• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN )"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SURYA ESA PERKASA TBK (“PERSEROAN”)

Keterbukaan Informasi ini dibuat dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan No. IX.E.1”).

Jika Anda mengalami kesulitan untuk memahami informasi sebagaimana tercantum dalam Keterbukaan Informasi ini atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan perantara pedagang efek, manajer investasi, penasihat hukum, akuntan publik atau penasihat profesional lainnya.

DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PERSEROAN, BAIK SECARA

SENDIRI-SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB

SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN DAN KELENGKAPAN INFORMASI

SEBAGAIMANA DIUNGKAPKAN DI DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI

DAN SETELAH MELAKUKAN PENELITIAN SECARA SEKSAMA,

MENEGASKAN BAHWA SEPANJANG PENGETAHUAN DAN KEYAKINAN MEREKA INFORMASI YANG DIMUAT DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI ADALAH BENAR. TIDAK ADA FAKTA PENTING MATERIAL DAN RELEVAN YANG TIDAK DIUNGKAPKAN ATAU DIHILANGKAN SEHINGGA MENYEBABKAN INFORMASI YANG DIBERIKAN DALAM KETERBUKAAN INFORMASI INI MENJADI TIDAK BENAR DAN/ATAU MENYESATKAN.

(2)

PT Surya Esa Perkasa Tbk Kegiatan Usaha Utama

Berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas alam

Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia Kantor Pusat:

DBS Bank Tower Ciputra World 1 Jakarta, Lantai 18 Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5

Jakarta Selatan 12940, Indonesia Telepon: (62-21) 2988 5600 Faksimili: (62-21) 2988 5601

Kantor Cabang/Plant Site:

Jl. Raya Palembang – Indralaya Km. 17 Simpang Y, Palembang Sumatera Selatan, Indonesia Telepon: (62-711) 564 9700

(3)

1 DEFINISI

Bapepam-LK: Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana diubah dari waktu ke waktu, dahulu dikenal dengan nama Badan Pengawas Pasar Modal (“Bapepam”), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Entitas Anak: perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud di bawah ini, yaitu:

a. perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki baik langsung maupun tidak langsung oleh Perseroan dimana kepemilikan Perseroan pada perusahaan-perusahaan tersebut lebih dari 50% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dalam perusahaan- perusahaan tersebut; dan

b. yang laporan keuangannya dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perseroan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

Hari Kerja: setiap hari, selain hari Sabtu, Minggu atau hari libur, dimana bank di Jakarta, Indonesia, beroperasi untuk menjalankan kegiatan usaha perbankan komersial.

IFC: International Finance Corporation.

JKR: Kantor Jasa Penilai Publik Jennywati, Kusnanto & Rekan, penilai independen yang terdaftar di OJK yang telah ditunjuk Perseroan untuk memberikan pendapat kewajaran terhadap Transaksi.

JPM: JP Morgan Chase, Singapura.

Keterbukaan Informasi: informasi-informasi sebagaimana tercantum dalam pengumuman dan/atau keterbukaan informasi ini.

SBLC: fasilitas Standby Letter of Credit yang diselenggarakan oleh Genesis dalam jumlah maksimum sebesar US$ 15,000,000.

Menkumham: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

OJK: Otoritas Jasa Keuangan yaitu lembaga yang independen sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (“UU OJK”) yang tugas dan wewenangnya meliputi pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan lainnya, dimana OJK merupakan lembaga yang menggantikan dan menerima hak dan kewajiban untuk melakukan fungsi pengaturan dan pengawasan dari Bapepam dan/atau Bapepam-LK per tanggal 31 Desember 2012 sesuai dengan ketentuan Pasal 55 UU OJK.

Pabrik: pabrik dan fasilitas amonia 660.000 TPA milik PAU di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Indonesia, menggunakan 55 MMSCFD gas dari ladang gas Senoro-Toili.

(4)

2

Perjanjian Jasa Fasilitas: Facilitation Services Agreement USD 15 Million SBLC Facility yang telah ditandatangani tanggal 7 Juni 2016 oleh dan antara Perseroan dan Genesis International Holdings Pvt Ltd, Singapore, selaku pemberi fasilitas.

