• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 3 Getasan T1 132009032 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sebagai

sarana pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan

sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung

pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah

pendidikan yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki

siswa sehingga benar-benar selaras dengan program pembangunan nasional

dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Sebagai salah satu wahana yang dijadikan penyiap individu

berkualitas adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang bertujuan untuk

memberikan bekal kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang

diperoleh di SD, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti

pendidikan menengah. Sekolah sebagai salah satu proses pembelajaran

pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara

optimal untuk melahirkan anak didik yang berkualitas. Dalam keberhasilan

suatu proses belajar mengajar dipengaruh oleh beberapa faktor, yaitu faktor

yang berasal dari luar diri siswa: guru, sarana dan prasarana, dan juga

dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri seperti

motivasi belajar. Hal ini sangat berpengaruh dan cenderung merupakan faktor

(2)

Seperti halnya siswa kelas VIII SMP N 3 Getasan, setelah penulis

melakukan observasi dan wawancara dengan salah satu mata pelajaran di

SMP tersebut maka penulis bertekat untuk melakukan penelitian di kelas VIII

SMP N 3 Getasan. Dikarenakan siswa-siswa kelas VIII SMP N 3 Getasan

sangat minim sekali motivasi belajarnya. Kebanyakan mereka lebih asik

bermain, pacaran, dan membantu orang tua mencari rumput diladang. Karena

pada umumnya siswa-siswa SMP N3 Getasan berasal dari pedesaan.

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun

1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer

dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas

emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan (dalam Amalia, 2004).

Menurut Goleman (2001) kecerdasan emosional adalah kemampuan

mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan

memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada

diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

Salovey & Mayer (dalam Stein & Book, 2002) mengemukakan

kecerdasan emosional adalah kualitas emosi untuk meraih sukses, yaitu

empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah,

kemandirian, menyesuaikan diri, berdiskusi, memecahkan masalah antar

pribadi, tekun, setia kawan, sikap hormat. Sebuah model pelopor lain tentang

kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-on seorang ahli psikologi Israel,

yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan

(3)

berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (dalam Urni

Babys, 2010).

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2008: 73-74) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

"feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari

pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga

elemen/ciri pokok dalam motivasi, yakni a) motivasi itu mengawali terjadinya

perubahan energi pada diri setiap individu manusia, b) motivasi ditandai

dengan munculnya rasa/ afeksi seseorang, c) motivasi akan dirangsang karena

adanya tujuan. Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa

motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada

diri manusia, dan ini berkaitan dengan gejala kejiwaan seperti perasaan dan

juga emosi yang kemudian merangsang atau mendorong individu untuk

melakukan sesuatu.

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam

diri sendiri yang dikenal sebagai motivasi intrinsik, dan dari luar diri

seseorang yang dikenal sebagai motivasi ekstrinsik. Menurut Uno (2009: 23)

motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan

keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan

cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan

belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Baik motivasi

(4)

dalam aktivitas belajar siswa, sebab dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, sehingga menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Tidak ada seorang pun

yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan

belajar. Seorang siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak

mungkin akan melakukan aktifitas belajar.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Kekuatan mental

itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita- cita. Dengan demikian,

maka diharapkan dengan adanya motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat

memberikan arti penting dalam meraih suatu tujuan belajar secara optimal.

Masalah kecerdasan emosional dalam kaitannya dengan motivasi belajar

merupakan masalah yang menarik sehingga banyak penelitian yang muncul.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung Cahyo (2006)

menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional dari 97 siswa kelas X Teknik

Kendaraan Ringan SMK PIRI I Yogyakarta memperoleh skor rata-rata

156,25 dengan skor minimum 133 dan maximum 186 sedangkan untuk

motivasi belajar memperoleh skor rata-rata 95,34 dengan skor minimum 79

dan skor maximum 111 dan kesimpulan berikutnya terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada

(5)

Penelitian yang dilakukan oleh Luqman (2007) yang dilakukan pada

mahasiswa psikologi UIN Malang yang berjumlah 60 menunjukkan bahwa

sebagian besar mahasiswa memiliki kecerdasan emosi dan motivasi belajar

menengah (sedang). Dan korelasi dua variabel r xy = 0,847 yang berarti

terdapat hubungan yang positif antara kecedasan emosi dan motivasi belajar.

Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas maka penulis tertarik

meneliti tentang “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan motivasi

belajar siswa kelas 8 SMP N 3 Getasan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara

“Kecerdasan Emosional dengan motvasi belajar Siswa kelas VIII SMP N 3

Getasan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi Hubungan

Kecerdasan Emosional dengan motivasi belajar Siswa kelas VIII SMP N 3

(6)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi peneliti selanjutnya

yang berhubungan dengan penelitian kuantitatif ini tentang hubungan

antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar, sehingga

hasilnya akan luas dan mendalam.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

informasi dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa untuk

menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam upaya menyelesaikan laporan ini. Penulis menggunakan

sistematia sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini meliputi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori mengenai kecerdasan

(7)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek penelitian, definisi

operasional, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba alat ukur,

dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi Izin Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data, Uji

Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian.

Bab V Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Dari data sebaran frekuensi di atas terlihat bahwa perilaku agresif yang dimiliki siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono dapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan emosi siswa- siswi

tinggi berarti ia memiliki motivasi untuk meraih sukses yang lebih kuat.. daripada motivasi untuk menghindari kegagalan, begitu

Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional dan motivasi belajar pada diri siswa sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi belajar yang dimiliki

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar melalui penerapan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral yaitu

Memberikan pengalaman langsung pada siswa sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman tentang pentingnya kecerdasan emosional dan motivasi belajar

Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan positif signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2

a. Minat belajar mahasiswa rendah akibat kurang adanya motivasi untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik. Minat belajar mahasiswa rendah karena kurangnya pengetahuan

grafik hasil belajar meningkat maka ada motivasi pada diri siswa untuk. terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya