• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Perpustakaan Sekolah

2.1.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2005 : 2) menerangkan bahwa :

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan sekolah adalah untu tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid. Ia berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di tingkat sekolah.

Menurut Siregar (2004 : 9) pengertian perpustakaan sekolah adalah, “suatu tempat dimana para siswa memperoleh akses terhadap informasi dan pengetahuan. Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung proses pengajaran dan pembelajaran melalui penyediaan bahan pustaka dan pelayanan yang sesuai dengan kurikulum sekolah”.

Menurut Rahayuningsih (2007 : 6) perpustakaan sekolah adalah, “perpustakaan yang melayani para siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.

Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 39) pengertian perpustakaan sekolah adalah, “perpustakaan sekolah yang merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai”.

Dari beberapa pengertian perpustakaan sekolah di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, yang diharapkan dapat menunjang agar proses pendidikan dapat berlangsung lancar dan berhasil baik.

2.1.2. Tujuan, Fungsi, dan Tugas Perpustakaan Sekolah 2.1.2.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

(2)

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa 2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan 3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya (Yusuf, 2005 : 3).

Sedangkan menurut Darmono (2001 : 6) menyatakan bahwa, “perpustakaan sekolah bertujuan menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri”.

Kemudian Milburga (1992 : 57) menyatakan bahwa, “perpustakaan sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan guru/karyawan dalam lingkungan pendidikan”.

Dari ketiga pendapat di atas, dapat dipahami bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah merangsang siswa untuk mengembangkan diri, mengembangkan bakat dan kemampuannya, maka siswa itu sendiri perlu aktif dan diharapkan tidak puas hanya dengan apa yang diberikan oleh guru di ruang kelas.

2.1.2.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Sutarno (2006 : 58) fungsi perpustakaan adalah, “suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu menghimpun, memelihara dan memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”.

Dalam pencapaian tujuan yang sempurna harus di dukung juga dengan fungsinya. Darmono (2001 : 3) menyatakan bahwa secara umum perpustakaan memiliki beberapa fungsi umum sebagai berikut :

1) Fungsi Informasi

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar para pengguna perpustakaan dapat:

a. Mengambil ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dalam berbagai

bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya,

(3)

d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat,

2) Fungsi Pendidikan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Manfaat yang dapat kita peroleh dari adanya fungsi ini adalah:

a. Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan,

b. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna yaitu dengan mempertinggi kreatifitas dan kegiatan intelektual

c. Mempertinggi sikap social dan menciptakan masyarakat yang demokratis, d. Mempercepa penguasaan dalam bidang pengetahuan dan teknologi baru 3) Fungsi Kebudayaan

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk:

a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai informasi sebagi rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik individual maupun secara kelompok,

b. Membangkitkan minat terhadap terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni,

c. Mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam berkesenian,

d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis,

e. Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasaan ahli teknologi.

4) Fungsi Rekreasi

Perpusakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk:

a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani,

b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang

c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. 5) Fungsi Penelitian

Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meluputi berbagai jenis dan bentuk informasi

6) Fungsi Deposit

Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam mauun koleksi lainnya.

Sedangkan menurut Milburga (1992 : 61) secara garis besar fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

1. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya di dalam kelas 2. Memupuk daya kritis para siswa. Dari sumber pengetahuan yang lebih bernuansa dan

beraneka warna, siswa dapat mengetahui bahwa berbagai informasi ilmu pengetahuan dapat diberikan dengan cara yang berbeda-beda

(4)

4. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Koleksi-koleksi karya sastra dan budaya dari masa ke masa banyak tersimpan di perpustakaan sekolah

5. Sebagai pusat penerangan. Majalah, surat kabar yang memuat tulisan-tulisan yang berisikan penerangan tentang berbagai hal serta tentang perkembangan zaman menjadi sumber informasi bagi siswa untuk tetap berpijak pada zamannya

6. Menjadi pusat dokumentasi. Kliping, laporan kerja para siswa, album-album dapat disimpan di perpustakaan sekolah

7. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita lucu, cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas

Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat bahwa perpustakaan menjadi satu kesatuan integral (terpadu) yang tidak hanya memenuhi minat siswa membaca buku tetapi diharapkan membantu siswa memperluas dan memperdalam pengetahuan.

2.1.2.3. Tugas Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di sekolah memiliki tugas sebagai berikut :

1. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan membina secara terus-menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti misalnya buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya 2. Mengolah sumber informasi tersebut pada nomor 1) di atas dengan menggunakan

sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke perpustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan

3. Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu dengan yang lainnya (Yusuf, 2005 : 7).

Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 40) tugas pokok perpustakaan sekolah adalah, “perpustakaan sekolah bertugas menunjang proses pendidikan dengan menyediakan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah dan ilmu pengetahuan tambahan-bahan yang lain”.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan sekolah adalah menghimpun atau mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan sumber-sumber informasi kepada seluruh pengguna perpustakaan sekolah.

(5)

2.2. Koleksi Perpustakaan Sekolah

2.2.1. Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat disimpulkan bahwa, salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan adalah melalui kualitas koleksinya.

Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur (1998 : 2) adalah, “koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

Sedangkan menurut Harrod Leonard Montague, sebagaimana dikutip oleh Dian Sinaga (2011 : 38) koleksi perpustakaan adalah, “keseluruhan bahan pustaka yang dikumpulkan atau dihimpun oleh perpustakaan, dengan tujuan untuk disajikan kepada para pemakai”.

Menurut SNI (7329 : 2009) pengertian koleksi perpustakaan sekolah adalah, “semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran”.

Yusuf dan Suhendar (2010 : 9) juga mengemukakan bahwa koleksi perpustakaan adalah, “sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan bahan pustaka, baik yang berbentuk buku maupun non buku, yang dikelola sedemikian rupa oleh suatu perpustakaan sekolah untuk turut serta menjamin kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pembelajaran di sekolah.

2.2.2. Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah

James Thompson, mengutip pendapat Randall dan Godrich dalam Sinaga (2011 : 39) mengemukakan bahwa fungsi koleksi perpustakaan ada empat yaitu sebagai berikut :

1. fungsi referensi (reference function), maksudnya koleksi perpustakaan yang mempunyai fungsi referensi adalah koleksi perpustakaan yang dapat memberikan rujukan tentang berbagai informasi secara cepat, tepat, dan akurat bagi para pemakainya.

2. fungsi kurikuler (curricular function), maksudnya bahan-bahan pustaka yang mempunyai fungsi kurikuler adalah koleksi bahan-bahan yang mampu mendukung kurikulum.

3. fungsi umum (general function), maksudnya fungsi koleksi perpustakaan yang bersifat umum ini berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka dan hasil budaya manusia secara keseluruhan.

(6)

4. fungsi penelitian (research function), maksudnya keberadaan koleksi perpustakaan sekolah harus mampu berfungsi memberikan jawaban atas keingintahuan dari para pemakai perpustakaan.

2.2.3. Komponen-Komponen Koleksi Perpustakaan Sekolah

Pada umumnya, Sinaga yang dikutip oleh Prastowo (2012 : 119) mengemukakan bahwa koleksi perpustakaan sekolah dapat dibedakan kedalam dua kelompok besar, yaitu :

1. Komponen dasar, koleksi perpustakaann yang dianggap sangat mendasar dan vital keberadaannya bagi suatu perpustakaan

2. Komponen tambahan, kelompok koleksi yang dimaksudkan untuk melengkapi dan menunjang komponen dasar

Berikut adalah tabel perbedaan antara koleksi dasar dan koleksi tambahan yang digambarkan oleh Soejono Trimo sebagaimana dikutip oleh Sinaga (2011 : 47) yaitu :

KOLEKSI PERPUSTAKAAN

KOMPONEN DASAR KOMPONEN

TAMBAHAN • Bahan-bahan kurikulum(text books) • Bahan-bahan bagi pendidikan anak luar biasa • Bahan-bahan bagi pengembangan profesi guru/pendidik • Bahan-bahan

tentang daerah dan masyarakat setempat (local studies) • Bahan-bahan referensi • Library science literature • Bahan-bahan rekreatif • Bahan-bahan Audio Visual

Tabel 1. Perbedaan Komponen Dasar Dan Komponen Tambahan Dalam Koleksi Perpustakaan

Sumber : Soejono Trimo dalam Sinaga (2011 : 47)

Perbandingan persentase jumlah koleksi dengan jenis komponen koleksi menurut Departemen Pendidikan dalam buku berjudul Pedoman Standard Perpustakaan di Indonesia dapat dijelaskan bahwa bahan-bahan bacaan yag bersifat rekreatif (mengandung unsur hiburan) menempati porsi relatif tinggi kemudian dilengkapi dengan koleksi-koleksi lain yang diarahkan pada pembinaan efisiensi dan proses belajar-mengajar. Berikut ini dapat dilihat pada tabel berikut :

(7)

No. Jenis Komponen Persentase

1. Buku-buku teks 10%

2. Alat peraga 5%

3. Buku-buku referensi 15%

4. Buku-buku tentang perpustakaan 1% 5. Bacaan sehat (fiksi dan keterampilan) 50% 6. Bacaan tentang daerah setempat 4% 7. Buku-buku profesi untuk guru 10% 8. Buku-buku untuk anak luar biasa 5%

Tabel 2. Perbandingan Koleksi Buku Perpustakaan Sekolah Sumber : Sinaga (2011 : 49)

2.2.4. Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi atau bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya. Koleksi bahan perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar, informasi, rekreasi kultural, dan penelitian bagi semua lapisan masyarakat terdiri atas berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat ilmiah dan non ilmiah. Hal ini terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu :

1. Karya cetak berupa buku teks, buku referensi (rujukan), seperti ensiklopedia, kamus, almanak, annual, dan direktori

2. Karya rekam berupa kaset audio VCD, CD, CD-Rom pengetahuan, video cassette, televisi, dan lain sebagainya (Suwarno, 2011 : 60).

