Judul Buku : Keagungan Sapi Menurut Weda
Penulis : Made Darmayasa
Pengantar Buku : Drs. Ketut Wiana
Penerbit : Pustaka Manikgeni, 1993 viii + 135 hlm. 19cm Bibliografi
Indeks.
ISBN 979-8506-01-4
Sapi Binatang Utama
Hampir setiap orang Hindu yang sungguh-sungguh mendalami spiritual Hindu, amat berpantang makan daging sapi atau daging lembu.bakan banyak pula diantara rohaniawan Hindu sama sekali tidaj makan daging dari segala jenis binatang atau menempuh hidup vegetarian.1
Mereka yang tidak memakan daging sapi, bukan menganggap sapi itu haram atau binatang yang jelek. Tetapi mereka sangat menghormati sapi itu. Hindu memiliki tiga dimensi yang mana untuk mendapatkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam lingkungannya, antara manusia dengan sesamanya dan keharmonisan yang tertinggi adalah keharmonisan manusia dengan Tuhan yang Maha Esa.2
Dalam Bhagavadgita III. 10, diisyaratkan adanya hubungan timbal balik berdasarkan yadnya atau prajapati, Praja, dan Kamadhuk. Prajapati adalah Tuhan sebagai Raja Alam Semesta. Praja adalah manusia yaitu makhluk hidup yang paling lengkap. Kamadhuk dalam Bhagavadgita adalah sapi, mithos milik dewa Indra yang mampu memenuhi segala keinginan yang dikehendaki oleh manusia. Sapi dalam mitos Hindu banyak digunakan dalam simbol alam semesta, atau simbol bumi.3 1. Sebuah pengantar oleh Drs. Ketut Wiana dalam bukunya Darmayasa, Keagungan Sapi Menurut Weda, (Jakarta: Pustaka Manikgeni, 1993), h. 1.
2. Ibid., h. 1. 3. Ibid., h. 2.
Swami Suka Dewananda mengatakan bahwa sapi itu lambang Weda dalam kitab upanisad dan kitab sastranya.4 Dalam konsep Tri Murti sapi kembali diwujudkan dalam lembu Nandini sebagai wahana dari Dewa Siwa. Dalam hal tempat, sapi memiliki tempat yang tersendiri dan amat
mulia, dijadikan lambang wahana Dewa Siwa, jiwa alam semesta.5
Dalam Upacara Pitra Yadnya, terutama bagi umat Hindu di Bali, lembu juga mendapat tempat yang amat terhormat sebagai lambang keagamaan. Seperti dalam Ngaben, yaitu upacara Pitra Yadnya yang pertama, lembu menjadi sarana upacara yang amat penting tempat pembakaran jenazah. Dalam tahap kedua Pitra Yadnya (Nyekah atau Memukur) lembu juga digunakan kembali sebagai simbol upacara Atma Wedana dalam tingkatan yang lebih besar (utama).
Di dalam kitab Purana dan Itihasa, lembu atau sapi itu disebut Kamadhenu, juga disebut Nandhini dan Surabi.6 Dalam kenyataan di tengah-tengah masyarakat, ada dua alasan utama kenapa umat Hindu berpantang makan daging sapi, yaitu: 1. Karena sapi atau lembu itu diagungkan oleh Kitab suci Hindu, karena sebagai
binatang suci lambang alam semesta, stana sesungguhnya Tuhan yang Maha Esa.7
2. Sebagai perwujudan ajaran Ahimsa. Ahimsa yang berarti tidak membunuh dan tidak boleh melakukan kekerasan.8
Sapi Dalam Catur Weda
Gavah visvasyah matarah berarti bahwa sapi adalah ibu seluruh dunia. Berdasarkan satu kalimat itu saja, menurut Darmayasa, mestinya seluruh dunia 4. Ibid., h. 2.
5. Ibid., h. 4.
6. Dalam Bhasa Bharata dan Aryanaka Parwa dijelaskan bahwa Kamadhenu atau Lembu Nandhini adalah ibu pertama dari semua ternak. Kamadhenu yang juga disebut Surabi disebutkan sebagai dewi kekuatan dan kecakapan yang dapat memberikan susu kepada para Dewa dan Resi. Purana tersebut menegaskan semua ternak yang ada sekarang adalah keturunan dari Kamadhenu. Hal ini
bersedia menghentikan pembunuhan terhadap sapi. Tetapi apa daya, pengaruh zaman Kali atau zaman kegelapan begitu kuat, bahwa orang-orang kewalahan mengendalikan dorongan lidah dan perut.9 Dalam buku kecilnya itu beliau berusaha mengumpulkan berbagai sumber terpercaya tentang keagungan dan kemuliaan sapi. Dengan demikian orang-orang semakin memahami pentingnya menghormati sapi, tidak memakan daging sapi, dan menghentikkan pembunuhan sapi yang tidak berdosa.
