• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN KEDUNGREJA KABUPATEN CILACAP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN KEDUNGREJA KABUPATEN CILACAP."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN KEDUNGREJA

KABUPATEN CILACAP

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Eko Pebriyanto NIM 10108244071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN KEDUNGREJA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa gugus Sultan Agung, (2) pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa gugus Sultan Agung, dan (3) pengaruh antara kreativitas terhadap prestasi belajar siswa gugus Sultan Agung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD se-gugus Sultan Agung yang terdiri dari 7 sekolah sebanyak 172 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling,

sehingga diperoleh sampel sebanyak 120 siswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional dan kreativitas siswa secara bersama-sama terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Hal ini ditunjukkan dari nilai Fhitungsebesar 36,560 lebih besar dari nilai Ftabelsebesar 3,072, nilai signifikansi 0,000<0,05, dan nilai koefisien regresi sebesar 0,620 bernilai positif; (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung lebih besar dari

nilai ttabel (8,037>1,980), nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05, dan koefisien

regresi bernilai positif sebesar 0,530; dan (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan kreativitas terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (4,149>1,980), nilai

(3)

iii

THE EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND CREATIVITY ON THE ACHIEVEMENTGRADE V PRIMARY FORCE

GENERAL SULTAN creativity of the students partially or simultaneously on student achievement Sultan Agung group.

This study is correlational. The sampling technique in this study using proportional random sampling technique based on the formula of Isaac and Michael, in order to obtain a sample of 120 students. Data collection instruments using questionnaires. Data were analyzed using simple regression analysis and regression.

The results showed that (1) there is a positive and significant impact on the interpretation of Emotional Intelligence Learning Students shown from tcount greater than the value t table (8.037> 1.980), the significant value of 0.000 <0.05, and the positive value of the regression coefficient 0.530; (2) there is a positive and significant impact on the interpretation of Students' Creativity is shown on tcount greater than the value t table (4.149> 1.980), the significance value 0.000 <0.05, and the positive value of the regression coefficient 0.274; and (3) there is a positive and significant effect of Emotional Intelligence and Creativity to the interpretation Student groups Sultan Agung. It is shown from F_hitung value of 36.560 is greater than the value F_tabel amounted to 3.072, 0.000 significance value <0.05, and the value of regression coefficient of 0.620 is positive.

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

"Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri".

(Ibu Kartini )

“Pemenang kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang

tetap manis di tempat yang pahit, yang tetap merasa kecil di tempat yang besar,

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapak, yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, bimbingan,

nasehat, dan do’a disetiap langkahku.

2. Istri tercinta dan ananda yang selalu bersabar menunggu hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan Akademik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat melihat langsung, mengimplementasikan hal-hal yang sudah di dapat dalam perkuliahan ke dalam sebuah penelitian dalam bentuk skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada banyak bantuan, bimbingan dan dukungan yang penulis dapatkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Agus Hastomo, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga untuk membimbing, memotivasi, memberikan arahan, serta saran-saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Farida Agus Setiawan, M. Si., Ibu Dr. Wuri Wuryandani, M. Pd., dan Bapak Agung Hastomo, M.Pd., selaku penguji utama, sekretaris penguji, dan ketua penguji yang memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap TAS ini.

3. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kebijakan dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai kemudahan.

5. Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa SD gugus Sultan Agung yang telah meluangkan waktu untuk dapat membantu terlaksananya penelitian ini.

6. Bapak, ibu, adik dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan doa yang tiada henti hingga terselesaikan skripsi ini.

(10)

x

Untuk semua pihak yang turut membantu guna terselesaikannya laporan skripsi ini saya ucapkan terimakasih beriring doa semoga kita semua selalu dalam perlindungan-Nya, amin. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Yogyakarta, Juni 2017

Penulis

(11)

xi

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional ... 13

c. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Emosional yang Tinggi 14 d. Aspek- aspek Kecerdasan Emosional ... 15

2. Kreativitas ... 17

a. Pengertian Kreativitas ... 17

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar ... 18

c. Karakteristik Kreativitas Belajar... 18

3. Prestasi Belajar ... 21

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 21

b. Cara Mengukur Prestasi Belajar ... 22

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

(12)

xii

D. Identifikasi Variabel ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen ... 35

G. Analisis Deskriptif ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(13)

xiii

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Skala Kecerdasan Emosional Siswa ... 34

Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Skala Kreativitas Siswa ... 34

Tabel 6. Bobot Pernyataan Lembar Skala ... 35

Tabel 7. Interpretasi nilai r ... 37

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 37

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas ... 38

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas ... 39

Tabel 11. Tabel Kategorisasi... 40

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 45

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 46

Tabel 14. Kecerdasan Emosional ... 47

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas ... 48

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 49

Tabel 17. Kreativitas ... 50

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar ... 51

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 52

Tabel 20. Hasil Uji Kategorisasi Prestasi Belajar ... 53

Tabel 21. Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 22. Hasil Uji Linieritas ... 55

Tabel 23. Hasil Uji Multikolinieritas ... 55

Tabel 24. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Hubungan antar Variabel Penelitian ... 29

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional ... 46

Gambar 3. Histogram Kecerdasan Emosional Siswa ... 47

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Kreativitas ... 49

Gambar 5. Histogram Kreativitas Siswa ... 50

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ... 52

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu proses belajar

merupakan suatu kegiatan yang pokok atau utama dalam dunia pendidikan. Manusia tidak akan pernah berhenti belajar karena setiap langkah manusia dalam

hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan dan menuntut manusia untuk belajar menghadapinya.

Belajar merupakan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa (Anurrahman, 2010: 38). Kegiatan belajar merupakan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Anak merupakan individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan anak bersifat menyeluruh baik

secara fisik, intelegensi, psikomotor, sikap, emosi dan lain-lain atau dapat dikatakan meningkatnya potensi siswa.

Meningkatnya potensi yang ada pada diri siswa berarti dapat meningkatkan prestasi belajarnya disekolah, karena potensi yang dituntut bagi seorang siswa adalah pencapaian prestasi belajar yang maksimal. Prestasi belajar

(16)

2

proses evaluasi. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah

melalui kecerdasan emosioal dan kreativitas siswa.

Kecerdasan emosional dapat diartikan sebagai kemampuan mengetahui

perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut menuntun pikiran dan perilaku seseorang. Dengan demikian, maka kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan

orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 2009: 41). Kecerdasan

emosional dibagi ke dalam lima unsur yang meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang

lain. Kelima unsur tersebut di kelompokkan ke dalam dua kecakapan, yaitu: (1) Kecakapan pribadi; yang meliputi kesadaran diri adalah kemampuan merasakan emosi tepat pada waktunya dan kemampuan dalam memahami kecenderungan

dalam situasi tersebut, pengaturan diri adalah memahaminya, lalu menggunakan pemahaman tersebut menghadapi situasi secara produktif; serta (2) Kecakapan sosial; yang meliputi empati yang merupakan pengenalan emosi orang lain

dibangun berdasarkan pada kesadaran diri dan keterampilan sosial adalah merupakan aspek penting dalam emosional intellegence (Goleman, 2009: 42).

Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang di dalamnya terdapat aturan-aturan mana harus ditaati oleh seluruh komponen sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat seseorang mendapatkan pendidikan, pengajaran serta

(17)

3

pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang

pendiriannya matang, dengan kemampuan sosial yang menyejukan, kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yang dalam. Dimana pengembangan

manusia seutuhnya tersebut bisa didapatkan dalam proses pendidikan seperti di sekolah. Namun, dalam proses pendidikan juga banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi

kemanusiaan mereka. Lebih lanjut Prayitno (2007: 26) mengemukakan bahwa permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat

dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut juga disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang

disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD N Tambaksari 06 menunjukkan bahwa beberapa siswa mengalami kendala dalam belajarnya

yang berasal dari dalam diri karena kecerdasan emosional mereka masih kurang. Kurangnya kecerdasan emosional ini terlihat dari kurangnya kesadaran siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, siswa hanya belajar ketika

di sekolah saja sehingga sering kali pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tidak dikerjakan oleh siswa, siswa selalu mengekang dirinya untuk berkreasi

misalnya siswa memiliki kreatifitas tapi tidak pernah menyalurkannya, kurangnya empati atau bersifat mengikut dan kurang bekerja sama dengan orang lain (membina hubungan) dengan teman-teman lain. Dengan kurangnya kecerdasan

(18)

4

Kecerdasan Emosional merupakan salah satu faktor internal yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kecerdasan Emosional mencakup kesadaran diri dan dorongan kendali hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan

kecakapan sosial. Menurut Goleman (2009: 512), Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang mengatur emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelegence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriatenes of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan

keterampilan sosial.

Siswa yang mempunyai kecerdasan emosional akan mampu mengenal

siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitar dan memiliki keterampilan sosial yang akan menumbuhkan kesadaran untuk belajar, sehingga akan meningkatkan prestasi belajar. Hal ini

jelas bahwa selain kecerdasan akal (IQ), kecerdasan emosional (EQ) ikut andil dalam pembentukan sikap dan mental untuk mengembangkan kemampuan diri khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kecerdasan Emosional ini

sangat berkaitan erat dengan proses belajar akuntansi karena EQ berkaitan dengan hati yang akan menumbuhkan dorongan dari dalam diri siswa untuk terus belajar

demi peningkatan prestasi belajar mereka. Untuk itu, perlu adanya keseimbangan antara emosi dan akal dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

Selain faktor kecerdasan emosional, faktor lainnya yang diduga

(19)

5

Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam

suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan

lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat. Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak, bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para

ahli sering digolongkan sebagai ciri individu kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani menghadapi resiko,

senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebagainya.

Fenomena yang ada selama ini kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat

pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya orang–orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih meniru karya milik orang lain. Keadaan tersebut disebabkan kurangnya

pengembangan kreativitas pada anak usia sekolah.. Hal ini dapat di lihat dari kegiatan anak sehari-hari dimana masih menunggu pendidik, tidak mempunyai ide sendiri, belum bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru,

anak-anak masih tergantung dengan pendidik. Oleh karena itu, faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat

mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut.

Kreativitas dapat terwujud di mana saja dan oleh siapa saja, tidak bergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial-ekonomi, atau tingkat

(20)

6

dini. Memang harus diakui bahwa setiap orang mempunyai kadar kreativitas yang

berbeda. Adanya perbedaan kreativitas tentu dialami oleh setiap guru dalam menghadapi anak-anak didik. Semua murid di dalam kelas mempunyai kreativitas

tertentu, tetapi masing-masing dalam bidang yang berbeda-beda dan yang satu lebih menonjol dari pada yang lain. Walaupun setiap orang mempunyai bakat kreatif jika tidak dipupuk bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan bisa

menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan (Utami Munandar, 1992: 52).

Rendahnya prestasi belajar siswa tidak hanya disebabkan oleh metode mengajar saja, tetapi juga diperlukan kreativitas siswa dalam mempelajari dan

menyelesaikan masalah dalam setiap pembelajaran. Tingginya kreativitas belajar siswa dapat berakibat pada tingginya prestasi belajar siswa, begitu pula sebaliknya kreativitas belajar siswa yang rendah dapat berakibat pada rendahnya prestasi

belajar siswa. Dengan demikian kreativitas pada saat belajar di kelas sangat penting dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kemampuan kreatif pada siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu

bekal untuk siswa agar dapat menyelesaikan soal-soal dalam pelajaran di kelas. Icha Nisa (2011: 38) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Ciri-ciri orang kreatif adalah ingin tahu, selalu mencari masalah, menyukai tantangan, optimis, menunda

(21)

7

keras. Kreativitas belajar siswa merupakan suatu proses memikirkan berbagai

gagasan dalam menghadapi suatu masalah.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa terdapatnya

permasalahan dalam prestasi belajar siswa salah satunya dipengaruhi oleh gaya mengajar guru di kelas masih bersifat satu arah. Oleh karena itu, guru penting memilih pendekatan yang tepat dalam pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran

di kelas V sekolah dasar Tambaksari 06 terlihat guru masih banyak menerapkan metode imitasi. Hasil observasi menemukan bahwa siswa cenderung diberikan

materi-materi pembelajaran secara pasif dan terus-menerus serta kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna materi yang diterima dan

mengembangkan dirinya. Sebagian besar waktu pembelajaran dihabiskan oleh guru untuk mendikte bukan sebagai pembuka jalan atau pemantik rasa keingintahuan siswa sehingga kreativitas siswa dapat muncul dan berkembang.

Penerapan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kreativitas siswa menjadi hal yang sangat penting pada era globalisasi saat ini. Kreativitas siswa dapat dirangsang melalui berbagai media pembelajaran yang digunakan

guru, materi pembelajaran yang langsung dikaitkan dengan peristiwa sehari-hari yang dialami anak, potensi lingkungan sekolah tersebut sehingga pengetahuan

siswa tidak hanya bersumber dari buku dan dari guru saja. Guru juga harus bersikap terbuka akan kemajuan teknologi dan jangan anti terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa yang kritis. Selain itu di sekolah dasar negeri Tambaksari 06

(22)

8

yang sangat terbatas menjadi salah satu catatan oleh guru bagaimana kreativitas

anak dikembangkan dalam kondisi fasilitas yang sangat minim.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian di SD

Negeri Tambaksari 06 dengan judul: “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasikan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Beberapa siswa mengalami kendala dalam belajar yang berasal dari dalam diri

karena kecerdasan emosional mereka masih kurang.

2. Kurangnya kecerdasan emosional ini terlihat dari kurangnya kesadaran siswa

untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

3. Siswa selalu mengekang dirinya untuk berkreasi misalnya siswa memiliki

kreatifitas tapi tidak pernah menyalurkannya, kurangnya empati atau bersifat mengikut dan kurang bekerja sama dengan orang lain (membina hubungan)

dengan teman-teman lain.

4. Siswa cenderung diberikan materi-materi pembelajaran secara pasif dan

terus-menerus serta kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna materi yang diterima dan mengembangkan dirinya.

5. Sebagian besar waktu pembelajaran dihabiskan oleh guru untuk mendikte

(23)

9

C.Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian, maka diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar

belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan nomor 2 dan 5. Berdasarkan kedua masalah tersebut kecerdasan emosional dan kreativitas akan mempengaruhi tinggi

atau rendahnya prestasi belajar siswa.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas siswa

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap?

2. Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar

siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap?

3. Apakah terdapat pengaruh antara kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa

Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1. Pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas secara bersama-sama

terhadap prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap. 2. Pengaruh antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan

(24)

10

3. Pengaruh antara kreativitas dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung,

Kedungreja, Cilacap.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan yaitu pengaruh

antara kecerdasan emosional dan kreativitas terhadap prestasi belajar di sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu:

a. Bagi Dinas Pendidikan diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan

dalam mengembangkan kurikulum dan sistem pembelajaran yang tak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosional anak

semenjak dini.

b. Bagi guru Sekolah Dasar diharapkan penelitian ini dapat menjadi motivasi agar

lebih memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa, bagaimana mengatasi serta meningkatkan prestasi belajar siswa dan menambah wawasan keilmuan guru.

c. Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan pendidikan sekolah dasar

(25)

11

G.Definisi Oprasional Variabel 1. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah salah satu kecerdasan

yang berkaitan dengan kemampuan seseorang atau siswa dalam mengontrol emosi dirinya maupun orang lain yang berguna unttuk menentukan perilakunya dalam mengikuti pembelajaran sekolah dan diukur menggunakan kuesioner.

2. Kreativitas

Kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir divergen

seseorang atau siswa serta dapat menghasilkan ide-ide orisinil dari dirinya sendiri yang menunjang prestasi belajar dirinya di sekolah dan diukur menggunakan

kuesioner.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku secara

(26)

12

BAB II KAJIAN TEORI

A.Deskripsi Teoritik 1. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

Setiap individu memiliki kemampu yang berbeda-beda. Kemampuan yang

dimiliki oleh setiap individu di bagi menjadi 3 kemampuan yaitu kecerdasan intelektual (intellegence quotient), kecerdasan emosional (emosional quotient), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient). Keseimbangan dalam ketiga hal ini dapat membuat individu diterima di berbagai bidang. Namun, kecerdasan

emosional merupakan hal penting dalam menentukan karakter individu, terutama dalam mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Menurut Goleman (2012: 14) menjelaskan bahwa:

“Kecerdasan Emosional adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu

berempati serta berharap.”

Efendi dan Susanto (2013: 2) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional

merupakan potensi dari dalam diri seseorang untuk bisa merasakan, menggunakan, mengomunikasikan, mengenal, mengingatkan, mendeskripsikan

emosi.

Saptoto (2010: 3) mengemukakan bahwa:

“Kecerdasan Emosi digunakan untuk menggambarkan sejumlah

(27)

13

emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan kehidupan.”

Sedangkan, Ahmadi (2009: 101) menyatakan bahwa perasaan (emosi) ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat

subjektif.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa kecerdasan

emosional adalah kemampuan emosi yang ada didalam setiap individu untuk mampu merasakan menggunakan ataupun mengelola emosi dalam diri untuk memotivasi, merencanakan, dan memiliki berbagai kemampuan di dalam

masyarakat.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2009: 16) faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional meliputi:

1. Faktor yang Bersifat Bawaan Genetik

Faktor yang bersifat bawaan genetik misalnya temperamen. Ada 4 temperamen, yaitu penakut, pemberani, periang, pemurung. Anak yang penakut dan pemurung mempunyai sirkuit emosi yang lebih mudah dibangkitkan

dibandingka dengan sirkuit emosi yang dimiliki anak pemberani dan periang. Temperamen atau pola emosi bawaan lainnya dapat dirubah sampai tingkat

tertentu melalui pengalaman, terutama pengalaman pada masa kanak-kanak. 2. Faktor yang Berasal Dari Lingkungan

(28)

14

perasaan kita sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaan kita,

bagaimana berfikir tentang perasaan ini dan pilihan-pilihan apa yang kita miliki untuk bereaksi, serta bagaimana membaca dan mengungkap harapan dan rasa

takut.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional meliputi faktor yang bersifat bawaan

genetik dan faktor yang berasal dari lingkungan.

c. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Emosional yang Tinggi

Menjadi individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki, ciri atau tanda tertentu yang dapat dilihat. Menurut Goleman (2012: 19)

mengemukakan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi, yaitu: 1) Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan dapat bertahan dalam

menghadapi frustasi.

2) Dapat mengendalikan dorongan-dorongan hati sehingga tidak melebih-lebihkan suatu kesenangan

3) Mampu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir seseorang.

4) Mampu berempati terhadap orang lain dan tidak lupa berdoa.

Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, setiap individu dalam

mendapatkannya tentu memiliki cara yang berbeda-beda. Menurut Mangkunegara (2008: 184), terdapat empat aspek utama untuk pencapaian sukses pribadi dan

kerja. Empat aspek tersebut antara lain: 1) Perseverance

Ketekunan atau keteguhan hati merupakan kemampuan seseorang menghadapi tantangna dan menganalisis untuk menentukan keputusan terbaik. 2) Managing Uncertainty

(29)

15

untuk mengubah cara berpikir dan bertanggung jawab terhadap kemungkinan kejadian dari ketidakpastian tersebut.

3) Endurance

Kesabaran atau ketabahan merupakan kekuatan pengendalian diri yang luar biasa.

4) Handling Frustration

Menangani frustasi dalam upaya peningkatan kecerdasan emosi, yaitu: a) Tetaplah terpusat pada masalahnya bukan pada orangnya.

b) Bertanggung jawablah atas kesalahan anda sendiri

c) Carilah pemecahan yang adil, penuh pertimbangan dan empati

d) Ceritakanlah penderitaan anda tanpa menuduh dan menyalahkan orang lain. e) Dengarkan pendapat orang lain dan berusahalah untuk mengikhlaskan

persoalan yang telah terjadi

f) Memperkuat jati diri dan pengendalian diri serta berusahalah untuk mengambil hikmah terhadap kejadian pahit tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijekaskan bahwa ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi, yaitu memiliki kemampuan untuk memotivasi

diri sendiri dan dapat bertahan dalam menghadapi frustasi, dapat mengendalikan dorongan-dorongan hati sehingga tidak melebih-lebihkan suatu kesenangan, mampu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak

melumpuhkan kemampuan berfikir seseorang, dan mampu berempati terhadap orang lain dan tidak lupa berdoa.

d. Aspek- aspek Kecerdasan Emosional

Goleman (1996: 57-58) menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional seseorang. Adapun aspek-aspek kecerdasan emosi menurut Goleman (1996: 57-58) yaitu: 1) Mengenali Emosi Diri

Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaanya mempunyai kepekaan lebih akan perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi. 2) Mengelola Emosi

Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.

(30)

16 3) Memotivasi Diri Sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

4) Mengenali Emosi Orang Lain

Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan keterampilan bergaul dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

5) Membina Pengaruh

Seni membina pengaruh, sebagian bessar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan.

Sedangkan menurut Tridhonanto (2009: 5) aspek kecerdasan emosi adalah

diantaranya adalah kecakapan pribadi yakni kemampuan mengelola diri sendiri, kecakapan sosial yakni kemampuan menangani suatu pengaruh, dan keterampilan

sosial yakni kemampuan mengunggah tanggapan yang dikehendaki orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka penelitian ini menggunakan aspek-aspek dalam kecerdasan emosi yang diungkapkan oleh Goleman yang

meliputi mengenali emosi diri, mengenali emosi diri, memotivasidiri, mengenali emosi orang lain dan membina pengaruh dikarenakan aspek-aspek tersebut lebih rinci dan menyeluruh.

2. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Menurut Anik Pamilu (2007: 9) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat

(31)

17

“Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan”.

Menurut Semiawan (2005: 16) mengemukakan bahwa kreativitas

merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan, Utami Munandar (1992: 47) menjelaskan

bahwa:

“Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam pengaruh dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain, kemampuan berpikir divergen yang membutuhkan pengalaman dalam mengekspresikan dirinya dalam menghasilkan sesuatu yang orisinil dari dirinya sendiri”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang

untuk pemecahan suatu masalah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2004: 44) menyatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar di kategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor-faktor yang

mendukung perkembangan kreativitas belajar adalah:

1) Situasi yang menghadirkan ketidak lengkapan serta keterbukaan.

2) Situasi yang menimbulkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan. 3) Situasi yang mendorong menghasilkan sesuatu.

(32)

18

6) Kewibahasaan yang memungkinkan untuk mengembangkan potensi kreativitas secara lebih luas.

7) Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimuli dari lingkungan sekolah dan motifasi diri.

Faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas belajar adalah: 1) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung

resiko atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.

2) Konformitas terhadap teman-teman kelompokmnya dan tekanan sosial.

3) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi dan penyelidikan.

4) Streotif peran seks atau jenis kelamin. 5) Diferensiasi antara bekerja dan bermain. 6) Otoriatarianisme

7) Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kreativitas belajar di kategorikan dalam dua kelompok yaitu faktor yang mendukung dan menghambat.

c. Karakteristik Kreativitas Belajar

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2004: 44) mengemukakan karakteristik kreativitas belajar sebagai berikut:

1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar. 2) Tekun dan tidak mudah bosan. 3) Percaya diri dan mandiri.

4) Merasa tertantang oleh kemajemukan atau kompleksitas 5) Berani mengambil resiko,

6) Berfikir divergen.

Utami Munandar (1999: 47) mengemukakan ciri-ciri kreativitas antara lain: 1) Senang mencari pengalaman baru.

2) Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit 3) Memiliki inisiatif.

4) Memiliki ketekunan yang tinggi. 5) Cenderung kritis terhadap orang lain.

6) Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya. 7) Selalu ingin tahu.

(33)

19 9) Enerjik dan ulet.

10) Menyukai tugas-tugas yang majemuk. 11) Percaya pada diri sendiri.

12) Mempunyai rasa humor. 13) Memiliki rasa keindahan.

14) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.

Slameto (2010: 45) mengemukakan individu dengan potensi yang kreatif

dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar.

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 3) Panjang akal.

4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7) Memiliki dedikasi yang bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. 8) Berfikir fleksibel.

9) Menanggapi petarnyaan yang diajukan serta cenderung memberikan jawaban yang lebih banyak.

10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis. 11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 12) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.

13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik kreativitas belajar siswa dalam penelitian ini merujuk pada teori Slameto (2010: 45) diantaranya adalah hasrat keingintahuan yang cukup besar, bersikap terbuka

terhadap pengalaman baru, panjang akal, keinginan untuk menemukan dan meneliti, cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit, cenderung mencari

jawaban yang luas dan memuaskan, memiliki dedikasi yang bergairah serta aktiv dalam melaksanakan tugas, berfikir fleksibel, menanggapi petarnyaan yang diajukan serta cenderung memberikan jawaban yang lebih banyak, kemampuan

(34)

20

memiliki daya abstraksi yang cukup baik, dan memiliki latar belakang membaca

yang cukup luas.

d. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kreativitas

Menurut Slameto (2010: 148), aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas adalah sebagai berikut:

1) Aspek Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif (kemampuan berpikir) merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang. Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir secara divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.

2) Aspek Intuisi dan Imajinasi

Kreativitas berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan. Oleh sebab itu, intuitif dan imajinatif merupakan aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas.

3) Aspek penginderaan

Kreativitas dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderan, yaitu kemampuan menggunakan panca indera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan oleh orang lain.

4) Aspek Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa aspek-aspek yang

mempengaruhi kreativitas adalah aspek kemampuan kognitif, aspek intuisi dan imajinasi, aspek penginderaan, dan aspek kecerdasan emosional.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar dalam dunia pendidikan menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibahas, karena keberadaannya sangat bermnfaat bagi pendidik,

(35)

21

dilakukan terhadap peserta didiknya. Bagi peserta didik pencapaian prestasi

belajar dapat memberi gambaran tentang hasil dari usaha yang telah dilaksanakannya, sedagkan bagi orang tua dengan mengetahui prestasi belajar

peserta didik, maka akan dapat mengetahui tingkat keberhasilan putra-putrinya di sekolah, selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan untuk memberikan dorongan dan pengawasan dirumah. Tentang apa yang dimaksud dengan prestasi belajar

banyak ahli yang memberikan definisi sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang

bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

masing-masing. Menurut Syah (2004: 216) prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai, yang telah dicapai oleh seseorang dan ditunjukan dalam jumlah nilai

raport atau tes sumatif.

Menurut Sardiman (2001: 55) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan

keuletan kerja. Sedangkan menurut Nasution (1995: 66) prestasi belajar merupakan petunjuk bagi siswa tentang kemampuannya dalam menguasai materi

pembelajaran yang telah dicapai berupa hasil belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu usaha yang diperoleh melalui keuletan kerja yang

(36)

22

b. Cara Mengukur Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, khususnya untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik pada umumnya digunakan tes hasil belajar atau tes prestasi belajar.

Istilah tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui, atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 1999: 53). Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli

tentang pengertian, tes adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran/ kepalsuan hipotesa nihil yang mengatakan bahwa dianatara

dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak tedapat perbedaan yang signifikan (Sudijono, 1996: 264).

Dari pengertian para ahli tersebut dalam dunia pendidikan dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang

memberikan tugas dan serangkaian tugas yang diberikan oleh guru sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkat atau prestasi belajar peserta didik.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu: a) Kecerdasan atau Inteligensi

(37)

23

cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

b) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

c) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.

d) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa yaitu:

a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan

(38)

24 b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang

baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Kaitannya dalam penelitian ini terkait dengan fasilitas serta sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang kurang mendukung salah satunya adalah minimnya

penggunaan dan penyediaan media pembelajaran. c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan

pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Pada penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting yang meliputi keadaan keluarga, kepala sekolah, dan lingkungan masyarakat.

B.Penelitian yang Relevan

1. Penelitian oleh Siti Nur Azizah (2015) yang berjudul Pengaruh Kecerdasan

Emosional Terhadap Pengelolaan Kelas Di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Hasil penelitian adalah pertama, diperoleh tingkat kecerdasan emosional sebesar 84,98% dan termasuk

(39)

25

sederhana pada kolom sig. pada tabel ANOVA diperoleh nilai 0,000 dapat

diartikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional

terhadap pengelolaan kelas. Kedua, besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas dapat diperoleh dari uji koefisien determinasi yaitu dilihat pada tabel Model Summary kolom R Square sebesar 0,272 atau 27,2%. 2. Penelitian oleh Fratnya Puspita Dewi (2014) yang berjudul Peningkatan

Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Kelompok B2 Di TK ABA

Keringan Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas anak mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan

melalui kegiatan kolase menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan yang memberikan kebebasan anak untuk bereksplorasi, memilih bahan dan warna yang cocok, bebas menggunting, menyobek, memotong dan

menggulung bahan sesuai dengan keinginannya serta menggunakan alat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan anak. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari kondisi awal kreativitas anak kelompok B2 sebesar 31,25%, kemudian

pada siklus I meningkat menjadi 56,25% dengan menggunakan bahan kertas dan bahan alam, dan meningkat pada silkus II menjadi 81,25% dengan

ditambah bahan menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B2 TK ABA Keringan tahun ajaran 2013/2014. 3. Datuk Eka Yusmanida (2013) dengan judul pengaruh gaya belajar, kreativitas

(40)

26

Yogyakarta. Hasil penelitian diketahui bahwa kreativitas, dan kecerdasan

emosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemandirian belajar dengan memiliki nilai Fhitung sebesar 77,513 atau faktor determinasi

sebesar 61,1%.

C.Kerangka Pikir

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subyek belajar di dalam suatu

interaksi dengan lingkungannya. Melalui prestasi belajar, siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam belajar. Salah satu cara untuk

meraih prestasi belajar agar menjadi yang terbaik adalah dengan memiliki kecerdasan emosional. Menurut Goleman (2012: 14) kecerdasan emosional adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri

dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu

berempati serta berharap.

Kecerdasan emosional siswa memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar

siswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda

(41)

27

dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Sehingga diduga bahwa terdapat

pengaruh antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap.

2. Pengaruh Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kreativitas merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki individu dalam menghadapi era globalisasisaat ini. Menurut Anik Pamilu (2007: 9)

kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Kreativitas seseorang dapat

dikembangkan semenjak dini khususnya dalam kaitannya dengan sistem pembelajaran di sekolah dasar. Rendahnya kreativitas siswa di sekolah berpotensi

berkaitan dengan naik turunnya prestasi belajar siswa di sekolah dasar. Peran kreativitas pada seorang individu adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan dunia pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, kreativitas berperan dalam mencapai keberhasilan serta prestasi belajar di sekolah, dimana prestasi belajar merupakan indikator dari hasil pencapaian belajar siswa. Kreativitas merupakan kemampuan siswa untuk

mengolah kembali pelajaran yang diperoleh sehingga dapat memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah dengan menuntut

kelancaran dalam berpikir, keluwesan dalam bersikap, keaslian dalam berpendapat dan mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan. Siswa yang memiliki kreativitas belajar tinggi memiliki kecenderungan mencapai

(42)

28

terdapat pengaruh antara kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan

Agung, Kedungreja, Cilacap.

3. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa

Kecerdasan emosional dan kreativitas memiliki pengaruh terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Kecerdasan emosional mampu melatih

kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan

mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Selain

itu, kreativitas merupakan kemampuan siswa untuk mengolah kembali pelajaran yang diperoleh sehingga dapat memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah dengan menuntut kelancaran dalam

berpikir, keluwesan dalam bersikap, keaslian dalam berpendapat dan mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan.

Uraian di atas sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Datuk

Eka Yusmanida (2013) yang menemukan bahwa kreativitas, dan kecerdasan emosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemandirian belajar.

Sehingga dapat diartikan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosional dan kreativitas belajar tinggi memiliki kecenderungan mencapai prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya siswa yang mempunyai kecerdasan emosional dan

(43)

29

siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung,

Kedungreja, Cilacap. Pengaruh antar variabel di atas dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :

Gambar 1. Bagan Hubungan antar Variabel Penelitian Keterangan:

X1 = Variabel Kecerdasan Emosional.

X2 = Variabel Kreativitas

Y = Variabel Prestasi Belajar.

= Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa sekolah dasar gugus Sultan Agung.

Pengaruh Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa sekolah dasar gugusSultan Agung.

= Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Siswa sekolah dasar gugusSultan Agung.

D.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas siswa secara

bersama-sama dengan prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap.

2. Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa

Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap.

3. Terdapat pengaruh antara kreativitas siswa dengan prestasi belajar siswa Gugus

Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap. X1

X2

(44)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah “keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat dijawab” (Hasan, 2002: 31). Penelitian ini merupakan penelitian Ex Post Facto. Sugiyono (2012: 7) mengemukakan bahwa “penelitian ex post facto

adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi

dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”.

B.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah siswa menjalani ujian semester genap tahu ajaran 2015/2016 dan dilakukan di Cilacap tepatnya di SD Negeri se-gugus

Sultan Agung Desa Tambaksari, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

C.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se-gugus Sultan

(45)

31 Tabel 1. Daftar SD se-gugus Sultan Agung

No Nama Sekolah Alamat

1. SD Negeri Tambaksari 01 Jl. Madraji No. 16 Tambaksari,Kedungreja 2. SD Negeri Tambaksari 03 Jl. Kayim M. Rusdi Rt07/04 Tambaksari,

Kedungreja

3. SD Negeri Tambaksari 04 Jl. Citanduy Raya Tambaksari, Kedungreja 4. SD Negeri Tambaksari 05 Jl.Madraji No.01 Tambaksari, Kedungreja 5. SD Negeri Tambaksari 06 Jl.Untung Harjo Sugondo No. 53

Tambaksari, Kedungreja

6. SD Negeri Tambaksari 07 Jl.Rangkasan No.01 Klepusari, Tambaksari, Kedungreja

Sember: Data UPT Kedungreja 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 81). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada di dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 82). Ukuran sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui perhitungan dengan rumus Isaac dan Michael. Tabel 2. Daftar Keadaan Siswa kelas 5 SD se-gugus Sultan Agung

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1. SD Negeri Tambaksari 01 49

(46)

32

Berdasarkan tabel Isaac dan Michael untuk jumlah populasi sebanyak 172 siswa maka jumlah sampel idealnya adalah sebanyak 120 siswa. Alasan digunakannya jumlah sampel sebanyak 120 siswa supaya semua kelas terwakili

menjadi sampel, dan sisanya sebanyak 52 siswa lainnya akan digunakan peneliti sebagai sampel uji coba sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya. Adapun cara perhitungan jumlah sampel berdasarkan tabel Isaac dan Michael

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa jumlah sampel ideal yang digunakan

dalam penelitian ini berdasarkan tabel Isaac dan Michael adalah sebanyak 120 siswa.

D.Variabel Penelitian

Variabel menurut Sugiyono (2011: 38) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

(47)

33

terbagi menjadi beberapa macam. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen dan variabel independen.

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel independen yaitu :

a. Kecerdasan Emosional (X1)

Kecerdasan emosional adalah salah satu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi dirinya maupun

orang lain yang berguna unttuk menentukan perilakunya

b. Kreativitas (X2)

Kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen seseorang dan

produk baru yang diciptakan tersebut berbeda dengan hasil pemikiran orang lain atau yang sudah ada.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini

terdapat satu variabel dependen yaitu prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang dipengaruhi

(48)

34

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis (Arikunto, 2007: 101). Instrumenyang digunakan dalampenelitianini adalah lembar angket. Lembar angket dalam penelitian ini yaitu 2 lembar untuk siswa yang terdiri dari lembar untuk mengukur kecerdasan emosional siswa dan

lembar untuk mengukur tingkat kreativitas siswa. Berikut merupakan kisi-kisi lembar skala yang diadopsi dari skripsi Arif Mohammad Ammar (2009) :

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Skala Kecerdasan Emosional Siswa

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item

Kecerdasan Emosional

Emosi Internal

Mengenali emosi diri 4,7, 14, 17 Mengelola emosi diri 1,8,11, 18 Memotivasidiri sendiri 6,12,15, 19

Emosi Eksternal

Mengenali emosi orang

lain 3,9, 16, 20

Membina pengaruh 2,5,10,13

Jumlah 13 item

Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Skala Kreativitas Siswa

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor

Kreativitas

Rasa ingin tahu yang tinggi

1. Aktif bertanya pada guru saat pembelajaran

1,4

2. Ingin selalu mencoba terlebih dahulu

2. Terbuka akan hal/ilmu baru 12,20 3. Tak segan untuk

2. Memperhatikan hal-hal detil 15,16,18,21

Ulet 1. Berusaha menemukan cara belajar yang efektif

5,10

(49)

35

Skala pengukuran yang digunakan dalam lembarangket ini adalah

menggunakan skala empat dengan pilihan jawaban yang disediakan adalah selalu (SL), jarang (JR), kadang-kadang (KDG) dan tidak pernah (TP). Berikut bobot

pernyataan kecerdasan emosional dan kreativitas siswa: Tabel 6. Bobot Pernyataan Lembar Skala

Jenis Pertanyaan Jenis Jawaban Skor

Positif

Tidak Pernah 1

Kadang-kadang 2

Jarang 3

Selalu 4

Kisi-kisi instrumen bertujuan agar penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah dikontrol dan dikoreksi. Instrumen yang akan disusun adalah

instrumen nontest untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional dan kreativitas siswa dan bersifat positif.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dapat dikatakan baik apabila dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut secara relevan terhadap variabel yang akan

diungkapkan (valid) dan dapat mengukur secara konsisten apabila instrumen tersebut diujikan pada waktu yang berbeda (reliabel). Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil

penelitian akan menjadi valid dan reliabel. 1. Uji Validitas

(50)

36

� = � −( ) ( )

� 2− 2 � 2− 2

Keterangan:

� = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y

N = Jumlah responden

= Total perkalian skor item dan total

= Jumlah skor butir soal

= Jumlah skor total

2 = Jumlah Kuadrat skor butir total

2 = Jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2006:170)

2. Uji Reliabilitas

Merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut :

�11 =

� −1 1− ��2

�2�

Keterangan :

�11 = Reliabilitas instrumen

� = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

��2 = Jumlah varian butir soal

�2 = Jumlah varian total (Arikunto, 2006: 196)

(51)

37

menginterpretasikan hasil uji coba instrumen menggunakan pedoman sebagai

berikut:

Tabel 7. Interpretasi nilai r

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,800 – 1,000 Sangat tinggi

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan pada 30 siswa dengan jumlah butir pernyataan pada

variabel kecerdasan emosional sebanyak 20 butir pernyataan dan pada variabel kreativitas sebanyak 21 butir pernyataan. Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas permasing-masing variabel dalam penelitian ini.

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional

(52)

38

Butir_18 0,710 0,361 Valid

Butir_19 0,657 0,361 Valid

Butir_20 0,497 0,361 Valid

Uji coba instrumen menggunakan program SPSS versi 13.00 for windows. Syarat sebuah instrumen dikatakan valid apabila nilai rhitung lebih besar dari nilai

rtabel. Hasil uji validitas pada variabel kecerdasan emosional menunjukkan bahwa

dari 20 butir pernyataan terdapat satu butir soal yang dinyatakan tidak valid atau gugur karena nilai rhitung < rtabel sebesar 0,361 pada n=30 yaitu terletak pada butir

soal nomor 9 dan nomor 12. Sedangkan sisanya sebanyak 18 butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel sebesar 0,361 pada n=30.

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas

(53)

39

Hasil uji validitas pada variabel kreativitas menunjukkan bahwa dari 21

butir pernyataan diketahui bahwa terdapat satu butir soal yang dinyatakan tidak valid atau gugur karena nilai rhitung < rtabel sebesar 0,361 pada n=30 yaitu terletak

pada butir soal nomor 4. Sedangkan sisanya sebanyak 20 butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel sebesar 0,361 pada n=30.

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Reliabilitas Ket.

Kecerdasan

Emosional 0,911 Reliabel

Kreativitas 0,927 Reliabel

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha pada variabel kecerdasan emosional sebesar 0,911 dan pada variabel kreativitas sebesar

0,927. Berdasarkan koefisien reliabilitas dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,911 dan 0,927 lebih besar dari 0,6 maka seluruh variabel

dalam penelitian memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam penelitian.

G. Analisis Deskriptif 1. Mean, Median, Modus

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang dijadikan

(54)

40

2. Tabel Kategorisasi

Deskripsi selanjutnya adalah melakukan pengkategorian skor yang diperoleh dari masing-masing variabel. Uji kecenderungan digunakan untuk

mengetahui gambaran umum dari masing-masing variabel bebas dalam penelitian. Cara pengkategorian skor yang diperoleh dari masing-masing variabel.

Tabel 11. Tabel Kategorisasi

Interval Kecenderungan Prestasi Belajar Siswa 81 – 100

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas sebaran skor menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov.

b. Uji linearitas

Digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dikatakan suatu variabel linier apabila harga F hitung lebih

kecil atau sama dengan F tabel maka pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linier, sebaliknya jika harga F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel maka pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel

(55)

41

c. Uji multikolinearitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas memiliki pengaruh yang sama tinggi atau tidak. Dikatakan tidak terjadi

multikolinieritas apabila angka toleransi dari variabel bebas mempunyai nilai toleransi lebih dari 10% dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10.

d. Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak

samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah jika

signifikansinya < 0,05. Berarti bahwa penelitian dapat dilanjutkan apabila signifikansinya lebih besar dari 0,05.

e. Uji Hipotesis 1) Uji Regresi

Uji regresi bertujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh secara parsial maupun simultan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan analisis koefisien determinasi.

Adapun uraiannya sebagai berikut.

a) Uji Regresi Berganda (Uji F)

Menurut Ghozali (2011: 45), dalam penelitian ini “uji F digunakan

Gambar

Gambar 1. Bagan Hubungan antar Variabel Penelitian
Tabel 2. Daftar Keadaan Siswa kelas 5 SD se-gugus Sultan Agung
Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Skala Kreativitas Siswa
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional
+7

Referensi

Dokumen terkait

maka diharapkan dengan adanya motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat. memberikan arti penting dalam meraih suatu tujuan belajar secara

yang tinggi serta dorongan belajar yang kuat atau bisa disebut sebagai motivasi sehingga, dalam proses pembelajaran guru perlu memberikan suatu motivasi yang

Secara statistik nilai ini memberikan makna bahwa 66,61% variasi yang terjadi pada motivasi belajar dapat dijelaskan oleh kepribadian. Oleh karena itu, kepribadian

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ketawanggede Malang

tujuan serta indikator yang ditetapkan di dalam modul pembelajaran. 4) Motivasi adalah untuk memberikan dan mendorong belajar peserta didik dengan cara yang

Faktor kesiapan belajar, secara parsial, tidak berfungsi sebagai prediktor prestasi belajar dimungkinkan karena kesiapan belajar membutuhkan prasyarat kognitif,

Dari beberapa faktor tersebut, pendidik yaitu guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering

intristik dan ekstrinsik.. Motivasi interinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar dan