BAKU MUTU LINGKUNGAN DAN
BAKU MUTU LINGKUNGAN DAN
PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN
PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN
sudarmaji,
sudarmaji,
janokopari@gm
FB:
FB: [email protected] [email protected] (Sudarm Aji)(Sudarm Aji)
+62857 3079 7888 +62857 3079 7888 +62813 3030 3279 +62813 3030 3279 +62 878 5271 6288 +62 878 5271 6288 @sudarm_aji @sudarm_aji 79CDE780 79CDE780
--
Li
Lin
nggk
ku
un
nggaan
n h
hiid
du
up
p aad
daallaah
h k
ke
essaattu
uaan
n rru
uaan
ngg d
de
en
nggaan
n
semu
semuaa benda
benda,
, da
daya,
ya, k
keadaa
eadaan,
n, dan
dan makhl
makhluk
uk hidu
hidup
p,,
ter
terma
masu
suk
k ma
manu
nusi
siaa da
dan
n pe
peri
rila
laku
kun
nya
ya,
, ya
yang
ng
me
memp
mpen
enga
garu
ruhi
hi k
kel
elan
angs
gsun
unga
gan
n pe
perik
rikeh
ehid
idup
upan
an da
dan
n
k
Ada banyak pendapat yang sering terjadi di
Ada banyak pendapat yang sering terjadi di
masyarakat,
masyarakat, misalnya seseorang
misalnya seseorang mengatakan
mengatakan bahwa
bahwa
sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang
sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa
mengatakan bahwa sungai tersebut
sungai tersebut masih baik.
masih baik.
Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering
Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering
terjadi,
terjadi, dan supa
dan supaya
ya seseor
seseorang tidak memanda
ang tidak memandang
ng
sesuatu
sesuatu dari sudut
dari sudut kepentingann
kepentingannya sendiri,
ya sendiri, maka
maka
perlu adanya tolak ukur yang dapat digunakan
perlu adanya tolak ukur yang dapat digunakan
bersama.
bersama. Diantaranya yaitu untuk
Diantaranya yaitu untuk mengatakan
mengatakan atau
atau
menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar
menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar
dipakai baku mutu lingkungan.
Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung
lingkungan, daya toleransi daan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity. Sehubungan dengan baku mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi dan
terendah dari kandungan zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang
berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas ( batas maksimum dan minimum ) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.
-
Daya dukung lingkungan hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lain.
-
Daya tampung lingkungan hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang masuk atau
dimasukkan ke dalamnya.
Baku mutu lingkungan hidup adalah
ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau
harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai unsur
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. ( Menurut UURI No. 32 Th 2009 ttg
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)
Pengertian
Air bersih, kualitas udara, kontaminasi makanan
mempunyai ukuran-ukuran kapan dikategorikan bersih, tak terpolusi, tak terkontaminasi.
Ukuran-ukuran tersebut disebut parameter.
Misalnya : air minum tidak boleh mengandung Hg > 0,002
Parameter mempunyai nilai
Baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif
Parameter kualitas lingkungan, harus kuantitatif supaya
ukuran menjadi objektif
untuk menetapkan parameter tidaklah mudah
Banyak yang mengadopsi ketentuan badan2 dunia, seperti
Komponen lingkungan yang paling banyak diatur
paramenternya adalah air.
Kualitas air memiliki hampir 40 parameter resmi. Yang mencakup : parameter fisik, kimia, radioaktifitas
dan mikrobiologis
Banyak parameter yang saling bergantung atau
berpengaruh satu sama lain.
Apabila satu dari parameter yang saling bergantung
diketahui, maka nilai yang lain dapat diduga sehingga tidak perlu diukur
Contoh
DO, BOD, COD, CO2, CH4, NO3, NO2, NH3( Ammonia),
S2-(sulfida), SO4 (sulfat)
Perbandingan CO2 dengan CH4 Nitrat/nitrit dengan ammonia Sulfat dengan sulfida
dengan mengukur DO maka parameter lain dapat
pH, DHL, TDS, kation, dan anion
DHL bergantung pada jumlah kation dan anion Jumlah ion ini tergantung pada TDS
pada pH rendah, kelarutan garam meningkat sehingga
DHL juga tinggi
Apabila DHL dan TDS tidak dipengaruhi oleh perubahan
Parameter Air
Parameter Fisis - Bau -TDS - Kekeruhan - Rasa - Suhu - Warna Parameter Kimia - Hg (air Raksa) - Al (aluminium) - As (arsen) - Ba (Barium) - Fe (besi) - F (fluorida) - Cadmium (Cd) - Kesadahan - Cl - Cr (chromium) - Mn (mangan) - Na (natrium) - Nitrat, nitrit - Ag (perak) - pH - Se (selenium) - Zn (seng) - Sn (sianida) - Sulfat - Cu (cuprum) - Pb (timbal)
Kimia Organik
- Aldariin dan dieldariin - Benzena
- Benzo (a) Pyrene - Chlordane
- Chloroform - detergen - Heptachlor - Methoxychlor
Parameter Radioaktivitas
Sinar ß Sinar alfa
Parameter Mikrobiology
Coliform tinja Total Coliform Kuman parasitik Bakteri dan virus
Kualitas Udara
SO2 Nox CO HC Pb Partikulat
Kualitas lingkungan
-
Kualitas lingkungan dapat diartikan dalam
kaitannya dengan kualitas hidup, yaitu
dalam kualitas lingkungan yang baik
terdapat potensi untuk berkembangnya
kualitas hidup yang tinggi.
-
Secara sederhana kualitas lingkungan
hidup diartikan sebagai keadaan
lingkungan yang dapat memberikan daya
dukung yang optimal bagi kelangsungan
hidup manusia di suatu wilayah.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan
berdasarkan biofisik, sosial ekonomi,
dan budaya yaitu :
a. lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari
komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari
benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya
matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan
berdasarkan biofisik, sosial ekonomi,
dan budaya yaitu :
b. lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup
Kualitas lingkungan hidup dibedakan
berdasarkan biofisik, sosial ekonomi,
dan budaya yaitu :
c. lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. lingkungan
budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar
kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan
Peran lingkungan
Dalam Menimbulkan Penyakit
• lingkungan sebagai faktor predisposisi
(Faktor kecenderungan)
• lingkungan sebagai penyebab penyakit
(Penyebab langsung penyakit)
• lingkungan sebagai media transmisi penyakit
(Sebagai perantara penularan penyakit)
• lingkungan sebagai faktor mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit
Kualitas Lingkungan dan
Indeks Lingkungan
Pengaruh pencemar lingkungan diukur dengan perubahan kualitas lingkungan, Kualitas lingkungan ditetapkan pada suatu periode dan tempat tertentu.
Kualitas lingkungan adalah suatu lingkungan yang timbul
interaksi baru antara satu kegiatan atau lebih dengan satu atau lebih parameter yang ditetapkan berdasarkan situasi dan
kondisi tertentu dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan.
Kualitas lingkungan mengalami perubahan pada suatu periode tertentu sesuai dengan interaksi komponen lingkungan
Dengan adanya kegiatan baru dalam lingkungan, maka akan
terjadi interaksi yang menyebabkan saling
pengaruh-mempengaruhi dan pada gilirannya akan menimbulkan dampak positif maupun negatif.
Masuknya limbah pada lingkungan, katakanlah air buangan
pabrik kelapa gula, masuk pada badan air.
