• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU 30/2014 Administrasi Pemerintahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UU 30/2014 Administrasi Pemerintahan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

S O S I A L I S A S I

UNDANG-UNDANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

UU 30/2014

Administrasi Pemerintahan

Oleh:

Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH

Jakarta, 9 Juni 2015

(2)

POKOK BAHASAN

Ruang Lingkup UU Administrasi

Pemerintahan

Asas-asas Umum Pemerintahan yg

Baik (AUPB)

Wewenang Atribusi, Delegasi, dan

Mandat

Upaya Administratif

(3)

NOMENKLATUR

Negara (Tahun)

Judul

Spanyol (1889)

Azcárate Law

Austria (1925)

Allgemeines Verwaltungsverfahrensgesetz

AS (1946);

Hungaria

(1957) ; Philipina (1987)

Administrative Procedure Act (APA)

Portugal (1977)

General Administrative Procedure Act (GAPA)

Polandia (1960)

Code of Administrative Procedure

Italia (1990)

Administrative Code

Jerman (1976)

Verwaltungsverfahrens-gesetz

Jepang (1993)

Administrative Procedure Law (APL)

Belanda (1994)

Administratief Wet Bestuursrecht (AWB);

General Administration Law Act (GALA)

(4)

Three

G

enera

ti

ons o

f

Adm

ini

s

tra

tiv

e

Pr

oce

d

ure

s

( J a v i e r B a r n e s , Y a l e L a w S c h o o l , 2 0 0 9 ) First Generation (Individual decisions/ “administrative acts” Second Generation (Regulations) Third Generation (Public Policy) WHEN XIX – XX Spanish APA, 1889 Post-war-era (1945) U.S. APA, 1946 XX – XXI Strategic enviromental assessment procedures in the

EU, 2001

WHERE Western and Latin American

countries

Cont’lEurope, such as Spain, Germany, Austria,

Italy

European Union, USA

SCOPE Individual decisions Regulations

Public Policy cycle: Policy making and implementation

functions

OBJECTIVE To protect the citizen/ To

apply the law

To propose/ To establish regulations

To give structure/ To the new methodes of governance NATURE OF PROCEDURE Administrative procedure is mainly a dicision-making process Administrative procedure is mainly a dicision-making process

In the context of the new forms of governance, administrative procedure is much more than a decision-making process. It may

be understood as a system of communication exchange between administrations and

citizens.

FOCUS ON Final decisions Final decisions Public policy solutions

ADMINISTRATIVE PROCEDURE MODEL

(5)

The Three Cornerstones

of Modern State

(by: Henk Addink, 2010)

Good

Governance

Demo

cracy

Rule of

Law

M.C. Burkens: • Legality; • Division of powers; • Protection of fundamental rights; • Judicial control.

• GG is a norm for the government and a right for the citizens in which more specific conditions have been formulated.

• Elements of GG are: properness, tranparency, participation,

effectiveness, accountability, and (economic, social, cultural) human rights.

• Equality: all citizens being equal before the law and having equal access to power.

• Freedom: The freedom of its citizens is

secured by legitimized rights and liberties.

• For the legislator: the Principles of Good Legislation; for the administration: the Principles of Good Administration; and for the judiciary: the Principles of Good Procedures.

“...there are more corruption cases than penal law court decisions on corruptions. The administrative law approach in corruption policy was underestimated for a long time”.

(6)

Instrumen Administrasi Pemerintahan

Bestuurszorg

Feitelijke

handelingen

(UU 30/2014)

Regelingen

(UU 12/2011)

Beschikkingen

(UU 30/2014)

(7)

Kedudukan UU Administrasi

Pemerintahan

UU Payung

Hukum Adm

Umum

Hukum Materil

(8)

Urgensi UUAP

Kebutuhan utk

menjamin standar

proses pengambilan

keputusan/tindakan

serta membangun

sistem komunikasi

timbal-balik antara

WN dan pejabat

pemerin-tahan dlm

kerangka reformasi

birokrasi

Kebutuhan utk

mem-bangun sistem

admi-nistrasi

pemerintahan yg

melayani, efektif dan

efisien, serta

mencegah praktik

KKN sbg upaya

meningkat-kan

kepemerintahan yg

baik (

good

governance

)

Kebutuhan utk

menjamin

keberpihak-an negara

kpd WN sbg subjek

dlm administra-si

pemerintahan dan

memberikan

perlindu-ngan hkm yg sama

kpd WN dan pejabat

peme-rintahan dlm

kerangka negara

hukum yg demokratis.

(9)

UU Adm.Pemerintahan:

Membangun Sistem, proses

dan prosedur kerja yang jelas, efektif & efisien

Maksud UU-AP:

Sebagai salah satu dasar hukum bagi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan,

Warga Masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan Administrasi

Pemerintahan dalam upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan

pemerintahan.

