• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PT SAT NUSAPERSADA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 DESEMBER 2013 DAN 2012

D A N

(2)

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN i - ii

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 1 - 2

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG

BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 3 - 4

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG

BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 5

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 6

(3)
(4)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Laporan No. 14165-B1B/JMM4.PA2

Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi

PT SAT NUSAPERSADA Tbk

Kami telah mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian PT Sat Nusapersada Tbk dan Entitas

Anak terlampir, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian tanggal 31 Desember 2013, serta Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian, Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian dan Laporan Arus Kas Konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar Laporan Keuangan Konsolidasian ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam Laporan Keuangan Konsolidasian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar Laporan Keuangan Konsolidasian entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

(5)

semua hal yang material, Posisi Keuangan Konsolidasian PT Sat Nusapersada Tbk dan Entitas Anak tanggal 31 Desember 2013, serta Kinerja Keuangan dan Arus Kas Konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN

NIU-KAP No. 951/KM.1/2010

Putu Astika, CPA NRAP AP.0726

(6)

Catatan 2 0 1 3 2 0 1 2 ASET LANCAR

Kas dan Setara Kas 2 & 4 2.588.959 8.072.410 Deposito Berjangka 5 6.950.000 Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga 2,6&11 19.233.002 28.676.116 Piutang Lain-lain 2 & 6 36.731 49.707 P e r s e d i a a n 2,7&11 12.105.483 12.442.418 Biaya Dibayar di Muka 260.959 212.855 Jumlah Aset Lancar 41.175.134 49.453.506

ASET TIDAK LANCAR

Aset Pajak Tangguhan 2 & 10 11.918 Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi

Penyusutan masing-masing sebesar USD 60.173.391 dan USD 54.043.835

per 31 Desember 2013 dan 2012 2,8&11 37.162.389 42.519.643 Aset Tidak Lancar Lainnya:

Uang Jaminan 2 45.208 55.842 Biaya Ditangguhkan - Bersih 2 236.360 206.624 Jumlah Aset Tidak Lancar 37.455.875 42.782.109

JUMLAH ASET 78.631.009 92.235.615

A S E T

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(7)

Catatan 2 0 1 3 2 0 1 2 LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang Usaha kepada Pihak Ketiga 2,9&22 23.152.599 33.864.958 Utang Lain-lain 2 & 22 514.768 1.346.913 Utang Pajak 2,10&22 298.528 146.916 Beban Akrual 2 & 22 344.429 722.841 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 24.310.324 36.081.628

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas Pajak Tangguhan 2 & 10 633.561 200.723 Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 2,12&22 2.198.834 2.276.527 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.832.395 2.477.250 Jumlah Liabilitas 27.142.719 38.558.878

E K U I T A S

Modal Saham, nilai nominal Rp 150 per saham Modal Dasar - 4.920.000.000 saham

Ditempatkan dan Disetor - 1.771.448.000 saham 1 & 13 32.329.685 32.329.685 Tambahan Modal Disetor 1,2,14&16 20.349.910 23.168.684 Saham Diperoleh Kembali (Treasuri) -

354.289.500 saham 2 & 15 (3.515.438) Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi

Entitas Sepengendali 2 & 16 - (2.818.774)

Saldo Laba: 21

- Ditentukan Penggunaannya 24.982 5.366 - Belum Ditentukan Penggunaannya 2.297.994 990.619

Ekuitas yang Dapat Diatribusikan

Langsung kepada Pemilik Entitas Induk 51.487.133 53.675.580 Kepentingan Non Pengendali 1.157 1.157

Jumlah Ekuitas 51.488.290 53.676.737

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 78.631.009 92.235.615

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan

(8)

Catatan 2 0 1 3 2 0 1 2 P E N D A P A T A N P e n j u a l a n 2 & 17 210.347.145 236.876.417 Jasa Perakitan 3.131.028 2.497.397 Jumlah Pendapatan 213.478.173 239.373.814 BEBAN POKOK P e n j u a l a n 2 & 18 (204.019.846) (229.557.812) Jasa Perakitan 2 & 19 (1.682.767) (1.704.631) Jumlah Beban Pokok (205.702.613) (231.262.443)

LABA KOTOR 7.775.560 8.111.371

BEBAN USAHA 2 & 20

P e n j u a l a n (252.859) (558.402) Umum dan Administrasi (7.068.850) (6.809.091) Jumlah Beban Usaha (7.321.709) (7.367.493)

LABA USAHA 453.851 743.878

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2

Laba Selisih Kurs - Bersih 864.797 277.430 Laba Penjualan Sisa Produksi 207.172 241.019 Jasa Giro dan Bunga Deposito 164.595 34.478 Beban Bunga dan Provisi Bank 11 (38.045) (65.397) Laba (Rugi) Penjualan Aset Tetap 2 & 8 (2.087) 11.951 Denda Pajak (50.368) (2.503) Beban Pajak (42.690)

Lain-lain 421.861 349.108

Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 1.525.235 846.086

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 1.979.086 1.589.964

PAJAK PENGHASILAN 2 & 10

Pajak Kini (131.974) (70.563) Pajak Tangguhan (420.920) (538.595)

LABA BERSIH 1.426.192 980.806

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -

(9)

Catatan 2 0 1 3 2 0 1 2

LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 1.426.192 980.806 Kepentingan Non Pengendali - -J u m l a h 1.426.192 980.806

