• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 57/PUU-IX/2011

PERIHAL

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009

TENTANG KESEHATAN

TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARA

MENDENGARKAN KETERANGAN PEMERINTAH, DPR,

DAN SAKSI/AHLI DARI PEMOHON DAN PEMERINTAH

(III)

J A K A R T A

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 57/PUU-IX/2011

PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan [Pasal 115 ayat (1)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PEMOHON

1) Enryo Oktavian

2) Abhisam Demosa Makahekum

3) Irwan Sofyan

ACARA

Mendengarkan Keterangan Pemerintah, DPR, dan Saksi/Ahli dari Pemohon dan Pemerintah (III)

Selasa, 15 November 2011, Pukul 14.08 – 14.41 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Moh. Mahfud MD (Ketua)

2) Achmad Sodiki (Anggota)

3) Hamdan Zoelva (Anggota)

4) Maria Farida Indrati (Anggota)

5) Anwar Usman (Anggota)

6) Harjono (Anggota)

7) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota)

8) Muhammad Alim (Anggota)

9) M. Akil Mochtar (Anggota)

(3)

Pihak yang Hadir: A. Pemohon:

1) Enryo Oktavian

2) Abhisam Demosa Makahekum B. Kuasa Hukum Pemohon:

1) R. Heri Sukrisno 2) Daru Supriyono 3) Prananda Berbudi 4) Hedi Kristiono Nugroho C. Ahli dari Pemohon:

1) Aprinus Salam D. Pemerintah:

1) Budi Sampurna (Staf Ahli Menteri Bidang Medikolegal) 2) Arsil Rusli (Karo Hukum & Organisasi KemenKes) 3) Netty Pakpahan (Kementerian Kesehatan)

4) Heni Susilo Wardoyo (Kementerian Hukum dan HAM) 5) Sri Handini (Kementerian Kesehatan) E. Kuasa Hukum Pihak Terkait:

1) Ari Subagio W. 2) Mustakim

3) Rio Arif Wicaksono 4) Asep Bambang Fauzi 5) Nina Zainab

(4)

1. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Sidang Mahkamah Konstitusi untuk mendengarkan keterangan Pemerintah, mendengar keterangan Ahli, dan Pihak Terkait kalau sudah siap dalam Perkara Judicial Review Nomor Registrasi 57/PUU-IX/2011 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Pemohon, silakan perkenalkan diri dulu. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: R. HERI SUKRISNO

Terima kasih kepada Yang Mulia Mahkamah Konstitusi. Bahwa untuk siang hari ini, untuk sidang … untuk hari ini, kami hadir empat orang. Yang di sebelah kiri saya saudara Daru Supriyono, saya sendiri Heri Sukrisno, sebelah kanan saya Saudara Prananda Berbudi, sebelahnya lagi Saudara Hedi Kristiono Nugroho. Untuk siang hari ini kita juga menghadirkan dari para Prinsipal Pemohon, Saudara Enryo Oktavian, sama Saudara Abhisam Demosa Makahekum, untuk yang satunya lagi berhalangan hadir, Yang Mulia. Terus untuk hari ini kita juga mengajukan Saksi Ahli Bapak Dr. Aprinus Salam. Sementara cukup, Yang Mulia.

3. KETUA: MOH MAHFUD MD Ya, silakan Pemerintah.

4. PEMERINTAH: HENI SUSILA WARDOYO

Terima kasih, Yang Mulia Ketua Majelis dan Anggota Majelis Yang Terhormat. Pemerintah hadir, kami sebutkan dari sebelah kiri ujung Beliau adalah Prof. Budi Sampurna, Staf Ahli Menteri Bidang Medikolegal yang sekaligus nanti akan membacakan opening statement. Kemudian di sebelahnya Bapak Arsil Rusli, Kepala Biro Hukum dan Organisasi dari Kementerian Kesehatan. Kemudian di sebelah kami adalah Ibu Netty Pakpahan dari Kementerian Kesehatan, saya sendiri Heni Susila Wardoyo dari Kementerian Hukum dan HAM, di sebelah kanan saya Ibu Sri Handini dari men … Kementerian Kesehatan. Di belakang lengkap, Yang Mulia, dari Kementerian Kesehatan Badan POM dan dari Kementerian Hukum dan HAM. Terima kasih. Assalamualaikum wr. wb.

SIDANG DIBUKA PUKUL 14.08 WIB

(5)

5. KETUA: MOH MAHFUD MD

Waalaikumsalam. Jadi dalam perkara ini ada permohonan dari Sapta Indonesia, para Advokat, dan pengabdi bantuan hukum dalam solidaritas advokat publik untuk pengendalian tembakau atau Sapta Indonesia yang ada Azas Tigor, Tubagus Haryo, Muhammad Joni, dan seterusnya yang minta … yang mewakili sembilan orang yang merasa berkepentingan … bukan sembilan orang ya, ada enam orang yang merasa berkepentingan, ada Pihak Terkait I sampai VI, tapi diwakili secara kolektif oleh Sapta ya?

Baik, Saudara perkenalkan dulu siapa saja dari Sapta Indonesia yang hadir?

6. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: MUSTAKIM

Baik. Terima kasih, Majelis Mahkamah Agung … Mahkamah Konstitusi. Perkenalkan sebelah kanan saya Ari Subagio, S.H., kemudian saya sendiri Mustakim, S.H., M.H., sebelah kiri saya Rio Arif Wicaksono, kemudian sebelah kirinya si Asep Bambang Fauzi, S.H., dan Nina Zainab, S.H., dan di belakang ada Albert Koko, S.H.

7. KETUA: MOH MAHFUD MD

Ya. Baik, kalau begitu kita … sebelum mendengar opening statement dari Pemerintah, saya undang dulu Bapak Aprinus Salam … Bapak Aprinus Salam, untuk mengambil sumpah.

Silakan maju dulu, Pak. Bapak beragama apa, Bapak? Islam. Baik, disumpah dalam agama Islam, Bapak Fadlil.

8. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI

Ikuti kata sumpahnya menurut agama Islam, tangannya lurus ke bawah, pandangan ke arah saya supaya tepat ucapannya. Dimulai, Pak.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah, sebagai Ahli, akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya.

9. AHLI MENGUCAPKAN SUMPAH: APRINUS SALAM

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan keahlian saya.

10. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Terima kasih, Pak, cukup. Silakan duduk.

(6)

11. KETUA: MOH MAHFUD MD Silakan duduk, Pak.

Baik, silakan Pemerintah sekarang memberikan keterangan atau tanggapan atas permohonan pengujian ini.

12. PEMERINTAH: BUDI SAMPURNA

Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Mohon izin menyampaikan opening statement pemerintah atas permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, sehubungan permohonan pengujian konstitusi atau konstitusional

review, ketentuan penjelasan Pasal 115 ayat (1) sepanjang kata dapat, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dimohonkan oleh:

1. Enryo Oktavian, beralamat di jalan Menteng No. 4 Rt.001/005, Menteng, Kota Bogor Barat, Bogor.

2. Abhisam Demosa Makahekum, beralamat di Banteng Utama, Nomor 88 Rt.006/030, Sinduharjo Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

3. Irwan Sofwan, beralamat di Kelapa Dua, Rt.007/011, Tugu Cimanggis, Depok.

Ketiganya merupakan anggota tim pembela kretek yang beralamat di Jalan Tebet Barat Dalam 4E, Nomor 24, Tebet, Jakarta Selatan, untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai Pemohon, sesuai registrasi di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Nomor 57/PUU-IX/2011, tanggal 6 September 2011. Pemerintah dapat menyampaikan keterangan pendahuluan sebagai berikut.

Pokok Permohonan Pemohon.

1. Bahwa menurut para Pemohon penjelasan Pasal 115 ayat (1) sepanjang kata dapat, undang-undang a quo bertentangan dengan ketentuan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 yaitu:

a. Pasal 28D ayat (1) Undang-undang dasar 1945 yang bunyinya,

Setiap orang berhak atas pengakuan jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Hal ini, menurut para Pemohon, mengandung norma konstitusi bahwa jaminan hak asasi tiap-tiap orang termasuk para Pemohon untuk mendapatkan pengakuan jaminan dan perlindungan untuk merokok atas dasar kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama di hadapan hukum. b. Pasal 28G ayat (1) yang berbunyi, Setiap orang berhak atas

perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di bawah kekuasaannya serta berhak atas

(7)

rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

Norma konstitusi yang termasuk dalam ketentuan tersebut memberikan ruang pemenuhan hak bagi para Pemohon untuk bebas dari rasa takut dan perlindungan dari ancaman berbuat atau tidak berbuat, termasuk dalam hal merokok. Oleh karena itu, jaminan terhadap pemenuhan ruang bagi perokok harus dilaksanakan dengan wajib untuk menyediakan ruang tempat bagi perokok.

c. Bahwa menurut para Pemohon ketentuan a quo bertentangan dengan Pasal 28I ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. Norma konstitusi ini memberikan jaminan atas keberadaan rokok sebagai produk yang legal dan bebas untuk dipergunakan oleh para Pemohon.

2. Bahwa menurut para Pemohon, ketiga norma tersebut di atas 1a, 1b, dan 1c, diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yaitu sebagaimana terdapat dalam:

a. Pasal 3 ayat (2) yang menyatakan, Setiap orang berhak atas

pengakuan jaminan perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.

b. Pasal 3 ayat (3) yang menyatakan, Setiap orang berhak atas

perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia tanpa diskriminasi.

c. Pasal 4 yang menyatakan, Hak untuk hidup, hak untuk tidak

disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun dan oleh siapa pun.

d. Pasal 5 ayat (1) yang menyatakan, Setiap orang diakui sebagai

manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum.

e. Pasal 29 ayat (2) yang menyatakan, Setiap orang berhak atas

perlakuan…, maaf, pengakuan di depan hukum sebagaimana manusia pribadi, di mana saja dia berada.

(8)

f. Pasal 30 yang menyatakan, Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram, serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

3. Bahwa menurut para Pemohon, kata dapat dalam rumusan pejelasan Pasal 115 ayat (1) Undang-Undang a quo mengartikan bahwa pada tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya, dibenarkan untuk menyediakan atau tidak menyediakan tempat khusus merokok. Artinya bahwa kata dapat merupakan perintah yang tidak wajib atau tidak harus untuk menyediakan tempat khusus merokok pada tempat umum, tempat kerja, dan tempat lainnya bagi perokok sebagai kawasan untuk merokok. Hal ini menunjukkan makna yang tidak tegas dan bersifat fakultatif.

Kedudukan hukum adole … atau legal standing Pemohon. Uraian tentang kedudukan hukum para Pemohon akan dijelaskan secara lebih rinci dalam keterangan Pemerintah secara lengkap yang akan disampaikan pada persidangan berikutnya atau melalui Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.

Selanjutnya, Pemerintah melalui Yang Mulia Ketua dan Majelis Mahkamah Konstitusi memohon kiranya para Pemohon dapat membuktikan terlebih dahulu, apakah benar sebagai pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan atas berlakunya ketentuan yang dimohonkan untuk diuji tersebut. Namun demikian, Pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada Yang Mulia Ketua Majelis Hakim Konstitusi untuk mempertimbangkan dan menilainya, apakah Pemohon memiliki kedudukan hukum atau tidak, sebagaimana yang ditentukan oleh Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, maupun berdasarkan putusan-putusan Mahkamah Konstitusi terdahulu vide Putusan Nomor 006/PUU-III/2005 dan Putusan Nomor 11/PUU-V/2007.

Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Terhadap materi muatan yang dimohonkan untuk diuji oleh para Pemohon di atas, Pemerintah dapat menyampaikan penjelasan dari perspektif filosofis dan sosiologis terhadap keberadaan ketentuan yang dimohonkan untuk diuji, yaitu sebagai berikut:

1) Pengertian hak asasi manusia menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia adalah

Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2) Pelanggaran hak asasi manusia menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia adalah

(9)

Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara melawan hukum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan/atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

3) Bahwa menurut Pemerintah, ketentuan a quo pada dasarnya telah sejalan dengan amanat konstitusi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 28H ayat (1) yang menyatakan, Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Sehingga menurut Pemerintah, ketentuan a quo merupakan bukti terhadap pemenuhan kepedulian pemerintah terhadap pemenuhan setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

4) Bahwa jaminan untuk memperoleh lingkungan yang baik dan sehat juga ditegaskan dalam ketentuan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan, Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Dengan perkataan lain, lingkungan yang bersih dan sehat adalah merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati, dilindungi, dan ditegakkan, termasuk dalam hal ini hak asasi setiap orang untuk memperoleh udara yang bersih dan sehat yang salah satunya yaitu terbebas dari asap rokok.

5) Bahwa bahaya merokok dapat menyebabkan adiksi atau ketagihan pada orang yang mengkonsumsinya dengan cara penggunaan tertentu. Misalnya dengan cara dibakar atau dihirup asapnya karena tembakau mengandung nikotin dalam jumlah besar, yaitu sebesar 18.500.000 mg/kg berat tembakau.

6) Bahwa bahaya asap rokok dapat mematikan karena mengandung kurang lehih 4.000 bahan kimia berbahaya yang 69 di antaranya bahan kimia berbahaya tersebut menyebabkan kanker, penyakit jantung, sindroma kematian mendadak pada bayi atau SIDS, dan penyakit paru (sumber data dari TISC dan YAKMI tahun 2009). Bayi dan anak yang terpapar asap rokok orang lain akan mengalami pertumbuhan paru yang lambat, lebih mudah terkena infeksi paru dan infeksi telinga tengah, serta asma kambuhan. Kesehatan yang buruk pada usia dini akan berpengaruh pada status kesehatan pada saat dewasa.

(10)

7) Bahwa pemberlakuan dan/atau penempatan ruangan khusus perokok di tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya pada dasarnya belum menjamin hak asasi manusia atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Karena pemberlakukan ruangan khusus untuk merokok dalam sistem sirkulasi udara tidak memberikan perlindungan yang efektif, khususnya bagi perokok pasif.

8) Bahwa menurut para Pemohon ketentuan a quo dipersepsikan bertentangan dengan hak asasi manusia karena dengan diberlakukannya ketentuan a quo, maka hal ini membatasi hak asasi orang untuk merokok. Akan tetapi, menurut Pemerintah, merokok bukanlah suatu hak asasi manusia. Karena sebagaimana pengertian tentang HAM yang terdapat dalam angka 2 dan 3 di atas, merokok bukanlah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan dan ketika seseorang itu tidak merokok, dia tidak akan mati karenanya.

Akan tetapi, hak untuk lingkungan hidup yang bersih dan sehat, jelas merupakan hak asasi manusia karena ia merupakan pemberian langsung dari Tuhan dan seseorang tidak akan hidup tanpa lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Di sini jelas bahwa hak asasi komunal, hak bagi kelompok perokok atau perokok aktif, mengalahkan hak asasi manusia, bagi bukan perokok atau perokok pasif.

9) Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, menurut Pemerintah penjelasan Pasal 115 ayat (1) justru memberikan keleluasaan bagi pengelola tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya, untuk menyediakan tempat khusus bagi perokok, sehingga perokok tidak semena-mena mengganggu setiap orang yang tidak merokok. Tetapi perokok diberikan keleluasaan untuk merokok di tempat yang telah ditetapkan.

Bahwa keleluasaan yang dimaksud di atas adalah pernyataan berupa kebebasan yang diberikan Pemerintah kepada pengelola tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya untuk menyediakan atau tidak menyediakan tempat khusus merokok sesuai kemampuannya.

10) Lebih lanjut menurut Pemerintah, apabila permohonan Pemohon dikabulkan dengan menghilangkan kata dapat, maka akan menimbulkan keresahan bagi pengelola tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya yang tidak mampu untuk menyediakan tempat khusus merokok. Penghapusan kata dapat

membebani pengelola tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya, yang tidak mampu menyediakan tempat khusus merokok. Namun demikian, Pemerintah dalam memberikan kebebasaan untuk menyediakan atau tidak menyediakan tempat khusus merokok, dengan tetap menciptakan lingkungan bersih, dan

(11)

sehat, dan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya harus terwujud.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, menurut Pemerintah keberadaan penjelasan Pasal 115 ayat (1) atau sepanjang kata

dapat, undang-undang a quo justru bertujuan untuk memberikan perlindungan umum atau general protection terhadap setiap orang, akan dampak buruk rokok. Dan karenanya menurut Pemerintah, ketentuan a quo tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 28D ayat (1), Pasal 28G ayat (1), dan Pasal 28I ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

Kesimpulan. Berdasarkan penjelasan di atas, Pemerintah memohon kepada Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang memeriksa, memutus, dan mengadili Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dapat memberikan putusan sebagai berikut.

1. Menolak permohonan pengujian Pemohon untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan permohonan pengujian Pemohon tidak dapat diterima, niet ontvankelijk verklaard.

2. Menerima keterangan Pemerintah secara keseluruhan.

3. Menyatakan ketentuan penjelasan, Pasal 115 ayat (1) atau sepanjang kata dapat, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 28D ayat (1), Pasal 28G ayat (1), dan Pasal 28I ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

Namun demikian, apabila Yang Mulia Ketua dan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berpendapat lain, mohon keputusan yang bijaksana dan seadil-adilnya.

Pemerintah dapat menyampaikan bahwa sesuai kuasa Presiden, pada tanggal 10 Oktober 2011, sedianya Kuasa Hukum Presiden adalah Menteri Hukum dan HAM, Bapak ... dan Menteri Kesehatan. Namun karena adanya penggantian Menteri Hukum dan HAM, maka untuk keterangan Pemerintah secara lengkap hanya akan ditandatangani oleh Menteri Kesehatan saja.

Atas perhatian Yang Mulia Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, saya ucapkan terima kasih. Jakarta, 2 November 2011. Kuasa Hukum Pemerintah Republik Indonesia, Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih. Terima kasih.

13. KETUA: MOH MAHFUD MD

Baik. Demikian tadi opening statement dari Pemerintah.

Selanjutnya Ahli Pak Aprinus Salam, silakan maju, Pak, ya. Silakan langsung saja disampaikan, apa yang ingin Bapak sampaikan terkait dengan perkara ini?

(12)

14. AHLI DARI PEMOHON: APRINUS SALAM

Terima kasih, Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi, saya diminta dalam posisi sebagai Ahli Bahasa. Saya sedikit mau menyatakan beberapa pernyataan, kenapa saya bersedia menjadi Saksi Ahli Bahasa? Pernyataan saya sebagai berikut.

Singkat saja, setiap orang atau manusia memiliki hak untuk mendapatkan segala sesuatu yang menjadi hak-hak kemanusiaannya, seperti hak untuk mendapatkan sandang, pangan, dan papan. Hak-hak tersebut merupakan hak dasariyah dan sekaligus menjadi tanggung jawab kemanusiaan kita untuk memenuhinya. Di samping hak tersebut, manusia juga memiliki kewajiban … kewajiban kemanusiaan untuk saling memenuhi, saling membantu, saling menghormati terhadap hak kemanusiaan itu sendiri, saling bekerja sama untuk tujuan-tujuan kemanusiaan bersama.

Salah satu hak kemanusiaan manusia adalah mengkonsumsi barang-barang, termasuk di dalamnya pangan, atau mungkin mengkonsumsi minuman, dan hiburan yang diperjualbelikan secara legal. Dalam hal ini, sebagai contoh adalah manusia juga berhak mengonsumsi rokok karena rokok diperjualbelikan secara legal. Memang terdapat sejumlah polemik yang mengatakan bahwa merokok itu merugikan kesehatan dan asap rokok yang bertebaran di sekitar orang merokok bisa mengganggu kesehatan orang yang tidak merokok di sekitar perokok tersebut.

Terlepas dari polemik itu benar atau salah, bagaimana pun orang yang tidak merokok berhak mendapatkan perlindungan agar tidak terganggu oleh asap rokok. Namun, hal itu bukan berarti bahwa orang tidak boleh merokok, itulah sebabnya dalam konteks yang sejajar dan seimbang, para perokok pun berhak mendapatkan perlindungan untuk tetap boleh merokok. Saya bukan seorang perokok, tetapi saya bisa memaklumi dan menerima pilihan seseorang jika orang tersebut memilih untuk merokok. Itulah sebabnya Pemerintah juga perlu menjamin kepastian orang … kepastian bagi orang yang memilih merokok karena merokok bagaimana pun … karena bagaimana pun seorang perokok adalah seseorang yang mengkonsumsi barang yang diperjualbelikan secara legal.

Jika melihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maka Pasal 115 dalam undang-undang tersebut dan penjelasan undang-undang-undang-undang tersebut … penjelasan dalam ayat (1) maksud saya, jelas mengakibatkan para perokok bisa kehilangan tempat untuk mendapatkan hak kemanusiaannya, dalam hal ini mengkonsumsi rokok.

Dalam hal ini yang di … dimohonkan untuk dipersoalkan atau di … adalah kata dapat dalam penjelasan khusus bagi tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok. Hal ini bersifat multitafsir dan tidak mengikat.

Saya berpendapat sebagai Ahli Bahasa, yang berwenang dapat mempertimbangkan kembali bahwa kata dalam kalimat tersebut bisa

(13)

merugikan konsumen perokok. Untuk itu, tidak ada salahnya undang-undang tersebut ditinjau kembali untuk diubah atau dibatalkan.

Terima kasih, Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi. 15. KETUA: MOH MAHFUD MD

Baik. Saya kita sudah jelas karena ini penjelasan dari sudut bahasa, jadi tidak multitafsir. Menurut Ahli, kata dapat itu merugikan hak perokok karena bisa kehilangan tempat untuk mendapatkan hak kemanusiaannya, sehingga kata dapat itu supaya dihilangkan sesuai dengan permohonan para Pemohon.

Baik, berikutnya saya persilakan Pihak Terkait untuk menyampaikan ... silakan.

16. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ARI SUBAGIO WIBOWO

Terima kasih, Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Permohonan Pihak Terkait Perkara Nomor 57/PUU-IX/2011, status dan kegiatan Pemohon. Pemohon merupakan (...)

17. KETUA: MOH MAHFUD MD

Tidak usah, Pak ya? Yang para Pemohon itu tidak usah dibaca lagi, sudah kami baca (...)

18. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ARI SUBAGIO WIBOWO Ya.

19. KETUA: MOH MAHFUD MD

Ha? Ya, langsung ke alasan-alasannya.

20. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ARI SUBAGIO WIBOWO Ya.

21. KETUA: MOH MAHFUD MD

Ya, satu sampai empat, oke. Lalu 4a, b, dan seterusnya itu tidak usah. Jadi satu, dua, tiga (…)

22. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ARI SUBAGIO WIBOWO Keterkaitan Pemohon dengan perkara a quo (…)

(14)

23. KETUA: MOH MAHFUD MD Silakan, Pak.

24. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ARI SUBAGIO WIBOWO

Pemohon mempunyai hak untuk mendapat jaminan menghirup udara yang sehat, bersih, dan bebas dari paparan asap rokok orang lain di tempat-tempat umum. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, tepatnya Pasal 9 ayat (3), Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.” Indonesia adalah pihak yang ikut aktif mempelopori lahirnya Framework Convention on Tobacco Control, sebuah traktat internasional yang diinisiasi oleh WHO.