Tujuan UU-AP:

1.

menciptakan tertib penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan;

2.

menciptakan kepastian hukum;

3.

mencegah terjadinya penyalahgunaan Wewenang;

4.

menjamin akuntabilitas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;

5.

memberikan pelindungan hukum kepada Warga Masyarakat dan aparatur

pemerintahan;

6.

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan menerapkan

AUPB; dan

(10)

Ruang Lingkup UU Administrasi

Pemerintahan

Pengertian, Maksud dan tujuan, Asas Hak & Kewajiban Kwngan Pemerinta han Penyeleng-garaan Adm Pemerinta han Konflik Kepentin gan Upaya Adm (Keberatan , Banding, Gugatan) Sanksi Administ ratif Pembinaan dan pengemban gan Adpem AUPB Pembatasan (waktu, wilayah, dan cakupan/ materi) Sengketa Kewenang an (by Atasan, Presiden, MK) Larangan Penyalah-gunaan Wewenang (melampaui, campuraduk, sewenang2) APIP, PTUN, dan Pengujian Dugaan Pwwng Diskresi Dasar Hukum Penggunaan Wewenang Sumber Kwngn (atribusi, delegasi, mandat) Izin, konsesi, dispensa si Badan/ Pejabat Adm Pemerinta hn Keputusan Elektronis Bantuan Kedinasan SOP Keputusan / Tindakan

(11)

Ketentuan Preventif dlm UUAP

Pejabat Pemerintahan berkewajiban untuk menyelenggarakan

Administrasi Pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, kebijakan pemerintahan, dan AUPB.

Pejabat AP dilarang

menyalahguna-kan Kewenangan dlm menetapkan dan /atau melakukan Keputusan dan/ atau Tindakan;

Mematuhi AUPB dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Mematuhi persyaratan dan

prosedur pembuatan Keputusan dan/atau Tindakan;

Mematuhi UU ini dlm menggunakan Diskresi;

Pejabat Pemerintahan yang menggunakan Diskresi harus memenuhi syarat:

a. sesuai dengan tujuan Diskresi ;

b. tidak bertentangan dgn PerUUan;

c. sesuai dengan AUPB; d. alasan yg objektif;

e. tidak Konflik Kepentingan; dan

f. dilakukan dengan iktikad baik.

Wewenang Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dibatasi oleh:

a. masa atau tenggang waktu Wewenang;

b. wilayah atau daerah

berlakunya Wewenang; dan c. cakupan bidang atau materi Wewenang.

(12)

ASAS

UUAP

Legalitas Perlindungan HAM AUPB 1. Kepastian hukum 2. Kemanfaatan 3. Ketidakberpihakan 4. Kecermatan

5. Tidak menyalahgunakan kewenangan 6. Keterbukaan

7. Kepentingan umum 8. Pelayanan Yang Baik

ASAS UUAP

Mengedepankan dasar hukum

Tidak boleh melanggar hak-hak dasar warga masy

9. AAUPB lain sepanjang dijadikan dasar penilaian hakim dlm putusan

B/PP yg menerbitkankan Kpts/tind hrs B/PP yg berwenang B/PP yg mengunakan W wajib berdasarkan Perun dan AAUPB B/PP dilarang menyalahgunakan gewenang

(13)

SUMBER KEWE-NANGAN ATRIBUSI MANDAT Diatur dlm UUD/UU

Wewenang baru yang sebelumya belum ada Tj berada pada B/PP yang menerima

Tidak dpt didelegasikan lagi Kecuali diatur Dlm lingkungan pem sendiri

Ditetapkan berdasarkan Perun

Diberikan oleh B/PP kepada B/PP lainnya

Merupakan pelimpahan kewenangan yg sebelumnya telah ada

Tdk dpt didelegasikan lagi Kecuali ditentukan lain Perun

Dpt mengunakan sendiri yang telah diberikan Kecuali Perun Tdk efektif dicabut dpt ditarik kembali

Ditugaskan atasan

Pelaksanaan tugas rutin

Penerima harus menyebutkan nama pemberi mandat

SUMBER KEWENANGAN

DELEGASI

(14)

PEMBATASAN WEWENANG BERDASARKAN

MANDAT

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh

Wewenang melalui Mandat tidak berwenang mengambil Keputusan

dan/atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada

perubahan status hukum pada

ASPEK ORGANISASI, KEPEGAWAIAN,

DAN ALOKASI ANGGARAN.