Perseroan: PT Surya Esa Perkasa Tbk., suatu perusahaan terbuka yang didirikan berdasarkan dan tunduk kepada hukum Republik Indonesia, serta berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia.

Proyek: rencana pembangunan pabrik amoniak dengan kapasitas sebesar 2.000 MTPD di Sulawesi, Indonesia oleh PAU.

PFSSRA: Project Funds, Subordination and Share Retention Agreement tanggal 5 September 2014, berikut perubahan-perubahannya yang ditandatangani oleh dan antara Perseroan, PT Sepchem, Gulf Private Equity Partners Limited, Gulf Financial Limited, Chander Vinod Laroya, Theodore Permadi Rachmat, Garibaldi Thohir, PAU, dan IFC.

Genesis: Genesis International Holdings Pvt Ltd, Singapore, suatu perusahaan yang didirikan dan tunduk berdasarkan hukum Republik Singapura, berkedudukan di 17 Phillip Street, #05-01 Grand Building, Singapura.

(5)

3

I. PENDAHULUAN

Keterbukaan Informasi ini dibuat sehubungan dengan penandatanganan Perjanjian Jasa Fasilitas oleh Perseroan dan Genesis pada tanggal 7 Juni 2016 (“Transaksi”).

Transaksi merupakan Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan No. IX.E.1.

Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menyatakan bahwa Transaksi ini tidak mengandung Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1.

Sehubungan dengan hal-hal sebagaimana disebutkan di atas, sesuai dengan ketentuan Peraturan No. IX.E.1, Direksi Perseroan mengumumkan Keterbukaan Informasi ini dengan maksud untuk memberikan informasi maupun gambaran yang lebih lengkap kepada para pemegang saham Perseroan mengenai transaksi yang telah dilakukan antara Perseroan dan Genesis.

Tidak terdapat pembatasan (negative covenant) yang mewajibkan Perseroan untuk memperoleh persetujuan/izin terlebih dahulu dari pihak ketiga sehubungan dengan Transaksi.

II. TRANSAKSI

A. LATAR BELAKANG DAN ALASAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI

Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia dan berusaha dalam bidang usaha industri pemurnian dan pengolahan gas alam.

PAU adalah suatu perusahaan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia dan menjalankan usaha di bidang industri. Kegiatan usahanya terutama di bidang industri kimia dasar yang bersumber dari minyak bumi, gas alam dan batubara. PAU bermaksud untuk mengembangkan proyek pembangunan, kepemilikan dan operasional untuk suatu pabrik yang akan memproduksi 660.000 TPA amonia di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Indonesia, menggunakan 55 MMSCFD gas dari ladang gas Senoro -Toili (“Pabrik”). Dalam rangka memenuhi kewajiban Perseroan berdasarkan PFSSRA, dimana Perseroan diwajibkan untuk memberikan kontribusi kepada PAU, anak perusahaan yang dikendalikan oleh Perseroan, dalam bentuk ekuitas dan/atau pinjaman, serta Letter of Credit untuk menutup jumlah kontribusi yang belum dipenuhi Perseroan dan kekurangan pendanaan yang diperlukan untuk penyelesaian Proyek, Perseroan bermaksud untuk memperoleh fasilitas SBLC yang akan diatur perolehannya oleh Genesis. Genesis kemudian setuju untuk mengatur pemberian fasilitas SBLC tersebut kepada Perseroan. Berdasarkan Perjanjian Jasa Fasilitas, Genesis akan mengatur pemberian SBLC dari JPM dengan rekening Genesis atau (para) direkturnya. Genesis juga akan mengatur pemberian jaminan dan marjin yang mungkin dipersyaratkan oleh JPM sehubungan dengan fasilitas SBLC. Perseroan tidak akan memberikan asetnya sebagai jaminan atau marjin untuk keperluan

(6)

4

tersebut. Dalam hal terdapat jumlah yang diklaim oleh IFC terhadap SBLC, Genesis berhak untuk meminta pengembalian jumlah tersebut dari Perseroan. Perseroan setuju untuk membayar bunga sebesar 10% per tahun atas jumlah terutang sampai dengan tanggal dimana Perseroan membayar jumlah tersebut kepada Genesis. Genesis menyetujui bahwa segala jumlah terutang dari Perseroan kepadanya akan disubordinasikan dengan jumlah terutang Perseroan kepada PT Bank UOB Indonesia.

