KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BOEDIARSO TEGUH WIDODO
MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Tarakan, 5 April 2017
ARAH KEBIJAKAN FISKAL DAN
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
TAHUN 2018
KEMENTERIAN KEUANGAN 2
OUTLINE
EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN FISKAL
Dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2016-2017
ARAH KEBIJAKAN FISKAL
Dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2018
STRATEGI OPTIMALISASI
KEMENTERIAN KEUANGAN 3
Proyeksi pendapatan negara (Pajak + PNBP) terlalu optimis dan akhirnya tidak tercapai shortfall penerimaan pajak sebesar Rp219 T
Overtarget di sisi penerimaan diikuti dengan peningkatan belanja yang sangat signifikan (termasuk TKDD):
pada saat penerimaan tidak tercapai terjadi
overbudgeting sehingga harus dilakukan
penyesuaian belanja (target belanja Negara APBNP 2016 adalah sebesar Rp2.082,9 T,
direalisasikan sebesar Rp1.859,5 T, atau hanya sebesar (89,3%)
EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN FISKAL DAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
2016-2017 (1): PENGAMANAN PELAKSANAAN APBNP 2016
4
Berperan penting dalam memberikan stimulasi secara terukur dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal
Pendapatan Negara Belanja Negara
8 4 8 .8 9 9 5 .3 1 2 1 0 .6 1 3 3 8 .1 1 4 3 8 .9 1 5 5 0 .5 1508 155 1 .8 1 7 5 0 .3 15% 15% 16.30%16.20%15.80%14.70% 13.10% 12.40%12.80% 0 500 1000 1500 2000 2500 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% Nominal (Rp Tn) % thd PDB (RHS) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 -4.1 -88 .6 -46 .8 -84 .4 -15 3.3 -21 1.7 -22 6.7 -29 8.5 -30 7.7 -33 0.2 -0.08% -1.58% -0.73% -1.14% -1.83% -2.33% -2.25% -2.58% -2.46% -2.41% -4.0% -3.5% -3.0% -2.5% -2.0% -1.5% -1.0% -0.5% 0.0% -2500 -2000 -1500 -1000 -500 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Defisit APBN Rasio Utang terhadap PDB
Target penerimaan perpajakan lebih realistis (tumbuh 16.8% dari realisasi 2016)
Basis perhitungan lebih realistis Anggaran yang ekspansif dan prudent, dengan defisit 2.41% thd PDB
Penguatan reformasi perpajakan untuk optimalisasi pendapatan
Kebijakan belanja yang mendukung prioritas strategis seperti infrastruktur
Penguatan desentralisasi fiskal
Menjaga Kredibiltas APBN 2017 1 2 3 4 5 6
EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN FISKAL DAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
2016-2017 (2)
KEMENTERIAN KEUANGAN 5
513.3
573.7
602.3
664.2
704.9
0
0
20.8
46.7
60
582.9
577.2
732.1
677.6
763.6
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2013 LKPP 2014 LKPP 2015 LKPP 2016 Realisasi 2017 APBN Dana Desa513,3 573,7
623,1
710,9 764,9
Total TKDD Belanja K/LPeningkatan Kualitas Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Sebagai Bukti Penguatan
Nawacita Dan Desentralisasi
EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN FISKAL DAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
2016-2017 (3)
Kebijakan Umum Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA 2017
Anggaran TKDD lebih besar dari anggaran K/L, guna memperkuat: • Implementasi nawacita,; dan
• Pelaksanaan desentralisasi fiskal.
Memperbaiki pengalokasian dan optimalisasi penggunaan Dana
Transfer Umum, melalui:
• Perbaikan pengalokasian, penyaluran dan penggunaan DBH.
• Pengalokasian DAU mempertimbangkan pengalihan kewenangan dari kab/kota ke provinsi.
• Peningkatan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah dan antarwilayah.
Memperbaiki pengalokasian Dana Transfer Khusus, melalui:
• Pengalokasian DAK Fisik berdasarkan usulan kebutuhan daerah dan prioritas nasional, dengan memberikan afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi.
• Pengalokasian DAK Nonfisik untuk mendukung peningkatan pelayanan publik di daerah.
Meningkatkan alokasi DID untuk rewards kepada daerah berkinerja baik.
Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desa untuk memenuhi
amanat UU No. 6 Tahun 2014, sesuai kemampuan keuangan negara. Memperbaiki mekanisme penyaluran TKDD berdasarkan pada kinerja
KEMENTERIAN KEUANGAN
6
KONDISI EKONOMI, SOSIAL, DAN LAYANAN PUBLIK: GINI RATIO, PDRB PERKAPITA,
DAN TINGKAT KEMISKINAN ANTARDAERAH
Rata-rata Nasional: • Tingkat Kemiskinan 10,7% • Pendapatan perkapita Rp45,18 jt • Tingkat pengangguran 5,61% 16.43 10.27 7.14 7.67 8.37 13.39 17.03 13.86 5.04 5.84 3.75 8.77 13.19 13.1 11.85 5.36 4.15 16.02 22.01 8 5.36 4.52 6 6.99 8.2 14.09 9.24 12.77 17.63 11.19 19.26 6.41 24.88 28.4 16.7 21.4 20.4 41.6 18.4 17.3 13.0 14.2 20.2 25.1 106.0 16.1 11.9 15.4 20.7 13.3 20.5 8.6 7.5 13.1 21.7 15.0 32.9 48.5 18.5 17.8 16.0 14.1 9.7 9.8 7.0 5.1 19.1 11.9 0.33 0.32 0.33 0.35 0.35 0.35 0.36 0.36 0.28 0.35 0.41 0.41 0.37 0.42 0.4 0.39 0.37 0.36 0.34 0.34 0.33 0.33 0.32 0.3 0.39 0.36 0.43 0.4 0.42 0.36 0.35 0.29 0.37 0.39 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0 20 40 60 80 100
Kemiskinan Pendapatan perkapita (Rp Juta) Rasio Gini Rasio Gini Nasional
0,397
(1)
(2) (3)
PDRB per-Kapita Prov. Kalimantan Utara nomor 2 di Indonesia dengan Gini Ratio dan Tingkat Kemiskinan
di bawah rata-rata nasional.
Provinsi Aceh SumUt SumBar Riau Jambi SumSel Bengkulu Lampung Babel KepRi DKI Jakarta JaBar JaTeng DIY JaTim Banten Bali NTB NTT KalBar KalTeng KalSel KalTim Kaltara SulUt SulTeng SulSel SulTara Gorontalo SulBar Maluku MalUt Papua Barat Papua
KEMENTERIAN KEUANGAN 7
ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA SE-KALIMANTAN UTARA TA 2017
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
6.687,0
6.210,7
(476,27)
-7%
I. TRANSFER KE DAERAH
6.395,9
5.840,7
(555,11)
-9%
A. Dana Perimbangan 6.380,9 5.818,2 (562,61) -9% 1. Dana Transfer Umum 5.205,0 4.804,3 (400,73) -8% a. Dana Bagi Hasil 1.859,32 1.229,58 (629,74) -34% - Dana Bagi Hasil Pajak 575,71 357,69 (218,02) -38% - Dana Bagi Hasil SDA 1.283,62 871,90 (411,72) -32% b. Dana Alokasi Umum 3.345,70 3.574,71 229,01 7% 2. Dana Transfer Khusus 1.175,83 1.013,95 (161,88) -14% a. Dana Alokasi Khusus Fisik 872,70 657,70 (215,00) -25% b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 303,13 356,26 53,12 18% B. Dana Insentif Daerah
15,0
22,5
7,50 0%C. Dana Otsus dan Dana DIY - - - 0%
- Dana Otsus 2% DAU - - - 0%
- Dana Tambahan Infrastruktur - - - 0%
- Dana Keistimewaan Yogyakarta - - - 0% II. DANA DESA
291,1
369,9
78,84
27%
KEMENTERIAN KEUANGAN 8
ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA SE-KALIMANTAN UTARA TA 2017
SE-KALTARA
Prov. Kaltara
Kota Tarakan
Kab. Bulungan
Kab. Malinau
Kab. Nunukan
Kab. Tana Tidung
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
6.210,7
1.831,3
591,5
868,3
1.272,7
1.054,1
592,9
I. TRANSFER KE DAERAH
5.840,7
1.831,3
591,5
804,9
1.174,9
876,1
562,0
A.Dana Perimbangan 5.818,2 1.823,8 591,5 804,9 1.167,4 868,6 562,0 1. Dana Transfer Umum 4.804,3 1.515,8 489,0 674,7 988,7 630,6 505,5 a. Dana Bagi Hasil 1.229,58 352,42 139,17 200,39 203,16 215,48 118,97 - Dana Bagi Hasil Pajak 357,69 90,64 64,71 79,00 35,22 64,04 24,07 - Dana Bagi Hasil SDA 871,90 261,78 74,47 121,38 167,94 151,43 94,90 b. Dana Alokasi Umum 3.574,71 1.163,38 349,83 474,30 785,56 415,11 386,53 2. Dana Transfer Khusus 1.013,95 308,02 102,51 130,23 178,64 238,03 56,52 a. Dana Alokasi Khusus Fisik 657,70 144,75 57,64 72,92 147,65 186,51 48,24 b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 356,26 163,27 44,87 57,31 31,00 51,52 8,28 B. Dana Insentif Daerah22,5
7,5
-
-
7,5
7,5
-C. Dana Otsus dan Dana DIY
-- Dana Otsus 2% DAU -- Dana Tambahan Infrastruktur -- Dana Keistimewaan Yogyakarta
-II. DANA DESA
369,9
-
-
63,4
97,8
177,9
30,8
KEMENTERIAN KEUANGAN
9
Daerah Pendapatan PAD Pendapatan% PAD thp TKDD % TKDD thp Pendapatan
Prov. Kalimantan Utara 2.335.152.982.580 419.868.015.909 17,98% 1.831.322.192.366 78,42% Kab. Bulungan 1.014.462.449.599 76.527.984.500 7,54% 868.276.093.330 85,59% Kab. Malinau 1.346.139.850.250 49.752.891.200 3,70% 1.272.666.726.778 94,54% Kab. Nunukan 1.291.768.587.267 74.152.259.914 5,74% 1.054.054.332.501 81,60% Kota Tarakan 1.022.688.973.389 108.726.608.375 10,63% 591.505.635.870 57,84% Kab. Tana Tidung 625.685.710.282 28.510.000.000 4,56% 592.860.864.073 94,75%
Daerah Belanja Belanja Pegawai
% Bel Pegawai thp Total Belanja Belanja Modal % Bel Modal thp Total Belanja
Pembiayaan % Pembiayaan thp APBD
