• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATUS PENDERITA NEUROLOGI. Jenis Kelamin : Perempuan : Kalidoni ilir timur II kota Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STATUS PENDERITA NEUROLOGI. Jenis Kelamin : Perempuan : Kalidoni ilir timur II kota Palembang"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

STATUS PENDERITA NEUROLOGI

I. IDENTIFIKASI

Nama : Ny. MY

Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kalidoni ilir timur II kota Palembang

Agama : Islam

MRS Tanggal : 25 Mei 2013

II. ANAMNESA (Alloanamnesa)

Penderita dirawat di bagian syaraf RSMH karena mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan disertai penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba.

± 2 jam sebelum masuk rumah sakit, saat penderita sedang beristirahat tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan disertai penurunan kesadaran. Saat serangan, penderita tidak mengalami nyeri kepala, mual ataupun muntah. Penderita juga tidak mengalami kejang. Penderita tidak dapat mengungkapkan isi pikirannya baik secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pembicaraan orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan dan isyarat. Mulut penderita mengot ke kiri. Bicara pelo dan gangguan sensibilitas masih belum dapat dinilai.

Riwayat darah tinggi, kencing manis, stroke, penyakit jantung dan riwayat demam tidak ada.

(2)

III. PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS INTERNUS

Kesadaran : compos mentis GCS = 8 (E :3, M : 5, V : afasia) Gizi : cukup Suhu Badan : 36,5º C Nadi : 78 x/menit Pernapasan : 20 x/m Tekanan Darah: 110/70 mmHg Berat Badan : 40 kg Tinggi Badan : 155 cm

Jantung : HR = 88 x/m, murmur (-), gallop (-) Paru-paru : vesikuler (+) N, ronkhi (-), wheezing (-) Hepar : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Anggota Gerak: lihat status neurologikus Genitalia : tidak diperiksa

B. STATUS PSIKIATRIKUS

Sikap : tidak kooperatif Ekspresi Muka : wajar Perhatian : tidak ada Kontak Psikik tidak: ada

C. STATUS NEUROLOGIKUS KEPALA

Bentuk : brachiocephali Deformitas : tidak ada Ukuran : normocephali Fraktur : tidak ada Simetris : simetris Nyeri fraktur : tidak ada

Hematom : tidak ada Pembuluh darah : tidak ada pelebaran

(3)

LEHER

Sikap : lurus Deformitas : tidak ada

Torticolis : tidak ada Tumor : tidak ada Kaku kuduk : tidak ada Pembuluh darah : pelebaran (-)

SYARAF-SYARAF OTAK

N. Olfaktorius Kanan Kiri

Penciuman belum dapat dinilai belum dapat dinilai

Anosmia belum dapat dinilai belum dapat dinilai

Hyposmia belum dapat dinilai belum dapat dinilai

Parosmia belum dapat dinilai belum dapat dinilai

N.Opticus Kanan Kiri

Visus tidak diperiksa tidak diperiksa

Campus visi V.O.D V.O.S

Kanan Kiri - Anopsia (-) (-) - Hemianopsia (-) (-) Fundus Oculi - Papil edema (-) (-) - Papil atrofi (-) (-) - Perdarahan retina (-) (-)

(4)

Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens

Kanan Kiri

Diplopia (-) (-)

Celah mata (-) (-)

Ptosis (-) (-)

Sikap bola mata

Strabismus (-) (-)

Exophtalmus (-) (-)

Enophtalmus (-) (-)

Deviation conjugae (-) (-)

Gerakan bola mata Belum dapat dinilai Pupil

Bentuk bulat bulat

Besar Ø 3 mm Ø 3 mm

Isokor/anisokor isokor

Midriasis/miosis tidak ada tidak ada

Refleks cahaya

- Langsung (+) (+)

- Konsensuil (+) (+)

- Akomodasi (+) (+)

Argyl Robertson (-) (-)

N.Trigeminus Kanan Kiri

Motorik

Menggigit belum dapat dinilai belum dapat dinilai Trismus belum dapat dinilai belum dapat dinilai Refleks kornea belum dapat dinilai belum dapat dinilai Sensorik

Dahi belum dapat dinilai belum dapat dinilai Pipi belum dapat dinilai belum dapat dinilai

(5)

