1
MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
---
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 37/PHPU.D-VI/2008
PERIHAL
PERMOHONAN KEBERATAN TERHADAP PENETAPAN
PENGHITUNGAN SUARA HASIL PEMILIHAN
KEPALA DAERAH KABUPATEN BIAK NUMFOR,
JAYAPURA, PAPUA
ACARA
PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERKARA (II)
J A K A R T A
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
--- RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 37/PHPU.D-VI/2008 PERIHAL
Permohonan Keberatan Terhadap Penetapan Penghitungan Suara Hasil Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Biak Numfor, Jayapura.
PEMOHON
- Reynelida Magdalena Kaisiepo, S.SI, M.Th. - Max Richard Funawami Krey, A. Md., TS
TERMOHON
KPUD Kabupaten Biak Numfor, Jayapura, Papua
ACARA
Pemeriksaan Perbaikan Perkara (II)
Senin 17 November 2008, Pukul 15.00 –16.38 WIB Ruang Sidang Pleno Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat
SUSUNAN PERSIDANGAN
1) Prof Abdul Mukhtie Fadjar, S.H., M.S. (Ketua) 2) Dr. H. M. Arsyad Sanusi, S.H., M.Hum (Anggota) 3) Prof. Dr. Achmad Sodiki, S.H. (Anggota)
Pihak yang Hadir : Pemohon :
Reyneilda Magdalena Kaisiepo, S.SI, M.Th.
Kuasa Hukum Pemohon :
- Tomson M. Silalahi, S.H. - Moh. Adam Ruhimat, S.H.
- Yogi Firma Rizki, S.H.
- Firman Silalahi, S.H.
Termohon (KPUD Kab. Biak Numfor) :
- Dicky Iwanggi (Ketua KPUD Biak Numfor)
- Zakaria Korwa, S.E. (Anggota KPUD Biak Numfor)
- Jhon Pah (Anggota KPUD Biak Numfor)
- Muliam Sibola (Anggota KPUD Biak Numfor)
- Diana Simbiat (Anggota KPUD Biak Numfor)
- Paulus Rieser Wawan (Sekretaris KPUD Biak Numfor) Kuasa Hukum Termohon (KPUD Biak Numfor)
- Budi Setianto, S.H.
- Yohanes Geboyna, S.H.
Kuasa Hukum Pihak Terkait (Calon Terpilih)
- Ibrahim, S.H.
- Julius C Maupapami, S.H.
- Nehemia Wasobakriek.
Pihak Terkait (Panwaslu Kab. Biak Numfor):
- Alfius Rumrapuk (Ketua Panwaslu Kab. Biak Numfor)
1. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Sidang Perkara Nomor 37/PHPU.D-VI/2008 dengan ini saya nyatakan di buka dan terbuka untuk umum.
Saudara-Saudara para Pemohon dan Saudara Termohon, Saudara Pihak Terkait dan hadirin yang berbahagia. Kita akan melanjutkan sidang perkara ini yang sudah dilakukan pada sidang pertama yang lalu, tapi sebelum itu kita akan berkenalan dulu siapa-siapa yang hadir, dari Pihak Termohon, silakan.
2. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H. Tomson. M. Silalahi, S.H.
3. KUASA HUKUM PEMOHON : YOGI FIRMA RIZKI, S.H. Yogi Firman Rizki, S.H.
4. KUASA HUKUM PEMOHON : MOH ADAM RUHIMAT, S.H. Moh. Adam Ruhimat, S, H.
5. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Untuk selanjutnya dari Pihak Termohon, silakan
6. KUASA HUKUM TERMOHON : BUDI SETIANTO, S.H.
Dari Termohon saya sendiri sebagai Kuasa Hukum Budi Setianto, S.H.
7. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD BIAK NUMFOR) : YOHANES G. Pone, S.H.
Saya Yohanes, G. Pone, S.H.
SIDANG DIBUKA PUKUL 15.00 WIB
8. TEMOHON : DICKY IWANGGI (KETUA KPUD KAB BIAK) Saya Dicky Iwanggi, Ketua KPU, Termohon.
9. TERMOHON : DIANA SIMBIAT (ANGGOTA KPUD BIAK) Saya Diana Simbiat, anggota KPUD Biak Numfor.
10. TERMOHON : JHON PAH (ANGGOTA KPU KAB BIAK)
Saya Jhon Pah, Anggota KPU Biak Numfor,
11. TERMOHON : SAKARIAS KORWA (ANGGOTA KPUD KAB BIAK) Nama saya Zakaria Korwa, anggota Komisi Pemilihan Umum Kab Biak Numfor.
12. TERMOHON : MULIAM SIBOLA (ANGGOTA KPUD KAB BIAK) Saya Muliam Sibola, anggota KPUD Biak Numfor.
13. TERMOHON : PAULUS (SEKRETARIS KPU) Saya Paulus Referwawan, Sekretaris KPU.
14. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Jadi Termohon ada kuasa hukumnya dan ada Prinsipalnya dari KPU. Ada surat kuasanya? Nanti petugas dari Pemohon ada prinsipalnya juga, ada yang hadir.
15. KUASA HUKUM PEMOHON : FIRMAN SILALAHI, S.H.
Ada
16. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Kalau ada prinsipal dari Pemohon bisa duduk di sebelah sini.
Kemudian di depan saya ada Pihak Terkait, silakan memperkenalkan diri.
17. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT : IBRAHIM, S.H.
18. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT : JULIUS. C. MAUPAPAMI, S.H.
Selamat sore Majelis Hakim yang terhormat. Saya Julius Maupapami, kuasa hukum dari terkait.
19. PIHAK TERKAIT : YUSUF YULIANUS MARIEM
Saya Yusuf Yulianus, terkait.
20. PIHAK TERKAIT : NEHEMIA WASOBAKRIEK
Saya Nehemia Wasobakriek, terkait.
21. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Saya Hamsih Panitia Pengawas Pilkada Kabupaten Biak Numfor
22. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Baik, jadi ini Pihak Terkait ada pasangan calon pemenang yang terpilih, kemudian ada Panwas.
Selamat datang semuanya di Mahkamah Konstitusi, Agenda kita pada hari ini, pada sidang pertama dulu kita telah mendengarkan keterangan dan penjelasan dari Pemohon, pada hari ini kita akan mendengarkan jawaban atau keterangan atau penjelasan dari Termohon, kemudian dari Pihak Terkait dan kemudian akan dilanjutkan dengan pembuktian, baik bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon,, Termohon maupun kalau ada dari Pihak Terkait. Apakah dari Pemohon sudah siap dengan bukti-bukti, termasuk ada saksi?
23. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Mohon maaf Majelis Hakim, sehubungan dengan kemarin kita disarankan untuk melakukan perbaikan terhadap permohonan tersebut, dalam hal ini kami sudah melakukan perbaikan, terima kasih.
24. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Kepada petugas.
25. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Dengan hormat saya serahkan perbaikannya.
26. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Petugas!
27. KUASA HUKUM TERMOHON : BUDI SETYANTO, S.H.
Interupsi Majelis Hakim, sepengetahuan kami kemarin itu perbaikan yang dimaksud oleh Pemohon hanya menyangkut masalah angka 2 ke 3 dan itu sudah kita sepakati perubahan di sana, jadi tidak ada lagi perbaikan pada kesempatan ini, Majelis.
28. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Ya kemarin itu katanya hanya salah-salah ketik begitu.
29. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Majelis Hakim, sehubungan dengan tidak merubah substansinya dengan permohonan kami cuma perbaikan saja Majelis Hakim.
30. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Jadi perbaikannya cukup hanya redaksional atau apa?
31. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD BIAK NUMFOR):
Majelis Hakim yang kami hormati, bahwa dalam hukum acara, ketika misalnya permohonan sudah dibacakan itu maka dengan demikian perbaikan hanya yang menyangkut masalah kesalahan-kesalahan teknis saja dan substansi itu tidak diperkenankan lagi. Untuk itu kami Termohon sangat keberatan, Majelis Hakim.
32. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Saya perlu jelaskan juga bahwa Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Pasal 8 ayat (2a), penjelasan permohonan dan perbaikan apabila dipandang perlu dalam hal ini kita memandang perlu.
33. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Jadi nanti kami yang akan menilainya.
Memang kepada Pemohon itu masih ada kesempatan satu kali saja perbaikan dan itu memang haknya Pemohon dan itu belum dilakukan pada waktu itu. Jadi sebelum jawaban dari Termohon masih dimungkinkan. Berarti nanti kita akan mendengarkan dulu apa yang
diperbaiki secara singkat, dibacakan apa perbaikannya, kemudian nanti kita beri kesempatan kepada Termohon, terus nanti kemudian ke Pihak Terkait, apakah Pemohon hari ini sudah membawa saksi juga?
34. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Kami telah menyiapkan saksi Majelis Hakim, tetapi karena jarak yang terlalu jauh, kami minta waktu lagi Majelis.
35. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Belum, jadi belum.
36. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Sudah, sudah mengarah ke sini, terima kasih.
37. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Oh sudah mengarah ke sini, itu nanti belakangan ya.
Baik kita akan mulai sedikit saja untuk Pemohon apa yang diperbaiki dari permohonan yang pertama, juga sudah diterima oleh Termohon. Mudah-mudahan tidak terlalu mengubah inti dari permohonan ini karena permohonan perselisihan hasil pemilihan umum kepala daerah pada dasarnya berkaitan dengan hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU sebagai Termohon yang secara signifikan mempengaruhi terpilihnya pasangan calon ya atau kalau tidak terpilihnya menentukan kemungkinan siapa yang akan memasuki putaran kedua, kalau itu tergantung dari hasilnya. Ya, ini nanti kami persilakan karena pada sidang pertama dulu memang benar apa yang dikemukakan oleh pihak Termohon bahwa Saudara hanya berkaitan dengan hal-hal yang redaksional ya? jadi ini menjadi pegangan dari sidang kita tapi Saudara memang masih punya waktu yang cukup panjang sebetulnya dari sidang yang lalu ya? Jadi seharusnya ini sudah dan tidak ada lagi perbaikan tentunya lebih lanjut.
Saya silakan.
38. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Dalam hal ini kita tidak mengubah petitumnya, cuma kami hanya mempertajam dari perselisihan perhitungan yang sudah diperbaiki. 5.2 (halaman 4 dari 13) kesalahan hasil perhitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon, tiap- tiap Distrik berdasarkan lampiran I model DB-I-KWK dan lampiran II model DB-lKWK yang tidak bersesuaian atau berbeda, sebagai berikut:
Biak Kota
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor, tertulis jumlah surat suara terpakai 15.432 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain di wilayah Kabupaten/Kota), tetapi seharusnya berjumlah 15.434.
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 15.046 ditambah 388 sama dengan 15.434 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah), jadi lampiran I dan Lampiran II ternyata tidak ekuivalen /tidak bersesuaian atau berbeda
Samofa
1. Pada lampiran I jumlah suara yang rusak/ keliru di coblos 56, tidak sesuai dengan pada lampiran II 220 suara.
Yendidori
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor seharusnya jumlah surat suara terpakai seharusnya 3667 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 3587
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 3587 ditambah 78 sama dengan 3675 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Biak Timur
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 3377 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 3355.
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 3355 ditambah 38 sama dengan 3393 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak
sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Oridek
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 2314 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 2309
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 2266 ditambah 43 sama dengan 2309 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Padaido
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 902 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 901
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 891 ditambah 10 sama dengan 901 ( surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Aimando
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih, TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah di tingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 1078 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 1049
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 1049 ditambah 29 sama dengan 1078 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak bersesuaian atau berbeda
Biak Barat
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 2466 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 2448
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 2394 ditambah 24 sama dengan 2418 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen tidak bersesuaian atau berbeda
Swandiwe
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 1828 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 1824
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 1797 ditambah 28 sama dengan 1825 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen tidak bersesuaian atau berbeda
39. KUASA HUKUM PEMOHON : MOH ADAM RUHIMAT, S.H. Biak Utara
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 3130, (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 3126
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 3078 ditambah 48 sama dengan 3126 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Andei
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor jumlah surat suara terpakai seharusnya 619 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 617
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 617 ditambah 5 sama dengan 622 ( surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Yamosi
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 1201 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 1195
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 1195 ditambah 6 sama dengan 1201 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda.
Warsa.
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 2220 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 2121
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 2121 ditambah 99 sama dengan 2220 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Bondifuar
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 164 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 162
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 162 ditambah 500 sama dengan 622 ( surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Numfor Timur
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi Jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor Jumlah surat suara terpakai seharusnya 857 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 673
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 673 ditambah 1 sama dengan 674 ( surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Poiru
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor jumlah surat suara terpakai seharusnya 793 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 788
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 775 ditambah 1 sama dengan 776 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda.
