NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Meski pada perdagangan pekan lalu IHSG sempat terkendala oleh aksi teror bom, namun sinyalemen dari teknikal masih mengkonfirmasikan positif. Sinyal tersebut tercrmin dari indikator MACD dan Stochastics yang mengindikasikan uptrend. Demikian dengan MA5 dan MA20 yang mengkonfirmasi positif bagi IHSG untuk pekan ini.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4414.126 -13.859 3.630,55 5.083,57
LQ-45 767.904 -1.224 1.452,04 3,664.40
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Perdagangan saham hari Kamis (21/01) IHSG ditutup melemah tipis 0,31% sebanyak 13,86 poin ke level 4.414,13, bersamaan dengan pelemahan yang terjadi pada indeks saham kawasan Asia. Penurunan indeks dipicu oleh kekhawatiran pasar atas turunnya harga minyak. Sementara itu, katalis yang muncul dari dalam negari, BI memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2016 akan mengalami inflasi dikisaran 0,7% dengan alasan harga-harga kelompok volatile
food mengalami kenaikan. BI menjelaskan prediksi tersebut
didasarkan pada Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan. Pada dasarnya volatilitas inflasi Indonesia tergantung kepada volatile food, sehingga kondisi ini harus dijaga agar inflasi berada pada kisaran yang aman sesuai dengan target BI dan pemerintah. Dari global, indeks Wall Street pada Rabu berakhir di zona merah dikarenakan harga minyak merosot lagi ke level terendah dalam 12 tahun dan ditutup pada level terendah dalam 21 bulan terakhir menyusul aksi jual yang terjadi di dunia. Dari regional, indeks Nikkei 225 turun 398,93 ke level 16.017,26 melanjutkan penurunan dari hari sebelumnya dikarenakan Yen menguat yang menurunkan kinerja exportir. Indeks Shanghai Composite turun 3,2% sebanyak 96,12 poin ke level 2.880,48 pada penutupan perdagangan hari Kamis (21/01). Bursa saham China juga jatuh dipicu suntikan dana terbesar yang dilakukan bank sentral ke sistem keuangan dalam tiga tahun gagal untuk meredakan kekhawatiran, terlebih perlambatan ekonomi negeri tirai bambu justru semakin dalam. Adapun, Indeks Hang Seng turun 1,8% sebanyak 96 poin di level 18.542,15 pada penutupan di bawah nilai aktiva bersih untuk pertama kalinya sejak tahun 1998. Kekhawatiran atas arus modal keluar dan perlambatan ekonomi China memperdalam pasar bearish. Saham pengembang properti memimpin penurunan di Hong Kong terkait kekhawatiran bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi akan mengganggu pendapatan setelah tingkat suku bunga yang ditawarkan dana antar bank Hong Kong dalam tiga bulan naik ke level tertinggi dalam enam tahun terakhir.Dari Eropa, pasar saham utama Eropa sedikit berbalik naik pada awal perdagangan Kamis (21/01) karena para investor menunggu hasil pertemuan kebijakan pertama tahun ini dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang diperkirakan bank akan tetap menjaga pintu terbuka untuk pelonggaran moneter lebih lanjut dalam menghadapi gejolak pasar..
Sentimen harga minyak dan perlambatan ekonomi Cina menjadi perhatian pelaku pasar saat ini. Sentimen dari Cina yang teranyar berkenaan dengan Bank sentral negara ini (PBoC) membuat langkah agresif setelah berhasil menyuntikkan dana dengan jumlah besar dalam empat tahun terakhir ke sistem finansial. Langkah tersebut dilakukan guna mengantisipasi ketatnya likuiditas di musim libur dan di sisi lainnya juga terjadi saat capital outflow yang tertalu cepat. PBoC menawarkann 400 miliar yuan dalam bentuk pinjaman jangka pendek, atau reverse-repurchase agreements ke bank komersial melalui operasi pasar terbuka. Setelah memfaktorkan langkah yang sama di pasar interbank dan pinjaman jatuh tempo pada Selasa lalu, PBoC sepanjang pekan ini berhasil menyuntikkan dana bersih senilai 315 miliar yuan, dan menjadi yang terbesar sejak pertengahan Januari 2012. Sedang sentimen harga minyak tetap akan menjadi tekanan bagi pasar. Namun, penurunan harga minyak telah mempengaruhi kondisi dari perekonomian AS. Berlanjutnya kejatuhan harga energi telah membuat inflasi AS tertahan, bahkan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih ketat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan upah. Sementara pembuat kebijakan The Fed masih yakin jika harga akan berakselerasi, seiring dengan mempertimbangkan kenaikan lebih lanjut dalam tingkat suku bunga acuan. Indeks harga konsumen AS turun 0,1% setelah flat pada bulan November. Tanpa memperhitungkan harga makanan dan bahan bakar, Core CPI tumbuh 0,1% pada Desember. Untuk tahun 2015, harga konsumen AS tumbuh 0,7% setelah naik 0,8% di 2014. Sedangkan harga konsumen inti naik 2,1% pada tahun lalu menyusul kenaikan 1,6% pada tahun 2014. Poisisi dari angka inflasi tersebut, mengisyratkan bhawa biaya hidup di AS memperlihatkan penurunan pada bulan Desember, dipimpin oleh penurunan komoditas yang mengguncang pasar global. Ditengah kondisi Cina yang dihadapi perlambatan ekonomi, namun tidak mengurungkan niat negara ini untuk melakukan investasi ke Indonesia. BKPM mengungkapkan bahwa realisasi investasi dari Cina pada tahun 2015 terbesar dalam sejarah investasi di Indonesia, dengan kenaikan 47% mencapai US$2,16 miliar dibanding tahun 2014. Prospek ekonomi Indonesia yang positif, menjadi dasar pertimbangan. Sementara itu, kenaikan harga minyak mendapat respon positif pelaku pasar Bursa AS dan Eropa menguat pada Kamis, kemudian diikuti bursa Asia pada pembukaan perdagangan pada hari ini. Faktor positif bursa global bisa memberikan dukungan bagi IHSG untuk melaju ke teritorial positif,
DAILY REPORT
22 Januari 2016
• Astratel anak usaha ASII garap infrastruktur • ADHI garap jembatan Rp1,1 triliun • ADHI bidik 1.000 kamar hotel • PPRO galang dana Rp 1,2 triliun
• PPRO akan melanjutkan proyek apartemen sederhana milik • DILD bukukan marketing sales Rp 1,9 triliun
• SSIA perbanyak brand Batiqa • PJAA anggarkan capex Rp1,6 triliun
• SUGI alokasikan belanja modal USD 25 juta dan mulai fokus garap gas • SSMS siapkan capex USD 50 juta
• DPUM akan membeli 20 kapal ikan • AISA siap buyback saham
• LPPF beli saham opsi tambahan Global Ecomerce Indonesia • SRIL targetkan penjualan 2016 capai USD 641-672 juta • TAXI siapkan capex Rp300 miliar
• BSIM akan lakukan rights issue Rp110 miliar • KREN merambah bisnis mobile satellite services
• Modal bank PNBS akan ditambah untuk biaya infrastruktur • NISP pertimbangkan emisi obligasi
• BBNI optimalkan cabang luar negeri
• BBNI targetkan pertumbuhan KPR dapat naik 2x lipat • BBTN siap menyalurkan kredit KPR untuk WNA
• BMRI fokus untuk dapat ekspansi ke Malaysia dan Singapura • BMRI cari dana hingga Rp 10 triliun
• BMRI tingkatkan digital banking
Support Level 4394/4374/4340
Resistance Level 4449/4483/4503
Major Trend Down
22 January 2016
22 January 2016
Astratel Nusantara, anak usaha Astra International (ASII), berkomitmen terus menggarap pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol di Indonesia.
Adhi Karya (ADHI) akan segera menggarap proyek jembatan Kotabatu- Batulicin di Kalimatan senilai Rp1,1 triliun pada 2016. Perusahaan akan bekerja sama dengan BUMN lain yaitu PT Hutama Karya dalam menggarap konstruksi tersebut. Namun, perusahaan belum dapat memastikan kapan pengerjaan proyek tersebut selesai karena bergantung dari anggaran yang ada. Setelah membuka hotel pertamanya, GrandDhika Iskandarsyah Jakarta, Adhi Karya (ADHI) membidik 1.000 kamar hotel dalam lima tahun ke depan. Tahun 2016, total hotel yang dikelola perusahaan sebanyak tiga hotel. Dalam lima tahun ke depan, divisi hotel perseroan akan mengembangkan dan mengelola minimal empat hotel GrandDhika.
PP Properti (PPRO) menargetkan dana sebesar Rp 1-1,2 triliun tahun ini. Perseroan berencana menerbitkan obligasi dan surat utang jangka menengah (MTN) masing-masing sebanyak empat kali. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan ekspansi yang juga bertahap. Aksi tersebut akan diawali dengan penerbitan MTN pertama pada kuartal I tahun ini senilai Rp 300 miliar. Selanjutnya, pada kuartal kedua, ketiga dan keempat, PPRO akan berturut-turut menerbitkan obligasi, MTN kedua dan obligasi kedua. Adapun nilai emisi masing-masing penerbitan diproyeksikan sebesar Rp 200-300 miliar. Dana tersebut tidak hanya dialokasikan untuk mendanai belanja modal tahun ini sebesar Rp 1,1-1,2 triliun. Perseroan juga akan melakukan pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman bank sebesar Rp 120 miliar yang telah digunakan untuk mengakuisisi lahan di Surabaya. Sementara itu, tahun ini, PPRO menargetkan marketing sales tumbuh 30% menjadi Rp 2,6 triliun. Tahun ini, PP Properti (PPRO) akan melanjutkan proyek apartemen sederhana milik (Anami). Perseroan segera meresmikan pendirian usaha patungan (PUP) bersama mitra strategis, Graha Buana Cikarang (GBC), anak usaha Kawasan Industri Jababeka (KIJA) pada Februari 2016. Dalam JV tersebut, PPRO akan memiliki porsi 49%, sedangkan GBC akan mencatatkan porsi kepemilikan mayoritas sebesar 51%.