Kitab suci Weda dikenal sebagai kitab suci yang anadi-ananta (tanpa awal tanpa akhir), berisikan segala penjelasan tentang alam semesta, tentang bagaimana hidup di alam semesta ini semua terdapat dalam kitab Weda. Ada dua pengertian Weda, yaitu:
1. Catur Weda: Rg Weda, Sama Weda, Yajur Weda, dan Atharwa Weda.
2. Seluruh literatur Weda. Bila orang menyebut Weda, pengertian yang lebih umum adalah pengertian nomor dua.10
Berikut ini adalah bukti-bukti tentang keagungan sapi yang dipetik dari beberapa literatur Weda:
Are te goghnamuta pùrusaghnam
Hendaklah senjatamu bukan untuk membunuh sapi dan manusia. Rg Weda menganjurkan agar kita tidak menggunakan senjata kita untuk membunuh sapi. Sapi adalah ibu kita, sapi jantan adalah bapak kita. Kedua makhluk ini adalah pemberi kebahagiaan baik di dunia maupun di dunia setelah meninggal.11
7. Alasan ini akan melahirkan suatu sikap bahwa bumi yang dibentuk berdasarkan Panca Maha Bhuta tidak dapat dirusak yang dilambangkan oleh tubuh sapi. Yang boleh diambil untuk kehidupan/bahan makanan manusia adalah hasil bumi itu sendiri. Seperti: daun-daunan, umbi-umbian, buah-buahan. Tumbuh-tumbuhan hasil bumi itu ibarat susu hasil daripada sapi. Hal inilah rupanya yang
menyebabkan umat Hindu di India Menjadikan susu sebagai bahan makanan utama yang diolah menjadi bermacam-macam bentuk makanan.
8. Sebuah pengantar oleh Drs. Ketut Wiana dalam bukunya Darmayasa, Keagungan Sapi Menurut Weda, (Jakarta: Pustaka Manikgeni, 1993), h. 7.
9. Darmayasa, Keagungan Sapi Menurut Weda, (Jakarta: Pustaka Manikgeni, 1993), h. 23.
Pra sùnava rbhùnam brhannavanta vrjana ksama ye visvadhayaso ‘snandheun na matara...
Rg Weda 10. 176.1 Disini disebutkan bahwa seorang putra memakan penyanggalam, yaitu: ibu kandungnya, bumi, dan sapi. Mantra ini perlu dibahas lebih jauh lagi karena bagaimana mungkin kitab suci menganjurkan kita memakan ibu kita sendiri.12
Hetim duram nayatu gobhyah Jauhkanlah senjata dari sapi
Yajur Weda Gam ma hinsiraditi virajam
Jangan pernah membunuh sapi, tetapi perlakukanlah sapi sebagai ibu. Doghdiri dhenurvodhanadhvan
Sapi yang menyirami bumi ini dengan susu yang melimpah ruah dan lembu/sapi jantan yang berbadan perkasa adalah harta karun kita.
Dalam peradaban Weda, setiap orang berusaha menyenangkan sapi. Panca Gavya
Panca Gavya adalah lima benda yang dikeluarkan atau dihasilkan sapi. Kelima hal ini dipandang dalam peradaban Weda. Keutamaan Panca Gavya ini berdasarkan pustaka warisan leluhur kita bangsa Indonesia, seperti yang tertulis dalam lontar. Sloka yang dalam bahasa Sanskerta ini Darmayasa menemukannya dalam studi and Atavakarya T. Goudriaan and C. Hooykaas. Slokanya adalah:
Om mutra puriksakam vapi Ksiran (ca) dadhi ghrtan ca Gobhya eva samutpadam Panca gavyasya laksanam
Om, air kencing sapi, kotoran sapi, susu sapi, susu asam, dan ghee (minyak yang dibuat dari susu sapi), semua ini yang dihasilkan dari sapi disebut Panca Gavya. Tradisi ini masih kita dapatkan jika meneliti berbagai macam bebanten. Ternyata dalam bebanten leluhur kita juga memakai kotoran sapi. Memang, 11. Ibid., h. 25.
mendengar kata kotoran, orang langsung berpikir tentang hal yang kurang baik. Tetapi kalau kitab suci Weda sudah membenarkan, hal itu adalah kewajiban para penganut ajaran Weda untuk meyakininya dan melaksanakannya.13
Parasara Smrti juga memberikan penjelasan menarik tentang hal ini: Go mutram go-mayam ksiram dadhi sarpih kusodakam
Nirddistan panca gavyatu pavitra papanasanam
Air kencing sepi, kotoran sapi, susu, susu asam, ghee, dan air dari rumput kusa, Panca Gavya tersebut ini adalah amat suci dan penghancur segala papa dosa.14 NB:
Sebuah sekte Hindu di India, tepatnya di Agra, doyan meminum air kencing sapi yang masih perawan setiap pagi. Laman Dailymail, Senin 13 Januari 2014, melansir warga India yang berada di kota Agra, utara India berkumpul dan antre di kandang sapi milik DD Singhal, pendiri Yayasan Gaushala.
Bagi penganut Hindu di negara ini, sapi adalah binatang 'suci'. Singhai mengatakan, praktik ini telah mereka jalani selama 12 tahun. "Banyak orang berkumpul ditempat ini, Kami berkumpul dari pagi dan meminum air seni ibu sapi yang menyediakan hal itu," ucap Singhal.
Pengikut sekte ini mengklaim, air seni sapi bisa menyembuhkan penyakit kanker, diabetes, tumor, TBC dan sakit perut. Menurut seorang Pendeta Hindu, 13. Darmayasa, Keagungan Sapi Menurut Weda, (Jakarta: Pustaka Manikgeni, 1993), h. 99.
Ramesh Gupta, pemilihan sapi yang masih perawan, karena hewan itu masih murni. "Di dunia ini hanya ada dua hal yang masih suci. Satu, yakni air dari Sungai suci Gangga dan kedua, air seni dari induk sapi yang suci," tandasnya. *Sakit parah!
Sumber artikel: http://autoblogdon.blogspot.ca/2014/01/parah-sekte-di-india-ini-doyan-minum.html
Daftar Pustaka
Darmayasa. Keagungan Sapi Menurut Weda. Jakarta: Pustaka Manikgeni, 1993
http://autoblogdon.blogspot.ca/2014/01/parah-sekte-di-india-ini-doyan-minum.html,