• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLA HIDUP TERHADAP KENAIKAN ASAM URAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH POLA HIDUP TERHADAP KENAIKAN ASAM URAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA HIDUP TERHADAP KENAIKAN ASAM URAT

Erna Prasetyaningrum, Yustine Amalia

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang”

Jl. Letnan Jendral Sarwo Edie Wibowo Km 1 Plamongansari-Pucanggading-Semarang-50193 Korespondensi :ernaprasetyaningrum@gmail.com

ABSTRAK

Konsumsi makanan yang tidak tidak sehat akan menyebabkan terjadinya peningkatan asam urat. Asam urat merupakan kristal hasil dari metabolisme zat purin (bentuk turunan dari nucleoprotein). Purin terdapat dalam tubuh, yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh asupan makanan atau kebiasaan warga Posyandu dahlia mijen kota Semarang terhadap kenaikan kadar asam urat. Jenis penelitian yaitu korelasi dengan pendekatan cross sectional dan data yang didapat diolah secara deskripstif analitik. Didapat hasil dari 49 responden 22 responden terdeteksi memiliki asam urat yang tinggi, 13 responden berjenis kelamin wanita dan 9 responden berjenis kelamin laki-laki, responden yang paling banyak mengalami kenaikan asam urat pada usia 31-40 tahun sebanyak 31.82%, dan kebiasaan konsumsi yang paling banyak meningkatkan asam urat responden adalah gorengan,yaitu sebanyak 58.33%.

kata kunci : asam urat, pola hidup, jenis kelamin, usia

ABSTRACT

The consumption of unhealthy foods do not cause increased uric acid. Uric acid is a Crystalline substance metabolism results from purin (derivative of nucleoprotein forms). Purin is found in the body, which is derived from animals or plants. This research was conducted to find out the influence of food intake or habitual residents of posyandu dahlia mijen semarang against increment levels of uric acid. This type of research approach of cross correlation with secsional and data obtained processed in analytical deskripstif. The obtained results of the 49 respondents 22 respondents detected have high uric acid, 13-sex female respondents and 9 respondents-sex male, most respondents experience uric acid increment at the age of 31-40 years as much as 31.82%, and consumption habits that increase uric acid most respondents are fried foods, i.e. as much as 58.33%. keywords: uric acid, patterns of life, gender, age

(2)

PENDAHULUAN

Hidup yang tidak sehat akan berdampak pada kesehatan tubuh seseorang. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia adalah bentuk asupan dan kebiasaan yang dapat mempengaruhi asam urat didalam tubuh. Asam urat dalam kandungan yang berlebih didalam tubuh akan berakibat fatal untuk seseorang, salah satunya menyebabkan gangguan pada organ ginjal. Umumnya asam urat menyerang lutut, tumit dan jempol kaki. Sendi yang terserang tampak bengkak, merah, panas, nyeri di kulit, sakit kepala, dan tidak nafsu makan. Penyebabnya adalah naiknya kadar asam urat dalam darah (Hariana, 2005).

Penelitian Darmawan (2009), di Bandungan, Jawa tengah, terhadap 4.683 orang berusia 15-45 tahun yang diteliti, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita ) . Sementara itu, berdasarkan survei pendahuluan pada tanggal 2-4 Juni 2014, melalui Puskesmas Pembantu Di Desa Kedungwinong Kecamatan Sukolilo Pati dalam satu bulan rata-rata terdapat 35 orang yang mengalami penyakit gout. Tujuan penilitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola hidup (asupan yang dikonsumsi) masyarakat mijen terhadap kenaikkan kadar asam urat.

Asam urat adalah kristal yang terbentuk dari hasil metabolisme zat purin (bentuk turunan dari nukleoprotein). Purin merupakan salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel semua makhluk hidup. Purin terdapat dalam tubuh, terdapat juga pada makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan (daging, jeroan, sayur, buah, kacang, dll.)

Penyakit asam urat atau bisa disebut dengan Gout adalah peningkatan asam urat yang berlebih didalam tubuh, pada laki-laki asam urat lebih berbahaya apabila lebih dari 7 mg/dl sedangkan pada perempuan 6 mg/dl. Peningkatan asam urat dapat disebabkan karena ginjal yang mengalami gangguan eliminasi asam urat dalam jumlah yang banyak. (Wijayakusuma,2008)

Asam urat sebagian besar dieksresi melalui ginjal dan hanya sebagian kecil

melalui saluran cerna. Ketika kadar asam urat meningkat, disebut hiperuresemia, penderita akan mengalami pirai ( gout ). Penyebab hiperuresemia karena produksi yang berlebihan atau eskresi yang menurun (seperti pada gagal ginjal). Produksi yang berlebihan didapatkan pada penderita dengan keganasan, terjadi turnover purin dan DNA sangat tinggi. Penyebab lain hiperuresemia adalah alkohol, leukemia, karsinoma metastatik, multiple myeloma, hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, stress, keracunan timbal, dan dehidrasi akibat pemakaian diuretik. (Pagana,2001). Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) disebabkan oleh peningkatan produksi (overproduction), penurunan pengeluaran (underexcretion) asam urat melalui ginjal, atau kombinasi keduanya.

