SOP ASUHAN ANTENATAL /
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian 1. ANC adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama kehamilannya
2. Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas
3. Mendeteksi dini factor resiko dan menangani masalah tersebut secara dini 2. Tujuan a. Untuk memntau kehamilan terutama kesehatan ibu dan janin
b. Masyrakat memahami masalah kesehatan yang dihadapi
c. Tersusunnya rencana keja untuk penanggulangan masalah kesehatan 3. Kebijakan Keputusan Kepal Puskesmas No. /I/2016
4. Referensi Sarwono Prawiroharjo. 2002. Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Prosedur/Langkah -Langkah ALAT 1. Leanec 2. Doopler/Spekulum corong
3. Meteran Kain Pengukur tinggi Fundus Utreri 4. Meteran Pengukur LILA
5. Selimut
6. Refleks Hammer
7. Jarum Suntik Disposibel 2,5 ml 8. Air Hangat
9. Timbangan berat badan dewasa 10. Tensimeter Air Raksa
11. Stetoscope 12. Bed Obstetricc 13. Spekulumgynec 14. Lampu Halogen/senter 15. Kalender Kehamilan Bahan 1. Sarung tangan 2. Kapas steril 3. Kassa steril 4. Alkohol 70 % 5. Jelly 6. Sabun antiseptik
7. Wastafel dengan air mengalir 8. Vaksin TT
9. Kartu Status Ibu hamil
10. Buku register kohort ibu hamil 11. Buku register ibu hamil
12. Buku KIA
INSTRUKSI KERJA 1. PERSIAPAN.
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan. b. Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
c. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan keringkan.
KOTA KENDARI
SOP ASUHAN ANTENATAL /
PEMERIKSAAN KEHAMILAN Ka PuskesmasPoasia
DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 2. PELAKSANAAN: a. Anamnesa: Riwayat perkawinan.
Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
Status wayat Haid, HPHT.
Riwayat imunisasi Ibu saat ini
Kebiasaan ibu.
Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran persalinan.
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum.
Keadaan umum Bumil Ukur TB, BB, Lila.
Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai ekstremitas). Mata : conjungtiva, ikterus ; Gigi ,
Kaki :Oedema kaki , dst.
Pemeriksaan khusus.
UMUR KEHAMILAN <20 mgg : a. Inspeksi.
Tinggi fundus
Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).
Striae. b. Palpasi.
Tinggi fundus uteri
Keadaan perut
Auskultasi.
UMUR KEHAMILAN >20 mgg: a. Inspeksi.
Tinggi fundus uteri
Hypergigmentasi dan striae
Keadaan dinding perut b. Palpasi.
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb : Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.
Leopold I
a. Letakkan Telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan raba fundus untuk mengetahui apa yang terdapat pada fundus ibu, apakah bokong, kepala atau bagian-bagian terkecil dari janin
b. Ukur TFU dengan menggunakan pita CM dan baca hasilnya Leopold 2
a. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama
b. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser kea rah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian yang terkecil (ekstremitas)
Leopold 3
a. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu b. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras,
KOTA KENDARI
SOP ASUHAN ANTENATAL /
PEMERIKSAAN KEHAMILAN Ka PuskesmasPoasia
DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
bulat, dan hamper homogeny adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simestris adalah bokong).
Leopold IV
a. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
b. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah uterus.
c. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen/divergen)
d. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
e. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
3.) Auskultasi.
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin. 4) Pemeriksaan Khusus .
a. Laboratorium rutin : Hb, Albumin b. USG
c. Akhir pemeriksaan :
Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
Buat prognosa dan rencana penatalaksanaan.
Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status pasien.
Jelaskan hasil pemeriksaan kepada bumil yang meliputi : usia kehamilan, letak janin, posisi janin, Tafsiran persalinan, Resiko yang ditemukan atau adanya penyakit lain.
Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang.
Jelaskan rencanan asuhan ANC berkaitan dengan hasil pemeriksaan
Jelaskan pentingnya imunisasi
Jelaskan menjadi akseptor KB setelah melahirkan Beri alasan bila pasien dirujuk ke Rumash Saki Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP / PROTAP AMNIOTOMI DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONA L PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian Tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan
kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan
dan adanya tekanan di dalam rongga amnion. 2. Tujuan 1. Menercepat proses persalinan
2. Merangsang kontraksi uterus
3. Kebijakan Amniotomi dilakukan sesuai dengan indikasi atau instruksi SPOG.
4. Referensi Depkes RI. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. Hlm: 167.
Sulistyawati, A. 2010.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika. Hlm: 123. Prosedur/Langkah-Langkah PERSIAPAN ALAT I. 1/2 kocher II. Kapas DTT III. Sarung Tangan IV. Bengkok V. Alas bokong VI. Alat-alat APN VII. Larutan klorin O,5% INTRUKSI KERJA
1. Persiapan
1) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan. 2) Melakukan komunikasi dengan ibu/pasien selama tindakan. 3) Memakai alat pelindung diri (APD) lengkap.
4) Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk kering sebelum dan sesudah tindakan.
5) Memakai dan melepas sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT).