Tentu akan menimbulkan perubahan sekecil apa pun. perubahan
ini dapat membuat air menjadi keruh, berwarna, berbau dan sebagainya atau sebaliknya tidak menimbulkan pengaruh yang berarti.
Bila limbah tidak memberikan perubahan kondisi air, berarti
badan air masih mampu menetralisasinya. Artinya kualitas air belum mengalami perubahan yang berarti dan dengan demikian makhluk ataupun biota dalam air masih bisa bertahan hidup .
Penentuan apakah suatu masalah lingkungan akan
menjadi lebih “baik” atau menjadi lebih “buruk” ; maka INDEKS memegang peranan komunikasi yang sangat penting
INDEKS lingkungan
dapat dipakai untuk:
1. Melukiskan trend / kecenderungan kualitas
lingkungan
2. Menegaskan adanya kondisi dan masalah
lingkungan yang signifikan
3. Proses penggunaan data teknis dalam
PENTINGNYA INDEKS lingkungan
Peranan penting Indeks lingkungan:
1. Membantu dalam perumusan kebijakan
2. Sarana untuk mengevaluasi efektivitas program
lingkungan
3. Membantu dalam mendisain program lingkungan 4. Mempermudah komunikasi dengan publik
Penggunaan Indeks lingkungan:
1. Alokasi sumberdaya
2. Penyusunan urutan/ peringkat lokasional 3. Pengamanan baku mutu
4. Trend analysis 5. Informasi publik 6. Kajian-kajian ilmiah
PARAMETER = Environmental variable,
menyatakan kualitas lingkungan yang diukur
Variabel Polutan mencakup makna: 1. Variabel mutu lingkungan
Udara Ambien
- Udara ambien adalah udara bebas di permukaan
bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam
wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia,
makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya;
- Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi,
dan/atau komponen lain yang ada di udara bebas;
- Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau
kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau
yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam udara ambien;
Emisi
- Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain
yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk
dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien
yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi
sebagai unsur pencemar;
- Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh
suatu kegiatan ke udara ambien;
- Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau
kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber
bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak
bergerak maupun sumber tidak bergerak spesifik;
Indikator lingkungan merupakan Kuantitas tunggal
yang diturunkan dari satu variabel polutan dan dipakai untuk mencerminkan (mempresentasikan) beberapa atribut lingkungan.
Misalnya:
Indikator taraf pencemaran SO2 = banyaknya hari dimana konsentrasi SO2 atmosfer melampaui baku mutu
Beberapa indikator yang disajikan secara bersamaan untuk memberikan gambaran tentang kondisi
lingkungan, disebut:
VARIABEL KUALITAS AIR
1. TROPH: Trophic Conditions = Intensitas aktivitas biologisyang berlebihan dinyatakan oleh air yang keruh, pertumbuhan algae yang subur dan juga gulma air
2. DO = dissolved oxygen; jumlah oksigen yang terlarut dalam air
3. TEMP: suhu air mengendalikan sifat bentuk-bentuk kehidupan dan laju reaksi kimia
4. pH: ukuran kemasaman air
5. Tdengan: Total Dissolved Gases; ukuran konsentrasi gas-gas yang larut dalam air, dapat mempengaruhi metabolisme bentuk-bentuk kehidupan air
6. TDS: Total dissolved solids; ukuran mineral non-gas yang larut dalam air, RELATIVE SALTINESS
7. BACT: Bacteria, Kemungkinan adanya organisme dan virus penyebab penyakit yang tidak bersifat alamiah dalam air, berasal dari pencernaan hewan dan
manusia
8. AEST: Aesthetics, minyak, pelumas, sedimen dan bahan lain yang dapat dideketsi
9. RAD: Radioaktivitas
10.Otox: Organic Toxicants, Pestisida, dll 11.INTOX: Inorganic toxicant, Logam berat
INDIKATOR KUALITAS UDARA
1. BAKU MUTU PRIMER:
Ditetapkan pada taraf yang dirancang untuk melindungi public health
2. BAKU MUTU SEKUNDER:
Ditetapkan untuk melindungi efek polusi udara yang tidak berkaitan dengan kesehatan
Enam Macam Polutan Penting: 1. Karbon Monoksida 2. Nitrogen Oxides 3. Hidariokarbon 4. Oksidan Fotokimia 5. Partikulat 6. Sulfur Oksida
KARBON MONOKSIDA: CO
Tidak berwarna, tidak berbau
Hasil pembakaran yang terjadi secara tidak lengkap Misalnya pembakaran bahan bakar dalam mesin
CO diikat oleh haemoglobin, sehingga mengganggu kemampuan Hb darah untuk mengikat oksigen.
Akibatnya akan mengganggu suplai oksigen ke dalam otak Gangguan fungsi mental
Gangguan persepsi visual Gangguan Alertness
Gangguan fungsi jantung:
Memperlemah kontraksi jantung sehingga suplai darah ke seluruh tubuh berkurang, sehingga kapasitas kerja
NITROGEN OXIDES: NOx
Berasal dari proses pembakaran suhu tinggi , industri kimia
Dapat mengganggu kesehatan dan kapasitas kerja
Oksida nitrogen bersama dengan hidariokarbon, melalui reaksi katalisis cahaya matahari, menjadi oksidan fotokimia, menjadi SMOG
Mengganggu pernafasan dan iritasi mata
Mempengaruhi jaringan paru-paru, peka influenza
PARTIKULAT
TSP: Total Suspended Particulate
Adalah total masa partikulat cair dan padatan yang ada di udara , seperti Jelaga, Asap, Debu, Mist dan Spray.
Berasal dari proses pembakaran Konsentrasinya: 0.1 – 10 µ
Particulates – also known as particulate matter (PM), suspended particulate matter (SPM), fine particles, and soot – are tiny subdivisions of solid matter suspended in a gas or liquid. In contrast, aerosol refers to particles and/or liquid darioplets and the gas together. Sources of particulate matter can be man made
or natural. Air pollution and water pollution can take the form of solid particulate matter, or be dissolved.
Salt is an example of a dissolved contaminant in water, while sand is generally a solid particulate.
SULFUR OKSIDA: SOx
Dapat bereaksi dengan air menjadi Sulfit dan Sulfat
SO2 + H2O --- H2SO3
SO3 + H2O --- H2SO4
Gangguan kesehatan dan gangguan material (korosi) Limbah pembakaran minyak dan batubara
FUNGSI KERUSAKAN
Fungsi matematik:
Fungsi yang menyatakan hubungan antara variabel polutan dengan efeknya terhadap manusia dan lingkungan hidupnya
Fungsi ini penting untuk mendisain indikator pencemaran lingkungan
Penyusunan Indeks Pencemaran / Kualitas lingkungan:
Dari hubungan antara pencemar terukur dengan “Estimated Death Rate”: DAMAGE FUNCTION
DOSE-EFFECT-FUNCTION
Persamaan yang menghubungkan pencemar dengan
FUNGSI KERUSAKAN
Ekspresi kuantitatif tentang hubungan antara keberadaan suatu polutan dengan tingkat dampak yang ditimbulkannya pada
populasi target (sasaran)
Kerusakan BIOFISIK: Fungsi kerusakan fisik atau biologis Kerusakan ekonomi: Fungsi kerusakan ekonomi, berdimensi moneter,
Menyatakan korelasi antara kerusakan ekonomi dengan taraf polutan ambien
Dalam mempresentasikan fungsi kerusakan harus sejelas mungkin:
Polutan apa
Dosisnya berapa
Dampaknya bagaimana Populasi sasarannya
FUNGSI KERUSAKAN: TEORITIS
Fungsi kerusakan: Harus mencerminkan fenomena ambang Fenomena ambang: Ada nilai ambang minimal,
di bawah mana tidak terjadi kerusakan
di atas nilai ambang akan terjadi peningkatan kerusakan secara cepat bila polutan bertambah
Dampak .
