• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP Pada Penyalahgunaan NAPZA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP Pada Penyalahgunaan NAPZA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikandan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahamiuntuk dapat lebih memahami tentang

tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien Penyalahgunaan NAPZAAsuhan Keperawatan pada Pasien Penyalahgunaan NAPZA yangyang akan sangat berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam akan sangat berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam  penyusunan makalah

 penyusunan makalah ini ini banyak sekali banyak sekali kekurangannya baik kekurangannya baik dalam dalam cara cara penulisanpenulisan maupun dalam isi.

maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Januari 2014 Sukabumi, Januari 2014

Penulis Penulis

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 

KATA PENGANTAR ...i...i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...ii...ii

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

A. Latar Latar Belakang Belakang ...1...1 B. B. Tujuan Tujuan ...2...2 BAB II PEMBAHASAN BAB II PEMBAHASAN A. A. Pengertian Pengertian ...3...3 B.

B. Faktor Faktor Penyebab Penyebab Penggunaan Penggunaan NAPZA NAPZA ...4...4 C.

C. Gejala Gejala klinis klinis penggunaan penggunaan NAPZA NAPZA ...5...5 D.

D. Dampak Dampak penggunaan penggunaan NAPZA...NAPZA...6...6 BAB III ASKEP PADA PASIEN DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA BAB III ASKEP PADA PASIEN DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA A.

A. Kasus Kasus ...9...9 B.

B. Pengkajian Pengkajian ...11...11 C.

C. Diagnosa Diagnosa Keperawatan Keperawatan ...11...11 D.

D. Intervensi Intervensi Keperawatan...Keperawatan...12...12 E. E. Evaluasi Evaluasi ...14...14 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP A. A. Kesimpulan Kesimpulan ...15...15 B. B. Saran Saran ...1...155 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Penyalahgunaan dan ketergantungan zat yang termasuk dalam katagori Penyalahgunaan dan ketergantungan zat yang termasuk dalam katagori  NAPZA pada

 NAPZA pada

akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak koran dan akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak koran dan majalah serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya majalah serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya semakin makin banyak masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok semakin makin banyak masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok  NAPZA

 NAPZA tersebut, tersebut, khususnya khususnya anak anak remaja remaja (15-24 (15-24 tahun) tahun) sepertinya sepertinya menjadimenjadi suatu model perilaku baru bagi kalangan remaja (DepKes, 2001).

suatu model perilaku baru bagi kalangan remaja (DepKes, 2001).

Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara lain karena Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara lain karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut serta kemudahan untuk mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan serta kemudahan untuk mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat bukan karena pendidikan yang rendah tetapi kadangkala masyarakat bukan karena pendidikan yang rendah tetapi kadangkala disebabkan karena faktor individu, faktor keluarga

disebabkan karena faktor individu, faktor keluarga dan faktor lingkungan.dan faktor lingkungan. Faktor individu yang tampak lebih pada kepribadian individu tersebut; Faktor individu yang tampak lebih pada kepribadian individu tersebut; faktor keluarga lebih pada hubungan individu dengan keluarga misalnya faktor keluarga lebih pada hubungan individu dengan keluarga misalnya kurang perhatian keluarga terhadap individu, kesibukan keluarga dan lainnya; kurang perhatian keluarga terhadap individu, kesibukan keluarga dan lainnya; faktor lingkungan lebih pada kurang positif sikap masyarakat terhadap faktor lingkungan lebih pada kurang positif sikap masyarakat terhadap masalah tersebut misalnya ketidakpedulian masyarakat tentang NAPZA masalah tersebut misalnya ketidakpedulian masyarakat tentang NAPZA (Hawari, 2000).

(Hawari, 2000). Dampak yang Dampak yang terjadi darterjadi dari faktori faktor-faktor di -faktor di atas atas adalahadalah individu mulai melakukan penyalahgunaan dan ketergantungan akan zat. Hal individu mulai melakukan penyalahgunaan dan ketergantungan akan zat. Hal ini ditunjukkan dengan makin banyaknya individu yang dirawat di rumah ini ditunjukkan dengan makin banyaknya individu yang dirawat di rumah sakit karena penyalahgunaan dan ketergantungan zat yaitu mengalami sakit karena penyalahgunaan dan ketergantungan zat yaitu mengalami intoksikasi zat dan withdrawal.

intoksikasi zat dan withdrawal.

Peran penting tenaga kesehatan dalam upaya menanggulangi Peran penting tenaga kesehatan dalam upaya menanggulangi  penyalahgunaan dan ketergantun

 penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA di rumah sakit khususnygan NAPZA di rumah sakit khususnya upayaa upaya terapi dan rehabilitasi sering tidak disadari, kecuali mereka yang berminat terapi dan rehabilitasi sering tidak disadari, kecuali mereka yang berminat  pada

 pada penanggulangan penanggulangan NAPZA NAPZA (DepKes, (DepKes, 2001). Berdasarkan 2001). Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang terjadi di atas, maka perlunya peran serta tenaga kesehatan khususnya yang terjadi di atas, maka perlunya peran serta tenaga kesehatan khususnya

(4)

tenaga keperawatan dalam membantu masyarakat yang di rawat di rumah tenaga keperawatan dalam membantu masyarakat yang di rawat di rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Untuk sakit untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Untuk itu dirasakan perlu perawat meningkatkan kemampuan merawat klien dengan itu dirasakan perlu perawat meningkatkan kemampuan merawat klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan klien penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA (sindrom putus zat).

klien penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA (sindrom putus zat).

