• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ali Ashadi Mh.20301700004 Jurnal Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ali Ashadi Mh.20301700004 Jurnal Revisi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENANGANAN KENAKALAN REMAJA YANG

PENANGANAN KENAKALAN REMAJA YANG

DISEBABKAN MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS

DISEBABKAN MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS

Ali Ashadi Ali Ashadi Email: aliakudus@gmail.com Email: aliakudus@gmail.com ABSTRAK ABSTRAK Adapun

Adapun masalah masalah dalam dalam penelitian penelitian ini ini yaitu: yaitu: 1) 1) faktor-faktor faktor-faktor yangyang mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras 2) penanganan kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras. 2) penanganan kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras. Tujuan

Tujuan dari pdari penelitian ini enelitian ini adalah 1) adalah 1) Untuk Untuk mengetahui mengetahui dan dan menjelaskan faktor-menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras. 2) Untuk mengetahui dan menjelaskan penanganan kenakalan minuman keras. 2) Untuk mengetahui dan menjelaskan penanganan kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras

remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras Berdasarkan h

Berdasarkan hasil penelitian asil penelitian disimpulkan disimpulkan bahwa: bahwa: 1) 1) Faktor-faktor Faktor-faktor yangyang mempengaruhi tumbuhnya k

mempengaruhi tumbuhnya kebiasaan ebiasaan minum miminum minuman numan keras keras pada kalapada kalanganngan remaja

remaja adalah rasa adalah rasa ingin taingin tahu, lingkungan pergaulan, hu, lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga,lingkungan keluarga,  pengaruh

 pengaruh penjualan penjualan minuman minuman keras keras secara secara bebas, bebas, dan dan akibat akibat aturan aturan hukumhukum (sanksi dan denda ringan). 2) Penanggulangan kebiasaan minum minuman keras (sanksi dan denda ringan). 2) Penanggulangan kebiasaan minum minuman keras  pada

 pada kalangan kalangan remaja remaja oleh oleh kepolisian kepolisian di di dibagi dibagi menjadi menjadi 2 2 tahap tahap yaituyaitu  preventif

 preventif dan dan represif. represif. Upaya Upaya preventif preventif yaitu yaitu upaya-upaya upaya-upaya awal awal yangyang dilakukan

dilakukan oleh oleh pihak pihak kepolisian kepolisian untuk untuk mencegah mencegah terjadinya terjadinya tindak tindak pidanapidana meliputi sosiali

meliputi sosialisasi, razia sasi, razia minuman keras, minuman keras, dan dan binamitra, sedangkan binamitra, sedangkan upayaupaya represif

represif yaitu yaitu tindakan tindakan untuk untuk menindas menindas dan dan menahan menahan kenakalan kenakalan remaja remaja atauatau menghalangi t

menghalangi timbulnya perimbulnya peristiwa istiwa kenakalan kenakalan yang lyang lebih ebih hebat hebat meliputimeliputi  penyitaan,

 penyitaan, penangkapan, penangkapan, dan penindakan hukdan penindakan hukum.um.

Kata

Kata Kunci : Kunci : Penanganan, Penanganan, Kenakalan Kenakalan Remaja, Remaja, Minuman Minuman KerasKeras

A.

A. PENDAHULUANPENDAHULUAN

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki tanggung Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki tanggung  jawab

 jawab yang yang besar besar dalam dalam kemajuan kemajuan masa masa depan depan suatu suatu bangsa. bangsa. MenghadapiMenghadapi kemajuan zaman atau globalisasi, remaja perlu dipersiapkan sejak dini, baik kemajuan zaman atau globalisasi, remaja perlu dipersiapkan sejak dini, baik secara mental maupun spiritual. Masa remaja adalah masa transisi dari masa secara mental maupun spiritual. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak

(2)

usia 12-13 tahun sampai usia 19-20 tahun. Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju pada tahap selanjutnya, yaitu tahap kedewasaan.1  Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya  pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Masa remaja dianggap sebagai persiapan untuk memasuki usia dewasa dengan segala perubahan-perubahan seperti perubahan fisik, hubungan sosial,  bertambah kemampuan dan keterampilan, serta pembentukan identitas diri. Remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Remaja mulai mencoba-coba bertindak dan berperilaku seperti orang dewasa, misalnya minum-minuman keras.