Ambang
Polutan
TLV: Threshold Limiting Value; merupakan konsep adapatasi
Kecenderungan organisme untuk mengembangkan toleransi terhadap konsentrasi rendah bahan toksik
Dampak . Jenuh Linear Ambang Polutan
STRUKTUR INDEKS lingkungan
Tujuan Indeks adalah untuk menyederhanakan Dua macam bentuk Indeks lingkungan:
1. ANGKA INDEKS: nilainya meningkat sejalan dengan peningkatan pencemaran lingkungan; Indeks Pencemaran lingkungan; Increasing scale 2. ANGKA INDEKS : Nilainya menurun apabila
pencemaran lingkungan meningkat; Indeks Kualitas lingkungan; Decreasing scale
Kategori Rentang Penjelasan
Baik 0-50 Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi
kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika
Sedang 51-100 Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika
Tidak Sehat
101-199
Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai esteika.
Sangat Tidak Sehat
200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar
Berbaha ya
Lebih dari 300
Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada polulasi
Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU 0 no value available tidak ada 0 GOOD 0 - 50 BAIK 31 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299
SANGAT TIDAK SEHAT
0 DANGEROUS 300 - 500
BERBAHAYA
Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results
(Surabaya, Januari – Februari, 2010)
Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU 3 no value available tidak ada 3 GOOD 0 - 50 BAIK 25 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299
SANGAT TIDAK SEHAT
0 DANGEROUS 300 - 500
Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU
0 no value available tidak ada 5 GOOD 0 - 50 BAIK 25 MODERATE 51 - 100 SEDANG 1 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299
SANGAT TIDAK SEHAT
0 DANGEROUS 300 - 500
BERBAHAYA
Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results
(Surabaya, Maret - April, 2010)
Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU 1 no value available tidak ada 7 GOOD 0 - 50 BAIK 23 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299
SANGAT TIDAK SEHAT
0 DANGEROUS 300 - 500
Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results
(Surabaya, Mei , 2010)
Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU
0 no value available tidak ada 7 GOOD 0 - 50 BAIK 24 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299 SANGAT TIDAK SEHAT
0 DANGEROUS 300 - 500 BERBAHAYA
Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU
1 no value available tidak ada 3 GOOD 0 - 50 BAIK 25 MODERATE 51 - 100 SEDANG 2 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299
SANGAT TIDAK SEHAT
0 DANGEROUS 300 - 500
BERBAHAYA
Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results
Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU
0 no value available tidak ada 3 GOOD 0 - 50 BAIK 27 MODERATE 51 - 100 SEDANG 1 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299
SANGAT TIDAK SEHAT
0 DANGEROUS 300 - 500
BERBAHAYA
Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results
Proses Terjadinya Gangguan Kesehatan :
Environmental
Changes
Environmental Agents
port of entry biotransformation target cells / organsHealth Effects
- Individuals
- population
EFEK PENCEMARAN UDARA
THD.KESEHATAN
- PENYAKIT AKUT DAN KRONIS
- PENYAKIT TERSEMBUNYI
• MEMPERPENDEK UMUR
• MENGHAMBAT PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
- MENGGANGGU FUNGSI FISIOLOGIS
- KEMUNDURAN PENAMPILAN
- IRITASI SENSORIK
- AKUMULASI DALAM TUBUH
- RASA TIDAK AMAN
P
Penencceemmaar r UdUdaarraa KKririttereria ia PPenencceemmaar r UUdadarraa DDamampapak k TTererhhadadaap p KKesesehehaattanan Carbon Monoxide
Carbon Monoxide (CO)
(CO)
Sebagian terbesar berasal dari Sebagian terbesar berasal dari sumber bergerak,
sumber bergerak, Incenerator
Incenerator, , penggunaan kayupenggunaan kayu bakar untuk memasak,
bakar untuk memasak, Sisa pembakaran tidak Sisa pembakaran tidak sempurna , bahan bakar sempurna , bahan bakar minyak
minyak
Menghambat pembentukan formasi karbon – Menghambat pembentukan formasi karbon – hemoglobin dalam darah
hemoglobin dalam darah
Mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen oleh Mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah ke organ vital
darah ke organ vital Mengganggu penglihatan Mengganggu penglihatan
Meningkatkan timbulnya penyakit pada lambung Meningkatkan timbulnya penyakit pada lambung dan perut
dan perut
Memicu tumbuhnya penyakit kardiosvaskuler Memicu tumbuhnya penyakit kardiosvaskuler Meningkatkan gangguan stress fisiologis Meningkatkan gangguan stress fisiologis Mengecillnya berat badan janin
Mengecillnya berat badan janin Meningkatkan tingkat kematian bayi Meningkatkan tingkat kematian bayi Memicu terjadinya kerusakan otak Memicu terjadinya kerusakan otak Hidariokarbon Hidariokarbon (HC) dan Volatile (HC) dan Volatile Organic Organic Compounds Compounds (VOCs) (VOCs)
Uap bensin yang tidak Uap bensin yang tidak terbakar
terbakar
Pembakaran tidak sempurna Pembakaran tidak sempurna
Menyebabkan efek mutagenik dan karsinogenik Menyebabkan efek mutagenik dan karsinogenik Menyebabkan penyakit leukimia dan
Menyebabkan penyakit leukimia dan kankerkanker Sulfur Dioxide
Sulfur Dioxide (SO2)
(SO2)
Pembakaran bahan bakar fosil Pembakaran bahan bakar fosil (minyak pelumas, batubara) (minyak pelumas, batubara) Steelmills,refineries,pulp & Steelmills,refineries,pulp & paper mills
paper mills
Meningkatkan iritasi pada saluran pernafasan Meningkatkan iritasi pada saluran pernafasan Meningkatkantimbulnyapenyakitsaluran Meningkatkantimbulnyapenyakitsaluran pernafasan pernafasan Meningkatkanprevalensigejalapenyakitapiada Meningkatkanprevalensigejalapenyakitapiada saluranpernafasan(asthmabrochiale,bronchitis saluranpernafasan(asthmabrochiale,bronchitis menahun dan emphysema paru)
menahun dan emphysema paru)
Dampa
Dampa
Dampak
k Pencemar
Pencemar Udara
Udara T
Terhada
erhadap Kesehatan
p Kesehatan
Lead (PB) and Lead (PB) and other Metals other Metals
Berasal dari Berasal dari pembakarpembakaranan bahan bakar minyak bahan bakar minyak bertimbal
bertimbal
Pertambangan dan produksPertambangan dan produks bahan-bahan bertimbal bahan-bahan bertimbal
Pada orang dewasa dapat menyebabkanPada orang dewasa dapat menyebabkan penyakit hypertensi, anemia, serangan penyakit hypertensi, anemia, serangan jantung, gangguan
jantung, gangguan fungsi reprfungsi reproduksi,oduksi, penyakit pada perut (kolik perut, muntah penyakit pada perut (kolik perut, muntah muntah), encephalopi
muntah), encephalopitia tia yang berupayang berupa konfulsi dan koma, gangguan psikisringan konfulsi dan koma, gangguan psikisringan dan kematian
dan kematian
Pada ibu hamil dapat menyebabkanPada ibu hamil dapat menyebabkan abortus spontan.
abortus spontan.