B.

B. TujuanTujuan 1.

1. Mengetahui pengertian dari penggunaan NAPZAMengetahui pengertian dari penggunaan NAPZA 2.

2. Mengetahui factor penyebab penggunaan NAPZAMengetahui factor penyebab penggunaan NAPZA 3.

3. Mengetahui gekal klinis penggunaan NAPZAMengetahui gekal klinis penggunaan NAPZA 4.

(5)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN A. A. PengertianPengertian

Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus  bahkan

 bahkan sampai sampai setelah setelah terjadi terjadi masalah. masalah. Ketergantungan Ketergantungan zat zat menunjukkanmenunjukkan kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart dan Sundeen, 1995).

fisik (Stuart dan Sundeen, 1995).

Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar  pengguna NAPZA

 pengguna NAPZA yang menderita yang menderita sindroma ketesindroma ketergantungan dapat rgantungan dapat mencapaimencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan  pengembangan

 pengembangan pasien pasien baik baik fisik, fisik, mental, mental, sosial sosial dan dan spiritual. spiritual. SaranaSarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (DepKes., 2002).

kebutuhan (DepKes., 2002).

Sesudah klien penyalahgunaan/ketergantungan NAZA menjalani Sesudah klien penyalahgunaan/ketergantungan NAZA menjalani  program terapi

 program terapi (detoksifikasi) (detoksifikasi) dan komplikasi dan komplikasi medik semedik selama lama 1 (1 (satu) satu) mingguminggu dan dilanjutkan dengan program pemantapan (pasca detoksifikasi) selama 2 dan dilanjutkan dengan program pemantapan (pasca detoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program (dua) minggu, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program  berikutnya yaitu rehabilitasi (Hawari, 2000).

 berikutnya yaitu rehabilitasi (Hawari, 2000).

Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak sama Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak sama karena tergantung pada jumlah dan kemampuan sumber daya, fasilitas dan karena tergantung pada jumlah dan kemampuan sumber daya, fasilitas dan sarana penunjang kegiatan yang tersedia di rumah sakit. Menurut Hawari sarana penunjang kegiatan yang tersedia di rumah sakit. Menurut Hawari (2000) bahwa setelah klien mengalami perawatan selama 1 minggu menjalani (2000) bahwa setelah klien mengalami perawatan selama 1 minggu menjalani  program

 program terapi terapi dan dan dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan pemantapan pemantapan terapi terapi selama selama 2 2 mingguminggu maka klien tersebut akan dirawat di unit rehabilitasi (rumah sakit, pusat maka klien tersebut akan dirawat di unit rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi dan unit lainnya) selama 3-6 bulan. Sedangkan lama rawat di unit rehabilitasi dan unit lainnya) selama 3-6 bulan. Sedangkan lama rawat di unit

(6)

rehabilitasi berdasarkan parameter sembuh menurut medis bisa beragam 6 rehabilitasi berdasarkan parameter sembuh menurut medis bisa beragam 6  bulan dan 1 tahun,

 bulan dan 1 tahun, mungkin saja bisa sampai 2 tahun (Wiguna, 20mungkin saja bisa sampai 2 tahun (Wiguna, 2003).03).

Berdasarkan pengertian dan lama rawat di atas, maka perawatan di Berdasarkan pengertian dan lama rawat di atas, maka perawatan di ruang rehabilitasi tidak terlepas dari perawatan sebelumnya yaitu di ruang ruang rehabilitasi tidak terlepas dari perawatan sebelumnya yaitu di ruang detoksifikasi.

detoksifikasi.

Kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang telah selesai menjalani Kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang telah selesai menjalani detoksifikasi sebagian besar akan mengulangi kebiasaan menggunakan detoksifikasi sebagian besar akan mengulangi kebiasaan menggunakan  NAPZA,

 NAPZA, oleh oleh karena karena rasa rasa rindu rindu (craving) (craving) terhadap terhadap NAPZA NAPZA yang yang selaluselalu terjadi (DepKes, 2001).

terjadi (DepKes, 2001).

Dengan rehabilitasi diharapkan pengguna NAPZA dapat: Dengan rehabilitasi diharapkan pengguna NAPZA dapat: 1.

1. Mempunyai motivasi kuat untuk tidak Mempunyai motivasi kuat untuk tidak menyalahgunakan NAPZA lagimenyalahgunakan NAPZA lagi 2.