Bruyadori
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor jumlah surat suara terpakai seharusnya 616 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 926
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 616 ditambah 0 sama dengan 616 ( surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah)
Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Numfor Barat
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor jumlah surat suara terpakai seharusnya 1158 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 949 pada lampiran I
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 949 ditambah 22 sama dengan 971 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
Orkeri
1. Pada lampiran I model DB-I-KWK tentang Rekapitulasi jumlah Pemilih,TPS dan surat suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah ditingkat kabupaten Biak Numfor jumlah surat suara terpakai seharusnya 749 (jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS ditambah jumlah pemilih dari TPS lain diwilayah Kabupaten/Kota), akan tetapi tertulis 734
2. Surat suara terpakai menurut lampiran II 734 ditambah 15 sama dengan 749 (surat suara sah ditambah dengan suara yang tidak sah) Jadi lampiran I dan Lampiran II tidak ekuivalen/tidak bersesuaian atau berbeda
40. KUASA HUKUM PEMOHON : FIRMAN SILALAHI, S.H.
Menurut catatan rekapitulasi penggunaan surat suara di TPS dalam wilayah KPU Kabupaten Biak Numfor, jumlah surat suara terpakai berisi suara sah dari seluruh TPS dalam wilayah KPU Biak Numfor (diisi dari huruf A lampiran 2 model DB-I-KWK) adalah 52.492 akan tetapi
seharusnya 51876 suara.
Pada lampiran I model DB-I-KWK, Rekapitulasi jumlah Pemilih, TPS dan Surat Suara Pemilu jumlah suara yang terpakai seharusnya 53.926 akan tetapi tertulis 53.549 jumlah surat suara terpakai berisi suara tidak sah dari seluruh TPS dalam wilayah KPU Kabupaten Biak Numfor (diisi dari hurup B lampiran 2 Model DB-I-KWK ) adalah 1064, tetapi menurut rekapitulasi jumlah pemilih, TPS dan surat suara pemilihan umum kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Biak Numfor (lampiran I model DB-I-KWK) adalah 260. Bahwa berdasarkan Keputusan Ketua KPU Kabupaten Biak Numfor tahun 2008 tanggal 3 September 2008 tentang jumlah pemilih tetap dan badan penyelenggara 19 distrik se-Kabupaten Biak Numfor untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati tahun 2008 tertanggal 3 September 2008 bukti P-3. KPU menyatakan TPS sebanyak 256 TPS, tetapi berbeda dengan Keputusan Ketua KPU se-Kabupaten Biak Numfor Nomor 31 tahun 2008 tanggal 3 September 2008 tentang jumlah pemilih tetap dan badan penyelenggara 19 distrik se-Kabupaten Biak Numfor untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati tahun 2008 tertanggal 13 Oktober 2008 (bukti P-4) yang menyatakan jumlah TPS sebanyak 253 TPS, ternyata pada berita acara hasil rekapitulasi pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di tingkat Kabupaten Biak Numfor oleh KPU Biak Numfor tanggal 4 November 2008 ditetapkan TPS sebanyak 251 TPS. Jadi berapa TPSkah yang menjadi pedoman penghitungan suara oleh KPU Kabupaten Biak Numfor dan ada kemungkinan KPU tidak menghitung tiga sampai lima, TPS berdasarkan bukti P-3 dan P-4 di atas.
Selanjutnya mungkin Majelis Hakim Yang Mulia bahwa mungkin telah kami bacakan pada saat pembacaan sidang kemarin.
Terima kasih.
41. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Jadi ini penajaman angka-angka ya? Baik, selanjutnya kami berikan kesempatan pada pihak Termohon untuk memberikan jawabannya, yang pokok-pokok saja.
42. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD BIAK NUMFOR) :
Terima kasih Majelis Hakim yang saya hormati.
mengemukakan bahwa setelah kita mencermati dari uraian Pemohon maka kami berpendapat bahwa perubahan yang dilakukan oleh Pemohon itu sudah menyangkut masalah substansi. Oleh karena itu secara tegas kami menolak dan mohon dicatat di dalam kepaniteraan persidangan ini.
Terima kasih.
Kami Termohon akan membacakan jawaban Termohon atas permohonan Pemohon.
Kepada yang terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi RI melalui Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI pemeriksa Perkara Pemilukada Nomor Register 37/PHPU.D-VI/2008 di Jakarta.
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini Budi Setianto, S.H. dan Yohannes G Pone, S.H. keduanya advokat (...)
43. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S
Jadi yang itu tidak usah dibacakan langsung saja isinya.
44. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD BIAK NUMFOR) :
Baik, berkaitan permohonan keberatan dari Saudari Reynaldi Magdalena Kaisipo, S.Si., M.Th. dan Saudara Max Richard van Mawi Krey, A.md. T.S. pasangan calon Bupati wakil Bupati Biak Numfor yang terdaftar sebagai nomor urut tiga yang terdaftar dalam register nomor 37 dan seterusnya di Mahkamah Konstitusi bersama ini Termohon menyampaikan tanggapan dan jawaban sebagai berikut:
Dalam eksepsi, Kuasa Hukum Pemohon tidak mempunyai legalitas sebagai penerima kuasa hukum karena statusnya bukan advokat. Bahwa kuasa hukum dalam permohonan keberatan dalam penetapan hasil penghitungan suara Pemilukada di kabupaten Biak Numfor yang terdaftar di Register Nomor 37/PHPU.D-VI/2008 di Mahkamah Konstitusi RI tidak memiliki legalitas sebagai kuasa hukum karena statusnya bukan sebagai advokat dan tidak memiliki izin beracara yang diberikan oleh organisasi advokat. Dengan demikian telah melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Hal ini sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan undang-undang vide Pasal 1 angka 1.
b. Jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat berupa memberikan konsultasi hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum vide Pasal 1 angka 2.
c. klien adalah orang badan hukum atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari advokat vide Pasal 1 angka 3.
Selanjutnya dalam Pasal 2 Undang-Undang 18 Tahun 2003 tentang Advokat dinyatakan yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat vide Pasal 1 angka 3.
Pengangkatan advokat dilakukan oleh organisasi advokat vide
Pasal 1 angka 3, advokat yang telah diangkat berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjalankan praktiknya dengan mengkhususkan diri pada bidang tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan vide
Pasal 1 angka 3.
Mendasarkan pada ketentuan tersebut di atas, maka syarat utama untuk dapat menerima kuasa hukum dan untuk dapat beracara di pengadilan adalah hanya bisa dilakukan oleh seorang advokat. Bahwa senyatanya permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon dilakukan oleh kuasa hukum, yang tidak memiliki legalitas sebagai seorang advokat sebagai akibatnya menjadikan permohonan mengalami cacat yuridis dan batal demi hukum. Untuk itu mohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk menetapkan dalam putusan sela yang menyatakan bahwa permohonan keberatan dari Pemohon ditolak atau setidak-tidaknya permohonan tidak dapat diterima. Di samping permohonan ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima sebagaimana dimaksud di atas mengingat Mahkamah Konstitusi sebagai institusi negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna penegakan hukum dan keadilan sudah seharusnya juga penegakan hukum bagi pihak-pihak yang melanggar ketentuan hukum ini termasuk kuasa hukumnya yang tidak memiliki legalitas hukum sebagai advokat untuk tidak diberi izin menjalankan profesi advokat.
