PENANGANAN
PENANGANAN FA
FAUNA AKUAT
UNA AKUATIK
IK
RAJUNGAN (
RAJUNGAN ( Portunus pelagicus
Portunus pelagicus))
Mata Kuliah Pengolahan Hasil Perairan
Mata Kuliah Pengolahan Hasil Perairan
Sabtu !" Februari !#$% &i
Sabtu !" Februari !#$% &i 'aboratoriu Preserasi *ahan *a+u
'aboratoriu Preserasi *ahan *a+u
&an ,iersi-i+asi Hasil Perairan
&an ,iersi-i+asi Hasil Perairan
Asisten . Ferr/ Manggala Putra
Asisten . Ferr/ Manggala Putra
Annisa Raha Fatala
Annisa Raha Fatala
012$1##1#
012$1##1#
Kelo3o+ 4
Kelo3o+ 4
,EPARTEMEN TEKN5'5GI HASI' PERAIRAN
,EPARTEMEN TEKN5'5GI HASI' PERAIRAN
FAKU'TAS PERIKANAN ,AN I'MU KE'AUTAN
FAKU'TAS PERIKANAN ,AN I'MU KE'AUTAN
INSTITUT PERTANIAN *5G5R
INSTITUT PERTANIAN *5G5R
*5G5R
*5G5R
!#$%
!#$%
PEN,AHU'UAN
'atar *ela+ang
Pemanfaatan sumberdaya perikanan laut merupakan salah satu hal yang penting sebagai sumber pangan dan komoditi perdagangan. Perikanan disini termasuk didalamnya mencakup penangkapan dan budidaya. Peningkatan produksi perlu dilakukan dalam bidang perikanan. Peningkatan tersebut terutama ditopang dari usaha budidaya perikanan. Peningkatan produksi bagi penangkapan ikan di laut diupayakan bagi sumberdaya yang masih rendah tingkat pemanfaatannya tetapi memiliki potensi yang melimpah.
Data Statistik Perikanan Tangkap Indonesia (DKP 200! menun"ukkan bah#a produksi perikanan Indonesia meningkat rata$rata sebesar %&%' dari tahun 2000$200)& sementara itu berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan potensi sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar *&2* "uta ton per tahun& terdiri dari "enis ikan pelagis besar +&0, "uta ton- pelagis kecil %&2 "uta ton- demersal +&)' "uta ton- udang 0&0 "uta ton- cumi$cumi 0&0% "uta ton- dan ikan karang 0&0 "uta ton. Data tersebut menun"ukkan bah#a potensi perikanan Indonesia cukup besar sebagai salah satu negara produsen ikan konsumsi laut dunia.
/a"ungan (Portunus pelagicus& inn! adalah salah satu komoditas ekspor penting pada sektor perikanan. /a"ungan yang diekspor memiliki permasalahan
yang sering ter"adi. Permasalahan tersebut yaitu sering ter"adinya shell, cangkang& dan lemak. 1al ini dapat menyebabkan kerusakan bahan dan penurunan mutu bahan baku. /a"ungan menurut Sugeng et al. (200%! banyak dimanfaatkan baik
untuk industri pengalengan maupun konsumsi langsung /a"ungan termasuk salah satu hasil perikanan yang umumnya bersifat perishable food (mudah rusakbusuk!.
Tu6uan
Praktikum ini bertu"uan agar mahasis#a dapat melakukan penanganan dan teknik preparasi ra"ungan dan menganalisis penyebab ter"adinya permasalahan pada saat ekspor seperti shell & cangkang& dan lemak.
MET5,5'5GI
7a+tu &an Te3at
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu& 2 3ebruari 20+, di aboratorium Preser4asi 5ahan 5aku dan Di4ersifikasi 1asil Perairan& Departemen Teknologi 1asil Perairan& 3akultas Perikanan dan Ilmu Kelautan& Institut Pertanian 5ogor.
Diamati mutu, digambar, dan difoto
Penimbangan setelah pengukusan Sampel dikukus selama 30 menit
Lump ower
Preparasi rajungan
Jumbo lump Claw meat Claw nger
*ahan &an Alat
5ahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ra"ungan& es curai& dan air. 6lat yang digunakan pada praktikum ini pisau bedah stainless steel & gunting& alat pencapit& talenan& sarung tangan& masker& dan ember.
Prose&ur Ker6a
Prosedur ker"a pada praktikum kali ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama dilakukan u"i organoleptik pada ra"ungan& kemudian ra"ungan difoto dan digambar. Tahap kedua& ra"ungan segar ditimbang kemudian dilakukan pengukusan selama %0 menit. Tahap ketiga dilakukan preparasi dengan bagian cangkang atas diambil terlebih dahulu. Tahap keempat dilakukan pengambilan daging dari kedua ruas ra"ungan dengan urutan dari ruas kaki renang ke kaki "alan. Tahap kelima dilakukan pengambilan daging pada kaki capit. /endemen semua bagian dicatat kemudian dilakukan penimbangan. 6dapun diagram alir prosedur
ker"a praktikum kali ini dapat dilihat pada 7ambar +.
7ambar + Diagram alir metode penanganan ra"ungan Keterangan 8 a#al akhir proses
proses
HASI' ,AN PEM*AHASAN
Hasil
/a"ungan ( Portunus pelagicus! merupakan sampel yang digunakan pada praktikum penanganan fauna akuatik kali ini. /a"ungan memiliki daging yang berbeda$beda. Perbedaan daging ini pun mempengaruhi adanya perbedaan rendemen dari masing$masing bagian daging tersebut. Perbedaan rendemen daging ra"ungan tersa"i dalam Tabel +.
Tabel + 1asil rendemen ra"ungan
Kelompok /endemen (gram!
Jumbo lump Lump flower Claw meat Claw finger
+ +* +) +2 +, 2 ++ % + +&, % % + * ) 2* ++ +% , 2 2 * % , ) * % * * , ++ 2 ' ++ 2 * +0 ) , ++ ) % + , +2 , 2 + * +% % ' +% +% + +, +* +0 +0 +, +2 0&+ 0&+ +* + +% + +' /ata$rata .), ).), *.% )&+
Pengamatan pada preparasi ra"ungan menun"ukkan adanya perbedaan nilai rendemen dari masing$masing daging ra"ungan. 1asil rata$rata rendemen dari ra"ungan menun"ukkan bah#a rendemen terbesar dimiliki oleh jumbo lump dengan bobot .), gram& dan rendemen terkecil dimiliki oleh claw meat dengan bobot *.% gram& sedangkan lump flower dan claw finger memiliki rendemen berturut$turut sebesar ).), gram dan ).+ gram.
Pebahasan
Daging ra"ungan bisa memenuhi syarat mutu dan keamanan dengan nilai organoleptik baik (minimal )!. 1al ini sesuai dengan S9I 0+$*'2'.2$2002 antara lain bahan baku berupa ra"ungan ( Portunus pelagicus! segar yang belum mengalami penyiangan atau pengolahan lain& tidak berasal dari perairan yang tercemar baik oleh pencemaran kimia& biologi maupun fisika& secara organoleptik bahan baku harus mempunyai karakteristik sekurang$kurangnya kenampakan
utuh& bersih& cemerlang& cangkang keras& kokoh& dan kuat serta bau segar spesifik. Syarat nilai organoleptik daging jumbo lump minimal )& yaitu bentuk utuh& sedikit ada serpihan daging& #arna daging putih susu kusam& banyak #arna kekuningan& cemerlang& dan menarik& memiliki bau segar dan khas ra"ungan segar kukus& rasa manis& enak& gurih& dan tekstur serat kuat& kompak& kenyal& dan elastis. Syarat nilai organoleptik daging regular minimal )& yaitu minimal kenampakan utuh& #arna daging putih susu kusam& kekuningan& aroma segar& harum khas ra"ungan segar kukus& rasa manis& enak& gurih& dan tekstur serat kuat& kompak& kenyal& dan elastis. Syarat nilai organoleptik daging claw meat (paha& capit& dan kaki! minimal )& yaitu kenampakan #arna daging kecoklatan cerah& serpihan rata atau seragam& bersih& cemerlang& menarik& bau segar harum khas ra"ungan segar kukus& rasa
manis& enak& dan gurih& dan tekstur serat kuat& kompak& kenyal& dan elastis.
:utu ra"ungan ditentukan oleh keadaan fisik dan organoleptik (kenampakan& bau& dan tekstur!. Kesegaran bentuk atau produk yang akan digunakan dalam penelitian (collosal, jumbo lump, lump flower, backfin, special, regular, leg, claw finger dan claw meat ! tidak boleh ada yang kurang dari kententuan yang ditetapkan. Kemunduran mutu ra"ungan ditandai oleh ter"adinya perubahan cita rasa ( flavor ! dan bau (odor !& dimana daging kepiting atau ra"ungan segar mempunyai bau dan rasa segar khusus& manis dengan taste yang enak (6sri 200*!.
Daging ra"ungan memiliki beberapa "enis "ika digolongkan berdasarkan mutunya. Daging ra"ungan menurut 55P:1P (+'',! digolongkan men"adi tiga tingkatan mutu& yaitu mutu + (daging super jumbo lump!& yaitu daging badan yang terletak di bagian ba#ah (berhubungan dengan kaki renang! berbentuk gumpalan besar ber#arna putih. :utu 2 (daging regular !& yaitu daging badan yang berupa serpihan$serpihan& terletak disekat$sekat rongga badan ber#arna putih. :utu % (daging merahclaw meat !& yaitu daging ra"ungan yang berada di kaki dan capit& ber#arna putih kemerahan. Daging ra"ungan dapat digolongkan men"adi lima "enis daging& yaitu jumbo lump atau collosal (daging putih! yang merupakan "aringan terbesar yang berhubungan dengan kaki renang. Backfin (daging putih! yang merupakan "umbo kecil dan pecahan dari daging "umbo. pecial (daging putih! yang merupakan daging yang berada disekitar badan yang berupa serpihan$ serpihan. Claw meat (daging merah! yang merupakan daging dari bagian kaki sampai capit dari ra"ungan. Claw finger (daging merah! yang merupakan bagian dari capit ra"ungan bersama dengan bagian shell yang dapat digerakkan.
Penanganan ra"ungan di industri terdiri atas beberapa tahap. Tahap a#al yaitu penerimaan bahan baku untuk memulai proses produksi& sehingga diperlukan penanganan bahan baku yang baik. 5ahan baku yang diterima berupa daging ra"ungan yang telah dikukus dan dikemas dalam toples atau plastik serta telah dipisahkan menurut "enis dagingnya ( Jumbo, Backfin, !lower, pecial, dan Claw meat !. :utu a#al bahan baku sangat menentukan mutu produk akhir yang dihasilkan. 1al ini dikarenakan pengolahan bersifat mempertahankan mutu bahan baku. ;leh sebab itu& pada saat penerimaan bahan baku dilakukan pengecekan mutu secara organoleptik& mikrobiologi serta keberadaan
chloramphenicol. Tahapan yang dilakukan pada proses penerimaan bahan baku meliputi pembongkaran& penimbangan& dan pengecekan mutu bahan baku. Proses pembongkaran bahan baku dari miniplant dilakukan maksimal penerimaan sekitar "am +0 pagi dengan segera& saniter serta terlindung dari sinar matahari langsung
dengan suhu pusat daging pada saat penerimaan maksimal , 0< (Sulkifil et al.
200'!.
Penimbangan dilakukan sesegera mungkin setelah bahan baku di bongkar dari kendaraan pengangkut. Penimbangan bertu"uan untuk mengetahui kesesuaian berat bahan baku daging ra"ungan dengan yang tertera dalam surat "alan dari supplier atau miniplant atau sebagai media pengecekan. Teknik penimbangan tersebut dilakukan dengan menimbang daging yang dikemas dengan toples terlebih dahulu. Setelah daging dalam toples tidak ada lagi& dilakukan penimbangan daging ra"ungan yang di dalam plastik. Pengecekan a#al terhadap mutu bahan baku daging ra"ungan dilakukan setelah penimbangan. Pengecekan ini meliputi pengu"ian mutu bahan baku secara organoleptik dan mikrobiologi. Pengu"ian organoleptik yang dilakukan parameter #arna& tekstur& bau dan penampakan daging. Kondisi ra"ungan yang baik ditandai dengan #arna yang cemerlang& tekstur kompak& tidak mudah pecah& bau khas ra"ungan segar serta kenampakan daging utuh. Pengu"ian secara mikrobiologi dilakukan utnuk bahan baku yang berasal dari supllier atau miniplant baru. =ika hasil pengu"ian
mikrobiologi telah memenuhi standar& maka pengu"ian selan"utnya dilakukan paling sedikit 2 kali dalam sebulan. Daging ra"ungan yang telah memenuhi standar mutu perusahaan dengan segera langsung dilan"utkan ke proses selan"utnya& namun apabila terdapat daging yang tidak memenuhi standar dipisahkan agar tidak tercampur dengan daging yang mutunya baik. Proses penimbangan dan pengecekan organoleptik dilakukan di ruang tertutup dengan
suhu ruang 2, 0< (Sulkifil et al. 200'!.
Proses penanganan selan"utnya adalah pemasakan. /a"ungan utuh segar dimasak menggunakan alat pemasak (pengukusan! pada suhu 0$'0 0< selam 20$
0 menit yang disesuaikan dengan ukuran bahan baku. /a"ungan yang telah direbus kemudian dilakukan pengambilan daging secara hati$hati dengan cara memecah cangkang ra"ungan dan mengambil dagingnya dengan menggunakan alat pengambil daging. Pada saat pengambilan daging& kebersihan harus tetap di"aga dengan suhu dingin maksimum , ;<. Proses selan"utnya adalah sortasi&
penimbangan daging& dan pengiriman (Sulkifil et al. 200'!.
Sifat ra"ungan yang mudah mengalami pembusukan dapat menimbulkan masalah dalam pendistribusiannya& terutama untuk keperluan ekspor yang memerlukan persyaratan mutu cukup ketat. 6danya permasalahan tersebut bisa diatasi apabila se"ak a#al ra"ungan sudah mendapatkan penanganan yang baik. Selan"utnya ra"ungan diolah men"adi produk pangan yang bisa tahan terhadap proses pembusukan (6sri 200*!. =ika limbah ra"ungan tidak dimanfaatkan secara
optimal& akan membuat peningkatan "umlah 4olume produksi pengolahan ra"ungan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Selama ini hanya b" product "enis padat yaitu berupa cangkang atau karapas ra"ungan yang banyak dimanfaatkan untuk bahan baku industri pakan dan chitin$chitosan& sedangkan b" product berupa cairan belum dimanfaatkan dan terbuang sebagai limbah cair. >olume limbah cair yang dihasilkan industri ra"ungan yang diolah secara mekanis mencapai 2'$ m%ton ra"ungan& sedangkan yang diolah secara
kon4ensional berkisar antara +$2 m2ton ra"ungan (Ibrahim et al. 200,!.
Preparasi pada salah satu fauna akuatik& yaitu ra"ungan memiliki daging yang berbeda$beda dengan rendemen yang berbeda pula. Daging ra"ungan yang
dipreparasi kelompok ' merupakan ra"ungan betina yang memiliki bobot a#al sebesar ++ gram seperti yang dapat dilihat pada ampiran 2& namun bobot ini mengalami penyusutan setelah ra"ungan dikukus selama %0 menit men"adi ++) gram seperti yang dapat terlihat pada ampiran %. /a"ungan yang sudah dikukus mengalami perubahan& mulai dari #arna cangkang sampai bagian dalam ra"ungan yang berupa daging seperti yang dapat dilihat pada ampiran +. Preparasi ra"ungan dilan"utkan dengan pembukaan cangkang dan pemisahan bagian$bagian daging ra"ungan& seperti yang dapat dilihat pada ampiran . /endemen dari setiap bagian daging pada ra"ungan ini memiliki perbedaan& seperti pada daging jumbo lump yang utuh memiliki bobot sebesar % gram seperti yang dapat dilihat pada ampiran ,& sedangkan pada daging jumbo lump yang dicacah men"adi
serpihan memiliki bobot seberar gram seperti yang dapat dilihat pada ampiran *. Daging lump flower memiliki bobot 2 gram& seperti yang dapat dilihat pada ampiran )& sedangkan daging claw meat memiliki bobot gram seperti yang dapat dilihat pada ampiran & dan daging claw finger memiliki bobot sebesar * gram seperti yang dapat dilihat pada ampiran '. Daging terbesar yang dimiliki ra"ungan betina ini adalah jumbo lump& sedangkan daging terkecil ra"ungan betina ini adalah lump flower . 1al ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Sulkifil et al. (200'!& bah#a bobot rata$rata collosal berkisar +0 gram& bobot jumbo lump berkisar $+0 gram& dan backfin berkisar 2$ gram.
SIMPU'AN ,AN SARAN
Si3ulan
/a"ungan memiliki daging yang berbeda$beda berdasarkan pada letaknya. Daging ra"ungan ini memiliki bobot& #arna& tekstur& dan rasa yang berbeda pula. Daging ra"ungan yang memiliki bobot terbesar adalah jumbo lump& dan daging ra"ungan yang memiliki bobot terkecil adalah claw meat . Perbedaan cara preparasi ra"ungan akan menghasilkan kualitas daging ra"ungan yang berbeda& semakin baik preparasi maka kualitas daging ra"ungan yang didapat akan semakin baik.
Saran
Preparasi ra"ungan harus dilakukan dengan cara yang benar& teliti& dan bersih atau h"giene. Perlakuan tersebut dimaksudkan agar saat preparasi
dilakukan tidak akan ada kesalahan yang ter"adi& seperti tertinggalnya serpihan daging di dalam cangkang atau bagian daging yang diminta sesuai permintaan tidak bisa terpenuhi. Preparasi yang baik akan menghasilkan mutu daging ra"ungan yang berkualitas.
,AFTAR PUSTAKA
6sri I. 200*. :engka"i pengaruh penyimpanan ra"ungan ( Portunus pelagicus& inn! mentah dan matang di mini plant terhadap mutu daging di plant. ?tesis@. Semarang (ID!8 Ani4ersitas Diponegoro.
?55P:1P@ 5alai 5imbingan dan Pengu"ian :utu 1asil Perikanan. +'',. Laporan Pengembangan Pengolahan #epiting Bakau dan $ajungan .
=akarta (ID!8 Direktorat =enderal Perikanan.
?5S9@ 5adan Standarisasi 9asional. 2002. %aging $ajungan (Portunus pelagicus& dalam #aleng secara Pasteurisasi ' Bagian ) Pers"aratan Bahan Baku. =akarta (ID!8 5adan Standarisasi 9asional.
?DKP@ Departemen Kelautan dan Perikanan. 200. =aya produk perikanan Indonesia ?internet@. ?diunduh 20+, :aret 02@. Tersedia pada8 http8pdn.dkp.go.id.
Ibrahim A5& Trilaksani B& 9urhayati T& dan /iyanto 5. 200,. Proses reco4ery bahan fla4or pada limbah cair pengolahan ra"ungan dengan teknologi
re4erse osmosis. Jurnal *eknologi dan +ndustri Pangan. +(+!8 2%$2). Sugeng& Sapto P/& Subiyanto& 1adi P. 200%. Budida"a $ajungan (Portunus
pelagicus& di *ambak . =epara (ID!8 55P56P.
Sulkifil& 5aso 6& dan Susanto. 200'. Peningkatan pendapatan nelayan kepiting ra"ungan ( Portunus pelagicus& melalui pendekatan agribisnis di Kabupaten :aros& Torani. Jurnal +lmu #elautan dan Perikanan . +'(%!8 +,0$+,.
'AMPIRAN
ampiran + /a"ungan ampiran 2 Penimbangan
ampiran % Penimbangan ampiran 6natomi organ ra"ungan setelah perebusan dalam ra"ungan
ampiran , Penimbangan ampiran * Penimbangan
jumbo lump berdaging utuh jumbo lump cacah
ampiran ) Penimbangan ampiran Penimbangan
lump flower claw meet
ampiran ' Penimbangan claw finger