Pada anak dapat menyebabkan penurunanPada anak dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan, menghambat
tingkat kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi
pertumbuhan, mengurangi kemampuankemampuan mendengar,
mendengar, menghilangmenghilangkan kan konsentrasikonsentrasi dan autis dan autis Partikulat Matter Partikulat Matter (PM10, PM2.5, (PM10, PM2.5, TSP) TSP) Berasal dari
Berasal dari pembakarpembakaranan bahan bakar fosil , kegiatan bahan bakar fosil , kegiatan konstruksi
konstruksi
Debu yang terbawa angin Debu yang terbawa angin seca
secarara alamialamiahah
Debu dari pabrik, sumber Debu dari pabrik, sumber tenaga listrik dan kebakaran tenaga listrik dan kebakaran
Mengandung partikulat halus yang sangatMengandung partikulat halus yang sangat berbahaya karena dapat menembus berbahaya karena dapat menembus bagian
bagian terdalam terdalam dari pardari paru-paruu-paru
Meningkatkan timbulnya infeksi saluranMeningkatkan timbulnya infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
pernafasan atas (ISPA)
Meningkatkan gangguan pada penglihatanMeningkatkan gangguan pada penglihatan Meningkatkan terjadinya penyakit jantungMeningkatkan terjadinya penyakit jantung
Nitrogen Dioxide Nitrogen Dioxide (NO2) (NO2) Ditemukan di Ditemukan di atmosf
atmosfer er perkotaanperkotaan dan industri dan industri Pembakaran bahan Pembakaran bahan bakar fosil bakar fosil (minyak pelumas, (minyak pelumas, batubara) batubara)
Berasal dari sumber Berasal dari sumber bergerak
bergerak
Dapat mengurangi daya tahan Dapat mengurangi daya tahan terhadap penyakit infeksi
terhadap penyakit infeksi Meningkatkan timbulnya Meningkatkan timbulnya penyakit asthma, bronchiale, penyakit asthma, bronchiale, emphysema pulmonum
emphysema pulmonum
Meningkatkan timbulnya iritasi Meningkatkan timbulnya iritasi pada saluran pernafasan
pada saluran pernafasan
Mempengaruhi kapasitas fungsi Mempengaruhi kapasitas fungsi paru bila menghirup dalam
paru bila menghirup dalam jangka panjang
jangka panjang O
Ozzoon n ((OO33)) BBeerraassaal l ddaarri i rreeaakkssii foto kimia yang foto kimia yang berasal dari VOCs & berasal dari VOCs & NO2
NO2
Meningkatkan gangguan pada Meningkatkan gangguan pada fungsi paru
fungsi paru
Meningkatkan kerentanan Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi saluran terhadap infeksi saluran pernafasan
pernafasan
Meningkatkan timbulnya iritasi Meningkatkan timbulnya iritasi dan peradagangan pada selaput dan peradagangan pada selaput lendir mata
lendir mata
Dampa
No Parameter Udara
Dampak Kesehatan
1 SO2 1. Iritasi selaput lender saluran pernafasan 2. Batuk kronis
3. Peningkatan sekresi mucus
4. Iritasi mata, mata menjadi merah dan pedas. 2 NO2 1. Terbentuknya MethHb
2. Peningkatan inspiratory resistance. 3. Peningkatan expiratory resistance.
4. Edema paru bila terpapar selama 48-72 jam. 5. Iritasi kulit bila kontak dengan uap cair nitrogen. 6. Iritasi mata bila NO2 berupa uap yang pekat.
7. Kadar gas NOx yang tinggi dapat menyebabkan gangguan system syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang.
3 NH3 1. Iritasi selaput lendir hidung dan tenggorokan, pada kadar 5000 ppm dapat menyebabkan edema laryng, paru dapat menimbulkan
kematian.
2. Iritasi mata (mata merah, pedih, berair), bias menyebabkan kebutaan total
3. Iritasi kulit dan menyebabkan luka bakar.
4. Bersifat tertogenik pada paparan yang menahun.
No Parameter Udara
Dampak Kesehatan
4 H2S 1. Bersifat asfiksian serta iritan terhadap mata, kulit, saluran pernafasan.
2. Menyebabkan edema paru, dalam dosis besar menyebabkan kematian.
5 Pb 1. Dapat menghambat aktivitas enzim untuk sintesa haemoglobin.
2. Gejala keracunan akut menyebabkan sakit perut, muntah, diare akut.
3. Gejala keracunan kronis menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia,
kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.
6 Partikel debu
1. Partikulat debu 0,1-5 mikron dapat langsung masuk paru-pru dan mengendap di alveoli.
2. Partikulat > 5 mikron dapat mengganggu saluran nafas bagian atas, dan iritasi mata.
TOKSIKAN lingkungan DAN KUALITAS UDARA
Kriteria Udara Bersih & tercemar, WHO,1976
Parameter Udara bersih Ud. Tercemar Partikel 0,01-0,02g/m3 0,07-0,7 mg/m3 SOx 0,003-0,02 ppm 0,02-2 ppm CO < 1 ppm 5-200 ppm NO2 0,003-0,02 ppm 0,02-0,1 ppm CO2 310-330 ppm 350-700 ppm HC < 1 ppm 1-20 ppm
EPA's AIR QUALITY INDEX FOR PARTICLES Air Quality
Index Air Quality Protect Your Health
0 to 50 Good None.
51 to 100 Moderate Unusually sensitive people should consider reducing prolonged or heavy exertion.
101 to 150
Unhealthy for Sensitive
Groups
People with heart or lung disease, older adults, and childarien should reduce prolonged or heavy exertion.
151 to 200 Unhealthy
People with heart or lung disease, older adults, and childarien should avoid
prolonged or heavy exertion. Everyone else should reduce prolonged or heavy exertion.
201 to 300 Very Unhealthy
People with heart or lung disease, older adults, and childarien should avoid all physical activity outdoors. Everyone else should avoid prolonged or heavy exertion.
301 to 500 Hazardous
Everyone should avoid all physical activity outdoors; people with heart or lung disease, older adults, and childarien should remain indoors and keep activity levels low.
Perundangan terkait dengan baku mutu air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2008 Tentang Air Tanah
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990
Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/ MENKES/ PER /IV/
2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Peraturan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor 01 Tahun
2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03
Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan Industri Minyak Goreng
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Gula
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06
Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Rokok Dan/Atau Cerutu
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 69/M-IND/ PER/7/
2009 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Secara Wajib
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12
Tahun 2009 Tentang Pemanfaatan Air Hujan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28
Tahun 2009 Tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Atau Waduk
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 34 Tahun
2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan Pertambangan Bijih Bauksit
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun
2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun
2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Obat Tradisional/Jamu
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Oleokimia Dasar
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21
Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pertambangan Bijih Besi
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11
Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Peternakan Sapi Dan Babi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/ 2008
Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12
Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan Pengolahan Rumput Laut
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13
Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kelapa
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14
Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Daging
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15
Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Keramik
Kajian Kualitas Lingkungan
Hubungannya dengan Kesehatan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya KAJIAN ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL) KUALITAS
UDARA AMBIEN DAN HUBUNGANNYA DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN PEDAGANG KAKI LIMA
DI SEKITAR PEREMPATAN JL.DEMAK DAN PEREMPATAN PT.SIER
KOTA SURABAYA Kajian 1)…
Mengukur SO2, NO2, partikel debu, Pb, H2S, dan NH3 pada kawasan tertentu di Kota Surabaya selama tahun 2006 sampai tahun 2008.