Prov. Kalimantan Utara 2.982.332.889.204 718.577.009.004 24,09% 951.352.690.355 31,90% 647.179.906.624 21,70% Kab. Bulungan 1.199.944.525.127 576.432.002.215 48,04% 154.401.608.616 12,87% 185.482.040.528 15,46% Kab. Malinau 1.539.865.529.662 528.829.288.881 34,34% 523.646.974.026 34,01% 193.725.679.411 12,58% Kab. Nunukan 1.334.768.587.267 550.527.264.323 41,25% 297.721.712.256 22,31% 43.000.000.000 3,22% Kota Tarakan 1.198.688.973.389 412.852.182.874 34,44% 487.585.959.434 40,68% 176.000.000.000 14,68% Kab. Tana Tidung 1.014.417.683.808 232.141.408.558 22,88% 488.754.373.900 48,18% 388.731.973.526 38,32%
KEMENTERIAN KEUANGAN
Masih terdapat ketimpangan layanan publik antardaerah di Kalimantan Utara
10
83,6% 66,1% Kab. Malinau 88,4% 95,5% Kota TarakanAkses Air Minum Layak
Kab. Tana Tidung Kab. Nunukan Kab. Bulungan 77,7% PDRB per Kapita Juta Rupiah Kab. Tana Tidung; 187.6 Kota Tarakan; 100.6 Malinau; Kab. 90.6 Kab. Nunukan; 86.5 Kab. Bulungan; 85.7 100% Persalinan dgn Tenaga Kesehatan Kota Tarakan 95,7% 93,2% 87,2% 83,9% Kab. Nunukan Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Tana Tidung
Akses Sanitasi
26,2%
40,4% 73,8% Kota Tarakan
Kab. Tana Tidung 54,6%
31,4% Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Nunukan Kota Tarakan Indeks Pembangunan Manusia 74,7 69,4 63,4 64,9 70,2 Kab. Malinau Kab. Bulungan Kab. Tana Tidung Kab. Nunukan Partisipasi Sekolah hingga SMP 72,0% 76,2% 80,1% SMP 79,1% 77,5% Kab. Malinau Kab. Nunukan Kota Tarakan Kab. Tana Tidung Kab. Bulungan Sumber : BPS
KONDISI EKONOMI, SOSIAL, DAN LAYANAN PUBLIK: KETIMPANGAN LAYANAN
PUBLIK ANTAR KAB/KOTA DI KALIMANTAN UTARA
KEMENTERIAN KEUANGAN
11
Rincian Kurang Bayar DBH
Postur DBH 2017
Percepatan penyelesaian Kurang Bayar DBH
sesuai kemampuan keuangan negara
KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN DBH TAHUN 2017 (2)
(dalam miliar Rp) 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 Provinsi Kalimantan Utara Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Tana Tidung Kota Tarakan 73,360 70,717 32,263 58,171 21,725 58,539 255,935 98,310 150,724 131,766 77,945 66,220 DBH PAJAK DBH SDA
Alokasi DBH Pajak dan DBH SDA 2017
No Jenis DBH APBN-P 2016 Realisasi
Sementara APBN 2017 Selisih
1 2 3 4 5 6=5-4 1 DBH PAJAK 575,71 481,87 357,69 -124,18 1. PPh 51,81 33,68 70,53 36,86 2. PBB 298,90 223,20 244,24 21,04 3. CHT 0 0 0 0 Kurang Bayar 224,99 224,99 42,91 -182,08 2 DBH SDA 1.283,61 1.275,94 871,90 (404,04) 1. Migas 70,92 56,73 57,01 0,27 2. Minerba 385,96 493,82 448,63 -45,19 3. Kehutanan 178,81 80,47 267,80 187,33 4. Perikanan 5,45 2,45 7,47 5,01 5. Panas Bumi 0 0 0 0 Kurang Bayar 642,48 642,48 91,00 -551,48 1.859,32 1.757,81 1.229,58 -528,23 TOTAL (dalam miliar Rp) 1 2 3 4 5=3+4 6 7=5-6 I DBH PAJAK 78.573,2 78.439,8 157.013,0 42.906,0 114.107,0 1. PPh 8.902,1 13.704,8 22.606,9 8.902,1 13.704,8 2. PBB 69.671,1 64.735,0 134.406,2 34.003,9 100.402,3 3. CHT - - - - -II DBH SDA 92.659,6 65.211,5 157.871,1 91.004,9 66.866,2 1. Kehutanan 64.908,9 64.990,0 129.898,9 64.908,9 64.990,0 2. Minerba 23.915,7 - 23.915,7 22.357,2 1.558,5 3. Migas 3.834,9 - 3.834,9 3.738,8 96,2 4. Panas Bumi - - - - -5. Perikanan - 221,5 221,5 - 221,5 171.232,8 143.651,3 314.884,1 133.910,9 180.973,2 KB di APBN 2017 Sisa KB No. Jenis DBH TOTAL KB s.d 2015 Penundaan DBH TW IV 2016 Total KB
KEMENTERIAN KEUANGAN 12
Provinsi
UU No 23/2014 tentang Pemda
Kewenangan Urusan Kehutanan di daerah menjadi kewenangan Provinsi.
UU No 18/2016 tentang APBN TA 2017
Alokasi DBH DR TA 2017 sudah dialihkan dari Kab/Kota penghasil ke Provinsi penghasil.