6) Mendekontaminasi alat pasca tindakan. 2. Proses
1) Informasikan tentang tindakan yang akan dilakukan. 2) Penolong menggunakan APD
3) Vulva hygiene
4) Lakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaaan serta tidak adanya bagian kecil janin/tali pusat
5) Tangan kiri mendekatkan bengkok kedepan vulva 6) Ambil 1/2 kocher dan wadah DTT dengan tangan kiri
7) Masukkan 1/2 kocher yang dipegang tangan kiri dituntun oleh tangan kanan dengan bagian tajam menghadap ke jari pemeriksa hingga bisa merasakan atau menyentuh selaput ketuban
8) Saat his berkurang kekuatannya,gerakkan ujung jari tangan kanan menuntut ujung 1/2 kocher menggores selaput ketuban 1-2 cm hingga ketuban pecah
9) Keluarkan 1/2 kocher dan vagina dengan tangan kin, masukkan ke dalam larutan kiorin 0,5% selama 10 menit
KOTA KENDARI
SOP / PROTAP AMNIOTOMI DI PUSKESMAS POASIA Ka Puskesmas Poasia DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
10) Pertahankan jari tangan kanan dalam vagina untuk melebarkan robekan selaput ketuban, merasakan penurunan kepala janin dan untuk memastikan tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat menumbung.
11) Keluarkan tangan kanan dan perhatikan warna serta jumlah air ketuban Cuci sarung tangan dan rendam dalam larulan kiorin 0,5% dalam keadaan terbalik
12) Periksa DJJ.
SPO I PROSEDUR TETAP
PEMERIKSAAN DALAM PADA PERSALINAN DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara memasukkan jan teluijuk danjari tengah
pada saat persalinan
2. Tujuan 1. Mengetahui kemajuan persalinan 2. Mengetahui keadaan jalan lahir 3. Untuk menentukan diagnose
3. Kebijakan Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam atau bila ada indikasi
4. Referensi Nurasiah, Ai, Ani Rukmawati, dkk. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi
Bidan. Bandung: Revika Aditama
Prosedur/Langkah-Langkah
ALAT
1. Sarung tangan steril 2. Bengkok
3. Kapas D1T
4. larutan klorin 0,5 % INTRUKSI KERJA
1. Ibu dibeñtahu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan 2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri membuka labia dan tangan kanan mengambil kapas vulva higiene dan menghapus vulva dari atas kebawah
5. Masukkan jari tengah tangan kanan kedalam vagina dengan menekankan kearah komisura posterior yang kemudian diikuti jari telunjuk
6. Setelah jari tengah dan telunjuk tangan kanan masuk tangan kin dipindahkan keatas fundus untuk memfiksasi bagian bawah janin.
7. Yang diperhatikan pada saat pemeriksaan dalam yaitu.: a. Keadaan vulva
b. Keadaan perinium c. Keadaan vagina
d. Adanya sistokel dan rektokel Pengeluaran pervaginam e. Servik : posisi, konsitensi, dilatasi (pembukaan), penipisan f. Kantong ketuban
g. Presentasi,titik penunjuk (denominator) mologe dan posisi h. Penurunan kepala
H I setinggi PAP
H II : sejajar HI melalui pinggir bawah sympisis
H III : sejajar dengan HI melalui spinae isehiadica
H IV : sejajar dengan HI melalui ujung os coccygis 8. Keluarkan tangan pelan-pelan
9. Cuci Tangan pada larutan klorin, sarung tangan dibuka dan rendam dalam keadaan terbalik
10. Dokumentasikan hasil pemeriksaan Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROTAP PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian Asuhan yang diberikan pada tersebut selama jam pertama setelah kelahiran 2. Tujuan Menilai kondisi bayi barn lahir dan membantu terlaksananya pernafasan
sponton seita mencengah Hypotermi 3. Kebijakan Standar pelanyanan kebidanan tahun 2000
4. Referensi Saifuddin AB. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan bina pustaka
Prosedur/Langkah-Langkah
ALAT 1. Delee
2. KIem 2 buah 3. Penjepit tali pusat 4. Gelas steril
5. Handuk kering 6. Salep mata 7. Metelin
8. Penimbangan bayi 9. Kartu bayi
10. Pakaian bayi 1 set INTRUKSI KERJA
1. Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih
2. Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih, kain bersih dan kering untuk bayi
3. Menyiapkan obat tetes mata / salep mata 4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
5. Segera selelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak menangis, cepat bersihkan jalan nafas dengan delee, jika tetap tidak menangis segera lakukan tindakan sesuai standar : penanganan asfiksia pada hayi baru lahir
6. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat. Kemudian pakaikan kain kering yang hangat,berikan bayi kepada ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI karena akan membantu pelepasan placenta
7. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh)
8. Memotong dan mengikat tali pusat
9. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tidak ada perdarahan 10. Menutup tali pusat dengan gaas kering
11. Melengkapi surat keterangan lahir bayi
12. Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan umum bayi dengan ASI 13. Melakukan pemeriksaan fisik bayi
14. Mengukur BB/PB
KOTA KENDARI
SPO / PROTAP PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS
POASIA Ka Puskesmas Poasia DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
15. Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang diletakkan di ketiak atau lipat paha
17. Memberikan salep mata
18. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah lahir paling lambat 2 jam pertama
19. Pastikan bayi tetap terbungkus mengenakan pakaian hangat dan tutup kepala 20. Membantu ibu untuk menyusui bayi
21. Mencuci tangan
22. Memperhatikan pengeluaran urine dan mekonium
23. Melakukan pencatatan semua yang ditemukan di kartu ibu dan bayi serta lakukan kolaborasi bila ada kelainan
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROSEDUR TETAP MEMANDIKAN BAYI DAN MERAWAT TALl PUSAT
DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian Membersihkan tubuh bayi dengan rnenggunakan sabun dan air hangat dengan
suhu 38°C dimana keadaan suhu bayi sudah stabil 2. Tujuan 1. Membersihkan seluruh tubuh bayi.
2. Menjaga bayi selalu nyaman, sehat, clan segar 3. Kebijakan Perawatan tali pusat dilakukan dengan sistem aseptic
4. Referensi Tim Penyusun. 2002. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. JNPK-KR
Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prosedur/Langkah
-Langkah PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Pakaian bayi lengkap 2. Kapas mata
3. Kapas cebok 4. Gaas steril 5. Ember bayi
6. Air hangat dengan suhu 38 7. Sabun bayi
8. Sisir bayi 9. Handuk
10.Tempat tidur bayi yang bersih dan aman 11.Ruangan hangat
12.Masker, celemek INTRUKSI KERJA
1. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir 2. Bayi diposisikan membujur dan pakaian bayi dilepas 3. Bersihkan mata bayi dengan kapas mata dan dalam keluar
5. Bersihkan kelamin bayi dengan hati-hati
6. Bayi disabun mulai dan leher,dada,perut ( tali pusat disabun dan ujung kepangkal) dilanjutkan kebagian kaki,terakhir kepala dan lengan
7. Bilas bayi mulai dari muka,lengan,dada,perut,paha,dan kaki
8. Bayi diposisikan telungkup,kemudian bersihkan leher belakang tengkuk, punggung,dan pantat
9. Bayi dikeringkan dengan handuk
10. Rawat tali pusat,dikeringkan dengan gaas steril 11. Bayi dibeni pakaian lengkap
12. Bersihkan alat dan Iingkungan 13. Cuci tangan
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP / PROTAP TINDAKAN MANUAL PADA RETENSIO PLASENTA
DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian Adanya plasenta yang belum lepas dari uterus setelah 30 menit bayi lahir 2. Tujuan 1. Untuk mengeluarkan plasenta dan koteledon dalam uterus
2. Untuk mengurangi perdarahan berlanjut 3. Kebijakan Kep.MenKes
4. Referensi Marni.2011.Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusmiati,Yuni.2007.Penuntun Belajar Asuhan Persalinan. Yogyakarta: Fitramaya. Prosedur/Langkah
-Langkah ALAT
1. Sarung tangan panjang dan steril
2. Cairan infus RL/NACL,blood set,abocath 3. Obat uterotonika,spuit,bengkok,klem,kocher.
4. Obat antibiotika,diazepam,tensimeter,termometer,arloji INTRUKSI KERJA
1. Memberikan informasi kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Mencuci tangan secara efektif
3. Melaksanakan pemeriksaan umum
4. Mengukur vital sign,suhu,nadi,tensi,pernafasan 5. Melaksanakan pemeriksaan kebidanan
a.inspeksi, b.palpasi, c.periksa dalam 6. Memakai sarung tangan steril
7. Melakukan vulva hygiene
8. Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta
9. Bila placenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir,atau terjadi perdarahan sementara placenta belum lahir,maka berikan oxytocin 10 IU IM.pastikan bahwa kandung kencing kosong dan tunggu terjadi kontraksi,kemudian coba melahirkan plasenta dengan menggunakan peregangan tali pusat terkendali. 10. Bila dengan tindakan tersebut placenta belum lahir dan terjadi perdarahan
banyak,maka placenta hams dilahirkan secara manual
11. Berikan cairan infus NACL atau RL secara guyur untuk mengganti cairan Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP/ PROSUDUR TETAP PEMERIKSAAN LUKA JALAN LAIIIR
DAN ROBEKAN PORTIO DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan pada jalan lahir setelah plasenta lahir. 2. Tujuan 1. Untuk menemukan lokasi dan tingkat robekan pada jalan lahir
2. Mengurangi perdarahan pada robekan.
3. Kebijakan Robekan jalan lahir terpantau dengan tepat dan benar
4. Referensi Klien, Susan. 2008. Panduan Lengkap Kebidanan. Yogjakarta : Palmall
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : IGC Prosedur/Langkah-Langkah ALAT 1. Handscoen 2. Gaas steril 3. Lampu sorot 4. Tang ovum 5. Spekulum sun 6. kapas DTT 7. Larutan klorin 0,5% 8. APD INTRUKSI KERJA
1. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Penolong memakai APD
3. Pastikan kontraksi uterus baik
4. Bersihkan vulva dengan gaas untuk memudahkan melihat jalan lahir 5. Membuka labia dan asisten disuruh untuk memfokuskan lampu sorot
6. Melihat perlukaan dari perineum, sepanjang labia dan dinding dengan melakukan penekanan menggunakan tangan
7. Jika tidak ada perlukaan tetapi perdarahan masih aktif dan kontraksi uterus baik,waspada adanya robekan porsio
8. Pasang spekulum sims/L pada sisi atas dan bawah
9. Jepit bibir atas dan bawah porsio dengan tang ovom.Gerakkan ke kanan untuk melihat robekan pada sisi kiri dan gerakkan ke kiri untuk melihat robekan pada sisi kanan.
10. Jika tidak ada perlukaan jalan lahir, bersihkan tubuh ibu. jika ada perlukaan,lanjutkan ke teknik penjahitan
SPO/PROTAP MANAJEMEN AKTIF KALA III DI PUSKESMAS PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian Tindakan yang dilakukan setelah bayi lahir untuk mempercepat lepasnya placenta 2. Tujuan 1. Menurunkan kejadian perdarahan post partum
2. Mengurangi lamanya kala III
3. Mengurangi angka kematian dan kasakitan yang berhubungan dengan perdarahan
3. Kebijakan Lakukan manajemen aktif kala III segera setelah bayi lahir pada semua persalinan 4. Referensi Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Pusdiknakes., WHO, JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Yogyakarta : Palmall
Prosedur/Langkah-Langkah ALAT 1. Oxytocin 10 IU 2. Spuit 3 cc 3. Sarung tangan INTRUKSI KERJA
1. Palpasi abdominal untuk memastikan tidak ada janin kedua 2. Ben penjelasan path ibu bahwa akan dilakukan injeksi pada paha
3. Injeksi oxytocin 10 IU IM pada bagian lateral dan paha ibu kira-kira 1/3 atas paha dalam waktu 2 menit dari kelahiran bayi.
