34 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah karyawan di PT. Pos Indonesia Jalan Asia Afrika. Objek Penelitian merupakan variabel atau apa yang menjadi titik perhatianatau penelitian, sedangkan subjek penelitian adalah tempat variabel itu melekat (Arikunto, 2010)
3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan a) Sejarah Perusahaan
Berawal dari gagasan, kemudian berkembang seiring kebutuhan gagasan untuk memperlancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda telah diwujudkan oleh gubernur jendral G.W.Baron dengan mendirikan kantor pos yang pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1946. Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegram dan telepon, sehingga dibentuk Jawatan Pos Telegram (Jawatan Pos Telegram ( Jawatan PTT) berdasarkan statlad nomor 395 tahun 1906 Dengan dikelarkannya Undang-Undang perusahaan Negara Hindia Belanda ( Indische bedrijvenwet / IBW). Sejak tahun 1907 jawatan PTT dipegang oleh departemen perusahaan-perusahaan pemerintah.
35
Seiringdengan tibanya Jepang yang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia, Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengembalian alih kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT)dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti PTT, yang kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi (PARPOSTEL) Pada tanggal 27 Desember 1949, Jawaatan PTT mulai memusatkan perhatiannya pada pembangunan yang meliputi kepegawaian, keuangan, perbaikan perlengkapan bangunan yang rusak dan pembangunan gedung yang baru.
Pemerintah mengadakan reorganisasi alat-alat produksi dan distribusi yang ditujukan kearah pelaksanaan pasal 33 UUD 1945.Untuk itu dikeluarkan UU No.19 Tahun 1960. Berdasarkan UU tersebut semua perusahaan yang modal keseluruhannya merupakan kekayaan Negara, baik yang terjadi karena pemisahan dari kekayaan Negara maupun karena nasionalisasi, menjadi Perusahaan Negara ( PN ). Dengan PP No. 240 Tahun 1961, dibentuklah perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Dengan PP No. 30 Tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos , Giro dan PN Telekomunikasi. Dengan dikeluarkannya UU No.9 Tahun 1965 Status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikelompokan menjadi 3 status yaitu : Perusahaan jawatan (Perjan), perusahaan umum (Perum), dan
36
Perusahaan Perseroan (Persero). Selanjutnya status PN Pos dan Giro di ubah menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No. 24 tahun 1978. Kemudian ditetapkan PP No.3 Tahun 1983 yang mengatur tata cara pengawasan dan 3 pembinaan Perjan, Perum, dan Persero. Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan baru tersebut, PP No.9 Tahun 1978 yang mengatur tentang Perum Pos dan Giro diganti dengan PP No.9 Tahun 1984. Dengan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan pelayanan jasa pos serta dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas usaha penyelenggaraan jasa pos dan giro, maka Perum Pos dan Giro dirubah statusnya menjadi PT. Pos Indonesia (Persero) yang diatur melalui PP No.5 Tahun 1995 tertanggal 27 Februari 1995. Tentang pengalihan status menjadi PT. Pos Indonesia (Persero) yang secara resmi telah terdaftar dengan akta notaries Sutjipto., SH No.117 Tahun 20 Juni 1995.
b) Visi PT. Pos Indonesia
Menjadi perusahaan pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama bagi stakeholder domestic maupun global dalam mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai
Misi PT. Pos Indonesia
Memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis dan logistik, transaksi
37
keuangan dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan kompetitif di pasar domestik dan global.
c) Tujuan Perusahaan
PT. Pos Indonesia, merupakan lembaga Pemerintahan yang menyediakan jasa layanan yang mempunyai tujuan berorientasi kepada kepuasan pelanggan, komitmen terhadap pelayanan umum serta berupaya memberikan hasil terbaik bagi stakeholder nya.
d) Logo Perusahaan
Gambar 2. 1 Logo PT. Pos Indonesia
e) Nilai dan Budaya Perusahaan
Nilai Perusahaan PT. Pos Indonesia 1. Dapat dipercaya
38 Budaya Perusahaan PT Pos Indonesia
1. Kami memperlakukan orang lain dengan adil. 2. Kami berbicara meggunakan/dengan data. 3. Kami menentang “sacred cows”
4. Kami menghargai keterbukaan dan transparansi.
5. Kami belajar dari yang terbaik, kami belajar dari kesalahan kami, kami melakukan benchmark ke industry yang berbeda/perusahaan lain, kami mendengarkan semua masukan / feedback.
6. Kami tidak membiarkan diri kami jatuh ke dalam kepuasan sendiri.
f) Tugas Pokok Perusahaan
PT. Pos Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan jasa pos dan giro untuk umum dalam dan luar negeri yang meliputi jasa pos, jasa giro, jasa keuangan dan jasa keagenan serta usaha-usaha lain yang menunjang jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
39 g) Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR POS BANDUNG 40000
Kepala Kantor ( Hendrasari )
Wakil Kepala Bidang Umum Wakil Kepala Bidang Bisnis
Manajer SDM ( Sugiono ) Manajer Akuntansi Manajer Pelayanan I
Manajer Pelayanan II Manajer Pelayanan Filateli Manajer Pelayanan Korporasi
Manajer Keuangan & BPM (Suparja )
Manajer Teknologi & Sarana ( Maman Suherman ) Manajer Audit & Manajemen
Resiko (Dadan Sumarna Aji) Manajer Solusi TI
(Julianto Sumantri )
Kepala Kantor Pos Cabang Manajer Penjualan
(Asep Suparman)
Manajer Pengawasan Unit Pelayanan Luar (Dodi Frisenaldy)
Manajer Pemasaran & Pengembangan Outlet
40 3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksplanatori dengan penekatan kuantitatif. Adapun penelitian eksplanatori menurut Nuryaman & Christina (2015) definisi penelitian eksplanatori adalah Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan atau membuktikan bagaimana hubungan antar variabel penelitian. Studi kasus menurut Nazir (2010) adalah :Studi kasus atau penelitian kasus (case study) adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
3.3 Metode pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai carabila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan data dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya kuisioner (angket), wawancara (interview), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Sugiyono (2014:187).
41
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah :
1. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan merupakan teknik yang berhubungan langsung dengan objek penelitian dimana pada penelitian ini dilakukan observasi dengan pihak-pihak berwenang di instansi bersangkutan dengan metode sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung terhadap suatu aktivitas yang terjasdi yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti.
b. Kuisioner, yaitu alat komunikasi yang membantu peneliti untuk mendapatkan data dengan cara membagikan kepada responden untuk diisi.
2. Penelitian kepustakaan
Penelitian ini dimaksudkan sebagai cara untuk mendapatkan landasan teoritis yang dapat dijadikan pedoman dalam mendapatkan teori yang didapat dengan praktik lapangan, yaitu dengan membaca literature yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
42 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sakaran, 2012: 123). Berdasarkan pengertian diatas, dalam penelitian ini populasi yang diambil oleh penulis adalah semua karyawan yang bekerja di PT. Pos Indonesia Jalan Asia Afrika sebanyak 94karyawan.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi.
Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya kurang dari 100 sehingga seluruh populasi dijadikan sampel atau teknik sensus. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto, Suharsimi (2010:134-185) bahwa:
“Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya.”
Hal ini dapat dikatakan dengan sampel jenuh atau sensus. Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi sebanyak 94 orang karyawan.
43 3.5 Pengukuran Variabel
Variabel merupakan construct yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena. Definisi operasional merupakan penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Konstruk dapat diukur dengan angka atau atribut yang menggunakan skala tertentu. Sesuai dengan sifat dan jeni fenomena yang diabstraksikan oleh construct, tipe skala pengukuran construct terdiri dari: (1) skala nominal; (2) skala ordinal; (3) skala interval; dan (4) skala rasio (Indriantoro dan Supomo, 2002). Peneliti menggunakan skala interval mengukur construct yang ada dalam penelitian. Skala interval merupakan skala pengkuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang diukur (Irdiantoro dan Supomo, 2002). Skala interval memungkinkan kita untuk melakukan operasi aritmetika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden (Sekaran, 2013).
Metode yang digunakan penulis untuk pengukuran dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2012:132) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.Pengukuran variabel-variabel menggunakan instrumen berbentuk pernyataan tertutu. Pernyataan berhubungan dengan variabel independen yang diteliti serta diukur menggunakan
44
Skala likert dengan nilai 1 sampai dengan 5. Dalam skala likert, jawaban yang dikumpulkan dapat berupa pernyataan positif dan negatif. Responden diminta memberikan pendapat pada tiap butir pernyataan mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Skala ikert menggunakan 5 (lima) tingkatan untuk menyatakan sikap atau jawaban responden sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Instrumen Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
KS Kurang Setuju 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2013)
1.6 Operasionalisasi Variabel
Menurut Zulganef (2010:84) menyatakan definisi operasional atau sering dinamakan juga sebagai operasionalisasi variabel adalah kegiatan atau proses yang dilakukan peneliti untuk mengurangi tingkat abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur.
Menurut Nuryaman dan Christina (2015:41), menyatakan variabel adalah karakteristik yang melekat pada orang, benda atau subjek lainnya (unit
45
analisis), yang jika diukur karakteristik tersebut nilainya dapat bervariasi (variabel) atau dapat berbeda antarsubjek satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan definisi tersebut maka penelitian ini memiliki dua jenis variabel yaitu :
1. Variable independent / bebas ( Variabel X )
Variabel independen atau variabel bebas ialah variabel yang memperngaruhi variabel dependen (terikat). Pengaruh yang diberikan oleh variabel independen biasanya bersifat negative atau positif Zulganef (2010:66). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pengendalian Internal.
2. Variable dependent / terikat ( Variabel Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung atau terikat oleh nilai-nilai variabel lain atau variabel yang tergantung kepada variabel lain. Dengan kata lain variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti, Zulganef (2010:65). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.
46 Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Skala
Pengukuran Instrumen Pengendalian Intern ( X ) 1.Lingkungan Pengendalian 2.Penilaian Risiko 3.Aktivitas Pengendalian 4.Komunikasi dan Informasi 5. Pemantauan Ordinal Kuisioner Kinerja ( Y ) 1. Tujuan 2. Standar 3. Umpan Balik 4. Alat atau Sarana 5. Kompetensi 6. Motif 7. Peluang
Ordinal Kuisioner
Sumber : Analisis Penelitian
3.7 Analisis Data
Dalam melakukan pengukuran peranan pengendalian intern dan kinerja karyawan, penulis melakukan pengukuran dengan cara membandingkan kriteria-kriiteria yang telah ditetapkan sebelumnya dengan kondisi sebenarnya yang terjadi di PT.Pos Indonesia Jalan Asia Afrika.
Untuk melakukan perhitungan kuesioner, mengggunakan rumus Dean J. Champion, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
47 Gambar 3. 1
Perhitungan persentase kuesioner
Keterangan :
a ) ∑jawaban kuesioner: total jumlah kuesioner yg beredar yg wajib diisi oleh responden berdasarkan kriteria yg telah ditetapkan sblumnya.
b) ∑skor ideal: total jumlah pertanyaan dlm kuesioner brdasarkan klasifikasinyamasing-masing dikalikan dengan nilai maksimum.
Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner menggunakan analisis tersebut, hasil kuesioner dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Kriteria penilaian dari hasil kuesioner yang berhubungan dengan efektivitas pengendalian intern adalah sbb :
Tabel 3. 3
Kriteria penilaian hasil kuesioner
Persentase Kriteria
0 % -20 % Pengendalian intern sangat tidak efektif
21 % -40 % Pengendalian intern tidak efektif
41 % -60 % Pengendalian intern kurang efektif
61 % -80 % Pengendalian intern cukup efektif
81 % - 100 % Pengendalian intern efektif
Persentase = ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
48
3. Kriteria penilaian dari hasil kuesioner yg berhubungan dengan kinerja karyawan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 4
Kriteria penilaian hasil kusioner kinerja karyawan
Persentase Kriteria
0 % -20 % Penilaian kinerja karyawan sangat tidak baik
21 % -40 % Penilaian kinerja karyawan tidak baik
41 % - 60 % Penilaian kinerja karyawan kurang baik
61 % - 80 % Penilaian kinerja karyawan cukup baik
49
4. Kriteria penelitian dari hasil kuesioner yg berkaitan dengan peranan efektivitas pengendalian intern terhdap kinerja karyawan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 5
Kriteria penilaian hasil kuesioner
Persentase Kriteria
0 % -20 % Efektivitas pengendalian intern sangat
tidak berperan terhadap penilaian kinerja karyawan
21 % -40 % Efektivitas pengendalian intern tidak
berperan terhadap penilaian kinerja karyawan
41 % - 60 % Efektivitas pengendalian intern kurang berperan terhadap penilaian kinerja
karyawan
61 % -80 % Efektivitas pengendalian intern cukup
berperan terhadap penilaian kinerja karyawan
81 – 100 % Efektivitas pengendalian intern
berperan terhadap penilaian kinerja karyawan