• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baku Mutu Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Baku Mutu Lingkungan"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

BAKU MUTU LINGKUNGAN DAN

BAKU MUTU LINGKUNGAN DAN

PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN

PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN

sudarmaji,

sudarmaji,

[email protected]

[email protected]

 janokopari@gm

 [email protected]

FB:

FB: [email protected] [email protected] (Sudarm Aji)(Sudarm Aji)

+62857 3079 7888 +62857 3079 7888 +62813 3030 3279 +62813 3030 3279 +62 878 5271 6288 +62 878 5271 6288  @sudarm_aji  @sudarm_aji 79CDE780 79CDE780

(2)
(3)

--

Li

Lin

nggk

ku

un

nggaan

n h

hiid

du

up

p aad

daallaah

h k

ke

essaattu

uaan

n rru

uaan

ngg d

de

en

nggaan

n

semu

semuaa benda

benda,

, da

daya,

ya, k

keadaa

eadaan,

n, dan

dan makhl

makhluk

uk hidu

hidup

p,,

ter

terma

masu

suk

k ma

manu

nusi

siaa da

dan

n pe

peri

rila

laku

kun

nya

ya,

, ya

yang

ng

me

memp

mpen

enga

garu

ruhi

hi k

kel

elan

angs

gsun

unga

gan

n pe

perik

rikeh

ehid

idup

upan

an da

dan

n

k

(4)

Ada banyak pendapat yang sering terjadi di

Ada banyak pendapat yang sering terjadi di

masyarakat,

masyarakat, misalnya seseorang

misalnya seseorang mengatakan

mengatakan bahwa

bahwa

sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang

sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang

mengatakan bahwa

mengatakan bahwa sungai tersebut

sungai tersebut masih baik.

masih baik.

Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering

Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering

terjadi,

terjadi, dan supa

dan supaya

ya seseor

seseorang tidak memanda

ang tidak memandang

ng

sesuatu

sesuatu dari sudut

dari sudut kepentingann

kepentingannya sendiri,

ya sendiri, maka

maka

perlu adanya tolak ukur yang dapat digunakan

perlu adanya tolak ukur yang dapat digunakan

bersama.

bersama. Diantaranya yaitu untuk

Diantaranya yaitu untuk mengatakan

mengatakan atau

atau

menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar

menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar

dipakai baku mutu lingkungan.

(5)

 Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung

lingkungan, daya toleransi daan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity. Sehubungan dengan baku mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi dan

terendah dari kandungan zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang

berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas ( batas maksimum dan minimum ) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.

(6)

-

Daya dukung lingkungan hidup adalah

kemampuan lingkungan hidup untuk 

mendukung perikehidupan manusia dan

makhluk hidup lain.

-

Daya tampung lingkungan hidup adalah

kemampuan lingkungan hidup untuk 

menyerap zat, energi, dan/atau

komponen lain yang masuk atau

dimasukkan ke dalamnya.

(7)

Baku mutu lingkungan hidup adalah

ukuran batas atau kadar makhluk hidup,

zat, energi, atau komponen yang ada atau

harus ada dan/atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya dalam suatu

sumber daya tertentu sebagai unsur

(8)

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk

atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan

hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui

baku mutu lingkungan hidup yang telah

ditetapkan. ( Menurut UURI No. 32 Th 2009 ttg

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

(9)
(10)

Pengertian

 Air bersih, kualitas udara, kontaminasi makanan

mempunyai ukuran-ukuran kapan dikategorikan bersih, tak terpolusi, tak terkontaminasi.

 Ukuran-ukuran tersebut disebut parameter.

 Misalnya : air minum tidak boleh mengandung Hg > 0,002

(11)

 Parameter mempunyai nilai

 Baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif 

 Parameter kualitas lingkungan, harus kuantitatif supaya

ukuran menjadi objektif 

 untuk menetapkan parameter tidaklah mudah

 Banyak yang mengadopsi ketentuan badan2 dunia, seperti

(12)

 Komponen lingkungan yang paling banyak diatur

paramenternya adalah air.

 Kualitas air memiliki hampir 40 parameter resmi.  Yang mencakup : parameter fisik, kimia, radioaktifitas

dan mikrobiologis

 Banyak parameter yang saling bergantung atau

berpengaruh satu sama lain.

 Apabila satu dari parameter yang saling bergantung

diketahui, maka nilai yang lain dapat diduga sehingga tidak perlu diukur

(13)

Contoh

 DO, BOD, COD, CO2, CH4, NO3, NO2, NH3( Ammonia),

S2-(sulfida), SO4 (sulfat)

 Perbandingan CO2 dengan CH4  Nitrat/nitrit dengan ammonia  Sulfat dengan sulfida

 dengan mengukur DO maka parameter lain dapat

(14)

 pH, DHL, TDS, kation, dan anion

 DHL bergantung pada jumlah kation dan anion   Jumlah ion ini tergantung pada TDS

 pada pH rendah, kelarutan garam meningkat sehingga

DHL juga tinggi

 Apabila DHL dan TDS tidak dipengaruhi oleh perubahan

(15)

Parameter Air

 Parameter Fisis - Bau -TDS - Kekeruhan - Rasa - Suhu - Warna

(16)

 Parameter Kimia - Hg (air Raksa) - Al (aluminium) - As (arsen) - Ba (Barium) - Fe (besi) - F (fluorida) - Cadmium (Cd) - Kesadahan - Cl - Cr (chromium) - Mn (mangan) - Na (natrium) - Nitrat, nitrit - Ag (perak) - pH - Se (selenium) - Zn (seng) - Sn (sianida) - Sulfat - Cu (cuprum) - Pb (timbal)

(17)

 Kimia Organik 

- Aldariin dan dieldariin - Benzena

- Benzo (a) Pyrene - Chlordane

- Chloroform - detergen - Heptachlor - Methoxychlor

(18)

Parameter Radioaktivitas

 Sinar ß  Sinar alfa

(19)

Parameter Mikrobiology 

 Coliform tinja  Total Coliform  Kuman parasitik   Bakteri dan virus

(20)

Kualitas Udara

 SO2  Nox  CO  HC  Pb  Partikulat

(21)

Kualitas lingkungan

-

Kualitas lingkungan dapat diartikan dalam

kaitannya dengan kualitas hidup, yaitu

dalam kualitas lingkungan yang baik 

terdapat potensi untuk berkembangnya

kualitas hidup yang tinggi.

-

Secara sederhana kualitas lingkungan

hidup diartikan sebagai keadaan

lingkungan yang dapat memberikan daya

dukung yang optimal bagi kelangsungan

hidup manusia di suatu wilayah.

(22)

Kualitas lingkungan hidup dibedakan

berdasarkan biofisik, sosial ekonomi,

dan budaya yaitu :

a. lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari

komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari

benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya

matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.

(23)

Kualitas lingkungan hidup dibedakan

berdasarkan biofisik, sosial ekonomi,

dan budaya yaitu :

b. lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup

(24)

Kualitas lingkungan hidup dibedakan

berdasarkan biofisik, sosial ekonomi,

dan budaya yaitu :

c. lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. lingkungan

budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar

kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan

(25)

Peran lingkungan

Dalam Menimbulkan Penyakit

• lingkungan sebagai faktor predisposisi

(Faktor kecenderungan)

• lingkungan sebagai penyebab penyakit

(Penyebab langsung penyakit)

• lingkungan sebagai media transmisi penyakit

(Sebagai perantara penularan penyakit)

• lingkungan sebagai faktor mempengaruhi

perjalanan suatu penyakit

(26)

Kualitas Lingkungan dan

Indeks Lingkungan

Pengaruh pencemar lingkungan diukur dengan perubahan kualitas lingkungan, Kualitas lingkungan ditetapkan pada suatu periode dan tempat tertentu.

Kualitas lingkungan adalah suatu lingkungan yang timbul

interaksi baru antara satu kegiatan atau lebih dengan satu atau lebih parameter yang ditetapkan berdasarkan situasi dan

kondisi tertentu dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan.