4. Pindahkan klem tali pusat diujung, tempatkan kira-kira 5-10 cm dari vulva
5. Lakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT ) dengan cara :
Letakkan tangan kiri diatas symfisis
Tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
Dorong uterus kearah dorso kranial pada saat ada his dan terlihat tanda-tanda pelepasan placenta, sementara tangan kanan menegangkan tali pusat
Bila dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi, ulangi pemberian oxytocin 10 IU
6. Keluarkan placenta
7. Segera setelah placenta lahir, segera tangan kiri melakukan masase fundus uteri menggunakan palman dengan gerakan melingkar sampai uterus
berkontraksi
8. Sementara itu tangan kanan melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
9. Tempatkau plasenta pada wadah yang telah disediakan,cuci tangan dengan larutan kiorin
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP / PROTAP TINDAKAN / PEMBERIAN ANASTES1 LOKAL
SEBELUM PENJAHITAN LUKA JALAN LAHIR DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian Pembiusan yang dilakukan pada jalan lahir sebelum dilakukan penjahitan 2. Tujuan Mengurangi rasa tidak nyaman path ibu
3. Kebijakan Anastesi dilakukan setiap akan dilakukan tindakan penjahitan pada perlukaan jalan lahir
4. Referensi Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Atief Said, Surjadi Kartini, Dachlan Ruswan, editor. Anestetik Lokal. Dalam:
Petunjuk Praktis Anestesiologi. Ed 2. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi
Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002. hal 97-104. Prosedur/Langkah-Langkah ALAT 1. Spuit lOcc 2. Lidokain 1% 3. Gaas steril 4. Alas bokong 5. Kapas DTT 6. Sarung tangan
INTRUKSI KERJA
1. Beritau ibu akan dilakukan penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat penjahitan
2. Penolong menggunakan sarung tangan DU 3. Alas bokong dipasang
4. Bersihkan lukajalan lahir dengan kapas DTT
5. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan dorong masuk kearali bawah antara mukosa dan kulit perineum sepanjang luka mengikuti garis dirnanajarumjahitnya akan masuk atau keluar
6. Aspirasi dan kemudian injeksinya anastesi tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk.Atau jika tidak dilakukan aspirasi maka setelah spuit dimasukkan sarnpai dalam kemudian ditarik sambil disemprotkan perlahan-lahan
7. Hentikan penginjeksiaan anastesi atau jangan jarum dicabut tapi dibelokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana direncanakan akan dibuat jahitan. 8. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya,sehingga
seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah dianastesi.
9. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan dengan gaas pada luka
10. Tanyakan apakah ibu merasa nyeri atau tidak
a. jika ibu me:rasa nyeri jangan dulu melakukan penjahitan b. jika ibu sudah tidak merasa nyeri lakukan penjahitan luka Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROTAP PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM (UPP)
DI PUSKSMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin
3. Kebijakan Perdarahan yang di perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu kegawatan segera ditangani
4. Referensi Rahmawati Nur Eni. 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya :Victory Inti Cipta. Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi 2010. Jakarta : PT.Pustaka Sarwono Prawihardjo
Prosedur/Langkah-Langkah ALAT
1. Sarung tangan steril,gaas steril.
2. Bengkok,obat uterotonika 2, spuit 3 cc 2 3. Abocath 1,Blood set 1
4. Cairan RL,gunting,plaster INTRUKSI KERJA
1. Mencuci tangan secara efektif
2. Menyiapkan alat-alat/fasilitas tindakan gawat darurat 3. Melakukan pemeriksaan umum tanda vital
4. Memantau tanda-tanda shock hypopolemik, segera lakukan tindakan penanganan shock
5. Melakukan pemeriksaan palpasi untuk mengetahui kontraksi uterus baik atau lembek.
6. Melakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah
7. Mengeluarkan stolsel yang menghalangi kontraksi uterus yang efektif 8. Memberikan suntikan oxytocin 10 IU TM
9. Memasang cairan infus IV
10. Melakukan chateterisasi/ memantau cairan masuk dan cairan keluar 11. Memeriksa kelengkapan placenta
12. Memeriksa sumber perdarahan
13. Jika perdarahan berlangsung terus, lakukan uji beku darah Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROTAP MENGISAP LENDIR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian
Tindakan mengisap lender melalui hidung atau mulut
2. Tujuan 1. Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lender 2. Mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas
3. Kebijakan Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan pengisapan lendir, mengeluarkan lender dan melonggarkan jalan nafas
4. Referensi http://uzanxwsdcito.blogspot.co.id/2012/03/sop-penghisapan-lendir-suction.html Nurachmah, Elly dan Ratna S. Sudarsono.2000. Buku Saku Prosedur asuhan
perawatan bayi baru lahir .Jakarta: EGC
Prosedur/Langkah-Langkah PERSIAPAN ALAT
1. Perangkat penghisap lendir rneliputi:
Mesin penghisap lendir
Slang penghisap tendir sesuai kebutuian
Air matang untuk pembilas dalarn tempatnya (kom)
Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
Pinset anatorni untuk rremegang slang
Spatel / sundip lldah yang dibungkus dengan kain kasa
Sarung tangan
Bak instrumen
Kasa
Bengkok PERSIAPAN PASIEN
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk 2. Bila pasien tidak sadar
Posisi miring
Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan laicar
1. Jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern 2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan 3. Perawat memakai sarung tangan
4. Pasien disiapkan sesua dengan kordisi 5. Slang dipasang pads mesin penghisap lendir 6. Mesin penghisap lendir dihidupkan
7. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan Iebih dahulu untuk air bersih yang tersedia
8. Tekan lidah dengan spatel
9. Hisap lendir pasien sarrpai selesai. Mesin/pesawat dimatikan 10. Bersihkan mulut pasien dengan kasa
11. membersihakan slang dengan air daani kom
12. Slang direndam dalam cairan desinfektan yarg tersedia 13. Perawat cuci tangan
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROSEDUR TETAP PERAWATAN VULVA
DAN PERINEUM PADA MASA NIFAS DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian
Membersihkan. daerah vulva dan perineum pada ibu yang telah melahirkan sampai 42 hari pasca salin dan masih menjalani rawat map di rumah sakit.
