TUGASAKHIR
[OE. 1701]ANALISA GELOMBANG RUNUP
PADA RE\TETMENT DI SANGSIT, BALI
PERPUSTAKAAN TgJ. Terilra
Oleh:
Sukma \Vidvawan
4t:JV ~01 A•... 100 010 V• ... I T SR
s
\'::Q.
~.t
I·
Lf70
~
wco.
1A-I
19<;9
JURUSAN TEK..t\t!K KELAUTAN
FAKULTASTEfu~OLOGIKELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NO PEMBER
SURABAYA, 1999
~ IAILIK PE '•
~:l':i
l'l
~
ANALJSA GELOMBANG RUNUP
PADA REVETMENT 01 SANGSIT, BALl
TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Untuk Menyelesaikan Studi Program Sarjana
pad
a
J.
urusan Teknik Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Surabaya, Februari 1999
Mengetahui
I
Menyetujui
Oosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
C:F
Dr. lr. W.A. Pratikto, MSc.
lr. Suntoyo
NIP :130
816210
NIP ·132
1?3 . 977Abstraksi
Hantaman gelombang pada pantai akan mengakibatkan
adanya erosi dan akresi, sehingga diperlukan bangt.lnan pelindung
pantai untuk menjaga garis pantai. Pada bangunan pelindung
pantai, gelombang yang membentur slope tersebut akan merambat
menaiki permukaan bangunan tersebut yang biasa disebut dengan
gelombang runup.
Revetment adalah
strnktur yang
mempertimbangkan
keringgian
nmup
zm
dalam
perancangannya.
Biasanya
perancangan dari struktur tersebut dilaku
.
kan dengan test model
atau dengan formula empiris, sedangkan analisa yang akan
dilakukan simulasi numerik dengan menggunakan persamaan
diferensial untuk memperhitungkan wave runup pada kemiringan
revetment tersebut dimulai dari kaki struktur.
Kemudian
h.asil yang diperoleh dibandingkan dengan acu.an
data
yang didapat yaitu pada pantai Sangsit, Bali dan diarw.lisa
perilaku nmup dari hasil yang didapatkan tersebut. Perhitungan
Runup dengan Koefisien gesek yang konstan temyata memberikan
hasil yang cukup baik digunakan untuk pendekatan struktur
permeable,
walaupun dalam perhitungan struktur diasumsikan
impermeable, hanya diperlukan penetapan harga koefisien yang
lebih tepat. Selain itu didapatkan bahwa besamya ketinggi.an r1..1nup
dipe11..gah-.1hi oleh kemiringan strt...Lkf:t...Lr dimana semakin tajam
kemiringan struktur maka besamya rnnup akan semakin berkurang
dimana pada kemiringan
33,6yo
nmup berkisar antara
1,15
mdan
1,
5
msedangkan pada sudut
11,3F
runup berkisar
1,225
mdan
2,05m
.
KA T.A PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil'alarnin. Segala pUJl hanya kepada
Allah SWT., Tuhan semesta alam. Kalimat itul.:::lh yang pantas
penulis ucapkan atas proses kerja yang cukup panjang, hanya
karena Dialah penulis dapat rnenyelesaikan Tugas
Akhir
ini yang
berjudul
Analisa Gelombang Runup pada RerJetment di
Sangsit;
Bali
Laporan
Tugas
Akhir
ini ditulis untuk rnelengkapi Mata
Kuliah Tugas Akhir
(OE1701), dikeijakan sebagai sala..."t1 satu syaratuntuk menyelesaikan studi kesarjanaan_ strata
S-1 di Jurusan
Teknik Keiautan, Fakuitas Teknologi Kelautan
ITS. Dan Penulis
menyada...ri tanpa bantuan, bimbingan dan dukunga...11 dari semua
piha...l( penulis tak a...1(a...n bisa menyelesai_l(an Tugas A.l(hir ini.
Karena
itu
penulis
ingin
menyarnpaikan rasa terimakasih kepada
sernua pihak yang membantu , baik selama mengerjakan Tugas
Ak..h.ir ini maupun sel.:::lma menempuh studi di Teknik Kelautan,
diantaranya untuk
:
l
.
Keluargaku semua terutama ibu, adikku, juga Nenek,
Paklik Man, Bulik Mari, Bulik Titin dan Bulik Henti.
2.
Bap.:::li.c
Ir. W.A.
Prati.i.cto,
Msc., F..h.D.
sebku dosen
pembimbing perta...rna.
3.
Bapa...'k: Ir. Suntoyo selaku dosen pembimbing kedua da...n
yang memberi..i<an tema untuk tugas a._l(hir ini.
4 .
Bapak Ir Made Wirawan sebagai salah satu staff Dinas
Pekerjaan Umum Daerah Bali, yang telah membantu
penulis dalam pencanan data untuk keperluan tugas
akhir.
5.
Bapak Dr. Ir. E.B. Djatrniko dan Bapak Dr. Ir Paulus
Indiyono selaku ketua dan sekertaris Jurusan Teknik
Kelautan.
6.
Bapak lr. H
.
andayanu, Msc., sebagai dosen wali yang
dengan sabar dan pengertian rnembirnbing penulis dan
Bapa..l< Dr. Ir. Wahyudi, Msc., dan Ir. Bapak Ir. Hasan
Ikhwani, Msc. sebagai dosen wali pula yang mernberikan
arahan akan perjala.."lan penulis di ITS.
7 .
Segenap Dosen
pengajar daJ1
karyawan
Fakultas
Teknologi
kelautan,
khususnya
Jurusan
Teknik
Kelautan.
8
.
Ternan seperjalanan ke Bali, dalam memperoleh data
Tugas Akhir, Arief Budijanto dan Benny Chandra.
9.
Ternan - ternan selama Lantai
lV,
Anas, Arinta, Aris
Kepes, Hery pakde, Edi, Gimbun, Ayik, !wan, Roni,
Dargombes,
Vera, Bagus, Adi, Kancut da.11. Joha.ldem,
Hasby, Duwik, Daryono, Paulus, Anggun pacta generasi
saat
-
saat terakhir penulis menyelesaikan 'fl..1gas Akhir.
10
.
Ternan - ternan satu angkatan Hery artis, Daya, Wisnu
jemblung, Baron, Gatot danlainya atas persahabatannya.
l l .
Ternan - ternan baikku Ayik, h\·an, Roni, Fajar, Zainul,
Dul, Anton dan Deny yang selalu memberi dorongan.
12 .