2. Mampu menolak tawaran penyalahgunaan NAPZAMampu menolak tawaran penyalahgunaan NAPZA 3.

3. Pulih kepercayaan dirinya, hilang rasa rendah dirinyaPulih kepercayaan dirinya, hilang rasa rendah dirinya 4.

4. Mampu mengelola waktu dan berubah perilaku sehari-hari dengan baikMampu mengelola waktu dan berubah perilaku sehari-hari dengan baik 5.

5. Dapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerjaDapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerja 6.

6. Dapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulanDapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulan dengan lingkungannya

dengan lingkungannya

B.

B. Faktor Penyebab Penggunaan NAPZAFaktor Penyebab Penggunaan NAPZA

Faktor penyebab pada klien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan Faktor penyebab pada klien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan  NAPZA meliputi:

 NAPZA meliputi: 1.

1. Faktor biologicFaktor biologic

Kecenderungan keluarga, terutama penyalahgunaan alcohol. Perubahan Kecenderungan keluarga, terutama penyalahgunaan alcohol. Perubahan metabolisme alkohol yang mengakibatkan respon fisiologik yang tidak metabolisme alkohol yang mengakibatkan respon fisiologik yang tidak nyaman.

nyaman. 2.

2. Faktor psikologikFaktor psikologik ·

· Tipe kepribadian ketergantunganTipe kepribadian ketergantungan ·

· Harga diri rendah biasanya sering berhub. dengan penganiayaanHarga diri rendah biasanya sering berhub. dengan penganiayaan waktu masa kanak kanak

waktu masa kanak kanak ·

· Perilaku maladaptif yang diperlajari secara berlebihanPerilaku maladaptif yang diperlajari secara berlebihan ·

(7)

·

· keluarga, termasuk tidak stabil, tidak ada contoh peran yang positif,keluarga, termasuk tidak stabil, tidak ada contoh peran yang positif, kurang percaya diri, tidak mampu memperlakukan anak sebagai kurang percaya diri, tidak mampu memperlakukan anak sebagai individu, dan orang tua yang adiksi

individu, dan orang tua yang adiksi 3.

3. Faktor sosiokulturalFaktor sosiokultural ·

· Ketersediaan dan penerimaan sosial terhadap pengguna obatKetersediaan dan penerimaan sosial terhadap pengguna obat ·

· Ambivalens sosial tentang penggunaan dan penyalahgunaanAmbivalens sosial tentang penggunaan dan penyalahgunaan  berbagai zat seperti tembakau, alkohol dan mariyuana

 berbagai zat seperti tembakau, alkohol dan mariyuana ·

· Sikap, nilai, norma dan sanksi culturalSikap, nilai, norma dan sanksi cultural ·

· Kemiskinan dengan keluarga yang tidak stabil dan keterbatasanKemiskinan dengan keluarga yang tidak stabil dan keterbatasan kesempatan

kesempatan C.

C. Gejala klinis penggunaan NAPZAGejala klinis penggunaan NAPZA 1.

1. Perubahan Fisik :Perubahan Fisik :

-- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak

cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.acuh ), mengantuk, agresif.

-- Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyutBila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut  jantung dan nadi lambat, kulit teraba ding

 jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.in, bahkan meninggal.

-- Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair,Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.

kesadaran menurun.

-- Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduliPengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

lengan. 2.

2. Perubahan sikap dan perilaku :Perubahan sikap dan perilaku :

-- Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, seringPrestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.

membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.

-- Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari,Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja

mengantuk di kelas atau tempat kerja

-- Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpaSering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.

ijin.

-- Sering mengurung diri, berlamaSering mengurung diri, berlama

 – 

 – 

  lama di kamar mandi, menghidar  lama di kamar mandi, menghidar  bertemu dengan anggota keluarga y

(8)

-- Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal olehSering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain.

anggota keluarga yang lain.

-- Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapiSering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering  berurusan dengan polisi.

 berurusan dengan polisi.

-- Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,  bermusuhan pencurigaan, tertutup dan

 bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.penuh rahasia.

D.

D. Dampak penggunaan NAPZADampak penggunaan NAPZA  NAPZA berpengaruh

 NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungpada tubuh manusia dan lingkungannya :annya : 1.

1. Komplikasi Medik, biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak danKomplikasi Medik, biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama.

cukup lama.

Pengaruhnya pada : Pengaruhnya pada :

a.

a. Otak dan susunan saraf pusat :Otak dan susunan saraf pusat : ·

· gangguan daya ingatgangguan daya ingat ·

· gangguan perhatian / konsentrasigangguan perhatian / konsentrasi ·

· gangguan bertindak rasionalgangguan bertindak rasional ·

· gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasigagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi ·

· gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerjagangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja ·

· gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik /gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik /  buruk.

 buruk.  b.

 b. Pada saluran napas dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia),Pada saluran napas dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia),  pembengkakan paru (Oedema Paru).

 pembengkakan paru (Oedema Paru). c.

c. Pada jantung dapat terjadi peradangan otot jantung sertaPada jantung dapat terjadi peradangan otot jantung serta  penyempitan pembuluh darah jantu

 penyempitan pembuluh darah jantung.ng. d.

