• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP PENCAPAIAN NILAI UHAP I MAHASISWA SEMESTER II DIII KEBIDANAN STIKES KENDEDES MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TERHADAP PENCAPAIAN NILAI UHAP I MAHASISWA SEMESTER II DIII KEBIDANAN STIKES KENDEDES MALANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Page 44 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y TERHADAP PENCAPAIAN NILAI UHAP I MAHASISWA SEMESTER II DIII

KEBIDANAN STIKES KENDEDES MALANG Amiroh Eprilia

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes

Jl R. Panji Suroso No. 6 Malang Jawa Timur. No tlp 0341-488762 Email: amiroheprilia@gmail.com

Abstrak: Ujian tahap I (UHAP I) merupakan pre requisite untuk maju pada tahap belajar selanjutnya (semester III). Ujian tahap ini diberikan untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan keterampilan dasar praktek klinik. Dari data tahun ajaran 2012/ 2013, 84,7% mahasiswa STIKes Kendedes Malang lulus UHAP I dengan nilai dibawah 80. Oleh karena itu, Salah satu upaya untuk meningkatkan ketrampilan dasar praktek klinik mahasiswa yaitu dengan diterapkannya program manajemen bangsal diasrama. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penerapan program “Manajemen Bangsal” di asrama terhadap pencapaian nilai UHAP I. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra Eksperimental dengan pendekatan One-Shot Case Study. Populasi penelitian sebanyak 214 mahasiswa dengan menggunakan teknik simple random sampling diperoleh 139 responden. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei-Juli 2013. Berdasarkan uji One sample t-test dengan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh hasil t hitung (-8.051) < t tabel (1.660). Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya program manajemen bangsal tidak dapat meningkatkan nilai UHAP I dengan nilai minimal 80. Hal ini dipengaruhi oleh tidak adanya evaluasi pada akhir pembelajaran dan tingginya subyektifitas pada penilaian UHAP I. Sehingga perlu diadakan evaluasi pembelajaran, evaluasi program dalam pelaksanaan program “manajemen bangsal” selanjutnya, serta perlu diadakannya evaluasi bagi para penguji dalam penilaian pembelajaran.

Kata Kunci : Manajemen Bangsal, Nilai

Abstract: Test Phase I (UHAP I) is a pre requisite to move forward at the next semester (3rd semester). This test is given to evaluate student’s abilities in performing basic skills of clinical practice. Data from academic year 2012 / 2013, 84.7% of STIKes Kendedes Malang students pass UHAP I with a value below 80. Therefore, One effort to improve the basic skills of clinical practice with the implementation of the ’ward management’ program in the dorm. The purpose of this study to analyze the effect of the implementation of the "Ward Management " program in the dorms to achievement of UHAP I value. Design used in this study were pre Experimental approach to One-Shot Case Study. The population of this study were 214 students and by using simple random sampling techniques obtained 139 respondents. The experiment was conducted during May - July 2013. Based on One sample t-test with significant level α = 0.05 the results obtained t count (-8135) <t table (1660). The conclusion is Ho rejected, it’s mean that ’ward management’ program cannot improve the UHAP I value with a minimum value is 80. This is due to the lack of learning evaluation and high subjectivity in UHAP I assessment. So, it need to hold an evaluation of learning, program evaluation in the implementation of the program "ward management" next, and evaluation for the examiners in the assessment.

