• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO

KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI

841410113

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo

2014 ABSTRAK

Wahyu Muarif Faozi. 2014. Hubungan Gaya hidup Dengan Status Kesehatan Pada Lansia Di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Program Studi SI Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbung 1 Dr. Dra. Rama Hiola M. Kes dan Pembimbing 2 Ns. Wirda Y. Dulahu S. Kep, M.Kep.

Status kesehatan adalah kondiisi yang menggambarkan keadaan sehat/sakit pada lansia, lansia. Gaya hidup adalah suatu perilaku dan kebiasaan pola hidup yang sering dilakukan oleh lansia Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia

Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan tehnik pengambilan sampel yaitu Porporsive Sampling, menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner, dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji statistic Chi Squere.

Berdasarkan hasil penelitian dari 62 responden didapatkan sebagian besar responden yang memiliki gaya hidup kategori baik, sebanyak 41 orang (66,1%). Kemudian didapatkan sebagian besar responden dengan Status kesehatan kategori baik (sehat), sebanyak 42 orang (67,7%). Dari hasil uji statistik Chi Squere dengan nilai Probalitas 0,000 < 0,005 artinya terdapat hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia.

Simpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia. kemudian disarankan agar selalu memperhatikan gaya hidup yang tidak baik dan dapat mempertahankan status kesehatanya dalam keadaan sehat.

(3)

3 1. Pendahuluan

Lansia yang telah berusia >60 tahun, mengalami perubahan tingkat kemandirian (Maryam, 2008). Secara umum saat proses menua terjadi, akan menimbulkan banyak perubahan pada tubuh lansia baik itu perubahan fisik, perubahan mental ataupun perubahan fisiologis, psikososial, sosiologis, dan peningkatan spiritual.

Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun, dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliyar. Begitu juga di Indonesia lanjut usia mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya, sehingga Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured). Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia ini mulai dirasakan sejak tahun 2000 yaitu jumlah lansia 14,439.567 juta orang dengan peningkatan 7,18% dengan usia harapan hidup 64,5 tahun, pada tahun 2006 jumlah lansia 19 juta orang dengan peningkatan sekitar 8,90% dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.9 jiwa (9,77 persen) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020 di prediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta orang dengan peningkatan sekitar 11,34% (Padila, 2013).

Menurut Azizah (2011) peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan baik bagi individu, lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Selain itu peningkatan jumlah penduduk lansia juga membawa dampak kepada pembiyayaan negara. Peningkatan penduduk lansia akan menimbulkan beban bagi lansia yang tidak produktif dan juga didalam jumlah tunjangan sosial yang harus di tanggung oleh negara. Sementara di sisi penerimaan, penurunan output akibat penurunan presentase penduduk usia produktif akan mengakibatkan penurunan penerimaan. Akibatnya dapat diduga deficit anggaran pemerintah akan semakin membengkak. (Martono,2011).

Berdasarkan data yang ada di Provinsi Gorontalo jumlah penduduk lansia pada tahun tahun 2013 mencapai 42,254 jiwa yang berumur 60 tahun ke atas. di kabupaten Gorontalo mencapai 20,591 jiwa dan di Kelurahan Biyonga mencapai 178 jiwa.

Bedasarkan survey pendahuluan yang di lakukan di puskesmas global Limboto di dapatkan data jumlah lansia yang ada di kelurahan Biyonga sebanyak 178 jiwa dimana merupakan kelurahan dengan jumlah lansia terbanyak diwilayah kerja Puskesmas Global Limboto. Dari survei ini di dapatkan bahwa banyak lansia yang sakit, pada akhir bulan Oktober tahun 2013 tercatat jumlah lanjut usia (lansia) yang sakit berjumlah 33 jiwa, diantaranya ada10 lansia yang menderita penyakit diabetes mellitus, 15 lansia hepertensi,dan 8 lansia rematik dengan umur rata-rata 60 tahun .

Masyarakat khususnya lansia yang ada di Kelurahan Biyonga mempunyai kebiasaan yang tidak baik dalam hal mempersiapkan makanan, mengkomsumsi makanan, seperti selalu makan makanan yang siap saji, seperti mie instan, ikan kaleng dan beberapa produk lainnya, dan perilaku merokok pada lansia perempuan serta melakukan akivitas fisik yang berlebihan dan tidak memperhatikan aktivitas istirahat.