d. Pada hati dapat terjadi Hepatitis B dan C yang menular melaluiPada hati dapat terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui  jarum suntik dan hubungan

 jarum suntik dan hubungan seksual.seksual. e.

e. Penyakit Penyakit Menular Menular Seksual Seksual ( ( PMS PMS ) ) dan dan HIV/AIDS.HIV/AIDS. Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan uang mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan uang

(9)

untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah (GO), raja singa (Siphilis) dll. Dan juga pengguna kencing nanah (GO), raja singa (Siphilis) dll. Dan juga pengguna  NAPZA

 NAPZA yang yang mengunakan mengunakan jarum jarum suntik suntik secara secara bersama-samabersama-sama membuat angka penularan HIV/AIDS semakin meningkat. Penyakit membuat angka penularan HIV/AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV/AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, HIV/AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain itu juga dapat melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke selain itu juga dapat melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke  janin.

 janin. f.

f. Pada sistem Reproduksi sering mengakibatkan kemandulan.Pada sistem Reproduksi sering mengakibatkan kemandulan. g.

g. Pada kulit sering terdapat bekas suntikan bagi pengguna yangPada kulit sering terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan menggunakan jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan  baju lengan panjang.

 baju lengan panjang. h.

h. Komplikasi pada kehamilan :Komplikasi pada kehamilan : ·

· Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS. ·

· Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir matiKandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati ·

· Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

2.

2. Dampak Sosial :Dampak Sosial : a.

a. Di Lingkungan Keluarga :Di Lingkungan Keluarga : ·

· Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, seringSuasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.

terjadi pertengkaran, mudah tersinggung. ·

· Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.Orang tua resah karena barang berharga sering hilang. ·

· Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidakPerilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.

tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga. ·

· Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolahPutus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.

keuangan. ·

· Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uangOrang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.

meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.  b.

 b. Di Lingkungan Sekolah :Di Lingkungan Sekolah : ·

· Merusak disiplin dan motivasi belajar.Merusak disiplin dan motivasi belajar. ·

(10)

·

· Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesamaMempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.

teman sebaya. c.

c. Di Lingkungan Masyarakat :Di Lingkungan Masyarakat : ·

· Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencariTercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari  pengguna / mangsany

 pengguna / mangsanya.a. ·

· Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswaPengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi ketergantungan.

yang telah menjadi ketergantungan. ·

· Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan,Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan,  pencurian, pembunuhan sehin

 pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.gga masyarkat menjadi resah. ·

(11)

BAB III BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

PENYALAHGUNAA

PENYALAHGUNAAN N NAPZANAPZA

A.

A. KasusKasus

Andra (bukan nama sebenarnya), salah satu remaja penderita HIV. Dia Andra (bukan nama sebenarnya), salah satu remaja penderita HIV. Dia tertular HIV melalui penggunaan IDU. Andra mengaku mulai

tertular HIV melalui penggunaan IDU. Andra mengaku mulai memakai jarummemakai jarum suntik secara bergiliran pada 2002. "Saat itu saya masih kelas 3 SMP. Saya suntik secara bergiliran pada 2002. "Saat itu saya masih kelas 3 SMP. Saya suka mengonsumsi putauw. Suatu hari, saya lagi nggak punya duit. Sama suka mengonsumsi putauw. Suatu hari, saya lagi nggak punya duit. Sama teman-teman diajak pakai jarum secara gantian. Lebih murah, kata mereka," teman-teman diajak pakai jarum secara gantian. Lebih murah, kata mereka," ujarnya. Pesta narkoba pun dimulai bersama teman-temannya. Aktivitas ujarnya. Pesta narkoba pun dimulai bersama teman-temannya. Aktivitas menyimpang itu dilakoninya selama setahun. Boleh dibilang Andra termasuk menyimpang itu dilakoninya selama setahun. Boleh dibilang Andra termasuk  pecandu

 pecandu berat berat narkoba, narkoba, terutama terutama jenis jenis putauw. putauw. Padahal, Padahal, dia dia mengaku mengaku tidaktidak memiliki uang yang cukup tebal untuk mengonsumsi putauw. "Mau tidak memiliki uang yang cukup tebal untuk mengonsumsi putauw. "Mau tidak mau, memakai jarum suntik merupakan alternatif bagi saya," tuturnya. mau, memakai jarum suntik merupakan alternatif bagi saya," tuturnya. Bagi dia, ngedrugs merupakan medium untuk melupakan persoalan hidup. Bagi dia, ngedrugs merupakan medium untuk melupakan persoalan hidup. Andra lahir di tengah keluarga yang kurang harmonis. Dia lebih suka Andra lahir di tengah keluarga yang kurang harmonis. Dia lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya di luar rumah. "Dengan menghabiskan waktu bersama teman-temannya di luar rumah. "Dengan teman-teman saya merasa bisa melakukan apa saja. Mereka tahu apa yang teman-teman saya merasa bisa melakukan apa saja. Mereka tahu apa yang saya mau," tukasnya.

saya mau," tukasnya.