2. Tujuan
1. Vulva dan perineum bersih 2. Mencegah iritasi dan infeksi 3. Meningkatkan nasa nyaman ibu 3. Kebijakan Dilakukan setiap han minimal dua han
Bimbingan diberikan sampai ibu mampu melakukannya sendiri
4. Referensi Ambarwati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika Sulistyowati, Ari,2009.Buku Ajar Asuhan kebidanan. Yogyakarta.:Andi Yogyakarta.
Prosedur/Langkah-Langkah ALAT
1. 1 pasang sanung tangan 2. Kapas
3. Air DTT
4. Perlak dan pengalas 5. Celana Dalani 6. Pembalut wanita 7. Bengkok 8. Kassa Steril 9. Betadin INTRUKSI KERJA 1. Cuci Tangan 2. Siapkan alat-alat 3. Minta penunggu keluar
4. Siapkan lingkungan dan jaga privasi pasien 5. Jelaskan prosedur
6. Atur Ibu dalam posisi Dorsal Recumben 7. Bantu ibu melepaskan pakaian bawah 8. Beri selimut
9. Pasang pengalas di bawah bokong ibu 10. Letakkan bengkok di depan vulva 11. Cuci Tangan
12. Pakai sarung tangn
13. Periksa keadaan lokea: warna, jumlab, dan bau
14. Ambil kapas air DTT, bersihkan vulava dan perineum sebagai berikut:
a. Bersihkan mulai simfisis pubis menuju keatas secara zigzag, buang kapas DTT ke dalam bengkok
kin, sampai seluruh permukaan kulit bagian dalam bersili c. Lakukan langkah (b) untuk paha kanan
d. Ambil kapas DTT,bersihkan labia mayora kiri dan arah atas ke bawali
KOTA KENDARI
SPO / PROSEDUR TETAP PERAWATAN VULVA DAN PERINEUM PADA MASA NIFAS
DI PUSKESMAS POASIA Ka Puskesmas Poasia DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
e. Lakukan langkah (d) untuk labia mayora kanan
f. Buka labia minora dengan telunjuk dan ibu jan tangan kiri
g. Ambil kapas DTT, bersihkan mulai klitoris menuju ke bawah mpai anus 15. Perhatikan keadaan perineum; adakah lepas jahitan/jahitan longgar, bengkak,
kemerahan
16. Rawat luka jahitan dengan kassa steril yang diberi betadin 17. Pasang celana dalam dan pembalutnya
18. Angkat pengalas
19. Anjurkan ibu untuk ganti pembalutnya 20. Angkat pengalas
21. Anjurkan ibu untuk ganti pembalut setiap kali basah Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO / PROTAP PERTOLONGAN PERSALINAN KALA II DI PUSKESMAS POASIA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADIPADDO,M.KES
NIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian
Persalinan yang berlangsung dan pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh
tubuh janin (kala pengeluaran)
2. Tujuan
1. Mendeteksi dini Kelainan dan komplikasi 2. Membantu ibu dalam proses persailnan 3. Kebijakan Asuhan Persalinan Normal
4. Referensi Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
5. Prosedur/Langkah
-Langkah PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Kapas DTf 2. Air DTF
3. Larutan kiorm 0,5 % 4. l/2 kocher
5. Gunting tali pl.lsat 6. Kiem tali pusat 7. Gunting episiotomi 8. Spuit 3cc
9. Oxytocin + Cagometris 10. Tensimeter + thermometer 11. Funduscop
12. Slym de lee
13. APD (sarung tangan,celemek,sepatu,kaca mata,masker)
INTRUKSI KERJA
1. Pastikan tanda dan gejala kala II (doran,teknus, peijol, mika)
2. Patahkan ampul oksitosin 10 IU, spuit dibuka, masukkan kedalam wadah partus set
3. penolong menggunakan APD
4. Lakukan VT untuk memastikan pembukaan lengkap
5. Bila selaput ketuban belum pecah, lakukan pemecahan ketuban
6. Celupkan tangan yang bersarung tangan ke dalam larutan kiorin
0,5 % dan sarung tangan dibuka
7. Periksa DJJ
8. Pimpin ibii meneran 9. Pasang alas bokong
10. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
11. Lahirkan kepala, bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin. menggunakan slym delee
12. Usap muka janin dari lendir dan darah dengan menggunakan kain kasa 13. Periksa lilitan tali pusat
14. Tunggu hingga kepala janin putar paksi luar. 15. Lahirkan badan dan tungkai
16. tangani bayi barn lahir
KOTA KENDARI
SPO / PROTAP PERTOLONGAN PERSALINAN KALA II DI PUSKESMAS POASIA Ka Puskesmas Poasia DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
keringkan bayi
Potong tali pusat
17. Lakukan manajemen aktif kala III 18. Periksa robekan jalan lahir
19. Lakukan penjahitan bila terjadi robekan 20. Observasi 2 jam PP
SPO I PROTAP KOMPRESI BIMANUAL DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian
Melakukan asuhan kebidanan dengan cara memasukkan kepalan tangan kedalam uterus pada perdarahan post persalinan yang disebabkan gangguan kontraksi uterus.