Dilakukan pengamatan pada
Pedagang Kaki Lima
Kualitas Udara Ambien di Kawasan Padat Lalu lintas di Kota Surabaya, 2006 - 2008 1. Identifikasi Bahaya No Parameter Udara Media Lingkungan Potensial Konsentrasi
Minimal Maksimal Keterangan
1 SO2 Udara 0,0108 ppm 0,0429 ppm Tidak melebihi baku mutu 0,1 ppm
2 NO2 Udara 0,0051 ppm 0,0390 ppm Mendekati baku mutu 0,05 ppm 3 Debu Udara 0,124 mg/m3 0,811 mg/m3 Melebihi baku mutu 0,26 mg/m3
4 Pb Udara 0,0002 mg/m3 0,0024 mg/m3 Jauh dari baku mutu 0,06 mg/m3
5 NH3 Udara 0,00285 ppm 0,04455 ppm Jauh dari baku mutu 2 ppm 6 H2S Udara 0,0001 ppm 0,0007 ppm Jauh dari baku mutu 0,03 ppm
Sumber: BBTKL & PPM, 2008
2. Analisis Dosis Respon
No Risk
agent RfC Efek Kritis dan Referensi
1 NH3 2,86E-2 Kenaikan keparahan rinitis dan pneumonia dengan lesi pernafasan pada uji hayati tikus subkronik (Broderson et al 1976)
2 H2S 5,71E-4 Lesi nasal lendir olfaktori pada uji hayati tikus subkronik (Brenneman
et al2000)
3 Pb 4,93E-4 Perubahan tingkat enzim dan perkembangan neurobehavioral
anak-anak (IRIS 2006)
4 NO
2 2E-2 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS 1990)
5 SO2 2,6E-2 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS 1990) 6 Debu 2,42 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS 1990) Lanjutan … Kajian 1)
Gangguan Pernafasan yang Terjadi pada Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan Jl. Demak Dan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan PT. SIER Kota Surabaya
46,7% responden batuk dalam 3 bulan terakhir
57,1% yg mengeluhkan batuk batuk kering. 42,9% disertai dahak
28,6% 1-3 kali dalam sebulan, 57,1% kurang dari satu minggu 6,7% sesak nafas disertai batuk, 13,3% sesak nafas tanpa
batuk.
Hasil Uji Fungsi Paru :
No Status Fungsi Paru Jumlah %
1 %FVC predicted ≥80% dan Rasio FEV1 /FVC ≥ 70% 4 26,7 2 %FVC predicted ≥80% dan Rasio FEV1 /FVC < 70% 6 40,0 3 %FVC predicted <80% dan Rasio FEV1 /FVC <70% 5 33,3
Total 15 100
Gangguan Pernafasan yang Terjadi pada Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan Jl. Demak Dan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan PT. SIER Kota Surabaya
No Gangguan Pernafasan Jumlah % 1 Ya 11 73,3 2 Tidak 4 26,7 Total 15 100
Distribusi Gangguan Pernafasan Menurut Umur
Umur Responden
Gangguan Pernafasan Total Ya Tidak n % n % n % 21-40 tahun 5 55,6 4 44,4 9 100 41-60 tahun 6 100 0 0 6 100 Total 11 73,3 4 26,7 15 100 Obstruksi&restriksi debu
alveolus, gas lain bersifat iritan (Morgan dan Seaton, 1995)
Winarti (1999) menyatakan bahwa pertambahan umur akan mempengaruhi
jaringan tubuh, fungsi elastisitas jaringan paru berkurang
Lanjutan … Kajian 1)
partikel jaringan fiber pada dinding
Sebesar 73,3% Pedagang Kaki Lima yang
berdagang di sekitar perempatan Jl. Demak
dan perempatan PT.SIER mempunyai
gangguan pernafasan dan hanya sebesar
26,7% yang tidak mengalaminya.
PENGARUH PENURUNAN KUALITAS UDARA TERHADAP FUNGSI PARU DAN KELUHAN PERNAFASAN PADA POLISI LALU LINTAS POLWILTABES SURABAYA
Kajian 2)
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya Kristiyana Sandra
Kesimpulan
Fungsi paru Polantas Polwiltabes Surabaya lebih buruk daripada fungsi paru polisi staf dan keluhan pernafasan yang dirasakan Polantas lebih banyak daripada yang dirasakan oleh polisi staf.
Polantas memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami restriksi dan 1,4 kali lebih besar mengalami obstruksi daripada polisi staf. Risiko Polantas mengalami keluhan pernafasan adalah 2 kali lebih besar daripada polisi staf, terutama keluhan batuk kering dan batuk berdahak. Diketahui kadar SO2 di udara berpengaruh terhadap status fungsi paru dan keluhan pernafasan Polantas.
Kualitas udara yang buruk dan dosis kumulatif rokok Polantas bekerja secara sinergi atau bersamaan dapat menurunkan fungsi paru Polantas.
Kajian 3)
Model Pencemaran Pb di Udara
Kaitannya dengan Kadar Pb Darah
pada Anak Jalanan di Kota Surabaya.
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya Corie Indria P
Lanjutan… Kajian 3)
Kesimpulan:
1. Kadar Pb udara rata-rata:
- di depan Pertokoan JMP = 0,553 µg/m3,
- Perempatan Siola = 0,46 µg/m3,
- Perempatan Ambengan = 0,293 µg/m3,
- Perempatan Banyu urip = 0,452 µg/m3,
- Perempatan Adityawarman = 0,405 µg/m3,
- depan Terminal Joyoboyo = 0,437 µg/m3.
Kadar Pb udara rata-rata di depan Pertokoan JMP sedikit melampaui BML menurut WHO, sedangkan kadar Pb udara rata-rata pada lokasi lainnya masih jauh di bawah BML.
Lanjutan....Kesimpulan
Kadar Pb darah anak jalanan sebagian besar
(67%) masih berada di bawah kadar normal (< 10
µg/dl).
Kadar Pb darah terendah 3 µg/dl dan tertinggi
19,6 µg/dl. Kadar Pb darah rata-rata 9,2 µg/dl.
Kadar Pb darah anak jalanan rata-rata di daerah
Jembatan Merah Plaza dan Ambengan berada di
atas kadar normal, yaitu di 10,07 µg/dl dan 10,75
µg/dl.