Dagu belum dapat dinilai belum dapat dinilai

N.Facialis Kanan Kiri

Motorik

Mengerutkan dahi belum dapat dinilai Menutup mata belum dapat dinilai

Menunjukkan gigi belum dapat dinilai

Lipatan nasolabialis belum dapat dinilai

Bentuk Muka

- Istirahat asimetris

- Berbicara/bersiul belum dapat dinilai

Sensorik

2/3 depan lidah belum dapat dinilai

Otonom

- Salivasi tidak ada kelainan - Lakrimasi tidak ada kelainan

- Chvostek’s sign (-) (-) N. Statoacusticus

N. Cochlearis Kanan Kiri

Suara bisikan belum dapat dinilai

Detik arloji belum dapat dinilai

Tes Weber belum dapat dinilai

Tes Rinne belum dapat dinilai

N. Vestibularis Kanan Kiri

Nistagmus (-) (-)

(6)

N. Glossopharingeus & N. Vagus Kanan Kiri

Arcuspharingeus simetris simetris

Uvula tengah tengah

Gangguan menelan tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Suara serak/sengau tidak ada tidak ada

Denyut jantung tidak ada kelainan tidak ada kelainan Refleks

Muntah tidak ada kelainan

Batuk tidak ada kelainan

Okulo kardiak tidak ada kelainan

Sinus karotikus tidak ada kelainan

Sensorik

1/3 belakang lidah tidak ada kelainan tidak ada kelainan

N. Accessorius Kanan Kiri

Mengangkat bahu belum dapat dinilai

Memutar kepala belum dapat dinilai

N. Hypoglossus Kanan Kiri

Mengulur lidah deviasi lidah ke kiri

Fasikulasi tidak ada tidak ada

Atrofipapil tidak ada tidak ada

Disartria ada

D. COLUMNA VERTEBRALIS

Kyphosis tidak ada kelainan

Scoliasis tidak ada kelainan

Lordosis tidak ada kelainan

Gibbus tidak ada kelainan

(7)

Tumor tidak ada kelainan Meningocele tidak ada kelainan

Hematoma tidak ada kelainan

Nyeri ketok tidak ada kelainan

E. BADAN DAN ANGGOTA GERAK

MOTORIK LENGAN Kanan Kiri

Gerakan

Kekuatan Lateralisasi ke kanan

Tonus Meningkat Normal

Refleks fisiologis

Biceps Meningkat Normal

Triceps Meningkat Normal

Radius Meningkat Normal

Ulna Meningkat Normal

Refleks patologis

Hoffman Ttromner tidak ada tidak ada

Leri tidak ada tidak ada.

Meyer tidak ada tidak ada

Trofik tidak ada tidak ada

TUNGKAI Kanan Kiri

Gerakan Lateralisasi ke kanan

Kekuatan

Tonus Meningkat Normal

Klonus

Paha tidak ada tidak ada

(8)

Refleks fisiologis

K P R Meningkat Normal

A P R Meningkat Normal

Refleks patologis

Babinsky Ada tidak ada

Chaddock tidak ada tidak ada

Oppenheim tidak ada tidak ada

Gordon tidak ada tidak ada

Schaeffer tidak ada tidak ada

Rossolimo tidak ada tidak ada

Mendel Bechterew tidak ada tidak ada

Refleks Kulit Perut

Atas : tidak ada kelainan Tengah : tidak ada kelainan Bawah : tidak ada kelainan Refleks cremaster : tidak ada kelainan Trofik : tidak ada kelainan

F. SENSORIK Tidak ada kelainan

(9)

G. GEJALA RANGSANG MENINGEAL

Kaku kuduk : tidak ada

Kerniq : tidak ada

Lasseque : tidak ada

Brudzinsky

Neck : tidak ada

Cheek : tidak ada

Symphisis : tidak ada

Leg I : tidak ada

(10)

H. GAIT DAN KESEIMBANGAN

Gait Keseimbangan dan Koordinasi

Ataxia : belum dapat dinilai Romberg : belum dapat dinilai Hemiplegic : belum dapat dinilai Dysmetri : belum dapat dinilai Scissor : belum dapat dinilai - jari-jari : belum dapat dinilai Propulsion : belum dapat dinilai - jari hidung : belum dapat dinilai Histeric : belum dapat dinilai - tumit-tumit : belum dapat dinilai Limping : belum dapat dinilai Rebound phenomen : belum dapat dinilai Steppage : belum dapat dinilai Dysdiadochokinesis : belum dapat dinilai Astasia-Abasia : belum dapat dinilai Trunk Ataxia : belum dapat dinilai Limb Ataxia : belum dapat dinilai

I. GERAKAN ABNORMAL Tremor : tidak ada Chorea : tidak ada Athetosis : tidak ada Ballismus : tidak ada Dystoni : tidak ada Myocloni : tidak ada

J. FUNGSI VEGETATIF

Miksi : tidak ada kelainan Defekasi : tidak ada kelainan Ereksi : tidak ada kelainan

