• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR FIN COOLER PADA PROJECT PETROCHEMICAL COMPLEX PT TRANS PASIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA-TUBAN ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR FIN COOLER PADA PROJECT PETROCHEMICAL COMPLEX PT TRANS PASIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA-TUBAN ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tugas Akhir

1 ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR FIN COOLER PADA PROJECT

PETROCHEMICAL COMPLEX

PT TRANS PASIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA-TUBAN

Siti Makkatur Rohmah1, Achmad Chamsudi2 , Agoes Soetijono3

1Mahasiswa Fisika FMIPA ITS, 2Staf PRPN BATAN, 3Staf Pengajar Fisika FMIPA ITS

ABSTRAK

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dengan tidak mengganggu proses produksi yaitu dengan menambahkan air fin cooler dan tanpa merubah konfigurasi sistem perpipaan. Hal ini tentunya akan mengakibatkan pipa mendapatkan beban dinamis yang lebih besar dari sebelumnya sehingga berpotensi terjadi stress yang melebihi limitasi yang akhirnya bisa menyebabkan pipa mengalami kegagalan. Dalam penelitian ini dilakukan suatu kajian mengenai penambahan air fin cooler di sekitar daerah operasi. Analisa dilakukan dengan pemodelan secara numerik untuk analisa kekuatan pipa secara statis dengan menggunakan software CAESAR 5.II. CAESAR 5.II mempunyai kemampuan dalam memberikan gambaran visual yang baik. Adapun gambaran yang disajikan oleh program Caesar ini berupa bentuk sistem perpipaan maupun hasil analisa mengenai tegangan, gaya, displacement dan momen yang terjadi serta melaporkan terjadinya overstress pada sistem perpiapaan yang akan dianalisa. Pada analisa didapatkan model sistem perpipaan yang sesuai dengan standart dan code ASME B.31.3 serta API 661 untuk heat exchanger dan API 610 untuk pompa.

Kata kunci: air fin cooler, stress, CAESAR 5.II

1.PENDAHULUAN

PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (PT TPPI) - Tuban merupakan perusahaan industri petrokimia hulu terpadu yang pembangunannya dilakukan sejak 1995. PT TPPI ini mulai memproduksi produk aromatik dan bahan bakar minyak secara komersial setelah pembangunan industri petrokimia hulu mengalami penundaan sejak 1998.

Selain itu juga, PT TPPI-Tuban sebagai salah satu perusahan petrokimia yang kini juga bekerja sama dengan PT PERTAMINA (Persero) untuk memasok Premium RON 88 untuk keperluan distribusi di Jawa Timur. Oleh karena itu, PT TPPI berupaya untuk meningkatkan produktivitasnya dengan cara menambahkan air fin cooler tetapi dengan tidak mengganggu sistem perpipaan yang sudah ada sehingga diharapkan perusahaan akan mendapat keuntungan yang lebih.

Dalam suatu plant, sistem perpipaan sangat penting sebagai media untuk mengalirkan suatu fluida kerja dari suatu sistem komponen ke komponen lainnya. Sistem perpipaan ini harus mampu menahan semua beban yang bekerja baik beban yang besarnya tetap sepanjang waktu (beban statik) maupun beban yang berubah-ubah menurut fungsi waktu (beban dinamik). Kemampuan sistem perpipaan untuk menahan beban yang bekerja sehingga tidak menimbulkan kegagalan yang dikenal sebagai fleksibilitas sistem perpipaan.

Analisa fleksibilitas dan stress analisa merupakan analisa perlu dilakukan untuk

memastikan bahwa sistem perpipaan pada kondisi operasi yang aman. Sistem perpipaan harus mempunyai fleksibilitas yang cukup sehingga ekspansi termal dan kontraksi atau pergerakkan dari supports dan titik persambungan tidak akan menyebabkan :

a. Kegagalan dari pipa atau support dari

overstress atau fatique.

b. Kebocoran pada sambungan.

c. Distorsi pada pipa atau pada titik sambungan equipment (contohnya pompa, bejana, atau katup) yang dihasilkan akibat gaya atau momen pada pipa.

2. DASAR TEORI 2.1 Tegangan

Tegangan adalah intensitas gaya yang tegak lurus atau normal terhadap irisan disebut tegangan normal (normal stress) pada sebuah titik.

Klasifikasi tegangan yang terjadi dalam sistem perpipaan secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Tegangan normal terdiri dari tiga komponen tegangan,yaitu:

a. Tegangan longitudinal (longitudinal stress), yaitu tegangan yang searah panajang pipa. b. Tegangan tangensial (circumferensial stress

atau hoop stress), yaitu tegangan yanga

searah garis singgung penampang pipa. c. Tegangan radial (radial stress), yaitu

tegangan searah jari-jari penampang pipa. 2. Tegangan geser terdiri dari dua komponen

(2)

Jurnal Tugas Akhir 2 Awal Panjang Panjang Perubahan L L δ aksial regangan lateral regangan aksial regangan lateral regangan − = = ν

)

25

,

0

25

,

1

(

c h a

f

S

S

S

=

+

(

b t

)

L h ax n S S S S A F t PD + + 2 + 2 + 4 4

(

b t

)

L h ax S S S S A F + 2 + 2 + 4

(

b t

)

a e S S S S = 2 + 2 ≤ 4

(

)

2

(

)

2 2 1 t o o i i e iM i M M Z S = + +

(

)

2

(

)

2 2 1000 t o o i i e i M i M M Z S = + +

a. Tegangan geser (shear stress), yaitu tegangan akibat gaya geser.

b. Tegangan puntir atau tegangan torsi (torsional stress), yaitu tegangan akibat momen puntir pada pipa.

2.2 Regangan

Jika sebuah batang diberikan pembebanan langsung kemudian timbul tegangan, panjang batang akan berubah. Jika panjang awal batang adalah L dan perubahan panjang batang adalah

δ L maka regangan adalah hasil dari sebagai

berikut :

Regangan (ε) = = (1) 2.3 Hukum Hooke

Selama material dalam batas elastisitas, deformasi yang dihasilkan oleh berbagai pembebanan akan secara menyeluruh pulih kedalam keadaan semula jika beban dihilangkan, dengan kata lain tidak ada deformasi permanen. Hukum Hooke secara sederhana dapat ditulis:

(2) Konstanta diberikan simbol E yang dinamakan modulus elastisitas atau modulus Young sehingga : L A PL L L A F E δ δ ε σ = ÷ = = (3)

2.4 Perbandingan Poisson (Poisson’s Ratio) Perbandingan Poisson adalah hubungan konstan antara regangan lateral dengan regangan aksial. Selama bahan tetap elastis, homogen dan isentropis. Perbandingan Possion ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 1 Perbandingan possion pada batang.

2.6 Ekspansi Thermal

Ekspansi thermal adalah perpanjangan karena pengaruh suhu secara paralel dengan arah panjang pipa (arah aksial). Dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

(4)

dengan,

∆ = Ekspansi thermal yang dihasilkan (mm) L = Panjang pipa (mm)

Α = Koefisien ekspansi thermal (mm/(mm.°C)

T = Temperatur pipa (°C) 2.7 Pembebanan

Pada perhitungan analisa tegangan yang diakibatkan perubahan temperatur maka akan mengembang dan timbul tegangan. Perumusan tegangan ini pada ASME B31.3 sebagai berikut:

(5) Nilai f didapat dari Tabel 2.3 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Nilai faktor pengurang tegangan (f)

Siklus (N) F <7000 7000-14000 14000-22000 22000-45000 45000-100000 >100000 1,0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5

(ASME B31.3. Process Pipping. ASME. 2002)

Nilai aktual terhadap batasan yang diijinkan pada setiap pembebanan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Beban Sustain

Stress yang terjadi pada beban sustain

merupakan jumlah stress longitudinal S

l akibat

efek tekanan, berat, dan beban sustain yang lain dengan tidak melebihi dari S

h.

Dapat dinyatakan dalam bentuk matematis sebagai berikut:

(6) b) Beban Occasional

Stress yang terjadi pada beban occasional

merupakan jumlah stress longitudinal akibat tekanan, berat, dan beban sustain lain serta

stress yang dihasilkan oleh beben occasional

misalnya angin atau gempa.

Stress ini tidak boleh melebihi 1.33S h.