Surya Semesta Internusa (SSIA) berencana meluncurkan secara resmi brang Hotel Batiqa pada Maret mendatang seiring dengan target pengoperasian tiga Hotel Batiqa baru tahun ini. Perusahaan menargetkan pengoperasian tujuh Hotel Batiqa hingga 2017. Tahun lalu, tiga hotel telah beroprasi penuh, yaitu di Jababeka, Karawang dan Cirebon. Tahun ini, tiga lainnya akan beroprasi penuh, yaitu di Palembang, Pekanbaru dan Lampung.
Intiland Development (DILD) membukukan penurunan penjualan unit properti (marketing sales) sebesar 24% menjadi Rp 1,9 triliun sepanjang 2015, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 2,5 triliun. Penjualan terbesar disumbangkan proyek superblok (mixed use) dan gedung bertingkat (high rise). Perseroan membukukan peningkatan marketing sales sebesar 114% menjadi Rp 1,4 triliun pada semester II-2015, dibandingkan realisasi semester I-2015 yang hanya mencapai Rp 497 miliar. Penjualan proyek mixed use dan high rise berkontribusi hingga Rp 897 miliar atau setara dengan 48% dari total marketing sales, sedangkan sisanya disumbangkan penjualan rumah tapak sebesar 28% dan investment property sebesar 14% dari total marketing sales. Sementara itu, pendapatan masih didominasi oleh development income yang mencapai 86%. DILD memproyeksikan peningkatan marketing sales sebesar Rp 2,5 triliun tahun ini. Porsi pendapatan berulang ditargetkan juga meningkat menjadi sebesar 14%
terhadap total marketing sales tahun ini.
Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) menganggarkan belanja modal mencapai Rp1,6 triliun pada tahun ini untuk melanjutkan berbagai rencana pembangunan proyek rekreasi dan property perusahaan. Sebanyak Rp350 miliar dari dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis property. Sisanya, akan digunakan untuk pengembangan lini rekreasi. Adapun, 70% dari total belanja modal akan diambil dari internal perusahaan. Sementara, sebanyak 30% dari capex atau setara Rp480 miliar akan dicari dari pinjaman serta obligasi.
Sugih Energy (SUGI) secara bertahap akan memperbesar porsi bisnis gas karena lebih memberikan prospek positif dibandingkan dengan minya. Sementara untuk produksi gas, perusahaan mengandalkan kegiatan eksploitasi di Blok Selat Panjang. SUGI memiliki tiga blok migas, yaitu Blok Selat Panjang, Ria dengan participating intereat (PI) 55%, Blok Lemang dengan kepemilikan 34%, dan Blok Kalyani, Jambi yang dimiliki 100%. Pada tahun ini, perusahaan menargetkan penjualan gas sebanyak 24 juta kaki kubik dari Blok Selat Panjang. Adapun, SUGI meyakini bisnis gas lebih menguntungkan karena ongkos produksi lebih kecil dan masih menyisakan ruang untuk memperoleh marjin lebih tinggi. Sugih Energy (SUGI) mengalokasikan belanja modal sebesar USD 25 juta tahun ini. Perseroan akan menggunakan sebagian besar capex untuk bisnis produksi gas dan minyak pada 2016. SUGI akan mengalokasikan dana sebesar USD 10 juta untuk produksi di Selat Panjang dan USD 15 juta di Lemang. Perseroan juga akan mengeluarkan dana sebesar USD 1 juta untuk program seismik di Kalyani. Tahun ini, SUGI menargetkan memproduksi gas sebesar 10 mmscfd. Perseroan juga menargetkan mampu memproduksi minyak sebesar 5.000 barel per hari.
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) menyiapkan belanja modal sekitar USD 40-50 juta pada 2016. Perseroan akan menggunakan capex tersebut untuk penanaman sawit baru atau mengakuisisi lahan. Capex akan difokuskan untuk melanjutkan akuisisi perusahaan perkebunan Menteng Kencana Mas (MKM) dan Mirza Pratama Putra (MPP) yang memiliki total area kebun 26.800 ha di Kalimantan Tengah.
Perusahaan perikanan terintegrasi, Dua Putra Utama Makmur (DPUM) akan menaikkan produksi tahun ini dengan menambah armada kapal tangkapnya sebanyak 20 unit dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik pengolahan hingga lima kali lipat. Dengan bertambahnya 20 unit kapal, maka jumlah kapal perusahaan menjadi 35 unit. Selain itu, perusahaan juga akan meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan ikan di Pati, Jawa Tengah, dari posisi saat ini 4.000 ton menjadi 20.000 ton pada 2016, atau meningkat lima kali lipat. Oleh karena itu, perusahaan meyakini dapat menaikkan pangsa pasar nasional hingga dua kali lipat dari 10% tahun lalu menjadi 20% di akhir 2016.
Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) mengumumkan niatan perusahaan mengajukan aksi pembelian kembali saham dalam tiga bulan mendatang. Pengumuman tersebut disampaikan usai harga saham perusahaan mengalami koreksi cukup tajam. Sementara itu, terkait volatilitas saham perusahaan, manajemen perusahaan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu. Namun, salah satu anak usaha perusahaan yaitu Bumiraya Investindo (BRI) memang sedang bernegosiasi dengan kreditur.
Sri Rejeki Isman (SRIL) menargetkan penjualan 2016 sekitar US$ 641-672 juta dan laba komprehensif bersih di kisaran US$ 55-59
22 January 2016
22 January 2016
juta, dimana penjualan seragam ekspor ditargetkan bisa memberikan kontribusi sebesar US$ 10-15 juta dan dalam 5 tahun ke depan bisa tumbuh menjadi US$ 50-80 juta. Ekspor pakaian seragam tersebut ditujukan ke lima negara, yaitu Kamboja, Hongkong, Spanyol, Peru, Prancis. Tahun ini, perseroan akan fokus pada ekspansi kapasitas produksi, peningkatan kualitas produksi, pengembangan diversifikasi produk dan perluasan jaringan pelanggan. Dikatakan bahwa Perseroan telah menandatangani kontrak pengadaan dengan TNI Angkatan Laut. Matahari Department Store (LPPF) membeli saham opsi tambahan Global Ecommerce Indonesia (GEI) sejumlah 7.864.075 lembar saham dengan nilai Rp 12.065 per lembar sehingga nilai transaksi atas keseluruhan pembelian saham tersebut adalah Rp 94.880.064.875. Peningkatan kepemilikan saham di MatahariMall.com untuk memperluas jangkauan penjualan melalui e-commerce.
Express Transindo Utama (TAXI) menyiapkan belanja modal sebesar Rp200 miliar – Rp300 miliar untuk penambahan dan peremajaan armada sebanyak 1.000 hingga 1.500 unit pada tahun ini. Belanja modal tersebut akan berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. Perusahaan percaya untuk menambah dan meremajakan armada taksi untuk menjaga tingkat penggunaan atau utilisasi. Terlebih, persaingan jasa transportasi darat makin sengit seiring tren aplikasi pemesanan jasa transportasi. Oleh karena itu, perusahaan juga akan meluncurkan aplikasi pemesanan taksi pada Maret 2016 untuk meningkatkan tingkat utilisasi armada.
Kresna Graha Investama (KREN) melalui anak usaha merambah bisnis mobile satellite services dengan melakukan penyertaan 25% saham di PT Dini Nusa Kusuma, perusahaan swasta nasional di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi berbasis satelit. Perusahaan tersebut menyediakan jasa layanan penggunaan di darat, udara dan laut, sebagai pemegang izin resmi layanan satelit komunikasi Inmarsat-4 di Indonesia.
Bank Sinarmas (BSIM) berencana menambah modal melalui rights issue senilai Rp110 miliar disertai dengan waran seri III sebesar 35% dari jumlah saham keseluruhan. Dana hasil rights issue tersebut untuk memperluas kegiatan usaha dan jaringan perseroan. Sampai saat ini, perseroan sebagai bank BUKU 2 memiliki 368 cabang di 34 provinsi Indonesia.
Bank Tabungan Negara (BBTN) merupakan bank yang amat diuntungkan dengan program konsolidasi ATM Link Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Pasalnya melalui program ini, BBTN dapat menghemat biaya operasional hingga 15%. Selain itu, jumlah total ATM yang dimiliki BBTN juga akan naik drastis. Saat ini, perusahaan hanya memiliki 1.830 ATM di seluruh Indonesia. Dengan ATM Link, ke depannya jumlah ATM perusahaan bisa mencapai 54.000.
Bank Tabungan Negara (BBTN) menyatakan siap menyalurkan kredit KPR untuk WNA untuk meningkatkan KPR seiring kebijakan pemerintah mengizinkan warga negara asing (WNA) memiliki hunian di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan upaya perseroan untuk memperkuat penyaluran KPR non subsidi selama tiga tahun terakhir. Saat ini market share untuk KPR BBTN telah mencapai 89,61%, dimana sebanyak 30,46% merupakan market share KPR subsidi. Sedangkan sebesar 39,16% merupakan market share KPR non subsidi. Sementara itu, market share untuk other housing loan BBTN mencapai 6,74% dan market share untuk construction loan BBTN mencapai 13,25%.
Bank Negara Indonesia (BBNI) siap mengambil dan mengoptimalkan peluang penyaluran KPR untuk WNA khususnya untuk segmen hunian premium. Dengan adanya pelonggaran kebijakan WNA bisa menjadi model investasi baru WNA di
Indonesia yang dapat difasilitasi oleh perseroan. Perseroan menargetkan pertumbuhan KPR tahun 2016 ini dapat naik 2x lipat dibanding realisasi penyaluran KPR tahun 2015. Adapun KPR menyumbang porsi 61% terhadap total kredit konsumer BBNI. Perseroan membidik pasar KPR dengan kisaran plafon mulai Rp 350 juta sampai Rp 400 juta.
Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana untuk memaksimalkan kontribusi kantor cabangnya yang berada di luar negeri dalam menghimpun dana. Saat ini, perusahaan memiliki beberapa kantor cabang di London, New York, Tokyo, Singapura, dan Hong Kong. Namun, hingga kini kantor cabang tersebut dipercaya belum optimal dalam menghimpun dana, terutama dalam bentuk simpanan berjangka dan deposito. Salah satu upaya perusahaan untuk memaksimalkan kantor cabang luar negeri adalah dengan mengundang korporasi agar mau menyimpan dana dalam bentuk deposito di kantor cabang BNI dengan menawarkan suku bunga simpanan yang menarik. Di Jepang misalnya, suku bunga simpanan dikenal zero interest atau 0%. Hingga kini, bisnis internasional menyumbang 5% ke total pendapatan perusahaan. Ke depannya, BBNI akan terus berekspansi di segmen ini. Bank Mandiri (BMRI) tetap fokus untuk dapat melebarkan sayap ke Malaysia dan Singapura meski masih membidik kemungkinan bisnis di Vietnam dan Myanmar. Perseroan mempertimbangkan berbagai hal ketika berekspansi ke negara lain. Saat ini perseroan masih mengkaji keunggulan-keunggulan yang akan dikembangkan di negara lain ke depan. Di Singapura, perseroan lebih berfokus pada bisnis wealth management dan bisnis segmen korporasi. Sementara itu, di Malaysia, perseroan lebih fokus pada bisnis remitansi.
Mengantisipasi permintaan kredit, terutama dari sektor infrastruktur, Bank Mandiri (BMRI) menjajaki pinjaman dana dalam bentuk valuta asing dari institusi keuangan luar negeri untuk memperkuat struktur pendanaan. Perseroan mengkaji sejumlah mekanisme, seperti pinjaman bilateral maupun menggali dana dari publik.
Bank Mandiri (BMRI) berambisi menjadi bank terbesar dan menjangkau Asia Tenggara tahun 2020. Untuk mencapai visi tersebut, perseroan meningkatkan layanan digital banking dan memperluas jangkauan di Asia Tenggara. Peningkatan layanan digital banking dimulai dengan mendirikan perusahaan modal ventura bernama Mandiri Capital Indonesia (MCI). Perusahaan akan melakukan tiga fungsi utama, yaitu menyediakan aplikasi di bidang transaksi elektronik, digital banking dan pendukung sistem pembayaran perdagangan online (e-commerce).
Bank Panin Syariah (PNBS) tahun ini akan memperoleh tambahan modal dari pemegang saham, setelah resminya Dubai Islamic Bank (DIB) sebagai pemegang saham pengendali. Penambahan modal bertujuan untuk memperkuat kapasitas perseroan, salah satunya agar dapat membiayai sektor infrastruktur. DIB telah meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya di PNBS dari semula 24,65% menjadi 39,58%.
OCBC NISP (NISP) berencana menerbitkan obligasi pada tahun ini, tetapi sampai saat ini masih memantau dan mempelajari kondisi pasar terlebih dahulu. Perusahaan memberikan sinyal penerbitan obligasi akan serupa dengan periode sebelumnya. Namun, sampai saat ini perusahaan belum bisa memaparkan secara detail terkait rencana pada 2016, termasuk rencana obligasi.
Anak usaha Hutama Karya, HK Realtindo, berencana melepas 30% saham melalui IPO saham di kuartal IV-2016. Perseroan menargetkan mampu memperoleh dana IPO sekitar Rp 1 triliun. HK Realtindo akan menggunakan dana IPO untuk perkembangan dan ekspansi bisnis perseroan.