Da..'1 Kepada semua pihak dengan tanpa mengurangi
rasa hormat yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
Surabaya, Februa..ri, 1999
Penulis
DAFTARISI
Halaman Judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar lsi
Daftar Notasi
BAB I. PENDAHULUAN
1.
1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. 4 Batasan Masalah
1.5 Metodologi dan Sistematika penulisan
BAB II. DASAR TEORI
2.1 Gelombang Runup
2.2 Teori Gelombang
2.2.1 Integral Eliptik
2.2.2 Fungsi eliptik Jacobi
2.3 Gesekan
2.4 Refleksi Gelombang
2.5 Persamaan Deferensial
BAB III. SISTEMATIKA PEMROGRAMAN
3.1 Prosedur Perhitungan
3.2 Skema Numerik
3.3 Normalisasi Gelombang Cnoidal
3.4 Kondisi Awal dan Open Boundary
3.5 Stabilitas
1ii
lll v VlI-1
I-1
I-4
I-5
I-5
I-6
II-1
II-1
II-2
II-7
II-8
II-10
II-12
II-13
III-1
III-1
III-3
III -12
III-13
III-16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4
.
1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
Lampiran A. Listing Program
Lampiran B
.
Tabel Hasil Running Program
IV-1
IV-1
IV-19
V-1
V-1
V-2
DAFTAR NOTASI
c
=
cepat rambat gelombang
en
=
fungsi cnoidal
d
=
kedalaman perairan
E(k)
=
integral elliptik kedua
fw
=
koefisien gesekan
g
=
gaya grafitasi
H
=
tinggi gelombang
Hi
=
tinggi gelombang datang
Hr
=
tinggi gelombang refleksi
ht
=
kedalaman pada kaki struktur dari muka air tenang
Ir
=
angka Irribaren
k
=modulus
K(k)
=integral elliptik pertama
Kr
= koefisien Refleksi
L
=
panjang gelombang
Lo
=
panjang gelombang di laut dalam
n
=
koefisien kekasaran
p
=
tekanan
R
=
runup
T
=
periode gelombang
u
= kecepatan fluida arah x
U r
=
urshell parameter
w
= kecepatan fluida arah z
Yt
= kedalaman pada lembah gelombang
11
=
elevasi gelombang
lli
= elevasi gelombang datang
Tlr
= elevasi gelombang refleksi
'tb
= tegangan gesek pad a dasar lau t
p
=
densitas
air
I-1
BABI
PENDAHULUAN
1.1.
IATAR BELAKANG MASALAH
Pantai adalah pertemuan antara daratan dan laut, dimana
pasang surut, angin dan gelombang menghantam daratan. Oleh
karena itu pantai juga terkena gaya-gaya dari laut secara langsung
terutama pada daerah near zone. Pada daerah ini akan menerima
hempasan energi dari laut, baik berupa gelombang, arus maupun
angin. Karena itu daerah tersebut adalah daerah yang paling
dinamis pada pantai. Dikatakan daerah yang dinamis karena
seringkali te:rjadi
perubahan gans pantai karena adanya
sedimentasi dan erosi. Pada kondisi tertentu adanya erosi ini akan
merupakan gangguan bagi kelangsungan hidup manusia di sekitar
pantai. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan- pencegahan
seperlunya.
Ketika
gelombang
bergerak
menuju
pantai
akan
dipengaruhi oleh kemiringan dasar laut. Jika gelombang
memasuki kedalaman sekitar 1,3 tinggi gelombang, maka
gelombang akan rusak atau pecah dan beijalan sebagai busa
kemudian naik pada kemiringan pantai. Gelombang yang pecah ini
I-2
turbulensi aliran yang akan mengangkat material pantai, sehingga
terjadi transpor sedimen.
Transpor sedimen pantai ini menyebabkan erosi dan akresi,
dimana mempunyai pengaruh yang merugikan bagi kepentingan
manusia. Untuk melindungi pantai dari adanya erosi akibat
hantaman gelombang maka diperlukan pelindung pantai
.
Pada perlindungan pantai terdapat beberapa metoda yang
dapat digunakan untuk mengendalikan garis pantai antara lain
dengan penanaman tumbuhan pelindung pantai dan bangunan
pelindung pantai.
Pada umumnya langkah-langkah yang direncanakan untuk
memberikan stabilitas pantai dibedakan ke dalam dua kelas
(SPM.
,
Vol. 1., CERC, 1984). Yang pertama adalah struktur yang
dipergunakan untuk menjaga agar gelombang dengan ketinggian
gelombang yang besar tidak menjangkau kawasan pantai
,
dermaga
ataupun pelabuhan
.
Di sini dapat diambil contoh yaitu
,
breakwater, seawall, bulkheads
,
serta revetment. Yang kedua
struktur buatan yang digunakan untuk mengurangi laju transpor
sedimen sepanjang pantai, baik yang sejajar dengan garis pantai
maupun pada arah yang tegak lurus garis pantai. Contoh dari
struktur bangunan ini misalnya groin dan jetties.
I-3
Sedangkan secara fisik dan penempatan struktur dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok {Sorensen, 1978).
Pertama, struktur yang dibangun tegak lurus terhadap garis
pantai dan biasanya berhubungan secara fisik terhadap garis.
Yang termasuk kelompok ini antara lain groin untuk menjaga
stabilitas pantai, jetties pada pelabuhan dan beberapa tipe
breakwater
.
Yang kedua adalah struktur yang dibangun di lepas
pantai dan sejajar terhadap garis pantai. Yang termasuk kelompok
ini terutama adalah breakwater untuk perlindungan pantai
.
Kelompok ketiga adalah struktur yang dibangun pada permukaan
garis pantai dan sejajar terhadap garis pantai. Contoh struktur
yang termasuk kelompok ini an tara lain seawall dan revetment.
Pada bangunan pelindung pantai momentum energi
gelombang akan membentur slope sehingga sebagian momentum
gelombang tersebut akan meluncur ke atas permukaan lereng
pantai atau bangunan yang disebut wave runup {ketinggian
vertikal di atas still water level).
Dalam perancangan pelindung pantai, elevasi {tinggi)
bangunan yang direncanakan harus memperhatikan runup yaitu
naiknya gelombang
pada kemiringan dari struktur yang
merupakan persyaratan ketinggian stru ur, jika gelombang tidak
(
1-4
bangunan pelindung pantai dapat berfungsi secara efektif dan
efisien untuk melindungi pantai dan pelabuhan dari hantaman
gelombang.Dalam hal ini struktur yang paling mempertimbangkan
terjadinya runup ini adalah revetment.