B. MANFAAT TRANSAKSI

Transaksi bermanfaat untuk mendukung PAU dalam merealisasi Proyek sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Fasilitas berdasarkan Transaksi diperlukan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan pencairan atas utang Proyek oleh IFC kepada PAU. Proyek akan memberikan nilai yang signifikan dalam memperkuat usaha Perseroan. Sebagai pemegang saham terbesar di PAU, Proyek pada saat beroperasi secara komersial akan memberi kontribusi besar terhadap kinerja Perseroan secara fundamental, sehingga akan memastikan pertumbuhan maksimum nilai Perseroan.

C. URAIAN MENGENAI TRANSAKSI Perjanjian Jasa Fasilitas

1. Obyek Perjanjian Jasa Fasilitas:

Jasa yang diberikan oleh Genesis untuk mengatur perolehan SBLC atas kewajiban kontribusi ekuitas Perseroan dari JPM.

2. Pihak-Pihak Dalam Transaksi a. Perseroan

Perseroan adalah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 07 tanggal 24 Maret 2006, yang dibuat di hadapan Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C-13339 HT.01.01.TH.2006 tanggal 9 Mei 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 1864/BH0903/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 23 September 2011, Tambahan No. 29332 (“Akta Pendirian Perseroan”). Kantor terdaftar Perseroan terletak di DBS Bank Tower Ciputra World 1 Jakarta lantai 18, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta Selatan 12940.

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana tercantum dalam Akta Pendirian Perseroan telah diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 65 tanggal 25 Mei 2015, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan (“Akta No. 65/2015”), yang

(7)

5

telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0942679 tanggal 17 Juni 2015 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-3520538.AH.01.11.TAHUN 2015 tanggal 17 Juni 2015.

Berdasarkan Akta No. 65/2015, para pemegang saham Perseroan menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan OJK.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam bidang industri pemurnian dan pengolahan minyak dan gas alam, menjalankan usaha di bidang industri petrokimia, menjalankan usaha jasa perdagangan besar, distributor utama dan ekspor untuk hasil produksi minyak, gas dan petrokimia, melakukan kegiatan di bidang jasa eksplorasi minyak dan gas bumi, hulu dan hilir, menjalankan kegiatan di bidang energi terbarukan, dan menjalankan usaha di bidang gas hilir.

Susunan permodalan Perseroan adalah sebagai berikut:

Modal Dasar : Rp 220.000.000.000,00 (dua ratus dua puluh miliar Rupiah)

Modal Ditempatkan : Rp 110.000.000.000,00 (seratus sepuluh miliar Rupiah)

Modal Disetor : Rp 110.000.000.000,00 (seratus sepuluh miliar Rupiah)

Modal Dasar Perseroan terbagi menjadi 2.200.000.000 saham, dengan masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,00.

Susunan pemegang saham Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Saham Perseroan per 31 Mei 2016 yang dikeluarkan oleh PT Datindo Entrycom, selaku Biro Administrasi Efek Perseroan adalah sebagai berikut:

NO. PEMEGANG SAHAM SAHAM NILAI NOMINAL %

1. PT Trinugraha

Akraya Sejahtera 330.000.000 33.000.000.000,00 30,000 2. PT Ramaduta

Teltaka 220.000.000 22.000.000.000,00 20,000 3. UOB Kay Hian Pte.

(8)

6

NO. PEMEGANG SAHAM SAHAM NILAI NOMINAL %

4. Masyarakat 446.342.000 44.634.200.000,00 40,577

Total 1.100.000.000 110.000.000.000 100,00

Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal Keterbukaan Informasi ini adalah sebagai berikut:

Direksi:

Direktur Utama : Garibaldi Tohir

Wakil Direktur Utama : Chander Vinod Laroya

Direktur : Ida Bagus Made Putra Jandhana Direktur : Isenta Hioe

Direktur Independen : Mukesh Agrawal Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Hamid Awaluddin

Wakil Komisaris Utama : Theodore Permadi Rachmat Komisaris Independen : Ida Bagus Rahmadi Supancana Komisaris : Rahul Puri

b. Genesis

Genesis merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Singapura pada tanggal 5 Maret 2009 berdasarkan Memorandum and Articles of Association tanggal 28 Februari 2009 di bawah Companies Act (Cap 50), terdaftar dengan nomor registrasi 200903969E dengan alamat terdaftarnya pada 17 Phillip Street, #05-01 Grand Building, Singapura.

Berdasarkan Accounting and Corporate Regulatory Authority tertanggal 18 April 2016 (“ACRA”), susunan pengurus Genesis pada tanggal Keterbukaan Informasi ini adalah sebagai berikut:

Direktur : Bhavna Laroya Bhandari

Berdasarkan ACRA, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Genesis adalah sebagai berikut:

NO. NAMA SPEMEGANG AHAM

JUMLAH

SAHAM JUMLAH (US$)

1. Bhavna Laroya

(9)

7 3. Pokok-Pokok Perjanjian

Sehubungan dengan Transaksi, Perseroan dan Genesis telah menandatangani Perjanjian Jasa Fasilitas tertanggal 7 Juni 2016, dengan pokok-pokok sebagai berikut:

Para Pihak:

a. Perseroan; dan

b. Genesis (“Pemberi Fasilitas”). Obyek Perjanjian:

Jasa yang diberikan oleh Genesis untuk mengatur perolehan fasilitas SBLC kepada Perseroan yang ditujukan kepada IFC yang akan digunakan untuk pemenuhan kewajiban kontribusi ekuitas Perseroan sebagaimana diatur dalam PFSSRA.

Biaya:

a. Uang muka: Perseroan akan membayar uang muka sebesar 3% per tahun dari jumlah SBLC kepada Genesis. Jumlah 3% pertama akan dibayar sebelum penerbitan SBLC dan jumlah 3% berikutnya akan dibayar setiap tahun SBLC;

b. Biaya SBLC: Perseroan akan mengganti biaya SBLC yang dibayar oleh Genesis kepada JPM (diperkirakan sebesar 1% per tahun dari jumlah SBLC).

Hal-hal Yang Dilarang:

Para pihak dilarang untuk mengalihkan Perjanjian Jasa Fasilitas tanpa persetujuan tertulis lebih dahulu dari pihak lainnya.

Penyelesaian Perselisihan:

Badan Arbitrase Nasional Indonesia Hukum yang Berlaku:

Hukum Republik Indonesia.

D. TRANSAKSI AFILIASI

Transaksi yang dilakukan antara Perseroan dan Genesis merupakan suatu Transaksi Afiliasi, di mana Bapak Chander Vinod Laroya, yang merupakan Wakil Direktur Utama Perseroan, juga merupakan ayah dari Bhavna Laroya Bhandari, satu-satunya pemegang saham dan Direktur Genesis.

E. PENGARUH TRANSAKSI TERHADAP POSISI KEUANGAN PERSEROAN

Transaksi tersebut akan memfasilitasi pemenuhan kewajiban Perseroan untuk merealisasikan Proyek PAU. Tanpa Transaksi tersebut, Perseroan harus melakukan investasi dengan nilai tunai yang setara dengan segera. Dengan demikian, Transaksi tersebut akan membantu pengelolaan arus kas Perseroan. Proyek PAU diperkirakan dapat menghasilkan EBITDA lebih dari US$ 100,000,000 per tahun setelah penyelesaian dimana akan menambah keuntungan Perseroan secara substansial.

(10)

8

III. RINGKASAN LAPORAN PENILAI

JKR sebagai penilai resmi (berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 2.09.0022 tanggal 24 Maret 2009 dan terdaftar sebagai kantor jasa profesi penunjang pasar modal di Bapepam - LK dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari OJK No. 02/PM.223/STTD-P/B/2014 (penilai usaha), juga telah ditunjuk manajemen Perseroan sebagai penilai independen sesuai dengan surat penawaran No. JK/160502-001 tanggal 2 Mei 2016, untuk memberikan pendapat kewajaran atas Transaksi.

Berikut adalah ringkasan Laporan Pendapat Kewajaran JKR atas Transaksi sebagaimana dituangkan dalam laporan No. JK/FO/160607-001 tanggal 7 Juni 2016, dengan ringkasan sebagai berikut:

a. Pihak-pihak yang terkait dalam Transaksi

Pihak-pihak yang bertransaksi yang tercantum di dalam Perjanjian Jasa Fasilitas adalah Perseroan dan Genesis.

b. Objek Transaksi Pendapat Kewajaran

Obyek Transaksi dalam Pendapat Kewajaran atas Transaksi adalah transaksi pembayaran jasa kepada Genesis sebesar 3,00% per tahun dari jumlah SBLC dan akan mengganti biaya SBLC yang dibayar oleh Genesis kepada JPM (diperkirakan sebesar 1,00% per tahun dari jumlah SBLC) sehubungan dengan Transaksi.

c. Maksud dan Tujuan Pendapat Kewajaran

Maksud dan tujuan pemberian Pendapat Kewajaran atas Transaksi adalah untuk memberikan gambaran mengenai kewajaran Transaksi dari aspek keuangan untuk memenuhi Peraturan No. IX.E.1.

d. Kondisi Pembatas dan Asumsi-Asumsi Pokok

Analisis Pendapat Kewajaran atas Transaksi dipersiapkan menggunakan data dan informasi sebagaimana diungkapkan di atas, data dan informasi mana telah JKR telaah. Dalam melaksanakan analisis, JKR bergantung pada keakuratan, kehandalan dan kelengkapan dari semua informasi keuangan, informasi atas status hukum Perseroan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada JKR oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum dan JKR tidak bertanggung jawab atas kebenaran informasi-informasi tersebut. Segala perubahan atas data dan informasi tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir pendapat JKR secara material. JKR juga bergantung kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada JKR menjadi tidak lengkap atau menyesatkan. Oleh karenanya, JKR tidak bertanggung jawab atas perubahan kesimpulan atas Pendapat Kewajaran JKR dikarenakan adanya perubahan data dan informasi tersebut.

(11)

9

Proyeksi laporan keuangan konsolidasian Perseroan sebelum dan setelah Transaksi disusun oleh manajemen Perseroan. JKR telah melakukan penelahaan atas proyeksi laporan keuangan tersebut dan proyeksi laporan keuangan tersebut telah menggambarkan kondisi operasi dan kinerja Perseroan. Secara garis besar, tidak ada penyesuaian yang signifikan yang perlu JKR lakukan terhadap target kinerja Perseroan yang dinilai.

JKR tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, JKR juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Transaksi. Jasa-jasa yang JKR berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Transaksi hanya merupakan pemberian Pendapat Kewajaran atas Transaksi dan bukan jasa-jasa akuntansi, audit atau perpajakan. JKR tidak melakukan penelitian atas keabsahan Transaksi dari aspek hukum dan implikasi aspek perpajakan. Pendapat Kewajaran atas Transaksi hanya ditinjau dari segi ekonomis dan keuangan. Laporan Pendapat Kewajaran atas Transaksi bersifat non-disclaimer opinion dan merupakan laporan yang terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional. Selanjutnya, JKR juga memperoleh informasi atas status hukum Perseroan berdasarkan anggaran dasar Perseroan.

Pekerjaan JKR yang berkaitan dengan Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, JKR tidak mempunyai kewenangan dan tidak berada dalam posisi untuk mendapatkan dan menganalisis suatu bentuk transaksi-transaksi lainnya di luar Transaksi yang ada dan mungkin tersedia untuk Perseroan serta pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap Transaksi.

Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan serta peraturan-peraturan Pemerintah terkait dengan Transaksi pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan.

Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, JKR menggunakan beberapa asumsi, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Transaksi. Transaksi dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan; serta keakuratan informasi mengenai Transaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.