(7) c) Beban Ekspansi

Stress yang diakibatkan oleh adanya expansi termal dan atau displacement (pergeseran) S

e akan dihitung sebagai berikut :

(8) (9) (10)

= ∆ hot cold T T dT L α tan Regangan kons Tegangan = = ε σ

(3)

Jurnal Tugas Akhir 3

(

)

(

)

Z M i M i S i i o o b 2 2 + =

(

)

(

)

Z M i M i Sb i i o o 2 2 1000 + = Z M S t t 2 = S ZM t t 2 1000 = dengan : (11) (12)

psi atau kPa

Stress limit displacement dapat diberikan

sebagai berikut: a e S S ≤ dan

(

c h

)

a f S S S = .1,2 + 0.25 ,psi(kPa) (13) (2.32) dengan : S

b = resultan tegangan akibat beban lentur, psi

S

t = tegangan puntir, psi

M

i = in-plane bending moment, in-lb

M

o = out-of-plane bending moment, in-lb

i

i = in-plane stress intensification factor

i

o = out-of-plane stress intensification factor

Z = section modulus of pipe, in

3

S

a = allowable stress untuk ekspansi termal,

psi

Sc = tegangan pada pipa dalam keadaan

dingin

Sh = tegangan pada pipa dalam keadaan suhu

tertentu

f = faktor pengurangan stress S

l = stress sustain yang terhitung, psi

Gambar 2 Momen pada belokan

Gambar 3 Momen pada percabangan

2.8 Air Fin Cooler

Fin Udara dingin atau Air Cooled Condenser, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.30 adalah sebuah sistem di mana udara kering digunakan sebagai media pendingin. Proses melibatkan pompa pendingin melalui tabung bersirip di atap kondensor pendinginan gedung dan memaksa udara keluar melalui atap. Ini adalah sistem yang relatif tidak efisien namun itu optimum kasus di mana suplai air tidak tersedia dengan cukup. Berikut ini bagian-bagian dari komponen heat exchanger air cooler:

Gambar 2.26 Komponen Heat

Gambar 4 Komponen heat exchanger untuk air fin cooler

3. METODOLOGI

Metode yang dipakai dalam analisa tegangan pada penelitian ini adalah metode manual untuk menganalisa apakah tegangan yang terjadi masih dalam kategori allowable sesuai dengan code dan standart ASME B.31.3 serta API 661 untuk heat exchanger dan API 610 untuk pompa. Analisa dilakukan dengan bantuan software perpipaan yakni CAESAR 5.II 3.1 Data

Tabel 3.1 Nomor Jalur Pipa

Gambar 5 Sistem Perpipaan TPPI-CA-01-R1

Nomor Perhitungan Nomor Jalur

TPPI-CA-01-R1

4"- P-291115-A2A4-HC65 6"- OF-12000562-A2A4-PP40 6"- OF-12000562-A2A4-ST40

(4)

Jurnal Tugas Akhir

4 3.2 Komponen Bahan Pipa

Pada sistem perpipaan ini menggunakan properties sebagai berikut :

1. Bahan Pipa : A53 Grade B

2. Berat Jenis Pipa : 7833,4399 kg/m3

3. Suhu sekitar : 26°C

4. Faktor korosi (c) : 3 mm

5. NPS : 6” dan 4”

6. SCH :40

7. Material : A53 Grade B

8. Temp Design : 365°C 9. Temp Operating : 120°C 10. Pressure Design : 17 (kg/cm2) 11. Pressure Operating : 11.4 (kg/cm2) 12. Pressure Hydrotest : 30.8 (kg/cm2) 13. Density Fluid : 655 (kg/m3) 14. Insulation : 132 (kg/m3) 15. Insul Thick : 50 (mm) 3.3 Pemodelan Struktur

Gambar 6 Gambar isometris TPPI-CA-01-R1 sebelum dilakukan analisa tegangan

Dan untuk menganalisa tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan di area air fin

cooler, terlebih dahulu struktur dimodelkan

sesuai dengan keadaan di lapangan dengan bantuan software CAESAR 5.II.

Tahapan selanjutnya setelah pemodelan adalah melakukan analisa tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan. Jika sistem tersebut mengalami overstress maka harus dilakukan perubahan pada model.