1.2.
PERUMUSAN MASALAH
Revetment dan Breakwater mempunyru peranan yang
sangat penting dalam perancangan perlindungan pantai maupun
pelabuhan
.
Stabilitas dari revetment dan breakwater dari
han taman
gelombang
adalah
aspek
penting
dalam
perancangannya.
Faktor penting lainnya dalam perancangan
struktur pelindung pantai adalah terjadinya gelombang runup,
overtopping dan refleksi gelombang.
Tinggi gelombang runup dan
overtopping memberikan tinggi struktur dalam perancangannya,
dan berhubungan langsung terhadap aspek biay
a
.
Kriteria perhitungan runup yang dipergunakan sekarang
adalah berdasarkan test model hidraulik dan formulasi empiris.
Karena itu dalam tugas akhir ini akan dilakukan perhitungan
gelombang runup dengan menggunakan model matematis untuk
suatu gelombang datang tertentu
.
Metode simulasi komputer yang
dibuat kemudian akan dibandingkan dengan runup pada
revetment pantai sangsit, Bali.
I-5
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari analisa yang dilakukan adalah untuk membuat
teknik
simulasi
berupa
program
komputer
untuk
memperhitungkan
gelombang
runup,
menggunakan
model
matematis termasuk pergerakan dari gelombang dan efek dari
gelombang yang dipantulkan pada bangunan pelindung pantai
yang telah ditentukan.
Dari hasil analisa gelombang yang terjadi pada bangunan
pelindung pantai beserta beberapa faktor yang berpengaruh yang
meliputi refleksi gelombang dan gesekan fluida dengan dasar,
maka akan didapatkan suatu pendekatan runup yang tepat.
Manfaat dari hasil perhitungan runup ini selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai acuan perancangan bangunan pelindung
pantai seperti revetment ataupun breakwater.
1.4. BATASAN MASALAH
Guna mempermudah pengeiJaan dan penyelesaian tugas
akhir ini,
tanpa
mengurangi
bobotnya
maka ditetapkan
pembatasan masalah dan asumsi- asumsi sebagai berikut:
• Perhitungan Runup yang dilakukan dipilih pada revetment,
karena bila gelombang melimpas melewati bangunan maka
bagian atas revetment akan dapat tergerus gelombang dan
revetment tidak dapat melindungi pantai dengan baik,
L:-1-6
sehingga runup adalah merupakan salah satu parameter
utama pada perancangan revetment.
• Struktur revetment dianggap sebagai struktur yang tidak lolos
air atau impermeabel.
• Perhitungan dilakukan adalah dalam satu dimensi yaitu arah
yang tegak lurus dengan struktur.
• Arah
gelombang diasumsikan datang tegak lurus dengan
struktur revetment, dimaksudkan untuk mempermudah
perhitungan.
1.5. :METODOLOGI DAN SISTEMATIKA PENULISAN
Tugas Akhir ini merupakan analisa yang digunakan untuk
menghitung runup gelornbang yang terjadi dengan mernbuat
perangkat lunak komputer yang dapat digunakan untuk
perhitungan run up pada jenis revetment tertentu.
Langkah langkah penyelesaian masalah dimulai dengan
mengurnpulkan data-data yang dapat dipergunakan sebagai
pembanding dari hasil perhitungan komputer yang telah
didapatkan
.
Penyusunan program komputer dilakukan sebagai
sarana perhitungan utama dalam Tugas Akhir ini. Dengan data
yang telah diperoleh sebelumnya, perhitungan dilakukan dengan
bantuan program komputer. Hasil perhitungan program komputer
I-7
diperlukan adalah mengenai gelombang yang teijadi dan data-data
struktur, yang diperoleh dari pantai Sangsit di Bali.
Selanjutnya
untuk
melengkapi
keseluruhan
hasil
pengeijaan Tugas Akhir ini disusun dalam sebuah laporan Tugas
Akhir. Laporan penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam suatu
sistematika penulisan sebagai berikut, Bab I sebagai pendahuluan
menguraikan mengenai dasar pemikiran dan latar belakang yang
melandasi penelitian ini. Selanjutnya dijelaskan pula tujuan akhir
yang ingin dicapai dan manfaat yang diharapkan dapat diperoleh.
Batasan permasalahan dilakukan agar pembahasan tidak terlalu
melebar. Dan sebagai penutup pada Bab I diuraikan mengenai
metodologi dan sistematika penulisan. Bab II merupakan dasar
teori yang menjelaskan mengenai formulasi dan persamaan
-persamaan yang digunakan dalam perhitungan. Termasuk
didalamnya adalah teori gelombang yang digunakan dan faktor
-faktor yang mempengaruhi besarnya gelombang runup yang
teijadi
.
Bab III berisi langkah-langkah secara teoritis yang
digunakan dalam pen
y
elesaian masalah secara matematis pada
penghitungan runup dan kemudian dilakukan pembandingan
antara perhitungan dengan data yang diperoleh. Kemudian Bab IV
berisikan analisa hasil yang didapatkan dan data pembanding.
Bab V berisi kesimpulan dari hasil yang diperoleh dan saran untuk
penyempumaan analisa yang telah dilakukan.
II-1
BABII
DASARTEORI
2.1. GELOMBANGRUNUP
Apabila gelombang bergerak ke arah pantai dengan
kemiringan tertentu dan kemudian membentur kemiringan
tersebut, gelombang akan pecah dan dipantulkan di daerah
tersebut. Sebagian momentum gelombang akan meluncur ke atas
lereng, yang disebut wave runup, seperti pada gambar 2.1.
SWL
gambar 2.1
Besarnya runup merupakan hasil perkalian antara jarak
horisontal dari SWL dengan kemiringan dasar, R
=
Xtan
e.
Persamaan empiris yang dapat digunakan untuk menghitung
runup untuk permukaan halus dan kedap air adalah sebagai
berikut (Yuwono, 1990):
f'~pU~lll.'t~\
Ru
Hi =lr
lJX
=-0,3lr+3,275
Ru _
2
Hi-dimana, Ru = Runup
untuk Ir
<2,5
untuk 4,25< Ir < 2,5
untuk Ir
>4,25
Hi= Tinggi gelombang datang
Ir = Angka Irribaren.
II-2
Dalam beberapa literatur lain Angka Irribaren ini disebutjuga, surf
similarity parameter
(s),
dimana
s
=
tan
e
I
j
HILo dan
tan
e
adalah sudut kemiringan kontur pantai. Untuk permukaan yang
kasar dan lolos
air
nilai tersebut diatas masih harus dikoreksi
dengan faktor 0,5 sampai dengan 0,8
.