Tahap pertama Gout adalah hiperuresemia asimtomatik sedangkan tahap 2 adalah artritis Gout akut dengan permulaan mendadak pembengkakan dan nyeri luar biasa pada sendi ibu jari dan tarsofaringeal. Peradangan kronik akibat kristal kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. Gout dapat merusak ginjal sehingga ekskresi asam urat akan bertambah buruk. Kristal-krital asam urat dapat terbentuk pada interstitium medula, papila dan piramid sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu ginjal asam urat dapat juga terbentuk sebagai akibat sekunder dari gaut. Ginjal bekerja mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh dimana sebagian sisa asam urat dibuang melalui air seni. Apabila asam urat berlebihan dan ginjal tidak mampu lagi mengatur kestabilannya, maka asam urat akan menumpuk pada jaringan dan sendi, dan pada saat kadar asam urat tinggi maka akan timbul rasa nyeri yang hebat terutama pada daerah persendian. Kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner. Kelainan pada ginjal menentukan prognosis artritis pirai (asam urat), biasanya penderita meninggal karena faal ginjal yang jelek (Coe FL, 2004).

Peningkatan asam urat juga dapat terjadi pada pasien pra diabetes yang diduga terjadi karena adanya resistensi dan gangguan sekresi hormon insulin. Hiperinsulinemia yang terjadi pada pra diabetes mengakibatkan peningkatan reabsorbsi asam urat di tubulus

(3)

proksimal ginjal. Oleh karena itu deteksi awal hiperurisemia merupakan salah satu pemeriksaan sederhana sebagai penanda prognostik pra diabetes (Wisesa, 2009). Faktor risiko yang mempengaruhi tingginya asam urat diantaranya adalah umur, asupan purin yang berlebihan, kegemukan. Konsumsi purin yang terdapat dalam daging dan seafood berhubungan terhadap risiko peningkatan kadar asam urat, sedangkan produk susu dapat menurunkan risiko Gout dan konsumsi purin dari tumbuh-tumbuhan tidak berpengaruh terhadap risiko Gout. Sedangkan konsumsi karbohidrat kompeks seperti nasi, roti, ubi jalar dan ketela dapat memacu pembuangan kelebihan asam urat dalam darah (Sustrani, 2004)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross secsional. Sampel yang digunakan adalah peserta posyandu Dahlia III kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen kota Semarang sejumlah 49 orang. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan nopember tahun 2016. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan kerja sama mahasiswa keperawatan UNIMUS Semarang untuk pengambilan darah peserta posyandu. Data yang didapat di pilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Responden adalah warga mijen

peserta posyandu Dahlia III kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen Kota Semarang,

2. Responden memiliki usia minimal 18 tahun

3. Responden sedang tidak mengkonsumsi obat asam urat

4. Responden adalah orang yang sedang tidak diet makanan

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Responden tidak memiliki riwayat

penyakit gangguan ginjal

2. Responden adalah orang vegetarian. Data yang didapat diolah secara dekskripsi analitik non eksperimental, dimana data yang didapat diolah secara persentase dan dianalisa

sesuai dengan teori-teori pendukung atau pustaka.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil analisis didapatkan dari 49 responden/peserta posyandu dahlia kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen kota Semarang. Tabel 1. Distribusi frekuensi kadar asam urat Kadar asam urat Jumlah Persentase (%) Asam urat normal 27 55.10 Asam urat tinggi 22 44.90

Penelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa dari 49 responden terdapat 22 responden atau sebesar 44.90 % yang mengalami peningkatan kadar asam urat. Banyaknya responden yang menderita kenaikkan asam urat diatas normal kemungkinan terjadi diakibatkan dari beberapa factor. Factor penyebab kenaikan asam urat dipenelitian ini diantaranya adalah usia, jenis kelamin dan asupan makanan yang sering dikonsumsi oleh responden.

Walaupun sebagian besar responden memiliki kadar asam urat normal, namun masih terdapat beberapa orang yang memiliki kadar asam urat tinggi (Hiperurusemia) walaupun mereka sudah menjaga pola makan. Asam urat merupakan metabolisme akhir purin. Di dalam tubuh perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA , sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang substansial. Selain itu, Sylvia (2006) menjelaskan pada wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar serum urat meningkat seperti pada pria.