K. FUNGSI LUHUR Afasia motorik : ada Afasia sensorik : tidak ada Apraksia : tidak ada Agrafia : tidak ada

(11)

Alexia : tidak ada Afasia nominal : tidak ada

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Pemeriksaan Hematologi (Tanggal 6 Mei 2013) DARAH Darah Rutin Hb : 12,2 g/dl Leukosit : 5.900/mm3 Diff Count : 0/5/0/61/26/10 Trombosit : 317.000/mm3 Hematokrit : 33 vol%

Gula Darah Sewaktu : 135 mg/dl

Kimia Klinik Hati SGOT : 28U/l SGPT :14 U/L Lemak Kolestrol HDL : 46mg/dl Kolestrol LDL : 138 mg/dl Trigliserid : 54 mg/dl Kolestrol Total : 192 mg/dl Ginjal Asam Urat : 4,1 mg/dl Ureum : 22 mg/dl Kreatinin : 0,47 mg/dl Elektrolit Calcium : 95 mmol.l Natrium : 142 mmol/l

(12)

Kalium : 4,4 mmol/l Klorida : 105 mmol/l

Faal Hemostasis

Protrombin Time (PT) : 14,8 detik

INR : 1,19 aPTT : 27,0 detik Fibrinogen : 285 D dimer : 160 URINE Berat jenis : 1010 PH : 8,0 Protein ; - Glukosa : - Keton : - Darah : - Bilirbin : - Urobilinogen : 2 Nitrit : + Sedimen - Epitel : positif + - Eritrosit : 0 - 2 - Leukosit : 8 – 10 - silinder : - - Kristal : - - mucus : - - Thorak : - - Jamur : -

(13)

- Bakteri : tidak diperiksa

FAECES

Konsistensi : tidak diperiksa Eritrosit : tidak diperiksa Lendir : tidak diperiksa Leukosit : tidak diperiksa Darah : tidak diperiksa Telur cacing : tidak diperiksa Amuba coli/ : tidak diperiksa

Histolitika : tidak diperiksa

LIQUOR CEREBROSPINALIS

Warna : tidak diperiksa Protein : tidak diperiksa Kejernihan : tidak diperiksa Glukosa : tidak diperiksa Tekanan : tidak diperiksa NaCl : tidak diperiksa Sel : tidak diperiksa Queckensted : tidak diperiksa Nonne : tidak diperiksa Celloidal : tidak diperiksa Pandy : tidak diperiksa Culture : tidak diperiksa

Pemeriksaan Khusus

(14)

Rontgen foto thorax :

Kesan : dalam batas normal

Rontgen foto columna vertebralis : tidak diperiksa Electroencephalography : tidak diperiksa Electroneuromyography : tidak diperiksa Electrocardiography : tidak diperiksa Arteriografi : tidak diperiksa Pneumografi : tidak diperiksa

(15)

CT scan

Kesan : Intra Cerebral Hemmorhage (ICH) pada kapsula interna sinistra, ± 25 cc,dengan midline IVH

(16)

RINGKASAN

ANAMNESA

Penderita dirawat di bagian syaraf RSMH karena mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan disertai penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba.

± 2 jam sebelum masuk rumah sakit, saat penderita sedang beristirahat tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada lengan kanan dan tungkai kanan disertai penurunan kesadaran. Saat serangan, penderita tidak mengalami nyeri kepala, mual ataupun muntah. Penderita juga tidak mengalami kejang. Penderita tidak dapat mengungkapkan isi pikirannya baik secara lisan, tulisan dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pembicaraan orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan dan isyarat. Mulut penderita mengot ke kiri. Bicara pelo dan gangguan sensibilitas masih belum dapat dinilai.

Riwayat darah tinggi, kencing manis, stroke, penyakit jantung dan riwayat demam tidak ada.

Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.

PEMERIKSAAN FISIK STATUS PRESENT Status Internus

Kesadaran : sopor GCS =E:3, M:5, V:0 Gizi : cukup Suhu Badan : 36,5 ºC Nadi : 78 x/m Pernapasan : 20 x/m Tekanan Darah: 110/70 mmHg Berat Badan : 40 kg Tinggi Badan : 155 cm

Jantung : HR = 86 x/m, murmur (-), gallop (-) Paru-paru : vesikuler(+) N, ronkhi (-), wheezing (-)

(17)

Hepar : tidak teraba Lien : tidak teraba

Anggota Gerak: lihat status neurologikus Genitalia : tidak diperiksa

Status Neurologis : Nn. Craniales :