2.2.
TEORI GELOMBANG
Teori gelombang yang digunakan dalam perhitungan runup
disini sangat diperlukan terutama untuk mengetahui elevasi
gelombang sebagai harga awal sebelum memasuki daerah
perhitungan runup yaitu pada kaki struktur.
Beberapa teori gelombang yang ada dapat diterapkan pada
keadaan tertentu yang berbeda sesuai dengan kedalaman, tinggi
N v (I C/1 lA80"AT0"Y t(St 0414 0.1 t :
-UWIT SOl.• ~4RY
W4V(
I
~
r~r-o.-ns-·-·
\
Gambar 2.2. Region of validity
0 STOtC:(S ( z"4 OAC(A J A lilY TH(j)<'Y (Lif<(IJ'II
II-3
gelombang ini telah dibuat dalam bentuk grafik region of validity
(Chakrabarti, 1987) dapat dilihat pada gambar 2.2
.
Dalam hal ini
untuk gelombang panjang di perairan dangkal dengan periode 8
detik, tinggi gelombang 0,6 meter dan kedalaman 1,5 meter di
daerah Sangsit, Bali, dapat dijelaskan dengan baik dengan teori
gelombang cnoidal
.
Penjelasan yang tepat dari gelombang pada daerah dekat
pantai adalah bagian penting dari perancangan dan proses
II-4
analisa. Penyelesaian untuk sifat-sifat gelombang pacta teori
gelombang ini adalah diberikan oleh fungsi jacobian elliptik Cn,
yang memberikan penjelasan tentang nama dari teori ini.
Dalam teori gelombang cnoidal ini biasanya gelombang
memiliki puncak yang tajam dan dipisahkan oleh lembah yang
lebar. Validitas dari teori ini adalah d/ L
<1/8 dan urshell
parameter,
UR
>26. Dua batas dari teori gelombang ini adalah teori
gelombang Solitary dimana harga k mendekati 1 dan
K(k)
mendekati tak hingga dan teori gelombang Airy dimana harga
k
mendekati 0 dan
E{k)/ K(k)
mendekati 1, dimana
k
adalah
modulus> K{k) dan E(k) adalah integral eliptik lengkap pertama dan
kedua (Chakrabarti, 1987).
rc/2
K(k)
=J
J
(l-
F
sin
2¢;)
d¢;
0
(2.4)
(2.5)
Panjang gelombang dapat dihitung dari:
L
4
( -
Yt)-
112- =
-K(k)
2
L
+
1
-d
J3
d
(2.6)
--II-5
dimana Yt adalah jarak vertikal dari dasar laut sampai lembah
gelombang dan d adalah kedalaman perairan dari sea water level.
Harga dari
L
dan
k
didapatkan dari persamaan dibawah:
k2
=
----"-R=Id=--2L
+ 1-(ytld)
(2T +
1-j
)E(k)=
(2£
+2-
~)K(k)
(2.7)
(2.8)
perlu dicatat bahwa pada kebanyakan buku matematika tabulasi
dari
K
dan
E
dalam parameter m, dimana m
=k?.
Selain dari kedua
persamaan diatas persaratan dibawah ini harus dipenuhi:
-
H-yt
Yt
2
L
+
1
>
d
>
d
dan 0
<
k
2 ~1
Kombinasi dari persamaan 2.6 dan 2.7 didapatkan Ursell
parameter, Ur dan kemudian diperoleh panjang gelombang sebagai
berikut:
(2.9)
L
= (
1r;/)
112
II-6
dan kecepatan serta periode gelombang adalah gelombang adalah
(Chakrabarti, 1987):
( ) 112 [H 1 ( 1 E(k))
J
c
=
gd1
+
d
m
2-
K(k)
(2
.
11)
T=Ljc
(2.12)
Karena semua fungsi mengandung modulus
k
maka yang
pertamakali dicari adalah harga
k
dengan cara iterasi. Dengan
memberikan harga awal untuk
k
kemudian dapat dihitung
panjang gelombang dengan menggunakan gabungan antara
persamaan 2.11 dan 2.12. Kemudian dengan menggunakan
persamaan 2.9 didapatkan harga
k,
apabila
k
awal dan yang
dihasilkan
mendekati
sama
maka
harga
tesebut
dapat
digunakanuntuk menghitung semua fungsi. elevasi gelombang dari
sea water level adalah (Roy, 1986):
rJ
=rJmin
+Hen{
2K(k)(f-
~
),k]
(2.13)
(2.14)
dimana
en adalah fungsi eliptik jacobi. Periode dari cn
2adalah
2K(k).
Sedangkan untuk menyelesaikan integral eliptik lengkap
pertama dan kedua, juga fungsi jacobi eliptik dapat digunakan
II-7
metode perhitungan dari Abramowitz dan Stegun ( 1970) yang
secara lengkap dapat dilihat dalam sub bah dibawah.
2.2.1. INTEGRALEUPTIK
Jika
R(x,y)
adalah fungsi rasional dari
x
dan
y,
dimana
if
adalah sama dengan polinomial pangkat tiga atau empat dalam
x,
integaral
S
R(x,y)
d> disebut integral eliptik. Integral eliptik pertama
adalah sebagai berikut:
p
F(p\a)
=
F(pjm) =
J(l-
sin
2asin
2Bt
112dB
0
u
=
S
dw= u
0
sedangkan integral eliptik kedua adalah:
r
E(p\a)
=
E(ujm)
=
J(I-
t2t
112(1-
mt
2) 112 dt0 u
=
f
dn
2wdw
0 u=
m1u+mS
cn
2wdw
0(2.15)
(2.16)
II-8
Untuk perhitungan integral eliptik lengkap
K{a), E(a)
dimulai
dengan tiga angka yang diberikan (ao
,
bo, co) untuk mendapatkan
skema aritmatik dan geometri sebagai berikut:
ao
=
1, bo
=
cos
a
,
Co=
sin
a
(2.17)
dimana
m
=
sin a, dan
perhitungan berhenti sampai langkah keN jika aN
=bN, atau jika
c
N
=
0 terhadap derajat akurasi yang dibutuhkan. Setelah itu
didapat
K( a) danE( a)
dari persamaan berikut:
K(a) =
_1L2a
N
K(a)- E(a)
112[
22
24
22
~
2J
K(a)
=
co+ cl + c2 +..
