• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian di kelas V SDN Kutowinangun 04, peneliti mengamati bagaimana proses pembelajaran dikelas. Pada saat pembelajaran metode yang di pakai hanya metode ceramah, tanya jawab dan berdiskusi dan jarang sekali melibatkan siswa untuk berpikir sendiri dan melakukan praktek. Oleh karena itu siswa kurang bersemangat, mengantuk, dan tidak fokus dalam mengikuti pelajaran karena siswa hanya menjawab dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. hal ini sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa, sehingga hasil ulangan harian siswa tergolong rendah. Hal ini dapat ditunjukan pada saat peneliti mengamati dan mendapati kondisi pra siklus yaitu dari 30 siswa, hanya 43% atau 13 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 70, sedangkan 57% atau 17 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Untuk itu peneliti mengganti model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran yaitu discovery learning.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Tes pada Pra Siklus

Pra Siklus

Nilai Frekuensi Persentase (%)

40-50 2 6.67 51-60 6 20 61-70 6 20 71-80 9 30 81-90 7 23.33 91-100 0 0 Jumlah 30 100

(2)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat nilai tes yang tidak merata. Hal ini dilihat dari perbedaan nilai terendah sebesar 40 dan nilai tertinggi sebesar 90. Sedangkan skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 72% . ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 57% Atau 17 Siswa dan 43% Atau 13 Siswa yang belum tuntas sesuai dengan KKM yang ditetapkan 70.

Gambar 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Dari gambar 4.1 dapat dilihat siswa yang belum mencapai ketuntasan KKM berjumlah 13 siswa, sedangkan siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan berjumlah 17 siswa. Dari tabel diatas maka dibuat tabel ketuntasan pada kondisi awal sebagai berikut :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Pra Siklus

Jumlah Siswa

(3)

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

≥ 70 17 57 Tuntas

< 70 13 43 Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat rendahnya nilai rata-rata siswa yang masih dibawah KKM 70 dan tingkat ketuntasan belajar yang rendah maka peneliti maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yangtelah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian tersebut peneliti akan menerapkan model discovery learning yang dilakukan dua siklus yaitu pada materi sifat-sifat cahaya sesuai dengan indikator yang telah dibuat.

Gambar 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan gambar 4.2 nilai siswa yang masih dibawah KKM yaitu sebanyak 43% dan yang sudah mencapai KKM ada 57%. Hal ini diduga karena pembelajaran yang belum menggunakan model discovery learning, sehingga siswa hanya tergantung bergantung pada penjelasan gru yang hanya ceramah

57% 43%

Hasil Belajar Pra Siklus

≥ 70 Tuntas (17 siswa) ≤ 70 Tidak Tuntas ( 13 siswa )

(4)

dalam pembelajaran oleh karena itu siswa merasa bosan dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Hal itu mengakibatkan hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Berdasarkan masalah yang ada Oleh karena itu peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan yang telah peneliti uraikan pada bab sebelumnya. Penelitian ini akan menerapkan model discovery learning , yang akan diterapkan melalui dua siklus yaitu menerapkan model discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4.2 . Deskripsi Hasil Siklus I

Penelitian siklus I pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 17 maret 2016 dengan materi siffat-sifat cahaya dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan a) Pertemuan pertama

Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran adalah mempersiapkan

- RPP

- Sarana dan alat pembelajaran 2. Tindakan

(1) Kegiatan Awal

Pertemuan pertama ini dilaksanakan dua jam pelajaran dengan durasi waktu 1 kali tatap muka alokasi waktunya 2 jam pelajaran selama 70 menit. Untuk mengawali pelajaran guru mengajak siswa berdoa. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari pada saat pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(5)

Guru mengarahkan siswa fokus dalam pembelajaran dengan bertanya kepada siswa “Apa yang akan terjadi apabila didunia ini tidak ada cahaya?”

B. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). a). Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok.

b). Guru memberikan rumusan masalah kepada masing-masing kelompok sesuai. dengan pembagian kelompok sesuai dengan pembagian kelompok:

1. Apakah yang akan terjadi apabila cahaya disorotkan kebenda bening?

2. Apakah yang akan terjadi apabila cahaya disorotkan ke benda berwarna?

3. Apakah yang akan terjadi apabila cahaya disorotkan kebenda gelap?

4. Bagaimanakah sifat cahaya yang mengenai cermin datar? 5. Bagaimanakah sifat cahaya yang mengenai cermin

cembung?