N. III : pupil bulat, isokor, Ø 3 mm, refleks cahaya +/+

N. VII : plica nasolabialis kanan datar, sudut mulut kanan tertinggal

Fungsi motorik Lengan Kanan Lengan Kiri Tungkai Kanan Tungkai Kiri Gerakan Lateralisasi ke kanan Lateralisasi ke kanan Lateralisasi ke kanan Lateralisasi ke kanan Kekuatan Lateralisasi ke kanan Lateralisasi ke kanan Lateralisasi ke kanan Lateralisasi ke kanan

Tonus Meningkat Normal Meningkat Normal

Klonus - -

Refleks fisiologis

Meningkat Normal Meningkat Normal

Refleks Patologis

- - +Babinsky -

Fungsi sensorik : belum dapat dinilai Fungsi vegetatif : belum dapat dinilai Fungsi luhur : afasia motorik Gerakan abnormal : tidak ada

Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), kernig’s sign (-), lasseque’s sign (-) Gait dan keseimbangan : belum dapat dinilai

(18)

PEMERIKSAAN PENUNJANG DARAH Darah Rutin Hb : 12,2 g/dl Leukosit : 5.900/mm3 Diff Count : 0/5/0/61/26/10 Trombosit : 317.000/mm3 Hematokrit : 33 vol%

Gula Darah Sewaktu : 135 mg/dl

Kimia Klinik Hati SGOT : 28U/l SGPT :14 U/L Lemak Kolestrol HDL : 46mg/dl Kolestrol LDL : 138 mg/dl Trigliserid : 54 mg/dl Kolestrol Total : 192 mg/dl Ginjal Asam Urat : 4,1 mg/dl Ureum : 22 mg/dl Kreatinin : 0,47 mg/dl Elektrolit Calcium : 95 mmol.l Natrium : 142 mmol/l Kalium : 4,4 mmol/l Klorida : 105 mmol/l

(19)

Faal Hemostasis

Protrombin Time (PT) : 14,8 detik

INR : 1,19 aPTT : 27,0 detik Fibrinogen : 285 D dimer : 160 URINE Berat jenis : 1010 PH : 8,0 Protein ; - Glukosa : - Keton : - Darah : - Bilirbin : - Urobilinogen : 2 Nitrit : + Sedimen - Epitel : positif + - Eritrosit : 0 - 2 - Leukosit : 8 – 10 - silinder : - - Kristal : - - mucus : - - Thorak : - - Jamur : -

- Bakteri : tidak diperiksa

(20)

CT scan

Kesan : Intra Cerebral Hemmorhage (ICH) pada kapsula interna sinistra, ± 25 cc,dengan midline IVH

DIAGNOSIS

Diagnosis Klinik : 1. Penurunan kesadaran 2. Hemiparese dextra spastik 3. Parese N. VII dextra tipe sentral 4. Afasia motorik

Diagnosis Topik : kapsula interna

Diagnosis Etiologi : ICH (Intra Cerebri Hemmorhage)

PENGOBATAN

• Elevasi kepala 300 • O2 sungkup 6 L/menit

• IVFD Nacl 0,9% gtt xxx/menit • Inj. Asam tranexamat 3 x 500 mg i.v • Inj. Vit K 2 x 1 amp i.m

• Inj. Citicholine 2x250mg i.v

• Drip manitol 200cc habis dalam ½ jam • Sohobion tab 1x1

• Omeprazol caps 1x1 • Diet Cair 1500 kkal/NGT

PROGNOSA

Quo ad vitam : dubia

Quo ad functionam : dubia ad malam

(21)

A.Diagnosis banding topik

1. Lesi di cortex hemisferium cerebri, gejalanya:

Pada penderita ditemukan gejala:

Defisit motorik (hemiparese kontralateral lesi)

Hemiparese dextra spastik

Gejala iritatif (kejang) Tidak ada kejang Gejala fokal (kelumpuhan tidak sama

berat)

Kelemahan lengan dan tungkai kanan sama berat

Defisit sensorik pada sisi yang lumpuh Tidak ada gangguan sensibilitas pada tubuh sebelah kanan

Jadi kemungkinan lesi di cortex cerebri dapat disingkirkan.

2. Lesi di subcortex cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

Defisit motorik (hemiparese kontralateral lesi)

Hemiparese sinistra spastik

Afasia motorik murni Tidak ada afasia motorik murni

Jadi kemungkinan lesi di subcortex cerebri dapat disingkirkan.