2
2.. MMooddeell PPeenncceemmaarraann PPbb UUddaarraa KKaaiittaannnnyyaa ddeennggaann K
Kadadaarr PPbb DDaararahh aaddalalaah:h:
y
y = 8,= 8,658 –658 – 9929920,0,059 X059 X11 + 10390,817 X+ 10390,817 X22
K
Kaaddaarr PPbb DDaarraahh == KKoonnssttaannttaa –– 99992200,,005599 KKaaddaarr PPbb U
Uddaarraa SSiiaanngg ++ 1100339900,,881177 KKaaddaarr PPbb Ud
Udararaa SoSorree
Lanjutan…
F
FAKTOR AKTOR YYANG ANG MEMPMEMPENGARUHI ENGARUHI KADARKADAR MALIONDIALD
MALIONDIALDEHYDEEHYDE (MDA) DAN FUNGSI PARU(MDA) DAN FUNGSI PARU SOP
SOPIR ANGIR ANGKUTKUTAN AN KKOTOTA A DDAN ANGAN ANGKUTKUTANAN PEDESAAN
PEDESAAN
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas
Fakultas Kesehatan Kesehatan MasyaMasyarakatrakat
Universitas Airlangga
Universitas Airlangga
Surabaya
Surabaya
Wiranita
Wiranita WWulandariulandari
Kajian 4 Kajian 4
Tujuan
Tujuan
peneliti
peneliti
an
an
menganalisis faktor yang pengaruh terhadap kadar MDA menganalisis faktor yang pengaruh terhadap kadar MDA dalam darah serta fungsi paru pada
dalam darah serta fungsi paru pada sopir serta menentukansopir serta menentukan model manajemen pengelolaan pengendalian radikal bebas model manajemen pengelolaan pengendalian radikal bebas di udara.
di udara.
Lanjutan…….Kajian 4 Lanjutan…….Kajian 4
Waktu Pengukuran Parameter Konsentrasi (ppm) Baku Mutu (SK Gub. Jatim No. 10 tahun 2009) Kota Surabaya Kab. Mojokerto Pagi (07.00-09.00) Gas NO2 0,0122 0,0029 NO2 : 0,05 Ozon : 0,1 SO2 : 0,1 Debu : 0,26 Gas Ozon 0,0027 0,0026 Gas SO2 0,0101 0,0076 Partikel Debu 0,325 0,252 Siang (12.00– 14.00) Gas NO2 0,0200 0,0071 Gas Ozon 0,0055 0,0034 Gas SO2 0,0093 0,0110 Partikel Debu 0,309 0,454 Sore (16.00-18.00) Gas NO2 0,0121 0,0032 Gas Ozon 0,0023 0,0022 Gas SO2 0,0107 0,0023 Partikel Debu 0,298 0,319
Kualitas Udara Ambien
Tabel : Konsentrasi Rata-Rata Pencemar Udara Di Kota Surabaya dan Di Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli 2009.
Status Fungsi
Paru
Responden
Kota Surabaya
Kabupaten
Mojokerto
n
%
n
%
Normal
18
78,3
10
43,5
Tidak normal
5
21,7
13
56,5
Total
23
100
23
100
Tabel : Status Fungsi Paru Sopir Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan Setelah Dikategorikan Kembali
No
Kadar MDA (nanomol / ml)
Kota Surabaya Kabupaten Mojokerto 1 Rata-rata 6,6266 ± 2,70731 8,6426 ± 3,16212 2 Kadar minimum 3,37 4,27 3 Kadar maksimum 13,97 18,00
Tabel : Rata-Rata Kadar Maliondialdehyde (MDA) dalam Darah Sopir Angkutan Kota dan Angkutan
Pedesaan pada bulan Juli 2009
Kesimpulan
- terdapat perbedaan antara fungsi paru sopir angkutan kota dan angkutan pedesaan (p = 0,033). Fungsi paru sopir angkutan pedesaan di kab. Mojokerto lebih jelek bila dibandingkan dengan fungsi paru sopir angkutan kota di Kota Surabaya.
-terdapat perbedaan yuang signifikan antara rata-rata kadar MDA dalam darah sopir angkutan kota dan angkutan pedesaan (p = 0,022). Sopir angkutan pedesaan mempunyai kadar MDA dalam darah yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sopir angkutan kota di Kota Surabaya.
- variabel yang paling berpengaruh terhadap ganguan fungsi paru adalah lokasi kerja dan dosis kumulatif rokok sedangkan kadar MDA dalam darah dipengaruhi oleh dosis kumulatif rokok.
- Faktor yang diduga menentukan dalam lokasi kerja sopir adalah kadar debu. Hal ini mengingat kadar debu di lokasi kerja sopir angkutan pedesaan yang lebih tinggi.
HUBUNGAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN ISPA DI KEC. SEMAMPIR,
SURABAYA UTARA, 2005
KEJADIAN ISPA KUALITAS UDARA AMBIEN
GAS SO2 (148,23)ug/m3 /GAS NO2(1,23)ug/m3
---Frekuensi sakit 2,60 + 1,69
Lama sakit minim 2,56 + 1,59 (hari)
Lama sakit maksim 4,80 + 2,77 (hari)
Total lama sakit 10,01 + 7,41 (hari)
Rerata lama sakit 3,56 + 1,86 (hari)
Frekuensi sakit per 0,86 + 0,52 (hari) Bulan
PENDERITA COPD DAN TIDAK COPD
BERDASAR FEV1”PREDICTED” DI DAERAH TERPAPAR & TDK TERPAPAR
KABUPATEN GRESIK (1994)
---COPD TERPAPAR TDK TERPAPAR JUML
---+ 129 9 138 ( 22,5 %) - 366 110 476 ( 77,5 %) --- JUMLAH 495 119 614 (80,62%) (19,38%) (100 %)
---X
= 17,79 DF = 1 P = 0,0000
“Hubungan antara Sindroma Mata Kering
pada Anggota PolRI dengan Kualitas
Udara Ambien di Surabaya”
“Kualitas Udara Ambien Hubungannya
dengan Kualitas Sperma Angota PolRI di
Surabaya”
HASIL LABORATORIUM PENGUJIAN
KUALITAS AIR WADUK
Parameter yang diuji
Temperatur, Residu Terlarut, pH, BOD, COD,
DO, Total Fosfat sebagai P, Nitrat sebagai N,
NH
3-N, Kadmium (Cd), Krom Heksavalen (Cr),
Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal (Pb), Mangan
(Mn), Raksa (Hg), Seng (Zn), Klorida (Cl), Sianida
(CN), Fluorida (F), Nitrit sebagai N (NO
2),
Sulfat (SO
4), Khlorin bebas, Belerang sebagai
H
2S, Minyak dan Lemak (M/L), Deterjen sebagai
MBAS, dan Senyawa Fenol sebagai Fenol.
Parameter Telaga Ngebel Waduk Selorejo Waduk Sumber Suko Ranu Glabag Telaga Saranga n Kriteri a Mutu Air *) 1. pH 6,99 7,04 7,05 7,07 7,04 6 – 9 2. BOD 3,26 3,70 2,77 3,50 3,38 3 3. COD 9,87 7,83 6,43 8,14 10,26 25 4. DO 6,85 6,26 7,41 6,22 6,72 4 5. Total Fosfat sebagai P < LD < LD < LD < LD < LD 0,2 6. Nitrit sebagai N (NO2) 0,0034 0,1115 0,0038 0,0486 0,0127 0,06
Tabel: Nilai Rata-rata Parameter Lingkungan yang Diukur pada Masing-masing Lokasi Pengambilan Sampel, 2010
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas
Air Ranu Glabag
•
Parameter BOD melebihi baku mutu (rata-rata 3,50
mg/l).
•
Menurut PPRI Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air, kadar BOD maksimal yang diperkenankan untuk air
Kelas Dua (air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar , peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut) adalah 3 mg/l.
No. Nilai BOD
(mg/l)
Status Kualitas Air
1
≤ 2,9
Tidak tercemar
2
3,0 – 5,0
Tercemar ringan
3
5,1 – 14,9
Tercemar sedang
4
≥ 15
Tercemar berat
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Ranu Glabag ... (lanjutan)
Jika dilihat kadar Disolved Oxygen (DO)/ Jumlah
Oksigen Terlarut , menunjukkan angka yang melampaui syarat minimal. Syarat minimal untuk parameter DO air Kelas Dua adalah 4 mg/l, yang terlampaui nilainya yakni rata-rata 6,22 mg/l.