Hidup sarat dengan hedonisme dia lakoni selama bertahun-tahun. Hidup sarat dengan hedonisme dia lakoni selama bertahun-tahun. Prestasi sekolah Andra yang terus merosot memacu dirinya terjun bebas ke Prestasi sekolah Andra yang terus merosot memacu dirinya terjun bebas ke narkoba. Apalagi orang tuanya cuek saja dengan segala tindakan yang dia narkoba. Apalagi orang tuanya cuek saja dengan segala tindakan yang dia lakukan. "Aku merasa bebas melakukan apa saja, under controll pokoknya," lakukan. "Aku merasa bebas melakukan apa saja, under controll pokoknya," ujarnya. Hidup Andra identik bersenang-senang. Pada 2004, dia diajak ujarnya. Hidup Andra identik bersenang-senang. Pada 2004, dia diajak teman-temannya melakukan VCT (visite conselling test). "Saat itu aku tidak teman-temannya melakukan VCT (visite conselling test). "Saat itu aku tidak tahu untuk apa diajak VCT. Ternyata untuk memeriksakan diri apakah tahu untuk apa diajak VCT. Ternyata untuk memeriksakan diri apakah terkena HIV/AIDS atau tidak," ujarnya. terkena HIV/AIDS atau tidak," ujarnya. Ternyata teman-teman Andra itu adalah relawan sebuah LSM yang konsen Ternyata teman-teman Andra itu adalah relawan sebuah LSM yang konsen dengan HIV/AIDS. Mereka prihatin dengan kondisi Andra. Benar saja, dari dengan HIV/AIDS. Mereka prihatin dengan kondisi Andra. Benar saja, dari

(12)

lima orang yang memeriksakan diri, tiga orang positif HIV termasuk Andra. lima orang yang memeriksakan diri, tiga orang positif HIV termasuk Andra. "Rasanya saya ingin mati saja saat itu," ucap Andra yang waktu itu baru kelas "Rasanya saya ingin mati saja saat itu," ucap Andra yang waktu itu baru kelas 1 SMA. Sejak divonis itu, Andra merasa hidupnya tidak berarti lagi. 1 SMA. Sejak divonis itu, Andra merasa hidupnya tidak berarti lagi. Keterputusasaan yang berat meyelimuti dirinya. "Bahkan timbul perasaan Keterputusasaan yang berat meyelimuti dirinya. "Bahkan timbul perasaan  jahat

 jahat dan dan dendam dendam terhadap terhadap teman-teman teman-teman yang yang belum belum terkena terkena HIV HIV untukuntuk menularinya," ujarnya. Untungnya, Andra dapat mengendalikan diri. Dia pun menularinya," ujarnya. Untungnya, Andra dapat mengendalikan diri. Dia pun  berusaha

 berusaha bangkit bangkit untuk untuk bertahan bertahan hidup. hidup. "Untungnya "Untungnya teman-teman teman-teman sangatsangat memotivasi saya untuk berobat," ujar Andra yang kini berusia 19 tahun. Satu memotivasi saya untuk berobat," ujar Andra yang kini berusia 19 tahun. Satu tahun lamanya Andra menyembunyikan kenyataan itu dari orang tuanya bila tahun lamanya Andra menyembunyikan kenyataan itu dari orang tuanya bila dia positif HIV. "Lagipula apa bedanya bila saya ceritakan," ujarnya.

dia positif HIV. "Lagipula apa bedanya bila saya ceritakan," ujarnya.

Lambat-laun rahasia itu terbongkar. Ibu Andra mendapati hasil tes Lambat-laun rahasia itu terbongkar. Ibu Andra mendapati hasil tes VCT-nya yang disimpan di laci meja anaknya itu. "Waktu itu, ibu mencari VCT-nya yang disimpan di laci meja anaknya itu. "Waktu itu, ibu mencari obat-obat terlarang itu di kamar saya," ujarnya. obat-obat terlarang itu di kamar saya," ujarnya. "Saya tidak menyangka reaksi ibu saat mengetahui saya positif HIV. Ibu "Saya tidak menyangka reaksi ibu saat mengetahui saya positif HIV. Ibu menangis sesunggukan dan memeluk saya," ungkapnya. Sejak itu, orang tua menangis sesunggukan dan memeluk saya," ungkapnya. Sejak itu, orang tua Andra mulai berubah. Mereka menerima Andra apa-adanya. Mereka berani Andra mulai berubah. Mereka menerima Andra apa-adanya. Mereka berani menerima kenyataan bila anaknya terjangkit penyakit yang distigmakan menerima kenyataan bila anaknya terjangkit penyakit yang distigmakan  buruk

 buruk oleh oleh masyarakat masyarakat itu. itu. Namun, Namun, apa apa pun pun perhatian perhatian itu, itu, bagi bagi Andra Andra tidaktidak  bisa

 bisa mengembalikan mengembalikan dirinya dirinya seperti seperti dulu dulu lagi. lagi. Di Di dalam dalam tubuhnya tubuhnya telahtelah  berkembang