LABA BERSIH KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 1.426.192 980.806 Kepentingan Non Pengendali - -J u m l a h 1.426.192 980.806

LABA BERSIH PER 1.000 SAHAM DASAR 2 0,85 0,55

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(10)

Selisih Nilai Transaksi

Tambahan Saham Restrukturisasi Ditentukan Belum Ditentukan Kepentingan

Catatan Modal Saham Modal Disetor Treasuri Entitas Sepengendali Penggunaannya Penggunaannya J u m l a h Non Pengendali Jumlah Ekuitas

SALDO PER 1 JANUARI 2012 32,329,685 23,168,684 - (2,818,774) 5,366 9,813 52,694,774 1,157 52,695,931

LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN 2012 - - - - - 980,806 980,806 - 980,806

SALDO PER 31 DESEMBER 2012 32,329,685 23,168,684 - (2,818,774) 5,366 990,619 53,675,580 1,157 53,676,737

PENERAPAN PSAK 38 (REVISI 2012) 2,14&16 - (2,818,774) - 2,818,774 - - - -

-DIVIDEN 21 - - - - - (99,201) (99,201) - (99,201)

DANA CADANGAN 21 - - - - 19,616 (19,616) - -

-SAHAM TREASURI 2 & 15 - - (3,515,438) - - - (3,515,438) - (3,515,438)

LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN 2013 - - - - - 1,426,192 1,426,192 - 1,426,192

SALDO PER 31 DESEMBER 2013 32,329,685 20,349,910 (3,515,438) - 24,982 2,297,994 51,487,133 1,157 51,488,290

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

Saldo Laba

(11)

Catatan 2 0 1 3 2 0 1 2 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari Pelanggan 222.921.287 232.967.617 Pembayaran kepada Komisaris, Direksi dan Karyawan (15.951.597) (16.110.217) Pembayaran kepada Pemasok dan Lainnya (200.657.955) (207.252.262) Kas yang Dihasilkan dari Aktivitas Operasi 6.311.735 9.605.138 Penerimaan Restitusi Pajak Penghasilan Badan 10 - 13.685 Pembayaran Pajak Penghasilan Badan 10 (23.801) (41.000)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 6.287.934 9.577.823

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan Aset Tetap 8 (1.211.806) (2.104.221) Penjualan Aset Tetap 8 69.965 34.653 Peningkatan Biaya Ditangguhkan (30.002) (125.765) Penempatan Deposito Berjangka (6.950.000)

-Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (8.121.843) (2.195.333)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran Bunga dan Provisi Bank (34.903) (41.481) Pembayaran Utang Bank (6.210.000) (6.906.995) Perolehan Utang Bank 6.210.000 6.906.995 Perolehan Saham Treasuri (3.515.438) Pembayaran Dividen Tunai (99.201) -Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (3.649.542) (41.481)

PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (5.483.451) 7.341.009

KAS DAN SETARA KAS, AWAL TAHUN 8.072.410 731.401

KAS DAN SETARA KAS, AKHIR TAHUN 2.588.959 8.072.410

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan

(12)

1. GAMBARAN UMUM PERSEROAN a. Pendirian Perseroan

PT Sat Nusapersada (Perseroan) didirikan berdasarkan Akta No. 5 tanggal 1 Juni 1990 dari Notaris Maria Anastasia Halim, SH. Akta Pendirian Perseroan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-4877.HT.01.01.Th.91 tanggal 18 September 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 Nopember 1991, Tambahan No. 4299.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dalam Akta No. 105 tanggal 26 Juni 2008 dari Notaris Fathiah Helmi, SH mengenai persetujuan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan Ketentuan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”, sekarang merupakan bagian dari Otoritas Jasa Keuangan atau “OJK”) No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perseroan Publik. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-44546.AH.01.02 tanggal 24 Juli 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 2012, Tambahan No. 20254.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah bergerak dalam bidang usaha perakitan alat-alat elektronik, developer, kontraktor, perdagangan, pertanian, pertambangan, perkebunan, perikanan, perhutanan dan angkutan darat.

Pada saat ini, Perseroan bergerak dalam bidang usaha perakitan alat-alat elektronik.

Perseroan berkedudukan di Batam. Kantor Pusat dan pabrik Perseroan berlokasi di Jl. Pelita VI No. 99, Batam, Propinsi Kepulauan Riau.

Perseroan mulai beroperasi komersial pada bulan Desember 1990. Perseroan tidak memiliki entitas induk dan entitas induk terakhir.

b. Penawaran Umum

Pada tanggal 21 Agustus 2007, melalui Surat Pengantar Pernyataan Pendaftaran No. 755/SK/SNP/VIII/07, Perseroan telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat

melalui pasar modal sejumlah 531.388.000 saham dengan nilai nominal Rp 150 per saham dengan harga penawaran Rp 580 per saham. Pada tanggal 26 Oktober 2007, berdasarkan Surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. S-5364/BL/2007, Perseroan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Penawaran. Selisih lebih jumlah yang diterima dari pengeluaran saham terhadap nilai nominalnya sebesar USD 24.370.397 dicatat dalam akun “Tambahan Modal Disetor” setelah dikurangi biaya emisi saham sebesar USD 1.201.713. Pada tanggal 8 Nopember 2007, seluruh saham Perseroan telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.