Berdasarkan permasalahan yang telah di jelaskan maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan yang berjudul “ Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Kesehatan Lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo”

(4)

4 2. Metode Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan studi “Cross Sectional”. Dimana data yang menyangkut variable dependent dan variable independent akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan kemudian diolah dan dilakukan analisis. Metode yang akan digunakan untuk memperoleh data tersebut dengan tehnik observasi dan quisioner berdasarkan data pertanyaan yang telah disiapkan. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi dan sampel adalah seluruh lansia yang tinggal di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Tehnik analisadata digunakan analisa univariat dan bivariat.

3. Hasil Penelitian 3.1.1 Hasil Analisis

Adapun Hasil penelitian ini disajikan dengan baik secara berurutan sesuai dengan pola analisis yang telah direncanakan yaitu pertama adalah Usia, Agama, Pendidikan Terakhir, pekerjaan, Keadaan (sakit/sehat), gaya hidup dan status kesehatan, Distribusi Hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia

1. Tabel Distribusi Responden

Tabel 3.1

Tabel distribusi responden berdasarkan Usia, Agama, Pendidikan, Pekerjaa, Kedaan lansia

Umur Responden (Tahun) Jumlah %

60-64 43 69.5% 65-69 14 22.5% 70-75 5 8,0% Total 62 100% Agama Jumlah % Islam 62 100% Non Muslim 0 0% Total 62 100% Pendidikan Jumlah % SD 33 53,2% SMP 11 17,7% SMA 7 11,3% D3 4 6,5% Tidak Sekolah 7 11,7% Total 62 100% Pekerjaan Jumlah % Guru 5 8,1% IRT 35 56,5% Pedagang 7 11,3% Petani 15 24,2% Total 62 100%

Keadaan Lansia Jumlah %

Sakit 20 32,3%

(5)

5

Total 62 100%

Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 3.1 bahwa sebagian besar lansia yang tinggal dikelurahan biyonga yakni lansia yang berumur 60-64 tahun termasuk dalam lansia muda sebanyak 43 orang (69,5%). sebagian besar lansia yang tinggal dikelurahan Biyonga rata-rata menganut atau memiliki keyakinan agama islam sebanyak 62 orang (100%).

bahwa sebagian besar lansia yang tinggal di desa biyonga berpendidikan sekolah dasar (SD) dengan jumlah 33 orang yaitu (53,2%). Tetapi ada juga yang memeliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

sebagian besar responden memiliki pekerjaaan sebagai IRT sebanyak 35 orang (56,5%). Tetapi ada juga yang mempunyai pekerjaan seperti pedagang, petani dan yang paling sedikit guru.

bahwa sebagian besar responden yang tidak sakit lebih banyak dibandingkan dengan responden yang sakit dimana responden yang tidak sakit sebanyak 42 orang yaitu 67,7 % dan responden yang sakit sebanyak 20 orang yaitu 32,3%

2. Distribusi responden berdasarkan gaya hidup lansia Tabel 3.2

Distribusi responden berdasarkan gaya hidup lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Gaya Hidup Lansia Jumlah %

Baik 41 66,1%

Tidak Baik 21 33,9%

Total 62 100%

Sumber :Data Primer 2014

Dari tabel diatas 3.2 tampak bahwa jumlah responden lansia yang memiliki gaya hidup baik lebih banyak dari pada responden lansia yang memiliki gaya hidup yang tidak baik dimana jumlah responden dengan gaya hidup baik sebnyak 41 orang yaitu 66,1% dan responden dengan gaya hidup tidak baik sebanyak 21 orang yaitu 33,9%.