Menurut Sinaga (2011 : 49) jenis koleksi perpustakaan meliputi delapan macam yaitu : 1. Buku teks

2. Alat peraga

3. Buku-buku referensi

4. Buku-buku tentang perpustakaan 5. Bacaan sehat

6. Bacaan lokal

7. Buku-buku profesi untuk guru 8. Buku-buku untuk anak luar biasa

Sedangkan menurut Yusuf (2010 : 9) koleksi perpustakaan dilihat dari segi fisik yang diperlukan untuk perpustakaan sekolah dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(8)

2. Kategori bahan bukan buku, merupakan segala jenis bahan yang tidak termasuk ke dalam kategori buku

Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas mengenai komposisi koleksi perpustakaan sekolah, terutama jika dilihat dari segi jenis-jenis koleksi. Sebagai gambaran umum yang dikemukakan oleh Perpustakaan Nasional (1992) adalah sebagai berikut :

1. Koleksi dasar

Disarankan setiap perpustakaan sekolah memiliki koleksi dasar dengan perbandingan 10 judul buku untuk seorang murid dan koleksi ini diharapkan dapat disusun dalam waktu lima tahun dengan perbandingan koleksi yang berjumlah 1.338 judul dan 5.039 eksemplar.

2. Koleksi tambahan

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dilihat bahwa jenis-jenis koleksi perpustakaan sekolah sesungguhnya sangatlah beragam dan variatif. Namun, jika dicermati secara lebih teliti bahwa jenis-jenis koleksi sebenarnya secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu koleksi buku, koleksi bahan cetakan bukan buku, koleksi alat peraga, dan koleksi bahan pandang-dengar (audio-video).

2.3. Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah

2.3.1. Pengertian Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Manajemen pengembangan koleksi merupakan kunci dari tanggung jawab seorang pengelola perpustakaan. Koleksi sendiri didefinisikan sebagai bahan informasi atau sejenisnya yang dikumpulkan, dikelola, dan diolah dengan kriteria tertentu. Pengelolaan koleksi yang baik akan menentukan berhasil tidaknya suatu program perpustakaan sekolah. Terdapat banyak kegiatan yang dilakukan mulai dari pengadaan, pengolahan teknis (seperti inventarisasi, klasifikasi, dan pelabelan) serta penempatan koleksi di rak.

Menurut Hakim (2011 : 3) menyatakan bahwa, “manajemen pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan manajemen yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan. Pengelola perpustakaan perlu memberikan perhatian ekstra terhadap manajemen koleksi karena koleksi merupakan salah satu magnet yang dapat menarik minat pengguna perpustakaan”.

Sedangkan menurut Johnson (2004 : 2) menyatakan bahwa definisi manajemen pengembangan koleksi adalah, “as a process information gathering, communication, policy formulation, evaluation, and planning”. Manajemen pengembangan koleksi didefinisikan sebagai sebuah proses pengumpulan informasi, komunikasi, perumusan kebijakan, evaluasi, dan perencanaan. Manajemen pengembangan koleksi mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan dalam pengelolaannya khususnya pada bidang koleksi diperlukan landasan dari komponen-komponen manajemen pengembangan koleksi yang baik agar arah kegiatan sesuai dengan yang diinginkan.

(9)

Dalam manajemen pengembangan koleksi, jumlah koleksi bukan suatu hal yang sangat prinsip, namun yang terpenting adalah koleksi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. Beberapa hal yang masuk dalam manajemen pengembangan koleksi diantaranya yaitu :

1. Pemetaan koleksi berdasarkan kurikulum

2. Proses seleksi berdasarkan kebijakan sekolah dan ketentuan prosedur pengadaan 3. Pengolahan bahan pustaka, yaitu mulai dari pemberian stempel, pembuatan nomor

klasifikasi, pembuatan nomor panggil, kartu dan kantong buku, lembaran pengembalian serta pembuatan katalog

4. Pemilahan untuk menjaga koleksi tetap layak dimanfaatkan 5. Rencana pengembangan koleksi (Rodiah, 2009 : 4).

Dalam manajemen koleksi setidaknya ada tiga kegiatan pengelolaan perpustakaan yang menjadi fokus perhatian. Ketiga kegiatan tersebut adalah pengadaan, pengolahan serta pelayanan bahan pustaka. Ketiga kegiatan tersebut memiliki kedudukan yang sama dalam rangka mewujudkan koleksi yang berkualitas dan mampu memotivasi pengguna perpustakaan untuk mengakses perpustakaan.

Manajemen pengembangan koleksi diperlukan sebagaimana amanat Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Pasal 19 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Selain itu perpustakaan sekolah juga berupaya mengembangkan koleksi lain yang mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan.

2.3.2. Fungsi Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Untuk mencapai fungsi manajemen pengembangan koleksi maka penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus mendukung koleksi yang berkualitas dan sesuai kebutuhan pengguna dengan kurikulum dan program-program sekolah dalam mengembangkan koleksinya. Berikut ini akan dijelaskan fungsi manajemen pengembangan koleksi yang dapat diterapkan pada perpustakaan sekolah :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penentuan tentang kebutuhan koleksi sesuai dengan perkembangan kurikulum, dimana pihak perpustakaan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dari perencanaan koleksi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah penataan/pengaturan koleksi yang dilaksanakan pihak perpustakaan menangani koleksi yang bertujuan untuk memudahkan pencarian buku bagi pengguna.