3. Lesi di capsula interna, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala: Hemiparese/hemiplegi typica Hemiparese sinistra spastik Parese n.VII sentral Parese N.VII sentral Parese n.XII sentral Parese N. XII sentral Kelemahan sisi yang lumpuh sama

berat

Kelemahan sisi yang lumpuh sama berat

Jadi kemungkinan lesi di capsula interna belum dapat disingkirkan Kesimpulan:

(22)

B. Diagnosis banding Etiologi: 1. Trombosis cerebri

2. Emboli cerebri 3. Hemoragic cerebri

1. Trombosis cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala: - Tidak ada kehilangan kesadaran - Ada kehilangan kesadaran - Terjadi saat istirahat - Terjadi saat aktivitas Jadi kemungkinan etiologi trombosis cerebri dapat disingkirkan.

2. Emboli cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala: - Kehilangan kesadaran < 30 menit - - Kehilangan kesadaran > 30 menit - Ada arterial fibrilasi - Tidak ada arterial fibrilasi

- Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat aktivitas Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan

3. Hemoragic cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala: - Kehilangan kesadaran > 30 menit - Kehilangan kesadaran > 30 menit - Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat aktivitas

- Didahului sakit kepala, mual dan Muntah

- Didahului sakit kepala disertai muntah dan mual

Jadi kemungkinan etiologi hemoragia cerebri belum dapat disingkirkan.

Kesimpulan:

Diagnosis etiologi: Hemoragic cerebri

Skor Stroke Siriraj :

(23)

GCS 13-8 (nilai 1) GCS 7-3 (nilai 2)

Muntah : Ada (nilai 1)

Tidak ada (nilai 0)

Cephalgia : Ada (nilai 1) Tidak ada (nilai 0)

Diastolik : 70 mmHg

(Atheroma / :Ttidak Ada (nilai 0) (nilai 0) Angina pain,

Klaudikasio)

SJ : (2,5 x derajat kesadaran) + ( 2 x Vomitus) + ( 2 x Nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolic) - (3 x petanda ateroma) - 12

: (2,5 x 2 ) + ( 2 x 0 ) + (2 x 0 ) + (0,1 x 70) - (3 x 0) - 12 : 5 + 0 + 0 + 7 - 0 - 12

: 0

Interpretasi : > 1 Stroke hemoragik < 1 Stroke non hemoragik -1 sp 1 Borderline

Kesimpulan Boderline

(24)

STROKE HEMORAGIK Definisi

Stroke Hemorrhagic meliputi pendarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage) dan pendarahan diantara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage).

Terdapat dua jenis utama pada stroke yang mengeluarkan darah : (intracerebral hemorrhage dan (subarachnoid hemorrhage. Gangguan lain yang meliputi pendarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai stroke.

Intracerebral Hemorrhage Definisi

Intracerebral hemorrhage adalah pendarahan di dalam otak. Intracerebral hemorrhage. berjumlah sekitar 10% dari seluruh stroke tetapi persentasenya kematian lebih tinggi dari disebabkan stroke. Di antara orang yang berusia lebih tua dari 60 tahun, intracerebral hemorrhage lebih sering terjadi dibandingkan subarachnoid hemorrhage.

Penyebab

Intracerebral hemorrhage sangat sering terjadi ketika tekanan darah tinggi kronis melemahkan arteri kecil, menyebabkannya menjadi pecah. Penggunaan kokain dan ampetamin bisa menyebabkan tekanan darah yang sangat tinggi dan pendarahan untuk sementara waktu. Pada beberapa orang yang tua, protein tidak normal disebut amyloid yang menumpuk pada arteri otak. Penumpukan ini (disebut amyloid angiopathy) melemahkan arteri dan bisa menyebabkan pendarahan.

Umumnya tidak banyak penyebabnya termasuk ketidaknormalan pembuluh darah yang ada ketika lahir, luka, tumor, peradangan pada pembuluh darah (vasculitis), gangguan pendarahan, dan penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlalu tinggi. Gangguan pendarahan dan penggunaan antikoagulan meningkatkan resiko sekarat dari intracerebral hemorrhage.

(25)

Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba-tiba. Dalam sekitar setengah orang, hal itu diawali dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktifitas. Meskipun begitu, pada orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala terbentuknya disfungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan pendarahaan.

Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa, seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan tidak bisa berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu atau hilang. Mata bisa di ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau kecil. Mual, muntah, serangan, dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai menit.

Diagnose

Dokter bisa seringkali mendiagnosa intracerebral hemorrhage berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Meskipun begitu, computed tomography (CT) atau Magnetic resonance imaging (MRI) juga dilakukan. Kedua tes bisa membantu dokter membedakan stroke yang mengeluarkan darah dari stroke ischemic. Tes tersebut bisa juga menunjukkan seberapa jaringan otak yang telah rusak dan apakah tekanan meningkat pada daerah otak. Kadar gula darah diukur karena kadar gula darah yang rendah bisa menyebabkan gejala yang serupa pada mereka yang terkena stroke.