3. Distribusi responden berdasarkan status kesehatan lansia Tabel 3.3

Tabel distribusi responden berdasarkan status kesehatan pada lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Status Kesehatan Jumlah %

Baik 42 67,7%

Tidak Baik 20 32,3%

Total 62 100%

Sumber : Data Primer 2014

Dari tabel 3.3 diatas tampak bahwa sebagian besar responden yang tidak sakit lebih banyak dibandingkan dengan responden yang sakit dimana responden yang tidak sakit sebanyak 42 orang yaitu 67,7 % dan responden yang sakit sebanyak 20 orang yaitu 32,3%

(6)

6 3.1.2 Hasil Analisis

Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan gaya hidup (Variabel Indenpenden), dengan status kesehatan pada lansia (Variabel dependent). Untuk menganalisis digunakan uji Chi Square dan adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia dengan nilai P< 0,000, hasil analisis dengan variable independen dan variable dependen dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Distribusi Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Kesehatan Pada Lansia Di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Gaya Hidup Status Kesehatan Total Tidak Sakit Sakit N % N % N % Baik 40 64,5% 1 1,61% 41 66,1% Tidak Baik 2 3,22% 19 30,6% 21 33,9% Total 42 67,7% 20 32,2% 62 100%

Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan Tabel 3.4 ditemukan adanya hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia angka signifikan uji Chi Squre sig < 0,000 dengan nilai p = 0,000<0,005 dengan data berdistribusi normal sehingga H0 ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia. sebagian besar responden yang memiliki gaya hidup yang baik sebanyak 41 orang (66,1%) dengan status kesehatan baik (sehat) sebanyak 40 (64,5%) dan 1 (1,61%) responden yang memiliki status kesehatan tidak baik (sakit). Serta 21 (33,9%) responden yang memiliki gaya hidup tidak baik ada 2 orang (3,22%) responden dengan status kesehatan baik (sehat) dan 19 (30,6) responden dengan status kesehatan tidak baik (sakit).

4. Pembahasan

I. Deskripsi Karateristik Responden 1. Usia Lansia

Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden (lansia) memiliki usia 60-64 tahun yang termasuk dalam kategori lanjut pertenagahan. Hal ini menunjukkan bahwa lansia yang ada di Kelurahan Biyonga masih dalam tahap lansia pertengahan. Menurut asumsi peneliti bahwa lansia usia pertengahan memiliki banyak waktu dalam melakukan banyak hal, termasuk dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan ingin lebih memahami serta mengerti mengenai kehidupan terlebih dalam hal memperhatikan pola makan, aktifitas yang tidak berlebih, dan menghindari merokok serta menghirup asap rokok. Hal ini sejalan dengan teori yang dijalaskan Hamid (dalam Aggraini, 2009) bahwa kelompok usia pertengahan dan lansia mempunyai lebih banyak waktu untuk berusahan memahami dan mengerti mengenai nilai-nilai kehidupan.

(7)

7 2. Agama

Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden yang berada di Kelurahan Biyonga menganut atau memiliki keyakinan Muslim. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan spiritual pada lansia sangat baik. Agama merupakan system kepercayaan yang terorganisasi dan pemujaan yang dipraktikan seseorang untuk mengekspresikan Spritualitas dari luar (Tanyi, 2002). Menurut asumsi peneliti bahwa agama sangat berpengaruh pada keadaan status kesehatan lansia, dimana walaupun gaya hidup seorang lansia itu sendiri tidak baik tetapi spritualnya baik maka akan berpengaruh juga pada status kesehatan lansia. Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Hugelmann dkk (dalam Ida, 2005) mengatakan bahwa Kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi.

3. Pendidikan Lansia

Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden masih memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang ada di Kelurahan Biyonga masih rendah. Menurut asumsi peneliti tingkat pendidikan sangatlah berpengaruh pada pengetahuan lansia bagaimana gaya hidup yang baik seperti menjaga pola makan, tidak merokok dan tidak memiliki aktifitas yang berlebihan yang akan berdampak pada status kesehatan lansia. Miller (dalam Zulfitri,2005)) mengatakan bahwa respon lansia terhadap perubahan atau penurunan kondisi yang terjadi, sangat dipengaruhi pengetahuan, pengalaman hidup, bagaimana lansia member arti perubahan, waktu dan tingkat antisipasi terhadap perubahan, sumber sosial, dan pola koping yang digunakan oleh lansia.