(10)

3. Penyusunan staf (Staffing)

Penyusunan staf adalah salah satu fungsi manajemen yang melakukan pengaturan, pemantauan, dan pembinaan staf berdasarkan kemampuan dan bekerjasama dalam mengembangkan koleksi perpustakaan.

4. Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah kegiatan yang merinci tugas pihak perpustakaan dalam mengembangkan koleksi yang standar dan berkualitas sesuai program perpustakaan.

5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur rencana pengembangan koleksi untuk memperluas koleksi yang ada sesuai kebutuhan perpustakaan. (Sutarno, 2006 : 135)

2.4. Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah

2.4.1. Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Pengembangan koleksi perpustakaan sekolah harus disesuaikan dengan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Pengembangan koleksi juga harus mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 23 Ayat 2 dan 3.

Yusuf dan Suhendar (2005 : 24) menyatakan bahwa belum ada ketentuan yang jelas mengenai komposisi koleksi perpustakaan sekolah, terutama jika dilihat dari segi jenis-jenis koleksi perpustakaan sekolah. Namun demikian, dilihat dari peran perpustakaan sekolah yang masih mengutamakan unsur pembinaan minat baca dan pengembangan daya kreativitas, imajinasi serta karakter siswa maka perbandingan antara jenis koleksi fiksi dan nonfiksi adalah 60:40. Artinya, 60% untuk kategori jenis koleksi fiksi dan 40% untuk jenis koleksi nonfiksi.

Menurut pedoman Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329 : 2009 tentang perpustakaan sekolah, pengembangan koleksi hendaknya memerhatikan hal-hal berikut :

1. dalam upaya meningkatkan minat baca diarahkan pada rasio satu murid sepuluh buku 2. penambahan koleksi buku per tahun sekurang-kurangnya 10% dari jumlah koleksi 3. melanggan minimal satu judul majalah dan satu judul surat kabar yang terkait dengan

proses pembelajaran

4. menyediakan buku pelajaran pelengkap yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru

5. menyediakan bacaan pendukung kegiatan pembelajaran yang meliputi koleksi nonfiksi dan koleksi fiksi dengan perbandingan 60:40

6. menyediakan koleksi referensi minimal meliputi kamus umum bahasa Indonesia, kamus umum bahasa Inggris, kamus bahasa daerah, kamus bahasa Jerman, Prancis, Jepang, Arab, dan Mandarin, kamus subyek, ensiklopedia, sumber biografi, atlas, peta, bola dunia, serta buku telepon

(11)

Yusuf dan Suhendar (2005 : 26) menambahkan bahwa, “pengembangan koleksi ini dapat dilakukan langsung oleh pustakawan ataupun guru pustakawan dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Sugianto (2001 : 11) pengembangan koleksi adalah, “kegiatan pelayanan teknis yang dilakukan perpustakaan untuk menyediakan dan memberikan layanan informasi kepada pemakai dalam mencapai tujuan”.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan perpustakaan yang memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan program perpustakaan sekolah untuk dianalisis sesuai dengan kebutuhan sehingga perpustakaan sebagai input pendidikan dapat memfasilitasi sekolah mengembangkan koleksinya.

2.4.2. Tujuan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini serta masa mendatang. Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara berencana mengembangkan koleksinya.

Tujuan pengembangan koleksi yaitu membangun koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai dan didayagunakan secara optimal. Pengembangan koleksi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam perpustakaan terutama untuk memperluas koleksi yang ada. Pengembangan koleksi ini terutama berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi.

(Saepudin, 2009 : 1)

2.5. Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Secara umum, pengembangan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi (Darmono, 2001 :49) yaitu sebagai berikut :

1. Relevansi

Relevansi artinya aktivitas pemilihan dan pengadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada

2. Kelengkapan

Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan tetapi juga menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada dalam kurikulum

3. Kemutakhiran

Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dilihat dari tahun terbit

4. Kerjasama

Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien yang melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pembinaan koleksi

(12)

2.6. Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka

Proses seleksi atau pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan.

Pemilihan koleksi adalah langkah awal dalam pengadaan koleksi perpustakaan. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi koleksi-koleksi yang akan dipilih untuk dijadikan koleksi perpustakaan sekolah, catat data koleksi yang dipilih, misalnya judulnya, pengarangnya, penerbitnya, keunggulan-keunggulannya, dan kelemahan, serta harganya. (Prastowo, 2012 : 139)

2.6.1. Siapa yang Melakukan Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka

Perpustakaan berhak untuk melakukan seleksi bahan pustaka, tergantung dari tipe perpustakaan dan struktur organisasi di setiap perpustakaan. Pada prinsipnya personalia yang dapat melakukan seleksi bahan pustaka mencakup: (a) pustakawan; (b) spesialis subjek termasuk guru; (c) toko buku; (d) komisi perpustakaan; (e) anggota lain.

Menurut Yulia (1993 : 27), pihak-pihak yang berwenang melakukan seleksi yaitu sebagai berikut :

1. Pada perpustakaan sekolah yang berhak melakukan seleksi adalah kepala sekolah/wakilnya dan guru. Pelajar juga boleh menyarankan.