(2)

Page 45 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses dimana peserta didik akan memiliki pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotorik). Proses ini mencakup peningkatan intelektual, personal dan kemampuan sosial yang diperlukan bagi peserta didik sehingga berguna bagi diri pribadi, keluarga maupun masyarakat. Menurut UNESCO, tujuan belajar yang dilakukan oleh peserta didik harus dilandaskan pada 4 pilar yaitu learning how to know, learning how to do, learning how to be, dan learning how to live together (Hary, 2008). Dua landasan yang pertama mengandung maksud bahwa proses belajar yang dilakukan peserta didik mengacu pada

kemampuan mengaktualkan dan

mengorganisir segala pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing individu dalam menghadapi segala jenis pekerjaan berdasarkan basis pendidikan yang dimilikinya (memiliki Hard Skill). Dengan kata lain peserta didik memiliki kompetensi yang memungkinkan mereka dapat bersaing untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan Diploma III Kebidanan merupakan bagian dari jenjang pendidikan

tinggi tenaga kesehatan untuk

mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional kebidanan dalam menerapkan ilmu dan konsep kebidanan dan memanfaatkan teknologi secara arif serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Setiap institusi biasanya memiliki strategi tertentu dalam mendidik mahasiswanya. Program pendidikan yang diterapkan oleh setiap institusi sangat bervariasi, bahkan pada saat ini ada beberapa institusi kebidanan yang menerapkan pendidikan di asrama. Pendidikan asrama ini ditujukan

untuk membantu membimbing dan

mendidik siswa agar lebih baik.

Program “Manajemen Bangsal” di asrama merupakan suatu sistem belajar terstruktur yang wajib ditempuh mahasiswa

baik kegiatan ilmiah atau non ilmiah yang dilaksanakan diasrama dalam rangka meningkatkan hardskill mahasiswa STIKes Kendedes Malang (Hanik, 2010). Perangkat pembelajaran dalam program ini meliputi praktikum dasar, Brain Game, response praktikum, dan presentasi resume. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar, yang masing-masing kelompok terdiri dari 20 - 25 mahasiswa dan dibimbing oleh 1 pengajar. Pengajar terdiri dari 14 dosen, 2 asisten dosen, dan 15 mahasiswa (kegiatan asistensi) yang telah dijadwalkan setiap harinya Seluruh kelompok setiap hari melaksanakan kegiatan yang berbeda dan sedemikian rupa sehingga seluruh kelompok mengikuti seluruh kegiatan.

STIKes Kendedes Malang

menerapkan program “Manajemen bangsal”. sejak tahun akademik 2010/ 2011. Penerapan program ini bertujuan untuk meningkatkan hardskill mahasiswanya. Mahasiswa dituntut kompeten pada setiap keterampilan dan diharap mendapat nilai sempurna pada masing-masing kompetensi yaitu nilai A (dengan nilai 80 – 100), sehingga diharapkan dapat dihasilkan bidan yang kompeten.

Ujian tahap I adalah ujian yang merupakan pre requisite untuk maju pada tahap belajar selanjutnya yaitu semester III. Ujian tahap ini diberikan untuk mengevaluasi sejauh mana kemampuan professional tentang ketrampilan dasar praktek klinik, sehingga ujian tahap ini sebagai dasar dari semua ketrampilan yang harus dikuasai mahasiswa DIII Kebidanan. Berdasarkan studi pendahuluan, diketahui hasil 32 mahasiswa (15,3%) lulus UHAP I dengan nilai > 80 dan 177 mahasiswa (84,7%) lulus UHAP I dengan nilai < 80. Maka dari itu apakah dengan diterapkannya program “Manajemen Bangsal” ini bisa meningkatkan nilai UHAP I mahasiswa semester II dengan nilai minimal 80?. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh

(3)

Page 46 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

penerapan program Manajemen Bangsal’ di asrama terhadap pencapaian nilai UHAP I mahasiswa semester II DIII Kebidanan STIKes Kendedes Malang.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah ada pengaruh penerapan program “Manajemen Bangsal” di asrama terhadap pencapaian nilai UHAP I mahasiswa semester II DIII Kebidanan STIKes Kendedes Malang.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan program “Manajemen Bangsal” di asrama terhadap pencapaian nilai UHAP I mahasiswa semester II DIII Kebidanan STIKes Kendedes Malang.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra Eksperimental dengan pendekatan One-Shot Case Study, dimana peneliti melihat nilai UHAP I mahasiswa semester II DIII Kebidanan STIKes Kendedes Malang setelah dilakukan program “Manajemen Bangsal” di asrama. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh mahasiswa semester II DIII Kebidanan STIKes Kendedes Malang sejumlah 214

Mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random sampling. Peneliti membuat daftar presensi mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sejumlah 170 mahasiswa, lalu diambil secara acak sebanyak jumlah sampel yang telah ditentukan yaitu 139 mahasiswa. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah penerapan program “Manajemen Bangsal” di asrama STIKes Kendedes Malang. Variabel dependent dalam penelitian ini nilai UHAP I. Proses pengumpulan data didapatkan dari sumber data sekunder yaitu data didapatkan dengan mengumpulkan nilai UHAP I Mahasiswa semester II DIII Kebidanan STIKes Kendedes Malang T.A 2010/ 2011. Dari data tersebut, peneliti mengelompokkan nilai 139 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi dan telah diambil secara acak, kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekapan nilai UHAP I. Tempat penelitian dilakukan di STIKes Kendedes Malang, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 sampai bulan Juni 2011.

HASIL PENELITIAN

Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Pemasangan Kateter

Gambar 1 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi

Pemasangan Kateter 47%

53% A = 80 - 100

(4)

Page 47 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Pemberian Oksigen

Gambar 2 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I Kompetensi

Pemberian Oksigen

Pencapaian nilai UHAP I Kompetensi Pemasangan NGT

Gambar 3 Distribusi Frekuensi Pencapaian Nilai UHAP I Kompetensi

Pemasangan NGT

Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Pencegahan Infeksi 37% 63% A = 80 - 100 B = 68 - 79 40% 60% A = 80 - 100 B = 68 - 79 46% 54% A = 80 - 100 B = 68 - 79

(5)

Page 48 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

Gambar 4 Distribusi Frekuensi Pencapaian Nilai UHAP I Kompetensi

Pencegahan infeksi

Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Memasang Infus dan Transfusi

Gambar 5 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi

Memasang Infus dan Transfusi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Memandikan Bayi

gambar 6 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi

Memandikan Bayi

Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Pemeriksaan Fisik Ibu 42% 58% A = 80 - 100 B = 68 - 79 55% 45% A = 80 - 100 B = 68 - 79 53% 47% A = 80 - 100 B = 68 - 79

(6)

Page 49 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

Gambar 7 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi

Pemeriksaan Fisik Ibu

Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Pemberian Injeksi Pada Ibu

Gambar 8 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi

Pemberian Injeksi Pada Ibu

Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Pemeriksaan Fisik Bayi

Gambar 9 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi

Pemeriksaan Fisik Bayi

Pencapaian nilai UHAP I kompetensi Pemberian Injeksi Pada Bayi 43% 57% A = 80 - 100 B = 68 - 79 47% 53% A = 80 - 100 B = 68 - 79

(7)

Page 50 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

Gambar 10 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I kompetensi

Pemberian Injeksi Pada Bayi Pencapaian nilai UHAP I

Gambar 11 Distribusi Frekuensi Pencapaian nilai UHAP I

Pengaruh Penerapan Program

“Manajemen Bangsal” di Asrama

Terhadap Pencapaian Nilai UHAP I Berdasarkan uji One sample t-test dengan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai t hitung (-8.051) dan t tabel (1.660), sehingga didapatkan hasil t hitung (-8.051) < t tabel (1.660). Dapat disimpulkan bahwa Hipotesis ditolak, artinya program manajemen bangsal tidak meningkatkan nilai UHAP I dengan nilai minimal 80. PEMBAHASAN

Kompetensi merupakan kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan (UU No. 13/2003 pasal 1 ayat 10 ). Secara

general kompetensi dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (soft skill), atribut pribadi atau sikap dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin dalam tampilan kinerja seseorang, dapat diukur, diamati dan dievaluasi. Demikian pula didalam pendidikan bidang kesehatan khususnya kebidanan juga tidak terlepas dari proses penempaan baik intelektual, moral maupun ketrampilan atau skill. Diharapkan setelah lulus memiliki sikap profesional dalam bidang kesehatan (Bina Diknakes, 2002: 13). Untuk menilai keberhasilan proses pendidikan dilakukan evaluasi baik pendidik maupun peserta didik dan kurikulumnya. Salah satu model ujian penilaian kemampuan belajar peserta didik adalah dengan dilakukannya ujian Ujian Tahap I (UHAP I).

