1
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Dinas Pengelola Pasar
Kota Surakarta berdiri sejak tahun 1745 dan dijadikan Ibukota kerajaan penerus tahta Kerajaan Mataram (Kasunanan dan Mangkunegaran), sejak awalnya juga memiliki banyak pasar. Baik di wilayah Kasunanan maupun Mangkunegaran berdiri berbagai banyak pasar tradisional yang dimaksudkan sebagai tempat aktivitas ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan perdagangan di Surakarta sekitar akhir abad XIX mengalami kemajuan yang sangat besar terutama komoditas pertanian, perkebunan dan batik. Dalam perjalannnya, sejak kemerdekaan perkembangan pasar tradisional telah menjadi semakin besar. Pedagang terus bertambah jumlahnya seiring dengan berbagai kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dan semakin komplek. Keadaan ini kiranya telah menjadi perhatian Pemerintah untuk membenahi sarana dan prasarana pasar tradisional di Surakarta.
Pasar tradisional selalu menjadi perhatian Pemerintah Kota Surakarta. Dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta 2010-2015, Pemerintah Kota Surakarta menempatkan program revitalisasi pasar tradisional dengan
meningkatkan sarana dan prasarana, menejemen pengelolaan maupun tata kelola para pedagang sebagai prioritas utama.
Komitmen Pemerintah Kota Surakarta untuk meningkatkan daya saing pasar tradisonal tidak diragukan lagi. Berbagai program dilakukan guna mewujudkan pasar tradisional sebagai tempat utama bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sampai dengan tahun 2013, sebanyak 19 bangunan pasar tradisional telah diperbaharui kembali. Jumlah itu akan terus bertambah di waktu yang akan datang.
Demikianlah cerita singkat tentang Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta hingga tahun 2015 menaungi 43 pasar tradisional yang mempunyai keunikan, cerita panjang yang pada akhirnya melahirkan eksistensinya sebagai pasar dan saksi yang membentuk Kota Surakarta serta memberi kontribusi yang sangat besar kepada masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar pasar maupun Surakarta pada umumnya.
2. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta a. Tugas Pokok
1) Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang pengelolaan pasar.
2) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Walikota selaku Kepala Daerah.
b. Fungsi
1) Perumusan kebijakan teknis,pemberi bimbingan dan pembinaan terhadap urusan los/kios pasar, pendapatan pasar, kebersihan dan pemeliharaan pasar.
2) Pemberian perizinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota sebagai Kepala Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Pelaksanaan sesuai tugas pokoknya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Pengawasan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota Kepala Daerah Tingkat II Surakarta.
3. Visi dan Misi a. Visi
Terwujudnya citra pasar yang bersih, tertib dan aman bertumpu pada perekonomian kota.
b. Misi
1) Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha.
Tujuan: Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada pedagang dan masyarakat.
Sasaran: Tersedianyaa lahan usaha bagi pedagang atau pengusaha dalam meningkatkan kesejahteraan.
2) Meningkatkan ketertiban dan keamanan pasar.
Tujuan: Memberikan kondisi dan situasi pasar yang bersih, tertib, aman, dan nyaman bagi pengguna pasar.
Sasaran: Terciptanya kondisi dan situasi pasar yang bersih, tertib, aman, dan nyaman.
3) Meningkatkan pelayanan kepada pedagang.
Tujuan: Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pasar yang memadahi.
Sasaran: Tersedianya saran, prasarana dan fasilitas pasar yang memadahi.
4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya Manusia (SDM).
4. Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar 1) Kepala Dinas, membawahkan:
1) Sekretariat:
a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. b) Subbagian Keuangan.
c) Subbagian Umum dan Kepegawaian. 2) Dinas Pendapatan Pasar:
a) Seksi Pendapatan dan Penetapan. b) Seksi Penagihan dan Penerimaan.
c) Seksi Pembukuan.
3) Sub Dinas Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar: a) Seksi Peralatan dan Kebersihan.
b) Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar. c) Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar. 4) Sub Dinas Pengawasan dan Pembinaan
a) Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang. b) Seksi Keamanan dan Penertiban.
c) Seksi Pengawasan Pedagang.
5) Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima:
a) Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima. b) Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima.
6) Kelompok Jabatan Fungsional 5. Uraian Tugas Jabatan Struktural
Deskripsi Jabatan Dinas Pengelolaan Pasar Uraian tugas masing-masing bagian pada Dinas Pengelolaan Pasar antara lain sebagai berikut:
a. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar
Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan
tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.