2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah dewan penasehat / penyantun perpustakaan itu, tokoh masyarakat di sekitar perpustakaan umum itu berada.

3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas dan dosen. Mahasiswa juga boleh menyarankan, tetapi harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan kebutuhan perkuliahan.

4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah pimpinan institusi dimana perpustakaan itu bernaung, dan orang-orang yang mengetahui dengan jelas kebutuhan institusi tersebut.

2.6.2. Alat Bantu Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka

Alat bantu seleksi bahan pustaka sangat diperlukan untuk menseleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Secara umum alat bantu seleksi bahan pustaka

(13)

1. Alat bantu seleksi bahan buku

a. Katalog penerbit dari berbagai penerbit baik dalam negeri maupun penerbit luar negeri.

b. Tinjauan buku yang dimuat dalam majalah ilmiah.

c. Daftar buku IKAPI merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

d. Bibliografi nasional Indonesia yang terbit setiap tiga bulan sekali berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintah, laporan konferensi serta peta.

2. Alat bantu seleksi bahan rujukan

Alat bantu seleksi untuk buku-buku referens terbitan Indonesia masih menjadi satu dengan katalog penerbit.

3. Alat bantu seleksi untuk koleksi serial (terbitan berkala)

Secara umum alat bantu seleksi bahan serial (terbitan berkala) Indonesia belum ada tetapi untuk menseleksi ini biaasanya perpustakaan menggunakan alat bantu seleksi Ulrich’s International Periodical Directory terbitan Amerika.

Menurut Soeatminah (1992 : 76), alat bantu seleksi meliputi : 1) Katalog penerbit dalam dan luar negeri

2) Bibliografi nasional dan internasional 3) Bibliografi khusus berbagai bidang ilmu 4) Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain 5) Timbangan buku, iklan, dan lain-lain

6) Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu (core list)

Sedangkan menurut Soejono Trimo yang dikutip oleh Sinaga (2011 : 46) menyatakan visualisasi alat bantu seleksi bahan pustaka adalah sebagai berikut :

(14)

Gambar 1. Visualisasi Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka Sumber : Soejono Trimo dalam Sinaga (2011 : 46)

2.6.3. Tata Laksana Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka

Tata laksana pemilihan bahan pustaka bertujuan mengatur mekanisme pemilihan bahan pustaka yang akan dibeli oleh perpustakaan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan masyarakat yang dilayaninya. Tata laksana pemilihan juga merupakan prosedur yang menjadi pegangan pustakawan atau siapa saja yang terlibat dalam pemilihan bahan pustaka. Prosedur pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut :

1. Setiap pemakai (perorangan atau unit) dapat melakukan pemilihan, baik atas inisiatif sendiri atau atas permintaan pustakawan.

2. Pemakai membuat daftar usulan dengan mengisi formulir yang disediakan perpustakaan dengan data bibliografis secara lengkap.

3. Data untuk buku: pengarang, judul, edisi, tahun, penerbit, ISBN (kalau ada), jumlah yang dipesan, harga satuan.

4. Data untuk majalah: judul, alamat penerbit, frekuensi terbit, ISSN (kalau ada), kapan mulai dilanggan, harga langganan, persetujuan atasan, dan sebagainya.

5. Daftar usulan dapat diserahkan langsung kepada pemimpin perpustakaan (apabila usul perorangan) atau dengan persetujuan atasan langsung pengusul.

6. Selanjutnya diadakan kegiatan verifikasi terhadap setiap judul bahan pustaka yang telah dipilih. (Darmono, 2001 : 59)

ALAT BANTU SELEKSI BAHAN

PUSTAKA

Research person (para ahli yang dimintai pendapat

atau rekomendasi)

Bibliography (current, local, retrospective, national, universal)

Majalah-majalah profesional ata u books

reviews dalam koran)

Katalog-katalog penerbit, toko buku, dealer, lembaga-lembaga tertentu

(15)

2.6.4. Kriteria Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka

Apapun kriteria pemilihan koleksi yang diterapkan oleh perpustakaan harus dituangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi. Secara umum kriteria-kriteria yang diterapkan dalam memilih koleksi adalah :

1. Tujuan, Cakupan, dan Kelompok Pembaca

Bahan pustaka yang akan dipilih harus mempertimbangkan secara sungguh-sungguh kesesuaiannya dengan tujuan, cakupan, dan pengguna perpustakaan yang bersangkutan.

2. Tingkatan koleksi

Tingkatan koleksi menjadi salah satu faktor utama untuk menentukan koleksi tertentu yakni ada enam kategori tingkatan koleksi, yaitu (1) karya dalam bentuk ringkasan, (2) karya ringan dan populer, (3) karya popular yang serius, (4) karya elementer, (5) karya standar, (6) karya yang tingkat ilmiahnya lebih tinggi misalnya tesis atau disertasi.

3. Otoritas dan kredibilitas pengarang

Otoritas pengarang harus ditentukan secermat-cermatnya jika pengarang bukan pakar yang dikenal dalam bidangnya, kualifikasinya dalam penulisan buku harus diteliti dengan baik.