Remaja adalah generasi yang paling berpengaruh dalam mewujudkan cita-cita suatu bangsa, sebagai generasi penerus suatu bangsa dan suatu generasi yang diharapkan oleh suatu bangsa bisa merubah keadaan bangsanya menjadi bangsa yang lebih baik.2 Keadaan remaja saat ini sangat memprihatinkan, hal tersebut dapat di lihat dari kondisi remaja saat ini yang cenderung lebih bebas dan jarang meperhatikan nilai moral yang terkandung dalam setiap perbuatan yang mereka lakukan.Remaja mempunyai sifat yang cenderung lebih agresif, emosi tidak setabil, dan tidak bisa menahan dorongan nafsu.

Rusaknya moral remaja dipengaruhi oleh beberapa hal dan yang paling dominan mempengaruhi perubahan moral remaja adalah faktor pergaulan. Dan  banyak remaja di indonesian yang salah dalam memilih pergaulan sehingga

1 Desmita. 2010, Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 190 2 Hassan Shadily, 1993, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, PT Rinerka Cipta, Jakarta, hlm. 163

(3)

mereka terjerumus dalam pergaulan bebas diantaranya mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkotika), minum-minuman keras, perkelahian antar pelajar, dan seks bebas dan lain sebagainya.3

Remaja pada hakekatnya sedang berjuang untuk menemukan dirinya sendiri, jika dihadapkan pada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi penuh kontradiksi dan labil, maka akan mudahlah mereka jatuh pada kesengsaraan batin, hidup penuh kecemasan, ketidakpastian dan kebimbangan. Hal seperti ini telah menyebabkan remaja-remaja Indonesia jatuh  pada kelainan-kelainan kelakuan yang membawa bahaya terhadap dirinya sendiri  baik sekarang maupun di kemudian hari.4

Kenakalan remaja adalah suatu masalah yang sebenarnya sangat menarik untuk dibicarakan. Pada akhir-akhir ini, telah timbul akibat negatif yang sangat mencemaskan yang membawa kehancuran bagi remaja itu sendiri dan masyarakat pada umumnya. Beberapa bentuk kenakalan yang sering dilakukan seorang remaja seperti merokok, minum-minuman keras, tawuran, mencuri, narkoba, perkelahian, dan masih banyak lagi bentuk kenakalan remaja lainya.

Dan berdampak pada sifat atau tindakan yang bisa disebut kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asossial bahkan antisosial yang melanggar norma-norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

3 Kartini, Kartono, 1997, Patologi II Kenakalan Remaja, Rajawali, Jakarta, hlm. 134. 4 Zakia Darajat, 1973, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak , Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 356

(4)

Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, adalah disebabkan terlalu  jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya  budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.5

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut diatas maka  permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan penelitian ini adalah:

1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras?

2. Bagaimana penanganan kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras?

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah jenis penelitian yuridis empiris.6 Penelitian yuridis empiris adalah sebuah metode penelitian hukum yang berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata atau dapat dikatakan melihat, meneliti bagaimana bekerjanya hukum di masyarakat, yang kemudian menggunakan pendekatan penelitian, jenis pendekatan kualitatif.7 Pendekatan kualitatif biasanya digunakan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang atau perilaku

5  Hasan Basri, 1996, Remaja Berkualitas, Problematika remaja dan Solusinya, Pustaka Pelajar, hlm. 57

6 Lihat Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial , PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. 10.

7 Lexy J. Moleong, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 26

(5)

yang diamati, dan selanjutnya dikuatkan dengan sumber data primer dan sumber data sekunder.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum yang deskriptif-analitis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan.8 Deskriptif karena dalam penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran yang menyeluruh dan sistematis tentang Fokus  penelitian. Sedangkan analitis karena dari data-data yang diperoleh akan

dianalisis.