. +
.
eN2.2.2. FUNGSI ELIPTIKJACOBI
(2.19)
{2.20)
Fungsi meromorpik yang mempunyai periode ganda disebut
fungsi eliptik. Fungsi eluptik Jacobi dapat didefinisikan sebagai
P
dB
u
-
S---=---- o (1
-
m sin
28)
112II-9
(2.21)
dimana sudut p disebut amplituda, p
=
am
u ,
dan juga
didefinisikan sn
u
= sin
p,en
u
= cos
p,dn
u
= (
1
-
m
sin
2p)
112=
11{p).
Untuk menghitung
sn{ul m), cn{ul
m), dan
dn{ul
m) dapat
dilakukan seperti pada 2.21 dimulai dengan:
8.o
=
1 ,
bo=
[iii ,
Co=
J
m
1(2.22)
dan berhenti pada langkah ke N, jika
eNdapat diabaikan sesuai
dengan ketelitian yang diinginkan
.
Kemudian dicari harga
PNdimana dalam derajat adalah:
dengan menghitung
PN-I , PN-2 , ...,p1,
Podari hubungan rekurensi
:
. (p
)
en
·
sm
N-1- PN=
dn smp1(2.24)
(2.25)
sn
(ul m)
=sin
f>J,en
(ul m)
=cos
p;;,
cospo
dan
dn ( u
I
m)
=
COs(p
I -p ) .
02.3. GESEKAN
II-10
(2.26)
Dalam perhitungan runup tegangan gesek yang terjadi
pada permukaan dasar laut dekat garis pantai merupakan faktor
yang penting karena mempengaruhi pergerakan dari garis pantai.
Tabel 2. 1 Harga koefisien kekasaran Manning, n
(Fox dan McDonald, 1987)
Type of Channell Surface
Lucite, glass, or plastic
filmWood or finished Concrete
Unfinished concrete,well-laid brickwork, concrete
or cast-iron pipe
Riveted or spiral steel pipe
Smooth, uniform earth channell
Corrugated metal flumes, typical canals, rivers free
from large stones and heavy weeds
Cannals and rivers with many stones and weeds
Representative
n-value
0.01
0.013
0.015
0.017
0.022
0.025
0.035
II-11
Untuk perhitungan numerik, Roy menganjurkan untuk
menggunakan koefisien gesek yang tetap yaitu 0,3 dimana
memberikan hasil yang cukup baik. Dengan koefisien gesek yang
mempunyai harga tetap berarti tidak dipengaruhi oleh perubahan
kedalaman seperti dalam formula Manning. Dalam Tugas Akhir ini
kedua metode penggunaan koefisien gesek dipakai, untuk melihat
seberapa jauh pengaruh koefisien gesek terhadap hasil.
Untuk menaksir tegangan gesek pada kemiringan yang
kasar, dimana koefisien gesekan tersebut tergantung pada
koefisien kekasarannya yang diberikan pada tabel 2 .1. Tegangan
gesek dengan formula Manning dapat dituliskan sebagai {Fox dan
McDonald
,
1987):
fw
= (
)
1/3h+l'J
{2.27)
dan tegangan gesek pada dasar menurut Roy{1986) adalah:
(2.28)
dimana
:
tb=
tegangan gesek
[w
=
koefis
i
en gesek
n
=
koefisien kekasaran permukaan
II-12
2.4. REFLEKSI GELOMBANG
Jika gelombang yang datang bertemu dengan dinding,
maka sebagian dari energi gelombang akan dipantulkan. Apabila
kemiringan dinding berkurang atau kekasaran gelombang atau
permeabilitas semakin besar, maka ketinggian dari gelombang
yang dipantulkan semakin kecil
.
Juga untuk suatu dinding
tertentu
pantulan akan berkurang dengan
bertambahnya
kecuraman gelombang
.
Jika dinding vertikal, frictionless
,
dan
tidak elastis, gelombang akan dipantulkan menghasilkan standing
wave dengan ketinggian dua kali lipat gelombang datang. Elevasi
permukaan gelombang yang dihasilkan adalah jumlah dari
gelombang datang dan refleksi (Roy, 1986)
.
Tl
=
Tl
i
+
Tl
r
(2.29)
U = Ui
+
UrDan Koefisien refleksi adalah (Silvester
,
1979)
:
Kr
=
H;/Hr
(2.30)
kemudian didapat tinggi gelombang pada kaki struktur dengan
memasukkan elevasi gelombang
y
ang terdiri dari gelombang
II-13
2.5.
PERSAMAAN DIFERENSIAL
Untuk tahap awal dalam pengembangan simulasi numerik
untuk gelombang runup, digunakan finite difference method
berdasarkan deret Taylor, dimana sudah menjadi metode numerik
yang standar dan mendasar. Sampai sekarang banyak skema
numerik mengenai FDM telah digunakan, tetapi beberapa
pertimbangan menyangkut skema, ukuran grid, kondisi stabilitas,
dan diskretisasi kesalahan harus diperhatikan.
Perkiraan penyelesaian diferensial dalam perhitungan disini
digunakan perkiraan diferensial terpusat dimana persamaan
mengandung variabel
x
dan
t,
perkiraan beda hingga dilakukan
dengan membuat jaringan titik hitungan pada bidang
x-t dan
dibagi dalam sejumlah pias dengan interval ruang dan waktu
adalah
t1x
dan
!Y.t
Bentuk turunan pertama dan kedua terhadap
ruang adalah:
orp
rp(i+ 1,n)- rp(i-l,n)ox
=
D..x
(2.31)
8q;
2qJ(i-
1,
n)-
2rp(i,
n)
+
rp(i
+
1,
n)
II-14
"
n-1
n
n+1
....,
1-1
1+1
XGambar 2.2 Jaringan titik hitungan pada bidang
x-t
Persamaan diferensial perhitungan perambatan gelombang
dikembangkan dari persamaan dasar kontinuitas dan konservasi
momentum untuk fluida incompresible dalam dua dimensi yang
digunakan adalah Roy( 1986):
au+ aw-
a
ax
az
-au
+Uau +Wau __
1
ap
+1
arzx
at
ax
az - p ax p
az
oW
+Uaw +Waw __
1
ap _
at
ax
az
- paz
Persamaan diatas dapat digabungkan menjadi satu persamaan
konservasi menggunakan metode eksplisit Lax-Wendroff (Smith,
II-15
(2.33)
Metode Lax-Wendrof sebagaimana ditulis dibawah adalah untuk
single dependent variabel, dapat digunakan untuk memperkirakan
persaman 2.33 dengan persamaan diferensial dengan dua derajat
ketelitian.
au+aau= 0
at
ax
dimana a adalah konstanta. Dengan menggunakan ekspansi
Taylor
,
aU(x,
t)
M2
a
2U(x, t)
U(x, t
+ M)
=U(x
,
t)
+
M
at
+
2
at
2+
.