6. Bagaimanakah sifat cahaya yang mengenai cermin cekung? 7. Apa yang akan terlihat apabila pensil dimasukan kedalam

gelas yang berisi air putih? Bagaimana hal itu bisa terjadi? c). Masing-masing kelompok merumuskan hipotesis dari

penelitian yanga kan dilakukan.

kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

(2). Kegiatan Inti

A. Data collection(pengumulam data)

1. Masing-masing kelompok mengamati keadaan disekitar lingkungan sekolah yang berhubungan dengan sifat-sifat cahaya.

(6)

2. Masing-masing kelompok mencatat hasil dari pengamatan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang dibuat.

3. Guru membagikan materi, alat dan bahan untuk mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai benda bening, berwarna, dan gelap sesuai dengan pembagian kelompok. 4. Guru membagikan materi, alat , dan bahan untuk

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung sesuai dengan pembagian kelompok.

B. Data processing (pengolahan data)

1.Guru memberikan petunjuk kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hasil data yang mereka peroleh.

2. Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang dicatat.

3. Masing-masing kelompok menafsirkan hasil dari data yang tela diicatat.

C. Verifikasi

1.Masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai benda bening, berwarna, dan benda gelap.

2. Masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cermin lengkung.

3. Masing-masing kelompok menganalisis data yang diperoleh dengan cara mempraktekkan hasil pengamatan dalam kelompoknya.

4. Masing-masing kelompok membuktikan hipotesis penelitian yang telah ditetapkan.

(7)

1. Setiap kelompok dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah dianalisis.

2. Setiap kelompok membuat kesimpulan dati data yang dianalisis Masing-masing kelompok menghubungkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dengan kajian teori yang sudah ada.

3. Kegiatan akhir

Siswa di bimbing oleh guru membuat kesimpulan tentang hasil penelitian yang sudah dilakukan. Dan juga siswa mencatat dibuku masing-masing tentang apa saja hal-hal penting yang sudah mereka dapatkan selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu untuk menutup pelajaran guru mengajak siswa utuk berdoa.

TABEL 4.3

Hasil Observasi Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA kelas V Pada Siklus I Pertemuan I

No. Aspek Nilai

1. Stimulus 2.7 2. Problem Statement 2 3. Data Collection 2.3 4. Data Processig 2 5. Verifikasi 2.7 6. Generalisasi 2 Rata-rata 2.2

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.3 diatas data yang diperoleh pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan. Dilihat dari hasil penilaian lembar observasi siklus I pertemuan I keseluruhan kegiatan selama pembelajaran berdasarkan langkah-langkah dalam menerapkan model

(8)

discovery learning memperoleh skor rata-rata 2.2. pada setiap aspek langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning masih mendapatkan skor 2 Masih tergolong kategori cukup. Jadi berdasarkan lembar hasil observasi penerapan model discovery learning pada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan. Dalam hal ini barkaitan belum tercapainya indikator kinerja yang ditentukan pasa siklus I Pertemuan I akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II.

b). Pertemuan Kedua Siklus I

Penelitian siklus I pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 18 maret 2016 dengan kegiatan sebagai berikut :

(1) Kegiatan Awal

Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada jam pertama pelajaran. Untuk mengawali pembelajaran guru terlebih dahulu mengajak siswa untuk berdoa. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru menyampaikan apa yang materi apa yang akan di pelajari pada saat pembelajaran dan juga guru menyampaikan langkah-langkah pada saat pembelajaran berlangsung. Sebelum memasuki materi guru memberikan apersepsi mengajak siswa bernyanyi lagu “pelangi-pelangi”. A. Stimulus (pemberian rangsangan)

Guru mengarahkan siswa fokus dalam pembelajaran dengan bertanya kepada siswa

1. Siapa yang pernah melihat pelangi?

2. Apa saja warna yang terdapat pada pelangi ? B. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

a) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok b) Guru memberikan rumusan masalah:

1. Bagaimana proses terjadinya macam warna? 2. Bagaimana proses terjadinya pelangi?

(9)

c). Masing-masing kelompok merumuskan hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran.

