• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA (UNGGAS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA (UNGGAS)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Ras Petelur

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. (Aziz, 2007). Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat (Rasyaf, 2003). Ayam petelur memiliki sifat nervous (mudah terkejut ), bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (200 butir / ekor / tahun ), efisien dalam pengunaan ransum untuk membentuk telur, tidak memiliki sifat mengengram (Sudarmono, 2003).

2.2 Perkandangan

Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi, oleh karena itu dibutuhkan kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil produksi yang maksimal (Abidin, 2003). Kandang yang nyaman dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Apabila kandang lebih dari satu dengan umur yang sama maka kumpulan kandang tersebut disebut satu flock. Kumpulan seluruh kelompok yang memenuhi suatu aturan sanitasi dan tata laksana peternakan disebut perkandangan Perkandangan, ruang staff, gudang, mess dengan segala fasilitas yang ada merupakan satu peternakan (Rasyaf, 2003).

Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan untuk menghadapi beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar matahari sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di bangun dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di dalam kandang (Rasyaf, 1994).

(2)

Pakan yang diberikan pada ayam juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, sebab pakan yang kurang memenuhi standart mutu sebagai pakan ayam yang baik, dapat juga menjadi salah satu sebab ayam sakit, untuk itu agar dicapai efisiensi dan produktivitas yang optimal maka perlu adanya koordinasi antara pakan, pemeliharaan kesehatan dan program pengelolaan usaha (Marisukses 2015). Pemberian pakan harus diberikan setiap hari sesuai dengan kebutuhan ayam, baik secara kuantitatif maupun kualitasnya. Pemberian pakan yang salah dapat memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga ayam banyak menemui masalah Ayam membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan hidup pokok selain itu unsur gizi dibutuhkan untuk produksi telur (Viternaplus 2012).

Pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam petelur sangat penting. Selain tipe ayam, suhu lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan ayam banyak minum dan menguranggi konsumsi pakan. Akibat dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam tubuh ayam hanya sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut maka ransum ayam petelur di indonesia harus mengandung protein yang tinggi (Rasyaf, 1994).

Ayam membutuhkan setidaknnya 40 senyawa kimia esensial yang harus ada dalam ransum ayam. Senyawa kimia tersebut harus dalam jumlah yang cukup dalam perbandingan optimum satu terhadap lainnya dan dalam bentuk yang mudah di dapat untuk merangsang pertumbuhan laju maksimum, produksi telur. Apabila hal tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka pertumbuhan ayam, produksi akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit (Anggrodi, 1985).

Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang, dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam. Kandang yang mempunyai tipe atap A, ruangan kandang dalam lebih panas dari pada kandang tipe monitor. Kandang tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam fase starter yang butuh keadaan lebih hangat (Sudarmono, 2003). 2.4 Pengendalian Penyakit

Dalam suatu peternakan yang dikelola secara baik dan benar. Pencegahan penyakit merupakan salah satu tindakan penting yang harus diterapkan oleh peternak.

Penyakit yang terjadi pada ternak ayam, umunya timbul bila keadaan pemeliharaan kurang baik, kondisi kandang yang tidak memenuhi syarat kesehatan (sinar matahari yang kurang atau tidak masuk sama sekali), disertai pemberian ransum yang kurang

(3)

sempurna. Akibat dari serangan penyakit ini menyebabkan kerugian yang sangat besar pada peternakan (Zulfikar,2013). Pencegahan penyakit jauh lebih baik dilakukan dibandingkan mengobati ayam yang sudah sakit. Apabila dilakukan intensif maka kecil kemungkinan ayam terserang penyakit (Yupi, 2011). Pencegahan penyakit dibagi melalui dua cara, yaitu melalui tata laksana harian dan melalui obat-vaksin. Keduanya digunakan bersama dan saling mendukung satu dengan yang lainnya (BPPMD, 2010).

Beberapa jenis penyakit yang menyerang pada ayam ras petelur adalah penyakit yang diebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan toksin, dan protozoa. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri terdiri atas penyakit Berak putih, Foel typhoid, Parathyphoid, Kolera, Pilek Ayam, CRD, dan Infeksi Synovitis. Penyakit yang disebabkan oleh virus terdiri atas penyakit tetelo, Infeksi bronchitis, Infeksi laryngotracheitis, Cacar Ayam, Marek, Gumboro. Penyakit yang disebabkan oleh jamur dan toksin terdiri atas penyakit Muntah darah hitam, dan keracunan dari bungkil kacang. Penyakit yang disebabkan oleh parasit terdiri atas cacingan dan serangan kutu. Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa adalah trichomoniasis, Hexamitiais dan Blachead (BPPMD, 2010).

Penyakit yang menyerang ayam petelur dan cara mengendalikannya menurut Zulfikar (2013):

A. Penyakit karena bakteri 1. Pullorum (Berak putih)

Menyerang ayam kampung dan ayam petelur dengan angka kematian yang tinggi. Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dengan antibiotika.