40% 60% A = 80 - 100 B = 68 - 79 49% 51% A = 80 - 100 B = 68 - 79

(8)

Page 51 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

Ujian Tahap I (UHAP I) merupakan satu kesatuan dalam menyelenggarakan pendidikan kebidanan. Dengan uji kompetensi dalam UHAP I dapat diketahui

kemampuan mahasiswa dalam

melaksanakan ketrampilan dasar praktek klinik dapat dicapai, sehingga dapat diketahui pula sejauh mana tujuan DIII kebidanan dapat tercapai. Uji kompetensi ini memiliki makna strategi, karena dari sistem pengujian akan diperoleh suatu pengakuan atas kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu tugas atau bidang pekerjaan tertentu sesuai standar yang berlaku didunia kerja. dengan harapan setelah lulus pendidikan mahasiswa mampu dan siap menjadi tenaga kesehatan yang profesional.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui 51% (71 responden) pada Uji Tahap I (UHAP I) mendapat nilai B (68 – 79), mahasiswa dapat dinyatakan lulus karena masih memenuhi standart kelulusan UHAP I. Akan tetapi nilai B bukan merupakan nilai yang maksimal dalam kategori penilaian UHAP I. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa pencapaian kompetensi mahasiswa dalam UHAP I sudah cukup baik, meskipun masih banyak mahasiswa yang belum mendapatkan angka maksimal. Sehingga perlu dicermati multifaktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal yang meliputi faktor fisiologis (keadaan tonus dan fungsi jasmani/ fisiologis mahasiswa) maupun faktor psikologi (kecerdasan, motivasi, minat, sikap, dan bakat), serta faktor eksternal yang meliputi faktor lingkungan baik sosial maupun non sosial.

Dalam penelitian ini peneliti juga menemukan bahwa mahasiswa semester II Prodi DIII Kebidanan STIKes Kendedes Malang menunjukkan angka mahasiswa yang mendapat nilai diatas 80 hanya 68 responden (49 %). Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hipotesa penelitian yang diajukan yaitu program “manajemen bangsal” dapat meningkatkan nilai UHAP I dengan nilai minimal 80. Di mana hasil penelitian ini dengan menggunakan uji One

sample t-test dengan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai t hitung (-8.051) dan t tabel (1.660), sehingga didapatkan hasil t hitung (-8.051) < t tabel (1.660). Dapat disimpulkan bahwa Hipotesis ditolak. Hal ini dapat dijadikan sebagai monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program yang diukur dengan indikator keberhasilan mahasiswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai, kualitas penampilan penguji serta menilai faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian nilai keterampilan.

Menurut Arikunto (2004), Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program". Ada beberapa pengertian tentang program itu sendiri, diantaranya program adalah rencana dan kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Jadi dengan demikian melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Yang menjadi titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah keingin tahuan penyusun program untuk melihat apakah tujuan program sudah tercapai atau belum. Jika sudah tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut, jika belum tercapai bagaimanakah dari rencana kegiatan yang telah dibuat yang belum tercapai, apa sebab bagian rencana kegiatan tersebut belum tercapai, adakah

faktor lain yang mempengaruhi

ketidakberhasilan program tersebut. Untuk menentukan seberapa jauh target program sudah tercapai, yang menjadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan sebelumnya.

Berbeda dengan teori diatas, dalam pelaksanaan program manajemen bangsal ini tidak dilakukan evaluasi pembelajaran. Sehingga keberhasilan dari diterapkannya program ini tidak bisa diketahui dengan pasti. Data dilapangan juga menunjukkan tidak adanya uji kompetensi atau test pada akhir pembelajaran. Uji kompetensi atau test seharusnya dilaksanakan sebagai alat evaluasi untuk menilai sejauh mana kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki

(9)

Page 52 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

mahasiswa. Sehingga tidak ada tindak lanjut atau bimbingan intensif berulang terhadap mahasiswa yang memiliki kompetensi yang kurang.

Pengajar/ dosen merupakan orang yang paling penting statusnya dalam kegiatan belajar mengajar, karena pengajar memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan kegiatan kelas. Untuk membuat proses belajar mengajar lebih efektif maka tugas pengajar adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran. Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif tersebut perlu dirancang program pengajaran. Berhasil tidaknya suatu program pengajaran, tentu tidak bisa diketahui begitu saja, tanpa adanya evaluasi program. Oleh karena itu evaluasi program perlu dilaksanakan oleh pengajar/ dosen dalam rangka mengetahui seberapa jauh program pengajaran telah berlangsung atau terlaksana, dan jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan program tersebut. Evaluasi program dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program pengajaran. evaluasi program pengajaran ini meliputi 1) Input (masukan), 2) materi atau kurikulum, 3) Guru, 4) Metode atau pendekatan dalam mengajar, 5) Sarana: alat pelajaran atau media pendidikan, 6) lingkungan.

Apabila pengajar ingin melakukan evaluasi program dengan lebih seksama, terlebih dahulu hendaknya menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun instrument pengumpulan data. Instrument pengumpulan data bisa berupa angket, pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan lain sebagainya. Pengajar cukup membuat acuan singkat dan sederhana yang disusun dalam bentuk pertanyaan. Dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut pengajar akan memperoleh umpan terhadap apa yang dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan objek atau sasaran evaluasi program yang meliputi keenam aspek tersebut di atas.

Pencapaian hasil belajar juga tidak terlepas dari subyektivitas penilai.

Subjektivitas penilai merupakan pemberian nilai yang cenderung menurut pandangan (perasaan) penguji sendiri. Dalam hal ini pengajar adalah pengendali penilaian karena setiap pengajar pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada lembaganya atau kepada mahasiswa itu sendiri, bagaimana dan sampai di mana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai mahasiswa tentang materi dan ketrampilan--ketrampilan mengenai kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga hasil akhir dari penilaian akan berbeda.

Survey dilapangan dengan

mengambil sampel 10 checklist penilaian uji kompetensi pemasangan NGT dari 10 penguji UHAP I menunjukkan bahwa dari 29 kriteria penilaian, nilai maksimal 4 (jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, dan tepat) dalam checklist penilaian hanya 14 - 15 % diberikan kepada mahasiswa. Hal ini dapat diasumsikan bahwa nilai sempurna merupakan hal yang mahal sehingga para penguji kurang berani dalam pemberian angka maksimal 4 ini. Oleh karena itu, selain diadakan evaluasi pembelajaran maka perlu adanya evaluasi bagi para penguji.

Evaluasi penguji (dosen) meliputi kegiatan mengumpulkan informasi mengenai bagaimana dosen melakukan pengujian, menginterpretasi informasi, dan membuat penilaian. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kualitas penguji (dosen) dalam penilaian pembelajaran. Evaluasi atau penilaian terhadap kinerja penguji (dosen) dapat dilakukan dengan menggunakan metode 360 derajat yaitu penilaian yang secara sekaligus dan bersamaan dilakukan oleh mahasiswa, dosen senior, atasan/ pejabat fungsional/ struktural, serta rekan kerja. Berdasarkan pengamatan penulis, umumnya penilaian kinerja dosen dilakukan dengan menggunakan Checklist, yaitu: penilaian berdasarkan rating skala penilaian (Chairy, 2005).