(2).Kegiatan Inti

A. Data collection (pengumulam data)

1. Masing-masing kelompok mengumpulkan data yang relevan terhadap praktek yang akan dilaksanakan.

2. Masing-masing kelompok mencatat data yang relevan terhadap penelitian yang akkan dilaksanakan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang dibuat.

3. Guru membagikan materi, alat, dan bahan untuk melaksanakan penelitian untuk menunjukan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna sesuai dengan pembagian kelompok. B. Data processing (pengolahan data)

1. Guru memberikan petunjuk kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hasil data yang mereka peroleh.

2. Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil dari data yang dicatat.

3. Masing-masing kelompok menafsirkan hasil dari data yang tela diicatat.

C. Verifikasi

1. Masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langkah penelitian menunjukan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna yang diberikan oleh guru.

2. Masing-masing kelompok menganalisis data yang diperolah dengan cara mempraktekkan hasil pengamatan dalam kelompoknya.

(10)

3. Masing-masing kelompok membuktikan hipotesis penelitian yang telah ditetapkan.

D. Generalisasi

1. Masing-masing kelompok dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah dianalisis.

2. Masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari data yang dianalisis

Masing-masing kelompok menghubungkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dengan kajian teori yang sudah ada. (3). Kegiatan Akhir

1. Guru melibatkan siswa untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Guru memberikan siswa tes akhir siklus I yang mencakup semua materi yang telah dipelajari pada siklus I.

TABEL 4.4

Hasil Observasi Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA kelas V Pada Siklus I Pertemuan II

No. Aspek Nilai

1. Stimulus 3.3 2. Problem Statement 2.3 3. Data Collection 2.6 4. Data Processig 2.5 5. Verifikasi 2.3 6. Generalisasi 2 Rata-rata 2.5

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat hasil dari pertemuan kedua siklus I mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil observasi pada

(11)

siklus I pertemuan. Dari keseluruhan pembelajaran yang telah diterapkan mendapatkan hasil dengan skor rata-rata 2.5 Nilai rata-rata dari keseluruhan ini masih dalam kategori cukup. Skor dalam setiap aspek sudah mengalami peningkatan karena sudah diterapkan juga pada siklus I pertemuan I. hasil observasi pada siklus I ini akan diperbaiki kekurangannya pada siklus II.

3. Hasil Tindakan

Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan model discovery learning, peneliti memperoleh hasil nilai pada pembelajaran dengan materi “sifat-sifat cahaya” mengalami peningkatan dibandingkan hasil belajar siswa di dalam pra siklus . Hasil tes akhir siklus I terdapat nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 26 siswa atau 87% dan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar 4 siswa atau 13%.

Berikut ini data hasil pembelajaran setelah menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Nilai Tes pada Siklus I Siklus I

Nilai Frekuensi Persentase (%)

40-50 0 0 51-60 2 6.67 61-70 3 10 71-80 12 40 81-90 12 40 91-100 1 3.33 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat nilai tes yang tidak merata. Hal ini dilihat dari perbedaan nilai terendah sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar

(12)

100. Sedangkan skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 80% . ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 87% Atau 26 Siswa dan 13% Atau 4 Siswa yang belum tuntas sesuai dengan KKM yang ditetapkan 70.

Gambar 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Siklus I

Dari gambar 4.3 diatas siswa yang belum mencapai KKM 70 ada 4 siswa, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM ada 26 siswa. Dari tabel diatas maka dibuat tabel ketutasan sebagai berikut :

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

≥ 70 26 87 Tuntas

< 70 4 13 Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.6 tentang ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan . penggunaan model discovery learning sudah menunjukan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Pada skor tes dan distribusi ketuntasan hasil belajar

0 2 4 6 8 10 12 14 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Siklus I

Jumlah Sisiwa

(13)

siswa pada pembelajaran yang dilakukan pada pra siklus hanya mencapai ketuntasan 57% setelah diadakan pembelajaran siklus I ketuntasan menjadi 87%.

