• Tidak ada hasil yang ditemukan

Doc1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Doc1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS ALAT PENANGKAPAN IKAN

ANALISIS ALAT PENANGKAPAN IKAN

(PENYAMBUNGAN JARING)

(PENYAMBUNGAN JARING)

disusun oleh :

disusun oleh :

INTAN ROIHATUL JANNAH HASLY (C451170171)

INTAN ROIHATUL JANNAH HASLY (C451170171)

RISMA

RISMA YUDHA

YUDHA ARYANTONO

ARYANTONO

(C451170281)

(C451170281)

SUDIRMAN

SUDIRMAN SUKARDI

SUKARDI

(C451170071)

(C451170071)

KHAIRUL UMAM

KHAIRUL UMAM

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2017

2017

(2)

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia perikanan tangkap terdapat beberapa jenis alat tangkap dimana setiap jenis alat tangkap tersebut memiliki target tangkapan dan cara pengoperasian yang berbeda. Beberapa alat tangkap yang beroperasi di perairan Indonesia antara lain pancing dan jaring. Keduanya masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Khusus alat tangkap jaring, ada beberapa yang paling banyak digunakan di perairan Indonesia seperti purse seine, Gillnet dan Bubu (Trap). Dalam sistem klasifikasi menurut Nomura dan Yamazaki, mengklasifikasikan alat penangkapan ikan menjadi 9 (sembilan) jenis, 7 (tujuh) golongan alat tangkap dikategorikan menggunakan jaring, 1 (satu) golongan pancing, dan 1 (satu) golongan alat tangkap lainnya.

Secara umum bahan jaring terdiri dari bahan textil dan non textil (Sahdori, 1983). bahan textil terbuat dari serat-serat sintetis yang diperoleh dari  persenyawaan kimia yang dilakukan oleh manusia, sering juga disebut “man made fibres”. Sedangkan bahan non textil terdiri dari serat alami yang terbuat dari bagian hewan atau tumbuhan seperti wol, ijuk, sutera, dll. Untuk Untuk jaring sendiri terdiri dari dua jenis yakni jaring multifilamen dan monofilamen. Jaring multifilamen terdiri dari banyak serat benang sedangkan untuk jaring monofilamen terdiri dari satu helai benang saja. Untuk jaring insang mayoritas menggunakan  jaring monofilamen, sedangkan untuk  purse seine  dan bubu lebih banyak

menggunakan jaring jenis multifilamen.

Dalam membuat alat tangkap, diperlukan beberapa teknik untuk merekayasa  pembuatan alat tangkap tersebut salah satunya adalah teknik penyambungan, yakni  penyambungan mesh to mesh, point to point, take up dan lasing . Penggunaan teknik tersebut tergantung dari kebutuhan dan bentuk alat tangkap. Selain untuk merekayasa pembuatan alat tangkap baru, teknik penyambungan juga digunakan untuk melakukan perbaikan apabila alat tangkap mengalami kerusakan.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis teknik dan fungsi dari penyambungan pada jaring.

(3)

2. Pembahasan

2.1. Menyambung jaring

Menambung jaring merupakan sebuah upaya untuk menyatukan atau merainkai bebrapa lembar jaring menjadi satu sehingga mempunyai bentuk jaring sesuai dengan yang diinginkan. Terdapat empat jenis penyambungan yang bisa dilakukan dalam menyambung jaring diantaranya, sambungan mesh dangan mesh, sambungan point dengan point, take up  dan lashing . Keempat teknik  penyambungan ini memiliki cara yang berbeda dan akan memiliki bentuk yang  berbeda pula.

Teknik penyambungan mesh dengan mesh adalah melakukan sambungan antara dua lembar jaring yang memiliki jumlah mata jaring yang sama dan jenis  potongan yang sama yakni potongan mesh.

Gambar 1. Penyambungan Mesh dengan Mesh

Cara penyambungan mesh dengan mesh dapat dimulai dari titik A1 lalu dirangkaikan dan disimpulkan ke titik B1, dilanjutkan ke titik A2 lalu dirangkaikan dan disimpulkan di titik B2, begitu seterusnya hingga seluruh lembar jaring tersambung.

Teknik penyambungan point dengan point digunakan untuk penyambungan  bagian jaring yang memiliki jumlah mata jaring yang sama dan jenis potongan yang

sama yakni point. Jenis penyambungan ini tidak beda jauh dengan penyambungan mesh dengan mesh yakni dengan cara memulai dari titik A1 kemudian dirangkaikan dan disimpulkan di titik B1.

(4)

Gambar 2. Penyambungan Point dengan Point

Kedua teknik penyambungan ini akan memakan waktu lama, sehingga nelayan hanya dapat melakukannya pada saat musim barat atau ketika nelayan sedang tidak melaut, dan tidak mungkin dilakukan saat operasi penangkapan sedang  berlangsung.

Jika ingin menyambung dua lembar jaring yang memiliki jenis potongan yang sama akan tetapi memiliki jumlah mata jaring yang berbeda maka dapat digunakan teknik penyambungan take up. Misalkan terdapat jaring A memiliki  jumlah mata jaring sebanyak 200 dan jaring B memiliki jumlah mata jaring

sebanyak 300. Maka cara yang dpat dilakukan adalah dengan cara mengambil  perbandingan dari kedua sisi yang akan disambungkan maka akan didapatkan  perbandingan 2:3. Dapat diartikan bahwa tiap dua mata jaring pada jaring A harus disambungkan dengan tiga mata jaring disisi jaring B. Hal yang demikian disebut dengan cara menyisip.