Pemohon Prinsipal dalam perkara a quo yang menyatakan bahwa perlu adanya ruangan khusus perokok di tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya, merupakan suatu tindakan yang tidak manusiawi dan sebuah fakta yang tidak berdasar. Fakta tak terbantahkan bahwa bahaya merokok tidak hanya akan dirasakan oleh si perokok saja, melainkan juga oleh orang-orang di sekelilingnya si perokok. Bahkan perokok pasif rentan jadi korban penyakit apik ... akibat rokok karena mengisap asap sampingan yang tiga kali lebih berbahaya dari yang dihisap perokok. Pemohon, Pihak Terkait mengetahui melalui website Mahkamah Konstitusi perihal adanya Pemohon ... permohonan uji materiil Penjelasan Pasal 115 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 khususnya bagi tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya, dapat menyediakan tempat khusus untuk perokok. Dengan adanya permohonan uji materiil dalam perkara

a quo di atas, Pemohon, Pihak Terkait berkepentingan untuk mengajukan diri sebagai Pihak Terkait yang mekanismenya diperkenankan dalam hukum acara pengujian materiil undang-undang pada Mahkamah Konstitusi. Kita juga menyampai ... daftar Ahli yang akan kita sampaikan. Pertama, Dr. Todung Mulya Lubis, Dr. Ing. H. Fauzi Bowo; ketiga, Sony Warau; keempat, Dr. Widyastuti Suroyo; kelima, Ridwan Panjaitan; keenam, Nani Widianti.

Daftar saksi yang kita akan sampaikan: Tulus Abadi, Fuad Baradja, dan Sukaesih. Terima kasih, hormat kami, Kuasa hukum Pemohon, Solidaritas Advokat Publik untuk pengendalian tembakau, Sapta Indonesia. Terima kasih, Majelis.

25. KETUA: MOH MAHFUD MD

Jadi, Pihak Terkait ini memposisikan diri untuk tetap mempertahankan pasal yang diuji itu, ya. Jadi tidak usah diadakan pencoretan terhadap kata dapat untuk melindungi hak-hak orang lain yang tidak merokok, pihak ketiga yang bisa menerima akibat dari asap rokok dan sebagainya.

(15)

Baik, apakah Pemohon akan mengajukan pertanyaan? Cukup? Cukup ya. Pemerintah? Cukup.

Baik, Saudara, jadi sidang berikutnya untuk mendengarkan keterangan ahli dan saksi tadi yang diajukan oleh Pihak Terkait itu, sekaligus juga kami memberi kesempatan kepada Pemerintah kalau juga mau mengajukan ahli, pun kepada Pemohon, masih boleh menambahkan ahli dan saksinya ya, dalam sidang Kamis, 1 Desember 2011, pukul 11.00. Dengan demikian, selambat-lambatnya hari Senin sebelum tanggal 1 itu nama-nama ahli dan saksi yang sudah pasti hadir supaya didaftarkan ke Mahkamah Konstitusi agar sidang ini bisa diantisipasi kebutuhan teknisnya.

Dengan demikian, sidang hari ini ditutup.

Jakarta, 15 November 2011 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah,

t.t.d. Paiyo

NIP. 19601210 1985021001

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

KETUK PALU 3X

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil analisis didapatkan nilai OR dari variabel Ruang Dinas Melati Bawah adalah 24,2 artinya perawat yang berada di Ruang Dinas Melati Bawah

Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktural pembelajaran dalam pendidikan IPS sangat penting bagi guru karena siswa sekolah menengah diharapkan telah

Lebih dari setengah pelaku rawat informal meng- gunakan koping adaptif selama melakukan perawatan kepada klien dengan diabetes dan sebagian pelaku rawat informal

Immediate intervention such as additional medicines (oxytocin, methyl ergometrin, tranexamic acid) and surgical management (repair of laceration, hysterectomy) was

Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah Melalui Penerapan Teknik SSCS (Search, Solve, Create , And Share) Pada Pembelajaran IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Simplifikasi simbolik dalam hal ini dapat dilihat dari contoh yang diberikan oleh Teungku Seumeubeut terhadap pengikut Wahabi dengan mengatakan bahwa yang tidak

Hubungan tersebut nampak dalam (1) pesantren dengan kehormatan kiainya adalah kubu pertahanan NU baik dari segi keagamaan maupu strategi perjuangan, (2) NU

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian adalah siswa kelas XII TPHP SMK Putra Wilis Kecamatan Sendang