Untuk melaksanakan tugas sekretariat mempunyai fungsi:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang keuangan. 3) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasi penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan dibidang umum dan kepegawaian.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat membawahkan: 1) Subbagian Perencanaan
Subbbagian Perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
2) Subbagian Keuangan
Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang keuangan meliputi: pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan akuntansi di lingkungan Dinas.
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi: pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tata laksana ketatausahaan, rumah tangga, dan perlengkapan di lingkungan Dinas.
c. Bidang Pendapatan Pasar
Bidang Pendapatan Pasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, penagihan dan penerimaan, serta pembukuan.
Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pendapatan Pasar mempunyai fungsi:
1) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pendataan dan penetapan.
2) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang penagihan dan penerimaan.
3) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pembukuan.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pendapatan pasar membawahkan: 1) Seksi Pendatan dan Penetapan
Subbagian Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, meliputi: pendataan dan penetapan retribusi pasar dan PKL, pengaturan dan pembagian kios, los, perijinan, dan hak penempatan pedagang.
2) Seksi Penagihan dan Penerimaan
Subbagian Penagihan dan Penerimaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan dan penerimaan, meliputi: penagihan dan penerimaanretribusi pasar dan PKL, serta penyusunan laporan perhitungan pendapatan pasar dan PKL.
3) Seksi Pembukuan
Subbagian Pembukuan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembukuan, meliputi: melakukan pembukuan semua hasil penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan PKL. Penyiapan data secara periodik penerimaan dan tunggakan retribusi pasar dan PKL. d. Bidang Kebersihan dan Pemelihaaran Pasar
Bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijkaan teknis di bidang peralatan kebersihan, pemeliharaan fasilitas pasar, dan pemeliharaan bangunan pasar.
Untuk melaksanakan tugas, Bidang Kebersihan dn Pemeliharaan Bangunan pasar mempunyai tugas:
1) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang peralatan dan kebersihan.
2) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan pasar. 3) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan bangunan pasar.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar, membawahkan: 1) Seksi peralatan dan Kebersihan
Seksi peralatan dan kebersihan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang peralatan dan kebersihan, meliputi: penyediaan peralatan, pengaturan penggunaannya, pengawasan serta perbaikan sarana dan prasarana pasar.
2) Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar
Seksi Pemeliharaan Fasalitas mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan fasilitas pasar, meliputi pengelolan fasilitas, menyusun jadwal pengawasan dan perbaikan serta pemeliharaan pasar.
3) Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar
Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemeliharaan bangunan pasar, meliputi: pengelolaan bangunan, menyusun jadwal pengawasan dan pengelolaan bangunan serta perbaikan dan pemeliharaan bangunan pasar.
e. Bidang Pengawasan dan Pembinaan
Bidang Pengawasan dan Pembinaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakaan teknis di bidang
pemberdayaan dan pembinaan pedagang, keamanan dan ketertiban serta pengawasan pedagang.
Untuk melaksanakan tugas, bidang pengawasan dan pembinaan mempunyai fungsi:
1) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang.
2) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang keamanan dan ketertiban.
3) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pengawasan pedagang. 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pengawasan dan Pembinaan membawahkan: 1) Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang, meliputi: perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar.
2) Seksi Keamanan dan Ketertiban
Seksi Keamanan dan Ketertiban mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang keamanan dan ketertiban, meliputi: kegiatab keamanan, ketertiban, menyusun jadwal dan membentuk satuan penertiban serta patroli pasar.
3) Seksi Pengawasan Pedagang
Seksi Pengawasan Pedagang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang seksi pengawasan pedagang, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pengawasan pedagang pasar.
f. Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakaan teknis di bidang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima, serta pengendalian pedagang kaki lima.
Untuk melaksanakan tugas, bidang pengelolaan pedagang kaki lima mempunyai fungsi:
1) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima.
2) Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pengendalian pedagang kaki lima.
3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima membawahkan: 1) Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima
Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima, meliputi: penyiapan bahan petunjuk teknis penempatan, rekomendasi penempatan, dan penyuluhan kepada pedagang kaki lima. 2) Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima
Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian pedagang kaki lima, meliputi: penyiapan bahan petunjuk teknis pengendalian mengenai kualitas dan kuantitas pedagang kaki lima.
Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Dinas Pengelola Pasar menurut Peraturan Daerah 14 Tahun 2011 dapat dilihat dalam gambar berikut:
BAGAN ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN PASAR LAMPIRAN VIA : PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA
KOTA SURAKARTA NOMOR : 14 TAHUN 2011
TANGGAL : 15 Desember 2011
SEKRETARIAT Drs. SUPRAPTO, MM Pembina Tk. I /19610902 199303 1 001
SUBBAGIAN SUBBAGIAN
KEUANGAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
HELENA HARTININGSIH, SH ENDANG SRI REJEKI, SE, MM Pembina/19680618 199303 2 011 Penata Tk. I/19581007 198002 2 001 Penata Tk. I/19630520 198609 2 002
BIDANG BIDANG PENGELOLAAN
PENDAPATAN PASAR PEDAGANG KAKI LIMA
SIGIT PRAKOSO, S.Sos, MM BAMBANG JENDRO H, SH, MM Dra. BUDIAJI KRISTIANAWATI , MH Drs. HERY MULYONO, MM. Pembina/19611106 198503 1 007 Pembina/ 19590727 199003 1 005 Pembina/19650903 199203 2 011 Pembina/19660621 199303 1 005
SEKSI PENDATAAN DAN SEKSI PENATAAN DAN
PENETAPAN PEMBINAAN PEDAGANG
BAMBANG YUNIANTO, SE, MM. KAKI LIMA
Penata/ 19690612 199112 1 002 BAMBANG WIBOWO AL. DIDIK ANGGONO HKS, S.Hut, MSi.
Pembina/19611110 199503 1 002 Penata Tk. I / 19590123 198503 1 005 Penata Tk. I /19680908 199603 1 003 SEKSI PENAGIHAN DAN
PENERIMAAN SEKSI PENGENDALIAN
TAUFIK SURYADHARMAWAN, SE, MM. PEDAGANG KAKI LIMA
Pembina/ 19680118 199301 1 002 BAGUS HERUDOYO M, SH, MH. AMINTO, SH
Penata/19790515 200312 1 004 Pembina/19620717 198402 1 002 Penata/ 19700101 199309 1 001 WALIKOTA SURAKARTA
SEKSI ttd
PEMBUKUAN SURATMI, SH, M.Si
Penata/19670413 199303 2 003 Pembina/19580420 198503 1 014 Dra. CORINA ENDANG PUJI ASTUTI FX. HADI RUDYATMO
Pensiun TMT 01-05-2016 Penata Tk. I / 19640303 199203 2 008
PENGAWASAN PEDAGANG Ir. SUHARDI, MM
SEKSI PERALATAN SEKSI PEMBERDAYAAN
SEKSI DAN KEBERSIHAN PASAR DAN PEMBINAAN PEDAGANG
KUSMANTO, SH
SEKSI PEMELIHARAAN SEKSI KEAMANAN
FASILTAS PASAR DAN KETERTIBAN
JOKO SARTONO, ST
SEKSI PEMELIHARAAN BANGUNAN PASAR
DAN PEMELIHARAAN PASAR PEMBINAAN PEDAGANG SUBBAGIAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ERNI SUSIATUN, SH, MSi.
BIDANG KEBERSIHAN BIDANG PENGAWASAN DAN KEPALA
Drs. SUBAGIYO, MM Pembina Utama Muda/19590520 198003 1 010
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Sumber: Dinas Pengelola Pasar
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pengelola Pasar
B. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia saat ini sedang melaksanakan berbagai program pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut diperlukan dana dalam rangka membiayai pembangunan.
Dana tersebut bersumber dari penerimaan negara yaitu: pajak, retribusi, bea cukai maupun hasil perusahaan negara. Seiring dengan perkembangan reformasi di Indonesia, pembangunan nasional lebih menekankan pada prinsip demokrasi yaitu rakyat diberikan keleluasaan dalam menentukan arah pembangunan, sedangkan pemerintah hanya sebagai pelaksana program-program pembangunan. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan maka dalam penjelasan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi dan daerah daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.
Hal ini merupakan landasan untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggungjawab kepada daerah. Otonomi daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri dan tidak bergantung subsidi pusat. Otonomi daerah sudah diberlakukan di Indonesia dengan melalui Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999
mengenai Pemerintah Daerah. Pada tahun 2004, Undang –Undang Nomor 22 Tahun 1999 menegenai Pemerintah Daerah sudah dianggap tidak sesuai dengan adanya perkembangan keadaan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, sehingga sudah digantikan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengeani Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 samapai saat ini sudah banyak mengalamu perubahan, terakhir kali adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Mengenai Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Mengenai Pemerintah Daerah.
