• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan konservasi sumberdaya ikan serang 9 7 08

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kebijakan konservasi sumberdaya ikan serang 9 7 08"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN SERANG, 2008

OLEH

(2)

Indonesia

Indonesia dan Keragaan Coral Triangle

Keragaman jenis coral reef sangat tinggi

(3)

fishes

B. Kekayaan dan Keragaman SDI

seabirds

marine mammals

endemic species Phocoena sinusVaquita Totoaba

macdonaldiTotoaba

marine reptiles

macro-invertebrates

IUCN Red List species of marine macro

fauna

(4)

PERMASALAH :

PENYEBAB KERUSAKAN SUMBERDAYA IKAN

GANGGUAN MANUSIA

Tangkap Lebih

Perikanan destruktif : pemboman, penggunaan racun

Penambangan

Pencemaran

Sedimentasi

Pariwisata

Pengerukan, pengurugan dan pembangunan pantai

Akar Masalah

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat

Kemiskinan

Keserakahan

Kebijakan dan Strategi Pengelolaan yang tidak jelas

(5)

Source: Reefs at Risk in Southeast Asia; Burke, Selig & Spalding 2002

Ancaman utama

(6)
(7)

Sumber: Meyers & Worm 2003

1952 1958

1964 1980

Over-fishing (skala regional)

• Perubahan waktu, area penangkapan bertambah luas

• Perubahan waktu, hasil tangkap per satuan usaha menurun

(8)

TANTANGAN :

(9)

TANTANGAN

Mengharmonisasikan Kebutuhan

Ekonomi dengan Kelestarian Lingkungan

Transformasi pendekatan pengelolaan

perikanan berbasis stock (

stock based

management

) menjadi pengelolaan

perikanan berbasis ekologi (

ecological

(10)

LEGAL BASIS KONSERVASI SDI

1. UNDANG-UNDANG NO. 31 TAHUN 2004 TENTANG

PERIKANAN

2. UNDANG-UNDANG NO. 27 TAHUN 2007 TENTANG

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PPK

3. PERATURAN PEMERINTAH NO. 60 TAHUN 2007

TENTANG KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN

(11)

UU No. 31 Tahun 2004

PASAL 13 AYAT (1) DAN (2)

(1) Dalam rangka pengelolaan SD Ikan, dilakukan upaya konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi genetika ikan;

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai konservasi

ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi genetika ikan, di atur dengan Peraturan

Pemerintah.

PASAL 1 ANGKA (8)

Konservasi sumberdaya ikan adalah upaya perlindungan, Pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk Ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, Ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap

(12)

UU No 32 Tahun 2004 Tentang PEMDA

Pasal 18 ayat 4:

kewenangan untuk mengelola sumber

daya di wilayah laut yang meliputi

Eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan

pengelolaan kekayaan laut paling jauh 12

mil laut diukur dari garis pantai ke arah

laut lepas dan/atau ke arah perairan

kepulauan untuk provinsi dan 1/3

(13)

Mandat UU. No. 27 /Tahun 2007

Pasal 28 ayat (1) :

Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil diselenggarakan untuk ; a.menjaga kelestarian Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

b.melindungi alur migrasi ikan dan biota laut lainnya c.melindungi habitat biota laut, dan

d.melindungi situs budaya tradisional

Pasal 28 ayat (4) :

Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ditetapkan dengan Peraturan Menteri

Pasal 28 ayat (6) :

Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri menetapkan ;

a. katagori Kawasan Konservasi b. Kawasan Konservasi Nasional

c. pola dan tata cara pengelolaan Kawasan Konsrvasi, dan

(14)

Kategori kawasan Konservasi

( UU 31/07 dan PP 60/07; UU 27/07)

KKP ( TNP, TWP,SAP,SP)

KKP3K :

- Suaka Pesisir; Suaka Pulau Kecil

- Taman Pesisir; Taman Pulau Kecil

Kawasan Konservasi Maritim:

- Daerah Perlindungan Adat Maritim

- Daerah Perlindungan Budaya Maritim

(15)

sumber daya ikan;

tempat persinggahan dan/atau alur migrasi biota laut

lain;

wilayah yang diatur oleh adat tertentu, seperti sasi,

mane e, panglima laot,

awig-awig, dan/atau istilah lain adat tertentu; dan

ekosistem pesisir yang unik dan/atau rentan

terhadap perubahan

(16)