2. Tujuan
Untuk menekan uterus dengan cara manual agar terjadi hemostastis
3. Kebijakan Dalam keadaan darurat bidan terlatih atau berpengalaman boleh melakukan,kompresi bimanual
4. Referensi Superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-askeb-ii-kompresi-bimanual-eksternal/
Chalik.,2002. Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Jakarta: Widya Medika
Prosedur/Langkah-Langkah PERSIAPAN
Sarung Tangan Panjang dan Steril INTRUKSI KERJA
1. Menyiapkan lingkungan dan alat yang steril. 2. Menjelaskan pada pasien dan minta persetujuan. 3. Letakkan tangan kin menekan fundus uteri dari luar.
4. Memasukkan tangan kanan secara obstetri dengan hati-hati kedalam vagina dan buat kepalan tinju.
5. Kedua tangan didekatkan dan secara bersama-sama menekan uterus
6. Melakukan tindakan ini sampai diperoleh pertolongan lebih lanjut bila diperlukan.
7. Cari penyebab perdarahan.
8. Perkirakan jumlah darah yang keluar dan dengan teratur denyut nadi,respirasi dan tekanan darah.
9. Lakukan kolaborasi dengan dokter. 10. Membuat catatan yang akurat.
tanda infeksi.
12. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN (DJJ) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian
Denyut jantung janin adalah frekuensi denyut rata-rata wanita tidak sedang bersalin, atau diukur antara 2 kontraksi. Dimana rentang normalnya berkisar antara 120-160x/menit.
2. Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin khususnya denyut jantung janin dal am rahim.
3. Kebijakan
4. Referensi Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka
5. Prosedur/Langkah
-Langkah PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Doppler 2. Bahan
Jelly
INTRUKSI KERJA
1. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang 2. Beri jelly pada doppler llineac yang akan digunakan
3. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin. 4. Hitung detak jantung janin:
4.1Dengar detak jantung janin selama I menit. normal detak jantung janin 120-1401 menit
5. Ben penjelasan pada pasien hash pemeriksaan detak jantung janin
5.1Jika pada pemenksaan detak jantung janin, lidak terdengar ataupun tidak ada pergerakan bayl, maka pasien diberi penjelasan dan pasien dirujuk ke RS.
6. Pasien dipersilahkan bangun
7. Catat hasil pemeriksaan jantung janirl pada buku Kart Ibu dan Buku KIA 6. Indikator Kinerja Denyut jantung janin dapat diketahui dengan tepat dan benar
7. Catatan Mutu
1. Kartu ibu
2. Buku register kohort ibu harnil 3. Buku register ibu hamil
4. Buku KIA
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SP0 / PROTAP PERAWATAN PAYUDARA BENGKAK DI PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian
Tindakan mengeluarka ASI untuk mengurangi pembekakan payudara pada ibu yang mengalami bendungan ASI
2. Tujuan
1. Mengeluarkan ASI yang terbendung 2. Mengurangi pembekakan
4. Mencegah komplikasi lebih lanjut
3. Kebijakan Dilakukan pada ibu nifas yang mengalami bendungan ASI
4. Referensi Depkes RI. 2005. Perawatan Payudara. From: http://www.depkesRI.co.id (diakses februari 2011)
Saryono dyah pramitasari poischa. 2009. Perawatan payudara. Jogjakarta: mitra cendikia.
Suririnah. 2007. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. From: http//www.kompas.com (diakses februari 2011)
Prosedur/Langkah-Langkah PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. 2 buah handuk mandi
2. Gelas untuk menampung ASI 3. 2 buah waslap
4. Pintu dan jendela ruangan tertutup 5. Air hangat dalam Waskom
6. Air dingin dalarn Waskom
INTRUKSI KERJA 1. Cuci Tangan 2. Siapkan alat-alat
3. Sapa ibu dan jelaskan prosedur
4. Atur posisi ibu senyaman mungkin, minta duduk bersandar di kursi 5. Minta pasien membuka pakaian atas dan BH nya
6. Selimuti tubuh bagian atas dengan handuk mandi
7. Kompres payudara dengan waslap yang dibasahi air hangat selama 5 menit 8. Lakukan pengurutan payudara kearah puting susu
9. Pencet areola mamae untuk mengeluarkan ASI dengan cara: a. Letakkan ibujari dan telunjuk di luar daerah areola
b. Tekan ke dalam menggunakan ibujari dan telunjuk ke arah pangkal payudara
c. Peras dengan ibu jari dan telunjuk sehingga ASI dari bagian depan payudara terpencar keluar.
10. Letakkan waslap yang dibasahi air dingin pada payudara 11. Pasang kembali BH dan pakaian atas pasien
12. Anjurkan ibu duduk nyaman dengan punggung bersandar di kursi
13. Sarankan ibu rnenyusui sesering rnungkin, paling sedikit 2-3 jam sehari dengan lama menyusui maksimal 15 menit
14. Bereskan alat-alat 15. Cuci tangan
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP RUJUKAN NEONATUS DENGAN ASFIKSIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Nama Pekerjaan
Rujukan Neonatus dengan Asfiksia 2. Tujuan
Sebagai acuan dalam merujuk Neonatus dengan Asfiksia 3. Kebijakan Semua Neonatus dengan Asfiksiayang akan dirujuk
4. Referensi Hidayat, A.Aziz Alimul.2006. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Kamarullah, munir. Asfiksia neonatorum.http ://pjmpkt.tripod.com: 8 april 2008. Eko Karyuni, Pamilih. 2007.Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
5. Prosedur/Langkah
-Langkah 1. Alat
Selimut hangat/tebal yang bersih/ popok serta kain penyeka muka.