Adanya sampah organik (dari alam dan aktifitas penduduk)
di dalam air Ranu Glabag menyebabkan nilai BOD tidak memenuhi baku mutu (sedikit di atas baku mutu)
Kualitas Air Waduk Selorejo
Sebagaian besar parameter telah memenuhi baku mutu,
kecuali parameter BOD yang sedikit melebihi baku mutu (3,70 mg/l), padahal seharusnya maksimal 3 mg/l.
Parameter Nitrit sebagai N (NO2) juga melebihi baku
mutu, dimana baku mutu maksimal sebesar 0,06 mg/l, namun hasil uji mencapai angka rata-rata 0,1115 mg/l .
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Waduk Selorejo... (lanjutan)
Kondisi perairan Waduk Selorejo memungkinkan nilai
BOD sedikit lebih tinggi, sebab di perairan tersebut
dijumpai sampah organik. Sampah organik ini antara lain sampah yang dibawa oleh pengunjung dan nelayan,
sampah/limbah domestik dari rumah makan/warung makan di area waduk.
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Waduk Selorejo... (lanjutan)
No
Kadar Nitrit
(mg/l)
Status Kualitas Air
1
< 0,003
Tidak
tercemar
sampai
tercemar sangat ringan
2 0,003 – 0,014
Tercemar sedang
3 0,014 >
Tercemar berat
Tabel: Status Kualitas Air Berdasarkan Kandungan Nitrit
Catatan: hasil uji kualitas air Waduk Selorejo
mencapai angka rata-rata
0,1115
mg/l .
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Waduk Selorejo... (lanjutan)
Tingginya nitrit akan mengganggu keseimbangan
ekosistem air ledakan pertumbuhan alga (algal bloom)
kadar oksigen dalam air tersebut menipis.
Ion nitrit yang mengandung nitrogen ini berasal dari
bahan organik seperti sampah dan bahan anorganik seperti bahan kimia yang mengandung nitrogen
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas
Air Waduk Sumber Suko
• Seluruh parameter yang diuji masih memenuhi baku mutu.
• Waduk Sumber Suko cukup jauh jaraknya dari permukiman
sehingga relatif tidak banyak menerima polutan. Lingkungan sekitar waduk adalah hutan, serta sumber air cukup terjaga kualitasnya dan kuantitasnya.
• Kualitas air Waduk Sumber Suko relatif tidak tercemar dan
sangat memungkinkan peruntukannya sebagai air untuk budidaya perikanan.
Kualitas Air Telaga Sarangan
Kualitas Air Telaga Sarangan
Kadar BOD rata-rata3,38 mg/l, padahal baku mutuKadar BOD rata-rata3,38 mg/l, padahal baku mutu
makasimal 3 mg/l. makasimal 3 mg/l.
Penyebab BOD agak tinggi karena sampah yang dibawaPenyebab BOD agak tinggi karena sampah yang dibawa
oleh pengunjung, sampah/limbah domestik dari rumah oleh pengunjung, sampah/limbah domestik dari rumah makan/warung makan serta permukiman di area telaga. makan/warung makan serta permukiman di area telaga.
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas
Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas
Air Telaga Ngebel
Air Telaga Ngebel
•
• Hasil ujHasil uji air i air TTelaga elaga Ngebel Ngebel menunjukkannilmenunjukkannilai ai BODBOD
rata-rat
rata-rata a 3,26 mg/l 3,26 mg/l , , padahal BOD padahal BOD maksimal maksimal dalamdalam hal ini (air kelas dua) adalah 3 mg/l.
hal ini (air kelas dua) adalah 3 mg/l.
•
• KKondisi perairaondisi perairan n TTelaga Ngebel memungkinkan elaga Ngebel memungkinkan nilainilai
BOD sedikit lebih tinggi, sebab di perairan tersebut BOD sedikit lebih tinggi, sebab di perairan tersebut dijumpai sampah organik. Sampah organik ini antara dijumpai sampah organik. Sampah organik ini antara lain
lain sampah sampah yang dibayang dibawa wa oleh oleh pengunjung,pengunjung, sampah/lim
sampah/limbah domestik bah domestik dari rumah dari rumah makan/wmakan/warungarung makan serta
LAPORAN RISET KHUSUS
PENCEMARAN
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis kualitas kesehatan lingkungan (udara, air badan air, tanah, makanan dan air minum) di sekitar aktivitas daerah Industri serta potensi dampaknya
terhadap kesehatan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.
Tujuan Khusus
1.
Mengidentifikasi kualitas lingkungan (udara, air badan
air, tanah, makanan, dan air minum) di wilayah
terpapar dan tidak terpapar polutan aktivitas daerah
Industri
2.
Mengidentifikasi kualitas kesehatan masyarakat
(pengukuran biomarker spesifik, kemampuan faal paru,
keluhan kesehatan) di wilayah terpapar dan tidak
terpapar polutan aktivitas daerah Industri
3.
Membandingkan kualitas lingkungan (udara, air badan
air, tanah, makanan, dan air minum) di wilayah
terpapar dan tidak terpapar polutan aktivitas daerah
Industri
4. Membandingkan kualitas kesehatan masyarakat
(pengukuran biomarker spesifik, kemampuan faal paru,
keluhan kesehatan) di wilayah terpapar dan tidak terpapar polutan aktivitas daerah Industri
5. Menganalisis jarak sumber pencemar dengan tingkat
pencemaran (udara, air badan air, tanah, makanan dan air minum) daerah terpapar dan tidak terpapar polutan dari aktivitas daerah Industri .
6. Menganalisis hubungan tingkat pencemaran (udara, air
badan air, tanah, makanan dan air minum) dengan tingkat kesehatan masyarakat daerah terpapar dan tidak terpapar polutan dari aktivitas daerah Industri .
Manfaat Penelitian
1.
Diketahuinya data dasar kualitas kesehatan
lingkungan pada wilayah peruntukan;
2.
Sebagai bahan pemetaan kualitas kesehatan
lingkungan penduduk;
3.
Sebagai data dasar untuk menyusun program
kesehatan lingkungan yang bersifat evidence based
wilayah peruntukan masing-masing;
4.
Sebagai data dasar untuk upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat;
5.
Sebagai bahan untuk melaksanakan upaya
Sampel
Sampel pada populasi terpapar (Ring 1 : Kecamatan X,
Kecamatan Y, dan Kecamatan Z)
Sampel terdiri dari sampel manusia dan lingkungan.
Sampel manusia adalah sebagian penduduk yang
Sampel
Sampel pada populasi tidak terpapar (Ring 3 - Non
Industri besar : Kecamatan A, Kecamatan B)
Sampel terdiri dari sampel manusia dan lingkungan.
Sampel manusia adalah sebagian penduduk yang
bermukim di luar daerah Industri
Besar Sampel
Rumus estimasi beda dua rata-rata dengan pengambilan
sampel secara bertingkat.