 berkembang virus virus mematikan mematikan --yang --yang bila bila dia dia tidak tidak aware aware memperhatikanmemperhatikan kesehatannya-- bisa semakin menyerang kekebalan tubuhnya. Kini, Andra kesehatannya-- bisa semakin menyerang kekebalan tubuhnya. Kini, Andra  punya

 punya semangat semangat hidup hidup lagi. lagi. Hidup, Hidup, katanya, katanya, harus harus terus terus berjalan, berjalan, meskipunmeskipun dia sempat pesimistis dengan masa depannya. "Siapa sih yang mau menerima dia sempat pesimistis dengan masa depannya. "Siapa sih yang mau menerima cowok dengan predikat HIV positif?" tanyanya. Beberapa kali Andra cowok dengan predikat HIV positif?" tanyanya. Beberapa kali Andra mencoba menjalin hubungan dengan teman perempuannya, namun selalu mencoba menjalin hubungan dengan teman perempuannya, namun selalu gagal. "Begitu tahu saya terinfeksi HIV, ada yang langsung menjauh, ada juga gagal. "Begitu tahu saya terinfeksi HIV, ada yang langsung menjauh, ada juga yang mundur pelan-pelan," ujarnya.

yang mundur pelan-pelan," ujarnya.

Menurut Andra, tidak mudah hidup di lingkungan orang yang tidak Menurut Andra, tidak mudah hidup di lingkungan orang yang tidak terkena penyakit berbahaya itu. Selalu ada benang merah antara ODHA terkena penyakit berbahaya itu. Selalu ada benang merah antara ODHA dengan OHIDA (orang yang hidup dengan HIV/AIDS). Meskipun keluarga dengan OHIDA (orang yang hidup dengan HIV/AIDS). Meskipun keluarga menerima Andra apa-adanya, perasaan "berbeda" tetap melekat dalam menerima Andra apa-adanya, perasaan "berbeda" tetap melekat dalam

(13)

hatinya. Andra pun kemudian mencari komunitas yang bisa menampung hatinya. Andra pun kemudian mencari komunitas yang bisa menampung nasibnya. "Akhirnya dengan teman-teman sebaya yang aktif memerangi nasibnya. "Akhirnya dengan teman-teman sebaya yang aktif memerangi HIV/AIDS, saya merasa di situlah tempat saya. Tempat saya berkeluh-kesah, HIV/AIDS, saya merasa di situlah tempat saya. Tempat saya berkeluh-kesah,  bersama, dan berbagi hidup,"

 bersama, dan berbagi hidup," dikutip dari

dikutip dari www.smu_net.com www.smu_net.com

B.

B. PengkajianPengkajian

Prinsip pengkajian yang dilakukan dapat menggunakan format Prinsip pengkajian yang dilakukan dapat menggunakan format  pengkajian

 pengkajian di di ruang ruang psikiatri psikiatri atau atau sesuai sesuai dengan dengan pedoman pedoman yang yang ada ada didi masing-masing ruangan tergantung pada kebijaksanaan rumah sakit dan masing-masing ruangan tergantung pada kebijaksanaan rumah sakit dan format pengkajian yang tersedia. Adapun pengkajian yang dilakukan format pengkajian yang tersedia. Adapun pengkajian yang dilakukan meliputi:

meliputi: a.

a. PerilakuPerilaku  b.

 b. Faktor penyebab dan faktor pencetusFaktor penyebab dan faktor pencetus c.

c. Mekanisme koping yang digunakan oleh penyalahguna zat meliputi:Mekanisme koping yang digunakan oleh penyalahguna zat meliputi: ·

·  penyangkalan (denial) terhadap masalah penyangkalan (denial) terhadap masalah ·

· rasionalisasirasionalisasi ·

· memproyeksikan tanggung jawab terhadap perilakunyamemproyeksikan tanggung jawab terhadap perilakunya ·

· mengurangi jumlah alkohol atau obat mengurangi jumlah alkohol atau obat yang dipakainyayang dipakainya ·

· Sumber-sumber koping (support system) yang digunakan oleh klienSumber-sumber koping (support system) yang digunakan oleh klien

C.

C. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan

Perlu diingat bahwa diagnosa keperawatan di ruang detoksifikasi bisa Perlu diingat bahwa diagnosa keperawatan di ruang detoksifikasi bisa  berulang di

 berulang di ruang rehabiliruang rehabilitasi tasi karena tikarena timbul masmbul masalah alah yang sama yang sama saat saat dirawatdirawat di ruang rehabilitasi. Salah satu penyebab muncul masalah yang sama adalah di ruang rehabilitasi. Salah satu penyebab muncul masalah yang sama adalah kurangnya motivasi klien untuk tidak melakukan penyalahgunaan dan kurangnya motivasi klien untuk tidak melakukan penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Hal lain yang juga berperan timbulnya masalah pada ketergantungan zat. Hal lain yang juga berperan timbulnya masalah pada klien adalah kurangnya dukungan keluarga dalam membantu mengurangi klien adalah kurangnya dukungan keluarga dalam membantu mengurangi  penyalahgunaan dan pengg

 penyalahgunaan dan penggunaan zat.unaan zat.