Sungkup no.1 untuk bayi cukup bulan dan no.0 untuk bayi kurang bulan
Penghisap lendir.slym dan penekan lidah 1 set Meja kering, bersih dan hangat
Pemotong dan pengikat tali pusat 1 set Timer (jam tangan yang ada detiknya) 3. Bahan
INTRUKSI KERJA
1. Melakukan Penanganan Umum
1.1 Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan kain yang hangat yang kering.
1.2 Jika belum dilakukan, segera klem & potong tali pusat
1.3 Letakan bayi ditempat keras dan hangat ( dibawah radiant - heater) untuk resusitasi
1.4 Keijakan pedornan pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan perawatan dan resusitasi
2. Melakukan Resusitasi.
Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan. Indikator terpenting bahwa diperlukan resusitasi adalah kegagalan nafas setelah bayi lahir.
3. Membuka jalan nafas/mengatur posisi bayi sebagai berikut: Posisi bayi:
3.1Terlentang
3.2Kepala lurus dan sedikit terngadah/ekstensi ( posisi mencium bau) 3.3Bayi disetimuti, kecuaIi muka dan dada
3.4Bersihkan jalan nafas dengan menghisat mulut lalu hidung, jika terdapat darah/meconium dimulut atau hidung, hisap segera untuk menghindari aspirasi.
Catatan : Jangan menghisap terlalu dalam ditenggorokan, karena dapat mengakibalkan turunnya rekuensi denyut jantung bayi atau bayi berhenti bernafas.
KOTA KENDARI
SOP RUJUKAN NEONATUS DENGAN ASFIKSIA Ka Puskesmas Poasia DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
3.5Tetap jaga kehangatan tubuh bayi. 3.6Nilal kembali keadaan bayi
Jika bayi mulai menangis atau bernafas lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru Jahir.
Jika bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan ventilasi.
4. Ventilasi bayi baru lahir.
4.1Cek kernbali posisi bayi (kepala sedikit ekstensi) 4.2Posisi sungkup dan cek perlekatannya
4.3Pasang sungkup diwajah, menutupi pipi, mulut dan hidung 4.4Rapatkan perlekatan sungkup dengan wajah
4.5Remas balon dengan 2 jari atau seluruh tangan tergantung besamya balon.
5. Ventilasi bayi jika perlekatan baik dan terjadi pengembangan dada. Pertahankan frekuensi (sekita 40x/menit ) dan tekanan (amati dada mudah naik dan turun).
5.1Jika dada naik rnaka kemungkinan tekanan adekuat 5.2Jika dada tidak naik:
Cek kembali dan koreksi posisi bayi
Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik
Remas baton bih kuat untuk mukus, darah I mekonium
6. Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti dan nilai apakah terjadi nafas spontan
6.1Jika pemafasan normal (frekwensi 30—60x/menit), tidak ada tarikan dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit, resusitasi tidak diperlukan lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.
6.2Jika bayi belum bernafas atau nafas lemah, lanjutkan ventilasi sampai nafas spontan terjadi.
7. Jika bayi mulai menangis, henhikan ventilasi dan amati nafas selama 5 menit setelah tangis berhenti.
7.1Jika pernafasan normal (frekwensi 30—60x/menit), tidak ada tarikan dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir.
7.2Jika frekwensi 30x/menit, lanjutkan ventilasi.
7.3Jika terjadi tarikan dinding dada yang kuat, ventilasi dengan oxygen, jika tersedia, rujuk kekamar bayi atau tempat pelayanan yang dituju.
8.1Rujuk ke pelayanan yang dituju.
8.2Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jka diperlukan.
9. Jika tidak ada usaha bernafas, megap — megap atau tidak ada nafas setelah 20 menit ventilasi, hentikan ventilasi, bayi lahir mati, berikan dukungan psikologis kepada Keluarga
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SPO MEMBIMBING IBU TENTANG CARA MENYUSUI YANG BAlK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006
1. Pengertian
Membimbing ibu cara menyusui yang baik 2. Tujuan
Sebagai acuan dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik
3. Kebijakan Semua pasen post partum yang menyusui
4. Referensi Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Pospartum) Jakarta :TIM
Suherni, dkk. 2009. Tata cara menyusui yang benar.Yogyakarta:Fitramaya 5. Prosedur/Langkah
-Langkah PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
Kursi yang rendah agar kaki tidak menggantung dan punggung bersandar pada kursi
2. Bahan :
Lap bersih tissue
INTRUKSI KERJA
1. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah 4. Punggung bersandar dengan santal pada kursi.
5. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi tertetak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu. Kepala bayi tidak boeh terngadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
6. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang badan ibu.
7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi rnenghadap payudara ibu. 8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
10.Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain menopang dibawah payudara, jangan menekan puling susu I areolanya saja 11.Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh
pipi/sisi mulut bayi dengan putting susu.
12.Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan kepayudara ibu dengan puting susu dan areola dimasukkan kedalam mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalarn mulut bayi sehingga puting berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar.
13.Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong. 14.Lanjutkan dengan rnenyusui pada payudara yang satu lagi.
15.Cara melepaskan isapan bayi
a. Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut mulutnya. b. Tekan dagu bayi kebawah
c. Sete!ah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada putting susu serta areola sekitarnya dan biarkan kering sendiri.