Gambar 3. Menyisip

Selain dengan teknik menyisip (creasing) teknik take up juga dapat dilakukan dengan cara mencari selisih dua bagian jaring yang akan disambung. Sebagaimana yang telah dicontohkan diatas. Ini berarti bahwa selisih tersebut harus dibagi rata untuk penyisipan agar 200 mata pada sisi A dapat dijadikan 300 mata, atau harus

(5)

 bagi rata untuk merangkapkan sisi B dari 300 mata agar menjadi 200 mata. Teknik ini disebut merangkap (baiting).

Gambar 4. Merangkap (baiting)

Teknik penyambungan yang terakhir adalah dengan cara lashing. Yang dimaksud menyambung dengan cara lashing adalah cara penyambungan dua sisi  jaring yang dilakukan seperti menjahit kain dengan tangan. Penyambungan dengan

cara ini dinilai teknik penyambungan yang sangat cepat dibandingkan dengan teknik penyambungan lain. Oleh karena itu teknik penyambungan ini sering dilakukan saat dilapangan atau saat operasi penangkapan berlangsung atau  penyambungan sementara karena waktu yang dibutuhkan sangat singkat sehingga  jaring dapat siap untuk digunakan.teknik ini biasa dilakukan bila kedua sisi atau salah satu dari sisi yang akan disambung terdiri dari hsil pola potong campuran atau  pola potong all bars. Namun teknik ini juga sering dilakukan pada jenis potongan yang sama (all point, all mesh) ketika jumlah mata jaring sangat banyak dan membutuhkan waktu yang sangat lama jika dilakukan teknik penyambungan point dengan point, atau mesh dengan mesh ataupun dengan take up.

Gambar 5. Penyambungan lashing  2.2. Perbaikan jaring

Teknik penyambungan jaring selain digunakan untuk membuat alat tangakap, teknik ini juga digunakan untuk memperbaiki jaring. Yang perlu kita perhatikan

(6)

dalam perbaikan pada jaring yakni; 1)Setiap simpul yang terbentuk pada mata  jaring harus lengkap dengan 4 sisi yang sama, kecuali pada simpul awal dan akhir, 2)Masing-masing baris yang terbentuk setengah mata jaring harus dilengkapi sebelum baris berikutnya, 3)Pada akhir masing-masing baris, setiap akan  berbalik/berubah arah, dibuat sebuah simpul sisi, 4)Setelah simpul sisi, maka  berikutnya dibuat simpul setengah mata kemudian sebuah “  pich-up “ diikuti dengan sebuah simpul setengah mata jaring atau sebuah simpul penutup, 5)Sebuah simpul sisi tidak dapat diikuti oleh sebuah simpul sisi pada sisi yang sama. Ini dapat terjadi bila simpul sisi yang lainnya berlawanan arah (berbelok).

Sebelum melakukan perbaikan jaring, hal yang sering dilakukan adalah melakukan pembersihan jaring. Namun dalam melakukan pembersihan jaring sebaiknya diperhatkan arah dari simpul jaring, apakah simpul jaring mengarah kesamping atau kebawah agar mampu melihat simpul yang tersambung dan simpul yang akan terlepas ketika dibersihkan.

Langkah langkah yang perlu dilakukan sebelum memperbaiki jaring yang sobek alangkah baiknya perhatikan kerusakan pada jaring terlebih dahulu dan arah dari simpul pada jaring, sehingga dapat mengetahui teknik penyambungan apa yang harus dilakukan dan bagian mana yang akan dibersihkan.

 Namun tak jarang jaring yang mengalami kerusakan yang parah sehingga sebuah perlu diganti, untuk mngatasi ini kita perlu malakukan teknik penambalan  jaring dengan cara mengambil bagian jaring yang rusak kemudian mengganti

dengan jaring yang baru. Untuk menggunakan cara ini perlu diperhatikan jenis  pemotongan pada jaring yang terambil dan pemotongan jaring yang akan dipasang.

Jumlah mata jaring yang akan di pasang tidak melebihi dari jumlah mata jaring yang terambil atau jumlah mata jaring yang akan digunakan untuk menambal setiap sisinya menggunakan persamaan n-1 dimana n merupakan jumlah potongan setiap sisi dari jaring yang terambil.

(7)

3. Penutup

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari tulisan yang berjudul teknik penyambungan  jaring diantaranya adalah terdapat empat jenis penyambungan yang bisa dilakukan

dalam menyambung jaring diantaranya, sambungan mesh dangan mesh, sambungan point dengan point, take up  dan lashing . Keempat teknik  penyambungan ini memiliki cara yang berbeda dan akan memiliki bentuk yang  berbeda pula.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 1. Penyambungan Mesh dengan Mesh
Gambar 3. Menyisip
Gambar 4. Merangkap (baiting)

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan, serta pengembangan sumber daya di

Arus - Alat perlindungan atau geganti perlindungan boleh dipilih atau ditatah supaya apabila berlaku arus lebih pemutus litar yang paling hampir dengan tempat berlakunya

Berdasarkan pemaparan pengaruh keempat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap nilai perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa teori sinyal

The phenomenon of spiritual intelligence, leadership, and organizational culture that has been described above, is believed to affect the formation of employeesOCB

Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan Ketidakpastian Lingkungan

Pembelajaran lempar lembing dengan bola berekor pada sisiwa kelas IV sangat memberikan suasanan yang baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dampak positif seperti

Standar ini menetapkan syarat mutu dan Standar ini menetapkan syarat mutu dan keamanan pangan ikan segar, bahan baku, keamanan pangan ikan segar, bahan baku, bahan

result of the implementation of the project activity within the project boundary: Harus konsisten dengan rumus dan/atau model yang diuraikan dalam metodologi baseline.... Data