Berikut ini adalah Gambar tampilan pemodelan setelah dilakukan analisa tegangan pada sistem perpipaan diarea air fin cooler

Gambar 7 Gambar isometris TPPI-CA-01-R1 setelah dilakukan analisa tegangan

3.4 Analisa Nozzle pada Equipment (Air Fin Cooler dan Pompa)

Setelah kita mendapatkan data besaran tegangan pada sistem perpipaan di area air fin

cooler, kemudian dilanjutkan menganalisa

displacement serta restraint yang terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisa beban aktual yang diperbolehkan pada masing-masing nozzle yang ada pada air fin cooler. Proses analisa dapat dilakukan dengan memilih

toolbox yang ada pada software CAESAR 5.II

yang disesuaikan dengan standard dan code yang digunakan yakni API 661 untuk heat

exchanger air fin cooler dan API 610 untuk

pompa.

Langkah selanjutnya adalah melakukan

running. Jika output yang dihasilkan masih

gagal karena besar momen dan gaya yang dihasilkan dari pemodelan melebihi batasan

allowable dari code dan standard yang

digunakan maka model yang sudah dibuat hasus dievaluasi lagi. Hasil running dapat dilihat dalam menu general post processor. Kemudian dari hasil running ini dilakukan analisa dan pembahasan.

Gambar 8 Gambar isometris TPPI-CA-01-R1 sebelum dilakukan analisa

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisa Statis dengan CAESAR

Analisa piping stress adalah suatu cara perhitungan tegangan (stress) pada pipa yang diakibatkan oleh beban statis yang merupakan efek resultan dari gaya gravitasi, perubahaan temperatur, tekanan di dalam dan di luar pipa, jumlah debit fluida yang mengalir di dalam pipa dan pengaruh gaya seismic. Dalam stress

analysis CAESAR menggunakan code ASME

B31.3 sebagai perhitungan beban yang bekerja pada piping system yaitu kondisi sustain, kondisi operasi, kondisi hydrotes serta kondisi ekspansi dengan tujuan akhir diperoleh nilai-nilai beban tersebut harus di bawah allowable-nya.

(5)

Jurnal Tugas Akhir

5 4.1.1 Hasil Analisa Tegangan Nomor

Perhitungan TPPI-CA-01-R1

Dari pemasukan data isometris nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1 yang telah didapatkan dari PT TPPI, dapat diketahui nilai tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan. Analisa tegangan yang diperoleh dibandingkan dengan code ASME B31.3 hanya terdapat pada kasus pembebanan Sustain, Operasi dan

Expansion. Hasil perhitungan tegangan terbesar

yang didapat dari analisa statis menggunakan program CAESAR II, diperlihatkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Analisa Tegangan Nomor Perhitungan TPPI-CA-01-R1

Case Node Stress (kg/cm2) Allowable (kg/cm2) Persentase (%) (Hyd) 270 1111.9 2460.5 45.2 (Sus) 430 1316.8 1167.7 112.8 (Sus) 430 1263.7 1167.7 108.2 (Exp) 470 1371.1 2947.7 46.5 (Exp) 470 1159.4 2988 38.8

Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tegangan yang terjadi pada nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1 mengalami overstress. Suatu tegangan aman jika tegangan aktual yang terjadi tidak melebihi material allowable stress yang telah ditentukan code ASME B31.3. Dapat terlihat dari Tabel 4.3 bahwa tegangan aktual yang terjadi pada kondisi sustain telah melebihi 100% material allowable stress ASME B31.3. Oleh karena itu dibutuhkan analisa lebih lanjut sehingga tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan dengan nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1 tidak mengalami overstress.

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan tegangan terbesar yang didapat dari analisa statis menggunakan program CAESAR II, setelah dilakukan analisa lebih lanjut:

Tabel 4.4 Hasil Analisa Tegangan Nomor Perhitungan TPPI-CA-01-R1

Case Node Stress

(kg/cm2) Allowable (kg/cm2) Persentase (%) (Hyd) 358 385.8 2460.5 15.7 (Sus) 430 770.5 1167.7 66 (Sus) 430 717.4 1167.7 61.4 (Exp) 8298 1362.7 2849.4 47.8 (Exp) 8298 1280.9 2889.6 44.3

4.4.2 Hasil Analisa Momen dan Gaya Nomor Perhitungan TPPI-CA-01-R1

Analisa gaya dan momen diperlukan sebagai masukan untuk melanjutkan ke analisa API 661 dan API 610 untuk mengetahui allowable pada sistem perpipaan pada nozzle air fin cooler dan

nozzle pompa . Berikut adalah grafik gaya dan

momen yang terjadi pada sistem perpipaan dengan nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1.