Dua, objek perselisihan Pemilukada petitum permohonan Pemohon tidak jelas dan kabur atau obscuur libel. Dalam ketentuan hukum disebutkan bahwa objek perselisihan Pemilukada hasil perhitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi: a. pasangan calon yang dapat mengikuti peraturan putaran kedua
Pemilukada;
b. terpilihnya pasangan calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah vide Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008;
Selanjutnya dalam pasal 6 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang pedoman beracara dalam perselisihan hasil pemilihan umum kepala daerah disebutkan permohonan sekurang-kurangnya memuat uraian yang jelas mengenai kesalahan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon. Dua, permintaan petitum untuk membatalkan hasil penghitungan suara oleh Termohon vide Pasal 6 ayat (2) huruf B Peraturan Mahkamah
Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008. Mendasarkan ketentuan di atas dan dikaitkan dengan permohonan keberatan dari Pemohon terdapat kesimpulan. Satu, rumusan objek perselisihan dalam permohonan keberatan mengalami pengaburan karena asumsi Pemohon terkait dengan perbedaan jumlah pemilih dan selisih jumlah pemilih sebesar 12.280 orang tidak serta merta untuk mengurangi hasil perolehan suara pasangan calon nomor urut dua. Dalil Pemohon yang tidak rasional dan mengada-ada ini menjadikan objek perselisihan dalam permohonan Pemohon menjadi kabur, tidak jelas, dan menyimpang dari ketentuan hukum acara.
Dua, rumusan petitum yang diajukan oleh Pemohon dalam permohonan tidak jelas, tidak rinci, dan kabur. Karena, satu, tidak menyebutkan nomor dan surat keputusan Termohon tentang penetapan hasil penetapan rekapitulasi penghitungan suara. Dua, tidak menyebutkan nomor dan surat keputusan Termohon tentang penetapan pasangan calon terpilih dan tiga tidak menyebutkan nomor dan berita acara tentang hasil perhitungan rekapitulasi dan penetapan calon terpilih. Dari uraian tersebut di atas maka sangat jelas bahwa objek perselisihan Pemilukada dan petitum dalam permohonan Pemohon mengalami kekaburan atau obscuur libel yang memberikan konsekuensi permohonan Pemohon tidak dapat diterima karena menyalahi peraturan acara yaitu Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah.
Ketiga, permohonan dari Pemohon tidak memenuhui syarat yang diwajibkan oleh ketentuan hukum. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dinyatakan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil perhitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon vide Pasal 106 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Ketentuan yang sama juga dinyatakan di dalam PP RI Nomor 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah yang menyebutkan sebagai berikut; “keberatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) hanya berkenaan dengan hasil perhitungan suara yang mempengaruhi dengan terpilihnya dengan pasangan calon.”
Selanjutnya dalam PMK Nomor 15 Tahun 2008 dinyatakan; “objek perselisihan Pemilukada adalah hasil perhitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi penentuan pasangan calon yang dapat mengikuti peraturan kedua Pemilukada, terpilihnya calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah.” Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka jika dicermati permohonan yang diajukan Pemohon tidak memenuhi syarat formal yang diwajibkan oleh ketentuan hukum karena, pertama seharusnya Pemohon dalam mendalilkan jumlah suara dalam Pemilukada mendasarkan pada hasil rekapitulasi perhitungan suara yang diakui secara sah oleh ketentuan hukum atau undang-undang yaitu hasil
rekapitulasi yang dibuat oleh KPPS di tingkat TPS, hasil rekapitulasi PPD di tingkat distrik atau PPK, dan hasil rekapitulasi KPUD di tingkat kabupaten dan bukan berdasarkan pada perbedaan jumlah pemilih yang tidak ditentukan dalam ketentuan hukum atau undang-undang.
Kedua, selisih jumlah pemilih sebesar 12.280 orang pemilih yang didalilkan oleh Pemohon menurut ketentuan hukum atau undang-undang bukan merupakan penghitungan suara yang signifikan yang dapat mempengaruhi terpilihnya pasangan calon. Berdasarkan keseluruhan uraian dari bagian eksepsi tersebut di atas maka mohon kepada yang terhormat Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk menolak permohonan atau menetapkan permohonan Pemohon tidak dapat diterima dalam putusan sela.
B. Dalam materi pokok
Bahwa secara tegas Termohon keberatan menyatakan menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Pemohon keberatan kecuali yang secara jelas dan tegas diakui oleh Termohon keberatan.
Dua, ini mohon ada kesalahan sedikit jadi ada perbaikan.
Jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon terhadap permohonan keberatan, angka satu, bahwa dalil-dalil Pemohon yang dinyatakan dalam angka satu dan dua dalam permohonan Pemohon tidak perlu Termohon jawab dan tanggapi karena bukan merupakan hal yang berhubungan dengan materi permohonan. Ketiga, jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon dalam keberatan angka dua. Bahwa Pemohon dalam uraian angka dua tidak menyebutkan secara rinci dan jelas tentang hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh Termohon dalam rapat pleno pada tanggal 4 November 2008 terkait tentang hasil rekapitulasi penghitungan suara dan hasil penetapan pasangan calon. Hal ini memberikan gambaran bahwa Pemohon tidak memahami dan menguasai materi permohonan yang diajukan. Keempat, jawaban dan tanggapan terhadap dalil permohonan terhadap permohonan keberatan angka tiga dan empat.
Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan tidak pernah menerima secara resmi hasil rekapitulasi penghitungan suara oleh Termohon adalah tidak benar dan dapat dikualifikasi sebagai pembohongan terhadap lembaga peradilan serta pembohongan publik karena dalam pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Termohon atau KPUD Kabupaten Biak Numfor telah melaksanakan rekapitulasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu vide Pasal 86, Pasal 87, Pasal 104 PP Nomor 6 Tahun 2005. KPU Kabupaten Biak Numfor atau Termohon sesuai dengan ketentuan Pasal 86 ayat (7) PP Nomor 6 Tahun 2005 telah memberikan satu eksemplar salinan berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara kepada saksi-saksi pasangan calon yang hadir dan telah menempelkan di tempat umum serta telah mengumumkan melalui media surat kabar atau cetak atau media elektronik. Termohon juga telah menyampaikan sertifikasi hasil
rekapitulasi melalui pemberitahuan kepada masing-masing pasangan calon. Jika Pemohon mendalilkan tidak pernah menerima secara resmi sertifikasi rekapitulasi ada beberapa kemungkinan, kemungkinan pertama Pemohon tidak mengirimkan saksi-saksinya pada saat proses rekapitulasi sekalipun Termohon telah mengundang dan memberitahukan. Kemungkinan kedua, saksi-saksi Pemohon tidak menyerahkan sertifikasi hasil rekapitulasi kepada Pemohon karena mengalami ketiga. Kemungkinan ketiga, Pemohon melakukan pembohongan publik, termasuk publik di lembaga peradilan.