Masalah keperawatan yang sering terjadi di ruang detoksifikasi adalah Masalah keperawatan yang sering terjadi di ruang detoksifikasi adalah selain masalah keperawatan yang berkaitan dengan fisik juga masalah selain masalah keperawatan yang berkaitan dengan fisik juga masalah

(14)

keperawatan seperti: keperawatan seperti:

Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga pengguna ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga pengguna  NAPZA

 NAPZA

D.

D. Intervensi KeperawatanIntervensi Keperawatan Intervensi untuk diagnose 1 : Intervensi untuk diagnose 1 :

Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga te

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga te rutama anggotarutama anggota keluarga pengguna NAPZA

keluarga pengguna NAPZA Tujuan khusus

Tujuan khusus

Keluarga mampu mengenal dengan baik anggota keluarga pengguna NAPZA. Keluarga mampu mengenal dengan baik anggota keluarga pengguna NAPZA. Interve

Intervensi :nsi : 1.

1. Bersama keluarga diskusikan tentang criteria Bersama keluarga diskusikan tentang criteria remaja pengguna NAPZA.remaja pengguna NAPZA. 2.

2. Latih keluarga mengenali remaja pengguna NAPZA.Latih keluarga mengenali remaja pengguna NAPZA. 3.

3. Motivasi keluarga untuk selalu mengenali remaja pengguna NAPZA.Motivasi keluarga untuk selalu mengenali remaja pengguna NAPZA. 4.

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti.Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti. 5.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan.Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan. 6.

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi.Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi. Keluarga mampu mengambil keputusan terhadap remaja

Keluarga mampu mengambil keputusan terhadap remaja pengguna NAPZA.pengguna NAPZA. Interve

Intervensi :nsi : 1.

1. Bersama keluarga diskusikan tentang akibat dari remaja pengguna NAPZABersama keluarga diskusikan tentang akibat dari remaja pengguna NAPZA 2.

2. Latih keluarga mengenali akibat dari remaja pengguna NAPZA.Latih keluarga mengenali akibat dari remaja pengguna NAPZA. 3.

3. Motivasi keluarga untuk selalu mengenali akibat remaja penggunaMotivasi keluarga untuk selalu mengenali akibat remaja pengguna  NAPZA.

 NAPZA. 4.

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti.Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti. 5.

5. Evaluasi kembali hal-halyang sudah didiskusikan.Evaluasi kembali hal-halyang sudah didiskusikan. 6.

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi.Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi.

Keluarga mampu merawat keluarga dengan remaja pengguna NAPZA. Keluarga mampu merawat keluarga dengan remaja pengguna NAPZA. Interve

Intervensi :nsi : 1.

(15)

 pengguna NAPZA.  pengguna NAPZA. 2.

2. Latih keluarga cara mencegah dan merawat remaja pengguna NAPZA.Latih keluarga cara mencegah dan merawat remaja pengguna NAPZA. 3.

3. Motivasi keluarga untuk selalu mencegah dan merawat remMotivasi keluarga untuk selalu mencegah dan merawat rem aja penggunaaja pengguna  NAPZA.

 NAPZA. 4.

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti.Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti. 5.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan.Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan. 6.

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi.Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi. Keluarga mampu memodifikasi remaja pengguna NAPZA. Keluarga mampu memodifikasi remaja pengguna NAPZA. Intervensi :

Intervensi : 1.

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara memodifikasi lingkunganBersama keluarga diskusikan tentang cara memodifikasi lingkungan rumah remaja pengguna NAPZA.

rumah remaja pengguna NAPZA. 2.

2. Latih keluarga cara memodifikasi dari remajLatih keluarga cara memodifikasi dari remaja pengguna NAPZA.a pengguna NAPZA. 3.

3. Motivasi keluarga untuk selalu melakukan modifikasi remaja penggunaMotivasi keluarga untuk selalu melakukan modifikasi remaja pengguna  NAPZA

 NAPZA 4.

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti.Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti. 5.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan.Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan. 6.

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi.Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi.

Keluarga mampu menggunakan sumber daya untuk penanganan remaja Keluarga mampu menggunakan sumber daya untuk penanganan remaja  pengguna NAPZA

 pengguna NAPZA.. Intervensi :

Intervensi : 1.

1. Bersama keluarga diskusikan tentang penggunaan sumber daya masyBersama keluarga diskusikan tentang penggunaan sumber daya masy untuk remaja Pengguna NAPZA.

untuk remaja Pengguna NAPZA. 2.

2. Latih keluarga menggunakan sumber daya untuk remaja penggunaLatih keluarga menggunakan sumber daya untuk remaja pengguna  NAPZA.

 NAPZA. 3.

3. Motivasi keluarga untuk selalu menggunakan sumber daya untuk remajaMotivasi keluarga untuk selalu menggunakan sumber daya untuk remaja  pengguna NAPZA.

 pengguna NAPZA. 4.