Menambang terumbu karang

Mengambil terumbu karang di kawasan konservasi

Menggunakan bahan peledak/racun

Menggunakan alat, cara dan metode yang merusak

ekosistem terumbu karang

Menggunakan cara dan metode yang merusak ekosistem

mangrove

Konversi ekosistem mangrove yang merusak

(17)

1. Konservasi Ekosistem

2. Konservasi Jenis Ikan

3. Konservasi Genetik Ikan

LINGKUP KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN

Psl. 4

PP Nomor 60 Tahun 2007 Tentang

(18)

Tipe Ekosistem,

Kawasan Konservasi Perairan (KKP),

Kewenangan Penetapan KKP

Pengelolaan KKP

Kriteria yang dapat ditetapkan sebagai KKP

1. KONSERVASI EKOSISTEM

(19)

Laut

Padang

lamun

Terumbu

karang

Mangrove

Estuarine

TIPE EKOSISTEM YANG TERKAIT

SUMBERDAYA IKAN

Sungai

Danau

Waduk

Embung

Ekosistem perairan

buatan

(20)

Perlindungan habitat dan Populasi

ikan

Rehabilitasi habitat dan Populasi

ikan

Penelitian dan Pengembangan

Pemanfaatan SDI dan Jasa

lingkungan

Pengembangan sosial ekonomi

masyarakat

Pengawasan dan Pengendalian

Monitoring dan Evaluasi

KEGIATAN KONSERVASI

EKOSISTEM

(21)

Menteri menetapkan penutupan

sementara perairan tertentu untuk

kegiatan penangkapan ikan dalam rangka

:

Pemulihan kondisi habitat sumber daya

ikan, dan

Perlindungan siklus pengembangbiakan

jenis ikan

(22)

Satu atau beberapa tipe ekosistem dapat

ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi

Perairan (KKP)

KKP Ditetapkan oleh Menteri

Berdasarkan Kewenangan Pengelolaan, KKP

terdiri dari :

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)

1. KKP Nasional

2. KKP Propinsi

3. KKP Kabupaten/Kota

--- Psl. 8 (1)

(23)

2. KONSERVASI JENIS IKAN

Psl. 21

TUJUAN:

Melindungi jenis ikan yang terancam punah

Mempertahankan keanekaragaman jenis ikan

Memelihara keseimbangan dan kemantapan

ekosistem

(24)

KONSERVASI JENIS IKAN

DILAKUKAN MELALUI:

Penggolongan jenis ikan,

Penetapan status perlindungan jenis ikan,

Pemeliharaan,

Pengembangbiakan,

Penelitian dan Pengembangan

(25)

Tingkat Kepunahan,

Tingkat Kelangkaan,

Endemisitas

Penurunan populasi,

Kemampuan reproduksi

Penggolongan Jenis Ikan terdiri atas :

Kriteria Status Jenis Ikan dilindungi :

Jenis Ikan yang dilindungi,

Jenis Ikan yang tidak dilindungi

Psl. 23 (1)

(26)

Terancam punah

Langka

Daerah penyebaran terbatas (endemik)

Adanya penurunan jumlah populasi yang tajam

Tingkat kemampuan reproduksi rendah

KRITERIA JENIS IKAN YANG DILINDUNGI:

Status Jenis Ikan yang dilindungi

ditetapkan oleh Menteri

Psl. 24 (1)
(27)

Dilakukan melalui kegiatan:

koleksi ikan hidup pada suatu media terkontrol

sebagai habitat buatan.

Mengambil dari habitat alam maupun dari

hasil pengembangbiakan.

Pemeliharaan Jenis Ikan yang dilindungi

(28)

Dilindungi dengan cara:

Pembenihan dalam lingkungan yang

terkontrol

Penetasan telur

Pembesaran anakan yang diambil dari alam

Transplantasi

Pengembangbiakan Jenis Ikan

Penelitian dan Pengembangan Jenis Ikan

Diatur sesuai dengan peraturan

(29)

3. KONSERVASI GENETIK IKAN

Penelitian,

Pengembangbiakan,

Pemeliharaan,

Pelestarian gamet.

(30)

KONSERVASI GENETIK IKAN

Ketentuan mengenai penelitian, pengembangbiakan,

dan pemeliharaan berlaku mutatis mutandis

ketentuan mengenai konservasi jenis ikan.