Gambar 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan data diatas nilai siswa yang masih dibawah KKM yaitu sebanyak 4 siswa atau 87% dan yang sudah mencapai KKM ada 26 siswa atau 13%. Dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari tahap pra siklus 57% menjadi 87%. Hal ini menujukan bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakanakan pada siklus I berjalan sesuai dengan rencana. Pada pertemuan pertama padan siklus I pembelajaran yang pertama kali menggunakan model discovery learning, siswa masih kesulitan dalam mengikuti langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, karena siswa baru mengenal model pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning ini jadi terdapat banyak siswa yang belum mengerti langkah-langkah dalam pembelajaran yang berlangsung. Sedangkan dalam pertemuan ke dua dalam siklus I siswa sudah memahami dan dapat menerima model pembelajaran yang

87% 13%

Hasil belajar Siklus I

≥70 tuntas (26 siswa)

≤ 70 tidak tuntas (4 siswa)

(14)

diterapkan oleh guru, dan juga siswa dapat mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran yang berlangsung. Siswa terlihat aktif dan siswa juga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Namun, masih juga terdapat siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran. Hal ini mungkin dikarenakan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru atau belum mengerti dengan langkah-langkah pembelajaran. oleh karena itu masih terdapat 4 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Untuk mencapai target yang ditetapkan, maka perlu diadakan peningkatan hasil belajar siswa melalui pelaksanaan siklus II dengan menerapkan model discovery learning yang lebih intensif.

4.3 Deskripsi Hasil Siklus II

Penelitian siklus I pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 19 maret 2016 dengan materi penguraian cahaya dengan rincian sebagai berikut : 1. Perencanaan

a). Pertemuan pertama

Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran adalah mempersiapkan

- RPP

- Sarana dan alat pembelajaran 2. Tindakan

(1). Kagiatan Awal

Pertemuan pertama ini dilaksanakan dua jam pelajaran dengan durasi waktu 1 kali tatap muka alokasi waktunya 2 jam pelajaran selama 70 menit. Untuk mengawali pelajaran guru mengajak siswa berdoa. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari pada saat pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(15)

Guru mengarahkan siswa fokus dalam pembelajaran dengan bertanya kepada siswa :

1. Apa yang akan terjadi jika warna-warna pada pelangi diputar kencang dengan menggunakan cakram warna siapa yang pernah melihat pelangi?

2. Pada dasarnya apa lensa yang terdapat pada kaca pembesar? B. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

a) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, 4 kelompok membuat cakram warna dan 4kelompok membuat lup

b). Guru memberikan rumusan masalah bagi masing-masing kelompok:

1. Bagaimana cara membuktikan proses warna-warna pelangi dapat menyusun warna putih?

2. Bagaimana sifat-sifat cahaya yang diterapkan oleh lup? Kemudian buatlah lup sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya!

c). Masing-masing kelompok merumuskan hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan. Setelah itu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyamaikan langkah-langkah pembelajaran. (2). Kegiatan inti

A. Data collection(pengumulam data)

1. Guru memberikan materi, alat dan bahan untuk membuatkaryamodel kepada masing-maing kelompok.

2. Masing-masing kelompok megidentifikasi materi, alat, dan bahan untuk membuat karyamodel dari kajian materi.

B. Data processing (pengolahan data)

1. Guru memberikan petunjuk kepada masing-masing kelompok untuk membuat karya/model.

2. Masing-masing kelompok bekerja sama dalam membuat karya/model C. Verifikasi

(16)

1. Kelompok cakram warna mempraktekkan langkah-langkah membuat cakram warna sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. 2. Kelompok lup mempraktekkan langkah-langkah membuat lup sesuai

dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan.

3. Masing-masing kelompok menganalisis data yang telah mereka peroleh dengan cara mempraktekkan hasil pengamatan yang didalam kelompok.

4. Masing- masing kelompok membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan.

D. Generalisasi

1. Masing-masing kelompok dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah dianalisis.

2. Masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari data yang dianalisis

Masing-masing kelompok menghubungkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dengan kajian teori yang sudah ada.

(3). Kegiatan Akhir

Dalam kegiatn akhir guru melibatkan siswa untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

(17)

TABEL 4.7

Hasil Observasi Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA kelas V Pada Siklus II Pertemuan I

No. Aspek Nilai

1. Stimulus 3.3 2. Problem Statement 3.6 3. Data Collection 3.3 4. Data Processig 3.5 5. Verifikasi 3 6. Generalisasi 3 Rata-rata 3.2

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat hasil dari pertemuan pertama pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I. hal ini terlihat dari skor pada setiap aspek yang mendapatkan skor 3 dengan pertanyaan kategori baik. Siswa sudah tidak merasa binggung dengan model discovery learning yang sudah diterapkan. Hal ini dapat dilihat pada saat pelajaran berlangsung siswa merespon aktif pembelajaran yang disampaikan oleh guru, pada saat guru memberikan pertanyaan siswa sangat semangat dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dari keseluruhan pembelajaran dengan model discovery learning yang telah diterapkan mendapatkan hasil dengan skor rata-rata 3.2 Nilai rata-rata dari keseluruhan ini masih dalam kategori baik. Dengan demikian berdasarkan Skor lembar observasi yang menggunakan model discovery learning mengalami peningkatan sesuai indikator kinerja yang ditentukan.