2. Fowl typhoid

Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.

Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan. Pengendalian: dengan antibiotika/ preparat sulfa. 3. Parathyphoid

Menyerang ayam dibawah umur satu bulan. Penyebab: bakteri dari genus Salmonella. Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya. 4. Kolera Unggas

Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati. Penyebab: pasteurella multocida. Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir

(4)

dibawah paruh) akan membesar. Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/ Streptomisin).

5. Coryza (Pilek ayam)

Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam. Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus. Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek. Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotika/preparat sulfa.

6. CRD (Cronic Respiratory Disease)

CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).

7. Infeksi synovitis

Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun. Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma. Pengendalian: dengan antibiotika.

B. Penyakit karena Virus 1. Newcastle Disease (ND)

ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.

2. Infeksi bronchitis (IB)

Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%.

Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.

(5)

Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol atau formalin.

Pengendalian: belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini, sedangkan pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.

4. Fowl pox (Cacar ayam)

Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar. Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi. 5. Marek Disease

Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.

6. Gumboro

Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.

C. Penyakit karena Jamur dan Toksin 1. Muntah darah hitam (Gizzerosin)

Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.

Pengendalian: belum ada. 2. Racun dari bungkil kacang

Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.

D. Penyakit karena Parasit 1. Cacing

(6)

Penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif. 2. Kutu

Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.

E. Penyakit karena Protozoa

Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam yang lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.

2.5 Pemeliharaan ayam ras petelur A. Pemeliharaan Fase Starter

Pada pemeliharaan masa awal (starter) terdapat schedule managemen yang harus dilaksanakan sebagai berikut : (1) Sebelum unggas datang, (2) Setelah unggas datang. Segala tindakan yang dilakukan sebelum ayam/unggas datang meliputi (Bahrul, 2014).

1. Membersihkan dan mensucihamakan (chick guard, tempat pakan, tempat minum, brooder/pemanas).

2. Penataan segala peralatan Setelah unggas datang (suhu indukan 350C (450F), untuk minggu pertama.

tindakan yang perlu dilakukan adalah 1. Memasukkan anak unggas 2. Pengaturan suhu/alat pemanas 3. Pemberian pakan dan minum 4. Vaksinasi

5. Pemberian vitamin dan antibiotik 6. Menimbang bobot badan awal

(7)

Indukan dapat berupa box, apabila anak unggas yang dipelihara jumlahnya sampai dengan 100 ekor, dan lebih dari jumlah tersebut lebih baik menggunakan chick guard atau lingkar kutuk.

B. Pemeliharaan Fase Grower

Fase pertumbuhan pada jenis ayam petelur yaitu antara umur 6 – 14 minggu dan antara umur 14 – 20 minggu. Namun demikian pada umur 14 – 20 minggu pertumbuhannya sudah menurun dan sering disebut dengan fase “developer” (fase perkembangan) Sehubungan dengan hal ini maka pemindahan dari kandang starter ke kandang fase pertumbuhan yaitu antara umur 6 – 8 minggu.

Ada beberapa sistem lain yang bisa dilakukan dengan tidak memindahkan ayam tersebut agar tidak stress yaitu dengan cara (Zulfikar, 2013) :

1. Dari sejak anak ayam sampai fase pertumbuhan tetap dipelihara dalam bangunan kandang yang sama. Dengan demikian pemindahan hanya dilakukan pada saat menjelang berproduksi (umur 18 – 21 minggu). Kandang sudah disiapkan untuk mampu menampung sampai mencapai umur 21 minggu.

2. Pemeliharaan dari sejak anak ayam, fase pertumbuhan sampai akhir bertelur tetap menggunakan kandang yang sama. Perlu diperhitungkan tentang kepadatannya, ventilasi kandang dan kondisi litter yang digunakan.

3. Dalam memelihara ayam petelur fase pertumbuhan, ransum yang diberikan jangan terlalu banyak sebab ayam tersebut akan cepat menjadi gemuk terutama pada ayam petelur tipe medium. Kerugian dari ayam terlalu gemuk yaitu:

a. Total produksi per tahun akan menurun. b. Angka kematian meningkat.

c. Cepat mencapai dewasa kelamin dan menyebabkan telur yang dihasilkan kecil-kecil serta dalam periode waktu yang lama baru dicapai produksi telur yang besar.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas ada beberapa metode pembatasan ransum pada saat fase pertumbuhan agar ayam tidak terlalu gemuk, diataranya dengan (Zulfikar,2013) :

a. Mengurangi jumlah ransum yang diberikan Dari hasil penelitian ternyata dengan mengurangi 10 % dari jumlah ransum ayam yang

(8)

diberikan ad libitum, tidak mengurangi produksi telur pada saat fase produksi.