PP No 35/2002 tentang Dana Reboisasi
Penggunaan DBH DR dilaksanakan hanya untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)
Kab/Kota
SiLPA DBH DR s.d. Tahun 2016
UU No 18/2016 tentang APBN TA 2017
o Pengelolaan taman hutan raya (tahura)o Pencegahan & penanggulangan kebakaran hutan o Penataan batas kawasan
o Pengawasan & Perlindungan
o Penanaman pohon pada daerah aliran sungai kritis, penanaman bambu pada kanan kiri sungai, & pengadaan bangunan konservasi tanah & air
o Pengembangan pembenihan, dan/atau
o Penelitian & pengembangan, pemanfaatan areal, penanaman pohon hutan unggulan lokal, & penerapan sistem tebang pilih sejalur
Provinsi
Diusulkan perluasan penggunaan DBH DR
melalui UU APBN-P TA 2017 dan Revisi PP No.
35/2002 tentang Dana Reboisasi.
Muatan perluasan cakupan penggunaan
DBH DR meliputi perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan
kegiatan pendukung RHL, seperti:.
RENCANA
PERUBAHAN
• Perlindungan dan
pengamanan
hutan;
• Teknologi rehabilitasi
hutan dan lahan;
• Pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran hutan
dan lahan;
• Penataan batas;
• Penelitian dan
pengembangan,
pendidikan dan
pelatihan,
penyuluhan serta
pemberdayaan
masyarakat
setempat;
• Pembinaan industri
primer rakyat skala
kecil; dan/atau
• Pengawasan dan
pengendalian.
KEMENTERIAN KEUANGAN
DAU: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antardaerah.
Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017
13
CF
AD
KbF KpF Jumlah Penduduk Luas Wilayah PDRB per Kapita IPM IKK DBH PAD• Memperhitungkan Belanja Gaji PNSD • Memperhitungkan gaji PNSD yang
akan dialihfungsikan ke Provinsi
Prov AD = 40%, CF =60% Kab/Kota AD = 45%, CF =55% AD = Alokasi Dasar CF = Celah Fiskal Kbf = Kebutuhan Fiskal Kpf = Kapasitas Fiskal
PAGU DAU NASIONAL
26% X PDN NETO
Bagian
Provinsi
10%
Bagian
Kab/Kota
90%
Perhitungan Besaran DAU untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota
KEMENTERIAN KEUANGAN
Pagu DAU tidak final
• Penyesuaian alokasi DAU pd APBN-P dan APBD-P
• Implikasi:
Penyesuaian kontrak, penyesuaian belanja
• Solusi: fleksibilitas kontrak, cash planning
Pengalihan urusan pemerintahan.
• Beban pengalihan Rp15,4 T sudah ditampung pd APBN 2017
• Potensi tambahan beban pengalihan Rp3,6 T.
• Solusi:
Penyesuaian porsi DAU dlm APBN-P.
Pengalihan urusan konkuren daerah -> pusat.
• Pengalihan urusan konkuren butuh Rp3 T (belum termasuk
BPKB dan Dikti kesehatan)
• Implikasi:
6 bulan pembayaran belanja pegawai telah dan
akan menjadi beban APBD 2017.
6 bulan menjadi beban APBN (Rp1,5 T).
• Solusi:
Rp 756 M diperhitungkan sbg pengurang DAU.
Penggunaan Dana Transfer Umum (DBH + DAU), minimal 25%
digunakan untuk belanja infrastruktur layanan dasar publik
dan ekonomi untuk mendorong:
• pertumbuhan ekonomi;
• pengentasan kemiskinan;
• pengurangan pengangguran; dan
• pengurangan kesenjangan antardaerah.
14
KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN DAU TAHUN 2017
Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Tana Tidung Kota Tarakan Prov. Kalimantan Utara 462.1 773.0 400.3 341.4 336.4 1,032.5 474.3 785.6 415.1 354.1 349.8 1,163.4 DAU 2016 DAU 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN
DAK Fisik sebagian tidak tersalurkan, karena daerah belum memenuhi syarat penyaluran:
• Tidak menyampaikan laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output.
• Menyampaikan laporan melampaui batas waktu pelaporan. • Menyampaikan laporan, namun tidak lengkap/tidak sesuai. Kebiasaan daerah utk menumpuk permintaan penyaluran pada
akhir tahun, dan belum tertib sesuai triwulan/tahapannya.
15
→ Kekurangan pembayaran DAK Fisik direncanakan di-carry over pada APBN-P 2017.
→ Usulan Kriteria Daerah untuk rencana carry over DAK Fisik:
• Bidang DAK Fisik yang output kegiatannya telah mencapai 100%. • Bidang DAK Fisik yang telah menyampaikan laporan pada 2016. • Telah mendapatkan rekomendasi hasil verifikasi secara fisik dan
administrasi atas laporan pelaksanaan DAK Fisik TA 2016.
KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN DAK FISIK TAHUN 2017 (1)
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Provinsi Kalimantan Utara
Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Nunukan Kota Tarakan Kab. Tana Tidung
Reguler Penugasan Afirmasi
Rata-rata alokasi se-provinsi Kalimantan Utara sebesar 109,6 miliar (dimana rata-rata nasional sebesar 108 miliar) dengan alokasi tertinggi sebesar 186,5 miliar dan terendah sebesar 48,24 miliar
Nama Kab/Kota Nilai Carry Over
Kab. Bulungan 13.683.931.310
Kota Tarakan 6.975.732.299
Kab. Nunukan 47.078.027.053
Prov. Kalimantan Utara 59.958.798.121
Jumlah 127.696.488.783 309.86 89.87 119.77 173.51 82.53 97.62 249.90 76.19 102.55 126.44 75.55 89.32 50,0 00,00 0,000 100 ,000,0 00,000 150 ,000,0 00,000 200 ,000,0 00,000 250 ,000,0 00,000 300 ,000,0 00,000 350 ,000,0 00,000 Provinsi Kalimantan Utara
Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Nunukan Kota Tarakan Kab. Tana Tidung Alokasi Realisasi
Alokasi dan Realisasi 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN
16
65%
KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN DAK FISIK TAHUN 2017 (2)
Penyaluran berdasarkan pada kinerja penyerapan dan capaian output.