B. PEMBAHASAN

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja Yang Disebabkan Mengkonsumsi Minuman Keras9

a. Rasa ingin tahu

Motif ingin tahu, bahwa remaja selalu mempunya sifat selalu ingin tahu segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya. Misalnya saja ingin tahu bagaimanakah rasanya minuman keras, karena kesibukan orang tua maupun keluarga dengan kegiatannya masing-masing, atau akibat broken home, kurang kasih sayang, maka dalam kesempatan tersebut kalangan remaja berupaya mencari pelarian dengan cara minum-minuman keras. Sarana dan prasarana, sebagai ungkapan rasa kasih sayang terhadap putra-putrinya terkadang orang tua

8  Ronny Hanitijo Soemitro, 1988,  Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia; Jakarta, hlm. 35.

9Qibran, Muhammad Khalil. 2014. Tinjauan Kriminologis Terhadap Penyalahgunaan Minum, hlm. 63-66

(6)

memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, namun hal tersebut disalahgunakan untuk memuaskan segala keinginan diri remaja yang antara lain berawal dari minum minuman keras.

 b. Ikut-ikutan teman

Faktor ini masih berkaitan erat dengan faktor sebelumnya yaitu jika seeorang orang anak yang ingin mencoba, juga karena faktor ikut-ikutan, ancaman dari teman, dan bujukan oleh teman.

c. Lingkungan pergaulan

Anak yang tinggal dan bergaul di lingkungan yang salah juga sangat berpengaruh sehingga anak mengkomsumsi minuman  beralkohol karena dengan bergaul dengan orang yang sering mengkomsumsi minuman beralkohol, hal ini disebabkan anak sangat cepat  beradaptasi dengan kebiasaan- kebiasaan baru yang belum pernah

dilakukannya.

d. Lingkungan keluarga

Faktor ini masih berkaitan erat dengan faktor sebelumnya yaitu seseorang anak apabila kurang mendapatkan perhatian dan bimbingan dari orang tuanya secara tidak langsung anak akan lebih dekat dengan teman  bergaulnya. Anak itu akan terpengaruh mengkomsumsi minuman  beralkohol karena faktor kedekatan dengan temannya yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan, bimbingan dan pesan dari orang tuanya untuk tidak mengkomsumsi minuman beralkohol, yang dimana anak apabila sering mendapat bimbingan dan nasehat dari orang tua untuk

(7)

tidak mengkonsumsi minuman beralkohol akan menjadi pertimbangan  bagi anak tersebut untuk tidak melanggar perkataan orang tuanya. Peristiwa ini terjadi karena kesibukan orang tua yang terlalu banyak sehingga waktu yang diberikan untuk anaknya berkurang.

e. Penjualan secara bebas

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri yaitu dengan adanya tempat-tempat yang menyediakan atau menjual minuman keras seperti restauran, bar, diskotik, kios-kios, dan karaoke yang letaknya disekitar  pemukiman masyarakat maka secara langsung maupun tidak langsung

dengan sendirinya orang dewasa maupun remaja dapat membelinya. 2. Penanganan Kenakalan Remaja Yang Disebabkan Mengkonsumsi Minuman

Keras

a. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya-upaya awal yang dilakukan oleh  pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana. Usaha-usaha yang dilakukan dalam penanggulangan secara preventif adalah menanamkan nilai-nilai/norma-norma yang baik sehingga norma-norma tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang. Meski ada kesempatan untuk melakukan pelanggaran/ kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan.

1) Pihak Kepolisian bekerja sama dengan para pemuka-pemuka agama untuk melakukan sosialisasi pencegahan melalui pendekatan secara agama.

(8)

2) Pihak Kepolisian bekerja sama dengan pihak aparatur Pemerintah yaitu dengan menempatkan beberapa aparat Polsek ditiap-tiap kelurahan dan desa untuk mendekatkan masyarakat dengan aparat Polsek.