4. Harga

Harga juga perlu dipertimbangkan misalnya harga buku yang cukup tinggi harus diperhatikan apakah buku tersebut sangat dibutuhkan atau tidak.

5. Penyajian fisik buku

Penampilan fisik buku baru dapat mempengaruhi keputusan seleksi. 6. Struktur dan metode penyajian

Pustakawan dengan latar belakang subjek tertentu biasanya dapat memperoleh gambaran tentang struktur buku melalui daftar isi.

7. Indeks dan Bibliografi

Keberadaan bibliografi dan indeks sebuah buku dapat diketahui secara jelas lewat entri dalam bibliografi nasional (Spiller, 1982 : 83).

2.6.5. Prinsip-prinsip Seleksi/Pemilihan Bahan Pustaka

Dalam pemilihan atau seleksi bahan pustaka perpustakaan harus berpedoman pada prinsip-prinsip seleksi. Prinsip seleksi merupakan salah satu acuan yang digunakan perpustakaan untuk mengisi koleksi perpustakaannya.

Menurut Darmono (2001 : 58) beberapa prinsip dasar dalam pemilihan koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan untuk masing-masing perpustakaan pada umumnya berbeda

2. Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh penanggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung

(16)

Menurut Yusuf dan Suhendar (2005 : 26) prinsip pengembangan koleksi perpustakaan sekolah adalah :

1. disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum yang berlaku di sekolah 2. disesuaikan dengan sistem pendidikan secara nasional

3. disesuaikan dengan daerah tempat perpustakaan sekolah tersebut berada 4. disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca siswa usia sekolah 5. disesuaikan dengan sistem perpustakaan nasional

6. disesuaikan dengan dana yang tersedia

Sedangkan menurut Azile Wofford yang dikutip Idris Suryana K.W. dalam Sinaga (2011 : 45) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan koleksi sebagaimana divisualisasikan dalam gambar berikut :

Gambar 2. Prinsip-Prinsip Seleksi (Pemilihan) Bahan Pustaka Sumber : Idris Suryana K.W. dalam Sinaga (2011 : 45)

2.7. Pengadaan Bahan Pustaka

2.7.1. Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi The community (Social

stratification, interest, needs, selera, dan lapisan masyarakat yang apatis)

Demand is governing factor is selection

materials Select the right books for

the library reader’s

Quality of materials must be related to the other two basic

standards of selection (purpose and need)

Select book which tend toward the enrichment and development of life

The collection is inclusive and contains whatever contribute to the purpose

of the library (the best books and for who...)

Every library collection should be built up according to a definite plan on a board and areal

foundation PRINSIP

SELEKSI BAHAN PUSTAKA

(17)

bahan pustaka. Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi.

Menurut Darmono (2001 : 58) secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan mencakup 3 (tiga) kegiatan utama yaitu :

1. Pemilihan atau seleksi bahan pustaka

2. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar menukar, penerimaan hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan

3. Inventarisasi bahan yang telah diadakan serta statistik pengadaan bahan pustaka

Menurut Sutarno, (2006 : 174), “pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi”.

Menurut Soeatminah (1992 : 71) menyatakan bahwa, “pengadaan bahan pustaka adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani”.

Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2010 : 25) pengadaan bahan pustaka meliputi 2 (dua) rangkaian kegiatan pengadaan bahan atau koleksi di perpustakaan sekolah yaitu :

1. Kegiatan pemilihan koleksi, kegiatan mengidentifikasi koleksi-koleksi yang akan dipilih untuk dijadikan koleksi perpustakaan sekolah

2. Cara atau teknik pengadaannya, kegiatan rutin yang dilakukan oleh petugas atau pustakawan sekolah dengan cara-cara seperti pembelian, hadiah, atau sumbangan, swadaya masyarakat setempat, tukar-menukar dengan perpustakaan lain yang sejenis dengan prosedur masing-masing dan sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya.

Dari uraian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati para penggunanya.

2.8. Pengadaan Bahan Pustaka

2.8.1. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian

Pembelian merupakan cara pengadaan koleksi yang dilakukan dengan cara membeli koleksi perpustakaan dengan menggunakan anggaran yang dimiliki sekolah. Untuk itu pihak sekolah perlu mengalokasikan dana khusus untuk pembelian koleksi perpustakaan. Setidaknya ada 5% dari total anggaran sekolah yang dapat dialokasikan untuk kegiatan pengelolaan perpustakaan sekolah diluar dari belanja pegawai dan pemeliharaan serta perawatan gedung (SNI : 2009).

(18)

Pembelian bahan bahan pustaka/buku dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu :

1. Pembelian buku melalui toko buku

Pembelian buku melalui toko buku secara langsung dilakukan oleh perpustakaan yang mempunyai jumlah dana pembelian relatif kecil, baik yang berasal dari sumber dana sendiri maupun sumber dana lain yang tidak mempunyai persyaratan pengadaan yang khusus.

