarang Press.

Somad P dan HernawatiT. (2010). Media Pembelajaran BKPBI. Bandung: PLB FIP UPI.

Somad P. & Hernawati T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu.

(42)

65

Nisa Fitria, 2014

Penggunaan metode demontrasi partisipatif untuk meningkatkan keterampilan lukis kerudung anak tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sony Kartika, Darsono (2004).Seni Rupa Modern, Bandung: Rekayasa Sains.

Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syah,Muhibbin(1995) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya

Tshering, Gyem.(2013). Demonstration Strategy Method.[23 Maret 2014]. [Tersedia online; gyemtshering143.blogspot.com/2013/04/demonstration-strategy-method.html]

Yuliman,Sanento(2001). Dua Seni Rupa, Jakarta: Kalam,

Gambar

Profil Subjek Penelitian Tabel 3.
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan resiko jatuh pada lansia mendorong dilakukannya penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui hubungan resiko jatuh dengan kejadian jatuh pada klien lansia yang

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Maka dari itu, hasil penerapan metode FP untuk mengestimasi usaha pada proyek pembangunan 4 aplikasi layanan publik ini memiliki deviasi 33.2 persen.. Seiring pesatnya perkembangan

Scanned by CamScanner... Scanned

Keunggulan strategi pembelajaran berdasarkan masalah adalah sebagai berikut: (1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang bagus untuk memahami isi pembelajaran, (2)

Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk