i
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN KEDUNGREJA
KABUPATEN CILACAP
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Eko Pebriyanto NIM 10108244071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ii
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR GUGUS SULTAN AGUNG KECAMATAN KEDUNGREJA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa gugus Sultan Agung, (2) pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa gugus Sultan Agung, dan (3) pengaruh antara kreativitas terhadap prestasi belajar siswa gugus Sultan Agung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD se-gugus Sultan Agung yang terdiri dari 7 sekolah sebanyak 172 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling,
sehingga diperoleh sampel sebanyak 120 siswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional dan kreativitas siswa secara bersama-sama terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Hal ini ditunjukkan dari nilai Fhitungsebesar 36,560 lebih besar dari nilai Ftabelsebesar 3,072, nilai signifikansi 0,000<0,05, dan nilai koefisien regresi sebesar 0,620 bernilai positif; (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung lebih besar dari
nilai ttabel (8,037>1,980), nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05, dan koefisien
regresi bernilai positif sebesar 0,530; dan (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan kreativitas terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (4,149>1,980), nilai
iii
THE EFFECT OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND CREATIVITY ON THE ACHIEVEMENTGRADE V PRIMARY FORCE
GENERAL SULTAN creativity of the students partially or simultaneously on student achievement Sultan Agung group.
This study is correlational. The sampling technique in this study using proportional random sampling technique based on the formula of Isaac and Michael, in order to obtain a sample of 120 students. Data collection instruments using questionnaires. Data were analyzed using simple regression analysis and regression.
The results showed that (1) there is a positive and significant impact on the interpretation of Emotional Intelligence Learning Students shown from tcount greater than the value t table (8.037> 1.980), the significant value of 0.000 <0.05, and the positive value of the regression coefficient 0.530; (2) there is a positive and significant impact on the interpretation of Students' Creativity is shown on tcount greater than the value t table (4.149> 1.980), the significance value 0.000 <0.05, and the positive value of the regression coefficient 0.274; and (3) there is a positive and significant effect of Emotional Intelligence and Creativity to the interpretation Student groups Sultan Agung. It is shown from F_hitung value of 36.560 is greater than the value F_tabel amounted to 3.072, 0.000 significance value <0.05, and the value of regression coefficient of 0.620 is positive.
vii MOTTO
"Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri".
(Ibu Kartini )
“Pemenang kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang
tetap manis di tempat yang pahit, yang tetap merasa kecil di tempat yang besar,
viii
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Ibu dan Bapak, yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, bimbingan,
nasehat, dan do’a disetiap langkahku.
2. Istri tercinta dan ananda yang selalu bersabar menunggu hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan Akademik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat melihat langsung, mengimplementasikan hal-hal yang sudah di dapat dalam perkuliahan ke dalam sebuah penelitian dalam bentuk skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, ada banyak bantuan, bimbingan dan dukungan yang penulis dapatkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Agus Hastomo, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga untuk membimbing, memotivasi, memberikan arahan, serta saran-saran dalam proses penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Farida Agus Setiawan, M. Si., Ibu Dr. Wuri Wuryandani, M. Pd., dan Bapak Agung Hastomo, M.Pd., selaku penguji utama, sekretaris penguji, dan ketua penguji yang memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap TAS ini.
3. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kebijakan dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai kemudahan.
5. Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa SD gugus Sultan Agung yang telah meluangkan waktu untuk dapat membantu terlaksananya penelitian ini.
6. Bapak, ibu, adik dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan doa yang tiada henti hingga terselesaikan skripsi ini.
x
Untuk semua pihak yang turut membantu guna terselesaikannya laporan skripsi ini saya ucapkan terimakasih beriring doa semoga kita semua selalu dalam perlindungan-Nya, amin. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Yogyakarta, Juni 2017
Penulis
xi
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional ... 13
c. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Emosional yang Tinggi 14 d. Aspek- aspek Kecerdasan Emosional ... 15
2. Kreativitas ... 17
a. Pengertian Kreativitas ... 17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar ... 18
c. Karakteristik Kreativitas Belajar... 18
3. Prestasi Belajar ... 21
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 21
b. Cara Mengukur Prestasi Belajar ... 22
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22
xii
D. Identifikasi Variabel ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 34
F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen ... 35
G. Analisis Deskriptif ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
B. Pembahasan ... 60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
xiii
Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Skala Kecerdasan Emosional Siswa ... 34
Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Skala Kreativitas Siswa ... 34
Tabel 6. Bobot Pernyataan Lembar Skala ... 35
Tabel 7. Interpretasi nilai r ... 37
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 37
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas ... 38
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas ... 39
Tabel 11. Tabel Kategorisasi... 40
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 45
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 46
Tabel 14. Kecerdasan Emosional ... 47
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Variabel Kreativitas ... 48
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 49
Tabel 17. Kreativitas ... 50
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar ... 51
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional... 52
Tabel 20. Hasil Uji Kategorisasi Prestasi Belajar ... 53
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas ... 54
Tabel 22. Hasil Uji Linieritas ... 55
Tabel 23. Hasil Uji Multikolinieritas ... 55
Tabel 24. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Hubungan antar Variabel Penelitian ... 29
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional ... 46
Gambar 3. Histogram Kecerdasan Emosional Siswa ... 47
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Kreativitas ... 49
Gambar 5. Histogram Kreativitas Siswa ... 50
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ... 52
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu proses belajar
merupakan suatu kegiatan yang pokok atau utama dalam dunia pendidikan. Manusia tidak akan pernah berhenti belajar karena setiap langkah manusia dalam
hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan dan menuntut manusia untuk belajar menghadapinya.
Belajar merupakan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa (Anurrahman, 2010: 38). Kegiatan belajar merupakan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Anak merupakan individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan anak bersifat menyeluruh baik
secara fisik, intelegensi, psikomotor, sikap, emosi dan lain-lain atau dapat dikatakan meningkatnya potensi siswa.
Meningkatnya potensi yang ada pada diri siswa berarti dapat meningkatkan prestasi belajarnya disekolah, karena potensi yang dituntut bagi seorang siswa adalah pencapaian prestasi belajar yang maksimal. Prestasi belajar
2
proses evaluasi. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah
melalui kecerdasan emosioal dan kreativitas siswa.
Kecerdasan emosional dapat diartikan sebagai kemampuan mengetahui
perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut menuntun pikiran dan perilaku seseorang. Dengan demikian, maka kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan
orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 2009: 41). Kecerdasan
emosional dibagi ke dalam lima unsur yang meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang
lain. Kelima unsur tersebut di kelompokkan ke dalam dua kecakapan, yaitu: (1) Kecakapan pribadi; yang meliputi kesadaran diri adalah kemampuan merasakan emosi tepat pada waktunya dan kemampuan dalam memahami kecenderungan
dalam situasi tersebut, pengaturan diri adalah memahaminya, lalu menggunakan pemahaman tersebut menghadapi situasi secara produktif; serta (2) Kecakapan sosial; yang meliputi empati yang merupakan pengenalan emosi orang lain
dibangun berdasarkan pada kesadaran diri dan keterampilan sosial adalah merupakan aspek penting dalam emosional intellegence (Goleman, 2009: 42).
Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang di dalamnya terdapat aturan-aturan mana harus ditaati oleh seluruh komponen sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat seseorang mendapatkan pendidikan, pengajaran serta
3
pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang
pendiriannya matang, dengan kemampuan sosial yang menyejukan, kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yang dalam. Dimana pengembangan
manusia seutuhnya tersebut bisa didapatkan dalam proses pendidikan seperti di sekolah. Namun, dalam proses pendidikan juga banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi
kemanusiaan mereka. Lebih lanjut Prayitno (2007: 26) mengemukakan bahwa permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat
dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut juga disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang
disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD N Tambaksari 06 menunjukkan bahwa beberapa siswa mengalami kendala dalam belajarnya
yang berasal dari dalam diri karena kecerdasan emosional mereka masih kurang. Kurangnya kecerdasan emosional ini terlihat dari kurangnya kesadaran siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, siswa hanya belajar ketika
di sekolah saja sehingga sering kali pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tidak dikerjakan oleh siswa, siswa selalu mengekang dirinya untuk berkreasi
misalnya siswa memiliki kreatifitas tapi tidak pernah menyalurkannya, kurangnya empati atau bersifat mengikut dan kurang bekerja sama dengan orang lain (membina hubungan) dengan teman-teman lain. Dengan kurangnya kecerdasan
4
Kecerdasan Emosional merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kecerdasan Emosional mencakup kesadaran diri dan dorongan kendali hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan
kecakapan sosial. Menurut Goleman (2009: 512), Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang mengatur emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelegence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriatenes of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
Siswa yang mempunyai kecerdasan emosional akan mampu mengenal
siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitar dan memiliki keterampilan sosial yang akan menumbuhkan kesadaran untuk belajar, sehingga akan meningkatkan prestasi belajar. Hal ini
jelas bahwa selain kecerdasan akal (IQ), kecerdasan emosional (EQ) ikut andil dalam pembentukan sikap dan mental untuk mengembangkan kemampuan diri khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kecerdasan Emosional ini
sangat berkaitan erat dengan proses belajar akuntansi karena EQ berkaitan dengan hati yang akan menumbuhkan dorongan dari dalam diri siswa untuk terus belajar
demi peningkatan prestasi belajar mereka. Untuk itu, perlu adanya keseimbangan antara emosi dan akal dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
Selain faktor kecerdasan emosional, faktor lainnya yang diduga
5
Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam
suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan
lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat. Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak, bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para
ahli sering digolongkan sebagai ciri individu kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani menghadapi resiko,
senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebagainya.
Fenomena yang ada selama ini kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat
pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya orang–orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih meniru karya milik orang lain. Keadaan tersebut disebabkan kurangnya
pengembangan kreativitas pada anak usia sekolah.. Hal ini dapat di lihat dari kegiatan anak sehari-hari dimana masih menunggu pendidik, tidak mempunyai ide sendiri, belum bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru,
anak-anak masih tergantung dengan pendidik. Oleh karena itu, faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat
mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut.
Kreativitas dapat terwujud di mana saja dan oleh siapa saja, tidak bergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial-ekonomi, atau tingkat
6
dini. Memang harus diakui bahwa setiap orang mempunyai kadar kreativitas yang
berbeda. Adanya perbedaan kreativitas tentu dialami oleh setiap guru dalam menghadapi anak-anak didik. Semua murid di dalam kelas mempunyai kreativitas
tertentu, tetapi masing-masing dalam bidang yang berbeda-beda dan yang satu lebih menonjol dari pada yang lain. Walaupun setiap orang mempunyai bakat kreatif jika tidak dipupuk bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan bisa
menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan (Utami Munandar, 1992: 52).
Rendahnya prestasi belajar siswa tidak hanya disebabkan oleh metode mengajar saja, tetapi juga diperlukan kreativitas siswa dalam mempelajari dan
menyelesaikan masalah dalam setiap pembelajaran. Tingginya kreativitas belajar siswa dapat berakibat pada tingginya prestasi belajar siswa, begitu pula sebaliknya kreativitas belajar siswa yang rendah dapat berakibat pada rendahnya prestasi
belajar siswa. Dengan demikian kreativitas pada saat belajar di kelas sangat penting dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kemampuan kreatif pada siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu
bekal untuk siswa agar dapat menyelesaikan soal-soal dalam pelajaran di kelas. Icha Nisa (2011: 38) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Ciri-ciri orang kreatif adalah ingin tahu, selalu mencari masalah, menyukai tantangan, optimis, menunda
7
keras. Kreativitas belajar siswa merupakan suatu proses memikirkan berbagai
gagasan dalam menghadapi suatu masalah.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa terdapatnya
permasalahan dalam prestasi belajar siswa salah satunya dipengaruhi oleh gaya mengajar guru di kelas masih bersifat satu arah. Oleh karena itu, guru penting memilih pendekatan yang tepat dalam pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran
di kelas V sekolah dasar Tambaksari 06 terlihat guru masih banyak menerapkan metode imitasi. Hasil observasi menemukan bahwa siswa cenderung diberikan
materi-materi pembelajaran secara pasif dan terus-menerus serta kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna materi yang diterima dan
mengembangkan dirinya. Sebagian besar waktu pembelajaran dihabiskan oleh guru untuk mendikte bukan sebagai pembuka jalan atau pemantik rasa keingintahuan siswa sehingga kreativitas siswa dapat muncul dan berkembang.
Penerapan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kreativitas siswa menjadi hal yang sangat penting pada era globalisasi saat ini. Kreativitas siswa dapat dirangsang melalui berbagai media pembelajaran yang digunakan
guru, materi pembelajaran yang langsung dikaitkan dengan peristiwa sehari-hari yang dialami anak, potensi lingkungan sekolah tersebut sehingga pengetahuan
siswa tidak hanya bersumber dari buku dan dari guru saja. Guru juga harus bersikap terbuka akan kemajuan teknologi dan jangan anti terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa yang kritis. Selain itu di sekolah dasar negeri Tambaksari 06
8
yang sangat terbatas menjadi salah satu catatan oleh guru bagaimana kreativitas
anak dikembangkan dalam kondisi fasilitas yang sangat minim.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian di SD
Negeri Tambaksari 06 dengan judul: “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasikan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Beberapa siswa mengalami kendala dalam belajar yang berasal dari dalam diri
karena kecerdasan emosional mereka masih kurang.
2. Kurangnya kecerdasan emosional ini terlihat dari kurangnya kesadaran siswa
untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
3. Siswa selalu mengekang dirinya untuk berkreasi misalnya siswa memiliki
kreatifitas tapi tidak pernah menyalurkannya, kurangnya empati atau bersifat mengikut dan kurang bekerja sama dengan orang lain (membina hubungan)
dengan teman-teman lain.
4. Siswa cenderung diberikan materi-materi pembelajaran secara pasif dan
terus-menerus serta kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna materi yang diterima dan mengembangkan dirinya.
5. Sebagian besar waktu pembelajaran dihabiskan oleh guru untuk mendikte
9
C.Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian, maka diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar
belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan nomor 2 dan 5. Berdasarkan kedua masalah tersebut kecerdasan emosional dan kreativitas akan mempengaruhi tinggi
atau rendahnya prestasi belajar siswa.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas siswa
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap?
2. Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar
siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap?
3. Apakah terdapat pengaruh antara kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa
Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1. Pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap. 2. Pengaruh antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan
10
3. Pengaruh antara kreativitas dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung,
Kedungreja, Cilacap.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan yaitu pengaruh
antara kecerdasan emosional dan kreativitas terhadap prestasi belajar di sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagi Dinas Pendidikan diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
dalam mengembangkan kurikulum dan sistem pembelajaran yang tak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosional anak
semenjak dini.
b. Bagi guru Sekolah Dasar diharapkan penelitian ini dapat menjadi motivasi agar
lebih memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa, bagaimana mengatasi serta meningkatkan prestasi belajar siswa dan menambah wawasan keilmuan guru.
c. Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan pendidikan sekolah dasar
11
G.Definisi Oprasional Variabel 1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional dalam penelitian ini adalah salah satu kecerdasan
yang berkaitan dengan kemampuan seseorang atau siswa dalam mengontrol emosi dirinya maupun orang lain yang berguna unttuk menentukan perilakunya dalam mengikuti pembelajaran sekolah dan diukur menggunakan kuesioner.
2. Kreativitas
Kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir divergen
seseorang atau siswa serta dapat menghasilkan ide-ide orisinil dari dirinya sendiri yang menunjang prestasi belajar dirinya di sekolah dan diukur menggunakan
kuesioner.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku secara
12
BAB II KAJIAN TEORI
A.Deskripsi Teoritik 1. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian Kecerdasan Emosional
Setiap individu memiliki kemampu yang berbeda-beda. Kemampuan yang
dimiliki oleh setiap individu di bagi menjadi 3 kemampuan yaitu kecerdasan intelektual (intellegence quotient), kecerdasan emosional (emosional quotient), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient). Keseimbangan dalam ketiga hal ini dapat membuat individu diterima di berbagai bidang. Namun, kecerdasan
emosional merupakan hal penting dalam menentukan karakter individu, terutama dalam mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Menurut Goleman (2012: 14) menjelaskan bahwa:
“Kecerdasan Emosional adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu
berempati serta berharap.”
Efendi dan Susanto (2013: 2) menjelaskan bahwa kecerdasan emosional
merupakan potensi dari dalam diri seseorang untuk bisa merasakan, menggunakan, mengomunikasikan, mengenal, mengingatkan, mendeskripsikan
emosi.
Saptoto (2010: 3) mengemukakan bahwa:
“Kecerdasan Emosi digunakan untuk menggambarkan sejumlah
13
emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan kehidupan.”
Sedangkan, Ahmadi (2009: 101) menyatakan bahwa perasaan (emosi) ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat
subjektif.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan emosi yang ada didalam setiap individu untuk mampu merasakan menggunakan ataupun mengelola emosi dalam diri untuk memotivasi, merencanakan, dan memiliki berbagai kemampuan di dalam
masyarakat.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2009: 16) faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional meliputi:
1. Faktor yang Bersifat Bawaan Genetik
Faktor yang bersifat bawaan genetik misalnya temperamen. Ada 4 temperamen, yaitu penakut, pemberani, periang, pemurung. Anak yang penakut dan pemurung mempunyai sirkuit emosi yang lebih mudah dibangkitkan
dibandingka dengan sirkuit emosi yang dimiliki anak pemberani dan periang. Temperamen atau pola emosi bawaan lainnya dapat dirubah sampai tingkat
tertentu melalui pengalaman, terutama pengalaman pada masa kanak-kanak. 2. Faktor yang Berasal Dari Lingkungan
14
perasaan kita sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaan kita,
bagaimana berfikir tentang perasaan ini dan pilihan-pilihan apa yang kita miliki untuk bereaksi, serta bagaimana membaca dan mengungkap harapan dan rasa
takut.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional meliputi faktor yang bersifat bawaan
genetik dan faktor yang berasal dari lingkungan.
c. Ciri-ciri Individu yang Memiliki Kecerdasan Emosional yang Tinggi
Menjadi individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki, ciri atau tanda tertentu yang dapat dilihat. Menurut Goleman (2012: 19)
mengemukakan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi, yaitu: 1) Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan dapat bertahan dalam
menghadapi frustasi.
2) Dapat mengendalikan dorongan-dorongan hati sehingga tidak melebih-lebihkan suatu kesenangan
3) Mampu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir seseorang.
4) Mampu berempati terhadap orang lain dan tidak lupa berdoa.
Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, setiap individu dalam
mendapatkannya tentu memiliki cara yang berbeda-beda. Menurut Mangkunegara (2008: 184), terdapat empat aspek utama untuk pencapaian sukses pribadi dan
kerja. Empat aspek tersebut antara lain: 1) Perseverance
Ketekunan atau keteguhan hati merupakan kemampuan seseorang menghadapi tantangna dan menganalisis untuk menentukan keputusan terbaik. 2) Managing Uncertainty
15
untuk mengubah cara berpikir dan bertanggung jawab terhadap kemungkinan kejadian dari ketidakpastian tersebut.
3) Endurance
Kesabaran atau ketabahan merupakan kekuatan pengendalian diri yang luar biasa.
4) Handling Frustration
Menangani frustasi dalam upaya peningkatan kecerdasan emosi, yaitu: a) Tetaplah terpusat pada masalahnya bukan pada orangnya.
b) Bertanggung jawablah atas kesalahan anda sendiri
c) Carilah pemecahan yang adil, penuh pertimbangan dan empati
d) Ceritakanlah penderitaan anda tanpa menuduh dan menyalahkan orang lain. e) Dengarkan pendapat orang lain dan berusahalah untuk mengikhlaskan
persoalan yang telah terjadi
f) Memperkuat jati diri dan pengendalian diri serta berusahalah untuk mengambil hikmah terhadap kejadian pahit tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijekaskan bahwa ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi, yaitu memiliki kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri dan dapat bertahan dalam menghadapi frustasi, dapat mengendalikan dorongan-dorongan hati sehingga tidak melebih-lebihkan suatu kesenangan, mampu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak
melumpuhkan kemampuan berfikir seseorang, dan mampu berempati terhadap orang lain dan tidak lupa berdoa.
d. Aspek- aspek Kecerdasan Emosional
Goleman (1996: 57-58) menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional seseorang. Adapun aspek-aspek kecerdasan emosi menurut Goleman (1996: 57-58) yaitu: 1) Mengenali Emosi Diri
Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Orang yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaanya mempunyai kepekaan lebih akan perasaan mereka yang sesungguhnya atas pengambilan keputusan-keputusan masalah pribadi. 2) Mengelola Emosi
Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.
16 3) Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
4) Mengenali Emosi Orang Lain
Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan keterampilan bergaul dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
5) Membina Pengaruh
Seni membina pengaruh, sebagian bessar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan.
Sedangkan menurut Tridhonanto (2009: 5) aspek kecerdasan emosi adalah
diantaranya adalah kecakapan pribadi yakni kemampuan mengelola diri sendiri, kecakapan sosial yakni kemampuan menangani suatu pengaruh, dan keterampilan
sosial yakni kemampuan mengunggah tanggapan yang dikehendaki orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka penelitian ini menggunakan aspek-aspek dalam kecerdasan emosi yang diungkapkan oleh Goleman yang
meliputi mengenali emosi diri, mengenali emosi diri, memotivasidiri, mengenali emosi orang lain dan membina pengaruh dikarenakan aspek-aspek tersebut lebih rinci dan menyeluruh.
2. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Menurut Anik Pamilu (2007: 9) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat
17
“Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan”.
Menurut Semiawan (2005: 16) mengemukakan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan, Utami Munandar (1992: 47) menjelaskan
bahwa:
“Kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam pengaruh dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain, kemampuan berpikir divergen yang membutuhkan pengalaman dalam mengekspresikan dirinya dalam menghasilkan sesuatu yang orisinil dari dirinya sendiri”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan diskontinuitas, yang berdaya guna dalam berbagai bidang
untuk pemecahan suatu masalah.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2004: 44) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar di kategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor-faktor yang
mendukung perkembangan kreativitas belajar adalah:
1) Situasi yang menghadirkan ketidak lengkapan serta keterbukaan.
2) Situasi yang menimbulkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan. 3) Situasi yang mendorong menghasilkan sesuatu.
18
6) Kewibahasaan yang memungkinkan untuk mengembangkan potensi kreativitas secara lebih luas.
7) Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimuli dari lingkungan sekolah dan motifasi diri.
Faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas belajar adalah: 1) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung
resiko atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.
2) Konformitas terhadap teman-teman kelompokmnya dan tekanan sosial.
3) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi dan penyelidikan.
4) Streotif peran seks atau jenis kelamin. 5) Diferensiasi antara bekerja dan bermain. 6) Otoriatarianisme
7) Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas belajar di kategorikan dalam dua kelompok yaitu faktor yang mendukung dan menghambat.
c. Karakteristik Kreativitas Belajar
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2004: 44) mengemukakan karakteristik kreativitas belajar sebagai berikut:
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar. 2) Tekun dan tidak mudah bosan. 3) Percaya diri dan mandiri.
4) Merasa tertantang oleh kemajemukan atau kompleksitas 5) Berani mengambil resiko,
6) Berfikir divergen.
Utami Munandar (1999: 47) mengemukakan ciri-ciri kreativitas antara lain: 1) Senang mencari pengalaman baru.
2) Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit 3) Memiliki inisiatif.
4) Memiliki ketekunan yang tinggi. 5) Cenderung kritis terhadap orang lain.
6) Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya. 7) Selalu ingin tahu.
19 9) Enerjik dan ulet.
10) Menyukai tugas-tugas yang majemuk. 11) Percaya pada diri sendiri.
12) Mempunyai rasa humor. 13) Memiliki rasa keindahan.
14) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi.
Slameto (2010: 45) mengemukakan individu dengan potensi yang kreatif
dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar.
2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 3) Panjang akal.
4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
7) Memiliki dedikasi yang bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. 8) Berfikir fleksibel.
9) Menanggapi petarnyaan yang diajukan serta cenderung memberikan jawaban yang lebih banyak.
10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis. 11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 12) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.
13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik kreativitas belajar siswa dalam penelitian ini merujuk pada teori Slameto (2010: 45) diantaranya adalah hasrat keingintahuan yang cukup besar, bersikap terbuka
terhadap pengalaman baru, panjang akal, keinginan untuk menemukan dan meneliti, cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit, cenderung mencari
jawaban yang luas dan memuaskan, memiliki dedikasi yang bergairah serta aktiv dalam melaksanakan tugas, berfikir fleksibel, menanggapi petarnyaan yang diajukan serta cenderung memberikan jawaban yang lebih banyak, kemampuan
20
memiliki daya abstraksi yang cukup baik, dan memiliki latar belakang membaca
yang cukup luas.
d. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Kreativitas
Menurut Slameto (2010: 148), aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas adalah sebagai berikut:
1) Aspek Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif (kemampuan berpikir) merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang. Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir secara divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
2) Aspek Intuisi dan Imajinasi
Kreativitas berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan. Oleh sebab itu, intuitif dan imajinatif merupakan aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas.
3) Aspek penginderaan
Kreativitas dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderan, yaitu kemampuan menggunakan panca indera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan oleh orang lain.
4) Aspek Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa aspek-aspek yang
mempengaruhi kreativitas adalah aspek kemampuan kognitif, aspek intuisi dan imajinasi, aspek penginderaan, dan aspek kecerdasan emosional.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Istilah prestasi belajar dalam dunia pendidikan menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibahas, karena keberadaannya sangat bermnfaat bagi pendidik,
21
dilakukan terhadap peserta didiknya. Bagi peserta didik pencapaian prestasi
belajar dapat memberi gambaran tentang hasil dari usaha yang telah dilaksanakannya, sedagkan bagi orang tua dengan mengetahui prestasi belajar
peserta didik, maka akan dapat mengetahui tingkat keberhasilan putra-putrinya di sekolah, selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan untuk memberikan dorongan dan pengawasan dirumah. Tentang apa yang dimaksud dengan prestasi belajar
banyak ahli yang memberikan definisi sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang
bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing. Menurut Syah (2004: 216) prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai, yang telah dicapai oleh seseorang dan ditunjukan dalam jumlah nilai
raport atau tes sumatif.
Menurut Sardiman (2001: 55) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja. Sedangkan menurut Nasution (1995: 66) prestasi belajar merupakan petunjuk bagi siswa tentang kemampuannya dalam menguasai materi
pembelajaran yang telah dicapai berupa hasil belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu usaha yang diperoleh melalui keuletan kerja yang
22
b. Cara Mengukur Prestasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar, khususnya untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik pada umumnya digunakan tes hasil belajar atau tes prestasi belajar.
Istilah tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui, atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 1999: 53). Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli
tentang pengertian, tes adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran/ kepalsuan hipotesa nihil yang mengatakan bahwa dianatara
dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak tedapat perbedaan yang signifikan (Sudijono, 1996: 264).
Dari pengertian para ahli tersebut dalam dunia pendidikan dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
memberikan tugas dan serangkaian tugas yang diberikan oleh guru sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkat atau prestasi belajar peserta didik.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu: a) Kecerdasan atau Inteligensi
23
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
b) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
c) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik.
d) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa yaitu:
a) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan
24 b) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang
baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Kaitannya dalam penelitian ini terkait dengan fasilitas serta sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang kurang mendukung salah satunya adalah minimnya
penggunaan dan penyediaan media pembelajaran. c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Pada penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting yang meliputi keadaan keluarga, kepala sekolah, dan lingkungan masyarakat.
B.Penelitian yang Relevan
1. Penelitian oleh Siti Nur Azizah (2015) yang berjudul Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Pengelolaan Kelas Di Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan 2 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal. Hasil penelitian adalah pertama, diperoleh tingkat kecerdasan emosional sebesar 84,98% dan termasuk
25
sederhana pada kolom sig. pada tabel ANOVA diperoleh nilai 0,000 dapat
diartikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional
terhadap pengelolaan kelas. Kedua, besarnya sumbangan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan kelas dapat diperoleh dari uji koefisien determinasi yaitu dilihat pada tabel Model Summary kolom R Square sebesar 0,272 atau 27,2%. 2. Penelitian oleh Fratnya Puspita Dewi (2014) yang berjudul Peningkatan
Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Kelompok B2 Di TK ABA
Keringan Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas anak mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan
melalui kegiatan kolase menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan yang memberikan kebebasan anak untuk bereksplorasi, memilih bahan dan warna yang cocok, bebas menggunting, menyobek, memotong dan
menggulung bahan sesuai dengan keinginannya serta menggunakan alat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan anak. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari kondisi awal kreativitas anak kelompok B2 sebesar 31,25%, kemudian
pada siklus I meningkat menjadi 56,25% dengan menggunakan bahan kertas dan bahan alam, dan meningkat pada silkus II menjadi 81,25% dengan
ditambah bahan menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan kolase dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B2 TK ABA Keringan tahun ajaran 2013/2014. 3. Datuk Eka Yusmanida (2013) dengan judul pengaruh gaya belajar, kreativitas
26
Yogyakarta. Hasil penelitian diketahui bahwa kreativitas, dan kecerdasan
emosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemandirian belajar dengan memiliki nilai Fhitung sebesar 77,513 atau faktor determinasi
sebesar 61,1%.
C.Kerangka Pikir
1. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subyek belajar di dalam suatu
interaksi dengan lingkungannya. Melalui prestasi belajar, siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam belajar. Salah satu cara untuk
meraih prestasi belajar agar menjadi yang terbaik adalah dengan memiliki kecerdasan emosional. Menurut Goleman (2012: 14) kecerdasan emosional adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri
dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu
berempati serta berharap.
Kecerdasan emosional siswa memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda
27
dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Sehingga diduga bahwa terdapat
pengaruh antara kecerdasan emosional dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap.
2. Pengaruh Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kreativitas merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki individu dalam menghadapi era globalisasisaat ini. Menurut Anik Pamilu (2007: 9)
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Kreativitas seseorang dapat
dikembangkan semenjak dini khususnya dalam kaitannya dengan sistem pembelajaran di sekolah dasar. Rendahnya kreativitas siswa di sekolah berpotensi
berkaitan dengan naik turunnya prestasi belajar siswa di sekolah dasar. Peran kreativitas pada seorang individu adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, kreativitas berperan dalam mencapai keberhasilan serta prestasi belajar di sekolah, dimana prestasi belajar merupakan indikator dari hasil pencapaian belajar siswa. Kreativitas merupakan kemampuan siswa untuk
mengolah kembali pelajaran yang diperoleh sehingga dapat memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah dengan menuntut
kelancaran dalam berpikir, keluwesan dalam bersikap, keaslian dalam berpendapat dan mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan. Siswa yang memiliki kreativitas belajar tinggi memiliki kecenderungan mencapai
28
terdapat pengaruh antara kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa Gugus Sultan
Agung, Kedungreja, Cilacap.
3. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa
Kecerdasan emosional dan kreativitas memiliki pengaruh terhadap pretasi belajar siswa gugus Sultan Agung. Kecerdasan emosional mampu melatih
kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan
mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Selain
itu, kreativitas merupakan kemampuan siswa untuk mengolah kembali pelajaran yang diperoleh sehingga dapat memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah dengan menuntut kelancaran dalam
berpikir, keluwesan dalam bersikap, keaslian dalam berpendapat dan mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan.