Pengobatan

Pendarahan intracerebral lebih mungkin menjadi fatal dibandingkan stroke ischemic. Pendarahan tersebut biasanya besar dan catastrophic, khususnya pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. Lebih dari setengah orang yang mengalami pendarahan besar meninggal dalam beberapa hari. Mereka yang bertahan hidup biasanya kembali sadar dan beberapa fungsi otak bersamaan dengan waktu. Meskipun begitu, kebanyakan tidak sembuh seluruhnya fungsi otak yang hilang.

Pengobatan pada pendarahan intracerebral berbeda dari stroke ischemic. Anticoagulant (seperti heparin dan warfarin), obat-obatan trombolitik, dan obat-obatan antiplatelet (seperti aspirin) tidak diberikan karena membuat pendarahan makin buruk. Jika orang yang menggunakan antikoagulan mengalami stroke yang mengeluarkan darah, mereka bisa memerlukan pengobatan yang membantu penggumpalan darah seperti :

(26)

 Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse.

 Transfusi atau platelet.

 Transfusi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet (plasma segar yang dibekukan).

 Pemberian infus pada produk sintetis yang serupa pada protein di dalam darah yang membantu darah untuk menggumpal (faktor penggumpalan).

Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di dalam tengkorak, bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup, jarang dilakukan karena operasi itu sendiri bisa merusak otak. Juga, pengangkatan penumpukan darah bisa memicu pendarahan lebih, lebih lanjut kerusakan otak menimbulkan kecacatan yang parah. Meskipun begitu, operasi ini kemungkinan efektif untuk pendarahan pada kelenjar pituitary atau pada cerebellum. Pada beberapa kasus, kesembuhan yang baik adalah mungkin.

Subarachnoid Hemorrhage Definisi

Subarachnoid hemorrhage adalah pendarahan ke dalam ruang (ruang subarachnoid) diantara lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) para jaringan yang melindungan otak (meninges). Subarachnoid hemorrhage adalah gangguan yang mengancam nyawa yang bisa cepat menghasilkan cacat permanen yang serius. Hal ini adalah satu-satunya jenis stroke yang lebih umum diantara wanita.

Penyebab

Subarachnoid hemorrhage biasanya dihasilkan dari luka kepala. Meskipun begitu, pendarahan mengakibatkan luka kepala yang menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangankan sebagai stroke.

Subarachnoid hemorrhage dipertimbangkan sebagai sebuah stroke hanya ketika hal itu terjadi secara spontan-yaitu, ketika pendarahan tidak diakibatkan dari kekuatan luar, seperti kecelakaan atau jatuh. Pendarahan spontan biasanya diakibatkan dari pecahnya secara tiba-tiba aneurysm di dalam arteri cerebral. Aneurysms menonjol pada daerah yang lemah pada dinding arteri. Aneurysms biasanya terjadi dimana cabang nadi. Aneurysms kemungkinan hadir ketika lahir (congenital), atau mereka berkembang kemudian, setelah

(27)

tahunan tekanan darah tinggi melemahkan dinding arteri. Kebanyakan subarachnoid hemorrhage diakibatkan dari aneurysm sejak lahir.

Agak sering terjadi, subarachnoid hemorrhage diakibatkan dari pecahnya jaringan tidak normal antara arteri dengan pembuluh (arteriovenous malformation) di otak atau sekitarnya. Arteriovenous malformation kemungkinan ada sejak lahir, tetapi hal ini biasanya diidentifikasikan hanya jika gejala terjadi. Jarang, penggumpalan darah terbentuk pada klep jantung yang terinfeksi, mengadakan perjalanan (menjadi embolus) menuju arteri yang mensuplai otak, dan menyebabkan arteri menjadi meradang. Arteri tersebut bisa kemudian melemah dan pecah.

Gejala

Sebelum pecah aneurysm biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala sampai menekan saraf atau bocornya darah dalam jumlah sedikit, biasanya sebelum pecahnya besar (yang menyebabkan sakit kepala). Kemudian menghasilkan tanda bahaya, seperti berikut di bawah ini :

 Sakit kapala, yang bisa tiba-tiba tidak seperti biasanya dan berat (kadangkala disebut sakit kepala thunderclap).

 Nyeri muka atau mata.

 Penglihatan ganda.

 Kehilangan penglihatan sekelilingnya.

Tanda bahaya bisa terjadi hitungan menit sampai mingguan sebelum pecah. Orang harus melaporkan segala sakit kepala yang tidak biasa kepada dokter dengan segera.