Hal ini dijadikan kesempatan yang baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya untuk melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah masing-masing. Maju dan tidaknya suatu daerah ditentukan oleh kemampuan serta kemauan dalam melaksanakannya. Pemerintah daerah dapat bebas berkreasi dalam rangka membangun daerahnya masing-masing, tentu saja masih tidak melanggar dengan perundang-undangan yang berlaku.
Otonomi daerah memerlukan suatu kewenangan dan kemampuan menggali sumber-sumber keuangan yang dimiliki oleh daerah itu sendiri. Kewenangan ini dilaksanakan dengan memperhatikan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah serta antara provinsi dan kabupaten.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengisyaratkan bahwa pemerintah daerah dalam mengurus rumah
tangganya sendiri diberikan sumber-sumber pendapatan atau penerimaan keuangan daerah untuk membiayai seluruh aktivitas dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat secara adil dan makmur.
Sesuai Pasal 5 UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keungan antara pusat dan daerah dalam pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa sumber pendapatan daerah dalam rangaka pelaksanaan desentralisasi terdiri dari : 1) Pajak Daerah, 2) Retribusi Daerah, 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan 4) Lain-Lain PAD yang Sah.
Dari beberapa sumber pendapatan asli daerah di atas, pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan yang potensial, dalam arti mampu memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap pendapatan asli daerah. demikian pula bagi Pemerintah Kota Surakarta, sektor pajak merupakan salah satu penerimaan yang memberikan sumbangan besar terhadap pendapatan asli daerah Kota Surakarta.
Retribusi daerah adalah merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ada beberapa pendapat mengenai pengertian retribusi daerah. Menurut Mardiasmo (2011:100), retribusi adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat sebagai pembayaran atas pemanfaatan jasa atau fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
Paksaan disini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik dari pemerintah, dia tidak akan dikenakan iuran itu, misalnya retribusi pasar, parkir dan sebagainya, jadi dengan kata lain
retribusi adalah pungutan yang dikaitkan secara langsung dengan balas jasa yang diberikan oleh pemerintah kepada pembayar retribusi tersebut.
Retribusi pasar di wilayah kota Surakarta merupakan sumber potensial daerah, mengingat pasar yang ada di kota Surakarta berjumlah 43 pasar dan secara keseluruhan merupakan pasar yang beroperasi setiap hari dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah kota Surakarta. Oleh karena itu, maka pemungutan retribusi pasar pun juga dilakukan setiap hari, sehingga pemasukan bagi keuangan daerah dari retribusi pasar juga setiap hari. Dalam penarikan retribusi diperlukan kerjasama yang baik antara petugas pasar dan para pedagang pasar. Serta diperlukan juga kejujuran dan kedisiplinan petugas dalam penarikan retribusi agar benar-benar tersalurkan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan di kota Surakarta.
Dari 43 pasar yang ada di Surakarta, pasar Gede menjadi salah satu pasar tersebar dan juga menjadi ikon di kota Surakarta. Pasar Gede dapat menampung pedagang sebesar 1031 pedagang. Dengan jumlah pedagang yang cukup besar Pasar Gede akan menghasilkan retribusi yang besar pula. Dengan adanya berbagai hal akan disampaikan dalam penarikan retribusi pasar diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul ‘’KONTRIBUSI DAN POTENSI RETRIBUSI PELAYANAN PASAR GEDE SEBAGAI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA (TAHUN 2012 – 2015)’’
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kontribusi retribusi pelayan pasar di Pasar Gede terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Surakarta ?
2. Bagaimana potensi retribusi pelayanan pasar ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kontribusi retribusi pelayanan pasar Gede terhadap Pendapatan asli Daerah (PAD) kota Surakarta.
2. Untuk mengetahui besarnya potensi retribusi pelayanan pasar Gede kota Surakarta
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis
Sebagai sarana untuk mempraktekan ilmu perpajakan dan retribusi yang diperoleh selama dibangku kuliah khususnya retribusi pelayanan Pasar Gede.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Memberikan rekomendasi atau masukan dalam upaya peningaktan kualitan kontribusi Retribusi pelayanan Pasar Gede. Digunakan
sebagai evaluasi retribusi pasar di Kota Surakarta dan untuk menentukan Kebijakan yang diperlukan.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi pembaca sebagai bahan masukan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.