22 January 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 29,77 0,24 TLKM (US) 45 15.593 80
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,15 0,02 ANTM (GR) 0,01 151 -15
Gold (US$)/Ounce 1100,97 -0,28
Nickel (US$)/MT 8550,00 -40,00
Tin (US$)/MT 13475,00 175,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 49,00 -13,40
Coal (RB) (US$)/MT* 50,50 -12,86
CPO (ROTH) (US$)/MT 605,00 -5,00
CPO (MYR)/MT 2283,00 3,50
Rubber (MYR/Kg) 545,50 4,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 778,88 -1,16
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 15882,68 0,74 -8,85 14,08 12,70 2,64 2,53 4.808,4
USA NASDAQ COMPOSITE 4472,06 0,01 -10,69 18,46 15,58 3,05 2,78 7.067,9
ENGLAND FTSE 100 INDEX 5773,79 1,77 -7,51 14,48 12,45 1,56 1,49 1.487,1
CHINA SHANGHAI SE A SH 3014,71 -3,23 -18,62 11,58 10,25 1,33 1,20 3.649,8
CHINA SHENZHEN SE A SH 1883,17 -4,02 -22,04 21,73 18,54 2,96 2,59 2.820,0
HONG KONG HANG SENG INDEX 18542,15 -1,82 -15,39 9,08 8,23 0,92 0,86 1.469,8
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4414,13 -0,31 -3,89 14,08 11,56 2,04 1,84 337,3
JAPAN NIKKEI 225 16017,26 -2,43 -15,85 15,57 14,07 1,37 1,28 2.492,0
MALAYSIA KLCI 1600,92 -1,11 -5,41 14,98 13,86 1,66 1,57 217,8
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2532,70 -1,06 -12,14 10,82 10,16 0,95 0,90 245,0
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.906,50 -57,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0003
EUR/IDR 15.101,62 -65,84 EUR / USD 1,09 -0,0015
JPY/IDR 117,97 -1,11 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.700,47 29,54 SGD / USD 0,70 -0,0006
AUD/IDR 9.753,18 165,11 AUD / USD 0,70 0,0014
GBP/IDR 19.779,35 63,09 GBP / USD 1,42 0,0002
CNY/IDR 2.113,45 0,00 CNY / USD 0,15 0,0000
MYR/IDR 3.173,91 -3,34 MYR / USD 0,23 0,0007
KRW/IDR 11,46 -0,05 100 KRW / USD 0,08 0,0000
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 7.86
BI Rate (%) Indonesia 7.25 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
22 January 2016
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description December-15 November-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 3.35 2.37 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 3.35 4.89 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.96 0.21 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 105.93 Bn 100.24 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
22 Jan US Existing Home Sales Naik menjadi 5.20 juta dari 4.76 juta
22 Jan
US Existing Home Sales MoM Naik menjadi 9.2% dari -10.5%
22 Jan
US Leading Index Turun menjadi -0.1% dari 0.4%
26 Jan
Indonesia Money Supply YoY --
26 Jan
US Consumer Confidence Index Naik menjadi 97.0 dari 96.5
27 Jan
US New Home Sales Naik menjadi 501 ribu dari 490 ribu
27 Jan
US New Home Sales MoM Turun menjadi 2.2% dari 4.3%
28 Jan
FOMC Rate Decision Tetap 0.25%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
CPIN IJ 3120 7.40 3.33 EMTK IJ 9050 -9.05 -4.80 ASII IJ 5850 1.30 2.87 BBRI IJ 10825 -1.59 -4.04 UNVR IJ 35800 0.56 1.44 BBCA IJ 12950 -0.58 -1.73 EXCL IJ 3680 3.37 0.97 HMSP IJ 90125 -0.41 -1.65 ICBP IJ 14575 1.04 0.83 INTP IJ 18225 -2.28 -1.48 AMRT IJ 565 2.73 0.59 BIRD IJ 5600 -9.68 -1.42 LPKR IJ 1025 2.50 0.55 BSDE IJ 1650 -3.51 -1.09 CMNP IJ 2190 9.50 0.49 ISAT IJ 5100 -3.77 -1.03 BSIM IJ 442 9.14 0.49 INDF IJ 5650 -1.74 -0.83 TLKM IJ 3095 0.16 0.48 LPPF IJ 16500 -1.79 -0.83
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Buyung Poetra Sembada
Consumer 420-500 710.00 TBA TBA Bahana Securities
PT Mahaka Radio Integra
Trade & Service 750-1100 171.36 TBA TBA Trimegah Securities Tbk
PT Mitra Pemuda Infrastructure & Construction
22 January 2016
22 January 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
ADRO $ 0.0011 Cash Dividend 28 Dec-15 29 Dec-15 04 Jan-15 15 Jan-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 TBA TBA TBA
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 05 Feb’16 09 Feb’16 15 Feb – 11 Mar’16
TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
TPIA RUPSLB
25-Jan-16
TIRA RUPSLB
27-Jan-16
PDES RUPST
28-Jan-16
GPRA RUPSLB
29-Jan-16
RIMO RUPSLB
29-Jan-16
BJTM RUPSLB
29-Jan-16
GSMF RUPSLB
29-Jan-16
KONI RUPSLB
29-Jan-16
HEXA RUPSLB
11-Feb-16
ALKA RUPSLB
12-Feb-16
SIPD RUPSLB
15-Feb-16
WOMF RUPSLB
18-Feb-16
BBNP RUPSLB 19-Feb-16
BKSW RUPST 22-Feb-16
NIPS RUPSLB 23-Feb-16
SMCB RUPSLB 25-Feb-16
22 January 2016
22 January 2016
BBRI
TRADING BUY
S1 10625 R1 11150 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 10100 R2 11675
Closing
Price 10825
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 10625-Rp 11150
• Entry Rp 10825, take Profit Rp 11150
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 40.65 Negatif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) -45.89 Negatif
Bollinger Band (Mid) 11369 Negatif
MA5 11235 Negatif 8,400 9,000 9,600 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600
Jul August September October November December 2016 BBRI Upward Sloping Channel
11,368.8 11,250 11,235 10,825 10,825 10,825 10,667 11,387.5 11,775 12,125 12,125 12,125 12,585 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 23.56, Stochastic %K = 15.40, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 15.402 15.402 23.5643 23.5643 80 -300 -200 -100 0 100 200 0 BBRI - MACD (5,3) = 128.77, Signal() = 88.22
88.2235 128.768 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BBRI - TSI(3,5,3) = -45.89, Volume() = 30,890,700.00
-29.5312 -45.8859
0.00000
30,890,70
BBRI - William's % R(14) = -93.02, Volume() = 30,890,700.00 -93.0233 30,890,70 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
WTON
TRADING BUY
S1 985 R1 1015 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 955 R2 1045
Closing
Price 1000
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 985-Rp 1045
• Entry Rp 1000, take Profit Rp 1045
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 88.89 Negatif
MACD 13.09 Negatif
True Strength Index (TSI) 39.26 Negatif
Bollinger Band (Mid) 901 Positif
MA5 975 Positif 800 900 1,000 1,100 1,200
Jul August September October November December 2016
WTON Wedge 935 900.75 823.636 802.521 758.824 758.824 758.824 970 975 975 1,000 1,000 1,000 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 WTON - Stochastic %D(6,3,3) = 69.11, Stochastic %K = 74.51, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
69.113 69.113 20 74.5098 74.5098 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 WTON - MACD (5,3) = -8.51, Signal() = -7.88
-8.50767 -7.87885 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WTON - TSI(3,5,3) = 39.26, Volume() = 50,549,200.00
39.2593
0.00000
44.7324 50,549,20
WTON - William's % R(14) = -9.09, Volume() = 50,549,200.00 -9.09091
50,549,20
22 January 2016
22 January 2016
INDF
TRADING BUY
S1 5550 R1 5825 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 5275 R2 6100
Closing
Price 5650
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 5550-Rp 5825 • Entry Rp 5650, take Profit Rp 5825
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 76.20 Negatif
MACD 25.89 Negatif
True Strength Index (TSI) 3.91 Positif
Bollinger Band (Mid) 5486 Positif
MA5 5725 Negatif 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500
Jul August September October November December 2016 INDF Broadening Wedge
5,650 5,650 5,575 5,486 5,037.49 4,759.5 4,759.5 5,650 5,725 5,743.75 5,925 6,075 6,075 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 53.71, Stochastic %K = 49.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
49.359 49.359 20 53.7079 53.7079 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = 8.93, Signal() = -4.04
-4.04198 8.93251 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = 3.91, Volume() = 8,160,700.00
3.91335
0.00000
11.0788 8,160,700
INDF - William's % R(14) = -36.67, Volume() = 8,160,700.00 -36.6667 8,160,700 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SMRA
TRADING BUY
S1 1390 R1 1490 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1290 R2 1590
Closing
Price 1430
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 1390-Rp 1490 • Entry Rp 1430, take Profit Rp 1490
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 15.70 Negatif
MACD -18.17 Negatif
True Strength Index (TSI) -55.72 Negatif
Bollinger Band (Mid) 1564 Negatif
MA5 1500 Negatif 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000
Jul August September October November December 2016 SMRA Upward Sloping Channel
1,564.25 1,550 1,528.13 1,500 1,430 1,430 1,430 1,616.25 1,616.25 1,630 1,695 1,895 1,895 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 18.42, Stochastic %K = 17.17, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
18.4233 17.1655 17.1655 18.4233 20 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 SMRA - MACD (5,3) = 22.86, Signal() = 17.56
17.5635 22.861 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMRA - TSI(3,5,3) = -55.72, Volume() = 33,739,900.00
-46.7383 -55.721
0.00000
33,739,90
SMRA - William's % R(14) = -89.58, Volume() = 33,739,900.00 -89.5833 33,739,90 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
22 January 2016
22 January 2016
JPFA
TRADING BUY
S1 595 R1 650 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 560 R2 685
Closing
Price 615
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 595-Rp 650 • Entry Rp 615, take Profit Rp 650
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 19.12 Positif
MACD 0.69 Positif
True Strength Index (TSI) 7.39 Positif
Bollinger Band (Mid) 604 Positif
MA5 589 Positif 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0
Jul August September October November December 2016 JPFA Broadening Wedge
603.75 591.25 589 560 556 556 471.1 615 615 615 650 685 685 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 JPFA - Stochastic %D(6,3,3) = 38.77, Stochastic %K = 55.28, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
