• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

21

Dalam penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian pada masyarakat di Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Desa Bunati merupakan salah satu desa dimana terdapat pertambangan batu bara serta pelabuhan khusus batu bara terbesar di Kecamatan Angsana.

B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskritif dengan pendeketan kualitatif, dimana dalam penelitian ini data yang diperoleh dalam bentuk tulisan dan juga angka yang dianalisis kemudian dipaparkan, digambarkan dan disesuaikan dengan kenyataan dilapangan, untuk selanjutnya dapat dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan.

2. Sumber Data a) Data Primer

Sumber data primer adalah data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012;225). Pengumpulan data yang bersifat langsung maka, masyarakat Desa Bunati merupakan sasaran obyek penelitian, dimana masyarakat lah yang merasakan secara langsung dampak dari adanya pertambangan batu bara ini.

(2)

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2012:225). Data yang diperoleh secara tidak langsung ini besumber dari Instansi yang terkait dengan informasi Desa Bunati Kecamatan Angsana.

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka diperlukan adanya batasan variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini variabel yang ditentukan adalah sebagai berikut:

Variabel Dependen:

a. Dampak Lingkungan

Dampak Lingkungan yang dimaksud adalah dampak yang terjadi pada lingkungan akibat pertamangan batu bara yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung baik yang bersifat positif maupun negatif

b. Dampak Sosial-Ekonomi

Dampak sosial-ekonomi yang dimaksud adalah dampak yang terjadi pada sosial dan ekonomi masyarakat yang terjadi sejak pertambangan batubara memasuki wilayah mereka baik yang bersifat positif maupun negatif.

(3)

Variabel Independen:

c. Pendapatan

Pendapatan yang dimaksud adalah rata-rata pendapatan perbulan yang diperoleh oleh masyarakat.

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkatan pendidikan terakhir masyarakat desa Bunati

e. umur

umur yang dimaksud adalah umur masyarakat di desa Bunati

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian populasi atau obyek untuk diteliti adalah seluruh masyarakat desa Bunati yang berjumlah 240 KK, selanjutnya akan di ambil sampe dengan menggunakan Nomogram Harry King

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Jadi, penelitian ini mengambil populasi seluruh masyarakat yang ada di Desa Bunati yang berjumlah 1.108 dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 204 KK (BPS Kecamatan Angsana dalam angka 2015) dan akan diambil sampel dengan besaran sampel ditentukan berdasarkan Nomogram Harry King sebagai berikut: Jumlah sampel yang diambil adalah 51% untuk mendapatkan taraf kesalahan 5%. Dengan demikian jumlah sampel yang diambil adalah (0,51 x 240 KK) X 1.195 = 146, 268 atau

(4)

dibulatkan menjadi 146 orang. (1.195 adalah multiple faktor pada Confidence Interval 95%).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Simple Random Sampling. Digunakan Simple Random Sampling dalam penelitian ini dikarenakan pengambilan anggota sampel dari populasi diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Teknik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data digunakan teknik sebagai berikut:

1. Kuesioner/Angket

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan dengan terstruktur yang ditujukan kepada orang lain untuk dijadikan responden dan selanjutnya dijawab.

2. Metode Wawancara

Wawancara pada penelitian ini, berpedoman pada wawamcara terstruktur dimana wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat sistematis.

Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera poto dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

E. Teknik Analisis Data 1. Uji Korelasi Kendall Tau-b

(5)

Korelasi Kendall Tau-b ( ) digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih dengan data yang berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan teknik ini bila digunakan untuk menganalisis sampel yang jumlah anggotanya lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial. (Sugiyono, 2007)

Rumus dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:

2. Uji Validitas

Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas item ditujukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total, perhitungan dilakukan dengan cara mengkolerasikan antara skor item dengan skor total item.

3. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah suatu instrumen pengkuran yang memberikan hasil score yang konsisten pada setiap pengukuran.

Dimana analisis data untuk tujuan penelitian 1 mengetahui dampak pertambangan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang didapat dari wawancara dengan responden yang diolah dengan menggunakan analisis deskriptif. Dimana dilakukan analisis secara kualitatif mengenai dampak pertambangan terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di daerah penelitian.

(6)

Analisis data untuk tujuan penelitian 2 dianalisis secara kuantitatif dengan metode skoring dimana untuk mengetahui persepsi penduduk terhadap dampak keberadaan kegiatan pertambangan pada kondisi sosial ekonomi dan lingkungan dengan menggunakan skala likert. Penyajian data dalam analisis ini berupa hasil korelasi dengan Uji Kendall’s Tau-b.

Persepsi masyarakat pada kondisi sosial ekonomi meliputi perubahan mata pencaharian, peningkatan pendapatan, konflik, migrasi masuk, fasilitas sosial serta peluang usaha. Sedangkan untuk persepsi masyarakat pada kondisi lingkungan meliputi pencemaran air, pencemaran udara, polusi suara, kerusakan jalan dan pembukaan hutan.

Tabel 3.1 Penilaian Skor Persepsi

Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

Netral (N) 3

Setuju (S) 4

Sangat Setuju (SS) 5

Sumber: Aprianto (2012)

Tabel diatas adalah penilaian skor pada kuesioner dengan menggunakan skala likert untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari pertambangan batubara yang ada di Desa Bunati. Untuk jawaban responden pada “setuju” memiliki skor 5 sedangkan untuk responden yang menjawab

“sangat tidak setuju” memiliki skor 1.

(7)

Tabel 3.2 Skoring Persepsi Dampak Sosial-Ekonomi Jumlah

Pertanyaan (JP)

(min) = (JP X 1)

(max)

= (JP X 5)

Range Skor Skala skor=

(jumlah skor-min) x 100 Max

10 18x1=

18

18x5

= 90

18-90 0-100%

Sumber: Aprianto (2012)

Tabel diatas adalah cara untuk menjumlah skor. Skor tertinggi untuk item dalam penelitian ini adalah “sangat setuju” ialah 5 x 18 (jumlah pertanyaan) = 90, sedangkan item terendah adalah “sangat tidak setuju” yaitu 1 x 18 (jumlah pertanyaan) = 18. jadi jika sudah diketahui total skor responden maka penilaian interpretasi responden terhadap persepsi dampak sosial ekonomi tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus index %.

Rumus index %= total skor/Y x 100

Tabel 3.3 skoring Persepsi Dampak Lingkungan (fisik) Jumlah

Pertanyaan (JP)

(min) = (JP X 1)

(max) = (JP X 5)

Range Skor

Skala skor=

(jumlah skor-min) x 100 Max

10 10x1 =

10

10x5 = 50 10-50 0-100%

Sumber: Aprianto (2012)

Tabel diatas adalah cara untuk menjumlah skor. Skor tertinggi untuk item dalam penelitian ini adalah “sangat setuju” ialah 5 x 10 (jumlah pertanyaan) = 50, sedangkan item terendah adalah “sangat tidak setuju” yaitu 1 x 10 (jumlah pertanyaan) = 10. jadi jika sudah diketahui total skor responden maka penilaian interpretasi responden terhadap persepsi dampak sosial ekonomi tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus index %. (Rumus index %= total skor/Y x 100)

(8)

Tabel 3.4 Penentuan Persepsi Sosial-Ekonomi dan Lingkungan

Kelas Skor Skala Skor Persepsi

Sangat Rendah ≤ 20% Negatif

Rendah 21% ≤ 40% Negatif

Sedang 41% ≤ 60% Netral

Tinggi 61% ≤ 80% Positif

Sangat Tinggi ≥ 80% Positif

Sumber: Aprianto (2012)

Pada tabel diatas adalah penentuan persepsi berdasarkan perhitungan dari skala skor pada persepsi. Skala skor dibagi menjadi 5 kelas yaitu “sangat r endah”. “rendah”,

“sedang”, “tinggi”. Dan “sangat tinggi”. Persepsi negatif ditandai dengan skala skor

“sangat rendah” dan “rendah”, persepsi netral di tandai dengan skala skor “netral” dan persepsi positif ditandai dengan skala skor “tinggi” dan “sangat tinggi”.

Gambar

Tabel 3.1 Penilaian Skor Persepsi
Tabel diatas adalah cara untuk menjumlah skor. Skor tertinggi untuk item dalam  penelitian ini adalah “sangat setuju” ialah 5 x 18 (jumlah pertanyaan) = 90, sedangkan  item terendah adalah “sangat tidak setuju” yaitu 1 x 18 (jumlah pertanyaan) = 18
Tabel 3.4 Penentuan Persepsi Sosial-Ekonomi dan Lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Skor (86-100) Sangat Baik 4 Skor (71-85) Baik 3 Skor (61-75) Cukup 2 Skor (≤60) Perlu Pendampingan 1 1 Kerja sama dalam kelompok Dapat bekerja sama dengan

Besarnya rata/rata erosi lahan yang terjadi di DAS Dawas dengan menggunakan persamaan / 0 , yang diperoleh dari perkalian faktor/faktor yang berkaitan dengan curah

Tingkat kepuasan nasabah dapat diukur menggunakan metode mean dengan analisis kuesioner uang menggunakan skala 5 likert. Analisis kuesioner dilakukan terhadap 30 responden

Hal ini terlihat dari perolehan laba bersih perseroan yang turun 69,93 persen menjadi Rp3.906 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar

Menurutnya, ada tiga asumsi dasar yang melandasi bahwa laki-laki lebih unggul dari perempuan (1) bahwa makhluk pertama yang diciptakan Tuhan adalah laki-laki, bukan perempuan,

Menimbang, bahwa persoalan pokok dalam perkara ini adalah Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat dengan alasan Penggugat dan Tergugat sebagai

Setelah dilakukan implementasi sistem informasi Student Performance Indicator Systems dapat membantu proses pengawasan ( monitoring ) yang dilakukan oleh pihak School of

Harus dibentuk suatu Komite Eropa untuk Pencegahan Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat (yang selanjutnya disebut sebagai