Dalam kasus pembebanan Hydrotest, Operating, dan Sustain

Gaya dan Momen pada pembebanan

Hydrotest pada sistem perpipaan dengan

nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1.

Gaya dan Momen pada pembebanan

Operating pada sistem perpipaan dengan

nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1.

Gaya dan Momen pada pembebanan

Sustain pada sistem perpipaan dengan

nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1.

4.4.3 Hasil Analisa Displacement Nomor Perhitungan TPPI-CA-01-R1

Dalam sistem perpipaan bekerja beban-beban (beban-beban operating, beban-beban sustain, beban-beban

expansion) maka terjadi defleksi pada pipa

sehingga terjadi pergeseran nodal (displacement) pada sistem perpipaan.

(6)

Jurnal Tugas Akhir

6

Tabel 4.5 Hasil Analisa Displacement Nomor Perhitungan TPPI-CA-01-R1 Case Node Displacement Orientasi Nilai (mm) (Hydrotest) 8404 DX -1.762 8000 DY -11.794 7998 DZ 2.665 (Sustain) 8005 DX -1.724 8000 DY -11.084 7998 DZ 2.542 (Sustain) 8005 DX -1.724 8000 DY -11.084 7998 DZ 2.542 (Operasi) 8499 DX 58.838 289 DY 30.747 8200 DZ 51.223 (Operasi) 8499 DX 56.930 289 DY 27.395 8200 DZ 46.898 (Ekspansi) 8499 DX 58.682 289 DY 29.994 8200 DZ 52.662 (Ekspansi) 940 DX 56.774 289 DY 26.642 8200 DZ 48.336

4.4.4 Hasil Analisa Nozzle Air Fin Cooler Nomor Perhitungan TPPI-CA-01-R1

Batasan beban aktual yang diperbolehkan pada masing-masing nozzle yang tersambung dengan air fin cooler telah ditetapkan dalam standard, yaitu standard API (American Petroleum Institute) 661 untuk heat

exchanger air fin cooler. Beban aktual yang

terjadi dari hasil analisa dengan menggunakan CAESAR II dapat disebut sebagai beban yang diperkenankan pada nozzle Air fin cooler apabila beban-beban tersebut baik ditinjau sebagai beban individu masing-masing nozzle maupun beban sebagai kombinasi terhadap pusat gravitasi atau pada nozzle pembuangan (outlet nozzle) adalah keduanya lebih kecil dari beban yang diperkenankan berdasarkan standart API 661. Perhitungan individual dan gabungan (kombinasi) API 661 tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan yang harus dipenuhi oleh sistem perpipaan air fin cooler.

Dari analisa diperoleh besarnya gaya dan momen yang diterima oleh nozzle pada air

fin cooler dan nozzle pompa. Gaya dan momen

tersebut kemudian dibandingkan dengan gaya dan momen maksimum yang diizinkan untuk

nozzle pompa dan air fin cooler dengan standard.

Hasil analisa yang didapatkan berupa nilai gaya dan momen yang bervariasi untuk

setiap nozzle pada air fin cooler bahkan melebihi batas gaya dan momen yang diijinkan oleh standard API 661. Hal ini disebabkan temperatur operasi pada pipa yang cukup tinggi, yakni 363˚C, sehingga untuk menghindari kegagalan pada sistem perpipaan ataupun

overstress pada sistem perpipaan perlu dilakukan modofikasi sistem perpipaan. Dengan memodifikasi jalur pipa atau/dan perubahan letak dan jenis support (penyangga). Selain penyangga statis juga menambahkan support dinamis (penyangga dinamis) yang berupa spring hanger serta melakukan rerouting pipa di sekitar inlet nozzle. Modifikasi ini dilakukan agar gaya yang didistribusi pipa ke nozzle air fin

cooler tidak melebihi gaya ijin nozzle. Setelah

melalui beberapa kali iterasi modifikasi diperoleh bahwa semua nozzle masuk air fin

cooler tidak akan menerima gaya yang melebihi

batas ijinnya.