38.7734 38.7734 20 55.2814 55.2814 80 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 JPFA - MACD (5,3) = -4.32, Signal() = -0.83
-4.32391 -0.831574 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 JPFA - TSI(3,5,3) = 7.39, Volume() = 10,720,000.00
0.00000 -11.9835 7.38852
10,720,00
JPFA - William's % R(14) = -31.25, Volume() = 10,720,000.00 -31.25 10,720,00 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SIDO
TRADING BUY
S1 500 R1 530 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 480 R2 550
Closing
Price 515
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 500-Rp 530 • Entry Rp 515, take Profit Rp 530
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 8.04 Positif
MACD -2.47 Positif
True Strength Index (TSI) -24.85 Positif
Bollinger Band (Mid) 525 Negatif
MA5 503 Positif 420.0 440.0 460.0 480.0 500.0 520.0 540.0 560.0 580.0 600.0
Jul August September October November December 2016 SIDO Wedge 530 524.5 515 515 515 506.25 503 543.966 543.966 544.091 544.091 555 560.29 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SIDO - Stochastic %D(6,3,3) = 19.15, Stochastic %K = 35.79, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 19.1456 19.1456 35.7937 35.7937 80 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 SIDO - MACD (5,3) = -0.88, Signal() = 1.01
-0.875158 1.01146 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SIDO - TSI(3,5,3) = -24.85, Volume() = 2,656,900.00
-24.8527 -49.3062 0.00000
2,656,900
SIDO - William's % R(14) = -63.64, Volume() = 2,656,900.00 -63.6364 2,656,900 Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
22 January 2016
22 January 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
21-01-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 16375 16375 16125 15550 16125 16700 17275 Negatif Negatif Negatif 18150 15375
LSIP Trading Sell 1280 1280 1265 1215 1265 1315 1365 Negatif Negatif Negatif 1415 1210
SGRO Trading Buy 1765 1765 1775 1725 1750 1775 1800 Positif Positif Positif 1800 1400
Mining
PTBA Trading Sell 4165 4165 4120 3985 4120 4255 4390 Negatif Negatif Negatif 5475 4150
ADRO Trading Buy 450 450 482 419 440 461 482 Positif Positif Positif 540 437
MEDC Trading Sell 695 695 680 680 690 700 710 Negatif Negatif Negatif 1015 685
INCO Trading Sell 1385 1385 1360 1295 1360 1425 1490 Negatif Negatif Negatif 1695 1340
ANTM Trading Sell 304 304 299 287 299 311 323 Negatif Negatif Negatif 331 285
TINS Trading Sell 491 491 486 471 486 500 515 Negatif Negatif Negatif 530 451
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 1000 1000 1045 955 985 1015 1045 Positif Positif Positif 1020 780
SMGR Trading Sell 10075 10075 9900 9450 9900 10350 10800 Negatif Negatif Negatif 11500 10200
INTP Trading Sell 18225 18225 17850 16900 17850 18800 19750 Negatif Negatif Negatif 22800 18650
SMCB Trading Sell 915 915 905 880 905 930 955 Negatif Positif Negatif 1085 920
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 5850 5850 5775 5650 5775 5900 6025 Negatif Negatif Negatif 6600 5700
GJTL Trading Sell 494 494 489 479 489 499 510 Negatif Negatif Negatif 570 470
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 5650 5650 5825 5275 5550 5825 6100 Positif Positif Negatif 5925 4840
GGRM Trading Buy 55400 55400 55750 54350 55050 55750 56450 Positif Positif Negatif 57000 48275
UNVR Trading Buy 35800 35800 36125 34925 35525 36125 36725 Positif Positif Positif 37625 34150
KLBF Trading Buy 1330 1330 1355 1265 1310 1355 1400 Positif Positif Negatif 1505 1135
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1650 1650 1700 1550 1625 1700 1775 Positif Positif Negatif 1850 1580
PTPP Trading Buy 3940 3940 3970 3860 3915 3970 4025 Positif Positif Positif 4015 3600
WIKA Trading Buy 2800 2800 2855 2675 2765 2855 2945 Positif Positif Negatif 2910 2535
ADHI Trading Buy 2445 2445 2500 2310 2405 2500 2595 Positif Positif Positif 2495 2040
WSKT Trading Buy 1710 1710 1730 1660 1695 1730 1765 Positif Positif Negatif 1775 1605
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2360 2360 2330 2250 2330 2410 2490 Negatif Negatif Negatif 2915 2305
JSMR Trading Sell 5550 5550 5500 5375 5500 5625 5750 Negatif Negatif Negatif 6075 4575
ISAT Trading Sell 5100 5100 4985 4635 4985 5325 5675 Negatif Negatif Negatif 5825 5000
TLKM Trading Buy 3095 3095 3135 3005 3070 3135 3200 Positif Positif Positif 3385 2900
Finance
BMRI Trading Sell 9300 9300 9125 9125 9250 9375 9500 Negatif Negatif Negatif 9550 8450
BBRI Trading Buy 10825 10825 11150 10100 10625 11150 11675 Positif Positif Negatif 11825 10425
BBNI Trading Sell 4870 4870 4850 4790 4850 4910 4970 Negatif Negatif Negatif 5200 4780
BBCA Trading Buy 12950 12950 13125 12825 12925 13025 13125 Positif Positif Negatif 13800 12750
BBTN Trading Buy 1380 1380 1415 1340 1365 1390 1415 Positif Positif Positif 1420 1250
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 15825 15825 16100 15100 15600 16100 16600 Positif Positif Negatif 17025 13925