(18)

Penelitian siklus I pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2016 dengan kegiatan sebagai berikut :

(1) Kegiatan Awal

Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada jam pertama pelajaran. Untuk mengawali pembelajaran guru terlebih dahulu mengajak siswa untuk berdoa. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa, setelah itu guru menyampaikan apa yang materi apa yang akan di pelajari pada saat pembelajaran dan juga guru menyampaikan langkah-langkah pada saat pembelajaran berlangsung. Sebelum memasuki materi guru memberikan apersepsi mengajak siswa bernyanyi lagu “pelangi-pelangi”.

A. Stimulus (pemberian rangsangan)

Guru mengarahkan siswa fokus dalam pembelajaran dengan bertanya kepada siswa

1. Siapa yang pernah meliat kapal selam?

2. Siapa yang pernah melihat pemantulan bayangan berulang-ulang? B. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

a) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, 4 kelompok membuat periskop dan 4 kelompok membuat kaleidoskop

b). Guru memberikan rumusan masalah bagi masing-masing kelompok: 1.Bagaimana cara membuktikan proses sifat-sifat cahaya yang

diterapkan pada periskop? Buatla periskop sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

2.Bagaimana sifat-sifat cahaya yang diterapkan oleh kaleidoskop? Kemudian buatlah lup sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

c). Masing-masing kelompok merumuskan hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan. Kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan Guru menyamaikan langkah-langkah pembelajaran.

(19)

(2).Kegiatan Inti

A. Data collection(pengumulam data)

1. Guru memberikan materi, alat dan bahan untuk membuat karyamodel kepada masing-maing kelompok.

2. Masing-masing kelompok megidentifikasi materi, alat, dan bahan untuk membuat karyamodel dari kajian materi.

3. Siswa mencatat hal-hal yang dibutuhkan dalam pembuatan karya/model dari kajian materi.

B. Data processing (pengolahan data)

1. Guru memberikan petunjuk kepada masing-masing kelompok untuk membuat karya/model.

2. Masing-masing kelompok bekerja sama dalam membuat karya/model. C. Verifikasi

1. Masing-masing kelompok mempraktekkan langkah-langka membuat periskop dan kaleidoskop sesuai langkah-langkah.

2. Masing-masing kelompok menganalisis data yang telah mereka peroleh dengan cara mempraktekkan hasil pengamatan yang didalam kelompok.

3. Masing- masing kelompok membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan.

D. Generalisasi

1. Masing-masing kelompok dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan dari data yang sudah dianalisis.

2. Masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari data yang dianalisis.

Masing-masing kelompok menghubungkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dengan kajian teori yang sudah ada.

(20)

(3). Kegiatan Akhir

1. Guru melibatkan siswa untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Guru memberikan siswa tes akhir siklus II yang mencakup semua materi yang telah dipelajari pada siklus II.

TABEL 4.8

Hasil Observasi Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA kelas V Pada Siklus II Pertemuan II

No. Aspek Nilai

1. Stimulus 4 2. Problem Statement 3.6 3. Data Collection 3.6 4. Data Processig 4 5. Verifikasi 4 6. Generalisasi 4 Rata-rata 3.8

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat hasil dari pertemuan kedua siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik karena hampir keseluruhan aspek mendapatkan skor 4 dengan kategori sangat baik dan dengan rata-rata skor 3.8 Hal ini menujikan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning telah berjalan dengan sangat baik karena telah mencapai indikator kinerja yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan kategori sangat baik.

(21)

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II dengan menerapkan model discovery learning mengalami peningkatan hasil belajar. Dengan demikian dapat dlihat dengan perolehan nilai siswa pada siklus II yang telah mencapai KKM sebanyak 28 siswa atau 93%. Sedangkan siswa yang masih belum mencapai KKM sebanyak 2 siswa atau 7% dengan nilai rata-rata keseluruhan siswa 86%.