Pendapat Kewajaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian dari analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan informasi dan analisis lainnya secara utuh sebagai satu kesatuan dapat menyebabkan pandangan dan kesimpulan yang menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran. Penyusunan Pendapat Kewajaran ini merupakan suatu proses yang rumit dan mungkin tidak dapat dilakukan melalui analisis yang tidak lengkap.

(12)

10

JKR juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran sampai dengan tanggal terjadinya Transaksi ini tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini. JKR tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi, memutakhirkan (update) pendapat JKR karena adanya perubahan asumsi dan kondisi serta peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan JKR. Perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar dan JKR bertanggung jawab atas laporan Pendapat Kewajaran.

Kesimpulan penilaian ini berlaku bilamana tidak terdapat perubahan yang memiliki dampak material terhadap Transaksi. Perubahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada, perubahan kondisi baik secara internal pada Perseroan maupun secara eksternal yaitu kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis, perdagangan dan keuangan serta peraturan-peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan terkait lainnya setelah tanggal laporan Pendapat Kewajaran ini dikeluarkan. Bilamana setelah tanggal laporan Pendapat Kewajaran ini dikeluarkan terjadi perubahan-perubahan tersebut di atas, maka Pendapat Kewajaran atas Transaksi mungkin berbeda.

e. Pendekatan dan Prosedur Penilaian

Dalam evaluasi Pendapat Kewajaran atas Transaksi, JKR telah melakukan analisis melalui pendekatan dan prosedur Pendapat Kewajaran Transaksi dari hal-hal sebagai berikut:

i. Analisis atas Transaksi;

ii. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif atas Transaksi; dan iii. Analisis atas Kewajaran Transaksi.

f. Kesimpulan

Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan, asumsi-asumsi, data dan informasi yang diperoleh dari manajemen Perseroan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini, penelaahan atas dampak keuangan Transaksi sebagaimana diungkapkan dalam Laporan Pendapat Kewajaran ini, JKR berpendapat bahwa Transaksi adalah wajar.

IV. PIHAK INDEPENDEN YANG DITUNJUK PERSEROAN

Pihak independen yang berperan dalam Transaksi dan telah ditunjuk oleh Perseroan adalah Kantor Jasa Penilai Publik Jennywati, Kusnanto & Rekan, penilai independen yang terdaftar di OJK yang telah ditunjuk Perseroan untuk memberikan pendapat kewajaran terhadap Transaksi.

(13)

11

V. INFORMASI TAMBAHAN

Kepada para pemegang saham Perseroan yang memerlukan informasi secara lebih detail mengenai Keterbukaan Informasi ini, diharapkan dapat menghubungi kami pada setiap hari dan jam kerja Perseroan di:

Corporate Secretary, PT Surya Esa Perkasa Tbk.

DBS Bank Tower Ciputra World 1 Jakarta, Lantai 18 Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5 Jakarta Selatan 12940, Indonesia Telepon: (62-21) 2988 5600

Referensi

Dokumen terkait

Temuan yang diperoleh dalam tahapan pengujian hipotesis konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sriwahyuni (2013) yang menemukan bahwa kepemilikan

Salah satu fitur Facebook app adalah social plugin dari Facebook yang dapat memiliki tampilan sama dengan fitur sosial untuk user Facebook sehingga memudahkan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat diambil suatu rumusan bagaimana menerapkan logika fuzzy pada penghangat telur menggunakan sensor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi etanol-air umbi bawang hutan terhadap penurunan kadar glukosa darah

Manusia yang hidup pada zaman Praaksara sekarang sudah berubah menjadi fosil.Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa jenis.Hal ini

Dalam penelitian ini sumber datanya diperoleh dari dokumen atau arsip-arsip yang dimiliki oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Balekambang Surakarta. Data

Pengaruh suhu hydrothermal pada jenis kristal TiO2 setelah mengalami proses kalsinasi 400 o C, 1 Jam……….. Pengaruh suhu hydrothermal pada jenis kristal TiO2 setelah mengalami

Transaksi berarti transaksi penerbitan Surat Utang oleh Penerbit di luar wilayah Republik Indonesia yang tunduk berdasarkan Rule 144 A dan Regulation S berdasarkan