4. Pekerjaan Lansia

Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai IRT dan ada juga yang bekerja sebagai petani, pedagang, guru dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan lansia di Kelurahan Biyonga sangat bervariasi. Menurut asumsi peneliti bahwa pekerjaan sangat berpengaruh pada status kesehatan lansia, apabila lansia yang melakukan pekerjaan yang sangat berat dan sepanjang hari maka akan berdampak pada status kesehatan lansia, begitu pun sebaliknya lansia yang tidak memiliki pekerjaan ayau tidak aktif lagi bekerja itu lebih banyak waktu dirumah dan lebih banyak waktu untuk istirahat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feky (2008) bahwa aktifitas yang berlebihan dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia.

5. Keadaan Lansia

Berdasarkan data pada tabel 3.1 bahwa sebagian besar responden mempunyai keadaan baik (sehat) dan ada juga memiliki keadaan yang tidak (sakit). Hal ini menunjukkan bahwa keadaan lansia di Kelurahan Biyonga sangat baik. Hal ini dikarenakan gaya hidup lansia dikelurahan ini sangat baik.menurut asumsi peneliti bahwa keadaan lansia baik sakit maupun sehat itu tergantung pola makan, aktitifitas yang berlebihan dan tidak merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feky (2008) bahwa ketiga gaya hidup tersebut dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. hal ini berarti bahwa semakin baik gaya hidup maka semakin baik status kesehatan ataupun keadaan lansia.

(8)

8 II. Identifikasi Gaya Hidup

Berdasarkan data pada tabel 3.2 bahwa sebagian besar responden memiliki gaya hidup baik sebanyak (66,1%) dan ada juga responden gaya hidup yang tidak baik sebanyak (33,9%) dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lansia yang memiliki gaya hidup yang baik dikarenakan pengetahuan mengenai efek dari merokok sudah dimengerti, pola makan baik dan tidak memiliki aktifiats yang berlebihan atau pekerjaan yang berat dan sebagian dari lansia yang memiliki gaya hidup baik tersebut tinggal serumah dengan anaknya sendiri sehingga perhatian keluarga ada. Hal ini berbeda dengan lansia yang mempunyai gaya hidup yang tidak baik, seperti aktif merokok setiap hari, pola makan serta pemenuhan nutrisi tidak diperhatikan dengan baik serta aktifitas fisik yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena lansia tersebut yang ada dikelurahan biyonga mayoritas pekerjaan mereka petani dan tidak tinggal dengan anak-anaknya dalam satu rumah. Sehingga perhatian terhadap lansia tidak ada.

Menurut asumsi peneliti bahwa gaya hidup adalah suatu kebiasaan seseorang yang sering di lakukan berupa sering merokok, pola makan yang tidak teratur dan aktifitas fisik yang berlebihan. Dimana ketiga kategori gaya hidup di atas dapat menyebabkan atau mengakibatkan status kesehatan pada lansia tidak baik. Semakin sering lansia melakukan gaya hidup sehat maka semakin baik pula status kesehatan pada lansia (sehat). Dimana gaya hidup yang baik misalnya tidak merokok, aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan pola makan sesuai dengan anjuran tim kesehatan. Gaya hidup yang tidak baik yang sering dilakukan oleh lansia misalnya seperti kebiasaan merokok setiap hari, kebiasaan ini sejak dilakukan saat lansia tersebut masih remaja sampai dengan sekarang, aktifitas yang berlebihan dimana kebanyakan lansia harus mencari nafkah untuk istrinya dan untuk dirinya sendiri sehingga setiap hari lansia tersebut masih aktif bekerja. Hal ini dikarenakan lansia sudah tinggal sendiri dan harus memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Kemudian gaya hidup yang ketiga adalah pola makan yang tidak baik, dimana kebanyakan lansia nafsu makan berkurang hal ini dikarenakan berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat dari kerusakan gigi atau ompong dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh poniyah (2011) dimana terdapat pengaruh gaya hidup pada status kesehatan lansia dimana penelitian ini menuunjukan gaya hidup yang tidak baik dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia.

III. Identifikasi Status Kesehatan Lansia

Berdasarkan tabel 3.3 bahwa sebagian besar responden status kesehatan baik dan ada juga status kesehatannya tidak baik. Hal ini menunjukan bahwa gaya hidup lansia baik sehingga status kesehatan lansia juga baik (sehat) tetapi dari data yang ada walaupun gaya hidup baik tetapi masih ada juga yang status kesehatannya tidak baik (sakit).

Lansia yang memiliki status kesehatan baik (sehat) ini artinya lansia tersebut memiliki gaya hidup yang baik seperti tidak merokok , pola makan baik, dan tidak memiliki aktifitas yang berlebiham. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh peran keluarga serta dukungan keluarga terhadap lansia dalam hal melakukan gaya hidup yang baik. Hal ini berbeda dengan lansia yang memiliki status kesehatan tidak baik (sakit) ini artinya gaya hidup lansia tidak baik seperti merokok setiap hari tanpa henti, pola makan dan asupan nutrisi tidak sesuai dengan anjuran para petugas kesehatan, serta aktifitas yang berlebihan dimasa tua.

Status kesehatan lansia memiliki dua kategori yaitu status kesehatan baik (sehat) dan status kesehatan tidak baik (sakit). Sehat adalah suatu keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani

(9)

9

dan sosial dan bukan hanya terbebas dari berbagai penyakit dan lain sebagainya. Dimana kriteria sehat mencakup 4 macam yaitu sehat mental (jiwa), fisik, sosial dan ekonomi. Sakit adalah terganggunya semua fungsi organ tubuh menjadi tidak normal. Seorang lansia mengalami proses degenaratif dimana organ-organ tubuh tidak berfungsi secara normal, daya tahan tubuh semakin berkurang dan tidak bekerja secara aktif apabila ada pathogen, virus maupun bakteri yang masuk kedalam sehingga lansia sering mengalami sakit. Selain itu juga akibat pengaruh gaya hidup lansia tidak baik misalnya kebiasaan merokok, aktifitas fisik yang berlebihan, dan pola makan yang tidak baik.

Menurut asumsi peneliti bahwa ada faktor lain yang menyebabkan status kesehatan pada lansia tidak baik (sakit) yaitu kebiasaan lansia dalam mengkomsumsi suplemen.. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riana Diana (2006) menunjukan bahwa lansia yang sering mengkomsumsi suplemen yang jarang kemudian semakin dilakukan secara rutin dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia suplemen yang sering digunakan oleh lansia adalah suplemen yang berkhasiat melancarkan buang air besar seperti suplemen serat dan minyak ikan hal ini dicetuskan karena lansia sering mengalami konstipasi .

IV. Hubungan Gaya Hidup dengan Status Kesehatan lansia

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan dengan uji chi squre dengan hasil nilai P Value 0,000 <0,005 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia di kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.

Berdasarkan tabel 3.4 sebagian besar responden yang gaya hidupnya baik sebnyak (66,1%) dimana ada (64,5%) yang status kesehatanya tidak sakit dan hanya ada (1,61%) yang status kesehatannya termasuk dalam kategori sakit. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya gaya hidup yang mempengaruhi status kesehatan lansia baik sakit dan tidak sakit seperti faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak baik seperti pembuangan air limbah tidak pada tempatnya, kebersihan lingkungan yang tidak baik serta polusi udara yang sudah tercemar dapat mempengaruhi status kesehatan pada lansia.

Menurut asumsi peneliti Gaya hidup dengan status kesehatan pada dasarnya merupakan komponen yang saling berkaitan dalam kehidupan manusia tanpa tekecuali dalam kehidupan lansia (usia lanjut). Gaya hidup adalah suatu perilaku kebiasaan yang sering dilakukan oleh seorang lansia dalam melakukan aktifitas dan memenuhi kebiasaan sehari-hari, gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Boom H.L (dalam Yuniastuti, 2008) ada faktor lain yang mempengaruhi status kesehatan di antaranya adalah yang pertama lingkungan dimana individu hidup didunia ini tidak seorang diri. Memerlukan banyak bantuan dari orang lain, seperti mendirikan rumah, membuat sumur, membuat taman, dan lain-lain. Apabila lingkungan disekitar individu tersebut bersih dan tertata rapi, maka individu tersebut sudah mencerminkan pola hidup sehat. Faktor lingkungan di bagi menjadi 3 yaitu lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosial kedua pelayanan kesehatan. Dimana sangat diperlukan di daerah daerah tertentu. Misalnya di daerah terpencil sangat dibutuhkan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Apabila terdapat seseoarang yang sakit dapat lebih cepat di tangani.dan yang ketiga adalah keturunan Kita semua pasti mengetahui adanya penyakit menular

(10)

10

dan tidak. Penularan penyakit dapat melalui media apa saja, salah satunya adalah melalui keturunan/gen. misalnya saja seseorang ibu hamil menderita penyakit AIDS, maka di perkirakan anaknya juga akan terjangkit penyakit AIDS.