KEMENTERIAN KEUANGAN
17
Kebijakan Dana Alokasi Khusus Nonfisik 2017
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
• untuk pencapaian program wajib belajar 12 Tahun.
• Sasaran : 138,490 siswa SD, SMP, dan SMA/SMK
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
• untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan,
khususnya pelayanan promotif dan preventif, serta Jampersal.
• Sasaran: 13,351 ibu hamil, 49 Puskesmas, dan akreditasi 1 RS 10 puskesmas
Bantuan Operasional Penyelenggaraan
Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD)
• untuk meringankan beban masyarakat dalam memperoleh akses PAUD.
• Sasaran: 16,054 anak
Bantuan Operasional Keluarga Berencana
(BOKB)
• untuk mendukung program KB. • Sasaran: 10 balai penyuluhan, 93
fasilitas kesehatan, dan 5 kampung KB & Posyandu
Peningkatan Kapasitas Koperasi dan UKM (PK2UKM)
• untuk meningkatkan kapasitas SDM koperasi dan UKM melalui pelatihan dan pendampingan. • Sasaran: 570 peserta pelatihan
Administrasi Kependudukan
• untuk keberlanjutan dan keamanan sistem administrasi kependudukan • Sasaran: untuk dinas yang menangani
dukcapil dan jumlah kecamatan
Diarahkan untuk mendukung
operasional pelayanan publik
Pengalokasian disesuaikan
dengan kebutuhan riil di
daerah
Perbaikan &
penyederhanaan sistem
pelaporan
Penguatan sistem monitoring
dan evaluasi.
Penyaluran berdasarkan
kinerja pelaksanaan.
Alokasi DAK Non Fisik 2017 Prov.
Kalimantan Utara sebesar Rp163,27 M. Alokasi DAK Non Fisik 2017 se-Prov. Kalimantan Utara sebesar Rp356,25 M.
Milyar 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 163.27 57.31 31.00 51.52 44.87 8.28
Provinsi Kalimantan Utara Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Nunukan Kota Tarakan Kab. Tana Tidung
KEMENTERIAN KEUANGAN
18
DIALOKASIKAN KEPADA
PROVINSI KABUPATEN KOTA
BERDASARKAN
KRITERIA UTAMA KRITERIA KINERJA
• Opini BPK
• Penetapan Perda APBD tepat waktu.
• Kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah
• Pelayanan dasar publik; dan
• Ekonomi dan kesejahteraan.
3 dari 6 daerah di Wilayah
Kalimantan Utara memperoleh
alokasi DID TA 2017
KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN DID TAHUN 2017
AM AK Jumlah AM AK Jumlah 1 Prov. Kalimantan Utara 5,0 - 5,0 7,5 - 7,5 2 Kab. Malinau 5,0 - 5,0 7,5 - 7,5 3 Kab. Nunukan - - 7,5 - 7,5 4 Kota Tarakan 5,0 - 5,0 15,0 - 15,0 22,5 - 22,5 Jumlah DID 2016 DID 2017 Nama Daerah No (dalam miliar Rp)
KEMENTERIAN KEUANGAN 19
KEBIJAKAN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN DANA DESA TAHUN 2017
Klasifikasi Desa
Desa Tertinggal (318)
Desa Berkembang (126)
Desa Mandiri (3)
Desa
Penduduk Miskin
447
39.062
Infrastruktur Jalan: 151 km Jembatan: 2,037m Tambatan perahu: 37 unit Air Minum & Sanitasi MCK: 113 unit Air bersih: 535 unit
Sumur: 64 unit Pengairan Irigasi: 26 unit Drainase: 149 unit Pendidikan PAUD: 94 unit Kesehatan Posyandu: 32 unit Polindes: 3 unit Pasar
Pasar Desa: 4 unit
OUTPUT Dana Desa 2016
No Nama Desa Jml. Desa Alokasi Dana Desa % terhadap
DTU Alokasi Dana Desa 1 Kab. Bulungan 74 130,1 20% 63,4 2 Kab. Malinau 109 260,6 21% 97,8 3 Kab. Nunukan 232 30 5% 177,9
4 Kab. Tana Tidung 32 30,8
Jumlah 447 369,9
KEMENTERIAN KEUANGAN 20
EXISTING
PERUBAHAN
Besaran Penyaluran
Waktu Penyaluran
60% 40%
RKUN ke RKUD RKUD ke RKUDES
Thp I Thp II
Maret Agust 7 hari kerja setelah diterima di RKUD
Thp I Thp II
60% 40% 60% 40%
RKUN ke RKUD RKUD ke RKUDES
Thp I Thp II
Thp I Thp II
60% 40%
Maret Agust 7 hari kerja setelah
diterima di RKUD
Syarat:
• Perda APBD/APBDes
• Perkada
• Laporan realisasi & konsolidasi
• Minimal Penyaluran ke RKUDes • Minimal Penyerapan • Capaian Output √ √ √ -√ √ √ 50% -√ -√ -√ -√ -50% -√ √ √ -√ √ √ 90% 75% 50% √ -√ -√ -√ -75% 50%
Perbaikan mekanisme penyaluran untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan dan akuntabilitas pelaksanaan Dana Desa, dilakukan berdasarkan kinerja penyerapan dan capaian output, serta memindahkan penyaluran melalui KPPN di daerah
Tahap-1 paling lambat Juli
KEMENTERIAN KEUANGAN
21
ARAH KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2018
TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2018
Memantapkan pengelolaan fiskal untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan
Produktif
Efisien
Berdaya tahan
Risiko terkendali
TEMA RKP 2018
Memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan
Pertumbuhan ekonomi 5,6 % PDB
Defisit dikendalikan pada kisaran 1,9-2,3% terhadap PDB
Tax ratio meningkat pada kisaran 11,3-11,7% terhadap PDB
Belanja negara diupayakan lebih produktif dan tepat sasaran :
Efisiensi belanja operasional (flat policy)
Penajaman outcome dan output kegiatan money follow program
Memperkuat Desentralisasi Fiskal
Rasio utang terhadap PDB dijaga pada batas yang aman, sekitar 28,68%
1
2
3
4
KEMENTERIAN KEUANGAN 22
Arah Kebijakan TKDD Tahun 2018
KEBIJAKAN UMUM
• TKKD dialokasikan sesuai money follows program untuk mendukung implementasi Nawacita ketiga.
• Penganggaran, pengalokasian, dan penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan anggaran & capaian output.
• Pagu DAU nasional tidak bersifat final, mengikuti perubahan PDN neto.
Implikasi: perlu penyesuaian APBD
• Porsi gaji PNSD dalam penghitungan DAU semakin menurun secara
gradual.
• Memperhitungkan beban pengalihan urusan antar tingkat pemerintahan. • Minimal 25% DBH dan DAU untuk belanja infrastruktur layanan publik.
• Memberikan rewards kepada daerah berkinerabaik dalam:
tata kelola keuangan daerah, a.l. e-planning, e-budgeting,
dan e-procurement.
pelayanan publik, a.l. penurunan gizi buruk dan PTSP.
kesejahteraan, pengurangan kemiskinan & pengangguran.
• Alokasi Bagi Hasil Pajak dan PNBP SDA
berdasarkan prinsip by origin (daerah
penghasil menerima bagian yang lebih
besar sesuai dengan potensinya, daerah
lain menerima bagian sebagai
pemerataan).
• Penyaluran dana berbasis realisasi
penerimaan. Dalam praktek berdasarkan
pada estimasi realisasi dengan
menerapkan mekanisme kurang dan
lebih bayar setelah dilakukan verifikasi
dan audit oleh BPK.
• Perluasan penggunaan DBH Cukai Hasil
Tembakau dan DBH Dana Reboisasi
• Percepatan penyelesaian Kurang Bayar
DBH sesuai kemampuan keuangan
negara.
KEMENTERIAN KEUANGAN
Berbasis kebutuhan per bidang
(sector based), untuk urusan wajib
layanan dasar
DAK REGULER
Berbasis program prioritas nasional (program based), sesuai Rencana Kerja Pemerintah 2018
1. Pendidikan (SMK)
2. Kesehatan (RS Rujukan dan RS Pratama) 3. Air Minum 4. Sanitasi 5. Jalan 6. Irigasi 7. Pasar
8. Energi Skala Kecil
9. Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1. Pendidikan 2. Kesehatan dan KB 3. Jalan 4. Air Minum 5. Sanitasi
6. Perumahan dan Permukiman
7. Pasar
8. IKM 9. Pertanian
10. Kelautan dan Perikanan 11. Pariwisata
DAK PENUGASAN
Arah Kebijakan DAK Fisik 2018
23
Berbasis kewilayahan (area
based), untuk Lokpri pada
kategori daerah perbatasan, kepulauan dan tertinggal
1. Kesehatan (Puskesmas) 2. Perumahan dan Permukiman 3. Transportasi 4. Pendidikan 5. Air Minum 6. Sanitasi DAK AFIRMASI
• Mengatasi kesenjangan
ketersediaan layanan
publik antardaerah.
• Pengalokasian DAK
berbasis usulan dan
kebutuhan daerah sesuai
target output.
• Sinkronisasi DAK Fisik:
antarprogram,
antardaerah, dan
antarsumber pendanaan.
• Penguatan peran provinsi
sebagai wakil pemerintah
pusat
• Penyaluran berdasarkan
kinerja penyerapan dan
capaian output.
KEMENTERIAN KEUANGAN
24
Prinsip
Pembangunan
Berkelanjutan
Prinsip
Percepatan
Penyediaan
Infrastruktur
di Daerah
Prinsip
Sinkronisasi
Pendanaan
Pembangunan
Daerah
Prinsip
Pengalokasian
DAK Berbasis
Kinerja
Penyerapan
dan capaian
output
Usulan kegiatan harus:
1. Menjadi kewenangan daerah; 2. Bagian dari RPJMD dan RKPD
yang telah disinkronisasi dengan prioritas nasional; dan
3. Kegiatannya harus
menghasilkan output/ outcome yang bermanfaat langsung bagi masyarakat
Usulan kegiatan harus disinkronisasikan antara:
1. Bidang yang satu dengan bidang lainnya;
2. Daerah yang satu dengan
daerah lainnya, termasuk antara kabupaten/kota dengan
provinsi; dan
3. Kegiatan DAK dengan kegiatan yang didanai dari non DAK
Pengalokasian DAK diprioritaskan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah yang terkait dengan:
1. pelayanan dasar untuk pemenuhan SPM;
2. pengembangan industri,
perdagangan, pariwisata, sektor perekonomian lainnya
Pengalokasian DAK
memperhitungkan tingkat penyerapan DAK dan capaian
output/outcome tahun sebelumnya, dengan tujuan agar:
1. Daerah punya komitmen untuk melaksanakan apa yang telah diusulkan;
2. Daerah melaksanakan DAK sesuai dengan terget output dan lokasi kegiatan serta batas waktu yang ditetapkan.
KEMENTERIAN KEUANGAN
Pemerintah Pusat
1. Penentuan Jenis/Bidang/Subbidang/Menu Kegiatan DAK Fisik
2. Sinkronisasi Belanja K/L dengan DAK Fisik
3. Penentuan target output DAK Fisik secara Nasional
4. Penentuan Lokus dan output DAK Fisik untuk mendukung prioritas nasional
5. Penentuan Juknis/Standar Teknis Kegiatan DAK
6. Penyiapan aplikasi (e-Planning)
7. Verifikasi dan Penilaian Proposal usulan DAK
Pemerintah Provinsi
Sebagai koordinator dalam pelaksanaaan kegiatan DAK:
1. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan prioritas pembangunan daerah
(RKPD) Provinsi
2. Mengkoordinasikan penyusunan proposal usulan DAK
3. Melakukan Sinkronisasi Usulan DAK dengan RPJMD dan RKPD
4. Mengkoordinasikan Penentuan target dan lokasi output DAK Fisik yang mendukung
prioritas nasional dan prioritas daerah
Sebagai wakil pemerintah pusat:
1. Melakukan sinkronisasi Usulan DAK dari Kabupaten/kota diwilayahnya dengan Prioritas
Nasional (RPJMN, RKP) & RPJMD dan RKPD Provinsi
2. Membuat rekomendasi atas usulan DAK dari Kabupaten/Kota
Pemerintah Kab/Kota
1. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan prioritas pembangunan daerah (RKPD) Kab./Kota
2. Mengkoordinasikan penyusunan proposal kegiatan DAK dari semua SKPD
3. Melakukan sinkronisasi Usulan DAK semua SKPD dg RPJMD & RKPD Kab./Kota
4. Mengkoordinasikan penentuan target dan lokasi output DAK Fisik Kab./ Kota yang mendukung prioritas nasional dan prioritas daerah
Kebijakan DAK Fisik Tahun 2018: Tahap Perencanaan
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan DAK Fisik Tahun 2018: Mekanisme Pengalokasian
PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI PUSAT
K/L Teknis Bappenas Kemenkeu
Penilaian mengacu pada: a. data teknis Usulan DAK;
b. perbandingan data teknis usulan daerah dengan data teknis K/L;
c. tingkat pencapaian SPM; d. target output dan outcome:
• jangka menengah;
• per tahun secara nasional; • dari dana TP dan KP.
Menilai usulan skala prioritas per bidang/subbidang mengacu pada: a. Data teknis Usulan DAK; b. lokasi prioritas;
c. Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD dan RPJMD dengan prioritas nasional dalam RKP dan RPJMN.
Menilai satuan biaya: a.Standar Biaya Masukan;
b.Standar Biaya Keluaran usulan K/L; c. Indeks kemahalan konstruksi. d.kinerja penyerapan DAK dan tingkat
capaian output fisik tahun sebelumnya.
Provinsi
a.Rekomendasi atas kegiatan dari usulan DAK Fisik Kabupaten/Kota b.Sinkronisasi kegiatan antara
Kab./Kota dengan Provinsi dan antar Kab./Kota dalam lingkup Provinsi
KEMENTERIAN KEUANGAN 27
Perbaikan Penganggaran Dana Desa ke Depan
• Arahan Presiden : Alokasi dinaikkan 2 kali dibandingkan dengan tahun 2017.
• Janji kampanye : Alokasi untuk setiap Desa sesuai janji kampanye Rp.1,4 M tiap desa dengan tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara
• Meningkatkan anggaran Dana Desa hingga 10% dari dan di luar Dana Transfer ke Daerah untuk memenuhi amanat UU No.6 Tahun 2014
• Menyempurnakan formula alokasi/distribusi Dana Desa dengan tetap memerhatikan aspek pemerataan &
keadilan, untuk:
Mempercepat pengentasan kemiskinan.
Mengatasi kesenjangan penyediaan sarana & prasarana pelayanan publik antardesa.
Memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan sangat tertinggal, serta daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
• Penyempurnaan formula alokasi/distribusi Dana Desa dilakukan melalui:
Penyesuaian bobot variabel dengan penekanan pada variabel jumlah penduduk miskin.
Perubahan formulasi proporsi Alokasi dasar (AD) untuk pemerataan, dan Alokasi Formula (AF) berdasarkan variabel dalam UU No. 6 tahun 2014, untuk distribusi yang lebih berkeadilan.
Kebijakan afirmasi dalam perhitungan Dana Desa kepada daerah sangat tertinggal dan tertinggal, serta memerhatikan aspek kewilayahan untuk mempercepat pembangunan desa di daerah terluar, terdepan, perbatasan, dan kepulauan.
Penganggaran Dana Desa ditujukan untuk mengatasi kesenjangan dan kemiskinan, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa.