Pecahnya bisa terjadi karena hal yang tiba-tiba, sakit kepala hebat yang memuncak dalam hitungan detik. Hal ini seringkali diikuti dengan kehilangan kesadaran yang singkat. Hampir separuh orang yang terkena meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Beberapa orang tetap dalam koma atau tidak sadar. Yang lainnya tersadar, merasa pusing dan mengantuk. Mereka bisa merasa gelisah. Dalam hitungan jam atau bahkan menit, orang bisa kembali menjadi mengantuk dan bingung. Mereka bisa menjadi tidak bereaksi dan sulit untuk bangun. Dalam waktu 24 jam, darah dan cairan cerebrospinal disekitar otak melukai lapisan pada jaringan yang melindungi otak (meninges), menyebabkan leher kaku sama seperti sakit kepala berkelanjutan, sering muntah, pusing, dan rasa sakit di punggung

(28)

bawah. Frekwensi naik turun pada detak jantung dan bernafas seringkali terjadi, kadangkala disertai kejang.

Sekitar 25% orang mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan kerusakan pada bagian spesifik pada otak, seperti berikut di bawah ini :

 Kelelahan atau lumpuh pada salah satu bagian tubuh (paling sering terjadi).

 Kehilangan perasa pada salah satu bagian tubuh.

 Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa (aphasia).

Gangguan hebat bisa terjadi dan menjadi permanen dalam hitungan menit atau jam. Demam adalah hal yang biasa selama 5 sampai 10 hari pertama.

Subarachnoid hemorrhage bisa menyebabkan beberapa masalah serius lainnya :

Hydrocephalus : dalam waktu 24 jam. Darah dari subarachnoid hemorrhage bisa menggumpal. Darah yang menggumpal bisa mencegah cairan di sekitar otak (cairan cerebrospinal) dari kekeringan seperti normalnya. Akibatnya, penumpukan darah di dalam otak, meningkatkan tekanan di dalam tengkorak. Hydrocephalus bisa menyebabkan gejala-gejala seperti sakit kepala, mengantuk, pusing, mual, dan muntah dan bisa meningkatkan resiko pada koma dan kematian.

 Vasospasm : sekitar 3 sampai 10 hari setelah pendarahan, arteri di dalam otak bisa kontraksi (kejang), membatasi aliran darah menuju otak. Kemudian, jaringan otak bisa tidak mendapatkan cukup oksigen dan bisa mati, seperti stroke ischemic. Vasopasm bisa menyebabkan gejala yang serupa pada stroke ischemic, seperti kelemahan atau kehilangan perasa pada salah satu bagian tubuh, kesulitan menggunakan atau memahami bahasa, vertigo, dan koordinasi lemah.

 Pecahan kedua : kadangkala pecahan kedua terjadi, biasanya dalam waktu seminggu.

Diagnose

Jika orang mengalami secara tiba-tiba, sakit kepala hebat yang puncaknya dalam hitungan detik disertai oleh berbagai gejala yang diduga stroke, mereka harus segera pergi ke rumah sakit.

(29)

Computed tomography (CT) dilakukan untuk memeriksa pendarahan. Ketukan tulang belakang (lumbar puncture) dilakukan jika CT tidak meyakinkan atau tidak tersedia. Hal itu bisa mendeteksi darah apa saja di dalam cairan cerebrospinal. Ketukan tulang belakang tidak dilakukan jika dokter menduga bahwa tekanan di dalam tengkorak meningkat. Cerebral angiography dilakukan segera mungkin untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan lokasi aneurysm atau arteriovenous malformation menyebabkan pendarahan. Magnetic resonance angiography atau CT angiography kemungkinan digunakan sebagai pengganti.

Pengobatan

Sekitar 35 % orang meninggal ketika mereka mengalami subarachnoid hemorrhage yang menyebabkan aneurysm karena hal itu mengakibatkan kerusakan otak yang luas. 15 % orang yang lainnya meninggal dalam beberapa minggu karena pendarahan dari pecahan kedua. Orang yang bertahan untuk 6 bulan tetapi yang tidak melakukan operasi untuk aneurysm memiliki 3% kemungkinan mengalami pecahan lainnya setiap tahun. Kelihatannya adalah baik ketika penyebabnya adalah arteriovenous malformation. Kadangkala, pendarahan disebabkan oleh kerusakan kecil yang tidak terdeteksi oleh cerebral angiography karena kerusakan telah tertutupi dengan sendirinya. Dalam beberapa kasus, kelihatannya adalah sangat baik. Beberapa orang kebanyakan atau keseluruhan sembuh dan fungsi fisik setelah subarachnoid hemorrhage