16.Jangan lupa menyendawakan setelah menyusui dengan cara :
KOTA KENDARI
SPO MEMBIMBING IBU TENTANG CARA MENYUSUI
YANG BAlK Ka Puskesmas Poasia DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
a. Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu dan tepuk punggungnya berlahan.
b. Bayi tidur tertungkup dipangkuan ibu dan tepuk punggungnya berlahan. Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
SOP/ PROTAP PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK DI RUANG PELAYANAN
PUSKESMAS POASIA STANDAR No.dokumen :
OPERASIONAL PROSEDUR
No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian
Pasien dengan syok Anafilaktik 2. Tujuan
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalarn melakukan pelayanan penanganan Syok Anafllaktik
3. Kebijakan Tenaga Medis / Paramedis dalain melakukan pelayanan / Penatalaksanaan Syok Anafllaktik di Ruang Pelayanan
4. Referensi Purwadianto A., Sampurna B. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi. Jakarta: Bina Aksara
Sundaru H., Sukmana N., Mahdi D. 2007. Renjatan Anafilaktik. Dalam: Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan 5. Prosedur/Langkah
-Langkah PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Tabung Oksigen 2. Tensimeter 3. Adrenalin ampul 4. Dexamethason Vial
5. Jarum suntik disposibel 2,5/3 ml 6. Ambulance (Jika di rujuk) INTRUKSI KERJA
A. Penanganan Utama dan segera :
1. Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala. 3. Berikan Adrenalin 1: 1000(1 mg/ml)
Segera secara 1M pada otot deltoideus, dengan dosis 0,3 — 0,5 nil (anak: 0,01 mllkgbb), dapat diulang tiap lima menit,
Pada tempat suntikan atau sengatan clapat diberikan 0,1 — 0,3 ml Pemberian Adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon pada
pemberian secara IM, atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis (dewasa) : 0,5 ml adrenalin 1: 1000 (1 mg I ml) diencerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit.
4. Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi)
sampai syok teratasi.
5. Pasang infus dengan larutan Glukosa faali bila tekanan darah systole
Icurang dan 100 mmHg
7. Bila diperlukan rujuk pasien ke RSU terdekat dengan pengawasan tenaga
medis.
Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
PROTAP PELAYANAN TINDAKAN INJEKSI (PENYUNTIKAN) DI KAMAR BERSALIN
PUSKESMAS POASIA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No.dokumen : No.revisi : Tanggal terbit : Halaman :
KOTA KENDARI DR.JURIADI PADDO,M.KESNIP.19660303 200212 1006 1. Pengertian Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan sampai menembus
dalam jaringan otot ( intramuskuler). 2. Tujuan
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan Injeksi di ruang Pelayanan.
3. Kebijakan Tenaga Medis/Paramedis dalam melakukan pelayanan / tindakan Injeksi 4. Referensi Priharjo, Robert. 1995. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta :
EGC
Tiadi, Slamet. Aulawi. 2006. Perbedaan Penyuntikan Intramuskuler Metode Z
Track dengan Metode Konvensional atau Standar Terhadap Refluk Obat, Keluarnya Darah, dan Tingkat Nyeri, Jurnal Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Universitas Indonesia 5. Prosedur/Langkah
-Langkah PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Spuit dengan jarum no.22-25 2. Jarum ukuran diameter 20-30 3. Kapas alcohol
4. Obat dari ampul atau vial (0.5 mL) 5. Sarung tangan bersih
6. Catatan pengobatan 7. Bak injeksi
INTRUKSI KERJA 1. Tutup tirai atau pintu 2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis 4. Pakai sarung tangan
5. Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
6. Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area penyuntikan yang akan digunakan:
Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut fleksi
Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit fleksi
Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi
Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan fleksi, rileks atau diletakkan diatas abdomen
7. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik 8. Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan.
9. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm
10. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan (antara ibu jari dan telunjuk).
11. Injeksikan jarum dengan sudut 90° (vastus latralis jarum masuk dengan kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25- 2,5
KOTA KENDARI
PROTAP PELAYANAN TINDAKAN INJEKSI (PENYUNTIKAN) DI KAMAR BERSALIN PUSKESMAS POASIA Ka Puskesmas Poasia DR.JURIADI PADDO,M.KES NIP.19660303 200212 1006 SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :
12. cm; dorso gluteal jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum masuk dengan kedalaman: 1,25-2,5 cm)
13. Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non dominan kebawah spuit ( untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak) dan tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit untuk siap mengaspirasi.
14. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat tersebut dengan kecepatan 10 detik/mL. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya
15. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan 16. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
17. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
18. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
19. Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan cuci tangan 20. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis, tepat pasien,
tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
21. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas) Unit Terakait UKP, UKM, Pustu, Poskesdes
ALUR PELAVANAN TINDAKAN INJEKSI (PENYUNTIKAN)
DI RUANG PELAYANAN PUSKESMAS POASIA
ASPIRASI
PENUSUKAN JARUM
PENCABUTAN JARUM PENYEMPROTAN OBAT
PASIEN PULANG PASIEN MENUJU APOTIK BUANG ALAT SUNTIK BEKAS KE
TEMPAT KHUSUS SAMPAH MEDIS
ATASI BILA TERJADI SYOK ANAFILAKTIK
OBAT DAN ALAT SUNTIK SIAP
SERAHKAN RESEP PADA PASIEN
ASPIRASI OBAT SESUAI RESEP ASEPTIK BEKAS SUNTIKAN PENYUNTIKAN ASEPTIK LOKASI INJEKSI SKIN TEST OBAT
TERTENTU PETUGAS BACA RESEP
RUANG INJEKSI PASIEN DENGAN INDIKASI INJEKSI