Jika dalil Pemohon benar bahwa tidak menerima sertifikasi hasil rekapitulasi hal ini juga secara hukum bukan merupakan kesalahan Termohon karena sesuai dengan ketentuan hukum Termohon tidak wajib menyampaikan kepada Pemohon tetapi kepada saksi-saksi Pemohon dan Pemohon pada saat dilakukannya proses rekapitulasi tidak mengirim saksi-saksinya hal ini merupakan kesalahan Pemohon sendiri. Sekalipun bukan merupakan kewajiban hukum, Termohon telah memberitahukan secara resmi kepada masing-masing pasangan calon termasuk di dalamnya adalah Pemohon.
Sebagai informasi kepada Majelis Mahkamah yang kami hormati, bahwa dalam pelaksanaan proses rekapitulasi hasil perhitungan suara pada tanggal 4 November 2008 pelaksanaannya dilakukan secara demokratis dan terbuka untuk umum. Termohon telah mengundang masing-masing pasangan calon, masing-masing partai politik pengusung calon mengundang saksi-saksi dari pasangan calon, mengundang panitia pengawas, mengundang pemantau, dan mengundang tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh perempuan, dan warga masyarakat di Biak Numfor. Semua undangan pada saat pelaksanaan hadir dan turut serta menyaksikan proses rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh Termohon. Selanjutnya hasil rekapitulasi penghitungan suara yang telah ditandatangani oleh Ketua dan anggota KPU Kabupaten Biak Numfor dan oleh saksi pasangan calon diberitahukan secara resmi kepada masing-masing pasangan calon melalui saksi-saksinya. Juga diumumkan melalui media cetak dan elektronik.
Dengan demikian sangatlah naif jika Termohon mengaku tidak menerima hasil rekapitulasi penghitungan suara dan penetapan pasangan calon terpilih pada Pemilukada di Kabupaten Biak Numfor.
Lima, jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon dalam permohonan keberatan angka lima.
Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan bahwa terdapat kesalahan dalam penghitungan suara yang telah dilakukan oleh Termohon berkaitan dengan jumlah pemilih adalah tidak termasuk substansi permohonan sebagaimana yang diamanatkan dalam ketentuan Pasal 94 ayat (2) PP Nomor 6 Tahun 2008 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah karena perselisihan jumlah pemilih adalah hal yang berbeda dengan perselisihan terkait dengan hasil perhitungan suara.
Gugatan atau permohonan atau protes terhadap perbedaan jumlah pemilih dilakukan pada saat sebelum dilakukannya pemungutan suara dan sebelum penghitungan suara. Institusi yang memiliki kewenangan untuk menyelesaikan masalah ini adalah pengawas Pemilukada. Sedangkan perselisihan terkait dengan hasil penghitungan suara dilakukan pada saat setelah dilakukan proses rekapitulasi penghitungan suara oleh Termohon. Institusi yang memiliki kewenangan menyelesaikan perselisihan ini adalah Mahkamah Konstitusi sebelumnya Mahkamah Agung. Dengan demikian sangatlah keliru jika Pemohon mendalilkan masalah perselisihan atau perbedaan hasil penghitungan suara Pemilukada dihubungkan dengan perselisihan jumlah pemilih, karena dua hal yang berbeda baik dari proses pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan institusi yang menanganinya.
Mohon izin untuk dilanjutkan oleh rekan kami Majelis.
45. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD BIAK NUMFOR) : YOHANES. G PONE, S.H.
Tujuh, jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon dalam permohonan keberatan angka enam.
Bahwa dalil yang menyatakan telah terjadi penggelembungan jumlah pemilih di dua distrik sebesar 12.280 pemilih adalah merupakan kurangnya pemahaman Pemohon terhadap substansi permohonan keberatan dalam Pemilukada yang diperkenankan oleh undang-undang atau sekedar dalil yang dicari-cari untuk sekedar dapat memenuhi diajukannya permohonan ini.
Terkait dengan jumlah pemilih yang jadi kewenangan dari Termohon telah ditetapkan berdasarkan oleh KPU Biak Numfor Nomor 10 Tahun 2008 tentang perubahan Keputusan KPU Kabupaten Biak Numfor Nomor 31 Tahun 2008 tentang penetapan jumlah pemilih dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Biak Numfor tahun 2008.
Jumlah pemilih di kabupaten Biak Numfor sebesar 74.316 pemilih ditetapkan oleh Termohon berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan setelah mendapatkan masukan-masukan baik dari instansi pemerintah, masyarakat, partai politik, LSM, dan berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Biak Numfor. Jumlah pemilih sebesar 74.316 terdapat di 251 TPS, 188 PPS, dan 199 PPD atau PPK di Kabupaten Biak sampai ditetapkannya daftar pemilih tetap oleh Termohon tidak ada keberatan atau protes dari Pemohon atau masyarakat Biak dan masyarakat Biak juga tidak pernah mengajukan keberatan.
Jika Pemohon merasa ada permasalahan dengan jumlah pemilih seharusnya protesnya tidak dilakukan pada saat sekarang atau sesudah dilakukannya pemungutan suara atau setelah dilakukannya rekapitulasi perhitungan suara namun dilakukan pada saat Termohon mengumumkan daftar pemilih sementara dan sebelum ditetapkan daftar pemilih tetap oleh Termohon. Dengan demikian tuduhan Pemohon yang
menyatakan telah terjadi penggelembungan jumlah pemilih yang dilakukan oleh Termohon bukan saja kenaifan dari Pemohon tetapi sudah masuk dalam kategori perbuatan fitnah politik yang jika Pemohon merasa dirugikan pengaduannya diajukan ke panitia pengawas Pemilukada bukan ke Mahkamah Konstitusi.
Delapan, jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon dalam permohonan keberatan angka tujuh.
Dalil Pemohon yang menyatakan bahwa Termohon melakukan kecurangan dengan berpihak pada calon peserta Pemilukada nomor dua juga merupakan dalil yang polanya sama dengan dalil Pemohon pada angka enam. Termohon tetap menolak dalil ini karena permasalahan jumlah pemilih sangat berbeda dengan permasalahan hasil rekapitulasi perhitungan suara sebagaimana yang Termohon sebutkan dan uraikan dalam angka enam jawaban Termohon.
Sembilan, jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon dalam permohonan keberatan angka delapan.