b. Membatasi waktu pemberian ransum

Pada perusahaan pembibitan biasanya dengan cara memberi makan selama 6 hari dalam seminggu dan hari ke-7 tidak diberi makan. Hal ini sangat tergantung kepada berat badan yang dapat dicapai oleh ayam tersebut. Apabila pada umur 12 minggu berat badannya masih dibawah target, hal inimerupakan indikasi pertumbuhan yang kurang baik dan pemberian ransum harus diperbaiki.

c. Sebaliknya apabila pada umur 12 minggu masih terlalu berat, maka pembatasan pemberian ransum harus terus dilanjutkan sehingga pada saat mencapai dewasa kelamin berat badan yang dianjurkan dapat tercapai.

d. Berat badan yang dianjurkan untuk ayam tipe ringan pada saat mencapai dewasa kelamin yaitu sekitar 1,5 kg dan untuk ayam tipe medium 1,8 kg ± 10%. Untuk mengetahui berat badan tidak perlu semuanya ditimbang tetapi cukup mengambil contoh 10% dari jumlah ayam yang ada. Dari hasil penimbangan ini kita dapat menduga apakah ayam yang kita pelihara terlalu gemuk/tidak.

C. Pemeliharaan Fase Layer

Fase layer merupakan fase di mana pemeliharaan ayam harus benar– benar baik untuk mendapatkan produk yang maksimal. Ayam di masukkan ke dalam kandang layer mulai umur 67 hari sampai dengan umur 85 minggu. Setelah umur 85 minggu ayam di jual sebagai ayam konsumsi. Pemeliharaan ayam layer meliputi (Sumarno, 2009) :

1. Pemberian ransum dan minum

Pemberian pakan ayam layer di lakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi jam 07.00 dan siang jam 14.00. Teknik pemberian pakan sebagian dengan rel dorong dan sebagian dengan mengunakan tangan biasa. Pemberian ransum selesai baru petugas membersihkan tempat minum ayam dengan kain pel dan mengalirinya sampai penuh. 2. Penanganan kesehatan

Manajemen kesehatan ayam layer yang di lakukan setiap hari yaitu selalu mengadakan kontrol terhadap kandang. Pengontrolan kandang di lakukan dengan cara mengelilingi kandang dan mengecek feses ayam, feses yang encer dan berwarna kehijauan di beri antibiotik

(9)

dengan dosis pengobatan. Penyemprotan kandang dengan desinfektan di lakukan berkala tiga hari sekali. Selain dari pada itu untuk menjaga ayam agar selalu dalam kedaan sehat pemberian vitamin dan antibiotik dosis pencegahan selalu di berikan secara bergantian.

DAFTAR PUSTAKA

Anggrodi, R., 1985. Kemajuan Mutahir Dalam Ilmu Makanan Ternak Indonesia. UUI Pres. Jakarta. Sudarmono, A. S., 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.

Bahrul, S. 2014. Pilihan Peternak Ayam Ras Petelur Terhadap Pemeliharaan Fase Grower Atau Fase Layer Di Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang (skripsi). Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin:Makassar.

BPPMD. 2010. Budidaya Ayam Petelur. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.

Rasyaf, 1994. Beternak Ayam Petelur . Penebar Swadaya . Jakarta.

Sudarmono, A. S., 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta. Sumarno. 2009. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Di Peternakan PT. Sari Unggas

Farm Di Kabupaten Sragen. Program Diploma III Agribisnis Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret:Surakarta.

(10)

Yupi. 2011. Analisis Usahatani Ayam Ras Petelur (Studi Kasus Peternakan Ayam Ras Petelur Jaya Abadi Farm Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat). Prodi Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:Jakarta.

Zulfikar. 2013. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. 184-453-1PB.pdf (diakses tanggal 6 Desember 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai upaya dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Lombok Barat untuk meningkatkan kualitas Guru atau tenaga pendidik seperti pelatihan Guru KKG/MGMP, short course

Hasil penelitian pada taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa: (1) Iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Handphone Dual Simcard buatan Cina pada Mahasiswa

adalah suplemen pakan dari bakteri hidup yang memberikan keuntungan terhadap ternak dengan meningkatkan keseimbangan mikro- flora dalam usus, karena mikroba yang

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (a) Tindak pidana yang dapat dikategorikan tindak pidana yang bersifat pelanggaran administratif, yaitu perbuatan yang

Untuk membantu proses penelitian ini dilakukan dan dibutuhkan beberapa sumber yang dapat menjadi acuan dalam pembahasan serta menjadi refrensi, meneliti proses

Development (Pengembangan), pada tahap ini ada tiga hal yang dilakukan, yaitu melakukan validasi kepada ahli, melakukan revisi video pembelajaran pasca validasi, dan

Kedua aktor tersebut memasuki halaman utama situs web, kemudian pada server-side selanjutnya akan mengirim data dari permintaan client- side,

menggunakan perangkat pembelajaran pada konsep daur ulang sampah terhadap hasil belajar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi di SMA. 2) Bagi siswa,