Orang yang mengalami subarachnoid hemorrhage dirawat di rumah sakit dengan segera. Istirahat total tanpa alasan adalah perlu. Analgesik seperti opoid (tetapi bukan aspirin atau obat-obatan anti-inflammatory nonsteroidal lainnya, yang dapat memperburuk pendarahan) diberikan untuk mengendalikan sakit kepala hebat. Pelembut tinja diberikan untuk mencegah bersusah payah selama buang air besar. Nimodipine, penghambat saluran kalsium, biasanya diberikan melalui mulut untuk mencegah vasospasm dan stroke ischemis berikutnya. Dokter melakukan penghitungan (seperti memberikan obat-obatan dan menyesuaikan jumlah cairan infus yang diberikan) untuk menjaga tekanan darah pada level rendah yang cukup untuk menghindari pendarahan lebih lanjut dan cukup tinggi untuk menjaga aliran darah menuju bagian-bagian rusak pada otak. Kadangkala, potongan tabung plastik (shunt) kemungkinan diletakkan di dalam otak untuk mengeringkan cairan

(30)

cerebrospinal keluar dari otak. Prosedur ini menghilangkan tekanan dan mencegah hydrochepalus.

Untuk orang yang mengalami aneurysm, prosedur operasi dilakukan untuk mengisolasi, memblok, atau mendukung dinding pada arteri yang lemah dan dengan demikian mengurangi resiko fatal pada pendarahan kemudian. Prosedur ini sulit, dan dengan mengabaikan bagian mana yang digunakan, resiko kematian adalah tinggi, khususnya untuk orang yang dalam keadaan pingsan atau koma. Waktu yang paling tepat untuk operasi adalah kontroversial dan harus diputuskan berdasarkan keadaan orang tersebut. kebanyakan ahli bedah saraf menganjurkan operasi dalam waktu 24 jam sejak dimulainya gejala, sebelum hydrocepalus dan vasopasm berkembang. Jika operasi tidak dapat dilakukan secepat ini, prosedur tersebut kemungkinan ditunda 10 hari untuk mengurangi resiko pada operasi, tetapi kemudian pendarahan lebih mungkin untuk terulang karena jangka waktu menunggu lebih lama.

Prosedur yang biasanya dipakai, disebut operasi neuroendovascular, meliputi memasukkan kawat bergulung ke dalam aneurysm. Gulungan dipasang menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam arteri dan disusupkan ke dalam aneurysm. Dengan begitu, prosedur ini tidak memerlukan pembukaan tengkorak. Dengan aliran darah yang lambat melalui aneurysm, gulungan menaikkan pembentukan gumpalan, yang menutup aneurysm dan mencegah dari pecah. Operasi neuroendovascular bisa sering dilakukan pada waktu yang sama dengan angiography cerebral, ketika aneurysm didiagnosa.

Jarang, penjepit (klip) baja ditempatkan melintangi aneurysm. Prosedur ini mencegah darah masuk ke aneurysm dan menghilangkan resiko pecah. Penjepit tinggal ditempatnya secara permanen. Kebanyakan penjepit yang diletakkan 15 sampai 20 tahun kemudian dipengaruhi oleh kekuatan magnet dan bisa berubah letak selama magnetic resonance imaging (MRI). Orang yang memiliki penjepit ini harus memberitahukan kepada dokter mereka jika MRI menjadi pertimbangan. Penjepit baru tidak bisa dipengaruhi oleh kekuatan magnet.

(31)
(32)
(33)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian di wilayah kerja puskesmas Deket Kabupaten Lamongan sebagian besar ibu primigravida berpendidikan SMP (42,9%) dan tidak dapat dipungkiri

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui 1) daerah asal dan penggunaan moda transportasi pekerja yang melakukan mobilitas harian untuk bekerja di CBD Kota

Simpulan penelitian ini adalah derajat keparahan pneumonia komunitas pada geriatri berdasarkan skor CURB-65 yang dirawat di Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit

Membaca majalah mode sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang jarang atau tidak pernah dilakukan oleh sebagian siswa dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

Maka dilakukan kajian perhitungan analisis agar limbah cair dapat memberikan keuntungan bagi pabrik dari segi keekonomian, dengan cara menganalisis produksi gas

Belanja modal pengadaan buku peraturan perundang-undangan. Belanja Penyediaan Makanan

Nilai-nilai karakter yang dapat dipetik dari Wu Li adalah: mengajarkan murid untuk belajar dengan rasa percaya diri, mandiri, kerja keras, kritis, kreatif, bersemangat,

Berdasarkan tabel 6 , diketahui bahwa pada Karang Taruna di Desa Ngargogondo Borobudur Magelang yang memiliki karang gigi terbanyak yaitu dengan kriteria baik yaitu