Dalil Pemohon yang menyatakan bahwa suara yang diperoleh dengan pasangan calon dengan nomor urut dua sebesar 18.031 suara di antaranya terdapat 12.280 suara tidak sah adalah mengada-ada dan tidak masuk dalam rasio hukum karena:
a. tidak ada aturan hukum yang mengatur selisih jumlah perhitungan suara pemilih dapat digunakan untuk mengurangi jumlah perolehan suara yang didapat dalam Pemilukada.
b. Pemohon tidak memberikan dasar argumentasi yang kuat dan jelas serta bisa diterima oleh logika kenapa jumlah pemilih dapat digunakan untuk mengurangi jumlah perolehan suara yang didapat dalam Pemilukada.
c. Jika suara tersebut diasumsikan disebabkan karena masalah jumlah pemilih maka hal ini di samping tidak relevan dengan materi permohonan juga akurasi datanya dipertanyakan karena belum tentu jumlah pemilih yang diasumsikan mempunyai hak semaunya memilih dalam pemilukada dan memilih Pemohon.
Dengan demikian, dalil-dalil Pemohon sangat pantas dikesampingkan.
Sepuluh, jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon dalam permohonan keberatan angka sembilan. Bahwa perhitungan yang dibuat oleh Pemohon adalah perhitungan sepihak yang tidak mendasarkan pada ketentuan hukum dan tidak mendasarkan pada hasil perhitungan rekapitulasi yang dilakukan oleh petugas di tingkat TPS, PPS, PPD, atau PPK dan KPUD Kabupaten yang oleh undang-undang diakui secara resmi. Termohon telah melakukan rekapitulasi perhitungan suara berdasarkan pada ketentuan Pasal 86 khususnya ayat (1), (5), dan (6) PP Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Adapun hasil rekapitulasi perhitungan suara yang dilakukan pada tanggal 4 November
2008 dan mendasarkan pada hasil perolehan rekapitulasi perhitungan suara masing-masing PPD atau PPK yang didasarkan pada hasil rekapitulasi perhitungan KPPS di setiap TPS adalah sebagai berikut:
Hasil rekapitulasi dari masing-masing PPD dan PPK, Majelis Hakim ini mohon tidak dibacakan dianggap sudah dibacakan.
Hasil rekapitulasi dari hasil Pemilu daerah Kabupaten Biak Numfor atau Termohon berdasarkan hasil rekapitulasi di masing-masing PPK atau PPD adalah sebagai berikut, nama pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah:
1. Obet Albert Seroyer dan Drs. Hamda, M.S. hasil perolehan suara 2.025 suara.
2. Yusuf Melianus Meriam, S.Sos., M.M. dan Drs. Alimudin Sabe hasil perolehan suara berjumlah 18.031 suara.
3. Reynelda Kaisepo S.Si, M.Th. dan Max Richard Fungmawi Krey A.Md. hasil perolehan suara berjumlah 14.623 suara.
4. Adrianus Kaviar, S.E. dan Ir. Tjoko Wahyudi hasil perolehan suara berjumlah 10.125 suara.
5. Ir. Hanok Elieser Makbon, M.Si. dan Andi Firman Martjadi, S.E. berjumlah 7.688 suara.
Jumlah suara sah berjumlah 52.492 suara.
Sebelas, jawaban dan tanggapan terhadap dalil Pemohon dalam permohonan keberatan angka sepuluh.
Bahwa penghitungan Pemohon pada angka sepuluh adalah tidak benar karena didasarkan pada hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan hanya didasarkan pada asumsi-asumsi Pemohon untuk itu Termohon secara tegas menolaknya.
Dua belas, jawaban dan tanggapan terhadap dalil permohonan Pemohon dalam permohonan keberatan angka sebelas, Termohon tidak perlu memberikan jawaban atau tanggapan karena tidak relevan dengan materi permohonan keberatan Pemilukada yang diharuskan oleh undang-undang dan untuk itu Termohon menolak dalil Pemohon. Berpijak dari keseluruhan uraian tersebut di atas mohon Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI yang memeriksa permohonan keberatan dengan Nomor Register Perkara 37/PHPU.D-VI/2008 untuk:
1. menolak permohonan keberatan dari Pemohon untuk seluruhnya;
2. menyatakan bahwa surat Keputusan KPUD kabupaten Biak Numfor Nomor 21 tahun 2008 tentang penetapan hasil rekapitulasi penghitungan suara dalam Pemilukada kabupaten Biak Numfor tahun 2008 dan surat KPU Biak Numfor Nomor 22 Tahun 2008 tentang penetapan pasangan calon terpilih hasil rekapitulasi perhitungan suara dalam Pemilukada Biak Numfor serta berita acara rapat pleno KPUD Kabupaten Biak Numfor Nomor 178/BA/KPU/178/BN/XI/2008 tentang Penetapan Calon Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Pemilukada tahun 2008 tanggal 5 November 2008 adalah sah dan berlaku;
3. menyatakan Putusan Mahkamah Konstitusi bersifat final dan dapat dijalankan;
4. menghukum Pemohon untuk mematuhi keputusan Mahkamah Konstitusi yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Terima kasih
Jakarta, 17 November 2008 Hormat kami,
Kuasa hukum Termohon Budi Setyanto, S.H. Yohannes Geboyna, S.H.
46. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Baik, jadi Termohon telah memberikan jawabannya dan untuk selanjutnya kami ingin memberi kesempatan kepada pihak dari dari Termohon kalau ada bukti-bukti yang perlu dilampirkan, lampiri jawaban ini, ada ya?
47. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD KAB BIAK): BUDI SETYANTO, S.H.
Majelis Hakim yang kami hormati.
Kami akan mengajukan bukti-bukti untuk persidangan berikutnya. Karena kebetulan belum kami bawa.
48. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Jadi persidangan berikutnya direncanakan besok pagi 18 November pukul 16.00. Besok agendanya khusus untuk pembuktian yaitu bukti dari Pemohon maupun Termohon. Nanti bukti-bukti dari Pemohon juga akan kami sampaikan kepada Termohon yang tadi belum diajukan jadi besok pengesahannya sekaligus. Hari ini akan kita pakai saja untuk mendengarkan setelah keterangan Termohon, keterangan Pihak Terkait. Jadi pokok-pokoknya saja, ya silakan.
49. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT : IBRAHIM, S.H.
Baik, terima kasih Majelis Hakim yang terhormat.
Kami memberikan keterangan secara tertulis. Keterangan Pihak Terkait sesuai Pasal 3 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008.
Dengan hormat, bersama ini kami selaku Pihak terkait Perkara Nomor 37, pada hari Senin, tanggal 10 November 2008 di Mahkamah Konstitusi dalam perkara antara Reyneilda Kaisipeo, S.S.I dan Max
Richard sebagai Pemohon melawan Komisi Pemilihan Umum sebagai Termohon. Perkenan kami Yusuf Malianus Mariam, Drs. Alimudin Sabe, dalam hal ini memberikan kuasa kepada kami Ibrahim, S.H dan Julius Maupapami, S.H. sebagai kuasa hukum memberikan keterangan sebagai berikut.