Selain itu juga berdasarkan data pada tabel 4.6 bahwa responden yang gaya hidupnya tidak baik dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 21 orang dengan hasil (3,22%) yang status kesehatannya baik/ sehat sedangkan (30,6%) status kesehatannya tidak baik (sakit). Gaya hidup yang sering dilakukan sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan status kesehatan lansia. Hal ini menunjukan bahwa ketiga gaya hidup (pola makan yang tidak baik, merokok, aktifitas fisik) tersebut tidak sering diperhatikan oleh para lansia sehingga dapat menurunkan status kesehatan lansia (sakit). Kemudian lansia yang gaya hidupnya tidak baik tetapi status kesehatannya baik (sehat). Hal ini dapat dipengaruhi oleh kegiatan spiritual yang dilakukan oleh lansia dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia. karena spiritualitas yang dilaksanakan setiap hari dapat mempengaruhi pada status kesehatan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ida (2005) dengan hasil penelitian adanya hubungan status spiritual dengan gaya hidup pada lansia di Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai pesisir ada hubungan dengan signifikan P= 0,000. Bahwa spiritual dapat berpengaruh pada gaya hidup lansia.

Menurut asumsi peneliti hal itu dipengaruhi oleh adanya dukungan keluarga terhadap diri lansia itu sendiri. Dimana walaupun gaya hidup tidak baik tetapi peran keluarga terhadap lansia baik, seperti selalu memperhatikan asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh lansia, dan selalu mengingatkan makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meylinda (2013), dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan sangat menentukan status gizi atau asupan nutrisi pada lansia terpenuhi, apabila asupan nutrisi pada lansia terpenuhi maka dapat bermanfaat bagi tubuh.

Berdasarkan penelitian yang dijelaskan peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin baik atau semakin diperhatikan gaya hidup maka semakin meningkat juga status kesehatan pada lansia begitupun sebaliknya semakin kurang baik gaya hidup seorang lansia maka semakin rendah pula status kesehatan pada lansia.

5. Simpulan dan Saran 1. Simpulan

1. Sebagian besar responden berusia 60-64 tahun sebanyak 43 orang (69,5%), sebagian besar responden memiliki atau menganut agama muslim sebanyak 62 orang (100%), sebagian besar responden memiliki tngkat pendidikan SD sebanyak 33 orang (53,2%), sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai IRT saja sebanyak 35 orang (56,5%). Dan sebagian besar responden memiliki keadaan baik (sehat) sebnayak 42 orang (67,7%).

2. Sebagian besar responden memiliki gaya hidup yang baik sebanyak 41 orang (66,1%) dan lansia yang memiliki gaya hidup yang tidak baik sebanyak 21 orang (33.9%). Ini berarti lansia yang ada di Kelurahan Biyonga sebagian besar memiliki gaya hidup yang baik.

3. Sebagian besar responden memiliki status kesehatan yang termasuk dalam kategori baik (Sehat) sebanyak 42 orang (67,7%). Dan yang status kesehatannya termasuk dalam kategori tidak baik (Sakit) sebanyak 20 orang (32,2%).

4. Ditemukan adanya hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo berdasarkan hasil analisis dengan uji Chi Squere dengan nilai P 0,000 itu artinya nilai P Value < 0,005.

(11)

11 2. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitian, khusunya dalam pengetahuan lansia mengenai gaya hidup yang baik dan gaya hidup yang tidak dilakukan karena akan berdampak pada status kesehatan pada lansia dan bisa menggunakan desain penelitian yang lebih tepat yakni Kohort prospektif

2. Bagi lansia diharapkan agar tidak melakukan dan menghindari gaya yang hidup yang tidak baik yang akan berdampak pada status kesehatan serta selalu memperhatikan dan mempertahankan status kesehatannya dalam keadaan sehat.