(13)

c. Entitas Anak

PT SM Engineering (SME)

Berdasarkan Akta Perjanjian Jual Beli Saham No. 38 tanggal 18 Desember 2007 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, Perseroan membeli saham SME milik PT Sat Nusapersada Brothers dan Abidin, keduanya pihak sepengendali, secara keseluruhan sebanyak 2.499 saham dengan biaya perolehan sebesar Rp 23.000.000.000 (USD 2.441.873) atau 99,96% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor SME. Pembelian saham SME tersebut telah disetujui pemegang saham Perseroan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 37 tanggal 18 Desember 2007 dari Notaris Fathiah Helmi, SH. Selisih biaya perolehan di atas nilai buku bagian Perseroan atas ekuitas SME sebesar Rp 6.664.126.585 (USD 707.520) dicatat dalam akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali sebagai unsur Ekuitas di Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian pada tahun 2012, efektif 1 Januari 2013, direklasifikasi ke akun Tambahan Modal Disetor. SME berkedudukan di Batam dengan kantor pusat dan pabrik berlokasi di Lot 8 Citra Buana Centre Park III, Jl. Engku Putri, Batam, Propinsi Kepulauan Riau. SME bergerak dalam bidang industri pengepresan logam (metal stamping) dan beroperasi komersial pada bulan Oktober 2002.

Jumlah aset SME setelah eliminasi pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar USD 2.813.958 dan USD 2.583.510.

PT SNI Internasional (SNI)

Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 11 Desember 2013 dari Notaris Yosephina Hotma Vera, SH, Mkn, Perseroan dan Entitas anak mendirikan SNI dengan penyertaan saham sebanyak 5000 saham atau sebesar 100% dari modal ditempatkan dan disetor SNI. SNI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. SNI berkedudukan di Batam.

Sampai dengan tanggal pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak belum menyetorkan modalnya.

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta No. 90 tanggal 26 Juni 2012 dari Notaris Soehendro Gautama, SH, M.Hum., dan No. 14 tanggal 7 Agustus 2007 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, susunan pengurus Perseroan per 31 Desember 2013 dan 2012 sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Sofjan Wanandi

(14)

1. GAMBARAN UMUM PERSEROAN (Lanjutan)

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (Lanjutan)

Susunan komite audit Perseroan adalah sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2

K e t u a : Anas Anas

A n g g o t a : Fransiska Yohan Glenn Martinus

Yenny Netty

Manajemen kunci meliputi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

Gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada komisaris dan direksi Perseroan dan Entitas Anak adalah sebesar USD 1.276.996 dan USD 1.040.369 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Perseroan dan Entitas Anak memiliki 524 dan 552 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perseroan pada tanggal 5 Maret 2014.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan KeuanganKonsolidasian

Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan telah disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

Laporan Keuangan Konsolidasian disusun berdasarkan konsep Biaya Perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diungkapkan dalam masing-masing Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian, dan atas dasar Akrual, kecuali Laporan Arus Kas Konsolidasian.

Laporan Arus Kas Konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disusun berdasarkan metode Langsung (Direct method).

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian adalah mata uang Dolar Amerika Serikat, yang merupakan mata uang fungsional Perseroan dan Entitas Anak.

(15)

b. Prinsip Konsolidasian

Laporan Keuangan Konsolidasian meliputi Laporan Keuangan Perseroan dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Entitas Anak disusun untuk periode pelaporan yang sama dengan Perseroan, menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten.

Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perseroan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perseroan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari 50% hak suara.

Saldo dan transaksi signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perseroan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perseroan dan entitas anak sebagai satu kesatuan usaha.

Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada Kepentingan Non Pengendali (KNP), bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP bersaldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perseroan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Ketika pengendalian atas entitas anak hilang, bagian kepemilikan yang tersisa di entitas tersebut diukur kembali pada nilai wajarnya dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perseroan:

• Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;

• Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

• Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

• Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya, bila ada;

• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian; dan

• Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai

pendapatan komprehensif lain ke Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perseroan, yang masing-masing disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian dan dalam ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) c. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung pada tahun berjalan.

Pada tanggal akuisisi, selisih lebih antara penjumlahan imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP dengan aset teridentifikasi dan liabilitas yang diambil-alih (aset neto) dicatat sebagai goodwill. Jika imbalan lebih rendah dari nilai wajar aset neto dari Perseroan yang diakuisisi maka selisihnya diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian.

Sebelum tanggal 1 Januari 2013, selisih yang timbul dari transaksi dengan pihak sepengendali dicatat sebagai ”Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dalam bagian Ekuitas. Sejak 1 Januari 2013, akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali disajikan dalam Pos Tambahan Modal Disetor dan tidak mengakui laba rugi direalisasi maupun reklasifikasi ke saldo laba.

d. Transaksi dengan Pihak Berelasi

Perseroan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 (2010) mengenai ”Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perseroan:

a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perseroan jika orang

tesebut:

i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perseroan;

ii) memiliki pengaruh signifikan atas Perseroan; atau

iii) personil manajemen kunci Perseroan atau entitas induk Perseroan.

b) Suatu entitas berelasi dengan Perseroan jika memenuhi salah satu hal berikut:

i) Entitas dan Perseroan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya

entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau

entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(17)

d. Transaksi dengan Pihak Berelasi (Lanjutan)

iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain

adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja

dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perseroan. Jika Perseroan adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perseroan.

vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang

diidentifikasi dalam huruf a).

vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf a) i) memiliki pengaruh signifikan atas

entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Transaksi dengan pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.

e. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang sejak saat penempatan dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi

penggunaannya.

Deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun disajikan sebagai deposito berjangka.

f. Instrumen Keuangan

Perseroan dan Entitas Anak mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas keuangan. Aset dan liabilitas keuangan diakui pertama kali pada nilai wajar termasuk biaya transaksi. Aset dan liabilitas keuangan ini selanjutnya diukur pada nilai wajar atau biaya diamortisasi menggunakan metode bunga efektif sesuai dengan klasifikasinya.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Aset Keuangan

Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada awal pengakuannya sesuai dengan tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perseroan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Klasifikasi aset keuangan sebagai berikut:

(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan, yaitu jika perolehannya ditujukan untuk dijual dalam waktu dekat dan terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung dalam jangka pendek. Laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dikreditkan atau dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian tahun berjalan.

Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan.

(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif.

Aset keuangan pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan.

(iii) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan

yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

b) Investasi yang ditetapkan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual; dan

(19)

f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan)

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif.

Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.

(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditujukan untuk dimiliki sampai periode yang tidak ditentukan, yang mana dapat dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak memenuhi kriteria kelompok lainnya.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya sampai dengan dihentikan pengakuannya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajarnya dicatat sebagai pendapatan komprehensif lain. Ketika instrumen ini dijual, akumulasi penyesuaian nilai wajar yang dicatat sebagai pendapatan komprehensif lain diakui sebagai laba rugi tahun berjalan.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif dicatat pada biaya perolehan, jika nilai tercatatnya adalah mendekati nilai wajarnya, atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.

Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.

Liabilitas Keuangan

Klasifikasi liabilitas keuangan sebagai berikut:

(i) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi

Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang tujuannya untuk diperdagangkan, yaitu jika perolehannya ditujukan untuk dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti adanya kecenderungan ambil untung dalam jangka pendek.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

(ii) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diklasifikasikan dalam kategori ini dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi meliputi utang usaha, utang lain-lain dan beban akrual.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapus dan jumlah netonya dilaporkan pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ketika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya niat untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Pengukuran Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan dalam pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan berdasarkan referensi harga pasar kuotasian, tanpa dikurangi biaya transaksi.

Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan dalam pasar aktif, nilai wajarnya ditentukan berdasarkan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian tersebut meliputi transaksi pasar wajar terkini, referensi kepada nilai wajar kini instrumen keuangan lainnya yang secara substansi adalah serupa dan analisa arus kas diskonto atau model penilaian lainnya.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Perseroan dan Entitas Anak mendeteksi penurunan nilai aset keuangannya apabila terdapat bukti objektif adanya peristiwa merugikan yang menimbulkan pengaruh negatif terhadap arus kas masa depan dari suatu aset keuangan. Penurunan nilai tersebut diakui apabila peristiwa merugikan tersebut dapat diperkirakan secara handal telah terjadi. Kerugian yang diperkirakan akan timbul akibat dari peristiwa masa depan tidak diakui. Penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya diamortisasi diukur dari perbedaan antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan. Arus kas masa depan ini yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perseroan dan Entitas Anak tidak mendiskontokan arus kas yang berasal dari piutang jangka pendek, apabila pengaruh pendiskontoan tersebut tidak material.

(21)

f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

Jika penurunan dalam nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diakui dalam laba rugi sebagai kerugian penurunan nilai. Jumlah kerugian kumulatif tersebut merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui.

Penghentian Pengakuan Instrumen Keuangan

Perseroan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan aset keuangan saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau saat seluruh risiko dan manfaat dari aset keuangan tersebut ditransfer secara substansial kepada pihak lain.

Perseroan dan Entitas Anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan saat kewajiban kontraktual untuk membayar dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

g. S e w a

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Dalam sewa operasi dimana Perseroan dan Entitas Anak sebagai lessee, Perseroan dan Entitas Anak mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar Garis Lurus selama masa sewa.

h. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, setelah dikurangi cadangan penurunan nilai piutang.

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) i. P e r s e d i a a n

Persediaan dicatat berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan Metode Rata-rata.

Cadangan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih dan ditentukan berdasarkan penelahaan terhadap keadaan persediaan. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal, dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan beban penjualan.

j. Aset Tetap

Perseroan menggunakan model biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dibukukan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode Garis Lurus

(Straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat keekonomian masing-masing

aset tetap sebagai berikut:

Bangunan dan Sarana 10 - 20 tahun

Mesin dan Peralatan 4 - 12 tahun

K e n d a r a a n 4 tahun

Inventaris Kantor dan Mess 4 - 8 tahun

Tanah tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya harga tersebut tidak didepresiasi. Biaya terkait dengan pembaharuan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum atau umur ekonomi tanah mana yang lebih pendek.

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan dan Entitas Anak akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laba rugi selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan ditelaah, dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan.

Apabila aset tetap dilepas, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian periode berjalan.

(23)

k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Aset non-keuangan ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.

Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.