Tentang obyek sengketa.
Permohonan pembatalan perhitungan suara yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Ketua Mahkamah Konstitusi yang kami muliakan.
Ketua dan anggota Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang kami hormati.
Perkenan kami sebagai Pihak Terkait menyampaikan keterangan sebagai berikut :
Dalam eksepsi, bahwa sesuai dengan ketentuan hukum acara maka yang pertama dan utama yang harus dipenuhi dalam persidangan yang terhormat ini adalah legal standing dari Pemohon. Dalam hal ini Prinsipal maupun kuasanya. Apakah telah memenuhi ketentuan Pasal 3 ayat (3), (4), (5), dan (6) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008. Kuasanya apakah kuasa hukum telah memenuhi syarat untuk bertindak selaku kuasa hukum sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Profesi Advokat, yaitu advokat menjalani profesi pekerjaan advokat adalah
50. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Sebentar-sebentar ya, sebagai Pihak Terkait Anda diharapkan lebih menjelaskan yang terkait dengan pokok permasalahannya yaitu keberatan terhadap hasilnya, jadi eksepsi sudah dilakukan oleh pihak Termohon, jadi yang berperkara itu sebetulnya pihak Pemohon dan Termohon. Pihak terkait itu hanya ada kemungkinan, keputusan Mahkamah itu akan berpengaruh. Oleh karena itu Anda menjelaskan yang terkait dengan substansi saja.
51. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT : IBRAHIM, S.H.
Baik, berkaitan dengan masalah eksepsi itu juga sudah dibahas oleh Termohon tadi, kami masuk kepada pokok perkara.
Cuma sebelum itu (...)
52. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum
53. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT : IBRAHIM, S.H.
Ya
54. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum
Selaku Pihak Terkait, itu Saudara bikin penjelasan saja yang berkaitan dengan materi permohonan ya? Jadi tidak perlu lagi saudara mengemukakan bagaimana legal standing, itu adalah hak Kuasa Termohon untuk menjawab hal semacam itu. Inti-inti pokok saja, tidak perlu dibacakan semuanya, sebab itu keterangan Saudara tertulis dan itu nanti diberikan kepada panel. Nanti panel yang akan menilai sejauh mana kebenaran keterangan-keterangan Saudara, terima kasih Pak Ketua.
55. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT : IBRAHIM, S.H.
Terima kasih Majelis, setelah kami mencermati apa yang menjadi materi dan yang disampaikan oleh Pemohon dalam perkara di Mahkamah Konstitusi ini maka dari halaman ke halaman, dari poin ke poin kesemuanya itu bukanlah merupakan sengketa tentang kesalahan dalam menghitung surat suara yang menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk mengadilinya. Akan tetapi hal itu adalah kewenangan dari pada Panwaslu atau peradilan umum untuk melakukan proses hukum lebih lanjut. Sehingga oleh karena itu gugatan yang diajukan oleh Pemohon harus dinyatakan tidak dapat diterima.
Kemudian Majelis Hakim, pada kesempatan ini juga kami mohon catatan sedikit bahwa pada sidang yang lalu itu jelas dan tegas Pemohon tidak akan lagi menyampaikan perbaikannya. Perbaikan tadi yang disampaikan dalam persidangan ini kami menolak dan mohon dikesampingkan Majelis.
Demikian Majelis.
56. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Jadi saudara sebagai Pihak Terkait keberatan terhadap permohonan dan sudah kami catat dan keterangan Saudara sudah dibuat rangkap 12?
Saudara dari Panwas yang hadir pada sidang pertama sebetulnya, saya persilakan yang tadi banyak disebut-sebut oleh baik Pemohon maupun Termohon maupun Pihak Terkait, silakan untuk memberikan keterangan karena banyak yang didalilkan oleh Pemohon ini yang sebetulnya menjadi kewenangan dari Panwas. Sebelum itu, saya hanya ingin mengingatkan kepada Pihak Terkait, jadi meskipun dari ya nanti dari Pihak Terkait, jadi meskipun, ini dari Badan Hukum HAM dan Otonomi Daerah dari Partai Golkar ya, tadi sudah ada surat kuasanya
ya.
Baik sekarang Pihak Panwas yang banyak disebut-sebut
57. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Hakim yang kami hormati dari Mahkamah Konstitusi, dan pihak Penuntut dan pihak Pemohon yang kami hormati.
Sebagai Panitia Pengawas Pilkada, dalam melaksanakan tugas sesuai dengan Juknis dan petunjuk pelaksanaan Panwas, selama kami bekerja secara transparan kami umumkan kepada kelima kandidat dan pelanggaran-pelanggaran Pilkada agar dapat diajukan kepada Panwas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu pengajuan, pelanggaran Pilkada sesuai dengan permasalahan pelanggaran Pilkada dengan bukti dan saksi.
58. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Kami interupsi dulu, ini Saudara Panwas yang hadir sejak awal, ini Saudara hadir sebagai apa? Sebagai saksi yang diajukan oleh Pemohon?
59. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Sebagai saksi.
60. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Yang diajukan.
61. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Dari Pemohon.
62. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Dari Pemohon.
63. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Ya.
64. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
65. KUASA HUKUM TERMOHON (KETUA KPUD KAB BIAK) : BUDI SETYANTO, S.H.
Mohon maaf Majelis Hakim, Majelis Hakim yang kami hormati, mungkin sebagai pembetulan bahwa kami dari Termohon, ingin nantinya mengajukan saksi dari Panwas.
66. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Ini ada Panwas anggotanya berapa
67. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
3 orang.
68. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Saudara hadir atas nama institusi Panwas atau (...)
69. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Atas nama institusi Panwas.
70. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Apa ada surat tugas dari Panwas?
71. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Ada Pak, sudah SPPD-nya sudah ditandatangani oleh Bawaslu Pusat.
72. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
3 Orang, Anda ketua atau anggota
73. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Saya Ketua.
74. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Ketua, terus merangkap anggota, ditambah dua anggota.
Ini di satu pihak Anda diajukan oleh Pemohon, pihak Pemohon betul?
75. KUASA HUKUM PEMOHON : TOMSON. M. SILALAHI, S.H.
Majelis Hakim mohon maaf Majelis Hakim, sampai saat ini Pemohon, kami dari Pihak Pemohon tidak mengajukan saksi dari Panwaslu, terima kasih.
76. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Jadi yang meminta anda sebagai saksi dari siapa?