3. Bagi keluarga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi kesehatan lansia serta memperhatikan asupan makanan atau nutrisi yang diberikan pada lansia.

4. Bagi pemerintah setempat yaitu puskesmas agar membentuk program kesehatan bagi lansi seperti senam lansia dan mendidik kader-kader kesehatan khusus untuk mengsosialisasikan mengenai pentingnya gaya hidup yang baik dan yang tidak yang akan berdampak pada status kesehatan pada lansia.

Daftar Pustaka

Anggraini Ida, 2013, Hubungan Antara Status Spritual Lansia Denagn Gaya hidup Lansia. https://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/5266.(Diakses 12 agustus 2013) Anggraini, fecky, Hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia binaan

puskesmas pekayon jaya kota bekasi tahun 2008.UI.(Diakses 25 januari 2011).

Basri, Muhamad,chatib. 2008.Globalisasi bonus demografi. http://www.modernisator.org/artikel/globalisasi-bonus-demografi

Dariyo, Agoes,2008, Psikologi,Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta, Grasindo

Hapsari, Dwi, dkk, 2011, pengaruh Lingkungan sehat dan perilaku Hidup Sehat Terhadap Status kesehatan.USU (Diakses 20 maret 2013)

Kusmaedi, Nurlan, 2012, Pembelajaran Gaya Hidup Sehat Menuju Tingkat Sehat Prima Terpadu Sepangjang Hayat.FPOK.(Diakses 12 juni 2013)

Kushariyadi, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia, Jakarta, Salemba Medika Mubarak, Wahid Iqbal.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto.

Martono, Heru, 2011.Lanjut usia dan dampak sistemik dalam siklus kehidupan. http://www.komnaslansia.go.id/modules.diakses tanggal 21 feb2009

Nasir, ABD, dkk, 2011, Buku Ajar Metodologi penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika Ode,Sarif,la, 2012, Aushan Keperawatan Gerontik. Yogyajakarta, Medikal Book.

(12)

12

Redaksi, tim, 2010, Sehat Dan Bugar Di Usia Lanjut, Yogyakarta, Banyu Media Sartika, Mitayani Wiwi. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: TIM.

Simanulang, Poniyah, (2011), Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Status Kesehatan LanJut

(Lansia ) Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam

Medan,http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31298.(Diakses 2 maret 2012) Stanley, mickey, dkk, 200, Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Setiadi, 2013, konsep dan praktik penulisan riset keperawatan, yogjakatra. Graham ilmu Suiraoka, Ip, 2012, Penyakit Degeneratif, Yogayakarta, Nuha Medika

Siti, R, Maryam, dkk, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba Medika

Wiarto, Giri, 2013, Budaya Hidup Sehat, yogyakarta, Gosyen Publishing Yuniastuti, Ari, 2008, Gizi dan Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu

(13)

Gambar

Tabel distribusi responden berdasarkan status kesehatan pada lansia di Kelurahan Biyonga  Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Tahap berikutnya, konsep instrumen dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berkaitan dengan validasi konstruk, yaitu seberapa jauh butir- butir instrumen tersebut telah

Pada model pembelajaran ini siswa juga dapat melakukan salam berupa yel-yel ataupun nyanyian. Contoh yel-yel seperti kawan-kawan marilah kita belajar agar jadi

Dengan ini mengajukan surat lamaran pekerjaan kepada Bapak / Ibu Pimpinan untuk diterima menjadi karyawan di perusahaan yang Bapak / Ibu Pimpin.. Surat Keterangan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 160 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa

8 Sumatera Bentuk tubuh pipih/ compressed dan letak mulut terminal dengan ciri khas yaitu terdapat empat garis hitam di bagian tubuh yaitu di bagian kepala, dada, ujung perut

Nilai merupakan salah satu komponen terpenting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Nilai juga menjadi tolak ukur untuk mengetahui perkembangan hasil belajar

e) lebih mengutamakan penggunaan produk dalam negeri. 2) Untuk satuan biaya pemeliharaan dan operasional kendaraan dinas, pemeliharaan sarana kantor, penggantian

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,