(B. Sosial)
Penguatan Partisipasi Perempuan Dalam Rehabilitasi Lahan di Daerah Lereng Gunung Lawu
untuk Mendukung Revitalisasi Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo
Kata kunci: affirmative action, gender mainstreaming, land rehabilitation, women participation.
Nurhaeni, Ismi Dwi Astuti; Suntoro; Setyono, Prabang
Pascasarjana UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Pascasarjana Lanjutan, 2012
Penelitian tahun kedua ini dimaksudkan untuk (1) merumuskan strategi penguatan partisipasi perempuan dalam rehabilitasi lahan di Daerah Lereng Gunung Lawu untuk mendukung revitalisasi Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo, dan (2) menyusun draf rekomendasi kebijakan penguatan partisipasi masyarakat berbasis kesetaraan gender dalam rehabilitasi lahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif dan kuantitatif. Lokasi penelitian adalah kawasan lereng Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar yang ditetapkan secara purposive. Sumber data primer diperoleh melalui informan yang terdiri atas unsur: Badan Lingkungan Hidup, Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Perum Perhutani Kabupaten Karanganyar, serta Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat di sekitar daerah lereng Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar. Sumber data sekunder diperoleh melalui kebijakan-kebijakan pengelolaan lahan di Kabupaten Karanganyar. Validitas data penelitian menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan metode interaktif dan analisis gender model GAP (GenderAnalysis Pathway).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penguatan partisipasi perempuan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu tindakan afirmatif (affirmative action) dan kebijakan pengarusutamaan gender (gender mainstreaming policy) dalam rehabilitasi lahan. Tindakan afirmatif dapat dilakukan secara individual dan kolektif. Tindakan afirmatif yang dilakukan secara individual dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam pengelolaan lahan. Tindakan afirmatif secara kolektif dapat dilakukan melalui penguatan peran perempuan dalam kelembagan lokal, yang dapat dilakukan dengan pembuatan regulasi yang mengatur tentang representasi perempuan dalam kepengurusan lembaga lokal seperti Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kader Pemberdayaan Masyarakat, dan Gabungan Kelompok Tani.