KEMENTERIAN KEUANGAN
28
Kemendagri:
1. Bersama Kemendes PDTT menyusun Panduan Teknis mekanisme Proses Musyawarah Desa
2. Menugaskan Gubernur untuk memfasilitasi Pemda menyelaraskan kebijakan penggunaan DD
3. Menugaskan Pemda
a. menyelaraskan kebijakan penggunaan DD
b. Mengalokasikan dan menyalurkan DD, ADD dan PDRD c. Memastikan tersusunnya Perdes APBDesa
2
Kemendes PDTT:
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Musyawarah Desa 2. Menyusun Pedoman dan Penggunaan dengan
mempertimbangkan fleksibilitas penggunaan Dana Desa sebagai hasil Musyawarah Desa,
3. Melakukan pemantauan dan Evaluasi terhadap penggunaan DD bersama Kemenkeu,
4. Melakukan perjanjian kerjasama dengan kemenkop UKM dalam pelaksanaan BUMDes serta mendorong penyertaan modal masyarakat Desa.
3
Rancangan SKB 4 Menteri : Kemendes PDTT, Kemendagri, Kemenkeu, KemenPPN/Bappenas
Kemenkeu:
1. Penganggaran DD pada APBN 2018 sebesar 10% dari dan di luar TKDD dan/atau sesuai kemampuan keuangan Negara;
2. Penguatan mekanisme penyaluran berbasis kinerja pelaksanaan dengan memerhatikan prestasi penyaluran, penyerapan, dan ketercapaian output
3. Reformulasi kebijakan pengalokasian memerhatikan pemerataan dan keadilan, serta afirmasi kepada desa sangat tertinggal dan tertinggal, dan desa di daerah tertinggal, kepulauan, dan
perbatasan, utk mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardesa dan menanggulangi kemiskinan
4. Pengenaan sanksi berupa penundaan/pemotongan DAU
dan/atau DBH kepada Pemda yang tidak menganggarkan ADD minimal 10% dari Dana Transfer Umum.
1
Dalam rangka penyelarasan dan penguatan kebijakan peraturan pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, meliputi pengaturan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa, Pendampingan, Penataan Desa, BUMDesa dan Koperasi,
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan, serta Pembinaan, Pegawasan dan Penguatan.
BAPPENAS
1. Koordinasi untuk memastikan sinkronisasi perencanaan pembangunan desa dan kawasan perdesaan berjalan optimal
2. Pemantauan dan evaluasi bersama K/L terkait pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019
• Mengurangi desa tertinggal sampai 5.000 Desa • Meningkatkan desa mandiri sedikitnya 2.000 Desa • Menguatkan sedikitnya 39 pusat pertumbuhan
KEMENTERIAN KEUANGAN 29
1.
Penyaluran TKDD memperhatikan kinerja penyerapan dan capaian output atas penyaluran TKDD
tahun/tahap/triwulan sebelumnya.
2.
Pengalokasian DAU yang bersifat dinamis mengikuti perubahan PDN Neto.
3.
Upaya lebih mendekatkan pelayanan dengan mengubah mekanisme penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
yang semula terpusat, menjadi melalui KPPN setempat.
4.
Penguatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam pengalokasian DAK Fisik.
Kebijakan Strategis dalam PMK No.50/PMK.07/2017 tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN
30
Strategi Optimalisasi
Pajak Daerah
STRATEGI OPTIMALISASI PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN DAERAH
Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak
Peningkatan Basis Data Perpajakan
• Mendata ulang WP & objek pajak• Meningkatkan koordinasi internal pemda, antara lain dengan bagian penerbitan izin
Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan
• Penguatan kerja sama dengan DJP, DJKN, Polri,Kejaksaan, BPK & BPKP
Modernisasi
• Pemanfaatan teknologi pengelolaan basis data dan peningkatan layanan perpajakan: e-SKPD e-payment. • Membangun organisasi perpajakan daerah
berdasarkan fungsi: pengelola data, pelayanan, penagihan, pemeriksaan, dan pengawasan.
Peningkatan SDM
• Menambah jumlah diklat
Strategi Pembiayaan Daerah
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah Lain; Lembaga Keuangan
Bank;
Lembaga Keuangan
Bukan Bank;
Masyarakat, dalam
bentuk Obligasi Daerah
OPTIMALISASI
SUMBER PINJAMAN
Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha
Tahap Perencanaan KPBU:
a. penyusunan rencana anggaran KPBU; b. identifikasi dan penetapan KPBU; c. penganggaran dana tahap perencanaan; d. pengambilan keputusan lanjut/tidak lanjut
rencana KPBU;
e. penyusunan Daftar Rencana KPBU; dan f. pengkategorian KPBU.
Tahap Penyiapan KPBU:
a. penyiapan Prastudi Kelayakan termasuk kajian pengembalianinvestasi Badan Usaha Pelaksana;
b. pengajuan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah; dan
c. pengajuan penetapan lokasi KPBU.
Tahap Transaksi KPBU:
a. penjajakan minat pasar (market sounding); b. penetapan lokasi KPBU;
c. pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang mencakup persiapan dan pelaksanaan pengadaan Badan Usaha Pelaksana; d. penandatanganan perjanjian KPBU; dan e. pemenuhan pembiayaan (financial close).
KEMENTERIAN KEUANGAN
31
DATA se-KALTARA
Luas wilayah: 78.889 Km2
Jumlah Pnddk: 617.528 orang
Rata2 IPM: 68,54
Rata2 IKK: 122,74
PDRB perkapita: Rp63,05 juta
KEMENTERIAN KEUANGAN 32