Pada setiap akhir periode pelaporan, aset non-keuangan yang telah mengalami penurunan nilai ditelaah untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai. Jika terjadi pemulihan nilai, maka langsung diakui dalam laba rugi, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya.

l. Aset Tidak Berwujud - Biaya Ditangguhkan

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan perpanjangan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya yaitu 20 dan 30 tahun dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method).

ISAK 25, “Hak Atas Tanah“, yang merupakan interpretasi dari PSAK 16 (Revisi 2011) menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) yang dikeluarkan pada saat tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan tidak diamortisasi.

m. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Efektif tanggal 1 Januari 2013, Perseroan menerapkan secara prospektif PSAK 38 (2012). ”Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”.

Transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dicatat menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Transaksi kombinasi bisnis, antara entitas sepengendali berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan perubahan pemulihan dalam arti substansial ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak menimbulkan laba rugi bagi seluruh kelompok usaha atau bagi entitas individu dalam kelompok usaha tersebut. Selisih antara harga pengalihan dan jumlah tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis antara entitas sepengendali pada tanggal pengalihan dicatat sebagai Tambahan Modal Disetor.

(24)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Perseroan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur secara andal.

Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan.

Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan.

Beban diakui pada saat terjadinya (basis Akrual).

o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam tahun berjalan yang menggunakan mata uang asing dibukukan berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi terjadi.

Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penyesuaian aset dan liabilitas dalam mata uang asing tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian tahun berjalan.

Nilai tukar yang digunakan Perseroan pada tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 IDR 1.000 0,0820 0,1034

SGD 1 0,7899 0,8177

JPY 1 0,0095 0,0116

MYR 1 0,3042 0,3267

p. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham merupakan akumulasi biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham Perseroan kepada masyarakat. Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang ekuitas dan tidak diamortisasi.

(25)

q. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui ke pendapatan komprehensif lain atau langsung ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Pajak kini dihitung untuk setiap entitas sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.

Pajak tangguhan dicatat dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer yang timbul antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dan nilai tercatatnya dalam Laporan Keuangan Konsolidasian. Aset pajak tangguhan yang berhubungan dengan rugi fiskal diakui apabila besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset atau liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan penyisihan dan/atau penyesuaian kembali dari seluruh perbedaan temporer, termasuk perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian tahun berjalan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas yang sama dan otoritas perpajakan yang sama.

Untuk setiap entitas yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas tersebut.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

(26)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) r. Imbalan Kerja

Imbalan Kerja Jangka Pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan.

Imbalan Pascakerja

Perseroan memberikan imbalan pasca-kerja kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan atas imbalan pascakerja dihitung dengan menggunakan metode Proyeksi Kredit Unit Aktuaria. Penyisihan biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti. Keuntungan atau kerugian yang melebihi batas 10% ini diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan dengan metode Garis Lurus.

s. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Perseroan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai segmen tersebut.

t. Laba (Rugi) Bersih Per Saham

Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sejumlah 1.684.088.945 saham dan 1.771.448.000 saham.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perseroan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif, sehingga laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian.

(27)

u. Saham Treasuri

Instrumen ekuitas yang diperoleh kembali (saham treasuri) diakui pada biaya perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang ekuitas. Biaya perolehan dari saham diperoleh kembali ditentukan dengan metode Rata-rata Tertimbang. Tidak ada laba atau rugi yang diakui pada laba rugi atas perolehan, penjualan kembali, penerbitan atau pembatalan dari instrumen ekuitas Perseroan. Selisih antara jumlah tercatat dan penerimaan, bila diterbitkan kembali, diakui sebagai bagian dari tambahan modal disetor pada ekuitas.

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING

Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penerapan estimasi, maka realisasinya dapat berbeda dari jumlah yang estimasi yang dibuat.

Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.

Cadangan Penurunan Nilai Piutang

Perseroan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perseroan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga yang tersedia untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terhutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perseroan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang.

Cadangan Penurunan Nilai Persediaan

Dalam menentukan cadangan penurunan nilai persediaan, manajemen menggunakan estimasi mengenai tingkat penjualan atau penggunaan atas persediaannya. Perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak secara material terhadap hasil usaha.

(28)

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Masa manfaat setiap aset tetap Perseroan ditentukan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perseroan atas aset sejenis.

Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena faktor yang disebutkan diatas.

Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset. Tidak terdapat perubahan masa manfaat aset selama periode berjalan.

Penurunan Nilai Aset Non Moneter

Review atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Penentuan nilai pakai aset memerlukan estimasi mengenai arus kas yang diharapkan untuk dihasilkan dari penggunaan aset dan penjualan aset tersebut. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai pakai aset yang tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasian dianggap telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan jumlah yang dapat dipulihkan dan akibatnya kerugian penurunan nilai yang timbul akan berdampak terhadap hasil usaha.

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas imbalan pascakerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perseroan langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Walaupun asumsi Perseroan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan kerja Perseroan.

Perpajakan

Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah timbulnya pendapatan kena pajak dimasa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.

Estimasi juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.

(29)

Pemulihan Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Penentuan nilai wajar instrumen keuangan memerlukan adanya estimasi-estimasi tertentu. Dalam pasar yang tidak aktif, manajemen menggunakan teknik penilaian tertentu untuk menentukan nilai wajar. Manajemen memilih teknik penilaian yang dapat memaksimumkan penggunaan parameter yang dapat diamati dan meminimalkan penggunaan yang tidak dapat diamati dalam menentukan nilai wajar. Ketika menentukan nilai wajar dengan cara tersebut di atas, manajemen juga memasukkan unsur kondisi pasar saat ini serta membuat penyesuaian risiko yang dianggap tepat akan dibuat oleh pelaku pasar.