Uraian di atas sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Datuk
Eka Yusmanida (2013) yang menemukan bahwa kreativitas, dan kecerdasan emosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemandirian belajar.
Sehingga dapat diartikan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosional dan kreativitas belajar tinggi memiliki kecenderungan mencapai prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya siswa yang mempunyai kecerdasan emosional dan
29
siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung,
Kedungreja, Cilacap. Pengaruh antar variabel di atas dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :
Gambar 1. Bagan Hubungan antar Variabel Penelitian Keterangan:
X1 = Variabel Kecerdasan Emosional.
X2 = Variabel Kreativitas
Y = Variabel Prestasi Belajar.
= Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa sekolah dasar gugus Sultan Agung.
Pengaruh Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa sekolah dasar gugusSultan Agung.
= Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Siswa sekolah dasar gugusSultan Agung.
D.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dan kreativitas siswa secara
bersama-sama dengan prestasi belajar siswa Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap.
2. Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa
Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap.
3. Terdapat pengaruh antara kreativitas siswa dengan prestasi belajar siswa Gugus
Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap. X1
X2
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah “keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat dijawab” (Hasan, 2002: 31). Penelitian ini merupakan penelitian Ex Post Facto. Sugiyono (2012: 7) mengemukakan bahwa “penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”.
B.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah siswa menjalani ujian semester genap tahu ajaran 2015/2016 dan dilakukan di Cilacap tepatnya di SD Negeri se-gugus
Sultan Agung Desa Tambaksari, Kecamatan Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
C.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se-gugus Sultan
31 Tabel 1. Daftar SD se-gugus Sultan Agung
No Nama Sekolah Alamat
1. SD Negeri Tambaksari 01 Jl. Madraji No. 16 Tambaksari,Kedungreja 2. SD Negeri Tambaksari 03 Jl. Kayim M. Rusdi Rt07/04 Tambaksari,
Kedungreja
3. SD Negeri Tambaksari 04 Jl. Citanduy Raya Tambaksari, Kedungreja 4. SD Negeri Tambaksari 05 Jl.Madraji No.01 Tambaksari, Kedungreja 5. SD Negeri Tambaksari 06 Jl.Untung Harjo Sugondo No. 53
Tambaksari, Kedungreja
6. SD Negeri Tambaksari 07 Jl.Rangkasan No.01 Klepusari, Tambaksari, Kedungreja
Sember: Data UPT Kedungreja 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 81). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada di dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 82). Ukuran sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui perhitungan dengan rumus Isaac dan Michael. Tabel 2. Daftar Keadaan Siswa kelas 5 SD se-gugus Sultan Agung
No Nama Sekolah Jumlah Siswa
1. SD Negeri Tambaksari 01 49
32
Berdasarkan tabel Isaac dan Michael untuk jumlah populasi sebanyak 172 siswa maka jumlah sampel idealnya adalah sebanyak 120 siswa. Alasan digunakannya jumlah sampel sebanyak 120 siswa supaya semua kelas terwakili
menjadi sampel, dan sisanya sebanyak 52 siswa lainnya akan digunakan peneliti sebagai sampel uji coba sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya. Adapun cara perhitungan jumlah sampel berdasarkan tabel Isaac dan Michael
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 3. Daftar Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa jumlah sampel ideal yang digunakan
dalam penelitian ini berdasarkan tabel Isaac dan Michael adalah sebanyak 120 siswa.
D.Variabel Penelitian
Variabel menurut Sugiyono (2011: 38) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
33
terbagi menjadi beberapa macam. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen dan variabel independen.
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel independen yaitu :
a. Kecerdasan Emosional (X1)
Kecerdasan emosional adalah salah satu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi dirinya maupun
orang lain yang berguna unttuk menentukan perilakunya
b. Kreativitas (X2)
Kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen seseorang dan
produk baru yang diciptakan tersebut berbeda dengan hasil pemikiran orang lain atau yang sudah ada.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39). Dalam penelitian ini
terdapat satu variabel dependen yaitu prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang dipengaruhi
34
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis (Arikunto, 2007: 101). Instrumenyang digunakan dalampenelitianini adalah lembar angket. Lembar angket dalam penelitian ini yaitu 2 lembar untuk siswa yang terdiri dari lembar untuk mengukur kecerdasan emosional siswa dan
lembar untuk mengukur tingkat kreativitas siswa. Berikut merupakan kisi-kisi lembar skala yang diadopsi dari skripsi Arif Mohammad Ammar (2009) :
Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Skala Kecerdasan Emosional Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item
Kecerdasan Emosional
Emosi Internal
Mengenali emosi diri 4,7, 14, 17 Mengelola emosi diri 1,8,11, 18 Memotivasidiri sendiri 6,12,15, 19
Emosi Eksternal
Mengenali emosi orang
lain 3,9, 16, 20
Membina pengaruh 2,5,10,13
Jumlah 13 item
Tabel 5. Kisi-kisi Lembar Skala Kreativitas Siswa
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor
Kreativitas
Rasa ingin tahu yang tinggi
1. Aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
1,4
2. Ingin selalu mencoba terlebih dahulu
2. Terbuka akan hal/ilmu baru 12,20 3. Tak segan untuk
2. Memperhatikan hal-hal detil 15,16,18,21