Kualitas lingkungan mengalami perubahan pada suatu periode tertentu sesuai dengan interaksi komponen lingkungan

(27)

 Dengan adanya kegiatan baru dalam lingkungan, maka akan

terjadi interaksi yang menyebabkan saling

pengaruh-mempengaruhi dan pada gilirannya akan menimbulkan dampak positif maupun negatif.

 Masuknya limbah pada lingkungan, katakanlah air buangan

pabrik kelapa gula, masuk pada badan air.

 Tentu akan menimbulkan perubahan sekecil apa pun. perubahan

ini dapat membuat air menjadi keruh, berwarna, berbau dan sebagainya atau sebaliknya tidak menimbulkan pengaruh yang berarti.

 Bila limbah tidak memberikan perubahan kondisi air, berarti

badan air masih mampu menetralisasinya. Artinya kualitas air belum mengalami perubahan yang berarti dan dengan demikian makhluk ataupun biota dalam air masih bisa bertahan hidup .

(28)

 Penentuan apakah suatu masalah lingkungan akan

menjadi lebih “baik” atau menjadi lebih “buruk” ; maka INDEKS memegang peranan komunikasi yang sangat penting

(29)

INDEKS lingkungan

dapat dipakai untuk:

1. Melukiskan trend / kecenderungan kualitas

lingkungan

2. Menegaskan adanya kondisi dan masalah

lingkungan yang signifikan

3. Proses penggunaan data teknis dalam

(30)

PENTINGNYA INDEKS lingkungan

Peranan penting Indeks lingkungan:

1. Membantu dalam perumusan kebijakan

2. Sarana untuk mengevaluasi efektivitas program

lingkungan

3. Membantu dalam mendisain program lingkungan 4. Mempermudah komunikasi dengan publik 

(31)

Penggunaan Indeks lingkungan:

1. Alokasi sumberdaya

2. Penyusunan urutan/ peringkat lokasional 3. Pengamanan baku mutu

4. Trend analysis 5. Informasi publik  6. Kajian-kajian ilmiah

(32)

 PARAMETER = Environmental variable,

menyatakan kualitas lingkungan yang diukur 

 Variabel Polutan mencakup makna: 1. Variabel mutu lingkungan

(33)

Udara Ambien

- Udara ambien adalah udara bebas di permukaan

bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam

wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang

dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia,

makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya;

- Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi,

dan/atau komponen lain yang ada di udara bebas;

- Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau

kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau

yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya dalam udara ambien;

(34)

Emisi

- Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain

yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk

dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien

yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi

sebagai unsur pencemar;

- Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh

suatu kegiatan ke udara ambien;

- Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau

kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber

bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak

bergerak maupun sumber tidak bergerak spesifik;

(35)

Indikator lingkungan merupakan Kuantitas tunggal

yang diturunkan dari satu variabel polutan dan dipakai untuk mencerminkan (mempresentasikan) beberapa atribut lingkungan.

Misalnya:

Indikator taraf pencemaran SO2 = banyaknya hari dimana konsentrasi SO2 atmosfer melampaui baku mutu

Beberapa indikator yang disajikan secara bersamaan untuk memberikan gambaran tentang kondisi

lingkungan, disebut:

(36)

VARIABEL KUALITAS AIR

1. TROPH: Trophic Conditions = Intensitas aktivitas biologisyang berlebihan dinyatakan oleh air yang keruh, pertumbuhan algae yang subur dan juga gulma air 

2. DO = dissolved oxygen; jumlah oksigen yang terlarut dalam air 

3. TEMP: suhu air mengendalikan sifat bentuk-bentuk kehidupan dan laju reaksi kimia

4. pH: ukuran kemasaman air 

5. Tdengan: Total Dissolved Gases; ukuran konsentrasi gas-gas yang larut dalam air, dapat mempengaruhi metabolisme bentuk-bentuk kehidupan air 

6. TDS: Total dissolved solids; ukuran mineral non-gas yang larut dalam air, RELATIVE SALTINESS

7. BACT: Bacteria, Kemungkinan adanya organisme dan virus penyebab penyakit yang tidak bersifat alamiah dalam air, berasal dari pencernaan hewan dan

manusia

8. AEST: Aesthetics, minyak, pelumas, sedimen dan bahan lain yang dapat dideketsi

9. RAD: Radioaktivitas

10.Otox: Organic Toxicants, Pestisida, dll 11.INTOX: Inorganic toxicant, Logam berat

(37)

INDIKATOR KUALITAS UDARA

1. BAKU MUTU PRIMER:

Ditetapkan pada taraf yang dirancang untuk  melindungi public health

2. BAKU MUTU SEKUNDER:

Ditetapkan untuk melindungi efek polusi udara yang tidak berkaitan dengan kesehatan

(38)

Enam Macam Polutan Penting: 1. Karbon Monoksida 2. Nitrogen Oxides 3. Hidariokarbon 4. Oksidan Fotokimia 5. Partikulat 6. Sulfur Oksida

(39)

KARBON MONOKSIDA: CO

Tidak berwarna, tidak berbau

Hasil pembakaran yang terjadi secara tidak lengkap Misalnya pembakaran bahan bakar dalam mesin

CO diikat oleh haemoglobin, sehingga mengganggu kemampuan Hb darah untuk mengikat oksigen.

Akibatnya akan mengganggu suplai oksigen ke dalam otak  Gangguan fungsi mental

Gangguan persepsi visual Gangguan Alertness

Gangguan fungsi jantung:

Memperlemah kontraksi jantung sehingga suplai darah ke seluruh tubuh berkurang, sehingga kapasitas kerja

(40)

NITROGEN OXIDES: NOx

Berasal dari proses pembakaran suhu tinggi , industri kimia

Dapat mengganggu kesehatan dan kapasitas kerja

Oksida nitrogen bersama dengan hidariokarbon, melalui reaksi katalisis cahaya matahari, menjadi oksidan fotokimia, menjadi SMOG

Mengganggu pernafasan dan iritasi mata

Mempengaruhi jaringan paru-paru, peka influenza

(41)

PARTIKULAT

TSP: Total Suspended Particulate

Adalah total masa partikulat cair dan padatan yang ada di udara , seperti Jelaga, Asap, Debu, Mist dan Spray.

Berasal dari proses pembakaran Konsentrasinya: 0.1 – 10 µ

Particulates – also known as particulate matter (PM), suspended particulate matter (SPM), fine particles, and soot – are tiny subdivisions of solid matter suspended in a gas or liquid. In contrast, aerosol refers to particles and/or liquid darioplets and the gas together. Sources of particulate matter can be man made

or natural. Air pollution and water pollution can take the form of solid particulate matter, or be dissolved.

Salt is an example of a dissolved contaminant in water, while sand is generally a solid particulate.

(42)

SULFUR OKSIDA: SOx

Dapat bereaksi dengan air menjadi Sulfit dan Sulfat

SO2 + H2O --- H2SO3

SO3 + H2O --- H2SO4

Gangguan kesehatan dan gangguan material (korosi) Limbah pembakaran minyak dan batubara

(43)

FUNGSI KERUSAKAN

Fungsi matematik:

Fungsi yang menyatakan hubungan antara variabel polutan dengan efeknya terhadap manusia dan lingkungan hidupnya

Fungsi ini penting untuk mendisain indikator pencemaran lingkungan

Penyusunan Indeks Pencemaran / Kualitas lingkungan:

Dari hubungan antara pencemar terukur dengan “Estimated Death Rate”: DAMAGE FUNCTION

DOSE-EFFECT-FUNCTION

Persamaan yang menghubungkan pencemar dengan

(44)

FUNGSI KERUSAKAN

Ekspresi kuantitatif tentang hubungan antara keberadaan suatu polutan dengan tingkat dampak yang ditimbulkannya pada

populasi target (sasaran)

Kerusakan BIOFISIK: Fungsi kerusakan fisik atau biologis Kerusakan ekonomi: Fungsi kerusakan ekonomi, berdimensi moneter,

Menyatakan korelasi antara kerusakan ekonomi dengan taraf polutan ambien

Dalam mempresentasikan fungsi kerusakan harus sejelas mungkin:

Polutan apa

Dosisnya berapa

Dampaknya bagaimana Populasi sasarannya

(45)

FUNGSI KERUSAKAN: TEORITIS

Fungsi kerusakan: Harus mencerminkan fenomena ambang Fenomena ambang: Ada nilai ambang minimal,

di bawah mana tidak terjadi kerusakan

di atas nilai ambang akan terjadi peningkatan kerusakan secara cepat bila polutan bertambah

Dampak  .

Ambang

Polutan

TLV: Threshold Limiting Value; merupakan konsep adapatasi

Kecenderungan organisme untuk mengembangkan toleransi terhadap konsentrasi rendah bahan toksik 

Dampak  . Jenuh Linear Ambang Polutan

(46)

STRUKTUR INDEKS lingkungan

Tujuan Indeks adalah untuk menyederhanakan Dua macam bentuk Indeks lingkungan:

1. ANGKA INDEKS: nilainya meningkat sejalan dengan peningkatan pencemaran lingkungan; Indeks Pencemaran lingkungan; Increasing scale 2. ANGKA INDEKS : Nilainya menurun apabila

pencemaran lingkungan meningkat; Indeks Kualitas lingkungan; Decreasing scale

(47)

Kategori Rentang Penjelasan

Baik 0-50 Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi

kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika

Sedang 51-100 Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika

Tidak Sehat

101-199

Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai esteika.

Sangat Tidak Sehat

200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar

Berbaha ya

Lebih dari 300

Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada polulasi

(48)

Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU 0 no value available tidak ada 0 GOOD 0 - 50 BAIK 31 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299

SANGAT TIDAK SEHAT

0 DANGEROUS 300 - 500

BERBAHAYA

Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results

(Surabaya, Januari – Februari, 2010)

Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU 3 no value available tidak ada 3 GOOD 0 - 50 BAIK 25 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299

SANGAT TIDAK SEHAT

0 DANGEROUS 300 - 500

(49)

Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU

0 no value available tidak ada 5 GOOD 0 - 50 BAIK 25 MODERATE 51 - 100 SEDANG 1 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299

SANGAT TIDAK SEHAT

0 DANGEROUS 300 - 500

BERBAHAYA

Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results

(Surabaya, Maret - April, 2010)

Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU 1 no value available tidak ada 7 GOOD 0 - 50 BAIK 23 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299

SANGAT TIDAK SEHAT

0 DANGEROUS 300 - 500

(50)

Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results

(Surabaya, Mei , 2010)

Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU

0 no value available tidak ada 7 GOOD 0 - 50 BAIK 24 MODERATE 51 - 100 SEDANG 0 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299 SANGAT TIDAK SEHAT

0 DANGEROUS 300 - 500 BERBAHAYA

(51)

Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU

1 no value available tidak ada 3 GOOD 0 - 50 BAIK 25 MODERATE 51 - 100 SEDANG 2 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299

SANGAT TIDAK SEHAT

0 DANGEROUS 300 - 500

BERBAHAYA

Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results

(52)

Number of days with PSI calculation of Range of PSI values ISPU kalkulasi dengan jumlah hari Batas nilai ISPU

0 no value available tidak ada 3 GOOD 0 - 50 BAIK 27 MODERATE 51 - 100 SEDANG 1 UNHEALTHY 101 - 199 TIDAK SEHAT 0 VERY UNHEALTHY 200 - 299

SANGAT TIDAK SEHAT

0 DANGEROUS 300 - 500

BERBAHAYA

Rangkuman bulanan data konsentrasi hasil pengukuran dan ISPU Monthly overview of measured values and PSI results

(53)
(54)

Proses Terjadinya Gangguan Kesehatan :

Environmental

Changes

Environmental Agents

port of entry biotransformation target cells / organs

Health Effects

- Individuals

- population

(55)

EFEK PENCEMARAN UDARA

THD.KESEHATAN

- PENYAKIT AKUT DAN KRONIS

- PENYAKIT TERSEMBUNYI

• MEMPERPENDEK UMUR

• MENGHAMBAT PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN

- MENGGANGGU FUNGSI FISIOLOGIS

- KEMUNDURAN PENAMPILAN

- IRITASI SENSORIK 

- AKUMULASI DALAM TUBUH

- RASA TIDAK AMAN

(56)

P

Penencceemmaar r UdUdaarraa KKririttereria ia PPenencceemmaar r UUdadarraa DDamampapak k TTererhhadadaap p KKesesehehaattanan Carbon Monoxide

Carbon Monoxide (CO)

(CO)

Sebagian terbesar berasal dari Sebagian terbesar berasal dari sumber bergerak,

sumber bergerak, Incenerator

Incenerator, , penggunaan kayupenggunaan kayu bakar untuk memasak,

bakar untuk memasak, Sisa pembakaran tidak Sisa pembakaran tidak sempurna , bahan bakar sempurna , bahan bakar minyak

minyak

Menghambat pembentukan formasi karbon – Menghambat pembentukan formasi karbon – hemoglobin dalam darah

hemoglobin dalam darah

Mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen oleh Mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah ke organ vital

darah ke organ vital Mengganggu penglihatan Mengganggu penglihatan

Meningkatkan timbulnya penyakit pada lambung Meningkatkan timbulnya penyakit pada lambung dan perut

dan perut

Memicu tumbuhnya penyakit kardiosvaskuler Memicu tumbuhnya penyakit kardiosvaskuler Meningkatkan gangguan stress fisiologis Meningkatkan gangguan stress fisiologis Mengecillnya berat badan janin

Mengecillnya berat badan janin Meningkatkan tingkat kematian bayi Meningkatkan tingkat kematian bayi Memicu terjadinya kerusakan otak Memicu terjadinya kerusakan otak Hidariokarbon Hidariokarbon (HC) dan Volatile (HC) dan Volatile Organic Organic Compounds Compounds (VOCs) (VOCs)

Uap bensin yang tidak Uap bensin yang tidak terbakar

terbakar

Pembakaran tidak sempurna Pembakaran tidak sempurna

Menyebabkan efek mutagenik dan karsinogenik Menyebabkan efek mutagenik dan karsinogenik Menyebabkan penyakit leukimia dan

Menyebabkan penyakit leukimia dan kankerkanker Sulfur Dioxide

Sulfur Dioxide (SO2)

(SO2)

Pembakaran bahan bakar fosil Pembakaran bahan bakar fosil (minyak pelumas, batubara) (minyak pelumas, batubara) Steelmills,refineries,pulp & Steelmills,refineries,pulp & paper mills

paper mills

Meningkatkan iritasi pada saluran pernafasan Meningkatkan iritasi pada saluran pernafasan Meningkatkantimbulnyapenyakitsaluran Meningkatkantimbulnyapenyakitsaluran pernafasan pernafasan Meningkatkanprevalensigejalapenyakitapiada Meningkatkanprevalensigejalapenyakitapiada saluranpernafasan(asthmabrochiale,bronchitis saluranpernafasan(asthmabrochiale,bronchitis menahun dan emphysema paru)

menahun dan emphysema paru)

Dampa

(57)

Dampa

Dampak

k Pencemar

Pencemar Udara

Udara T

Terhada

erhadap Kesehatan

p Kesehatan

Lead (PB) and Lead (PB) and other Metals other Metals

Berasal dari Berasal dari pembakarpembakaranan bahan bakar minyak bahan bakar minyak bertimbal

bertimbal

Pertambangan dan produksPertambangan dan produks bahan-bahan bertimbal bahan-bahan bertimbal

Pada orang dewasa dapat menyebabkanPada orang dewasa dapat menyebabkan penyakit hypertensi, anemia, serangan penyakit hypertensi, anemia, serangan  jantung, gangguan

 jantung, gangguan fungsi reprfungsi reproduksi,oduksi, penyakit pada perut (kolik perut, muntah penyakit pada perut (kolik perut, muntah muntah), encephalopi

muntah), encephalopitia tia yang berupayang berupa konfulsi dan koma, gangguan psikisringan konfulsi dan koma, gangguan psikisringan dan kematian

dan kematian

Pada ibu hamil dapat menyebabkanPada ibu hamil dapat menyebabkan abortus spontan.

abortus spontan.

Pada anak dapat menyebabkan penurunanPada anak dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan, menghambat

tingkat kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi

pertumbuhan, mengurangi kemampuankemampuan mendengar,

mendengar, menghilangmenghilangkan kan konsentrasikonsentrasi dan autis dan autis Partikulat Matter Partikulat Matter (PM10, PM2.5, (PM10, PM2.5, TSP) TSP) Berasal dari

Berasal dari pembakarpembakaranan bahan bakar fosil , kegiatan bahan bakar fosil , kegiatan konstruksi

konstruksi

Debu yang terbawa angin Debu yang terbawa angin seca

secarara alamialamiahah

Debu dari pabrik, sumber Debu dari pabrik, sumber tenaga listrik dan kebakaran tenaga listrik dan kebakaran

 Mengandung partikulat halus yang sangatMengandung partikulat halus yang sangat berbahaya karena dapat menembus berbahaya karena dapat menembus bagian

bagian terdalam terdalam dari pardari paru-paruu-paru

 Meningkatkan timbulnya infeksi saluranMeningkatkan timbulnya infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

pernafasan atas (ISPA)

 Meningkatkan gangguan pada penglihatanMeningkatkan gangguan pada penglihatan  Meningkatkan terjadinya penyakit jantungMeningkatkan terjadinya penyakit jantung

(58)

Nitrogen Dioxide Nitrogen Dioxide (NO2) (NO2) Ditemukan di Ditemukan di atmosf

atmosfer er perkotaanperkotaan dan industri dan industri Pembakaran bahan Pembakaran bahan bakar fosil bakar fosil (minyak pelumas, (minyak pelumas, batubara) batubara)

Berasal dari sumber Berasal dari sumber bergerak

bergerak

Dapat mengurangi daya tahan Dapat mengurangi daya tahan terhadap penyakit infeksi

terhadap penyakit infeksi Meningkatkan timbulnya Meningkatkan timbulnya penyakit asthma, bronchiale, penyakit asthma, bronchiale, emphysema pulmonum

emphysema pulmonum

Meningkatkan timbulnya iritasi Meningkatkan timbulnya iritasi pada saluran pernafasan

pada saluran pernafasan

Mempengaruhi kapasitas fungsi Mempengaruhi kapasitas fungsi paru bila menghirup dalam

paru bila menghirup dalam  jangka panjang

 jangka panjang O

Ozzoon n ((OO33)) BBeerraassaal l ddaarri i rreeaakkssii foto kimia yang foto kimia yang berasal dari VOCs & berasal dari VOCs & NO2

NO2

Meningkatkan gangguan pada Meningkatkan gangguan pada fungsi paru

fungsi paru

Meningkatkan kerentanan Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi saluran terhadap infeksi saluran pernafasan

pernafasan

Meningkatkan timbulnya iritasi Meningkatkan timbulnya iritasi dan peradagangan pada selaput dan peradagangan pada selaput lendir mata

lendir mata

Dampa

(59)

No Parameter Udara

Dampak Kesehatan

1 SO2 1. Iritasi selaput lender saluran pernafasan 2. Batuk kronis

3. Peningkatan sekresi mucus

4. Iritasi mata, mata menjadi merah dan pedas. 2 NO2 1. Terbentuknya MethHb

2. Peningkatan inspiratory resistance. 3. Peningkatan expiratory resistance.

4. Edema paru bila terpapar selama 48-72 jam. 5. Iritasi kulit bila kontak dengan uap cair nitrogen. 6. Iritasi mata bila NO2 berupa uap yang pekat.

7. Kadar gas NOx yang tinggi dapat menyebabkan gangguan system syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang.

3 NH3 1. Iritasi selaput lendir hidung dan tenggorokan, pada kadar 5000 ppm dapat menyebabkan edema laryng, paru dapat menimbulkan

kematian.

2. Iritasi mata (mata merah, pedih, berair), bias menyebabkan kebutaan total

3. Iritasi kulit dan menyebabkan luka bakar.

4. Bersifat tertogenik pada paparan yang menahun.

(60)

No Parameter Udara

Dampak Kesehatan

4 H2S 1. Bersifat asfiksian serta iritan terhadap mata, kulit, saluran pernafasan.

2. Menyebabkan edema paru, dalam dosis besar menyebabkan kematian.

5 Pb 1. Dapat menghambat aktivitas enzim untuk sintesa haemoglobin.

2. Gejala keracunan akut menyebabkan sakit perut, muntah, diare akut.

3. Gejala keracunan kronis menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia,

kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.

6 Partikel debu

1. Partikulat debu 0,1-5 mikron dapat langsung masuk paru-pru dan mengendap di alveoli.

2. Partikulat > 5 mikron dapat mengganggu saluran nafas bagian atas, dan iritasi mata.

(61)
(62)

TOKSIKAN lingkungan DAN KUALITAS UDARA

Kriteria Udara Bersih & tercemar, WHO,1976

Parameter Udara bersih Ud. Tercemar  Partikel 0,01-0,02g/m3 0,07-0,7 mg/m3 SOx 0,003-0,02 ppm 0,02-2 ppm CO < 1 ppm 5-200 ppm NO2 0,003-0,02 ppm 0,02-0,1 ppm CO2 310-330 ppm 350-700 ppm HC < 1 ppm 1-20 ppm

(63)

EPA's AIR QUALITY INDEX FOR PARTICLES Air Quality

Index Air Quality Protect Your Health

0 to 50 Good None.

51 to 100 Moderate Unusually sensitive people should consider reducing prolonged or heavy exertion.

101 to 150

Unhealthy for Sensitive

Groups

People with heart or lung disease, older adults, and childarien should reduce prolonged or heavy exertion.

151 to 200 Unhealthy

People with heart or lung disease, older adults, and childarien should avoid

prolonged or heavy exertion. Everyone else should reduce prolonged or heavy exertion.

201 to 300 Very Unhealthy

People with heart or lung disease, older adults, and childarien should avoid all physical activity outdoors. Everyone else should avoid prolonged or heavy exertion.

301 to 500 Hazardous

Everyone should avoid all physical activity outdoors; people with heart or lung disease, older adults, and childarien should remain indoors and keep activity levels low.

(64)

Perundangan terkait dengan baku mutu air

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2008 Tentang Air Tanah

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990

Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/ MENKES/ PER /IV/

2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor 01 Tahun

2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03

Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04

Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan Industri Minyak Goreng

(65)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05

Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Gula

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06

Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Rokok Dan/Atau Cerutu

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 69/M-IND/ PER/7/

2009 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Secara Wajib

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Pemanfaatan Air Hujan

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28

Tahun 2009 Tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Atau Waduk

(66)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 34 Tahun

2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan Pertambangan Bijih Bauksit

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun

2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun

2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Obat Tradisional/Jamu

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun

2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Oleokimia Dasar

(67)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21

Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pertambangan Bijih Besi

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11

Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Peternakan Sapi Dan Babi

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/ 2008

Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12

Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan Pengolahan Rumput Laut

(68)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13

Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kelapa

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14

Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Daging

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15

Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16

Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Keramik 

(69)

Kajian Kualitas Lingkungan

Hubungannya dengan Kesehatan

(70)
(71)

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga Surabaya KAJIAN ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL) KUALITAS

UDARA AMBIEN DAN HUBUNGANNYA DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN PEDAGANG KAKI LIMA

DI SEKITAR PEREMPATAN JL.DEMAK DAN PEREMPATAN PT.SIER

KOTA SURABAYA Kajian 1)…

(72)

Mengukur SO2, NO2, partikel debu, Pb, H2S, dan NH3 pada kawasan tertentu di Kota Surabaya selama tahun 2006 sampai tahun 2008.

Dilakukan pengamatan pada

Pedagang Kaki Lima

(73)

Kualitas Udara Ambien di Kawasan Padat Lalu lintas di Kota Surabaya, 2006 - 2008  1. Identifikasi Bahaya No Parameter  Udara Media Lingkungan Potensial Konsentrasi

Minimal Maksimal Keterangan

1 SO2 Udara 0,0108 ppm 0,0429 ppm Tidak melebihi baku mutu 0,1 ppm

2 NO2 Udara 0,0051 ppm 0,0390 ppm Mendekati baku mutu 0,05 ppm 3 Debu Udara 0,124 mg/m3 0,811 mg/m3 Melebihi baku mutu 0,26 mg/m3

4 Pb Udara 0,0002 mg/m3 0,0024 mg/m3 Jauh dari baku mutu 0,06 mg/m3

5 NH3 Udara 0,00285 ppm 0,04455 ppm Jauh dari baku mutu 2 ppm 6 H2S Udara 0,0001 ppm 0,0007 ppm Jauh dari baku mutu 0,03 ppm

Sumber: BBTKL & PPM, 2008 

(74)

2. Analisis Dosis Respon

No Risk

agent RfC Efek Kritis dan Referensi

1 NH3 2,86E-2 Kenaikan keparahan rinitis dan pneumonia dengan lesi pernafasan pada uji hayati tikus subkronik (Broderson et al 1976)

2 H2S 5,71E-4 Lesi nasal lendir olfaktori pada uji hayati tikus subkronik (Brenneman

et al2000)

3 Pb 4,93E-4 Perubahan tingkat enzim dan perkembangan neurobehavioral 

anak-anak (IRIS 2006)

4 NO

2 2E-2 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS 1990)

5 SO2 2,6E-2 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS 1990) 6 Debu 2,42 Gangguan saluran pernafasan (EPA/NAAQS 1990) Lanjutan … Kajian 1)

(75)

Gangguan Pernafasan yang Terjadi pada Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan Jl. Demak Dan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan PT. SIER Kota Surabaya

46,7% responden  batuk dalam 3 bulan terakhir

57,1% yg mengeluhkan batuk batuk kering. 42,9% disertai dahak 

28,6% 1-3 kali dalam sebulan, 57,1%  kurang dari satu minggu 6,7%  sesak nafas disertai batuk, 13,3%  sesak nafas tanpa

batuk.

Hasil Uji Fungsi Paru :

No Status Fungsi Paru Jumlah %

1 %FVC predicted  ≥80% dan Rasio FEV1 /FVC ≥ 70% 4 26,7 2 %FVC predicted  ≥80% dan Rasio FEV1 /FVC < 70% 6 40,0 3 %FVC predicted  <80% dan Rasio FEV1 /FVC <70% 5 33,3

Total 15 100

(76)

Gangguan Pernafasan yang Terjadi pada Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan Jl. Demak Dan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Perempatan PT. SIER Kota Surabaya

No Gangguan Pernafasan Jumlah % 1 Ya 11 73,3 2 Tidak 4 26,7 Total 15 100

Distribusi Gangguan Pernafasan Menurut Umur 

Umur  Responden

Gangguan Pernafasan Total  Ya Tidak n % n % n % 21-40 tahun 5 55,6 4 44,4 9 100 41-60 tahun 6 100 0 0 6 100 Total 11 73,3 4 26,7 15 100 Obstruksi&restriksi debu

alveolus, gas lain bersifat iritan (Morgan dan Seaton, 1995)

 Winarti (1999) menyatakan bahwa pertambahan umur akan mempengaruhi

 jaringan tubuh, fungsi elastisitas jaringan paru berkurang

Lanjutan … Kajian 1)

partikel  jaringan fiber pada dinding

(77)

Sebesar 73,3% Pedagang Kaki Lima yang

berdagang di sekitar perempatan Jl. Demak

dan perempatan PT.SIER mempunyai

gangguan pernafasan dan hanya sebesar 

26,7% yang tidak mengalaminya.

(78)

PENGARUH PENURUNAN KUALITAS UDARA TERHADAP FUNGSI PARU DAN KELUHAN PERNAFASAN PADA POLISI LALU LINTAS POLWILTABES SURABAYA

Kajian 2)

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga Surabaya Kristiyana Sandra

(79)

Kesimpulan

Fungsi paru Polantas Polwiltabes Surabaya lebih buruk daripada fungsi paru polisi staf dan keluhan pernafasan yang dirasakan Polantas lebih banyak daripada yang dirasakan oleh polisi staf.

Polantas memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami restriksi dan 1,4 kali lebih besar mengalami obstruksi daripada polisi staf. Risiko Polantas mengalami keluhan pernafasan adalah 2 kali lebih besar daripada polisi staf, terutama keluhan batuk kering dan batuk berdahak. Diketahui kadar SO2 di udara berpengaruh terhadap status fungsi paru dan keluhan pernafasan Polantas.

Kualitas udara yang buruk dan dosis kumulatif rokok Polantas bekerja secara sinergi atau bersamaan dapat menurunkan fungsi paru Polantas.

(80)

Kajian 3)

Model Pencemaran Pb di Udara

Kaitannya dengan Kadar Pb Darah

pada Anak Jalanan di Kota Surabaya.

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga Surabaya Corie Indria P

(81)

Lanjutan… Kajian 3)

Kesimpulan:

1. Kadar Pb udara rata-rata:

- di depan Pertokoan JMP = 0,553 µg/m3,

- Perempatan Siola = 0,46 µg/m3,

- Perempatan Ambengan = 0,293 µg/m3,

- Perempatan Banyu urip = 0,452 µg/m3,

- Perempatan Adityawarman = 0,405 µg/m3,

- depan Terminal Joyoboyo = 0,437 µg/m3.

 Kadar Pb udara rata-rata di depan Pertokoan JMP sedikit melampaui BML menurut WHO, sedangkan kadar Pb udara rata-rata pada lokasi lainnya masih  jauh di bawah BML.

(82)

Lanjutan....Kesimpulan

Kadar Pb darah anak jalanan sebagian besar

(67%) masih berada di bawah kadar normal (< 10

µg/dl).

Kadar Pb darah terendah 3 µg/dl dan tertinggi

19,6 µg/dl. Kadar Pb darah rata-rata 9,2 µg/dl.

Kadar Pb darah anak jalanan rata-rata di daerah

 Jembatan Merah Plaza dan Ambengan berada di

atas kadar normal, yaitu di 10,07 µg/dl dan 10,75

µg/dl.

(83)

2

2.. MMooddeell PPeenncceemmaarraann PPbb UUddaarraa KKaaiittaannnnyyaa ddeennggaann K

Kadadaarr PPbb DDaararahh aaddalalaah:h:

 y 

 y = 8,= 8,658 –658 – 9929920,0,059 X059 X11 + 10390,817 X+ 10390,817 X22

K

Kaaddaarr PPbb DDaarraahh == KKoonnssttaannttaa –– 99992200,,005599 KKaaddaarr PPbb U

Uddaarraa SSiiaanngg ++ 1100339900,,881177 KKaaddaarr PPbb Ud

Udararaa SoSorree

Lanjutan…

(84)

F

FAKTOR AKTOR YYANG ANG MEMPMEMPENGARUHI ENGARUHI KADARKADAR  MALIONDIALD

 MALIONDIALDEHYDEEHYDE (MDA) DAN FUNGSI PARU(MDA) DAN FUNGSI PARU SOP

SOPIR ANGIR ANGKUTKUTAN AN KKOTOTA A DDAN ANGAN ANGKUTKUTANAN PEDESAAN

PEDESAAN

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas

Fakultas Kesehatan Kesehatan MasyaMasyarakatrakat

Universitas Airlangga

Universitas Airlangga

Surabaya

Surabaya

 Wiranita

 Wiranita WWulandariulandari

Kajian 4 Kajian 4

(85)

 Tujuan

 Tujuan

peneliti

peneliti

an

an

menganalisis faktor yang pengaruh terhadap kadar MDA menganalisis faktor yang pengaruh terhadap kadar MDA dalam darah serta fungsi paru pada

dalam darah serta fungsi paru pada sopir serta menentukansopir serta menentukan model manajemen pengelolaan pengendalian radikal bebas model manajemen pengelolaan pengendalian radikal bebas di udara.

di udara.

Lanjutan…….Kajian 4 Lanjutan…….Kajian 4

(86)

Waktu Pengukuran Parameter  Konsentrasi (ppm) Baku Mutu (SK Gub. Jatim No. 10 tahun 2009) Kota Surabaya Kab. Mojokerto Pagi (07.00-09.00) Gas NO2 0,0122 0,0029 NO2 : 0,05 Ozon : 0,1 SO2 : 0,1 Debu : 0,26 Gas Ozon 0,0027 0,0026 Gas SO2 0,0101 0,0076 Partikel Debu 0,325 0,252 Siang (12.00– 14.00) Gas NO2 0,0200 0,0071 Gas Ozon 0,0055 0,0034 Gas SO2 0,0093 0,0110 Partikel Debu 0,309 0,454 Sore (16.00-18.00) Gas NO2 0,0121 0,0032 Gas Ozon 0,0023 0,0022 Gas SO2 0,0107 0,0023 Partikel Debu 0,298 0,319

Kualitas Udara Ambien

Tabel : Konsentrasi Rata-Rata Pencemar Udara Di Kota Surabaya dan Di Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli 2009.

(87)

Status Fungsi

Paru

Responden

Kota Surabaya

Kabupaten

Mojokerto

n

%

n

%

Normal

18

78,3

10

43,5

Tidak normal

5

21,7

13

56,5

Total

23

100

23

100

Tabel : Status Fungsi Paru Sopir Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan Setelah Dikategorikan Kembali

(88)

No

Kadar MDA (nanomol / ml)

Kota Surabaya Kabupaten Mojokerto 1 Rata-rata 6,6266 ± 2,70731 8,6426 ± 3,16212 2 Kadar   minimum 3,37 4,27 3 Kadar   maksimum 13,97 18,00

Tabel : Rata-Rata Kadar  Maliondialdehyde (MDA) dalam Darah Sopir Angkutan Kota dan Angkutan

Pedesaan pada bulan Juli 2009

(89)

Kesimpulan

- terdapat perbedaan antara fungsi paru sopir angkutan kota dan angkutan pedesaan (p = 0,033). Fungsi paru sopir  angkutan pedesaan di kab. Mojokerto lebih jelek bila dibandingkan dengan fungsi paru sopir angkutan kota di Kota Surabaya.

-terdapat perbedaan yuang signifikan antara rata-rata kadar  MDA dalam darah sopir angkutan kota dan angkutan pedesaan (p = 0,022). Sopir angkutan pedesaan mempunyai kadar MDA dalam darah yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sopir angkutan kota di Kota Surabaya.

- variabel yang paling berpengaruh terhadap ganguan fungsi paru adalah lokasi kerja dan dosis kumulatif rokok sedangkan kadar MDA dalam darah dipengaruhi oleh dosis kumulatif  rokok.

- Faktor yang diduga menentukan dalam lokasi kerja sopir  adalah kadar debu. Hal ini mengingat kadar debu di lokasi kerja sopir angkutan pedesaan yang lebih tinggi.

(90)

HUBUNGAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN ISPA DI KEC. SEMAMPIR,

SURABAYA UTARA, 2005 

KEJADIAN ISPA KUALITAS UDARA AMBIEN

GAS SO2 (148,23)ug/m3 /GAS NO2(1,23)ug/m3

---Frekuensi sakit 2,60 + 1,69

Lama sakit minim 2,56 + 1,59 (hari)

Lama sakit maksim 4,80 + 2,77 (hari)

Total lama sakit 10,01 + 7,41 (hari)

Rerata lama sakit 3,56 + 1,86 (hari)

Frekuensi sakit per 0,86 + 0,52 (hari) Bulan

(91)

PENDERITA COPD DAN TIDAK COPD

BERDASAR FEV1”PREDICTED” DI DAERAH  TERPAPAR & TDK TERPAPAR

KABUPATEN GRESIK (1994)

---COPD TERPAPAR TDK TERPAPAR JUML

---+ 129 9 138 ( 22,5 %) - 366 110 476 ( 77,5 %) --- JUMLAH 495 119 614 (80,62%) (19,38%) (100 %)

---X

= 17,79 DF = 1 P = 0,0000

(92)

“Hubungan antara Sindroma Mata Kering

pada Anggota PolRI dengan Kualitas

Udara Ambien di Surabaya”

“Kualitas Udara Ambien Hubungannya

dengan Kualitas Sperma Angota PolRI di

Surabaya”

(93)

HASIL LABORATORIUM PENGUJIAN

KUALITAS AIR WADUK

(94)

Parameter yang diuji

Temperatur, Residu Terlarut, pH, BOD, COD,

DO, Total Fosfat sebagai P, Nitrat sebagai N,

NH

3

-N, Kadmium (Cd), Krom Heksavalen (Cr),

Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal (Pb), Mangan

(Mn), Raksa (Hg), Seng (Zn), Klorida (Cl), Sianida

(CN), Fluorida (F), Nitrit sebagai N (NO

2

),

Sulfat (SO

4

), Khlorin bebas, Belerang sebagai

H

2

S, Minyak dan Lemak (M/L), Deterjen sebagai

MBAS, dan Senyawa Fenol sebagai Fenol.

(95)

Parameter Telaga Ngebel Waduk Selorejo Waduk Sumber Suko Ranu Glabag Telaga Saranga n Kriteri a Mutu Air *) 1. pH 6,99 7,04 7,05 7,07 7,04 6 – 9 2. BOD 3,26 3,70 2,77 3,50 3,38 3 3. COD 9,87 7,83 6,43 8,14 10,26 25 4. DO 6,85 6,26 7,41 6,22 6,72 4 5. Total Fosfat sebagai P < LD < LD < LD < LD < LD 0,2 6. Nitrit sebagai N (NO2) 0,0034 0,1115 0,0038 0,0486 0,0127 0,06

Tabel: Nilai Rata-rata Parameter Lingkungan yang Diukur pada Masing-masing Lokasi Pengambilan Sampel, 2010

(96)
(97)

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas

Air Ranu Glabag

Parameter BOD melebihi baku mutu (rata-rata 3,50

mg/l).

Menurut PPRI Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran

Air, kadar BOD maksimal yang diperkenankan untuk air

Kelas Dua (air yang peruntukannya dapat digunakan

untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan

ikan air tawar , peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut) adalah 3 mg/l.

(98)

No. Nilai BOD

(mg/l)

Status Kualitas Air

1

≤ 2,9

Tidak tercemar  

2

3,0 – 5,0

Tercemar ringan

3

5,1 – 14,9

Tercemar sedang

4

≥ 15

Tercemar berat

(99)

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Ranu Glabag ... (lanjutan) 

 Jika dilihat kadar Disolved Oxygen (DO)/ Jumlah

Oksigen Terlarut , menunjukkan angka yang melampaui syarat minimal. Syarat minimal untuk parameter DO air Kelas Dua adalah 4 mg/l, yang terlampaui nilainya yakni rata-rata 6,22 mg/l.

Adanya sampah organik (dari alam dan aktifitas penduduk)

di dalam air Ranu Glabag menyebabkan nilai BOD tidak memenuhi baku mutu (sedikit di atas baku mutu)

(100)

Kualitas Air Waduk Selorejo

 Sebagaian besar parameter telah memenuhi baku mutu,

kecuali parameter BOD yang sedikit melebihi baku mutu (3,70 mg/l), padahal seharusnya maksimal 3 mg/l.

 Parameter Nitrit sebagai N (NO2) juga melebihi baku

mutu, dimana baku mutu maksimal sebesar 0,06 mg/l, namun hasil uji mencapai angka rata-rata 0,1115 mg/l .