4. KAS DAN SETARA KAS

Rincian per 31 Desember sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 K a s R u p i a h 6.202 11.038 U S D 67 S G D 4.108 6.150 M Y R 903 516 J u m l a h 11.280 17.704 B a n k

Dalam Mata Uang USD

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 726.594 761.947 Sumitomo Mitsui Banking Corporation - Cabang Singapura 39.577 61.986 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 27.464 2.382.023

Dalam Mata Uang SGD

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 17.546 43.730 Sumitomo Mitsui Banking Corporation - Cabang Singapura 9.890 38.417 PT Bank Internasional Indonesia Tbk - 2.256

(30)

4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)

2 0 1 3 2 0 1 2

Dalam Mata Uang Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 55.211 110.897 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 907 2.466 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 490 984 J u m l a h 877.679 3.404.706

Deposito Berjangka - Dalam Mata Uang USD

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.700.000 PT Bank Internasional Indonesia Tbk - 4.650.000 J u m l a h 1.700.000 4.650.000 J U M L A H 2.588.959 8.072.410

Deposito yang ditempatkan berjangka waktu 3 bulan. Tingkat suku bunga deposito berkisar antara 2,25 % - 3 % per tahun pada tahun 2013 dan 2 % - 2,25% per tahun pada tahun 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak ada kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya dan seluruh setara kas ditempatkan pada pihak ketiga.

5. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini merupakan deposito berjangka waktu 6 bulan dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebesar USD 6.950.000 per 31 Desember 2013 dengan tingkat suku bunga sebesar 2,5% - 3% per tahun.

6. PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

Rincian per 31 Desember sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 Kenwood Electronics Technologies (M) Sdn. Bhd 6.724.264 15.208.300 Nidec Servo Singapore Pte. Ltd. 2.981.326 -Sony Energy Devices Corporation 2.836.749 2.092.442 TOA E& I (S) Pte. Ltd. 2.072.860 2.076.823 Allied Telesyn International (Asia) Pte. Ltd. 1.534.902 1.222.718 Sony Electronics (S) Pte. Ltd. 1.118.635 450.194 Panasonic AVC Network (S) Pte. Ltd. 725.114 3.504.853 Japan Servo Motors (S) Pte. Ltd. - 3.217.920 Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah USD 500.000) 1.239.152 902.866 J u m l a h 19.233.002 28.676.116

(31)

Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang sebagai berikut: 2 0 1 3 2 0 1 2 0 - 30 11.375.263 17.139.754 31 - 60 6.215.990 9.509.317 61 - 90 782.410 898.521 > 90 859.339 1.128.524 J u m l a h 19.233.002 28.676.116

Rincian piutang usaha berdasarkan jenis mata uang adalah sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 R u p i a h 63 -Dolar Amerika Serikat 19.149.142 28.548.075 Dolar Singapura 83.797 128.041 J u m l a h 19.233.002 28.676.116

Piutang usaha sebesar Rp 95.000.000.000 atau ekuivalen sebesar USD 7.793.913 (2012 : USD 9.824.198) digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas kredit yang diperoleh

dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 11).

Berdasarkan pengalaman dan penelaahan, manajemen berkeyakinan Perseroan tidak mengalami kesulitan atas kolektibilitas piutang usaha, sehingga tidak dilakukan cadangan penurunan nilai piutang usaha.

7. P E R S E D I A A N

Rincian per 31 Desember sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 Barang Jadi 297.731 174.448 Barang dalam Proses 6.023.720 5.955.927

Bahan Baku 4.808.686 5.259.821

Bahan Pembantu 568.137 684.586 Suku Cadang Mesin 407.209 367.636 J u m l a h 12.105.483 12.442.418

(32)

7. P E R S E D I A A N (Lanjutan)

Persediaan dengan jumlah tercatat sebesar Rp 30.000.000.000 atau ekuivalen sebesar USD 2.461.236 (2012 : USD 3.102.378) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang

diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 11).

Berdasarkan hasil penelaahan kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan penurunan nilai persediaan yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

8. ASET TETAP

Rinciannya sebagai berikut:

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung

T a n a h 3.690.991 - - 3.690.991 Bangunan dan Sarana 22.837.724 255.361 - 23.093.085 Mesin dan Peralatan 61.449.748 622.205 377.680 61.694.273 K e n d a r a a n 2.604.076 220.569 61.824 2.762.821 Inventaris Kantor 5.906.957 91.484 - 5.998.441 Inventaris Mess 73.982 22.187 - 96.169 J u m l a h 96.563.478 1.211.806 439.504 97.335.780 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan Sarana 10.749.086 1.210.697 - 11.959.783 Mesin dan Peralatan 35.928.536 4.871.965 305.628 40.494.873 K e n d a r a a n 2.207.304 189.840 61.824 2.335.320 Inventaris Kantor 5.091.488 222.214 - 5.313.702 Inventaris Mess 67.421 2.292 - 69.713 J u m l a h 54.043.835 6.497.008 367.452 60.173.391 Jumlah Tercatat 42.519.643 37.162.389 2 0 1 3