3) Pihak Kepolisian memberikan pemahaman dan pengertian kepada  pihak masyarakat dan khususnya kepada para kalangan remaja yang banyak bersentuhan dengan masalah minuman keras. Dengan memberi pengertian bahwa minum minuman beralkohol adalah suatu tindakan yang melanggar hukum, dan dijelaskan pula tentang sanksi yang akan diterima oleh mereka apapun dan  bagaimanapun alasannya.

4) Melakukan penyuluhan tentang bahaya minuman keras terhadap kesehatan bagi para remaja dan peningkatan peran orang tua yang selalu mengawasi pergaulan hidup anaknya, pelaksanaan  penyuluhan tersebut dilaksanakan disekolah-sekolah, universitas, dan

disetiap desa-desa.  b. Upaya Represif

Tindakan represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat.10  Upaya ini dilakukan setelah terjadi tindak  pidana/kejahatan akibat minum-minuman keras. Penindakan hukum dimaksudkan untuk memberikan efek jera kepada pelaku maupun

(9)

 penjual minuman keras. Menurut Kartono tindakkan hukum bagi remaja yang melanggar hukum yaitu berupa hukuman yang sesuai dengan perbuatannya, sehingga dianggap adil, dan bisa menggugah  berfungsinya hati nurani remaja untuk hidup susila dan mandiri.11

Bagi kasus yang menimbulkan korban, aparat kepolisian menyerahkan kepada keluarga korban mengenai tindakan yang diinginkan diantaranya jalan damai atau jalur hukum. Penyelesaian secara damai  berarti keluarga korban merelakan yang telah terjadi, tetapi apabila

keluarga korban keberatan dapat mengajukan kepada aparat kepolisian agar kasus kenakalan remaja tersebut diproses lebih lanjut supaya  pelaku dapat diberikan sanksi hukum atau sanksi pidana.

Remaja yang melakukan pidana, aparat kepolisian dapat mengenakan sanksi hukum berdasarkan UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Undang-Undang tersebut menjelaskan mengenai tindakan-tindakan yang dapat dilakukan terhadap anak-anak dalam hal ini remaja yang terlibat dalam tindak pidana. Aparat kepolisian melakukan tindakan penyidikan untuk membuktikan bersalah atau tidaknya seorang remaja dalam suatu tindak pidana. Pada pasal 18 dijelaskan setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana  berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. Apabila terbukti bersalah aparat kepolisian selanjutnya melakukan penangkapan dan penahanan untuk diajukan ke sidang pengadilan. Bagi remaja

(10)

yang terbukti melakukan kenakalan serta memiliki kekuatan hukum tetap selanjutnya di tempatkan dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak yang harus terpisah dari orang dewasa. Kenakalan remaja akibat minuman keras menjadi masalah serius bangsa Indonesia sebab remaja adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan peran sertanya di masa depan. Apabila perilaku remaja buruk tentunya tanggung jawab memikul  beban untuk menjadi generasi penerus cita-cita bangsa sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, aparat kepolisian sebagai salah satu lembaga pemerintah ikut serta melakukan beberapa langkah untuk mencapai hasil yang maksimal. Langkah pertama perlu dilakukan  persiapan oleh aparat kepolisian adalah dengan membentuk suatu bagian

Binamitra.

C. PENUTUP 1. Kesimpulan

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya kebiasaan minum minuman keras pada kalangan remaja adalah rasa ingin tahu, lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga, pengaruh penjualan minuman keras secara bebas, dan akibat aturan hukum (sanksi dan denda ringan).

 b. Penanggulangan kebiasaan minum minuman keras pada kalangan remaja oleh kepolisian di dibagi menjadi 2 tahap yaitu preventif dan represif.