[(n
1-1)S
12+(n
2-1)S
22
]
Sp
2=---(n
1-1)+(n
2-1)
didapatkan besar sampel untuk daerah terpapar
sebanyak 200 Ruta dan daerah tidak terpapar sebanyak
200 Ruta. Jadi untuk setting industri ini dibutuhkan
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Penetapan sampel rumah tangga sebagai
responden didasarkan pada kriteria inklusi sebagai berikut:
Biasa (kriteria BPS) yang telah bermukim di kawasan
terpapar dan tidak
terpapar selama minimal 5 tahun. Semua ART di RT terpilih
Sedangkan penetapan sampel manusia sebagai responden biomarker didasarkan pada kriteria:
Kriteria Inklusi: Perempuan, usia 15-54 tahun, bermukim
selama minimal 5 tahun di wilayahnya dan dalam keadaan sehat.
HASIL PENELITIAN
Parameter Utama
• Udara outdoor (PM10, SO2, NO2,NH 3 dan H2S dan
meteorologi)
Untuk semua parameter masih memenuhi baku mutu Baku Mutu :
1. PPRI No. 41 Th 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara
2. PerGub Jatim No. 10 Th 2009 ttg Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jatim (untuk parameter H2S dan NH 3)
• Baku Mutu SO2 = 0,1 ppm (262 μg / Nm3) • Baku Mutu NO2 = 150 μg / Nm3
• Baku Mutu H2S = 0,03 ppm (42 μg/Nm3), 30 menit • Baku Mutu PM10 = 150 μg / Nm3
min max mean median SD min max mean median SD
1 SO2, (µg/m3) 0.70 2.80 1.76 2.20 0.98 0.90 4.80 2.63 2.45 1.30 2 NO2, (µg/m3) 9.0 127.0 55.5 29.3 45.6 5.7 39.2 17.7 13.9 11.1 3 H2S, (µg/m3) 0.1 4.5 1.7 1.1 1.5 0.1 0.8 0.4 0.3 0.3 4 PM 10, (µg/m3) 74.1 155.7 101.8 96.4 22.8 64.9 211.7 109.4 96.1 40.9
• Udara indoor (PM2,5, SO2, NO2, NH3 dan H2S dan
meteorologi)
Baku Mutu :
1.
Permenkes RI No.1077 Th 2011 ttg Pedoman
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah (kecuali:
untuk parameter H
2S dan NH
3)
Baku Mutu : 35 µg/m3 dalam 24 jam Hasil PM2,5 min 266 µg/m3
Distribusi Responden Menurut Gangguan Saluran
Pernafasan dan Klasifikasi Daerah Sampel, Rikhus PL Tahun 2012
Gangguan Saluran Pernafasan
Klasifikasi Daerah Sampel
Total Peruntukan Bukan Peruntukan
N % N % n % Diagnosis - Ya 31 3.6 36 4.8 67 4.1 - Tidak 835 96.4 713 95.2 1,548 95.9 Gejala - Ya 154 17.8 146 19.5 300 18.6 - Tidak 712 82.2 603 80.5 1,315 81.4 Diagnosis/Gejala - Ya 185 21.4 182 24.3 367 22.7 - Tidak 681 78.6 567 75.7 1,248 77.3
Distribusi Responden Menurut Pneumonia/Radang Paru Klasifikasi Daerah Sampel, Rikhus PL Tahun 2012
Pneumonia/Radang Paru
Klasifikasi Daerah Sampel
Total Peruntukan Bukan Peruntukan
N % N % n % Diagnosis - Ya 4 0.5 7 0.9 11 0.7 - Tidak 862 99.5 742 99.1 1,604 99.3 Gejala - Ya 19 2.2 1 0.1 20 1.2 - Tidak 847 97.8 748 99.9 1,595 98.8 Diagnosis/Gejala - Ya 24 2.8 8 1.1 32 2.0 - Tidak 842 97.2 741 98.9 1,583 98.0
Kualitas Air minum (Parameter Arsen, Fluorida, Total
Cromium, Cadmium, Sianida, Selenium, Total coliform, E Colli, Cu, Fe, Mn, Zn, Pb dan Hg)
Baku Mutu:
Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Distribusi Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air Minum, Tempat Penyimpanan Air Minum dan
Klasifikasi Daerah Sampel, Rhikus PL Tahun 2012
Variabel
Klasifikasi Daerah Sampel Peruntukan Bukan Peruntukan n % N % Sumber air utama kebutuhan minum
- Air kemasan 58 29.0 37 18.6
- Air isi ulang 101 50.5 82 41.2
- Air ledeng/PDAM 36 18.0 10 5.0
- Air ledeng eceran/membeli 3 1.5 26 13.1
- Sumur bor/pompa 0 0 20 10.1
- Sumur gali terlindung 2 1.0 1 0.5
- Penampungan air hujan 0 0 21 10.6
- Air sungai/danau/irigasi 0 0 2 1.0
- Lainnya 58 29.0 37 18.6
Tempat penyimpanan air minum
- Dispenser 114 57.0 67 33.7 - Teko/ceret/termos/jerigen 38 19.0 56 28.1 - Kendi 3 1.5 15 7.5 - Ember/panci tertutup 21 10.5 38 19.1 - Ember/panci terbuka 3 1.5 4 2.0 - Lainnya 30 15.0 46 23.1
Distribusi Rumah Tangga Menurut Pengolahan Air Minum dan Klasifikasi Daerah Sampel, Rhikus PL Tahun 2012
Variabel
Klasifikasi Daerah Sampel Peruntukan Bukan Peruntukan
n % N %
Pengolahan air minum sebelum diminum
- Langsung diminum 148 74.0 122 61.3
- Dimasak 47 23.5 63 31.7
- Disaring 0 0 2 1.0
- Diberi bahan kimia 0 0 1 0.5
Kualitas Air Badan Air (Parameter Pb, Cd, As, Fe, Mn, Hg,
Cr+6, BOD, COD, pH, DHL, warna, kekeruhan, TSS, H2S, NH3 dan TOC)
Baku Mutu:
PP RI No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Distribusi Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air untuk Seluruh Keperluan, Kualitas Fisik Air dan Klasifikasi Daerah Sampel, Rikhus PL Tahun 2012
Variabel
Klasifikasi Daerah Sampel Peruntukan Bukan Peruntukan
n % N %
Sumber air terbanyak untuk keperluan RT
- Air ledeng/PDAM 103 51.5 25 12.6
- Sumur bor/pompa 45 22.5 69 34.7
- Sumur gali terlindung 45 22.5 47 23.6
- Sumur gali tak terlindung 1 0.5 7 3.5
- Penampungan air hujan 2 1.0 1 0.5
- Sungai/danau/irigasi 0 0 22 11.1
- Lainnya 4 2.0 28 14.1
Kualitas fisik air
- Jernih 184 92.0 175 87.9
- Tidak berbusa 184 82,4 194 95,5
- Tidak berwarna 180 90.0 185 93.0
- Tidak berbau 183 83,4 189 97,0
Hasil Pengukuran Kualitas Kimia Air Badan
Air
min max mean median SD min max mean median SD 1 Pb, (ppm) 0.046 0.207 0.107 0.096 0.049 0.034 0.203 0.097 0.081 0.053 2 Cd, (ppm) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.046 0.011 0.000 0.018 No Parameter Peruntukan Bukan Peruntukan
Baku Mutu:
1. Pb = 0,03 (kelas dua dan kelas tiga) 2. Cd = 0,01 (kelas dua dan kelas tiga)
Makanan (Pb, Cd, As)
KH : Beras dan jagung
P : Ikan Asin, Ikan bandeng, ikan mujair, udang geragoh, telur bebek
Sayur/Buah : kangkung, sawi, pisang, mangga, seledri, pepaya, terong, waluh, labu panjang lodrong