..
Persamaan diferensial diatas dapat dihilangkan derivatif waktu
(t)-nya
sehingga
_Q_=
-a_Q_
at-
ax
aU(x,t)
M
2
1(a
2U(,•,t))
II-16
Kemudian dengan mengganti derivatif
xdengan perkiraan
diferensial terpusat didapat persamaan diferensial eksplisit
u(x,
t + M) =u(x
,
t
)
+
/fx a( u(x
+
L\x,t)- u(x-
L\x,t))
+
.
2
~:
2
a
2 (u(x-
L\x,t)-
2u(x, t)
+
u(x
+
L1x,
t))
==
0, 5ap(l
+
ap)u(x-
L1x,
t)
+
(1-a
2p
2)u(x, t)-
0
,
Sap(
I- ap)u(x
+
t..x,t)
dimana p=t..t/ t..t. Persamaan diatas dapat diseabut stabil jika dapat
mumberikanhasil yang akurat untuk harga t..t yang cukup besar.
Perkiraan Lax-Wendroffmudah diterapkan pada persamaan
simultan
(2.34)
dimana A adalah konstata. Dengan menggunakan ekspansi taylor,
8
U(x
,
t)
t..t
z
o
2U(x,
t)
U(x,
t+ M)
=U(x
,
t) +t..t
01
+
2
012+
...
kemudian persamaan deferensial diatas dapat digantikan derivatif
waktu(t)-nya dengan derivatif jarak(x) dari persamaan 2
.34.
II-17
8U(x, t) ru2 ( 82U(x,
t))
U(x,t+M)=V(x,t)+MA
ox
+TA
ox2
+
...
Dengan menggunakan perkiraan deferensial tengah standar
seperti yang telah dijelaskan diatas pada persamaan 2.31 dan 2.32
untuk suku kedua dan ketiga pada persamaan diatas didapat:
u(x,
t+
.M)
=u(x,
t)+ 2tA(
u(x
+
.1.x, t)-
u(x- fu,
t))
+
2
~
2
A
2(u(x- fu,t)- 2u(x, t)+ u(x +
.1.x,t))
Pengembangan dari persamaan 2.33 adalah sebagai berikut:
8U(x, t)
!!f2c
2U(x, t) U(x,t+M)=U(x,t)+~tot
+
2
012+
...
8F(x,
t)Mz
a (
oF(x,
t))
U(x,
t+
M) =U(x,t)
-11t
a
-2 -;;--a
+
.
..
X Of X(2.35)
a oF
o
aF
o
[
oF
au
J
a
[ aF aF
J
of
ax
=
ax
at
=
of
au of
= -ot
au
ax
II-18
A~
g&
adalah matrik jacobian F terhadap U.
Misal,
jika
u
~
[ ~:
]
Sehingga persamaan 2.35 dapat ditulis kembali sebagai
dengan menggunakan perkiraan diferensial terpusat untuk
persamaan diatas didapatkan perkiraan Lax-Wendroff.
u(x, t+ !:1t)
=
u(x, t)-0,
5p(F(x+ &, t)- F(x- &,t))+ 0,
5p2(A(x+ 112&,
t)(F(x+
!:1x, t)- F(x, t))- A(x- 112&, t)(F(x, t)- F(x-&,
t)))
Untuk Menghindari evaluasi pada titik tengah biasanya untuk
memperhitungkan
A{x+ l/2!:1x,t)dengan
O,S{A{x+L'lx,t)-A{x,t))dan
III-I
BAB III
SISTEMA TIKA PEMROGRAMAN
3.1 PROSEDURPERHITUNGAN
.
Dalam Tugas Akhir ini perhitungan runup dilakukan dengan
dibantu oleh perangkat lunak untuk memudahkan perhitungan.
Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung perambatan
gelombang berupa persamaan diferensial yang dikembangkan dari
persamaan momentum dan kontinuitas, dimulai dari kaki struktur
pelindung pantai hingga mencapai kedalaman nol atau perternuan
permukaan air dengan struktur dimana runup atau rundown
terjadi.
Perhitungan dimulai dengan membaca input berupa
karakteristik gelombang dan struktur bangunan pelindung pantai,
kemudian ditentukan kondisi batas dan kondisi awal dimana tidak
ada perambatan gelombang atau air dalam keadaan tenang
.
Dari
sini kemudian dicari elevasi gelombang pada koordinat kaki
struktur sebagai open boundary. Dalam mencari elevasi gelombang
digunakan teori gelombang yang sesuai, yaitu teori gelombang
cnoidal. Perambatan gelombang ini dihitung pada tiap satuan
waktu sehingga didapatkan runup maksimum yang terjadi untuk
input:
Karakteristik gelombang, Karakreristik struktur
penentuan L\ x dan L\ t
Elevasi gel. pada kaki strul'tllr dan kondisi awal
perhittmgan perambatan gelombang
perhitungan refleksi pada open boundary
Tidak
gam bar 3. 1 Flowchart perhitungan run up
III-3
tinggi gelombang datang tertentu. Urutan perhitungan ini dapat
dilihat pada gambar 3.1
.
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
perambatan
gelombang ini adalah gesekan yang te:rjadi antara fluida dengan
dasar struktur. Formulasi tentang gesekan ini telah diberikan
dalam 2
.
3.1. dan dengan menggunakan data pada tabel 3
.
1.
(Laporan Perencanaan Bangunan Pengaman Sangsit, 1996) bisa
didapatkan koefisien gesek sebagai input dalam perhitungan
.
3.2
SKEMA
NUMERIK
Persamaan dasar yang dipergunakan dalam perhitungan
perambatan gelombang adalah persamaan kontinuitas, konservasi
m
omentum dan massa untuk fluida incompressible dalam dua
dimensi (Roy, 1986):
D
u
D
u
D
u
1
o
p
1
o
r
rc- + u - + w -
o
t
=-
+
-O
X
oz
p
a
x p
az
Dw
Dw
Dw
1
op
- + u - + w - =
a
t
a
x
az
-
- - - g
p
az
(3
.
1)
(3.2)
(3
.