Berikut ini data hasil pembelajaran setelah dilaksanakan siklus II dengan menerapkan model discovery learning pada tabel 4.9

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Nilai Tes pada Siklus II Siklus II

Nilai Frekuensi Persentase (%)

40-50 0 0 51-60 1 3.33 61-70 1 3.33 71-80 7 23.33 81-90 14 46.67 91-100 7 23.33 Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dapat dilihat nilai tes yang tidak merata. Hal ini dilihat dari perbedaan nilai terendah sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar 100. Sedangkan skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 8% . ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 93% Atau 28 Siswa dan 7% Atau 2 Siswa yang belum tuntas sesuai dengan KKM yang ditetapkan 70.

(22)

Gambar 4.5

Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Siklus II

Dari gambar 4.5 diatas dapat dilihat nilai siswa yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 2 siswa atau 7% dan siswa yang sudah mancapai KKM 70 sebanyak 28 siswa atau 93%.

Tabel 4.10

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

≥ 70 28 93 Tuntas

< 70 2 7 Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel 4.10 tentang ketuntasan hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan . penggunaan model discovery learning sudah menunjukan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Pada skor tes dan distribusi ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran yang dilakukan pada pra siklus hanya mencapai ketuntasan 87% setelah diadakan pembelajaran siklus I ketuntasan menjadi 93%.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Siklus II

Jumlah Siswa

(23)

Gambar 4.6

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan gambar 4.6 diatas menunjukan bahwa nilai hasil belajar siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 28 siswa atau 93%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan sebanyak 2 siswa atau 7%. Hal ini menunjukan peningkatan hasil belajar siswa yang memenuhi KKM yang sudah ditetapkan dari siklus I 87% ke siklus II menjadi 93%. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran IPA yang menerapkan model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Refleksi

Kegiatan pembelajaran siklus II berjalan sesuai dengan langkah-langkah model discovery learning yang sudah di tetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, ini dilihat dari sikap dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung, siswa sangat semangat dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. pembelajaran siklus II ini sudah berjalan dengan baik, hal ini dilihat dari skor perolehan observasi dari setiap aspek yaitu 3 dan hasil belajar siswa yang sudah mencapai target yang

93% 7%

Siklus II

≥70 tuntas (28 siswa) ≤70 tidak tuntas (2 siswa)

(24)

ditentuka peneliti dan yang sudah dalam kategori baik, tapi masih ada juga siswa yang belum memenuhi KKM 70 yaitu sebanyak 2 siswa. Hal ini dikarenakan siswa tersebut sudah terbiasa ribut dan susah untuk memperhatikan pada saat guru sedang mengajar didalam kelas dan siswa-siswa itu menjadi tidak mengerti dengan materi yang disampaikan oleh guru. karena tujuan indikator sudah berhasil dicapai, maka penelitian berakhir disiklus sampai di siklus II.

4.4. Hasil Analisis Data 4.4.1. Hasil analisis Prasiklus

Sebelum perbaikan pembelajaran 30 siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa atau 57% dan 13 siswa yang belum tuntas. Hal ini menunjukan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi ternyata kegagalan itu disebabkan karena hal-hal berikut:

Guru kurang tepat menggunakan metode mengajar.

a. Guru belum maksimal dalam memberikan pengajaran dengan menggunakan pengajaran yang bervariasi.

b. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. c. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Kegagalan dalam pembelajaran materi sifat-sifat cahaya dalam hal ini maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.

(25)

4.4.2.Hasil Belajar Siklus I

Pada perbaikan pembelajaran siklus I menerapkan model discovery learning hasil evaluasi yang diperoleh dari 30 siswa ada 26 siswa atau 87% yang tuntas belajar sedangkan 4 siswa atau 13% belum tuntas. Nilai rata-rata yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran siklus I dibandingkan sebelum perbaikan pembelajaran ada peningkatan menjadi 80% dari sebelum perbaikan pembelajaran nilai rata-rata hanya 72%.

