• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER-MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER-MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN

PER-MUKAAN

SEMI-SPHERE

HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL

Keis Jury Pribadi

1

, G. Bambang Heru

2

, Ainur Rosidi

2

, Mulya Juarsa

1,2 1Laboratorium Engineering Development for Energy Conversion and Conservation (EDfEC)

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Ibn Khaldun Bogor

2Laboratorium Termohidrolika Eksperimental Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir

(PTKRN) - BATAN

ABSTRAK

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PERMUKAAN

SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL. Kecelakaan PLTN Three Mile Island

Unit 2 (TMI-2) yang mengakibatkan teras meleleh telah mendorong para peneliti untuk meneliti interaksi anta-ra lelehan teanta-ras dengan dinding bejana tekan reaktor bagian bawah. Penelitian ini dimaksudkan mempelajari karakteristik perpindahan kalor antara lelehan teras reaktor yang membentuk geometri semi-sphere dengan bagian bawah bejana tekan reaktor. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan fasilitas eksperimen Bagian Uji HeaTiNG-03. Tujuan eksperimen adalah mengkarakterisasi distribusi temperatur di permukaan semi-sphere

selama pemanasan dan pendinginan secara radiasi dengan temperatur awal 100°C, 200°C, dan 300°C. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanasan dan pendinginan pada 9 titik pengukuran temperatur oleh termokopel pada permukaan semi-sphere memiliki kurva kenaikan dan penurunan yang berbeda. Berdasarkan penelitian awal ini dapat disimpulkan bahwa pemanasan dan pendinginan belum begitu seragam.

Kata kunci: distribusi, semi-sphere, perpindahan kalor, temperatur

ABSTRACT

TEMPERATURE DISTRIBUTION DURING HEATING AND COOLING IN HeTiNG-03 SEMI-SPHERE

SURFACE BASE ON INITIAL TEMEPRATURE. The accident of Three Mile Island nuclear power plant

Unit 2 (TMI2) resulted in a core meltdown, which initiated researcher to examine the interaction between mol-ten debris with the bottom of the reactor pressure vessel. This paper is inmol-tended to study the characteristics of heat transfer between the molten debris forming a semi-sphere geometry with the bottom of the reactor pres-sure vessel by experiment. The experiment has been done using the Heating-03 Test Section facility. The exper-iment was aimed to characterize the temperature distribution along the surface of semi-sphere during heating and cooling by radiation at the initial temperature of 100°C, 200°C, and 300°C. The result of experiment shows that that the heating and cooling process in the 9 temperature measurement point on the surface of semi-sphere using thermocouples has an up and down curve in different characteristics. Based on this preliminary study, it can be concluded that the heating and cooling process were not uniform yet.

(2)

PENDAHULUAN

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Penggunaan energi nuklir untuk PLTN memiliki potensi bahaya terkait dihasilkannya bahan radioaktif. Untuk itu aspek keselamatan adalah hal yang paling penting dalam suatu PLTN. Dalam sejarah pengoperasian PLTN, ada beberapa kecelakaan PLTN di dunia salah satunya adalah kecelakaan PLTN Three Mile Island Unit-2 (TMI-2) yang mengakibatkan pelelehan teras reaktor [1, 2].

Kejadian tersebut mendorong para peneliti dunia untuk meneliti fenomena yang terjadi hingga melelehnya teras reaktor TMI-2, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keselamatan PLTN yang sejenis.

Salah satu penelitian yang masih dilakukan pada saat ini adalah masalah yang berhubungan dengan interaksi antara lelehan teras reaktor (debris) dengan dinding bejana bagian bawah. Dari aspek termohidrolikanya perpindahan kalor yang terjadi pada bagian debris perlu dipelajari lebih mendalam. Pemahaman perilaku kalor pada bagian debris yang berbentuk semi-sphere (setengah bola) penting dilakukan sebelum eksperimen selanjutnya. Analisa fluks kalor selama pemanasan dan pendinginan secara radiasi perlu dilakukan sebagai langkah awal untuk menjadi acuan dalam proses pemanasan dan pendinginan tanpa air. Sehingga tujuan dari penelitian ini dititik beratkan pada pemahaman distribusi temperatur pada pemanasan dan pen-

dinginan di dinding bergeometri semi-sphere

secara radiasi menggunakan bagian uji HeaTiNG-03 (Heat Transfer in Narrow Gap). Dari eksperimen tersebut akan diketahui karakteristika temperatur pemanasan kondisi

steady state dan transien secara radiasi pada bagian semi-sphere berdasarkan temperatur awal yang berbeda.

TEORI

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental pada alat uji HeaTiNG-03, dan didukung oleh beberapa peralatan seperti termokopel, NI-cDAQ9188 dan kom-puter sebagai alat perekam data hasil eksperi-men.

Gambar1. Alat uji eksperimental HeaTiNG-03

Alat uji HeaTiNG-03 merupakan alat uji yang digunakan untuk eksperimen kecelakaan parah di Laboratorium Termohidrolika Eksperi-mental Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN). Alat tersebut ber-tujuan mempelajari fenomena karakteristik perpindahan kalor pendidihan pada celah sem-pit yang berbentuk semi-sphere seperti ditun-

(3)

jukkan pada Gambar 1. Komponen HeaTiNG-03 terdiri dari bejana uji berbentuk semi-sphere,

heater, pneumatic cylinder, dan selang pneu-matic. Untuk mengukur temperatur bejana uji dengan geometri semi-sphere, digunakan termokopel tipe K yang terdiri dari dua kawat

chromel dan alomel. Pada bagian dalam bejana uji bergeometri semi-sphere terdapat 9 titik termokopel seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Titik termokopel pada bejana uji bergeometri semi-sphere

Sebelum termokopel digunakan perlu dikali-brasi, yang bertujuan untuk menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar. Setelah kalibrasi dilakukan maka data kalibrasi diolah untuk mendapatkan tingkat kesalahan (error) dari termokopel. yang telah dikalibrasi. Gambar 3 menunjukkan kurva hasil kalibrasi dari salah satu termokopel yang digunakan ter-hadap termokopel standar.

Gambar 3. Kurva hasil kalibrasi salah satu termokopel

Dari Gambar 3 terlihat adanya selisih error

terbesar 1,85%, dan terkecil 1,29%. Rata-rata selisih adalah 1.99% sehingga termokopel ter-sebut dapat digunakan untuk pengukuran.

Untuk merekam data hasil eksperi-men digunakan alat perekam data NI-cDAQ 9188 yang terhubung pada termokopel dengan fungsi sebagai pengukur temperatur seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.

Gambar 4. Alat perekam data NI-CDAQ 9188 untuk mengukur temperatur termokopel

(4)

TATA KERJA

Gambar 5 menunjukkan tata letak peralatan eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini.

Gambar 5. Tata letak eksperimen pemanasan bundel uji semi-sphere

Eksperimen dilakukan dengan terlebih dahulu memanaskan bejana uji semi-sphere

dengan cara menaikkan daya heater secara ber-tahap menggunakan regulator volt. Kemudian ketika temperatur tercapai, daya listrik dimati- kan. Tahapan proses pemanasan di atas ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Tahapan proses pemanasan bagian uji semi-sphere [4]

Perubahan temperatur pada bejana uji semi-sphere akan diukur oleh 9 termokopel dan direkam oleh alat NI-cDAQ 9188. Hasil perekaman akan dikirim ke komputer dan ditam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil eksperimen dari bejana uji bergeometri semi-sphere berupa perubahan temperatur hasil uji pemanasan dan pendingi-nan yang diambil setiap detik. Data yang di-peroleh merupakan data kondisi steady state

dan transien temperatur selama proses pema-nasan dan pendinginan yang disajikan sebagai nilai perubahan temperatur terhadap waktu untuk variasi temperatur awal. Pada eksperi-men ini ditetapkan 3 temperatur awal yang berbeda yaitu 100 °C, 200 °C, 300 °C. Dari data yang didapat dibuatlah karakteristika perubahan temperatur pada proses pemanasan dan pendinginan seperti ditunjukkan pada Gambar 7 hingga 12.

Gambar 7. Grafik kenaikan temperatur untuk temperatur awal 100 °C

Gambar 7 menunjukkan grafik kenaikan tem-peratur yang tercatat pada 9 temokopel untuk temperatur awal 100 °C. Terihat adanya karakteristika yang sama untuk setiap titik termokopel pada proses kenaikan temperatur. Pada proses pendinginan terlihat adanya karakteristika penurunan temperatur yang ber-

(5)

beda untuk setiap titik termokopel seperti ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik penurunan temperatur pada temperatur awal 100 °C

Gambar 9. Grafik kenaikan temperatur pada temperatur awal 200 °C

Gambar 10. Grafik penurunan temperatur pada temperatur awal 200 °C

Gambar 9 menunjukan grafik kenaikan temperatur pada 9 termokopel untuk temperatur awal 200 °C. Terlihat karakteristika perubahan temperatur yang hampir sama kecuali untuk termokopel TC 8B yang terlihat tidak merata. Gambar 10 menunjukkan grafik penurunan temperatur setelah tercapainya temperatur awal di atas, dimana terlihat penurunan temperatur pada 2 termokopel yang tidak merata yaitu TC 3B dan TC 8B. Termokopel TC 3B menunjukkan penurunan yang tidak sama dengan pengukuran pada Gambar 8, yang disebabkan oleh slot NI yang sudah renggang. Perbedaan penurunan temperatur pada termokopel TC 8B disebabkan oleh lamanya proses pemanasan yang mempengaruhi proses penurunan selanjutnya dan berbeda dengan termokopel lainnya.

Gambar 11. Grafik kenaikan temperatur pada temperatur awal 300 °C

Gambar 11 menunjukkan grafik kenai-kan temperatur pada temperatur awal 300 0C. Terlihat karakteristika kenaikan yang hampir sama untuk semua termokopel kecuali pada

0 100 200 300 400 500 600 700 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 T e m p e ra tu r [0 C ] Waktu,t [s] TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 T em p er atu r [0 C ] Waktu, t[s] TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B 0 200 400 600 800 1000 50 100 150 200 250 300 T e m p e ra tu r [0 C ] Waktu, t [s] TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B

(6)

termokopel TC 8B. Hal itu disebabkan oleh posisi termokope tersebut yang berada di bagi-an atas titik termokopel sehingga kenaikbagi-annya terlambat.

Gambar 12. Grafik penurunan temperatur pada temperatur awal 300 °C

Sedangkan grafik penurunan temperatur pada Gambar 12 menunjukkan penurunan temperatur yang hampir merata kecuali untuk 2 termokopel yaitu TC 3B dan TC 8B. Penyebab perbedaan pada termokopel TC 3B dan TC 8B diakibatkan oleh akibat yang sama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9 dan 10 untuk temperatur awal 200 °C.

KESIMPULAN

Berdasarkan eksperimen distribusi tem-peratur steady state dan transien selama proses pemanasan dan pendinginan pada geometri

semi-sphere dengan temperatur awal yaitu 100 °C, 200 °C, 300 °C diperoleh hasil yang berbeda selama proses pemanasan dan pendinginan. Pada proses pemanasan, karakteristika kenaikan temperatur menunjukkan hasil yang hampir sama untuk

nan diperoleh karakteristika penurunan temperatur yang berbeda yang disebabkan oleh proses pendinginan menggunakan udara.

DAFTAR PUSTAKA

1. BROUGHTON, JAMES M., P. KUAN, A. DAVID, PETTI, AND E. L. TOL-MAN, “A Scenario of the Three Mile Island Unit 2 Accident”, Nuclear Tech-nology, 87 (1) (1989) p.34-53.

2. K. HASHIMOTO dkk, “Thermal And Stress Of The Reactor Pressure Vessel Of The Thermal Exposure To The Three Mile Island Unit 2 Reactors Low-er Head, MatLow-erial CharactLow-erization”, Elsevier, Japan 22-40. vol 36, issues 4-5, 1996 pp 184-186

3. F. GEOGRE, “Metallographic Assess-ment Of The Thermal Exposure To The Three Mile Island Unit 2 Reactor Lower Head, Material Characterization”, Else-vier. Volume 36, issues 4-5, 1996 pp 184-186, 2005

4. MULYA JUARSA, “Studi Perpindahan Kalor pada Celah Sempit (Geometri Setengah Bola)”, Laporan Program In-sentif Riset Dasar (PIRD), Kementrian Negara Riset dan Teknologi, Tahun Anggaran 2009. 1000 1500 2000 2500 3000 3500 50 100 150 200 250 300 T e m p e ra tu r [0 C ] Waktu, t [s] TC 1A TC 1B TC 2B TC 3B TC 4B TC 5B TC 6B TC 7B TC 8B

Gambar

Gambar  3  menunjukkan  kurva  hasil  kalibrasi  dari salah satu termokopel yang digunakan  ter-hadap termokopel standar
Gambar  5  menunjukkan  tata  letak  peralatan  eksperimen  yang  dilakukan  dalam  penelitian ini
Gambar 10. Grafik penurunan temperatur pada  temperatur awal 200 °C
Gambar 12. Grafik penurunan temperatur pada  temperatur awal 300 °C

Referensi

Dokumen terkait

S adalah d sebagai virtualiza pendeka perband daya list dengan Core i3 dijalank konvensi difungsik KVM da Dari pen daya u prosesor virtualis daripada prosesor untuk ti

Senk, Beckman, & Thompson (1997) menandai BTR sebagai pemecahan tugas di mana solusinya memerlukan penerapan algoritma yang sudah dikenal, sering

Rasio perputaran infak sedekah adalah rasio yang menggambarkan jumlah dana infak dan sedekah yang disalurkan terhadap total rata-rata penerimaan infak dan

Berikut ini merupakan tujuan merger ketiga perusahaan tersebut (annual report PT Kalbe Farma Tbk tahun 2005), yaitu menjadi perusahaan farmasi dan penghasil

Persemaian tanaman kehutanan adalah suatu tempat yang digunakan untuk memproduksi bibit suatu jenis tanaman kehutanan yang siap untuk periode kegiatan penanaman

 Untuk alat kesehatan yang sistem kerja sama operasional (KSO) pemeriksaan pemantauan fungsi dan testing dilakukan oleh teknisi yang ditunjuk oleh perusahaan yang

1.4 Batasan Masalah Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak meluas, maka penulis membatasi data/obyek yang akan diselesaikan berupa ring modulo-n dan , merupakan pasangan unsur

Selain itu, pada hari ketiga setelah dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pasien juga didiagnosa telah menderita gagal ginjal akut, oleh karena adanya peningkatan kadar ureum