(4)

Tabel 2. Distribusi usia responden yang mengalami peningkatan asam urat

Usia Responden Jumlah Persentase (%)

21-30 0 0 31-40 7 31.81 41-50 5 22.72 51-60 5 22.72 61-70 3 13.63 >70 2 8.12

Penelitian ini tabel diatas menunjukkan responden yang paling tinggi mengalami kenaikkan asam urat pada usia 31-40 tahun sebanyak 7 responden atau sebesar 31.82%, dan pada usia 41-50 tahun dan 51-60 tahun memiliki jumlah yang sama yaitu 5 responden atau sebesar 22.73%. Variabel umur sama sekali tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar asam urat. Diketahui enzim urikinase yang mengoksidasi asam urat menjadi alotonin yang mudah dibuang akan menurun seiring dengan bertambah tuanya umur seseorang. Jika pembentukan enzim ini terganggu maka kadar asam urat darah menjadi naik (Sustrani dkk, 1998). Perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA , sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang substansial. Selain itu, Sylvia (2006) menjelaskan pada wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar serum urat meningkat seperti pada pria.

Kuzuya dkk pada 50.000 laki-laki dan 30.000 wanita di Jepang nonhiperuricemia yang menerima pemeriksaan tahunan pada instansi kesehatan antara 1989-1998 menemukan bahwa selang beberapa waktu serum asam urat mengalami kenaikan pada semua kelompok, tapi pada laki-laki yang lahir belakangan (yang lebih muda) mempunyai kadar asam urat lebih tinggi dari pada laki-laki yang lebih tua. Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa tidak selalu orang yang berusia lebih tua cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi. Dalam hal ini tidak signifikanya penelitian mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 3. Distribusi jenis kelamin yang mengalami peningkatan asam urat

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 9 40.91

Perempuan 13 59.09

Pada penelitian ini menggambarkan jenis kelamin perempuan yang paling banyak mengalami peningkatan asam urat sebanyak 13 responden atau sebesar 59.09%. dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 9 responden atau 40.91 %. Hal ini menjadi tidak sama denga teori-teori sebelumnya yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan akan mengalami peningkatan kadar asam urat lebih tinggi laki-laki disbanding perempuan. Akan tetapi pada kasus penelitian ini, data perempuan sebanyak 13 responden terdiri dari 7 orang responden wanita dimana sudah mengalami menopause, usia diatas 45 tahun.

Penelitian di Thailand oleh Vitoon et al terhadap 1381 pasien pada bulan Juli tahun 1999 sampai Februari tahun 2000, juga melaporkan angka kejadian hiperurisemia yang lebih tingi pada laki-laki (8,4%) dibandingkan dengan perempuan (7,8%). Vitoon et al juga melaporkan angka kejadian hiperurisemia pada laki-laki dan perempuan yang berusia di bawah 18 tahun masingmasing sebesar 4,3% dan 1,3% dan menjadi meningkat pada laki-laki dan perempuan yang berusia 30-39 tahun yakni masing-masing sebesar 17,4% dan 15,4%.6 Angka kejadian hiperurisemia lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan disebabkan oleh adanya perbedaaan status hormonal yaitu hormon estrogen. Hormon estrogen pada perempuan berperan dalam meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Hal ini menjelaskan mengapa hiperurisemia pada perempuan umumnya terjadi pada usia menopause.Tabel 4. Distribusi kebiasaan konsumsi responden yang meningkat asam urat Kebiasaan konsumsi Jumlah Persentase (%) Gorengan 21 58.33 Jeroan 5 13.89 Lemak 3 8.33 Minuman bersoda 2 5.56 Kopi 5 13.89

(5)

Pada penelitian yang dilakukan menunjukkan kebiasaan konsumsi gorengan mendapat nilai yang paling tertinggi yaitu sebesar 58.33%, dan konsumsi makanan jeroan menjadi makanan ke dua terbanyak pilihan dimana responden terjadi peningkatan kadar asam urat, yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 5 responden atau sebesar 13.89 %.

Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri. Makanan dan minuman tinggi purin yang selalu dikonsumsi merupakan pemicu asam urat (Indriawan,2009).

Purin yang terdapat dalam bahan pangan,terdapat dalam asam nukleat berupa nukleoprotein. Ketika di konsumsi, di dalam usus, asam nukleat ini akan dibebaskan dari nukleoprotein oleh enzim pencernaan. Selanjutnya, asam nukleat dipecah lebih lanjut menjadi purin dan pirimidin. Purin teroksidasi menjadi asam urat. Jika pola makan tidak dirubah, kadar asam urat dalam darah yang berlebihan akan menimbulkan menumpuknya kristal asam urat. Apabila kristal terbentuk dalam cairan sendi, maka akan terjadi penyakit gout (asam urat). Lebih parah lagi jika penimbunan ini terjadi dalam ginjal, tidak menutup kemungkinan akan menumpuk dan menjadi batu asam urat (batu ginjal) (Indriawan,2009).