Hasil analisa yang diperoleh menunjukkan gaya dan momen yang terjadi pada nozzle air fin cooler untuk arah x, y dan z tidak ada yang melewati batas yang diijinkan. Berarti untuk beban statik tidak akan terjadi kegagalan nozzle air fin cooler. Demikian pula gaya dan momen yang terjadi pada nozzle pompa tidak ada yang melewati batas yang diijinkan untuk arah x, y dan z.

Dari analisa jalur pipa di atas kemudian gaya dan momen yang diperoleh disalurkan ke nozzle penukar panas dan pompa. Sedangkan hasil analisa nozzle pompa berhubungan dengan jalur inlet dan jalur outlet, menunjukkan bahwa, nozzle pompa tetap aman, lihat subbab 4.4.5. Disini terlihat bahwa semua gaya maupun momen yang mengenai nozzle penukar panas lebih kecil dari gaya dan momen yang diijinkan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan jalur sistem perpipaan dengan nomor perhitungan TPPI-CA-01-R1 telah aman dari beban statik untuk setiap kasus pembebanan.

(7)

Jurnal Tugas Akhir

7 DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2009, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama Bangun Pabrik Paraxylene, (URL:

http://industrikimia.com/berita/pt- trans-pacific-petrochemical-indotama-bangun-pabrik-paraxylene)

ASME Code for Pressure Piping, B31.3, 1996,

Process Piping, American Society of

Mechanical Engineers, New York, including ASME B31.3a–1996 addenda.

API Standard 610, 1995, Centrifugal Pumps for

Petroleum, Heavy Duty Chemical, and Gas Industry , American Petroleum

Institute, Washington, DC.

API Standard 661, 1997, Air-Cooled Heat

Exchangers for General Refinery

Services, American Petroleum

Institute, Washington, DC.

Chamsudi,Achmad.,2006. “Diktat Piping Stress

Analysis” Kursus Analisis Tegangan Pipa, Pusdiklat-Batan, Jakarta.

Nayyar,Mohinder L., 2000, Pipinghandbook, McGraw-Hill, United State of America.

Nurmayanti, 2009, Pembangunan Pabrik Aromatik TPPI, Dua Perusahaan Minati Pembangunan TPPI, (URL:http://kontan.co.id/bisnis/ Dua- Perusahaan-Minati-Pembangunan-TPPI-.htm)

Gambar

Tabel 2.1 Nilai faktor pengurang tegangan (f)
Gambar 3  Momen pada percabangan
Gambar  6  Gambar  isometris  TPPI-CA-01-R1  sebelum  dilakukan analisa tegangan
Tabel 4.3 Hasil Analisa Tegangan Nomor Perhitungan   TPPI-CA-01-R1

Referensi

Dokumen terkait

Kata ’sejarah’ dipahami masyarakat umum dengan makna kisah, cerita, atau tuturan yang mana aktifitas tersebut telah dilakukan oleh pelaku sejarah pada masa lalu.. Pelaku sejarah

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Norma Moral dan Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan

Pengaruh Proporsi Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dan Teh Hitam Terhadap Sifat Fisikokimia, Sifat Organoleptik, dan Aktivitas Antioksidan Produk Minuman,

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

Mesin pertama yaitu mesin ATM CINEO C4060, jadi pada dispenser modul yang bernama CMD V4 terdapat 4 buah cassette, yaitu cassette yang pertama untuk reject retract ,

Proses peralihan harta dari orang yang telah meninggal kepada yang masih hidup dalam hukum kewarisan Islam ada tiga unsur yaitu pewaris, harta warisan dan ahli

Sistem perpipaan pada kondisi awal dinyatakan aman beroperasi karena pada analisa tegangan pipa tidak terjadi over stress yang pada kondisi desain sistem perpipaan menunjukkan

Dalam hal ini dibutuhkan suatu analisa tegangan pada perpipaan untuk menentukan ada atau tidaknya tegangan yang berlebih (overstress) dan analisa gaya dan momen yang