77. PIHAK TERKAIT : HAMSIH (PANWASLU BIAK NUMFOR)
Bukan dari Pemohon, itu dari pihak pelaksana untuk saya hadir sebagai panitia pengawas
78. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Baik ini acara pembuktiannya akan baru dilakukan pada sidang besok termasuk alat-alat bukti yang lain. Saudara Pemohon juga punya saksi-saksi, jadi Panwas itu sesuai dengan Peraturan Mahkamah Konstitusi sebetulnya yang akan memanggil adalah Majelis apabila dipandang perlu. Jadi di dalam alat bukti ada Pasal 11, saksi dalam selisih hasil pemilihan terdiri atas saksi resmi Pemilukada. Jadi pasangan calon pasti ada saksi, di setiap PPS dari mulai setiap tingkatan kalau di pihak Numfor ini tentu di KPPS di distrik dan di KPU. Kemudian saksi pemantau ada, kemudian Mahkamah, ayat (2) dapat memanggil saksi lain yang diperlukan antara lain Panitia Pengawas Pemilihan Umum atau Kepolisian, ini fakultatif ya? Jadi dari Panwas nanti kalau Majelis memandang perlu tergantung pada pembuktian besok sore, jadi nanti Pemohon juga belum siap juga dengan saksi, hari ini belum datang kan, kemudian pihak Pemohon juga alat-alat buktinya belum siap, baru besok, ada saksi dari Termohon?
79. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD KAB BIAK ) : BUDI SETYANTO, S.H.
Majelis Hakim yang kami hormati,
Kami setelah persidangan ini kami akan membicarakan apakah kami akan mengajukan saksi atau tidak untuk besok sore.
80. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
81. HAKIM KONSTITUSI : Dr. H.M. ARSYAD SANUSI, S.H., M.Hum
Saudara Kuasa Pemohon dan Termohon, dan Pihak Terkait serta dari Panwaslu. Perlu kami jelaskan kepada Saudara, 3 hari kerja setelah pengumuman KPU tentang penentuan siapa terpilih, maka 3 hari itu sudah masuk permohonan. Sejak permohonan itu diregistrasi di Mahkamah Konstitusi, 14 hari itu harus sudah putus. Karenanya persidangan ini harus diwarnai dengan peradilan cepat. Sehingga setiap hari kami minta kesediaan Saudara-Saudara itu menyiapkan bukti, menyiapkan saksi, sedangkan saksi pemantau Panwaslu manakala nilai permohonan, inti permohonan, Kuasa Pemohon dan Termohon menyangkal, katakanlah begini ada penggembosan, itukan biasanya keberatan-keberatan itu diajukan melalui Panwaslu. Panwaslu ini ada dua, kabupaten dan kecamatan. Apakah Bapak Panwaslu Kecamatan atau kabupaten, itu nanti Majelis memandang perlu. Kala itu perlu barulah Saudara dipanggil sebagai saksi. Apakah benar keberatan-keberatan, apakah benar kecurangan-kecurangan itu ada, ada tidak laporan masuk pada Saudara. Kemudian panwaslu merespon. Kalau Panwaslu menyatakan ini pelanggaran administratif saja, Saudara selesaikan di tingkat PPK maupun di KPPS. Tetapi kalau itu bernada pidana, pelanggaran itu ya Saudara teruskan kepada pihak kepolisian. Demikian pelanggaran-pelanggaran yang bisa terjadi di dalam Pemilu ini. Karenanya besok bukti dan saksi-saksi Termohon dan Pemohon karena tiga ini nanti akan membawa permasalahan ini kepada sembilan Hakim konstitusi untuk memutuskan. Apakah permohonan ini beralasan atau tidak? Demikian barangkali supaya dipahami, jadi jangan lagi bilang kami minta waktu, kapan kita, sedangkan waktu14 hari itu undang-undang memberikan batasan pada kita Makhkamah ini. Dan bukan hanya satu ini pak perkara. Jadi ini untuk dimaklumi begitu pentingnya masalah konstalasi negara politik sekarang ini untuk kita supaya jangan ada kevakuman di dalam pemerintahan. Ini sekedar tambahan saya kepada Kuasa Pemohon, Termohon, Pihak Terkait maupun dari Panwaslu.
Terima kasih Pak Ketua.
82. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Jadi semua pembuktian akan kita lakukan besok sore pukul 16.00 dan itu kita harapkan sidang yang terakhir untuk pembuktian, jadi besok Pemohon harus sudah membawa saksi-saksi kalau memang ingin mengajukan saksi.
83. KUASA HUKUM PEMOHON : FIRMAN SILALAHI, S.H.
Mohon izin majelis hanya sekedar tambahan, tadi kita berbicara mengenai Panwas, yang saya tahu Panwas itu belum terbentuk sejak dimulai tahapan-tahapan Pilkada yang ada di Biak Numfor, barangkali
nanti pada sesi waktunya Panwas bisa menjelaskan itu, terima kasih.
84. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Besok pembuktian, juga Termoon terutama itu Termohon berkaitan dengan dokumen-dokumen resmi yang diproduk oleh KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah. Kemudian Pihak Terkait punya bukti mungkin tambahan boleh saja mengajukan.
Kemudian kepada Panwas sesuai ketentuan nanti kalau diperlukan oleh Mahkamah nanti akan kami dengar, apa yang dikemukakan oleh Pemohon nanti akan kita lihat. Jadi hari ini sidang kita hanya mendengarkan perbaikan permohonan, kemudian jawaban dari Termohon dan keterangan dari Pihak Terkait. Jadi besok, sekaligus ini sebagai undangan sidang lanjutan dari perkara ini akan dilakukan tanggal 18 hari Selasa pukul 16.00 sore khusus untuk pembuktian. Jadi seperti dikemukakan oleh Hakim Arsyad dan sudah dikemukakan pada sidang pertama bahwa sidang pemeriksaan perselisihan hasil pemilihan umum kepala daerah ini dibatasi oleh waktu 14 hari kerja sejak diregistrasi, ini akan kami putus pada minggu depan sehingga persidangan harus selesai pada minggu ini. Jadi besok kita harapkan menjadi sidang untuk pembuktian.
Saudara Pemohon besok harus sudah siap, Termohon dan juga Pihak Terkait, nanti Panwas akan kami lihat relevansi untuk kami dengar meskipun tadi ada disebut-sebut oleh para pihak peranan dari Panwas.
Baik, ada yang ingin disampaikan Pemohon sebelum kami akhiri sidang ini.
85. KUASA HUKUM PEMOHON : FIRMAN SILALAHI, S.H.
Saya rasa cukup Majelis Hakim.
86. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Cukup, dari Termohon?
87. KUASA HUKUM TERMOHON (KPUD KAB BIAK ) : BUDI SETYANTO, S.H.
Cukup
88. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
89. PIHAK TERKAIT :
Cukup
90. KETUA : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S.
Dengan demikian untuk sidang pemeriksaan pada hari ini untuk perkara nomor 37/PHPU.D-VI/2008 dengan ini saya nyatakan di tutup.
SIDANG DITUTUP PUKUL 16.38 WIB KETUK PALU 3X