PEJABAT YANG MELAKSANAKAN TUGAS RUTIN PELAKSANA HARIAN PELAKSANA TUGAS MANDAT

(15)

Larangan Penyalahgunaan Wewenang

Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilarang menyalahgunakan

wewenang. Larangan penyalahgunaan wewenang meliputi: (a) larangan

melampaui wewenang; (b) larangan mencampuradukkan wewenang; dan

(c) larangan bertindak sewenang-wenang.

Melampaui wewenang:

a. melampaui masa jabatan atau batas waktu berlakunya

Wewenang;

b. melampaui batas wilayah berlakunya Wewenang; dan/atau

c. bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(Akibat hukumnya: tidak sah apabila telah diuji dan ada putusan peng-adilan yg berkekuatan hukum tetap)

Mencampuradukkan wewenang:

a. di luar cakupan bidang atau materi Wewenang yang diberikan; dan/atau

b. bertentangan dengan tujuan Wewenang yang diberikan.

(Akibat hukumnya: dapat dibatalkan apabila telah diuji dan ada Putusan Pengadilan yg berkekuatan hukum

tetap)

Bertindak

sewenang-wenang:

a. tanpa dasar Kewenangan; dan/atau

b. bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. (Akibat hukumnya: tidak sah apabila telah diuji dan ada putusan peng-adilan yg berkekuatan hukum tetap)

(16)

LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG 1. Melampaui W 3. Mencampur adukkan W 3. Bertindak Sewenang2

melampaui masa jabatan atau batas waktu

melampaui batas wilayah di luar cakupan bidang atau materi W

bertentangan dengan tujuan W

tanpa dasar Kewenangan

bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap Tidak Sah Dpt Dibatalk an Tidak Sah

(17)

Pengawasan Terhadap Larangan

Penyalahgunaan Wewenang

APIP

Tidak terdapat

kesalahan

Terdapat kesalahan administratif penyempurnaan administrasi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Terdpt kesalahan admtif yg menimbulkan kerugian

keuangan negara

dilakukan pengembalian kerugian keuangan negara max.10 hk terhitung sejak diputuskan dan diterbitkannya

hasil pengawasan.

dibebankan kepada Badan Pemerintahan, apabila kesalahan administratif terjadi

bukan karena adanya unsur penyalahgunaan Wewenang.

dibebankan kepada Pejabat Pemerintahan, apabila kesalahan terjadi karena adanya unsur penyalahgunaan

Wewenang. (Pasal 20 UU 30/2014 AP)

(18)

Pengujian Dugaan Penyalahgunaan

Wewenang

PTUN berwenang menerima, memeriksa, dan memutus ada atau

tidak ada unsur penyalahgunaan wewenang yg dilakukan oleh

pejabat pemerintahan.

Badan/Pjpem

dpt

meng-ajukan

permohonan

kpd

pengadilan utk menilai

ada atau tidak ada

unsur penyalahgunaan

wewe-nang

dlm

putusan

dan/

atau

tindakan.

PTUN wajib memutus

permohonan tsb max 21

hk sejak permohonan

diajukan.

Terhadap putusan PTUN

tsb

dpt

diajukan

banding ke PT-TUN.

PTUN wajib memutus

permohonan

banding

max

21hk

sejak

permohonan

banding

diajukan.

Putusan

PT-TUN

sbgmana

dimaksud,

bersifat

final

dan

mengikat

(

final

and

binding

).

(19)

PENYELESAIAN SENGKETA ADA ATAU TIDAKNYA

UNSUR PENYALAHGUNAAN KEWENANGAN

Hasil Pengawasan APIP Tdk ada kesalahan Ada kesalahan adm Kesalahan adm, menimbulkan kerugian keuangan negara Penyempurnaan adm Pengembalian paling lama 10 hk Tj B/PP TIDAK Penyalahgunaan W Pribadi B/PP ADA Penyalahgunaan W INTERNAL PENYELESAIAN SENGKETA KEWENANGAN EKSTERNAL PENGADILAN

(20)

Permohonan B/PP

PENGUJIAN ADA TIDAKNYA

PENYALAHGUNAAN

WEWENANG

Pasal 21

21 hk

sejak diterima banding

PT TUN 21 hk sejak permohonan PTUN FINAL DAN MENGIKAT ALAT UJI PERUN AAUPB Kewenangan

Prosedur Penggunaan Kewenangan Subtansi Penggunaan Kewenangan

+

DISKRESI Tujuan Diskresi Prosedur Diskresi - Tenggang wkt pengajuan - Objeknya - Pihak PENGADILAN

?