3)
dimana variabel fisik yang digunakan dalam ketiga persamaan
diatas adalah:
III-4
u
=
kecepatan fluida pada arah
x
w
=
kecepatan fluida dalam arah
z
p
=
densitas air
g
=
kecepatan gravitasi
p
=
tekanan
rzx
=
tegangan gesek
Sistem koordinat yang digunakan pada analisa adalah dalam satu
dimensi dan didefinisikan dalam gambar 3.2.
Dengan asumsi gelombang pada perairan dangkal dan
kecepatan vertikal partikel air diabaikan, persamaan momentum
{3.3) menjadi
:
1
8p
0 = - - - - gP
8z
(3.4)
Ill-S
Integrasi dari persamaan 3.4 dan menggunakan boundary
condition dimana tekanan permukaan bebas
(z
=
h),
sama dengan
nol memberikan
p
= p g (
TJ-z]
(3.5)
Subtitusi dari persamaan 3.5 pada 3.2:
(3.6)
persamaan kontinutas pada 3.1 diintegasi dari
z
=-ht
sampai
z
=h
didapatkan:
a
s'' [Orj
J [
aht
J
~ ux
udz+
:~u+
-:lu
+[w]'l-[w]-h
1=0
-ht ux ,, ux -ht
menggunakan kondisi batas kinematis:
8rJ
8rJ
-+u-;;-
at
=
w oxaht
-u Dx
=
wpada
z
= 77
pada
z
=-ht
(3.7)
(3.8)
{3.9)
dengan demikian persamaan 3. 7 dapat disederhanakan menjadi:
&,
f) '1- + -
at ax
J
udz=O
III-6
kecepatan rata-rata dapat didefinisikan sebagai:
1
IJ1
'IU
= - -
J
udz
= -
J
u
dz1J
+
ht
-hi
h
-hi
(3.11)
dengan
h
='7
+ ht,
adalah kedalaman total, kemudian 3.10 dapat
ditulis kembali sebagai:
Ort
()
-+-hU=O
ot
ax
Sebagaimana
persamaan
kontinuitas
momentum pada 3.6 diintegarasi terhadap z menjadi:
IJ 11
J
~tdz+au
J
-a
8u
2dz+[uwEh
, ( )8rt
[
r ]'' 1=-g1J+ht
-a
+
p _-ht
u-ht
X Xhi
(3.12)
persamaan
(3.13)
Kemudian
bagian pertama dan kedua dari persamaan tersebut
dengan
mengikuti
aturan Leibnitz (Panton, 1996) dapat dibuat
sebagai:
" Du
D
11 [877
J [
Dht
J
J
-d7=-
J
ud
7
-
- u
+
- - u
-ht at
-
at -hi
-
at
,,
at
-hr
(3.14)
"au
2 () tJ [""01J
J
aht
J
- d z = -
J
u
2dz-
-u
2+[--u
2]-ht ax
ox -ht
ax
ljax
-ht
(3.15)
III-7
subtitusi dari persamaan 3.14 dan 3.15 ke persamaan 3.13:
~
1
udz+!
1
u'dz-[
u(:
+u: +w)
1-[
u(u~~
+w)
L
=
(3.16)
Persamaan diatas dapat disederhanakan dengan menggunakan
kondisi batas kinematis pada persamaan 3.8 dan 3.9, sedangkan
tegangan gesek pada permukaan bebas adalah nol dengan asumsi
bahwa
tidak
ada gesekan dengan angin dan tegangan gesek
dengan permukaan dasar laut adalah
rb.
Kemudian persamaan
3.16 dapat disederhanakan dengan menggunakan kecepatan
rata-rata sebagai:
a
c )
a
c
)
DrJ
rb-;:;-- hU
+ -
rJ2h
=
-gh-;;---ot
ax
ox
p
(3.17)
dengan mensubstitusikan
17(h
-
ht)
kedalam persamaan 3.17
didapat:
g/hU)+ Jx(cflh+
~h
2)
+ghtanB+
~
=0
(3.18)
III-8
Variabel-variabel fisik dari persamaan kontinuitas dan momentum
dinormalisasi, dengan menggunakan skala jarak karakteristik
vertikal dan horisontal, He dan Lc, dan skala waktu karakteristik
Te, sebagai berikut:
He= H= tinggi gelombang datang
Lc=jiHT
Te= T=periode gelombang datang
Kemudian semua variable dinormalisasikan :
X*= X •
fiHT
'
u=-u-.
fill'
dim ana
~
=
tanedan
l,o=
~~
Pf
h=_h_.
H'
B= taj}O
=j2i
~;
J
gHT
r 'rb= _
_!:____pgHz '
J
gHT
Tegangan gesek setelah dinormalisasi seeara sederhana adalah:
1:
=
fivlulu
(3.19)
karena dalam perhitungan nantinya selain digunakan koefisien
gesek dari Manning
,
juga digunakan harga koefisien gesek yang
ditentukan, maka ada dua jenis koefisien gesek:
III-9
untuk harga
fw
tetap
untuk harga
fw
dari Manning
Kemudian untuk persamaan - persamaan selanjutnya semua
variabel menggunakan variabel normal. Persamaan kontinuitas
dan persamaan momentum berubah menjadi:
ah
+ _Q_(hU)
=
0at ax
~(hU)+
!(u
2 h+~
2)
+Bh+JW!ulu=O
(3.20)
(3.21)
Dengan menggunakan ekspansi taylor dimana derivative terhadap
waktu
(t)
digantikan dengan derivative terhadap jarak horisontal
(x).oU(x t) Mz
a
2U(x t)U(x,
t + .M)=U(x, t) + L1t
a/
+ 2atz'
+ O(.M)3untuk persamaan kontinuitas didapatkan:
om(x I)
h(x,
l
+
.'11)
=
h(x,I)-
.'11
a
'
t{3.22)
III-1 0
menggunakan teknik yang sama dari ekspansi taylor terhadap
persamaan 3.23 secara penuh termasuk suku G. Untuk Uj,n+t
didapatkan dari Uj-I,n ,Uj
,
n , Uj+t,n dimana
m
=
hU,
dan untuk
persamaan momentum :
om(x,
t) M2o2m(x, t)
m(x,t+!':..t)
=m(x,t)+M
OL
+
2
ot2
(3.24)
dimana:
om =-{oF
+G}
ot
ox
h2
F
=[J2
h
+
2 ,
dan G
=()h
+}WI ul u ,
dan
o
2m a am
a
{oF
}
a {
aF
,
ac
}
ot2
=ot ot
=-ot ox
+
G=
ox2 om (oF+ Gox)- (atox)ox
sehingga persamaan momentum dapat dituliskan kembali:
m(x,t+!':..t)
=m(x,t)-!':..~%
+
G}+ !':..f
0
~
2
{g~
(oF+ Gox)-
(~~
ox)ox}
(3.25)
Dari persamaan 3.24 dan 3.25 dapat dibuat skema numerik yang
akan digunakan dalam pemrograman. Kedua persamaan tersebut
dapat dikombinasikan dalam bentuk:
au+ oF
+G=O
ot ox
~ UIU.K PERPUSTAKAAN 1III -11
Menggunakan persarnaan 3.22 tanpa suku G, derivatif waktu
digantikan dengan derivatif jarak.
u(x,t+M)
=
u(x,t)+
M~~
+
~t
%x[
A
2%xu(x,t)
J
+
O(M)3
dimana :
A.