2. Pembelian buku melalui penerbit

Pembelian buku melalui penerbit dilakukan secara langsung biasanya judul-judul yang dibutuhkan benar-benar dikeluarkan oleh penerbit. Sebagai contoh, bila ada sekumpulan judul buku yang diterbitkan oleh penerbit PT. Gramedia, maka pengadaannya dapat dilakukan langsung pada penerbit.

3. Pembelian buku melalui agen buku

Pembelian buku melalui agen buku dilakukan dengan memperoleh buku-buku dari penerbit dengan potongan harga, dan menyimpannya dalam gudang yang besar. Kemudian menjualnya kepada toko buku dan perpustakaan. Agen buku memberikan pelayanan yang efisien dan cepat. ( Yulia, 1993 : 45)

2.8.2. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah

Pembinaan koleksi juga dilakukan dengan mengajukan permintaan hadiah kepada pihak lain (lembaga pemerintah, lembaga ilmiah, perwakilan negara sahabat) baik di dalam maupun di luar negeri. Meskipun perpustakaan tidak boleh terlalu mengandalkan cara ini, ada baiknya juga untuk memanfaatkannya terutama untuk publikasi yang tidak dijual untuk umum.

1. Hadiah atas permintaan

a. Perpustakaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan kepada pihak lain

b. Daftar dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai surat pengantar yang antara lain menjelaskan kegunaannya

c. Apabila pihak lain itu telah mengirimkannya, petugas perpustakaan harus mencocokkannya dengan surat pengantarnya

d. Perpustakaan mengirim surat ucapan terima kasih dan memberitahukan apakah kiriman yang diterima sesuai dengan surat pengantarnya

e. Selanjutnya bahan diproses seperti biasa 2. Hadiah tidak atas permintaan

Ada kalanya perpustakaan menerima hadiah tanpa terlebih dahulu mengajukan permintaan dan biasanya pihak yang memberi hadiah adalah lembaga yang telah pernah dihubungi sebelumnya (Darmono, 2001 : 68)

Sedangkan menurut Lasa (2007 : 63), untuk memperoleh hadiah atau sumbangan, perpustakaan harus aktif memperkenalkan diri dan mencari peluang untuk bisa memperoleh hadiah.

(19)

2.8.3. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pertukaran

Salah satu cara perpustakaan dalam memperoleh bahan pustaka adalah melalui tukar menukar dengan instansi lain atau dengan perpustakaan lain.

Menurut Darmono (2001 : 67) agar dapat berjalan dengan baik maka tukar menukar bahan pustaka perlu memperhatikan aspek-aspek berikut ini :

1. Apabila perpustakaan memiliki sejumlah buku yang tidak diperlukan lagi, atau jumlah eksemplar yang terlalu banyak maka perpustakaan dapat menawarkannya kepada perpustakaan lain untuk ditukarkan

2. Sebelum ditawarkan, setiap bahan harus ditarik dari peredaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan melalui prosedur yang telah ditetapkan dan dinyatakan dikeluarkan dari inventaris perpustakaan

3. Perpustakaan menyusun daftar penawaran menurut abjad pengarang, dan judul (untuk buku) dan untuk majalah adalah judul, tahun dan nomor terbitan

4. Perpustakaan mengirimkan penawaran kepada sejumlah perpustakaan lain yang diperkirakan memerlukannya dan telah menjalin kerjasama untuk mengadakan tukar menukar bahan pustaka

5. Perpustakaan penerima menyesuaikan daftar tawaran dengan keperluannya sendiri dan syarat-syarat yang diajukan serta kebijaksanaan perpustakaannya sendiri (peraturan perpustakaan)

6. Perpustakaan penerima memilih bahan yang diperlukannya dan menyusun daftar yang akan ditawarkan sebagai bahan penukar

7. Apabila kedua perpustakaan telah sepakat maka tukar menukar dapat dilaksanakan 8. Setelah kedua perpustakaan ini menerima bahan yang ditukarkan, maka

masing-masing mengolahnya sesuai tata laksana inventarisasi

Menurut Soeatminah (1992 : 73) menyatakan bahwa, “tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi atau memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak dan ingin ditukarkan dengan perpustakaan lain”.

Sedangkan menurut Yulia (1993 : 56) pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan antara lain :

1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku

2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai

3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan, khususnya pada tingkat internasional

2.8.4. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Penerbitan Sendiri

Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur (1998 : 19) penerbitan sendiri mencakup :

(20)

a. Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan (depository) semua penerbitan lembaga dan perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua penerbitan lembaga yang bersangkutan

2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi bulletin, manual bibliografi, dan lain-lain

Penambahan koleksi perpustakaan dengan penerbitan sendiri dapat dilakukan perpustakaan dengan cara menerbitkan terbitan berseri (bulletin), pamphlet, jurnal, indeks, ataupun bibliografi perpustakaan. Dengan adanya penerbitan sendiri pada suatu perpustakaan, maka akan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaannya.

2.8.5. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Titipan

Langkah-langkah penerimaan bahan pustaka dengan cara titipan menurut Soeatminah, (1992 : 74) adalah sebagai berikut :

1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok, pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan.