(101)

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Waduk Selorejo... (lanjutan) 

 Kondisi perairan Waduk Selorejo memungkinkan nilai

BOD sedikit lebih tinggi, sebab di perairan tersebut

dijumpai sampah organik. Sampah organik ini antara lain sampah yang dibawa oleh pengunjung dan nelayan,

sampah/limbah domestik dari rumah makan/warung makan di area waduk.

(102)

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Waduk Selorejo... (lanjutan) 

No

Kadar Nitrit

(mg/l)

Status Kualitas Air

1

< 0,003

Tidak

tercemar

sampai

tercemar sangat ringan

2 0,003 – 0,014

Tercemar sedang

3 0,014 >

Tercemar berat

Tabel: Status Kualitas Air Berdasarkan Kandungan Nitrit

Catatan: hasil uji kualitas air Waduk Selorejo

mencapai angka rata-rata

0,1115

mg/l .

(103)

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas Air Waduk Selorejo... (lanjutan) 

 Tingginya nitrit akan mengganggu keseimbangan

ekosistem air  ledakan pertumbuhan alga (algal bloom)

 kadar oksigen dalam air tersebut menipis.

 Ion nitrit yang mengandung nitrogen ini berasal dari

bahan organik seperti sampah dan bahan anorganik seperti bahan kimia yang mengandung nitrogen

(104)

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas

Air Waduk Sumber Suko

• Seluruh parameter yang diuji masih memenuhi baku mutu.

• Waduk Sumber Suko cukup jauh jaraknya dari permukiman

sehingga relatif tidak banyak menerima polutan. Lingkungan sekitar waduk adalah hutan, serta sumber air cukup terjaga kualitasnya dan kuantitasnya.

• Kualitas air Waduk Sumber Suko relatif tidak tercemar dan

sangat memungkinkan peruntukannya sebagai air untuk budidaya perikanan.

(105)

Kualitas Air Telaga Sarangan

Kualitas Air Telaga Sarangan

 Kadar BOD rata-rata3,38 mg/l, padahal baku mutuKadar BOD rata-rata3,38 mg/l, padahal baku mutu

makasimal 3 mg/l. makasimal 3 mg/l.

 Penyebab BOD agak tinggi karena sampah yang dibawaPenyebab BOD agak tinggi karena sampah yang dibawa

oleh pengunjung, sampah/limbah domestik dari rumah oleh pengunjung, sampah/limbah domestik dari rumah makan/warung makan serta permukiman di area telaga. makan/warung makan serta permukiman di area telaga.

(106)

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas

Hasil Laboratorium Pengujian Kualitas

Air Telaga Ngebel

Air Telaga Ngebel

• Hasil ujHasil uji air i air TTelaga elaga Ngebel Ngebel menunjukkannilmenunjukkannilai ai BODBOD

rata-rat

rata-rata a 3,26 mg/l 3,26 mg/l , , padahal BOD padahal BOD maksimal maksimal dalamdalam hal ini (air kelas dua) adalah 3 mg/l.

hal ini (air kelas dua) adalah 3 mg/l.

• KKondisi perairaondisi perairan n TTelaga Ngebel memungkinkan elaga Ngebel memungkinkan nilainilai

BOD sedikit lebih tinggi, sebab di perairan tersebut BOD sedikit lebih tinggi, sebab di perairan tersebut dijumpai sampah organik. Sampah organik ini antara dijumpai sampah organik. Sampah organik ini antara lain

lain sampah sampah yang dibayang dibawa wa oleh oleh pengunjung,pengunjung, sampah/lim

sampah/limbah domestik bah domestik dari rumah dari rumah makan/wmakan/warungarung makan serta

(107)
(108)

LAPORAN RISET KHUSUS

PENCEMARAN

(109)

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Menganalisis kualitas kesehatan lingkungan (udara, air badan air, tanah, makanan dan air minum) di sekitar aktivitas daerah Industri serta potensi dampaknya

terhadap kesehatan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

(110)

Tujuan Khusus

1.

Mengidentifikasi kualitas lingkungan (udara, air badan

air, tanah, makanan, dan air minum) di wilayah

terpapar dan tidak terpapar polutan aktivitas daerah

Industri

2.

Mengidentifikasi kualitas kesehatan masyarakat

(pengukuran biomarker spesifik, kemampuan faal paru,

keluhan kesehatan) di wilayah terpapar dan tidak

terpapar polutan aktivitas daerah Industri

3.

Membandingkan kualitas lingkungan (udara, air badan

air, tanah, makanan, dan air minum) di wilayah

terpapar dan tidak terpapar polutan aktivitas daerah

Industri

(111)

4. Membandingkan kualitas kesehatan masyarakat

(pengukuran biomarker spesifik, kemampuan faal paru,

keluhan kesehatan) di wilayah terpapar dan tidak terpapar polutan aktivitas daerah Industri

5. Menganalisis jarak sumber pencemar dengan tingkat

pencemaran (udara, air badan air, tanah, makanan dan air minum) daerah terpapar dan tidak terpapar polutan dari aktivitas daerah Industri .

6. Menganalisis hubungan tingkat pencemaran (udara, air

badan air, tanah, makanan dan air minum) dengan tingkat kesehatan masyarakat daerah terpapar dan tidak terpapar polutan dari aktivitas daerah Industri .

(112)

Manfaat Penelitian

1.

Diketahuinya data dasar kualitas kesehatan

lingkungan pada wilayah peruntukan;

2.

Sebagai bahan pemetaan kualitas kesehatan

lingkungan penduduk;

3.

Sebagai data dasar untuk menyusun program

kesehatan lingkungan yang bersifat evidence based 

wilayah peruntukan masing-masing;

4.

Sebagai data dasar untuk upaya peningkatan derajat

kesehatan masyarakat;

5.

Sebagai bahan untuk melaksanakan upaya

(113)

Sampel

Sampel pada populasi terpapar (Ring 1 : Kecamatan X,

Kecamatan Y, dan Kecamatan Z)

Sampel terdiri dari sampel manusia dan lingkungan.

Sampel manusia adalah sebagian penduduk yang

(114)

Sampel

Sampel pada populasi tidak terpapar (Ring 3 - Non

Industri besar : Kecamatan A, Kecamatan B)

Sampel terdiri dari sampel manusia dan lingkungan.

Sampel manusia adalah sebagian penduduk yang

bermukim di luar daerah Industri

(115)

Besar Sampel

Rumus estimasi beda dua rata-rata dengan pengambilan

sampel secara bertingkat.

[(n

1

-1)S

12

+(n

2

-1)S

22

]

Sp

2

=---(n

1

-1)+(n

2

-1)

didapatkan besar sampel untuk daerah terpapar

sebanyak 200 Ruta dan daerah tidak terpapar sebanyak

200 Ruta. Jadi untuk setting industri ini dibutuhkan

(116)

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Penetapan sampel rumah tangga sebagai

responden didasarkan pada kriteria inklusi sebagai berikut:

 Biasa (kriteria BPS) yang telah bermukim di kawasan

terpapar dan tidak 

 terpapar selama minimal 5 tahun.  Semua ART di RT terpilih

(117)

Sedangkan penetapan sampel manusia sebagai responden biomarker didasarkan pada kriteria:

 Kriteria Inklusi: Perempuan, usia 15-54 tahun, bermukim

selama minimal 5 tahun di wilayahnya dan dalam keadaan sehat.

(118)

HASIL PENELITIAN

(119)

Parameter Utama

• Udara outdoor (PM10, SO2, NO2,NH 3 dan H2S dan

meteorologi)

Untuk semua parameter masih memenuhi baku mutu Baku Mutu :

1. PPRI No. 41 Th 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara

2. PerGub Jatim No. 10 Th 2009 ttg Baku Mutu Udara

Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jatim (untuk parameter H2S dan NH 3)

(120)

• Baku Mutu SO2 = 0,1 ppm (262 μg / Nm3) • Baku Mutu NO2 = 150 μg / Nm3

• Baku Mutu H2S = 0,03 ppm (42 μg/Nm3), 30 menit • Baku Mutu PM10 = 150 μg / Nm3

min max mean median SD min max mean median SD

1 SO2, (µg/m3) 0.70 2.80 1.76 2.20 0.98 0.90 4.80 2.63 2.45 1.30 2 NO2, (µg/m3) 9.0 127.0 55.5 29.3 45.6 5.7 39.2 17.7 13.9 11.1 3 H2S, (µg/m3) 0.1 4.5 1.7 1.1 1.5 0.1 0.8 0.4 0.3 0.3 4 PM 10, (µg/m3) 74.1 155.7 101.8 96.4 22.8 64.9 211.7 109.4 96.1 40.9

(121)

• Udara indoor (PM2,5, SO2, NO2, NH3 dan H2S dan

meteorologi)

Baku Mutu :

1.