Untuk menghindari penyakit gout, salah satu caranya adalah menjaga kadar asam urat dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7 mg%. Batasan tertinggi untuk pria adalah 6,5 mg% sedangkan untuk wanita 5,5 mg%. Di atas batas ini, biasanya akan terjadi pengkristalan. Dan juga disarankan untuk banyak minum air putih, minimal 2.5 liter/hari. Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.Tidak ada hubungan yang ditemukan antara diet dan UA (Erick, 2013). Mengurangi HDL-c adalah salah satu factor utama yang bertanggung jawab untuk peningkatan UA (hubungan negatif) pada wanita. semakin tinggi konsentrasiurat, semakin kecil ukuran HDL (Erick, 2013).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan banyaknya asupan makanan gorengan akan dapat meningkatkan kadar asam urat didalam tubuh. Disarankan membatasi konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi dengan minum air putih, minimal 2.5 liter/hari

REFERENSI

Coe FL, Favus MJ and Asplin JR. Nephrolithiasis. In: The Kidney. Vol 1,7th Ed. Editor; Brenner BM. WB Saunders, Philadelphia. 2004; pp 1215 – 1292. Erick Prado de Oliveira, Dietary,

anthropometric, and biochemical determinants of uric acid in free-living adults, Nutrition Journal 201312:11 doi:10.1186/1475-2891-12-11.

Hariana, A. (2005). 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya

Indriawan,iin.2009.Penyakit.repository.uniko m.ac.id/repo/sector/kampus/view/blo g/key/.../Penyakit. Diakses tanggal 13 maret 2011

Karema-Kaparang AMC, Hardianto Setiawan, Candra Wibowo. Kadar asam urat dalam serum dan urin suku minahasa dengan artritis gout. Medika Pebruari 2005, XXXI: 101-4.

Kumar S, Singh AR, Takhelmayum R, Shrestha P, Sinha JN, et al. Prevalence of hyperuricemia in Chitwan District of Nepal. Journal of college of Medical Sciences-Nepal. 2010;6(2):18-23.

Pagana KD. Mosby’s Diagnostic and Laboratory Test Reference 5th Ed. Mosby, Inc. St. Louis, 2001; 876-879.

Sustrani L, Syamsir A, & Iwan H (2004) Asam Urat informasi Lengkap untuk Penderita dan Keluarga, Edisi 6, Jakarta, Gramedia

Sylvia, Anderson, dkk, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, ECG, Jakarta

Utami, P. d. (2009). Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik. Jakarta.: Agromedia Pustaka.

Wijayakusuma, H. (2008). Ramuan Lengkap Herbal Tahlukkan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda.

(6)

Zakiah Haris K, Eldra Felishia M, Miftahudin, Meita Primiarti, Bayu Lesmono, M Nurrizki H, et al. Pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga mengenai artritis gout di kelurahan rawasari, jakarta pusat. Majalah Kedokteran Indonesia Januari 2005; 55(1): 9-15.

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi kadar asam urat   Kadar  asam  urat  Jumlah   Persentase (%)  Asam  urat  normal  27  55.10  Asam  urat  tinggi  22  44.90
Tabel  2.  Distribusi  usia  responden  yang  mengalami peningkatan asam urat

Referensi

Dokumen terkait

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan sakit perut, rewel, nafsu makan menurun dan sering tidak bisa tidur ketika malam hari karena mengeluh

Satu siklus untuk gaya punggung dan gaya bebas sama dengan dua dayungan lengan (kanan dan kiri), gaya kupu- kupu sama dengan satu gerakan tarikan penuh dan

Kecamatan Raya pada kemiringan 30% vegetasi jeruk dan rumput memiliki kriteria tingkat bahaya erosi berat, sedangkan pada kemiringan 15,4% vegetasi kopi tanpa

Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009. pelengkap lainnya ditambah biaya – biaya seperti penyusutan barang

Kamioietatik atera aleman batzu saiatu ziren Mauleko postara joaitera laguntza eske, baina ordukotz kaleak sasi gudariz beteak ziren, FTP ek arrapatu zituzten: beren armak ez

Menilai Kepuasan Pelanggan Terhadap CIMB Bagi mengkaji aspek tahap kepuasan pelanggan terhadap perkhidmatan yang disediakan oleh CIMB, pengkaji telah mengemukakan beberapa

Masjid Jami Nurul Farah Masjid Al-Islam RS-PELNI Masjid Al-kheir SDN 01,03 petamburan Pos Forkabi 1.. JAKARTA TIMUR Pos FPI. Rusun Petamburan

Sementara Anda memikirkan untuk membeli buku HYPNOWRITING ini, ada baiknya Anda mengetahui bahwa BONUS yang saya berikan di masa PRE ORDER ini belum tentu akan diadakan