Ulet 1. Berusaha menemukan cara belajar yang efektif
5,10
35
Skala pengukuran yang digunakan dalam lembarangket ini adalah
menggunakan skala empat dengan pilihan jawaban yang disediakan adalah selalu (SL), jarang (JR), kadang-kadang (KDG) dan tidak pernah (TP). Berikut bobot
pernyataan kecerdasan emosional dan kreativitas siswa: Tabel 6. Bobot Pernyataan Lembar Skala
Jenis Pertanyaan Jenis Jawaban Skor
Positif
Tidak Pernah 1
Kadang-kadang 2
Jarang 3
Selalu 4
Kisi-kisi instrumen bertujuan agar penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah dikontrol dan dikoreksi. Instrumen yang akan disusun adalah
instrumen nontest untuk mengukur tingkat kecerdasan emosional dan kreativitas siswa dan bersifat positif.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Suatu instrumen dapat dikatakan baik apabila dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut secara relevan terhadap variabel yang akan
diungkapkan (valid) dan dapat mengukur secara konsisten apabila instrumen tersebut diujikan pada waktu yang berbeda (reliabel). Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil
penelitian akan menjadi valid dan reliabel. 1. Uji Validitas
36
� = � −( ) ( )
� 2− 2 � 2− 2
Keterangan:
� = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y
N = Jumlah responden
= Total perkalian skor item dan total
= Jumlah skor butir soal
= Jumlah skor total
2 = Jumlah Kuadrat skor butir total
2 = Jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2006:170)
2. Uji Reliabilitas
Merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut :
�11 =
�
� −1 1− ��2
�2�
Keterangan :
�11 = Reliabilitas instrumen
� = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
��2 = Jumlah varian butir soal
�2� = Jumlah varian total (Arikunto, 2006: 196)
37
menginterpretasikan hasil uji coba instrumen menggunakan pedoman sebagai
berikut:
Tabel 7. Interpretasi nilai r
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan pada 30 siswa dengan jumlah butir pernyataan pada
variabel kecerdasan emosional sebanyak 20 butir pernyataan dan pada variabel kreativitas sebanyak 21 butir pernyataan. Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas permasing-masing variabel dalam penelitian ini.
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional
38
Butir_18 0,710 0,361 Valid
Butir_19 0,657 0,361 Valid
Butir_20 0,497 0,361 Valid
Uji coba instrumen menggunakan program SPSS versi 13.00 for windows. Syarat sebuah instrumen dikatakan valid apabila nilai rhitung lebih besar dari nilai
rtabel. Hasil uji validitas pada variabel kecerdasan emosional menunjukkan bahwa
dari 20 butir pernyataan terdapat satu butir soal yang dinyatakan tidak valid atau gugur karena nilai rhitung < rtabel sebesar 0,361 pada n=30 yaitu terletak pada butir
soal nomor 9 dan nomor 12. Sedangkan sisanya sebanyak 18 butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel sebesar 0,361 pada n=30.
Tabel 9. Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas
39
Hasil uji validitas pada variabel kreativitas menunjukkan bahwa dari 21
butir pernyataan diketahui bahwa terdapat satu butir soal yang dinyatakan tidak valid atau gugur karena nilai rhitung < rtabel sebesar 0,361 pada n=30 yaitu terletak
pada butir soal nomor 4. Sedangkan sisanya sebanyak 20 butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel sebesar 0,361 pada n=30.
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Reliabilitas Ket.
Kecerdasan
Emosional 0,911 Reliabel
Kreativitas 0,927 Reliabel
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha pada variabel kecerdasan emosional sebesar 0,911 dan pada variabel kreativitas sebesar
0,927. Berdasarkan koefisien reliabilitas dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,911 dan 0,927 lebih besar dari 0,6 maka seluruh variabel
dalam penelitian memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam penelitian.
G. Analisis Deskriptif 1. Mean, Median, Modus
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang dijadikan
40
2. Tabel Kategorisasi
Deskripsi selanjutnya adalah melakukan pengkategorian skor yang diperoleh dari masing-masing variabel. Uji kecenderungan digunakan untuk
mengetahui gambaran umum dari masing-masing variabel bebas dalam penelitian. Cara pengkategorian skor yang diperoleh dari masing-masing variabel.
Tabel 11. Tabel Kategorisasi
Interval Kecenderungan Prestasi Belajar Siswa 81 – 100
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas sebaran skor menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov.
b. Uji linearitas
Digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dikatakan suatu variabel linier apabila harga F hitung lebih
kecil atau sama dengan F tabel maka pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linier, sebaliknya jika harga F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel maka pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel
41
c. Uji multikolinearitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas memiliki pengaruh yang sama tinggi atau tidak. Dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas apabila angka toleransi dari variabel bebas mempunyai nilai toleransi lebih dari 10% dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10.
d. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak
samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Kriteria terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah jika
signifikansinya < 0,05. Berarti bahwa penelitian dapat dilanjutkan apabila signifikansinya lebih besar dari 0,05.
e. Uji Hipotesis 1) Uji Regresi
Uji regresi bertujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh secara parsial maupun simultan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan analisis koefisien determinasi.
Adapun uraiannya sebagai berikut.
a) Uji Regresi Berganda (Uji F)
Menurut Ghozali (2011: 45), dalam penelitian ini “uji F digunakan