Permenkes RI No.1077 Th 2011 ttg Pedoman

Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah (kecuali:

untuk parameter H

2

S dan NH

3

)

Baku Mutu : 35 µg/m3 dalam 24 jam Hasil PM2,5  min 266 µg/m3

(122)

Distribusi Responden Menurut Gangguan Saluran

Pernafasan dan Klasifikasi Daerah Sampel, Rikhus PL  Tahun 2012

Gangguan Saluran Pernafasan

Klasifikasi Daerah Sampel

Total Peruntukan Bukan Peruntukan

N % N % n % Diagnosis - Ya 31 3.6 36 4.8 67 4.1 - Tidak 835 96.4 713 95.2 1,548 95.9 Gejala - Ya 154 17.8 146 19.5 300 18.6 - Tidak 712 82.2 603 80.5 1,315 81.4 Diagnosis/Gejala - Ya 185 21.4 182 24.3 367 22.7 - Tidak 681 78.6 567 75.7 1,248 77.3

(123)

Distribusi Responden Menurut Pneumonia/Radang Paru Klasifikasi Daerah Sampel, Rikhus PL Tahun 2012

Pneumonia/Radang Paru

Klasifikasi Daerah Sampel

Total Peruntukan Bukan Peruntukan

N % N % n % Diagnosis - Ya 4 0.5 7 0.9 11 0.7 - Tidak 862 99.5 742 99.1 1,604 99.3 Gejala - Ya 19 2.2 1 0.1 20 1.2 - Tidak 847 97.8 748 99.9 1,595 98.8 Diagnosis/Gejala - Ya 24 2.8 8 1.1 32 2.0 - Tidak 842 97.2 741 98.9 1,583 98.0

(124)

 Kualitas Air minum (Parameter Arsen, Fluorida, Total

Cromium, Cadmium, Sianida, Selenium, Total coliform, E Colli, Cu, Fe, Mn, Zn, Pb dan Hg)

Baku Mutu:

Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

(125)

Distribusi Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air Minum, Tempat Penyimpanan Air Minum dan

Klasifikasi Daerah Sampel, Rhikus PL Tahun 2012

Variabel

Klasifikasi Daerah Sampel Peruntukan Bukan Peruntukan n % N % Sumber air utama kebutuhan minum

-  Air kemasan 58 29.0 37 18.6

-  Air isi ulang 101 50.5 82 41.2

-  Air ledeng/PDAM 36 18.0 10 5.0

-  Air ledeng eceran/membeli 3 1.5 26 13.1

- Sumur bor/pompa 0 0 20 10.1

- Sumur gali terlindung 2 1.0 1 0.5

- Penampungan air hujan 0 0 21 10.6

-  Air sungai/danau/irigasi 0 0 2 1.0

- Lainnya 58 29.0 37 18.6

Tempat penyimpanan air minum

- Dispenser 114 57.0 67 33.7 - Teko/ceret/termos/jerigen 38 19.0 56 28.1 - Kendi 3 1.5 15 7.5 - Ember/panci tertutup 21 10.5 38 19.1 - Ember/panci terbuka 3 1.5 4 2.0 - Lainnya 30 15.0 46 23.1

(126)

Distribusi Rumah Tangga Menurut Pengolahan Air Minum dan Klasifikasi Daerah Sampel, Rhikus PL Tahun 2012

Variabel

Klasifikasi Daerah Sampel Peruntukan Bukan Peruntukan

n % N %

Pengolahan air minum sebelum diminum

- Langsung diminum 148 74.0 122 61.3

- Dimasak 47 23.5 63 31.7

- Disaring 0 0 2 1.0

- Diberi bahan kimia 0 0 1 0.5

(127)

 Kualitas Air Badan Air (Parameter Pb, Cd, As, Fe, Mn, Hg,

Cr+6, BOD, COD, pH, DHL, warna, kekeruhan, TSS, H2S, NH3 dan TOC)

Baku Mutu:

PP RI No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

(128)

Distribusi Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air untuk Seluruh Keperluan, Kualitas Fisik Air dan Klasifikasi Daerah Sampel, Rikhus PL Tahun 2012

Variabel

Klasifikasi Daerah Sampel Peruntukan Bukan Peruntukan

n % N %

Sumber air terbanyak untuk keperluan RT

-  Air ledeng/PDAM 103 51.5 25 12.6

- Sumur bor/pompa 45 22.5 69 34.7

- Sumur gali terlindung 45 22.5 47 23.6

- Sumur gali tak terlindung 1 0.5 7 3.5

- Penampungan air hujan 2 1.0 1 0.5

- Sungai/danau/irigasi 0 0 22 11.1

- Lainnya 4 2.0 28 14.1

Kualitas fisik air

- Jernih 184 92.0 175 87.9

- Tidak berbusa 184 82,4 194 95,5

- Tidak berwarna 180 90.0 185 93.0

- Tidak berbau 183 83,4 189 97,0

(129)

Hasil Pengukuran Kualitas Kimia Air Badan

Air

min max mean median SD min max mean median SD 1 Pb, (ppm) 0.046 0.207 0.107 0.096 0.049 0.034 0.203 0.097 0.081 0.053 2 Cd, (ppm)   0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.046 0.011 0.000 0.018 No Parameter Peruntukan Bukan Peruntukan

Baku Mutu:

1. Pb = 0,03 (kelas dua dan kelas tiga) 2. Cd = 0,01 (kelas dua dan kelas tiga)

(130)

 Makanan (Pb, Cd, As)

KH : Beras dan jagung

P : Ikan Asin, Ikan bandeng, ikan mujair, udang geragoh, telur bebek 

Sayur/Buah : kangkung, sawi, pisang, mangga, seledri, pepaya, terong, waluh, labu panjang lodrong

Gambar

Tabel : Konsentrasi Rata-Rata Pencemar Udara Di Kota Surabaya dan Di Kabupaten Mojokerto  pada bulan Juli 2009.
Tabel : Status Fungsi Paru Sopir Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan Setelah Dikategorikan Kembali
Tabel : Rata-Rata Kadar  Maliondialdehyde (MDA) dalam Darah Sopir Angkutan Kota dan Angkutan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuat histogram mula-mula data disusun mulai dari yang terkecil hingga yang paling besar dan grafik histogram yang dibuat memuat kode laboratorium vs hasil analisis,

1) Kriteria penilaian dari hasil kuesioner yang berhubungan dengan efektivitas pengendalian intern adalah sbb :.

Sampel yang telah ditimbang kemudian dilarutkan dengan aquades pada labu ukur berukuran 500 mL hingga larutan berubah menjadi warna putih keruh dan ditepatkan dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama pencahayaan 6 jam pada malam hari menghasilkan kecernaan protein, retensi nitrogen, rasio efisiensi protein dan

353 14326002710699 MARTINA LELYEMIN SD/MI Guru Kelas SD SD YPPK WILLIBRORDUS I REMU Kota Sorong Sudah UKA.

Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, menugaskan kepada dosen-dosen yang tercantum dalam Lampiran Surat Tugas ini, untuk menjadi Dosen – Dosen

Dari data tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Hubungan Dukungan Suami Dengan Kesiapan Psikologis Pasangan Dalam Menghadapi Masa Menopause Di

Pada tahapan ini praktikan mempraktikan kompetensi yang dipunyai untuk mengetahui kemampuan praktikan dalam mengadakan pembelajaran di lapangan. Setiap praktikan