2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan, seperti:

a. Pustaka sesuai dengan daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka waktu ...x...tahun

b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi yang lain

c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya seperti koleksi yang sama

d. Apabila ada pustaka rusak, perpustakaan akan memperbaiki. Tetapi apabila hilang, perpustakaan tidak menggantinya

e. Setelah ketentuan itu disepakati bersama, maka kedua belah pihak menandatanganinya dan masing-masing menyimpan 1 dokumen serah terima

Suatu Perpustakaan dapat juga menambah jumlah koleksinya dengan cara menerima titipan dari lembaga ataupun perorangan. Dalam hal penitipan bahan pustaka, harus ada kesepakatan antara pihak yang menitip dengan pihak perpustakaan. Bahan pustaka yang dititip hendaknya harus sesuai dengan kubutuhan pengguna perpustakaan. Bahan pustaka yang dititipkan harus memiliki jangka waktu yang lama. Misalnya 5 tahun atau lebih agar tidak merugikan perpustakaan yang dititipi karena besarnya biaya untuk memperosesnya.

2.9. Inventarisasi Bahan Pustaka

2.9.1. Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka

(21)

Menurut Soeatminah (1992 : 81) mengemukakan bahwa, “inventarisasi adalah kegiatan mencatat setiap eksemplar buku dan mencatat dalam buku yang bersangkutan”.

Jadi inventarisasi bahan pustaka adalah aktivitas pendapatan koleksi perpustakaan yang dibuat ke dalam buku inventarisasi. Pendapatan koleksi perpustakaan dilakukan untuk memudahkan perpustakaan mengetahui koleksi yang menjadi hak milik perpustakaan dengan jelas mengenai informasi yang ada dalam buku induk mulai dari nomor induk, judul, pengarang, tahun, bahasa, jumlah, harga, dan keterangan lainnya.

2.9.2. Inventarisasi Buku Induk untuk Buku

Inventarisasi Buku Induk untuk buku mempunyai fungsi yaitu : 1. Sebagai daftar inventaris koleksi perpustakaan

2. Mengetahui jumlah koleksi perpustakaan dengan cepat

3. Mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakan pada saat / tahun tertentu 4. Untuk mengetahui judul-judul buku yang hilang

5. Mengetahui jumlah koleksi buku menurut jenis, bahasa, pembelian, hadiah, maupun berdasarkan tukar-menukar (Darmono, 2001 : 63)

Tata cara pencatatan buku induk yaitu terdiri dari : 1. Tanggal penerimaan 2. Pengarang 3. Judul 4. Asal perolehan 5. Penerbit 6. Tahun terbit 7. Nomor induk 8. Harga

9. Keterangan lain (bahasa, jumlah, dan lain-lain)

2.9.3. Inventarisasi Buku Induk untuk Majalah

Majalah adalah terbitan yang direncanakan diterbitkan secara periodik selama kurun waktu yang cukup lama untuk subyek tertentu. Majalah biasanya diterbitkan lebih dari satu kali dalam setahun, dengan dibubuhi volume dan nomor yang berurutan untuk setiap terbitan.

Pencatatan majalah dalam buku induk berguna untuk memastikan nomor-nomor yang benar-benar datang; melihat riwayat majalah; dan untuk mengetahui nomor-nomor majalah sebelumnya yang kosong. (Yulia, 1993 : 155)

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Komponen Dasar Dan Komponen Tambahan Dalam Koleksi  Perpustakaan
Tabel 2. Perbandingan Koleksi Buku Perpustakaan Sekolah  Sumber : Sinaga (2011 : 49)
Gambar 1. Visualisasi Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka  Sumber : Soejono Trimo dalam Sinaga (2011 : 46)
Gambar 2.  Prinsip-Prinsip Seleksi (Pemilihan) Bahan Pustaka  Sumber : Idris Suryana K.W

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengamatan hari ke-2, terong yang disimpan pada suhu ruang tetap memiliki tekstur keras namun warna terong tersebut berubah menjadi hijau pucat, dan kenampakannya

Telah berhasil dibuat pelat hologram refleksi dengan menginterferensikan berkas acuan dan berkas obyek pada media perekam dari arah yang saling berlawanan.. Dengan menggunakan

(2) Dokumen pertanggungjawaban biaya sebagaimana pada ayat (1) terdiri dari : SPPD, bukti tanda terima pembayaran lumpsum oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai

Bahwa apa yang dinyatakan Tergugat dalam angka (6) dan (7) merupakan pembohongan besar dan berusaha untuk melakukan pembodohan kepada staff, pegawai dan

Tingkat pendapatan rumahtangga (household income) merupakan indikator yang tidak bisa diandalkan untuk mengukur tinggi atau rendahnya kesejahteraan seseorang karena

Agama Yahudi adalah salah satu agama yang sudah ada di Arab sebelum datangnya Islam.. Ajaran agama Yahudi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku penatalaksanaan dismenorea pada siswi kelas X di SMK Negeri 1 Godean Sleman Yogyakarta tahun 2010 saat dilakukan posttest pada

Terpaksa membeli spare part 1 modul power suplay LCD tersebut , dan pesan di dealer LG hampir kurang lebih 2 minggu barang baru datang .Setelah modul power suplay terpasang