Pelestarian gamet sumber daya genetik ikan

dilakukan dalam kondisi beku (bank sperma)

(31)

PEMANFAATAN

Pemanfatan Kawasan Konservasi Perairan

Pemanfatan Konservasi Jenis dan Genetik

ikan

(32)

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN

Dilaksanakan dalam rangka pengembangan dan

meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber

daya manusia di bidang pengelolaan konservasi

sumber daya ikan

(33)

PENYADARAN MASYARAKAT

Dilaksanakan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya

konservasi sumber daya ikan

(34)

PENGAWASAN KONSERVASI SUMBER

DAYA IKAN

Pengawasan dilakukan melalui:

Penjagaan dan patroli kawasan konservasi

perairan

Pengawasan lalulintas pemanfaatan jenis ikan

dan genetik ikan yang dilindungi

(35)

MANDAT OTORITAS

PENGELOLA

CITES (DKP)

Psl. 53

Departemen yang bertanggungjawab di

bidangPerikanan ditetapkan sebagai Otoritas

pengelola (

Management Authority

) konservasi

Sumber Daya Ikan

LIPI ditetapkan sebagai Otoritas Keilmuan

(36)

PERSIAPAN DKP SEBAGAI MANAGEMENT

AUTHORITY JENIS IKAN

1. PENYELARASAN URUSAN DKP DAN DEPHUT

a.Konservasi Kawasan

-Pengelolaan 9 KPA dan KSA perairan laut

b. Konservasi Jenis

-Pengelolaan program perlindungan jenis/satwa perairan laut

-Pengelolaan jenis ikan ( MA CITES) secara bertahap mulai 2009

2. PEMBENTUKAN UNIT PELAYANAN/UPT KP3K :

Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) : 6 Lks

( PADANG, JAKARTA, DENPASAR, PONTIANAK, MAKASAR,dan SORONG)

Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) : 2 Lks

KUPANG (NTT) dan PEKANBARU (RIAU)

3. PROGRAM REHABILITASI DAN PENGELOLAAN TERUMBU KARANG

(37)

PERSIAPAN DKP SEBAGAI MANAGEMENT

AUTHORITY UNTUK JENIS-JENIS IKAN

4. PENYUSUNAN REGULASI : PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SDI SBG TURUNAN PP 60/2007

5. PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DAN SDM

KELAUTAN DAN PERIKANAN ( RESTRUKTURISASI ORGANISASI, BIMTEK, TRAINING/PELATIHAN,

PENDIDIKAN/BEASISWA, DLL)

6. MELAKSANAKAN PROGRAM MAGANG DI PUSAT DAN DAERAH

UNTUK PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAYANAN CITES 7. BEKERJASAMA DENGAN DITJEN PHKA, DEPHUT

MELAKSANAKAN SOSIALISASI KEPADA STAKEHOLDER

8. PENYIAPAN INFRASTRUKTUR DAN SISTEM PELAYANAN CITES

JENIS IKAN

9. MELAPORKAN KE SEKRETARIAT CITES MENGENAI PERAN

DKP SEBAGAI OTORITAS PENGELOLA CITES UNTUK JENIS IKAN, DISAMPING DEPHUT

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengukuran diperoleh absorbansi yang kemudian digunakan untuk perhitungan nilai persen inhibisi atau persen perendaman senyawa antioksidan (sampel)

Adapun ketentuan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan yakni: ketentuan dalam hal pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 tahun dilarang

Secara umum dapat dilihat bahwa tingkat kebugaran fisik dasar mahasiswa pendidikan olahraga FKIP UMS angkatan 2017 masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil

a Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing - b Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok. tersedia untuk dijual

Sedangkan pada tengah troli dibuat rak mini untuk pengorganisasian buku dengan posisi punggung buku menghadap luar sehingga mudah untuk diidentifikasi. Bagian bawah troli juga

Sebaliknya apabila tidak tersedia oksigen terlarut dalam jumlah yang cukup atau tingkat pencemaran relatif tinggi, maka proses penguraian akan terjadi dalam suasana yang

Penelitian ini mengintegrasikan empat aspek, yaitu aspek ketahanan bahan (menggunakan metode Taguchi untuk desain eksperimen pemilihan bahan baku keramba), aspek

rhinoceros memiliki bakteri simbion di dalam ususnya dan menghasilkan enzim hidrolitik yang berpotensi dan dapat dikembangkan untuk mendegradasi limbah tandan kosong kelapa