Uji KeW

- Setelah APIP ada perbedaan pendapat antara hasil

Pegawasan dgn B/PP - Apakah hasil APIP dpt

dibatalkan

- Setelah APIP

(21)

Penerbitan Kpts & Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan Keberatan Banding Diubah Dicabut Batal/tdk sah Ganti Rugi Sanksi Adm Upaya Adm Warga Masy

PENYELESAIAN SENGKETA KPTS & TINDAKAN

Pasal 75 – Pasal 78 PTUN TUNTUTAN Dicabut Batal/Tdk Sah PMH Ganti rugi Sanksi Adm Dimumkan dimedia  21 hk  B/PP yg mengeluarkan KPTS / Tindakan  Tertulis 10 hk kpts keberatan Atasan B/PP yg mengeluarkan KPTS /tindakan Tertulis TUNTUTAN Interen Eksteren unsur kelayakan keadilan keseimbangan Tindakan: Berbuat Tdk Berbuat SOP Setelah Melalui Upaya Adm Komunikasi langsung Psl 77 Tdk menunda pelaksanan Kecuali ditentukan lain Perun Menimbulkan kerugian lebih besar. Tdk dibebani biaya Kabul IMPE RA TIF Psl 78 Psl 7 h 49  Wajib memutus 10 hk  Tdk ditanggapi / Kabul  5 hk wajib menerbitkan  Kalau tdk ? P sl 76 ( 4) wajib menyelesaikan 10 hk Tidk ditanggapi /kabul 5 hk wajib menerbitkan Kalau tdk ?

?

UPAYA ADMINISTRATIF T d l D i t a n g g a p i

(22)

Syarat

Sahnya

Keputusan

ditetapkan oleh

pejabat yang

berwenang

dibuat sesuai prosedur

substansi yang

sesuai dengan objek

keputusan

SAHNYA KEPUTUSAN

Tdk Mempu Konflik Intres Sesuai SOP Sesuai Maksud & Tujuan So sia lisasi /pi ha k yg terli ba t & kpd w arg a

(23)

Perbuatan B/PP

Tidak melakukan /Abai Dalam penyelenggaraan pemerintahan (fungsi) UNSUR KAP=KTUN=KA N beshikking KAP TERTULIS TINDAKAN Dikeluarkan B/PP

Dalam penyelenggaraan pemerintahan (fungsi)

Melakukan

UNSUR KEPUTUSAN UU AP

Psl 1 angka 7 + Psl 87 Eksekutif Legislatif Yudikatif

Penyeleng Negara lain

Berdasarkan Perun

+

AAUPB

Berpotensi menimbulkan akibat hukum Final dalam arti Luas

Kpts yg berlaku bagi Warga Masy

(24)

AKIB A T HUK UM KPT S/ TI ND AKAN BATAL AKIBAT TDK SAH 2. Mencampur adukkan KeW 3. Bertindak SeW 1. Melampaui KeW 5. Diskresi men-campuraduk kew 6. Diskresi bertin-dak sewenang2x 4. Diskresi melampaui kew 1. Salah prosedur 2. Salah subtansi Tidak mengikat Tdk pernah ada Tdk mengikat sejak dibatalkan Berakhir setelah pembatalan Pribadi Badan

(25)

SANKSI ADM RINGAN SEDANG BERAT teguran lisan teguran tertulis

penundaan kenaikan pangkat, atau hak-hak jabatan pembayaran uang paksa dan/atau ganti rugi

pemberhentian sementara dgn memperoleh hak-hak jabatan pemberhentian sementara tanpa memperoleh hak2 jabatan pemberhentian tetap dgn memperoleh hak- hak keuangan dan fasilitas lainnya

pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak- hak keuangan dan fasilitas lainnya

pemberhentian tetap dgn memperoleh hak- hak keuangan dan

fasilitas lainnya serta dipublikasikan di media massa pemberhentian tetap tanpa memperoleh hak- hak keuangan dan

fasilitas lainnya serta dipublikasikan di media massa

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi transparansi dan akuntabilitas penggunaan keuangan dana Penelitian dan PKM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya

Salah satu lagi faktor penyebab tingginya angka kebakaran di kota Bandung yaitu kurangnya sosialisasi dari dinas Pencegahan dan Penaggulangan Kebakaran Kota

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan

Sejalan dengan hasil penelitian Mularsih dkk (2011), membuktikan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, 77, 8%

Sehingga dari tinjauan geografis tersebut, daerah Kahayya memiliki potensi yang sangat besar dalam pembangunan dan produksi listrik dengan pembangkit

Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata yang bisa dicapai dalam memposisikan Cirebon sebagai sentra budaya dan wisata, antara lain: (1) mendatangkan

Untuk itu metode fuzzy tahani digunakan untuk menggambarkan kriteria- kriteria yang bersifat samar seperti jarak dan harga,sehingga dapat diperoleh solusi rumah

BAB IV LAPORAN HASIL CAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SD 25 A.. Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar merupakan komponen