Peneliti merefleksi penyebab dari kegagalan dalam perbaikan pembelajaran siklus I, ternyata pada perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan hal-hal sebagai berikut:

a) Siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran.

b) Guru kurang menggunakan media pembelajaran yang sudah ada. c) Guru lebih aktif sendiri dalam pembelajaran.

d) Pada pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning, siswa yang pasif tidak peduli akan pembelajaran, tetapi bermain-main sendiri atau memperhatikan yang lain, materi yang disampaikan guru tidak diterima siswa yang gagal dalam perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II

4.4.3. Hasil Belajar Siklus II

Pada perbaikan pembelajaran siklus II menerapkan model discovery learning, yang melibatkan seluruh siswa secara langsung dalam pembelajaran, sehingga materi pembelajaran akan lebih bermakna. (Slameto:2003:13) mengatakan bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku dalam penguasaan pengetahuan yang diperoleh dari instruksi.

(26)

Peneliti memperoleh hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II dari 30 siswa terdapat 28 siswa atau 93% sudah tuntas belajar sedangkan 2 siswa atau 7% belum tuntas dalam belajar, dengan nilai rata-rata 86% maka mata pelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya pada kelas V semester II SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, tidak melanjutkan ke siklus berikutnya.

Tabel 4.11

Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No. Kriteria Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1. Tuntas ≥ 70 17 57 26 87 28 93 2. Tidak Tuntas < 70 13 43 4 13 2 7 Nilai rata-rata 72 80 86

Berdasarkan tabel 4.11dapat dijelaskan pada pra siklus hanya mencapai rata-rata 72% dan tinkat ketuntasan persentase 57% kemudian pada siklus I nilai rata-rata-rata-rata meningkat menjadi 80% dengan tingkat ketuntasan 87% dan pada siklus II mencapai rata-rata 86% dan tingkat ketuntasan 93%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7 dibwah ini:

(27)

Gambar 4.7

Distribusi Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 4.7 penggunaan pembelajran tersebut dengan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga Tahun pelajaran 2015/2016. Keberhasilan belajar terletak pada respon seseorang untuk melakukan kreativitas dalam mentranspomasi informasi yang ada. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

4.5. Pembahasan

Sebagian permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahya hasil belajar IPA siswa pada kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal itu sisebabkan oleh guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa mempelajari materi sifat-sifat cahaya sehingga siswa menganggap bahwa pelajaran IPA itu sulit, membosankan dan tidak menarik. Perlu pemilihan strategi pembelajaran yang dimaksud dalah model discovery learning. 17 26 28 13 4 2 0 5 10 15 20 25 30

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(28)

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, penggunaan model discovery learning . Hasil pengamatan menunjukan bahwa penggunaa model discovery learning ternyata berdampak pada hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Berdasarkan perbandingan data konsisi awal, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan pada siklus I maupun siklus II membawa peningkatan baik aktivitas guru maupun hasil belajar IPA . Hasil belajar IPA mengalami peningkatan dari rata-rata skor 72% pada kondisi awal meningkat menjadi 80% pada siklus I kemudian meningkat lagi menjadi 86% pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dari 57% pada kondisi awal meningkat menjadi 87% pada siklus I dan meningkat menjadi 93% pada siklus II.

Penelitian sudah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu lebih dari 80%. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan model discovery learning dapat meningktkan hasil belajar IPA dengan menggunakan materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Kutowinangun 04 salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 Dapat terbukti.

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran proses pelaksanaan pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tampak pada: 1) Pada kegiatan awal, tampak terlaksananya

Mari kita kembali kepada Tuhan, biarlah diri kita berada dalam kuasa Yesus untuk mengalahkan iblis.. Jangan pernah menyerah terhadap iblis karena Yesuslah yang lebih

14/06/2016 Salinan informasi nilai hasil SBMPTN 2014, a.n Julian Hadi Prasetyo, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Diketahuinya distribusi frekuensi kadar asam urat darah, riwayat keluarga, usia, asupan purin, asupan lemak jenuh, rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dan tingkat stres pada

P ariwisata dan Kebudayaan yaitu Misi II &#34; Mewujudkan Kabupaten Purworejo sebagai gerbang ekonomi utama bagian selatan Provinsi Jawa Tengah yang berbasis pertanian,

Melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti serta hasil diskusi dengan pengamat untuk mencari kekurangan dari proses pembelajaran selama ini, terungkaplah bahwa

beberapa waktu lalu, terjadi banyak kejadian dan fenomena sosial yang berawal dari perbedaan dan keragaman. Misalnya kasus dugaan penistaan agama yang gagal dipahami

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang mendasar bagi Perguruan Tinggi dalam rangka meningkatkan tingkat pemahaman mahasiswa fakultas