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti.Berikan kesempatan bertanya hal yang belum mengerti. 5.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan.Evaluasi kembali hal-hal yang sudah didiskusikan. 6.

(16)

E.

E. EvaluasiEvaluasi

Evaluasi penyalahgunaan dan ketergantungan zat tergantung pada Evaluasi penyalahgunaan dan ketergantungan zat tergantung pada  penanganan

 penanganan yang dilakukan yang dilakukan perawat perawat terhadap terhadap klien klien dengan medengan mengacu ngacu kepadakepada tujuan khusus yang ingin dicapai. Sebaiknya perawat dan klien bersama-sama tujuan khusus yang ingin dicapai. Sebaiknya perawat dan klien bersama-sama melakukan evaluasi terhadap keberhasilan yang telah dicapai dan tindak melakukan evaluasi terhadap keberhasilan yang telah dicapai dan tindak lanjut yang diharapkan untuk dilakukan selanjutnya.

lanjut yang diharapkan untuk dilakukan selanjutnya.

Jika penanganan yang dilakukan tidak berhasil maka perlu dilakukan Jika penanganan yang dilakukan tidak berhasil maka perlu dilakukan evaluasi kembali terhadap tujuan yang dicapai dan prioritas penyelesaian evaluasi kembali terhadap tujuan yang dicapai dan prioritas penyelesaian masalah apakah sudah sesuai dengan kebutuhan klien. Klien relaps tidak bisa masalah apakah sudah sesuai dengan kebutuhan klien. Klien relaps tidak bisa disamakan dengan klien yang mengalami kegagalan pada sistem tubuh. disamakan dengan klien yang mengalami kegagalan pada sistem tubuh. Tujuan penanganan pada klien relaps adalah meningkatkan kemampuan Tujuan penanganan pada klien relaps adalah meningkatkan kemampuan untuk hidup lebih lama bebas dari penyalahgunaan dan ketergantungan zat. untuk hidup lebih lama bebas dari penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Perlunya evaluasi yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan yang Perlunya evaluasi yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan, akan lebih baik perawat bersama-sama klien dalam menentukan diharapkan, akan lebih baik perawat bersama-sama klien dalam menentukan tujuan ke arah perencanaan pencegahan relaps.

(17)

BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP A. A. KesimpulanKesimpulan

Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus  bahkan

 bahkan sampai sampai setelah setelah terjadi terjadi masalah. masalah. Ketergantungan Ketergantungan zat zat menunjukkanmenunjukkan kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart dan Sundeen, 1995).

fisik (Stuart dan Sundeen, 1995).

B.

B. SaranSaran

Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya agar bermanfaat untulk kita semua terutama bagi kami penulis. Harapannya agar bermanfaat untulk kita semua terutama bagi kami penulis. Harapannya tujuan dari makalah ini dapat memasyarakat dan terimplementasi dengan tujuan dari makalah ini dapat memasyarakat dan terimplementasi dengan  baik.

(18)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1995). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 6. (terjemahan). Carpenito, L.J. (1995). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 6. (terjemahan).

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman

 penyelenggaraan

 penyelenggaraan sarana sarana pelayanan pelayanan rehabilitasi rehabilitasi penyalahgunaan penyalahgunaan dandan ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

(2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang dapat terjadi di tempat (2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang dapat terjadi di tempat rehabilitasi pada pasien ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat rehabilitasi pada pasien ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Kesehatan Jiwa Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.

Masyarakat Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.

(2001). Buku pedoman praktis bagi petugas kesehatan (puskesmas) mengenai (2001). Buku pedoman praktis bagi petugas kesehatan (puskesmas) mengenai

 penyalahgunaan narkotika,

 penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan psikotropika dan zat zat adiktif adiktif lainnya (NAPZA).lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Jenderal Kesehatan Masyarakat. Hawari, D. (2000). Penyalahgunaan dan ket

Hawari, D. (2000). Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (narkotik, alkoholergantungan NAZA (narkotik, alkohol dan zat adiktif). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Referensi

Dokumen terkait

Jika anda ingin mengprint gambar sesuai dengan kertas yang di inginkan dan gambar yang ada Jika anda ingin mengprint gambar sesuai dengan kertas yang di inginkan dan gambar yang

[r]

 Indonesia masih merupakan negara yang paling efisien dalam menghasilkan minyak sawit dan minyak sawit merupakan minyak nabati yang paking efisien dan produktif..  Industri

Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti menggunakan metode pembelajaran discovery pada proses pembelajaran kelas IV SD negeri Patemon 01 pada mata pelajaran matematika

Desain alat penangkap ikan kapal ikan menggunakan rawai tuna dasar atau long line, yaitu alat tangkap ikan yang terdiri dari rangkaian tali temali yang di bentangkan

Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang

Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Pramudia (2006) dalam jurnal yang menyatakan bahwa, tujuan dari kegiatan orientasi peserta didik baru antara lain agar

Pembuatan alat peraga dari sampah botol bekas sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran ini disasarkan pada pendidik untuk dapat membuat inovasi alat peraga bantu