Dari pembahasan diatas diketahui bahwa pencapaian nilai UHAP I mahasiswa semester II DIII kebidanan STIKes Kendedes Malang masih cukup baik

(10)

Page 53 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

meskipun belum semua sesuai dengan nilai minimum yang diharapkan yaitu ≤ 80. Selain dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, hal ini dipengaruhi oleh faktor lain yaitu tidak adanya evaluasi pada akhir pembelajaran, tidak ada evaluasi program pada akhir pelaksanaan program “Manajemen Bangsal” dan tingginya subyektifitas pada penilaian UHAP I . KETERBATASAN

Keterbatasan penelitian ini adalah :

 Tidak adanya alat evaluasi dalam penerapan program manajemen bangsal, sehingga tidak bisa mengevaluasi keberhasilan program “manajemen bangsal”.

 Tingginya subjektifitas pada penilaian

UHAP I yang mempengaruhi

perolehan nilai ketrampilan mahasiswa.

 Metode pengambilan data dalam penelitian ini hanya menggunakan study dokumentasi yaitu berupa rekapan nilai UHAP I, sehingga peneliti tidak bisa mengamati secara langsung proses pelaksanaan program

“Manajemen bangsal” yang

dilaksanakan di asrama. Sebaiknya desain penelitian dalam penelitian ini adalah eksperimen semu/ quasi maupun eksperimen murni.

KESIMPULANDANSARAN

Kesimpulan

 Dari 139 mahasiswa semester II D III Kebidanan di STIKes Kendedes Malang, 49% (68 responden) pada Uji Tahap I (UHAP I) mendapat nilai A (80 – 100) dan 51% (71 responden) mendapat nilai B (68 – 79).

 Penerapan program manajemen bangsal tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu tidak adanya test atau uji kompetensi pada mahasiswa pada akhir pembelajaran.  Pada uji One sample t-test dengan

taraf signifikan α = 0,05 diperoleh

nilai t hitung (-8.051) dan t tabel (1.660), didapatkan hasil t hitung (-8.051) < t tabel (1.660). Dapat disimpulkan bahwa Hipotesis ditolak, artinya program manajemen bangsal tidak dapat meningkatkan nilai UHAP I dengan nilai minimal 80. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu tidak adanya evaluasi pada akhir pembelajaran, tidak ada evaluasi program pada akhir pelaksanaan program “Manajemen Bangsal” dan tingginya subjektifitas pada penilaian UHAP I .

Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

 Perlu dilakukan evaluasi pada akhir pembelajaran yaitu dengan mengadakan test atau uji kompetensi pada mahasiswa pada akhir pembelajaran.

 Perlu dilakukan evaluasi program dalam pelaksanaan program “manajemen bangsal” selanjutnya. Evaluasi program dilaksanakan oleh pengajar/ dosen dalam rangka mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program pengajaran. evaluasi program pengajaran ini meliputi 1) Input (masukan), 2) materi atau kurikulum, 3) Guru, 4) Metode atau pendekatan dalam mengajar, 5) Sarana: alat pelajaran ata media pendidikan, 6) lingkungan. Instrument dalam evaluasi ini bisa berupa angket, pedoman wawancara, pedoman pengamatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan objek atau sasaran evaluasi

 Perlu diadakannya evaluasi bagi para penguji untuk mengetahui kualitas penguji (dosen) dalam penilaian pembelajaran. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan

menggunakan Checklist

penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen senior, atasan/

(11)

Page 54 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5 M a t e r n i t y

pejabat fungsional/struktural, serta rekan kerja.

2. Bagi Institusi Kebidanan

 Jika pada pelaksanaan program “Manajemen bangsal” di asrama

dilaksanakan evaluasi

pembelajaran pada akhir pembelajaran, maka program manajemen bangsal ini dapat menjadi masukan bagi institusi kebidanan lain untuk diterapkan di asrama.

3. Bagi peneliti selanjutnya

 Dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh subjektifitas penilaian dosen terhadap pencapaian nilai UHAP I, pengaruh penerapan program manajemen bangsal diasrama terhadap kualitas lulusan DIII kebidanan serta penelitian lain yang berhubungan dengan

pelaksanaan program

“Manajemen Bangsal” dan Pencapaian hasil belajar mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan & Teknikc Penulisan ILmiah. Jakarta : EGC Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org.

Asrama. Tanggal Akses 09 Mei 2011. Pukul 16.00 WIB.

Anonim. 2009. http://kateglo.bahtera.org. Asrama. Tanggal Akses 09 Mei 2011. Pukul 16.00 WIB.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Arwani. 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC

Chairy, Liche Seniati. 2005. http:// staff.ui.ac.id. Evaluasi Dosen sebagai Bentuk Penilaian Kinerja. Tanggal Akses 21 Agustus 2011. Pukul 16.00 WIB.

Fajar, Ibnu dkk. 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Malang : Graha Ilmu

Hanik, Umi dkk. 2010. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Bangsal. Malang: STIKes Kendedes Malang Hary. 2008. http://harysmk3.wordpress.com.

Mengembangkan Softskill Siswa. Tanggal Akses 12 Juni 2009. Pukul 16.00 WIB.

Hidayah, Nur. 2005. Psikologi Belajar dalam Pembelajaran. Malang: PPPG IPS dan PMP

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Lutfi, Fauzan. 2005. Psikologi pendidikan. Malang: Depdiknas

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Shirrain, Alex. 2008. Evaluating Studens. Jakarta: Grasindo.

Sihombing, Elsima. 2009.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id. Definisi Kompetensi. Tanggal Akses 21 Agustus 2011. Pukul 16.00 WIB. Sugiyono.2007. Statistika untuk Penelitian.

Bandung : CV. Alfabeta

Tim penyusun. 2011. Buku Panduan UHAP I. Malang: STIKes Kendedes Malang

(12)

Gambar

Gambar  1   Distribusi  Frekuensi  Pencapaian  nilai  UHAP  I  kompetensi  Pemasangan Kateter
Gambar 2   Distribusi  Frekuensi  Pencapaian  nilai  UHAP  I  Kompetensi  Pemberian Oksigen
Gambar 5   Distribusi  Frekuensi  Pencapaian  nilai  UHAP  I  kompetensi  Memasang Infus dan Transfusi
Gambar 9   Distribusi  Frekuensi  Pencapaian  nilai  UHAP  I  kompetensi  Pemeriksaan Fisik Bayi
+2

Referensi

Dokumen terkait

yang dilakukan mengacu terhadap aspek-aspek yang dijadikan penelitian yaitu ketepatan gerak terhadap pola irama musik, keterampilan gerak sesuai karakter tarian, dan

Geogafi pariwisata pada penelitian ini memberikan kontribusi dalam penerapan ilmu untuk mengkaji potensi pariwisata dengan melihat keterkaitan Jalur Pendakian Sapuangin TNGM

Penelitian ini berguna untuk menyerahkan kualitas hasil pewarnaan sudan black B terhadap sumsum tulang penderita leukemia yang difiksasi dengan metanol dan

Kegiatan yang dilakukan praktikan selama PKL adalah : Mencatat, memberi nomor, serta mengarsipkan surat masuk ataupun keluar, Membuat rumah dalam Sistem Akuntansi Kuasa

Penelitian ini menggunakan aerasi dengan sistem tray aerator yang dilanjutkan proses filtrasi menggunakan media filter arang tempurung kelapa dan ijuk dengan variasi

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan laporan Tugas Akhir dengan judul “MULTILEVEL DC-DC KONVERTER TIPE BOOST

Peneliti akan membatasi pada perusahaan yang aktif pada tahun periode penelitian tersebut hanya pada return on assets, debt to equity ratio, assets growth, cash

Jadi transformasi ekonomi perlu pengiat generasi muda untuk meningkatkan spiritual dalam beragama Hindu, disamping dapat memanfaatkan peluang bisnis melalui aktivitas ritual