=Ml
L1x
(aG)
sj,Jl=
L1x
ar
-
ac [
at
=
8
ah
at at
+or ]
0A - aF
- au
ar
=
2'fwl
,,-1[
am-
oh
J
Cit
u
18t
u
8t
8r
=2fivlulh-
1[(u
2-h)ah
-u
0
m
-Bh-r]
III-12
3.3.
NORMALISASI GELO:MBANG CNOIDAL
Karena perhitungan yang dilakukan semua menggunakan
variabel normal yang tak berdimensi, maka untuk mmcari harga
elevasi gelombang menggunakan teori gelombang cnoidal, semua
variabel juga akan dinondimensikan menggunakan variabel
karakteristik seperti dijelaskan pada bah sebelumnya.
( )112[
1 (1 E(k))]
c
=
ht
1
+ ht m
2 -
K(k)
untuk Urshel parameter adalah:
L2
Ur=-ht
(3.26)
dimana panjang gelombang diperoleh dari persamaan 2.12, dan
penggabungan 2
.
9 dan 3
.
26 didapatkan:
3 ht T/)
m
=
T6Tl\_-untuk mencari
m
dilakukan iterasi dengan mengambil satu nilai
awal dengan berpedoman bahwa 0< m< 1, setelah itu dapat dicari
fungsi cnoidal dan elevasi gelombang dari persamaan 2.11 dan
2.12:
III-13
3.4
KONDISI AWAL DAN OPEN BOUNDARY
Untuk memulai perhitungan muka air diasumsikan tenang
sebelum gelombang datang memasuki daerah dimana perhitungan
dimulai, jadi dianggap bahwa tidak ada gerakan diasumsikan
sampai langkah waktu ke n. Hal ini memberikan elevasi dan
kecepatan pada
t=
0 adalah nol.
h
=
0, dan
u
=
0.
Salah satu metode dari input pada offshore boundary adalah
bahwa gelombang tidak sama dengan gelombang cnoidal murni
tetapi merupakan resultan dari pergerakan gelombang cnoidal
murni dan gelombang refleksi. Bagaimanapun hal ini penting
untuk mengikutkan gelombang refleksi melewati boundary. Hal ini
dapat diselesaikan dengan metode karakteristik untuk digunakan
pada offshore boundary.
Elevasi dan kecepatan hasil dari refleksi
gelombang ini dapat dicari dengan mengembangkan persamaan
(3.20) dan (3
.21) dengan menggantikan
.
kedalaman dengan
kecepatan gelombang normal dimana kecepatan gelombang pada
III-14
c==!h
(3.27)
(3.28)
au
+
u
ou
+
2
c
oc
+
B
+
.1.==
0
at
ax
ax
h
(3.29)
jika kedua persamaan diatas dijumlahkan dan dikurangkan maka
akan didapatkan:
~(u+2c)+(u+c)
!(u+2c)+B+
~
=
0_Q_(-u
+
2c)
+
(u- c)_Q_(-u+
2c)-
B-
.I.=0
at
ax
h
kemudian dapat disederhanakan menjadi:
oa
+ (u +c)
oa
=
-B _
.1.at
ax
h
ap
ap
r-+(u-c)-=8+-ot
ax
h
(3.30)
(3.31)
(3.32)
(3.33)
dimana
a
dan
j3
merupakan variabel karakteristik, a=
u+2c ,
P
=
-u
+
2c . Total kedalaman pada open boundary dapat dituliskan:
III-15
gelombang refleksi normal
h.-
didapatkan dari variabel karakteristik
fJ
pada
x= 0 (Yeh, Liu, dan Synolakis, 1996)
.
'f/r
=
0
.
5
fJZ;
P-
ht
(3.35)
Selain gelombang refleksi
T]r,juga diperlukan untuk mendapatkan
harga dari
u pada x = 0, pada waktu
t = n1t, yang tidak dapat
dihitung dengan persamaan (3.25). Untuk mencari harga
fJ
pada
x=
0 digunakan PDF orde pertama yang sederhana dengan
memisalkan faktor tegangan gesek
't=
0,
(3.36)
dimana
/]J,n = - U1,n+
2cl,ndan
/]2,n = - U2,n+
2c2,ndan subscrip
pertama
menandakan
lokasi
node
dan
subskrip
kedua
menandakan level waktu
.
Persamaan diatas dapat dihitung untuk
harga
u
yang diketahui pada
j=
1 dan 2 pada waktu
t=(n+
1)
!1t.Harga dari gelombang refleksi dihitung dari persamaan (3.35)
dengan variabel karakteristik dihitung dari persamaan (3.36)
sehingga dapat dihitung kedalaman dan kecepatannya
.
Kemudian
koefisien refleksi didapatkan dari elevasi gelombang yang
dinormalisasi sebagai persamaan berikut:
III-16
Kr
=
Ttr(max) - Ttr(min)
(3.37)
3.5.
STABILITAS
Pendekatan dengan metode numerik terutama dengan
menggunakan skema eksplisit dapat dikatakan stabil secara
numerik apabila terjadi kesalahan yang kecil. Stabilitas numerik
ini akan mempercepat perhitungan dimana perhitungan yang
dilakukan
akan konvergen dan dengan kesalahan yang kecil.
Apabila stabilitas tersebut dapat tercapai maka kelebihan dari
skema implicit akan hilang. Stabilitas numerik tersebut dapat
dicapai bila skema numerik yang dibuat memenuhi (Roy, 1986):
IALI
<
1
Llx -I
Umaxl
+
Cmax
dimana:
lumaxl
=
harga absolut dari kecepatan air maximum
Cmax