(33)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung

T a n a h 3.134.713 556.278 - 3.690.991 Bangunan dan Sarana 22.353.508 515.784 31.568 22.837.724 Mesin dan Peralatan 61.052.095 558.139 160.486 61.449.748 K e n d a r a a n 2.366.902 330.295 93.121 2.604.076 Inventaris Kantor 6.205.424 195.666 494.133 5.906.957 Inventaris Mess 68.865 5.117 - 73.982 J u m l a h 95.181.507 2.161.279 779.308 96.563.478 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan Sarana 9.633.441 1.144.957 29.312 10.749.086 Mesin dan Peralatan 31.174.354 4.896.409 142.227 35.928.536 K e n d a r a a n 2.178.577 121.065 92.338 2.207.304 Inventaris Kantor 5.350.529 233.688 492.729 5.091.488 Inventaris Mess 66.218 1.203 - 67.421 J u m l a h 48.403.119 6.397.322 756.606 54.043.835 Jumlah Tercatat 46.778.388 42.519.643 2 0 1 2

Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dialokasikan sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 Beban Pokok Penjualan 5.697.354 5.741.089 Beban Umum dan Administrasi 522.800 464.090 Beban Pokok Jasa Perakitan 276.854 192.143 J u m l a h 6.497.008 6.397.322

Rincian pengurangan aset tetap yang merupakan penjualan aset tetap sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 Harga Jual 69.965 34.653 Jumlah Tercatat (72.052) (22.702) Laba (Rugi) Penjualan Aset Tetap (2.087) 11.951

(34)

8. ASET TETAP (Lanjutan)

Pengurangan tahun 2012 atas bangunan dan sarana merupakan pengalihan kepada karyawan.

Jumlah tercatat bruto dari aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan sebesar USD 18.342.314.

Bangunan, mesin dan peralatan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sebesar USD 49.620.000, SGD 5.600.000, dan IDR 3.480.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan.

Aset tetap dengan jumlah tercatat sebesar USD 8.658.830 (2012 : USD 9.463.716) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 11).

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen Perseroan, tidak terdapat kejadian dan perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Manajemen Perseroan juga berpendapat tidak terdapat perubahan estimasi masa manfaat dan perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan (metode penyusutan) terhadap aset tetap tersebut.

9. UTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA

Rincian per 31 Desember sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 Kenwood Electronic Technologies (M) Sdn. Bhd. 5.502.379 12.414.457 Allied Telesyn Internasional (Asia) Pte. Ltd. 4.712.146 3.362.585 Sony Electronics (S) Pte. Ltd. 3.583.839 5.771.131 Sony Energy Devices Corporation 2.471.816 1.977.930 Nidec Servo Singapore Pte. Ltd. 2.378.396 -Japan Servo Motors (S) Pte. Ltd. - 2.650.739 TOA E & I (S) Pte. Ltd. 2.224.642 2.222.583 Panasonic AVC Network (S) Pte. Ltd. 430.555 2.710.674 Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah USD 1.000.000) 1.848.826 2.754.859 J u m l a h 23.152.599 33.864.958

(35)

Rincian utang usaha berdasarkan umur hutang sebagai berikut: 2 0 1 3 2 0 1 2 0 - 30 10.674.286 17.905.762 31 - 60 9.682.399 11.875.563 61 - 90 2.164.204 2.589.552 > 90 631.710 1.494.081 J u m l a h 23.152.599 33.864.958

Rincian utang usaha berdasarkan jenis mata uang adalah sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 Dolar Amerika Serikat 23.078.541 33.726.218 Dolar Singapura 64.817 100.198 R u p i a h 9.241 38.542 J u m l a h 23.152.599 33.864.958

10. P E R P A J A K A N

Rincian per 31 Desember sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2

Utang Pajak

Pajak Penghasilan Pasal 21/26 96.116 110.954 Pajak Penghasilan Pasal 23 1.043 1.123 Pajak Penghasilan Pasal 25 1.018 4.496 Pajak Penghasilan Pasal 29 - untuk tahun-tahun pajak

2011 dan 2012 41.947 Pajak Penghasilan Pasal 29 108.173 30.098 Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 1.014 245 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar 49.217 -J u m l a h 298.528 146.916

(36)

10. P E R P A J A K A N (Lanjutan) Pajak Penghasilan Badan

Rincian penghasilan (beban) pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

Pajak Kini Pajak Tangguhan J u m l a h P e r u s a h a a n - (450.896) (450.896) Entitas Anak (131.974) 29.976 (101.998) J u m l a h (131.974) (420.920) (552.894)

2 0 1 3

Pajak Kini Pajak Tangguhan J u m l a h P e r u s a h a a n - (562.138) (562.138) Entitas Anak (70.563) 23.543 (47.020) J u m l a h (70.563) (538.595) (609.158)

2 0 1 2

Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan dengan laba fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sebagai berikut:

2 0 1 3 2 0 1 2 Laba sebelum Pajak Penghasilan menurut Laporan Laba

Rugi Komprehensif Konsolidasian 1.979.086 1.589.964 Dikurangi:

Laba sebelum Pajak Penghasilan - Entitas Anak (306.282) (203.235) Laba sebelum Pajak Penghasilan - Perseroan 1.672.804 1.386.729 Beda Temporer:

Penyusutan Aset Tetap Pemilikan Langsung - Komersial 6.218.631 6.111.189 Penyusutan Aset Tetap Pemilikan Langsung - Fiskal (4.795.175) (5.337.589) Rugi (Laba) Penjualan Aset Tetap - Komersial 6.456 (11.913) Laba (Rugi) Penjualan Aset Tetap - Fiskal 15.715 6.346 Cadangan Imbalan Kerja (63.347) 398.556 Pembayaran Imbalan Kerja (68.386) (64.415)

(37)

Pajak Kini (Lanjutan)

2 0 1 3 2 0 1 2 Beda Tetap:

Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Diakui Fiskal 171.912 144.685 Sumbangan dan Representasi 83.278 122.940 Rugi Pengalihan Aset Tetap yang Telah Dikenakan PPh

Final - Fiskal - 15.869 A s u r a n s i 13.659 12.365 P a j a k 280 4.820 Jasa Giro dan Bunga Deposito (164.498) (34.433) Lain-lain 26.146 19.333

Jumlah Beda Tetap 130.777 285.579 Laba Fiskal 3.117.475 2.774.482 Penyesuaian Kurs - 512.900 Laba Fiskal setelah Penyesuaian 3.117.475 3.287.382 Akumulasi Kerugian Fiskal, Awal Tahun :

2 0 0 8 (sesuai SKPLB) - (1.107.593) 2 0 0 9 (sesuai SKPLB) (3.963.132) (6.142.921) 2 0 1 0 (sesuai SKPLB) (2.189.143) (2.189.143) 2 0 1 1 (554.321) (554.321) Akumulasi Kerugian Fiskal, Akhir Tahun (3.589.121) (6.706.596) Beban Pajak Kini

P e r s e r o a n - Entitas Anak 131.974 70.563 J u m l a h 131.974 70.563 Pajak Dibayar di Muka

P e r s e r o a n - Entitas Anak (23.801) (40.465)

J u m l a h (23.801) (40.465) Pajak Penghasilan Kurang Bayar

P e r s e r o a n - Entitas Anak (108.173) (30.098)

(38)

10. P E R P A J A K A N (Lanjutan)

Sampai dengan tanggal penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian ini, Perseroan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahunan untuk tahun pajak 2013. Taksiran laba fiskal 2012 tidak mengacu pada Dolar Amerika Serikat diatas, melainkan atas dasar Rupiah. Pada tanggal 7 September 2012, Perseroan telah menerima surat persetujuan dari Menteri Keuangan, Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta mengenai penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat mulai tahun buku 2013. Jumlah penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan kini Perseroan tahun 2013 seperti yang disebutkan di atas akan dilaporkan oleh Perseroan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) PPh badan tahun 2013 ke kantor pajak.

Berdasarkan peraturan Perpajakan Indonesia rugi fiskal dapat diperhitungkan hingga jangka waktu 5 (lima) tahun. Perseroan menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang dalam Surat Pemberitahuan Pajak. Otoritas Pajak dapat meninjau kewajiban pajak Perseroan dalam batas waktu 5 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.

Pajak Tangguhan

Perhitungan beban pajak tangguhan dan saldo aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

Dikreditkan Dikreditkan

(Dibebankan) (Dibebankan)

ke Laporan ke Laporan

1 Januari Laba Rugi 31 Desember Laba Rugi 31 Desember

2 0 1 2 Komprehensif 2 0 1 2 Komprehensif 2 0 1 3 P e r s e r o a n Aset Tetap (2.589.621) 192.008 (2.397.613) 361.406 (2.036.207) Imbalan Kerja 454.764 83.535 538.299 (32.933) 505.366 Rugi Fiskal 2.514.330 (837.681) 1.676.649 (779.369) 897.280 J u m l a h 379.473 (562.138) (182.665) (450.896) (633.561) Entitas Anak Aset Tetap (64.691) 15.799 (48.892) 16.466 (32.426) Imbalan Kerja 23.090 7.744 30.834 13.510 44.344 J u m l a h (41.601) 23.543 (18.058) 29.976 11.918 J U M L A H 379.473 (538.595) (200.723) (420.920) (633.561) (41.601) 11.918

Referensi

Dokumen terkait

Anda tidak akan dapat melihat dengan jelas apakah percetakan ini tipe bisnis sapi perah atau bukan tanpa alat bantu yang disebut sebagai akuntansi dengan

Wijana dan Rohmadi (2010:34) menyebutkan tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan,

Perbelanjaan Perbekalan ialah peruntukan tahunan yang dikeluarkan bagi setiap Kementerian dan Jabatan untuk membiayai perbelanjaan Gaji Kakitangan, Lain-lain Belanja

Hal ini dikarenakan kata atau kalimat merupakan sesuatu yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sehingga dari masing-masing individu akan lahir

Gambar 9 merupakan grafik uji kekerasan spesimen H2 menggunakan arus 350 A dan kecepatan 33 cm/mindan Kekerasan pada daerah weld metal cenderung naik hingga jarak indentasi 1,2

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh motivasi orang tua terhadap minat anak dalam menghafal al- Qur’an di Rumah Tahfizh Nurul Qur’an At -Taqwa Kota Tangerang

Gambar 1 menunjukkan bahwa benih padi sawah varietas Ciherang yang dihasilkan para petani penangkar benih di Desa Sindangasih dijual kepada pedagang pengumpul