Upaya preventif adalah upaya-upaya awal yang dilakukan oleh  pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana. Usaha-usaha

(11)

yang dilakukan dalam penanggulangan secara preventif adalah menanamkan nilai-nilai/norma yang baik sehingga norma-norma tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang. Meski ada kesempatan untuk melakukan pelanggaran/ kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan. Upaya preventif meliputi sosialisasi, razia minuman keras, dan  binamitra, sedangkan Tindakan represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat. Upaya ini dilakukan setelah terjadi tindak  pidana/kejahatan akibat minum-minuman keras. Penindakan hukum dimaksudkan untuk memberikan efek jera kepada pelaku maupun  penjual minuman keras. Upaya represif meliputi penyitaan,  penangkapan, dan penindakan hukum.

2. Saran

a. Kejahatan yang dilakukan oleh remaja sebaiknya tidak hanya dipandang sebelah mata, walupun pelakunya masih tergolong anak, namun kejahatan yang dilakukan bisa menyamai kejahatan-kejahatan yang dilakukan orang dewasa. Oleh karena itu, sebaiknya aparat penegak hukum benar-benar dapat memahami faktor-faktor penyebab hal tersebut, sehingga dapat merumuskan langkah-langkah yang efektif untuk mencegah agar kasus-kasus kejahatan yang dilakukan remaja tidak  bertambah.

(12)

 b. Upaya-upaya lain yang sebaiknya juga dapat dilakukan oleh kepolisian dalam mengatasi masalah kenakalan remaja, adalah meningkatkan kegiatan -kegiatan sosialisasi tentang kejahatan-kejahatan karena perilaku menyimpang remaja, baik mengenai bahayanya, akibat hukumnya dan hal-hal lainnya agar remaja dapat menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2010, Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 190

Gunarsa, Singgih. 1989. Psikologi Remaja. PT BPK Gunung Mulya: Jakarta.hlm. 140

Hasan Basri, 1996,  Remaja Berkualitas, Problematika remaja dan Solusinya, Pustaka Pelajar, hlm. 57

Hassan Shadily, 1993, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, PT Rinerka Cipta, Jakarta, hlm. 163

Kartini, Kartono, 1997, Patologi II Kenakalan Remaja, Rajawali, Jakarta, hlm. 134.

 _____________. 2008. Kenakalan Remaja 2. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta hlm. 96

Lexy J. Moleong, 2006,  Metodologi Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 26

Lihat Ulber Silalahi, 2009,  Metode Penelitian Sosial , PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. 10.

Qibran, Muhammad Khalil. 2014. Tinjauan Kriminologis Terhadap Penyalahgunaan Minum, hlm. 63-66

Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia; Jakarta, hlm. 35.

Zakia Darajat, 1973, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak , Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 356

(14)

DATA MAHASISWA S2 (UNISSULA)

NAMA LENGKAP : ALI ASHADI

NIM : MH. 20301700004

No Telp : 081273978888

ALAMAT EMAIL : aliakudus@gmail.com

PENDIDIKAN : S1 Universitas Muria Kudus PEKERJAAN : Kepolisian RI

DOSEN PEMBIMBING 1 : Dr. H. Amin Purnawan, SH.,Sp.N.,M.Hum. (NIDN. 06-0612-6501)

DOSEN PEMBIMBING 2 : Dr. Hj. Ira Alia Maerani . S.H., M.H. (NIDN. 06- 2004- 6701)

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode pembelajaran permainan kooperatif

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir

Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai urutan peristiwa dengan memperhatikan latar cerita pada teks nonfiksi dengan benar.. Dengan melakukan

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan strategi

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis faktor-faktor pendukung produktivitas alat gali muat seperti cycle time alat gali muat,

Hasil wawancara peserta didik kelas VI SD Negeri Bagor dapat diketahui bahwa upaya peningkatan keterampilan menulis ringkasan teks melalui model pembelajaran

Kiprah asimetris biasanya terlihat pada anak-anak ketika tungkai perbedaan panjang tidak lebih dari 3,7% menjadi 5,5% [38,74] Dalam upaya untuk menjaga tingkat

• terjadi apabila debit solid yang datang lebih kecil daripada kemampuan transpor sedimen.. • dasar sungai tererosi • dasar sungai turun